Anda di halaman 1dari 20

Materi 3

PENYUSUNAN DAN PENYAJIAN LAPORAN AKUNTANSI SYARIAH

Paradigma Transaksi Syariah

Asas Transaksi Syariah

Karakteristik Transaksi Syariah

Tujuan Laporan Keuangan

Unsur-Unsur Laporan Keuangan

Contoh Laporan Keuangan Bank Syariah


KONSEP AKUNTANSI SYARIAH SERTA PENYUSUNAN DAN
PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN SYARIAH

Paradigma Transaksi Syariah

Syariah mengatur aktivitas umat manusia yang berisi perintah dan larangan, baik dalam
hubungan makhluk dengan Al–Khaliq maupun hubungan sesama makhluk. Prinsip syariah
dalam kegiatan muamalah (transaksi syariah) mengikat semua pelaku secara hukum dan
stakeholders yang melakukan transaksi syariah. Akhlak merupakan norma dan etika yang
berisi nilai–nilai moral dalam interaksi sesama makhluk agar hubungan yang terjadi saling
menguntungkan, sinergis dan harmonis.

Asas Transaksi Syariah

Transaksi syariah berdasarkan pada prinsip :

1) Persaudaraan (Ukhuwah), yang berarti bahwa transaksi syariah menjunjung tinggi nilai
kebersamaan dalam memperoleh manfaat, sehingga seseorang tidak boleh mendapatkan
keuntungan di atas kerugian orang lain.
2) Keadilan (‘adalah), yang berarti selalu menempatkan sesuatu hanya pada yang berhak
dan sesuai dengan realitas prinsip ini dalam bingkai aturan muamalah adalah melarang
adanya unsur : riba (unsur bunga dalam segala bentuk dan jenisnya, baik riba nasi’ah
maupun riba fadhl), kezaliman (unsur yang merugikan diri sendiri, orang lain, maupun
lingkungan), maysir (unsur judi dan sikap spekulatif), gharar (unsur ketidakjelasan), dan
haram (baik dalam barang maupun jasa serta aktivitas operasional yang terkait).
a. Esensi riba adalah setiap tambahan pada jumlah piutang yang dipersyaratkan dalam
transaksi pinjam–meminjam uang serta derivasinya dan transaksi tidak tunai lainnya,
seperti murabahah tangguh dan setiap tambahan yang dipersyaratkan dalam transaksi
pertukaran antarbarang ribawi termasuk pertukaran uang yang sejenis secara tunai
maupun tangguh dan yang tidak sejenis secara tidak tunai.
b. Esensi kezaliman (Zhulm) adalah menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya,
memberikan sesuatu tidak sesuai ukuran, kualitas, dan waktunya, mengambil sesuatu
yang bukan haknya dan memperlakukan sesuatu tidak pada porsinya.
c. Esensi maysir adalah setiap transaksi yang bersifat spekulatif dan tidak berkaitan
dengan produktivitas serta bersifat perjudian (Gambling).
d. Esensi gharar adalah setiap transaksi yang berpotensi merugikan salah satu pihak
karena mengandung unsur ketidakjelasan, manipulasi dan eksploitasi informasi serta
tidak adanya kepastian pelaksaan akad. Bentuk–bentuk gharar adalah :
- Tidak adanya kepastian penjual untuk menyerahkan objek akad pada waktu terjadi
akad, baik objek akad itu sudah ada maupun belum ada.
- Menjual sesuatu yang belum berada di bawah penguasaan penjual.
- Tidak adanya kepastian kriteria kualitas dan kuantitas barang atau jasa.
- Tidak adanya kepastian jumlah harga yang harus dibayar dan alat pembayaran.
- Tidak adanya ketegasan jenis dan objek akad.
- Kondisi objek akad tidak dapat dijamin kesesuaiannya dengan yang ditentukan
dalam transaksi.
- Adanya unsur eksploitasi salah satu pihak karena informasi yang kurang atau
dimanipulasi dan ketidaktahuan atau ketidakpahaman yang ditransaksikan.
3) Kemaslahatan (Maslahah), yaitu segala bentuk kebaikan dan manfaat yang berdimensi
duniawi dan ukhrawi, material dan spiritual, serta individual dan kolektif. Kemaslahatan
harus memenuhi dua unsur yaitu : halal (patuh terhadap ketentuan syariah) dan thayib
membawa kebaikan dan bermanfaat). Transaksi syariah yang dianggap bermaslahat harus
memenuhi secara keseluruhan unsur–unsur yang menjadi tujuan ketetapan syariah
(Maqasid syariah) yaitu berupa pemeliharaan terhadap beberapa aspek yaitu :
a. Akidah, keimanan dan ketakwaan.
b. Akal (‘aqal ).
c. Keturunan (Nas).
d. Harta benda (Mal).
4) Keseimbangan (Tawazun), yaitu keseimbangan antara aspek material dan spiritual,
antara aspek privat dan publik, antara sektor keuangan dan sektor riil, antara bisnis dan
sosial serta antara aspek pemanfaatan serta pelestarian.
5) Universalisme (Syurmulia), dimana esensinya dapat dilakukan oleh, dengan, dan untuk
semua pihak yang berkepentingan tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan,
sesuai dengan semangat kerahmatan semesta (Rahmatan lil alamin).
Karakteristik Transaksi Syariah

Implementasi transaksi yang sesuai dengan paradigma dan asas transaksi syariah harus
memenuhi karakteristik dan persyaratan antara lain :

1. Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling rida.
2. Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik (thayyib).
3. Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan pengukuran nilai, bukan sebagai
komoditas.
4. Tidak mengandung unsur riba, kezaliman, maysir, gharar, dan haram.
5. Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value of money) karena
keuntungan yang didapat kegiatan usaha terkait dengan resiko yang melekat pada
kegiatan usaha tersebut sesuai dengan prinsip Al–Ghunmu bil ghurmi (no gain without
accompanying risk).
6. Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar serta untuk
kepentingan semua pihak tanpa merugikan pihak lain sehingga tidak diperkenankan
menggunakan standar ganda harga untuk satu akad serta tidak menggunakan dua
transaksi bersamaan yang berkaitan (Ta’alluq) dalam satu akad.
7. Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan (Najasy), maupun melalui
rekayasa penawaran (Ikhtikar).
8. Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap–menyuap (risywah).

Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan utama laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi menyangkut


posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan entitas syariah yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan laporan
keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja
dan arus kas entitas syariah yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan
dalam rangka membuat keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban
(Stewardship) manajemen atas penggunaan sumber–sumber daya yang dipercayakan kepada
mereka.
Di samping itu, terdapat beberapa tujuan lain dari laporan keuangan diantaranya meliputi :

a. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua transaksi dan kegiatan
usaha.
b. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tanggung jawab entitas syariah
terhadap amanah dalam mengamankan dana, menginvestasikan pada tingkat keuntungan
yang layak.
c. Informasi kepatuhan entitas syariah yang tidak sesuai dengan prinsip syariah, serta
informasi aset, kewajiban, pendapatan, dan beban yang tidak sesuai dengan prinsip syariah
bila ada dan bagaimana perolehan dan penggunaannya.
d. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh penanam modal dan
pemilik dana syirkah temporer dan informasi mengenai pemenuhan kewajiban
(Obligation) fungsi sosial entitas syariah, termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat,
infak, sedekah, dan wakaf.

Unsur – Unsur Laporan Keuangan

Lembaga Keuangan Syariah (LKS) memiliki fungsi yang berbeda dengan lembaga
keuangan konvensional, maka laporan keuangan LKS memiliki unsur yang berbeda dengan
unsur laporan keuangan pada lembaga keuangan konvensional.

a. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan komersial terdiri atas laporan
posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi, laporan arus kas, serta laporan perubahan
ekuitas.
b. Komponen laporan keuangan yang mencerminkan kegiatan sosial meliputi laporan sumber
dan penggunaan zakat serta laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan.
c. Komponen laporan keuangan lainnya yang mencerminkan kegiatan dan tanggung jawab
khusus entitas syariah tersebut. Pada bank syariah dikenal dengan Laporan Perubahan
Dana Investasi Terikat. Pada asuransi syariah dikenal dengan laporan surplus (defisit),
underwriting dana tabarru dan laporan perubahan dana tabarru.
Secara lebih spesifik, bentuk laporan keuangan dari perbankan syariah meliputi :

1. Posisi keuangan entitas syariah disajikan sebagai neraca.


2. Informasi kinerja entitas syariah yang dapat disusun berdasarkan definisi dana seperti
seluruh sumber daya keuangan, modal kerja aset likuid atau kas.
3. Informasi lain seperti laporan penjelasan tentang pemenuhan fungsi sosial entitas syariah.
4. Catatan atas laporan keuangan dan skedul tambahan merupakan penampung dari informasi
tambahan yang relevan termasuk pengungkapan tentang resiko dan ketidakpastian yang
mempengaruhi entitas, informasi tentang segmen industri dan geografi serta pengaruh
perubahan harga terhadap entitas juga dapat disajikan.

Posisi Keuangan

Unsur–unsur yang membentuk laporan posisi keuangan meliputi aktiva, kewajiban, dana
syirkah temporer, dan ekuitas.

1. Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh entitas syariah sebagai akibat dari peristiwa
masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh entitas
syariah.
2. Kewajiban merupakan utang entitas syariah masa kini yang timbul dari peristiwa masa
lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas
syariah yang mengandung manfaat ekonomi.
3. Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan jangka waktu
tertentu dari individu dan pihak lainnya di mana entitas syariah mempunyai hak untuk
mengelola dan menginvestasikan dana tersebut dengan pembagian hasil investasi
berdasarkan kesepakatan.
4. Ekuitas adalah hak residual atas aktiva entitas syariah setelah dikurangi semua kewajiban
dan dana syirkah temporer.

Laporan keuangan bank syariah yang lengkap meliputi

1. Neraca
2. Laporan laba rugi
3. Laporan arus kas
4. Laporan perubahan ekuitas
5. Laporan perubahan dana investasi terikat
6. Laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil
7. Laporan sumber dan penggunaan dana zakat
8. Laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan, dan
9. Catatan atas laporan keuangan

Neraca

Bank syariah menyajikan pada laporan posisi keuangan (neraca) dengan


memperhatikan ketentuan dalam PSAK terkait, mencakup pos–pos sebagai berikut :
Aset
1. Kas
2. Penempatan pada Bank Indonesia
3. Giro pada bank lain
4. Penempatan pada bank lain
5. Efek – efek
6. Piutang
a. Piutang murabahah
b. Piutang salam
c. Piutang istishna’
d. Piutang pendapatan ijarah
7. Pembiayaan
a. Pembiayaan mudharabah
b. Pembiayaan musyarakah
8. Persediaan (aset yang dibeli untuk dijual kembali kepada nasabah)
9. Tagihan dan kewajiban akseptasi
10. Aset yang diperoleh untuk ijarah
11. Aset istishna’ dalam penyelesaian (setelah dikurangi dengan termin istishna’)
12. Penyertaan
13. Aset tetap dan akumulasi penyusutan
14. Aset lain
Kewajiban
1. Kewajiban segera
2. Bagi hasil yang belum dibagikan
3. Simpanan :
a. Giro wadiah
b. Tabungan wadiah
4. Simpanan bank lain :
a. Giro wadiah
b. Tabungan wadiah
5. Utang :
a. Utang salam
b. Utang istishna
6. Kewajiban kepada bank lain
7. Pembiayaan yang diterima
8. Utang pajak
9. Estimasi kerugian dan komitmen kontinjensi
10. Pinjaman yang diterima
11. Kewajiban lainnya
12. Pinjaman subordinasi
Dana Syirkah Temporer
1. Syirkah temporer dari bukan bank :
a. Tabungan mudharabah
b. Deposito mudharabah
2. Syirkah temporer dari bank :
a. Tabungan mudharabah
b. Deposito mudharabah
3. Musyarakah

Ekuitas
1. Modal disetor
2. Tambahan modal disetor
3. Saldo laba (rugi)
Contoh Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Bank Syariah

PT Bank Syariah “X”


Laporan Posisi Keuangan (Neraca)
Per 31 Desember 200-A dan 200-B

Aset 200-A 200-B


Kas xxx xxx
Penempatan pada Bank Indonesia xxx xxx
Giro pada bank lain xxx xxx
Penempatan pada bank lain xxx xxx
Investasi pada efek/surat berharga xxx xxx
Piutang:
Murabahah xxx xxx
Salam xxx xxx
Istishna’ xxx xxx
Ijarah xxx xxx
Jumlah Piutang xxx xxx
Pembiayaan:
Mudharabah xxx xxx
Musyarakah xxx xxx
Jumlah Pembiayaan xxx xxx
Persediaan xxx xxx
Tagihan dan Kewajiban akseptasi xxx xxx
Aset Ijarah xxx xxx
Aset Istishna’ dalam penyelesaian xxx xxx
Penyertaan pada entitas lain xxx xxx
Aset tetap dan akumulasi penyusutan xxx xxx
Aset lainnya xxx xxx
Jumlah Aset xxx xxx
Kewajiban
Kewajiban segera xxx xxx
Bagi hasil yang belum dibagikan xxx xxx
Simpanan xxx xxx
Simpanan dari bank lain xxx xxx
Utang:
Salam xxx xxx
Istishna’ xxx xxx
Jumlah Utang xxx xxx
Kewajiban kepada bank lain xxx xxx
Pembiayaan yang diterima xxx xxx
Utang pajak xxx xxx
Estimasi Kerugian komitmen dan kontinjensi xxx xxx
Pinjaman yang diterima xxx xxx
Pinjaman subordinasi xxx xxx
Jumlah Kewajiban xxx xxx

Dana Syirkah Temporer


Dana syirkah temporer dari bukan bank:
Tabungan mudharabah xxx xxx
Deposito mudharabah xxx xxx
Jumlah DST bukan bank xxx xxx
Musyarakah xxx xxx
Jumlah Dana Syirkah Temporer xxx xxx

Ekuitas
Modal disetor xxx xxx
Tambahan modal disetor xxx xxx
Saldo laba (rugi) xxx xxx
Jumlah Ekuitas xxx xxx
Jumlah Kewajiban, DST, dan Ekuitas xxx xxx
Bank syariah menyajikan komponen–komponen laporan laba rugi dengan mengacu
pada PSAK terkait dengan penyajian pos–pos sebagai berikut :

1. Pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharib :


a. Pendapatan dari jual beli :
- Pendapatan margin murabahah
- Pendapatan neto salam paralel
- Pendapatan neto istishna paralel
b. Pendapatan dari sewa :
- Pendapatan neto ijarah
c. Pendapatan dari bagi hasil :
- Pendapatan bagi hasil mudharabah
- Pendapatan bagi hasil musyarakah
d. Pendapatan usaha utama lainnya
2. Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syirkah temporer
3. Pendapatan usaha lainnya
a. Pendapatan imbalan (fee) jasa perbankan
b. Pendapatan imbalan investasi terikat
4. Beban usaha
5. Laba atau rugi usaha
6. Pendapatan non usaha
7. Beban non usaha
8. Beban pajak
9. Laba atau rugi neto
Contoh Laporan Kinerja Keuangan (Laporan Laba Rugi) Bank Syariah

PT Bank Syariah “X”


Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba
Periode 1 Januari s.d 31 Desember 200-B dan 200-A

200-B 200-A
Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank sebagai Mudharib
Pendapatan dari jual beli: xxx xxx
Pendapatan margin murabahah xxx xxx
Pendapatan bersih salam paralel xxx xxx
Pendapatan bersih istishna’ paralel xxx xxx
Jumlah pendapatan jual beli
Pendapatan dari sewa:
Pendapatan bersih ijarah xxx xxx
Pendapatan dari bagi hasil
Pendapatan bagi hasil mudharabah xxx xxx
Pendapatan bagi hasil musyarakah xxx xxx
Jumlah pendapatan bagi hasil xxx xxx
Pendapatan usaha utama lainnya xxx xxx
Jumlah Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank sebagai Mudharixxx xxx
Hak pihak ketiga atas bagi hasil (xxx) (xxx)
Hak bagi hasil milik bank (xxx) (xxx)
Pendapatan Usaha lainnya
Pendapatan imbalan jasa perbankan xxx xxx
Pendapatan imbalan investasi terikat xxx xxx
Beban Usaha
Beban kepegawaian (xxx) (xxx)
Beban administrasi (xxx) (xxx)
Beban penyusutan dan amortisasi (xxx) (xxx)
Beban usaha lain (xxx) (xxx)
Jumlah Beban Usaha (xxx)
(xxx)
Laba (Rugi) Usaha xxx xxx
Pendapatan dan Beban Non-Usaha:
Pendapatan Non-Usaha xxx xxx
Beban Non-Usaha xxx xxx
Jumlah Pendapatan (Beban) Non-Usaha xxx xxx
Laba (Rugi) sebelum pajak xxx xxx
Beban pajak xxx xxx
Laba (Rugi) Bersih Periode Berjalan xxx xxx

Laporan Arus Kas


Bank syariah menyajikan laporan arus kas dengan mengacu pada PSAK terkait.
Laporan Perubahan Ekuitas
Bank syariah menyajikan laporan perubahan ekuitas dengan mengacu pada PSAK
terkait.

Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat


Laporan perubahan dana investasi terikat memisahkan dana terikat berdasarkan sumber
dana dan memisahkan investasi berdasarkan jenisnya. Bank syariah menyajikan laporan
perubahan dana investasi terikat sebagai komponen utama laporan keuangan yang
menunjukkan:

a. Saldo awal dana investasi terikat


b. Jumlah unit penyertaan investasi pada setiap jenis investasi dan nilai perunit penyertaan
pada awal periode
c. Dana investasi yang diterima dan unit penyertaan investasi yang diterbitkan bank
syariah selama periode laporan
d. Penarikan atau pembelian kembali unit penyertaan investasi selama periode laporan
e. Keuntungan atau kerugian dana investasi terikat
f. Imbalan bank syariah sebagai agen investasi
g. Beban administrasi dan beban tidak langsung lainnya yang dialokasikan oleh bank
syariah ke dana investasi terikat
h. Saldo akhir dana investasi terikat
i. Jumlah unit penyertaan investasi pada setiap jenis investasi dan nilai perunit penyertaan
pada akhir periode

Investasi terikat adalah investasi yang bersumber dari pemilik dana investasi terikat dan
sejenisnya yang dikelola oleh bank syariah sebagai agen investasi. Investasi terikat bukan
merupakan aset maupun kewajiban karena bank syariah tidak mempunyai hak untuk
menggunakan atau mengeluarkan investasi tersebut, serta bank syariah tidak memiliki
kewajiban mengembalikan atau menanggung resiko investasi.

Contoh Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat


PT Bank Syariah “X”
Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat
Periode yang Berakhir 31 Desembar 200-A

Saldo awal xxx


Jumlah unit penyertaan investasi awal periode xxx
Nilai per unit penyertaan investasi xxx
Penerimaan dana xxx
Penarikan dana (xxx)
Keuntungan (kerugian) investasi xxx
Biaya administrasi (xxx)
Imbalan bank sebagai agen investasi (xxx)
Saldo investasi pada akhir periode xxx
Jumlah unit penyertaan investasi pada akhir periode xxx
Nilai unit penyertaan investasi pada akhir periode xxx
Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil

Dalam laporan rekonsiliasi pendapatan dan bagi hasil bank syariah menyajikan :

a. Pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharib


b. Penyesuaian atas :
1. Pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharib periode berjalan yang kas
atau setara kasnya belum diterima
2. Pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharib periode sebelumnya yang kas
atau setara kasnya diterima di periode berjalan
c. Pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil
d. Bagian bank syariah atas pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil
e. Bagian pemilik dana atas pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil :
1. Bagi hasil yang sudah didistribusikan ke pemilik dana
2. Bagi hasil yang belum didistribusikan ke pemilik dana

PT Bank Syariah “X”


Laporan Reconsiliasi Pendapatan dan Bagi Hasil
Periode yang Berakhir 31 Desember 200-A

Pendapatan Usaha Utama (Akrual) xxx


Pengurang:
Pendapatan periode berjalan yang kas atau setara kasnya belum diterima
Pendapatan margin mudharabah (xxx)
Pendapatan istishna’ (xxx)
Hak bagi hasil:
Pembiayaan mudharabah (xxx)
Pembiayaan murabahah (xxx)
Pendapatan sewa (xxx)
Jumlah pengurang (xxx)
Penambah:
Pendapatan periode sebelumnya yang kasnya diterima pada periode berjalan
Penerimaan pelunasan piutang: xxx
Margin murabahah xxx
Istishna’ xxx
Pendapatan sewa
Penerimaan piutang, bagi hasil:
Pembiayaan murabahah xxx
Pembiayaan musyarakah xxx
Jumlah penambah xxx

Pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil xxx


Bagi hasil yang menjadi hak bank syariah xxx
Bagi hasil yang menjadi hak pemilik dana xxx
Dirinci atas:
Hak pemilik dana atas bagi hasil yang sudah didistribusikan xxx
Hak pemilik dana atas bagi hasil yang belum didistribusikan xxx

Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat

Entitas syariah menyajikan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat sebagai
komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan :

1. Sumber dana zakat :


a. Sumber dari dalam entitas syariah
b. Sumber dari luar entitas syariah
2. Penggunaan dana zakat :
a. Fakir
b. Miskin
c. Riqab
d. Orang yang terlilit utang (gharim)
e. Mualaf
f. Fi sabilillah
g. Orang yang dalam perjalanan (ibnu sabil)
h. Amil
3. Kenaikan atau penurunan dana zakat
4. Saldo awal dana zakat
5. Saldo akhir dana zakat
Unsur dasar Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat meliputi sumber dana,
penggunaan dana selama suatu jangka waktu, serta saldo dana zakat yang menunjukkan dana
zakat yang belum disalurkan pada tanggal tertentu.
Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat Bank Syariah

PT Bank Syariah “X”


Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat
Periode 1 Januari s.d 31 Desember 200-B dan 200-A

200-B 200-A
Sumber Dana Zakat
Zakat dari dalam bank syariah xxx xxx
Zakat dari pihak luar bank syariah xxx xxx
Jumlah sumber dana zakat xxx xxx
Penggunaan Dana Zakat
Fakir (xxx) (xxx)
Miskin (xxx) (xxx)
Amil (xxx) (xxx)
Mualaf (xxx) (xxx)
Orang yang terlilit utang (gharim) (xxx) (xxx)
Riqab (xxx) (xxx)
Fisabilillah (xxx) (xxx)
Orang yang dalam perjalanan (ibnu sabil) (xxx) (xxx)
Jumlah penggunaan dana zakat (xxx) (xxx)
Kenaikan (penurunan) dana zakat xxx xxx
Saldo awal dana zakat xxx xxx
Saldo akhir dana zakat xxx xxx
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan

Entitas bank syariah menyajikan Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
sebagai komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan :
a. Sumber dana kebajikan yang berasal dari penerimaan :
1. Infak
2. Sedekah
3. Hasil pengelolaan wakaf sesuai dengan perundang – undangan yang berlaku
4. Pengembalian dana kebajikan produktif
5. Denda
6. Pendapatan non halal
b. Penggunaan dana kebajikan untuk :
1. Dana kebajikan produktif
2. Sumbangan
3. Penggunaan lainnya untuk kepentingan umum
c. Kenaikan atau penurunan sumber dana kebajikan
d. Saldo awal dana penggunaan dana kebajikan
e. Saldo akhir dana penggunaan dana kebajikan

Unsur dasar laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan meliputi sumber dan
penggunaan dana selama jang waktu tertentu serta saldo dana kebajikan yang menunjukkan
dana kebajikan yang belum disalurkan pada tanggal tertentu.
Contoh Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan Bank Syariah

PT Bank Syariah “X”


Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan
Periode 1 Januari s.d 31 Desember 200-B dan 200-A

200-B 200-A
Sumber Dana Kebajikan
Infak dan zakat dari dalam bank syariah xxx xxx
Sedekah xxx xxx
Hasil pengelolaan wakaf xxx xxx
Pengembalian dana kebajikan produktif xxx xxx
Denda xxx xxx
Pendapatan non-halal xxx xxx
Jumlah sumber dana kebajikan xxx xxx
Penggunaan Dana Kebajikan
Dana kebijakan produktif (xxx) (xxx)
Sumbangan (xxx) (xxx)
Penggunaan lainnya untuk kepentingan umum (xxx) (xxx)
Jumlah penggunaan dana kebajikan (xxx) xxx
Kenaikan (penurunan) dana kebajikan xxx xxx
Saldo awal dana zakat xxx xxx
Saldo akhir dan zakat xxx xxx

Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas Laporan Keuangan mengungkapkan :

a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang
dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.
b. Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak
disajikan di Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas,
Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, dan Laporan Penggunaan Dana Kebajikan.
c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam
rangka penyajian secara wajar.

Anda mungkin juga menyukai