Ignatius Henry Octavian - 042532388 - Pemsaran Jasa
Ignatius Henry Octavian - 042532388 - Pemsaran Jasa
1. Karakteristik Jasa yang membedakan dengan produk terdiri dari tak berwujud
(intangibility), tak terpisahkan (inseparability), bervariasi (variability), dan dapat musnah
(perishability).
a. Intangibility artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasakan, disentuh, diraba, didengar
seperti yang dirasakan dari suatu produk. Implikasi pemasarannya adalah : jasa
tidak dapat disimpan, jasa tidak dapat dengan mudah di patenkan, jasa tidak
selalubisa dipamerkan atau dikomunikasikan, dan penetapan harga sulit
dilakukan.
b. Inseparability artinya jasa umumnya diproduksi dan dikonsumsi bersamaan. Baik
penyedia jasa dan konsumen menjadi bagian dari proses produksi. Konsumen
sering klai harus hadir di tempat jasa diproses dan dapat mengamati secara
langsung. Misalnya salon kecantikan yang menawarjan potong rambut, jika
konsumen tidak datang ke salon maka jasa tidak dapat diberikan. Implikasi
pemasarannya : Konsumen berpartisipasi dan memengaruhi transaksi, konsumen
salig memengaruhi, karyawan memengaruhi outcome jasa, produksi masal sulit
dilakukan.
c. Variability, hal ini disebabkan karena kualitas jasa tergantung pada siapa yang
menyediakan, kapan, dimana, dan kepada siapa. Variasi jasa sebagian besar
dipengaruhi oleh interaksi antara karyawan dan konsumen serta interaksi di antara
karyawan sendiri. Terjadinya interaksi tersebut dapat menyebabkan perbedaan
harapan dan presepsi sehingga sulit distandarisasikan. Implikasi pemasaran:
tindakan konsumen memengaruhi hasil jasa dan kepuasan, kualitas jasa
bergantung pada sejumlah factor yang tidak bisa dikontrol seperti factor
manusiawi: kelelahan, emosi dan psikologis, tidak ada standar yang pasti bahwa
jasa yang disampaikan sesuai dengan yang direncanakan atau dijanjikan.
d. Jasa tidak dapat disimpan dan tidak tahan lama, tidak dapat dikembalikan dan
dijual. Sebuah hotel yang mempunyai 100 kamar, hanyta dapat menjual 60 kamar
pada suatu hari, tidak dapat menyimpan 40 kamar kosong yang kemudian akan
dijual sebanyak 10 kamar pada hari yang lain. Penghasilan yang seharusnya
didapat dari 40 kamar hilang. Demikian juga untuk jenis jasa lain seperti
penerbangan, bioskop, dan restoran. Implikasi pemasaran: kesulitan sinkronasi
permintaan dan penawaran, jasa tidak dapat ditukar, dijual dan disimpan.
3. Tahapan proses keputusan konsumsi jasa umumnya dilakukan atas tiga tahapan yaitu:
a. Pra-Pembelian (Pre-Purchase); Tahap awal pembilaan atau pra-pembelian
merupakan tahap awal dimana konsumen mulai menyadari munculnya kebuthuan
(Need Awareness). Munculnya kebutuhan bisa disebabkan karena adanya suatu
masalah yaitu adanya keqadaan dimana terdapat perbedaan antara apa yang
diinginkan dengan sebenarnya yang terjadi.
i. Contoh : Seorang yang menikmati liburan bersama keluarga bermaksud
untuk menyewa resort yang letaknya dipantai, maka situasi yang terjadi
adalah shortage. Kemudian pada saat menggunakan resort, ternyata
pelayanan dalam kondisi ruangan tidak memuaskan yang menyebabkan
konsumen ingin pindah ke hotel lain, maka yang terjadi adalah produk jasa
gagal memuaskan konsumen (unfulfilled desire)
b. Penyampaian jasa (Encounter) ; Pengenalan masalah akan mendorong konsumen
untuk memutuskan melakukan pembelian, pada tahapan ini konsumen
berinteraksi secara langsung dengan penyedia jasa.
i. Contoh :Jasa selalu berkaitan dengan tingkat kontak antara penyedia jasa
dan konsumen yang berbeda beda. Berbagai kontak terjadi dengan cepat
dan sederhana seperti ketika konsumen menghubungi Contact center.
Sebaliknya ada sebagian jasa yang terjadinya kontak bisa dalam waktul
lama dan rumit, misalnya mengunjungi dokter untuk perawatan gigi yang
membutuhkan waktu beberapa kali pertemuan suapaya hasilnya maksimal.
c. Pasca Penyampaian Jasa ( Post – Encounter Stage) : Setelah konsumen
mengkonsumi produk/jasa, konsumen akan menilai dan mengevaluasi
jasa/layanan yang telah diberikan penyedia jasa dan dapat dijadikan pertimbangan
apakah akan terus menggunakan jasa di masa mendatang.
i. Contoh : Setelah menggunakan jasa potong rambut, setelah keluar dari
barbershop kita puas dengan hasil potongannya yang rapi dan pelayanan
jasa yang baik, maka kita sebagai konsumen akan kembali potong ramut di
barbershop itu terus menerus.
4. Keterkaitan antara Positioning-Branding-Diferensiasi. Bagaimana jika di aplikasikan
pada kasus perusahaan Hotel Santika.
Positioning adalah usaha perusahaan untuk membuat konsumen selalu mengingat
produk/jasa/merek disbanding apa yang ditawarkan pesaing. Untuk memnonjolkan
positioning perlu didukung oleh diferensiasi yang kuat (produk, layanan, personel).
Positioning dan diferensiasi yang kuat kan memperkokoh brand organisasi. Brand
merupakan keyakinan institusi/perusahaan yang sangat bernilai. Hal penting perlu
dipahami bahwa brand mempunyi arti mendalam yang tidak hanya sekedar “a logo,
slogan, catchy saying, mission statement atau publicality campaign”. Tetapi brand
adaalah kepercayaan dan kredibilitas institusi/perusahaan.
5. Dimensi penting yang harus dipahami oleh penyedia jasa dalam melaksanakan
inovasidibidang jasa antara lain :
a. service offering , nilai yang ditawarkan oleh penyedia jasa merupakan suatu
kolaborasiantara penyedia dan konsumen. Jadi ide-ide baru yang dtawarkan
penyedia jasa hendaknya lebih diarahkan sebagai solusi masalah konsumen.