Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH PEMASARAN MEDIA SOSIAL TERHADAP MINAT BELI

PRODUK VAPE

PROPOSAL

Disusun oleh:

<NAMA>
NPM:

FAKULTAS BISNIS DAN EKONOMIKA


UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bisnis adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara terorganisasi untuk
menghasilkan dan menjual barang atau jasa dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat (Hugher Kapoor, 2010). Secara sederhana bisnis
dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan untuk mendapatkan keuntungan dengan cara menjual
produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kegiatan bisnis dapat dilakukan
oleh individu ataupun sekelompok individu terorganisir yang mampu menciptakan nilai
melalui produksi barang atau menyediakan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan
mendapatkan keuntungan dari transaksi tersebut melalui sejumlah uang yang ditukarkan
dengan barang atau jasa yang diberikan. Kegiatan bisnis terjadi karena adanya transaksi
antara penjual dan pembeli, penjual adalah pelaku bisnis yang menyediakan barang atau jasa,
sedangkan pembeli adalah orang yang menikmati atau menggunakan barang atau jasa yang
ditawarkan.
Bisnis memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat. Bisnis mampu memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam pemenuhan kebutuhan
pokok seperti pangan, sandang dan papan. Selain dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari,
kegiatan bisnis juga mampu menjadi sumber penghasilan masyarakat melalui lapangan
pekerjaan yang diciptakan dan melalui sumber penghasilan tersebut masyarakat mampu
memiliki kekuatan untuk mendapatkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhannya.
Kegiatan bisnis perlu memiliki upaya untuk menyampaikan informasi tentang produk
atau jasa yang ditawarkan kepada masyarakat. Hal tersebut dilakukan untuk mencari pembeli
atau konsumen yang membutuhkan barang atau jasa yang ditawarkan. Kegiatan penyampaian
informasi tersebut biasa disebut dengan pemasaran. Pemasaran merupakan suatu proses yang
didalamnya terdapat individu atau kelompok yang mendapatkan apa yang mereka butuhkan
atau inginkan melalui upaya penawaran produk atau jasa yang memiliki nilai dari pihak lain
(Kotler dan Lane, 2007). Kegiatan pemasaran pada umumnya dilakukan dengan
menggunakan media massa seperti poster, koran, radio dan televisi sebagai sarana untuk
menyebarluaskan informasi tentang suatu produk atau jasa. Namun dengan kemajuan
teknologi digital saat ini terciptalah sebuah media baru yang bernama media sosial.
Media sosial merupakan suatu media di internet yang memungkinkan penggunannya
untuk dapat merepresentasikan dirinya, berinteraksi, bekerja sama, berbagi, berkomunikasi
dan membentuk ikatan sosial secara virtual dengan pengguna media sosial lain (Nasrullah,
2015). Sama halnya seperti media massa, seseorang mampu mengirimkan teks, gambar atau
video yang dapat dilihat oleh banyak orang secara terbuka. Namun yang membedakannya
adalah dalam media sosial memungkinkan terjadi interaksi dua arah artinya dalam setiap teks,
gambar atau video yang di upload dapat diberikan komentar, like, dan dibagikan secara
langsung ke pengguna lain. Fitur-fitur tersebut yang mampu membuat informasi mudah
tersebar di media sosial. Dengan sifatnya yang terbuka dan mudah dalam penyebaran
informasi maka kegiatan pemasaran juga dapat dilakukan tidak hanya melalui media massa
namun juga melalui media sosial.

Gambar 1.1 Infografis Pengguna Internet di Indonesia

Menurut data yang dipublikasikan oleh Hootsuite (We are Social): Indonesian Digital
Report 2021 diketahui bahwa pengguna aktif media sosial adalah sebesar 61,8% dari total
populasi sebesar 274,9 juta jiwa dengan penggunaan paling aktif pada media sosial
Instagram. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa jika dilakukan kegiatan
pemasaran pada media sosial maka dapat memberikan kemungkinan 170 juta penduduk
Indonesia melihat informasi produk atau jasa yang dipasarkan. Hal tersebut tentu
menguntungkan mengingat sifat media sosial yang dapat dengan cepat menyebarkan suatu
informasi.
Bisnis juga memiliki peran penting dalam sebuah negara sebagai suatu kelompok
individu yang terorganisir. Kegiatan bisnis dalam sebuah negara memiliki fungsi ekonomi
yang sangat penting untuk menjalankan fungsi suatu negara. Di Indonesia salah satu bidang
yang memberikan pemasukan yang cukup besar kepada negara melalui kegiatan bisnisnya
adalah industry hasil pengolahan tembakau lainnya (HPTL). Salah satu produk yang
termasuk dalam HPTL adalah rokok elektrik. Dikutip dari laporan pengguna hasil pengolahan
tembakau lainnya (HPTL) tahun 2020 oleh kementrian perindusrtrian (Kemenprin) terjadi
peningkatan penggunaan rokok elektrik yang pada tahun 2018 awal diresmikannya penjualan
memiliki 1,2 juta pengguna dan pada tahun 2020 telah meningkat hingga 2,2 juta pengguna.
Salah satu alasan yang mempengaruhi peningkatan tersebut adalah semakin naiknya harga
rokok konvensional sehingga membuat sebagian orang beralih dari rokok konvensional ke
rokok elektrik / vape. Peningkatan pengguna rokok elektrik / vape tersebut tentu juga
memberikan pengingkatan terhadap pemasukan negara melalui cukai produk vape yang pada
tahun 2019 sebesar Rp 427,1 milliar naik 59,3% pada tahun 2020 menjadi sebesar Rp 680,3
milliar. Peningkatan tersebut tentu cukup membantu negara terutama dalam masa pandemi
saat ini karena cukai dari rokok konvensional yang mulai berkurang karena hilangnya minat
sebagian besar orang karena harganya yang semakin naik bisa terbantu dengan cukai rokok
elektrik. Fenomena tersebut cukup menarik perhatian, mengingat produk rokok elektrik yang
masih tergolong baru datang di pasar Indonesia mampu memberikan dampak yang cukup
besar bagi ekonomi negara. Hal tersebut menciptakan asumsi bahwa media sosial memiliki
pengaruh dalam penyebaran informasi terkait produk rokok elektrik.Tentunya hal tersebut
mampu menunjukan bahwa pemasaran melalui media sosial sangat efektif karena mampu
membuat produk rokok elektrik memiliki pasar yang cukup besar di Indonesia. Jika asumsi
tersebut benar maka pemasaran media sosial dapat dilakukan pada bidang bisnis lain dengan
harapan mampu meningkatkan penjualan yang nantinya dapat digunakan untuk
meningkatkan pendapatan negara sehingga dapat membantu upaya negara dalam bertahan di
masa pandemi saat ini.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka dilakukanlah sebuah penelitian
berjudul Pengaruh Pemasaran Media Sosial Terhadap Minat Beli Produk Vape. Penelitian
tersebut dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemasaran media sosial khususnya di
Instagram terhadap minat beli produk vape di Indonesia. Melalui penelitian yang dilakukan
diharapkan mampu memberikan wawasan dan inspirasi baru bagi pelaku bisnis untuk
bertahan di masa pandemi saat ini.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan maka dilakukanlah penelitian untuk
mengetahui bagaimana pengaruh pemasaran media sosial terhadap minat beli produk vape ?
Penelitian ini dilakukan dengan harapan mampu menjadi acuan dalam melakukan pemasaran
melalui media sosial sehingga dapat membantu sebuah bisnis untuk melakukan kegiatan
pemasaran yang efektif.

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Penelitian dilakukan hanya dalam minat beli dan keputusan pembelian produk
vape.
2. Penelitian dilakukan hanya pada media sosial Instagram.
3. Bentuk pemasaran media sosial Instagram yang dimaksud hanya pada bentuk
konten foto, video, dan caption.

1.4. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah sebagai berikut :
1. Untuk menganalisis pengaruh pemasaran media sosial dalam bentuk foto pada
Instagram terhadap minat beli produk vape.
2. Untuk menganalisis pengaruh pemasaran media sosial dalam bentuk video pada
Instagram terhadap minat beli produk vape.
3. Untuk menganalisis pengaruh pemasaran media sosial dalam bentuk caption pada
Instagram terhadap meniat beli produk vape.
4. Untuk menganalisis bentuk konten yang paling memberikan pengaruh terhadap
minat beli produk vape.
5. Untuk menganalisis pengaruh minat beli yang muncul dari bentuk konten
pemasaran media sosial terhadap keputusan pembelian produk vape.

1.5. Manfaat Penelitian


Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat khususnya kepada :
1. Bagi Mahasiswa
Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan baru dalam melakukan praktek
penelitian akademis untuk selanjutnya digunakan dalam hidup bermasyarakat.
2. Bagi Perguruan Tinggi
Dapat menjadi sumbangsih pemikiran dan dapat menjadi acuan atau referensi
dalam penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.
3. Bagi Masyarakat
Dapat memberikan wawasan dan pengetahuan baru terkait pemasaran media
sosial Instagram sehingga mampu menjadi acuan dalam melakukan kegiatan
pemasaran media sosial Instagram dalam bisnis.
4. Bagi pemilik bisnis
Dapat menjadi bahan evaluasi terkait pemasaran media sosial Instagram yang
telah dilakukan sehingga bisa digunakan untuk meningkatkan kinerja pemasaran
media sosial Instagram yang akan dilakukan selanjutnya.

1.6. Sistematika Penulisan


Penulisan terdiri dari tiga bab yang meliputi :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, Batasan penelitian,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi tentang penjelasan variabel-variabel yang diteliti, penelitian terdahulu,


hipotesis penelitian, dan kerangka penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang objek penelitian, jenis dan sumber data, populasi sampel dan
metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, definisi operasional variabel,
dan teknik analisis data.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pemasaran Media Sosial


Menurut Kotler dan Lane (2007) Pemasaran merupakan suatu proses yang didalamnya
terdapat individu atau kelompok yang mendapatkan apa yang mereka butuhkan atau inginkan
melalui upaya penawaran produk atau jasa yang memiliki nilai dari pihak lain. Sedangkan
menurut Nasrullah (2015) Media sosial merupakan suatu media di internet yang
memungkinkan penggunannya untuk dapat merepresentasikan dirinya, berinteraksi, bekerja
sama, berbagi, berkomunikasi dan membentuk ikatan sosial secara virtual dengan pengguna
media sosial lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa pemasaran media sosial adalah suatu
proses yang dilakukan oleh individu atau kelompok dalam menawarkan produk atau jasa
yang memiliki nilai melalui suatu media sosial di internet. Dalam konteks penelitian yang
dilakukan, media sosial yang menjadi objek penelitian adalah Instagram karena menjadi
salah satu media sosial yang paling banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia.
Pemasaran media sosial Instagram yang dimaksud adalah pemasaran yang dilakukan dalam
bentuk konten foto, konten video, dan penulisan caption.

2.1.1. Konten Foto Instagram


Foto adalah salah satu jenis konten yang dapat dipublikasikan atau di posting secara
terbuka di Instagram. Foto merupakan salah satu media komunikasi yang dapat digunakan
untuk menyampaikan suatu pesan kepada orang lain (Sudarma, 2014). Konten foto pada
Instagram memiliki bentuk sebagai gambar dari hasil fotografi yang kemudian di
publikasikan atau di posting dengan tujuan untuk menyampaikan maksud tertentu.
Konten foto memiliki dampak secara kognitif dan afektif, dimana perubahan kognitif
akibat penyampaian pesan tersebut mencakup pemikiran dan pengetahuan terhadap penerima
pesan. Sedangkan secara afektif merupakan kondisi dimana foto dapat menjadi pemicu
terhadap suatu sikap suka atau tidak suka (Severin, 2011). Dalam pemasaran media sosial
konten foto digunakan untuk menyampaikan pesan berupa informasi-informasi terkait produk
yang ditawarkan.
2.1.2. Konten Video Instagram
Video merupakan salah satu jenis konten yang dapat dipublikasikan atau di posting
secara terbuka di Instagram. Lain dengan foto, video merupakan suatu rangkaian gambar
gerak yang disertai dengan suara yang menjadi satu kesatuan alur dan didalamnya terdapat
pesan-pesan yang ingin disampaikan (Arsyad, 2004)
Sama halnya dengan foto, video juga memberikan dampak kognitif dan afektif kepada
penerima pesan sebagai bentuk respon dari pesan yang berhasil diterima. Dalam pemasaran
media sosial, konten video digunakan untuk menyampaikan pesan yang kadang bersifat
implisit dalam suatu alur cerita tertentu.

2.1.3. Penulisan Caption


Caption merupakan salah satu jenis konten berbentuk teks yang dipublikasikan atau di
posting untuk menjadi pelengkap konten foto atau konten video dalam Instagram. Fungsi
caption adalah untuk memperjelas konteks dari foto atau video yang di posting di Instagram.
Penggunaan caption juga berguna untuk memperkuat karakter atau pesan yang hendak
disampaikan pada foto atau video yang di posting (Atmoko, 2012). Dalam pemasaran media
sosial, penulisan caption digunakan untuk memperjelas isi atau berisi tentang rincian
deskripsi dari pesan yang hendak disampaikan dalam sebuah konten foto atau video.

2.2. Minat Beli


Minat beli merupakan motivasi atau dorongan yang menjadi kekuatan dari dalam diri
individu yang membuat mereka untuk melakukan tindakan pembelian terhadap suatu produk.
Motivasi tersebut dipengaruhi oleh pengaruh eksternal, kesadaran akan kebutuhan,
pengenalan produk dan evaluasi alternatif (Schiffman dan Kanuk, 2004). Sehingga dapat
dikatakan jika seseorang memiliki motivasi yang tinggi terhadap suatu produk maka orang
tersebut akan memiliki sebuah dorongan untuk berperilaku menguasai produk tersebut.
Apabila motivasinya rendah maka dia akan cenderung untuk menghindari produk tersebut.
Menurut Ferdinand (2002), minat beli diidentifikasikan melalui empat indikator yaitu :
1. Minat referensial
adalah minat seseorang yang ditunjukan dengan sebuah perilaku yang cenderung
untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

2. Minat preferensial
Merupakan minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki
preferensi utama kepada produk tertentu atau secara sederhana dapat dikatakan jika
seseorang memiliki prioritas pada produk tertentu. Produk prioritas tersebut dapat
tergantikan jika terjadi sesuatu pada produk tersebut.
3. Minat transaksional
Merupakan minat yang ditandai dengan kecenderungan seseorang untuk membeli
suatu produk.
4. Minat eksploratif
Merupakan minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki
kecenderungan untuk selalu mencari informasi mengenai suatu produk yang
diminatinya dan mencari informasi pendukung lain dari produk tersebut.

2.3. Keputusan Pembelian


Keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli
dimana konsumen benar-benar melakukan pembelian terhadap produk atau jasa yang
ditawarkan (Kotler & Armstrong, 2014). Maka secara sederhana dapat dikatakan bahwa
keputusan pembelian adalah sebuah keputusan yang diambil oleh konsumen untuk merespon
suatu produk atau jasa yang ditawarkan yaitu dengan benar-benar melakukan pembelian.
Menurut Kotler dan Keller (2016) keputusan pembelian dapat terjadi apabila :
1. Konsumen memiliki kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh perusahaan
2. Konsumen mengumpulkan informasi mengenaik kebutuhan yang dapat dipenuhi
oleh
Perusahaan
3. Konsumen memilih perusahaan dibanding pesaing
4. Konsumen memutuskan membeli produk yang disediakan oleh perusahaan
5. Konsumen merasa puas setelah membeli produk perusahaan.
2.4. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dilakukan dengan mengacu dari beberapa penelitian-penelitian terdahulu
yang sudah dilakukan terkait dengan pengaruh media sosial terhadap niat beli suatu produk
yang telah dirangkum pada tabel 2.1.

No Judul, Penulis, Tahun Variabel Metode Hasil


Penelitian Penelitian Penelitian
1 Pengaruh Media Sosial Media Sosial, Sampel 85 Media sosial
Terhadap Minat Beli Minat Beli responden, sangat
Konsumen Studi Kasus Analisis Regresi berpengaruh
Mahasiswa Manajemen Linier, uji dengan minat
Universitas Pengaraian, hipotesis beli konsumen
Milla Setiawati, 2015 ANOVA pada Mahasiswa
program studi
Manajemen
Universitas
Pasir
Pengaraian.
2. Pengaruh Konten Instagram Kandugan Sampel 135 Kandungan
Terhadap Minat Berkunjung pesan foto, responden, pesan foto
Konsumen, Deka Cahya Gaya Analisis Regresi berpengaruh
Febbyana, 2018 Komunikasi, Linier Berganda secara
Kualitas signifikan dan
Informasi, positif terhadap
Minat minat
Berkunjung berkunjung
Konsumen konsumen,
Gaya
komunikasi
berpengaruh
secara
signifikan dan
positif terhadap
minat
berkunjung
konsumen,
Kualitas
informasi
berpengaruh
secara
signifikan dan
positif terhadap
minat
berkunjung
konsumen.
3 Pengaruh Konten Instagram Konten foto, Jumlah Sampel Konten foto
@SENEMU.COFFEE Konten video, 98 Responden, memiliki
Terhadap Minat Beli caption, regresi linear pengaruh positif
Followers-nya di Kafe Minat Beli berganda dan signifikan
Senemu 2.1, Jasmine terhadap minat
Marrdhatilla, 2019 beli,
Konten video
memiliki
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap minat
beli,
Caption
memiliki
pengaruh positif
dan signifikan
terhadap minat
beli.
4. Pengaruh Media Sosial Konten foto, Sampel 116 Konten foto
Instagram Terhadap Minat Konten video, Responden, memiliki
Beli Konsumen Secara minat beli regresi linear pengaruh
Offline pada Toko RR Stuff berganda terhadap minat
di Bengkulu, Nia Adenia, beli konsumen,
2019 Konten video
memiliki
pengaruh
terhadap minat
beli konsumen
5 Batik Jambi Promotion Relevansi Sampel 90 Relevansi
Based on Social Media in pribadi
pribadi, responden,
Asean Economics memiliki
Community, Dahmiri, Sigit Interaktivitas, regresi linear pengaruh
Indrawijaya, Raja Sharah terhadap
Keakraban
Fatricia, Anita Yasmin, 2018 keputusan
Brand, Pesan, pembelian
Keputusan
Interaktivitas
Pembelian memiliki
pengaruh
terhadap
keputusan
pembelian

Pesan memiliki
pengaruh
terhadap
keputusan
pembelian

Keakraban bran
memiliki
pengaruh
terhadap
keputusan
pembelian
6 The Influence of Social Iklan online, Sampel 110 Iklan Online
Media Marketing Activities Motivasi memiliki
Responden, uji
on Customer Loyalty : A Belanja pengaruh yang
Study of E-Commerce Hedonic, partial least signifikan
Industry, Ervina Fernandes, Motivasi terhadap
Hatane Semuel, Michael Belanja square analysis motivasi belanja
Adiwijaya, 2020 Utilitarian,
Niat beli Iklan online
memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap
motivasi belanja
utilitarian
Sedangkan
Motivasi
belanja
utilitarian tidak
memiliki
pengaruh yang
signifikan
terhadap iklan
online
Iklan online
memiliki
pengaruh yang
signifikan
teradap motivasi
belanja hedonic
dam motivasi
belanja hedonic
memiliki
penngaruh yang
signifikan
terhadap iklan
online.

Motivasi
belanja hedonic
menjadi
variabel
mediator yang
menghubungkan
pengaruh iklan
online terhadap
motivasi
belanja.
Sedangkan
motivasi belanja
utilitarian tidak.
7 Citra Sugianto Putri (2016) Pengaruh Media Sampel 53 Media sosial
Sosial Terhadap berpengaruh
orang, Regresi,
Keputusan langsung
Pembelian Uji F, Uji t terhadap minat
Konnsumen beli konsumen
Cherie Melalui Cherie
Minat Beli
Media Sosial
serta minat beli
berpengaruh
langsung
terhadap
keputusan
pembelian
konsumen
Cheria

Media sosial
berpengaruh
secara tidak
langsung
terhadap
keputusan
pembelian
konsumen
Cheria melalui
minat beli
8 Sriram K.V., Namitha KP & Social media Sampel 168 Menarik
Giridhar B. Kamath (2021) advertisements perhatian
responden,
and their berpengaruh
influence on LVC analisis, signifikan
consumer terhadap minat
Uji t
purchase beli
intention
Endorse artis
berpengaruh
signifikan
terhadap minat
beli

Daya Tarik
emosional
memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap minat
beli

Karakter kreatif
tidak memiliki
pengaruh
signifikan
terhadap minat
beli
2.5. Hipotesis Penelitian
Konten foto dalam media sosial Instagram merupakan sebuah konten yang di posting
dari hasil sebuah fotografi yang memiliki pesan untuk menyampaikan informasi suatu
produk. Pada penelitian terdahulu oleh Deka Cahya Febbyana et. al. (2018) tentang pengaruh
konten Instagram terhadap minat beli dimana salah satu variabelnya adalah konten foto
memberikan hasil bahwa konten foto pada Instagram memberikan pengaruh positif yang
signifikan terhadap minat beli. Berdasarkan peneletian tersebut maka dibuatlah hipotesis
penelitian :
H1 : Konten Foto Instagram berpengaruh terhadap minat beli produk vape
Konten video dalam media sosial Instagram merupakan salah satu konten yang di
posting secara terbuka dalam bentuk serangkaian gambar gerak disertai dengan suara yang
menjadi satu kesatuan alur yang memiliki tujuan untuk menyampaikan pesan baik secara
eksplisit ataupun implisit tentang informasi suatu produk. Pada penelitian yang dilakukan
oleh Nia Adenia et. al. (2019) tentang pengaruh konten Instagram terhadap minat beli offline
konsumen salah satu variabelnya adalah konten video pada Instagram memberikan hasil
bahwa konten video pada Instagram memberikan pengaruh terhadap minat beli konsumen.
Sehingga dibuatlah hipotesis sebagai berikut :
H2 : Konten Video Instagram berpengaruh terhadap minat beli produk vape

Penulisan caption merupakan konten berbentuk teks yang digunakan untuk


melengkapi konteks atau isi pesan dari foto atau video yang di posting di Instagram. Pada
penelitian yang dilakukan oleh Jasmine Marrdhatilla et. al. (2019) tentang pengaruh konten
Instagram terhadap minat bila di coffee shop salah satu variabelnya adalah caption
memberikan hasil bahwa penulisan caption pada Instagram memiliki pengaruh positif dan
signifikan terhadap minat beli di coffee shop sehungga dibuatlah hipotesis sebagai berikut :

H3 : Penulisan caption Instagram berpengaruh terhadap minat beli produk vape

Minat beli merupakan motivasi atau dorongan yang menjadi kekuatan dari dalam diri
individu yang membuat mereka untuk melakukan tindakan pembelian terhadap suatu produk.
Motivasi tersebut dipengaruhi oleh pengaruh eksternal, kesadaran akan kebutuhan,
pengenalan produk dan evaluasi alternatif (Schiffman dan Kanuk, 2004). Sedangkan
keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana
konsumen benar-benar melakukan pembelian terhadap produk atau jasa yang ditawarkan
(Kotler & Armstrong, 2014). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Citra Sugianto Putri
(2016) tentang Pengaruh Media Sosial Terhadap Keputusan Pembelian Konnsumen Cherie
Melalui Minat Beli diperoleh hasil bahwa media sosial memiliki pengaruh terhadap minat
beli konsumen, dan minat beli konsumen yang tercipta dari media sosial memiliki pengaruh
terhadap keputusan pembelian. Maka dibuatlah hipotesis dalam penelitian yang akan
dilakukan sebagai berikut :

H4 :Minat Beli berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk vape

2.6. Kerangka Penelitian


Berdasarkan dari latar belakang dan landasan teori yang telah dijabarkan maka dapat
diperoleh hubungan antara variabel independent konten foto, konten video, dan caption
kemudian variabel dependent minat beli dapat digambarkan sebagai suatu kerangka
pemikiran bahwa variabel konten foto, konten video, dan caption memberikan pengaruh
terhadap variabel minat beli.

Konten Foto H1

H4
H2 Keputusan
Minat Beli Pembelian
Konten Video

H3

Caption

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Obyek Penelitian


Obyek penelitian merupakan variabel-variabel yang menjadi variabel penelitian yang
dilakukan (Sugiyono, 2017). Berdasarkan definisi tersebut maka diketahui obyek penelitian
adalah media sosial Instagram dengan indikator konten foto, konten video dan caption
dengan variabel dependent adalah minat beli. Subyek dari penelitian yang dilakukan adalah
masyarakat umum yang tinggal di Yogyakarta yang memiliki dan menggunakan secara aktif
media sosial Instagram. Selain masyarakat umum, subyek penelitian juga diambil dari
beberapa akun Instagram dari toko vape sebagai sampel yang merepresentasikan entitas toko
vape yang melakukan pemasaran media sosial melalui konten foto, video dan caption di
Instagram.

3.2. Jenis dan Sumber Data


Penelitian yang dilakukan menggunakan data yang terdiri dari dua jenis data yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang secara langsung mengacu pada
informasi yang diperoleh dari tangan pertama (Sekaran U., & Bougie, 2020). Sumber data
primer yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah data dari responden individu
melalui kuisioner yang disebarkan. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari
sumber yang sudah ada (Sekaran U., & Bougie, 2020). Sumber data yang digunakan dalam
penelitian yang dilakukan adalah data publikasi pemerintah dan data analisis industri dari
situs resmi penyedia data tersebut.

3.3. Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel


Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
memiliki jumlah dan karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari
kemudian dibuat kesimpulan (Sugiyono, 2017). Populasi dalam penelitian yang dilakukan
adalah masyarakat Yogyakarta yang memiliki dan aktif menggunakan Instagram usia lebih
dari 20 tahun dengan jumlah populasi yang tidak diketahui. Metode yang digunakan untuk
menentukan jumlah sampel dengan jumlah populasi yang tidak diketahui adalah dengan
menggunakan rumus berikut (Kuncoro, 2014) :
Z xS 2
N=[ ]
E
Keterangan :
N = jumlah sampel
Z = nilai yang distandarisasi
S = Standar deviasi
E = standar error

Diketahui taraf kepercayaan 95%, standar deviasi 25% dan taraf kesalahan 5% maka
diperoleh nilai Z = 1,96. Sehingga dapat dilakukan perhitungan penentuan jumlah sampel
sebagai berikut :
1,96 x 0,25 2
N=[ ]
0,05
N = 96,04
Dibulatkan keatas menjadi N = 100

Dengan demikian telah ditentukan jumlah sampel sebanyak 100 responden dengan metode
pengambilan sampel yang dilakukan adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah
salah satu metode pengambilan sampel dengan memilih responden berdasarkan pada ciri
tertentu yang mempunyai hubungan erat dengan ciri populasi yaitu masyarakat Yogyakarta
yang memiliki dan aktif menggunakan Instagram dengan usia diatas 20 tahun. Pengambilan
data dilakukan dengan menggunakan instrument berupa kuisioner.

3.4. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuisioner yang berisi poin-
poin pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Kuisioner yang digunakan berbentuk
cheklist dengan menggunakan skala likert. Skala likert adalah skala yang digunakan dalam
kuisioner untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi responden tentang suatu fenomena sosial
(Ghozali, 2016).

3.5. Definisi Operasional Variabel


Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan dibuatlah indikator-indikator variabel yang
diukur dengan pernyataan-pernyataan terkait dengan media sosial dan minat beli. Indikator
terkait media sosial berupa konten foto, konten video dan caption, sedangkan indikator terkait
minat beli berupa minat referensial, minat preferensial, minat transaksional, minat eksploratif
(Ferdinand, 2002).
Variabel Definisi Indikator Kuisioner
Operasional
Media Sosial Media sosial Konten Foto a. Dengan
merupakan suatu mengunggah foto
media di internet pada feeds
yang Instagram akan
memungkinkan memudahkan
penggunannya untuk konsumen melihat
dapat produk
merepresentasikan b. Dengan membaca
dirinya, berinteraksi, komentar yang ada
bekerja sama, pada unggahan
berbagi, foto, konsumen
berkomunikasi dan menjadi yakin
membentuk ikatan untuk membeli
sosial secara virtual produk
(Nasrullah, 2015) c. Dengan melihat
jumlah like pada
foto yang
diunggah,
konsumen yakin
dengan produk
d. Postingan foto
produk di
Instagram
membuat
konsumen tertarik
untuk membeli
e. Foto yang
dibagikan sesuai
dengan keadaan
produk
f. Foto yang
dibagikan sangat
mudah dipahami
dan menarik
perhatian
g. Variasi foto
produk pada
Instagram akan
membuat
konsumen mudah
membandingkan
kualitas dengan
cepat
h. Foto feeds yang
mempunyai tema
konsisten dapat
mengundang
penasaran
konsumen
Konten Video i. Video yang di
unggah membuat
konsumen yakin
untuk membeli
j. Video yang
diunngah membuat
konsumen yakin
dengan produk
k. Video yang
dibagikan sesuai
dengan keadaan
produk
l. Vudei yang
dibagikan sangat
mudah dipahami
dan menarik
perhatian
m. Video produk
yang berisi
promo, giveaway,
dan diskon lebih
menarik perhatian
n. Video produk
harus memiliki
ciri khas agar
mudah dikenali
o. Video produk
lebih berdampak
pada
peningakatan rasa
penasaran
konsumen
p. Setelah melihat
video produk,
konsumen ingin
mencoba produk
tersebut
q. Pengemasan
konsep video
produk
mencerminkan
kualitas produk
Caption r. Konsumen
menilai konten
produk yang
memiliki caption
lebih informatif
s. Dengan membaca
caption konsumen
mudah
mengetahui
keterangan dari
produk
t. Penjelasan
caption yang jelas
dan nyata
membuat
konsumen
memiliki
peningkatan minat
beli
Minat Beli Minat beli Minat Referensial a. Tertarik dengan
merupakan motivasi produk yang
atau dorongan yang ditawarkan pada
menjadi kekuatan konten Instagram
dari dalam diri b. Suka melihat
individu yang produk yang ingin
membuat mereka dibeli di postingan-
untuk melakukan postingan
tindakan pembelian instagram
Minat Preferensial c.
terhadap suatu
Minat transaksional d. Membeli produk
produk. Motivasi
setelah membaca
tersebut dipengaruhi
review-nya
oleh pengaruh Minat eksploratif e.
eksternal, kesadaran
akan kebutuhan,
pengenalan produk
dan evaluasi
alternatif (Schiffman
dan Kanuk, 2004)
Keputusan keputusan f. Saya membeli
Pembelian pembelian produk karena
merupakan tahap sesuai kebutuhan
dalam proses g. Saya membeli
pengambilan produk karena
keputusan pembeli harga dan kualitas
dimana konsumen barang sesuai
benar-benar h. Saya membeli
melakukan produk karena
pembelian terhadap harga lebih murah
produk atau jasa dari toko lainnya
yang ditawarkan i. Saya membeli
(Kotler & produk karena
Armstrong, 2014). kualitas yang
ditawarkan lebih
baik
j. Saya membeli
produk karena
rekomendasi dari
teman atau
keluarga
k. Saya membeli
produk karena
sudah observasi
secara online di
toko tersebut
l. Saya membeli
produk karena
kemasan yang
ditawarkan
menarik
m. Saya membeli
prooduk karena
melihat konsumen
lain membeli
produk
n. Saya membeli
produk karena
saya sudah merasa
puas dengan
kualitas dan harga
yang diberikan

3.6. Teknik Analisis Data


3.6.1. Metode Pengujian Instrumen
Sebelum melakukan pengolahan data maka yang harus dilakukan adalah menguji
validitas dan reliabilitas data yang telah diperoleh. Uji validitas dilakukan dengan
menggunakan metode korelasi product moment pearson yang memiliki fungsi untuk
mengetahui bahwa data yang diperoleh adalah valid. Data yang diperoleh dikatakan valid
apabila nilai r-hitung > r-tabel. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan alat berupa
aplikasi perangkat lunak SPSS.
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui bahwa data yang diperoleh konsisten atau
reliabel. Maksudnya adalah data yang diperoleh tidak mudah berubah meski pertanyaan
kuisioner dijawab berulang-ulang hingga pada periode waktu tertentu. Data dikatakan reliabel
apabila nila α > 0,6 (Sugiyono, 2017). Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan alat
berupa aplikasi perangkat lunak SPSS.
3.6.2. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mengukur penilaian responden pada variabel media
sosial dan minat beli secara umum dengan menghitung nilai rata-rata dari hasil jawaban yang
diperoleh dari kuisioner. Selain untuk mengukur penilaian responden, analisis deskriptif juga
digunakan untuk mendeskripsikan demografi profil responden yang didapatkan dari
pertanyaan mengenai profil atau data diri responden. Data tersebut kemudian akan disajikan
kedalam grafik.

3.6.3. Analisis Regresi Linear Berganda


Pada penelitian yang dilakukan digunakan metode analisis regresi linier berganda.
Analisis regresi linier berganda merupakan salah satu metode analisis yang bertujuan untuk
mempelajari fenomena yang mencakup lebih dari dua variabel termasuk variabel tidak
bebasnya (Waluji dan Subijantoro, 2015). Adapun rumus persamaannya adalah sebagai
berikut:
Y1 = α + β0 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e
Keterangan :
β0 = konstanta
β1 = Koefisien regresi variabel konten foto
X1 = Variabel Konten foto
β2 = Koefisien regresi variabel konten video
X2 = Variabel Konten Video
β3 = Koefisien regresi variabel caption
X3 = Variabel caption
e = Residual

3.6.4. Uji F
Uji F dilakukan untuk menguji pengaruh dari variabel bebas secara Bersama-sama
terhadap variabel terikat. Variabel bebas dikatkan memiliki pengaruh simultan terhadap
variabel terikat apabila nilai sig. ≤ 0,05 (Riduwan dan Sunarto, 2013).

3.6.5. Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara parsial atau terpisah
terhadap variabel terikat. Apabila nilai t > 0,05 maka variabel bebas tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap variabel terikat ( Riduwan dan Sunarto, 2013)

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai