NIM : 201850112
SOAL 1
a. Jelaskan alasan dan argumen Anda terkait situasi dimana sebuah organisasi dapat
memiliki keragaman pemikiran yakni semua karyawan memiliki ras yang sama dan usia
yang kurang lebih sama dengan latar belakang yang sama dan mengapa keragaman
pemikiran itu penting bagi organisasi saat ini?
Jawaban:
Menurut saya keragaman seperti hal umur, ras dan etis, jenis kelamin, agama dan status
disabilitas merupakan hal yang wajar dan tidak masalah. Manajemen keragaman yang
efektif dan perusahaan yang baik tidak mempedulikan ragam etnis yang dimiliki oleh
karyawannya. Perusahaan atau organisasi lebih memperhatikan apakah seseorang lebih
memenuhi syarat merupakan hal penting dalam pengambilan keputusan untuk
menerimanya sebagai pegawai, dalam memutuskan promosi kita perlu memperhatikan
apakah pekerja itu mampu mengambil tanggung jawab kepemimpinan dengan luar biasa.
Pemikiran dari berbagai organisasi bisa sama karena memang sudah semakinnya terbuka
ilmu pengetahuan dan daya pikir perusahaan, sehingga mereka bisa memilah mana yang
lebih baik dan tidak. Dan dengan adanya perbedaan tersebut akan dapat menambah
pengetahuan dari sudut pandang yang berbeda,seperti umur yang lebih tua berati memiliki
pengalaman yang lebih banyak. Dan dengan perbedaan ras dan latar belakang anggota,
juga dapat membuat kita belajar akan adanya budaya lainnya sehingga lebih membuat
kita menghargai budaya lain.
SOAL 2
a. Untuk menentukan budaya organisasi apa yang penting dan dibutuhkan oleh perusahaan,
seorang pemimpin perlu mempertimbangkan beberapa hal antara lain lingkungan, visi
perusahaan, dan perencanaan strategik. Dari pertimbangan dan perpaduan antara faktor
Lingkungan dan fokus visi serta strategik muncul 4 budaya perusahaan (corporate
culture). Gambarkan dan jelaskan nilai-nilai yang terkandung dalam masing-masing
budaya perusahaan tersebut.
Jawaban :
Involvement Culture Adaptability Culture
Kerja sama Kreativitas
Pertimbangan Percobaan
Perjanjian Mengambil Resiko
Keadilan Otonomi
Kesetaraan Sosial Daya Tanggap
Adaptability Culture
Budaya Adaptabilitas memiliki nilai-nilai kreativitas,percobaan, mengambil resiko,
otonomi, dan daya tanggap.
Budaya adaptabilitas dicirikan oleh pemimpin strategis yang mendorong nilai-nilai yang
mendukung kemampuan organisasi untuk menafsirkan dan menerjemahkan sinyal dari
lingkungan ke dalam respons perilaku baru. Karyawan memiliki otonomi untuk membuat
keputusan dan bertindak secara bebas untuk memenuhi kebutuhan baru, dan daya tanggap
terhadap pelanggan sangat dihargai. Para pemimpin juga secara aktif menciptakan
perubahan dengan mendorong dan menghargai kreativitas, eksperimen, dan pengambilan
risiko.
Achievement Culture
Budaya pencapaian ditandai dengan visi yang jelas tentang tujuan organisasi, dan para
pemimpin fokus pada pencapaian target tertentu seperti pertumbuhan penjualan,
kemampuan laba, atau pangsa pasar. Sebuah organisasi yang peduli dengan melayani
pelanggan tertentu di lingkungan eksternal tetapi tanpa memerlukan fleksibilitas dan
perubahan yang cepat cocok dengan budaya pencapaian. Ini adalah budaya berorientasi
hasil yang menghargai daya saing, agresivitas, inisiatif pribadi, dan kemauan untuk
bekerja lama dan keras untuk mencapai hasil. Penekanan pada kemenangan adalah
perekat yang menyatukan organisasi. Anheuser-Busch InBev mencerminkan budaya
pencapaian. Profesionalisme, ambisi, daya saing, dan agresivitas adalah nilai-nilai kunci.
Manajer membuat karyawan tetap fokus untuk mencapai tingkat penjualan dan laba yang
tinggi, dan mereka yang memenuhi tujuan yang menuntut akan diberi imbalan yang
mahal. Bonus dan promosi didasarkan pada kinerja, bukan senioritas, dan para eksekutif
puncak tidak menyesal memberikan perlakuan khusus kepada orang-orang yang
berprestasi tinggi.
Involvement Culture
Budaya keterlibatan memiliki fokus internal pada keterlibatan dan partisipasi karyawan
untuk memenuhi harapan yang berubah dari lingkungan eksternal. Lebih dari yang lain,
budaya ini menempatkan nilai pada pemenuhan kebutuhan anggota organisasi.
Perusahaan dengan budaya keterlibatan umumnya merupakan tempat yang ramah untuk
bekerja, dan karyawan mungkin tampak seperti keluarga. Pemimpin menekankan kerja
sama, pertimbangan karyawan dan pelanggan, dan menghindari perbedaan status. Para
pemimpin mengutamakan keadilan dan mencapai kesepakatan dengan orang lain
Consistency Culture
Budaya konsistensi memiliki fokus internal dan orientasi ketergantungan untuk
lingkungan yang stabil. Budaya mendukung cara berbisnis yang metodis, rasional, dan
teratur. Mengikuti aturan dan menjadi hemat dihargai. Organisasi berhasil dengan
menjadi sangat terintegrasi dan efisien.
b. Motivasi pekerja rendah merupakan masalah yang sering dihadap pemimpin di tempat
kerja. Ketika seseorang tidak mau menggunakan energi untuk pekerjaannya, pada
dasarnya mereka tidak terlibat dengan pekerjaannya. Hal ini dapat menyebabkan
penundaan, yang mengakibatkan kegagalan untuk memenuhi tenggat waktu yang ketat.
Jelaskan mengapa empowerment dapat memotivasi, bagaimana caranya?
Jawaban :
Motivasi mengacu pada kekuatan baik internal maupun eksternal seseorang yang
membangkitkan antusiasme dan ketekunan untuk mengejar tindakan tertentu. Motivasi
karyawan mempengaruhi produktivitas, jadi bagian dari Tugas pemimpin adalah
menyalurkan motivasi pengikut menuju pencapaian visi dan tujuan organisasi.
Sebagai seorang pemimpin, Anda bisa memberi karyawan memiliki kekuatan yang lebih
besar dan otoritas untuk membantu memenuhi yang lebih tinggi kebutuhan motivasi.
Perusahaan lain juga memberi karyawan lebih banyak kekuatan, informasi, dan otoritas
untuk memungkinkan mereka menemukan kepuasan intrinsik yang lebih besar.
Pemberdayaan / Empowerement dapat meningkatkan motivasi dengan memenuhi
kebutuhan karyawan pada tingkat yang lebih tinggi. Selain itu, para pemimpin sangat
diuntungkan dari perluasan kemampuan yang dibawa oleh partisipasi karyawan ke dalam
organisasi. Pemberdayaan memberikan motivasi yang kuat karena individu memiliki
perasaan bahwa mereka mengendalikan pekerjaan dan kesuksesan mereka.
SOAL 3
a. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berbasis digital telah mengubah pola
pekerjaan dalam tim kerja yang dilakukan oleh organisasi. Lama kelamaan, pendekatan
dan penggunaan Virtual Team semakin meningkat. Jelaskan dengan rinci perbedaan
antara Conventional Teams, Virtual Teams dan Global Teams serta contoh keterampilan
apa saya yang harus dikuasai agar Pemimpin Tim Virtual itu sukses?
Jawaban: