Anda di halaman 1dari 79

SKRIPSI

PERAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DALAM MENINGKATKAN


KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
DI DESA BATETANGNGA KAB. POLMAN
(Tinjauan Ekonomi Islam)

Oleh

HARTINI
NIM 13.2200.033

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
PAREPARE

2019
PERAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DALAM MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
DI DESA BATETANGNGA KAB. POLMAN
(Tinjauan Ekonomi Islam)

Oleh

HARTINI
NIM 13.2200.033

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.H)
Pada Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam
Institut Agama Islam Negeri Parepare

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
PAREPARE
2019
PERAN BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDes) DALAM MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
DI DESA BATETANGNGA KAB. POLMAN
(Tinjauan Ekonomi Islam)

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai


Gelar Sarjana Hukum

Program Studi
Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)

Disusun dan diajukan oleh

HARTINI
NIM 13.2200.033

Kepada

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
PAREPARE
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas semua

limpahan rahmat serta hidayahnya yang diberikan kepada peneliti sehingga bisa menyelesaikan

skripsi tepat pada waktunya. Tak lupa pula penulis kirimkan salawat serta salam kepada junjungan

Nabiullah Muhammad SAW. Nabi yang menjadi panutan bagi kita semua. Skripsi ini penulis susun

untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik guna menyelesaikan studi pada Program Studi

Muamalah Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ayahanda

Abd. Rasyid dan Ibunda Mauna yang merupakan kedua orang tua penulis yang telah memberi

semangat, do‟a dan nasihat-nasihat yang tiada henti-hentinya. Penulis dengan tulus mengucapkan

terima kasih atas dukungannya, baik berupa moril maupun materil yang belum tentu penulis dapat

membalasnya.

Selain itu, penulis ingin pula mengucapkan terima kasih terkhusus kepada bapa Abdul Hamid,

S.E., M. M selaku pembimbing I atas segala bimbingan dan arahan yang diberikan kepada saya serta

motivasi untuk bergerak lebih cepat dalam penyelesaian studi peneliti, dan kepada Ibunda Damirah,

S.E., M. M selaku pembimbing II atas segala bimbingan, arahan, bantuan, dan motivasinya selama

ini.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis juga mendapatkan banyak bimbingan, dorongan dan

bantuan dari berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat selesai tepat waktu. Untuk itu perkenankan

penulis untuk mengucapkan terima kasih pula yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Ahmad Sultra Rustan, M.Si, selaku ketua IAIN Parepare yang telah bekerja keras

mengelola pendidikan di IAIN Parepare


2. Dr. Hj. Muliati, M. Ag., selaku Ketua Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam atas

pengabdiannya telah menciptakan suasana pendidikan yang positif bagi mahasiswa

3. Seluruh bapak dan ibu dosen pada Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum Islam yang selama ini

telah mendidik penulis hingga dapat menyelesaikan studinya

4. Kepala perpustakaan dan jajaran pegawai perpustakaan IAIN Parepare yang telah membantu

dalam pencarian referensi skripsi ini.

5. Dosen pada Jurusan Ilmu Hukum Islam yang telah meluangkan waktu mereka dalam
mendidik penulis selama studi di IAIN Parepare.

6. Kepala sekolah, guru, dan staf Sekolah Dasar MIN Polewali, Sekolah Menengah Pertama

MTS DDI Kanang, dan Sekolah Menengah Kejuruan SMK-PP. Negeri Rea Timur tempat

penulis pernah mendapatkan pendidikan dan bimbingan di bangku sekolah.

7. Kepala Desa Batetangng atas izin dan datanya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

8. Senior, teman-teman dan adik-adik dari pondok‟ Mahabbah Sahabat seperjuangan dalam

menyusun penelitian dengan segala bantuan dan kerja sama selama proses penyusunan, dan

saling memotivasi disaat salah satu diantara kami ada yang kurang bersemangat (malas),

special for her special friends, Yusliana, Nur Kamaria, Nur azizah, Nuryani, Marwati,
Hariska Kasim, Sumarti, Rasna Wati, Arfa Hajir, Mardiah dan Nasiriani. yang selalu

memberikan motivasi kepada penulis sehingga penulisan ini dapat terselesaikan.

9. Teman-teman seperjuangan E3, Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2013 Prodi hukum

ekonomi syariah yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis selama penulisan

skripsi ini.

10. Teman-teman dan segenap kerabat yang tidak sempat disebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena

itu, penyusun dengan sangat terbuka dan lapang dada mengharapkan adanya berbagai masukan dari

berbagai pihak yang sifatnya membangun guna kesempurnaan skripsi ini.

Semoga segala bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak mendapat balasan yang

pantas dan sesuai dari Allah SWT. Peneliti juga berharap semoga skripsi ini dinilai ibadah di sisi-Nya

dan bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya, khususnya pada lingkungan Program Studi

Muamalah Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Parepare. Akhirnya, semoga aktivitas yang kita
lakukan mendapat bimbingan dan ridho dari-Nya. Amin

Parepare, 1 Januari 2019

Penulis

HARTINI
NIM. 13.2200.033
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Hartini

Tempat/Tgl.Lahir : Rea timur/25 maret 1996

Program Studi : Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)

Jurusan : Syariah dan Ekonomi Islam

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar merupakan

hasil karya saya sendiri. Apabila kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat,

atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka penulis bersedia menerima sanksi atas

perbuatan tersebut.

Parepare, 1 Januari 2019

Penulis

HARTINI
NIM. 13.2200.033
ABSTRAK

HARTINI. Peran Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat Di Desa Batetangnga Kab.Polman (Tinjauan Ekonomi Islam) (dibimbing oleh Abd.
Hamid dan Damirah).
Pembangunan merupakan suatu orientasi dalam kegiatan untuk memajukan bangsa, termasuk
proses, Salah satunya Pembangunan desa yang harus dilakukan secara berencana dan menyentuh
kebutuhan riil masyarakat desa, Untuk mewujudkan pembangunan desa tersebut, dibutuhkan peran
partisipasi masyarakat, hal ini dikarenakan masyarakatlah yang lebih mengetahui permasalahan dan
potensi desa sehingga dalam hal ini masyarakat adalah sentral dari proses pembangunan desa itu
sendiri. Di dalam Skripsi ini yang ini peneliti teliti yaitu mengenai peran Badan Usaha Milik Des
(BUMDes) Dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar program BUMDes tepat guna dan
tepat sasara, yang terdiri dari 1). bagaiamana peran badan usaha milik desa (BUMDes) meningkatkan
kesejahteraan masyarakat di desa batetangnga, 2). tinjauan ekonomi islam terhadap kegiatan Badan
usaha milik desa (BUMDes) di desa batetangnga.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran BUMDes dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang ditinjau sisi ekonomi Islam. Jenis penelitian yang di gunakan dalam
skripsi ini adalah deskriptif kualitatif, data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data
sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Adapun teknilk analisis datanya yaitu menggunakan analisis data kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) Melihat dari kegiatan BUMDes sudah jelas
membantu masyarakat Batetangnga untuk lebih meningkatkan kesejahteraannya karena dilihat dari
program-program yang dijalankan memang tidak ada yang merugikan masyarakat melainkan
menambah atau meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan desa Batetangnga tersebut. 2)
BUMDes Batetangnga memang sudah sesuai dengan tinjauan ekonomi Islam. Ini dikarenakan
BUMDes di Desa Batetangga sangat relevan dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam dimana prinsip
ekonomi Islam yakni: kerja, Kompensasi, Efisiensi, Profesionalisme, dan Kecukupan, selain itu
kegiatan BUMDes juga tidak mengambil bunga yang terlalu banyak dan rata-rata masyarakat tidak
mengeluhkan bunga pengembalian pinjaman jadi bisa dikatakan bahwa tidak ada unsur Ribah di
dalamnya .

Kata kuci: Peran Badan Usaha Milik Desa BUMDes Di Desa Batetangnga, Tinjauan Ekonomi
Islam
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... ii

HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................................... iii

HALAMAN KOMISI PEMBIMBING ........................................................................ iv


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................... v

HALAMAN KOMISI PENGUJI ............................................................................. ….vi

KATA PENGANTAR.......... ................................................................................... .....vii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...................................................................... vii

ABSTRAK....................................................................................................................ix

DAFTAR ISI ................................................................................................................. x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah. ................................................................................. 3

1.3 Tujuan Penelitian. .................................................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian. .................................................................. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu. .............................................................. 5

2.2 Tinjauan Teoritis .................................................................................... 7

2.2.1 Defenisi dan peran peran Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes)............................................................................................ 7

2.2.2 Teori Tinjauan Ekonomi Islam terhadap BUMDes................... 15


2.3Tinjauan Konseptual ............................................................................ 20
2.4 Kerangka Pikir. ................................................................................... 21

2.5 Bagan Kerangka Pikir ........................................................................ 22

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian. .................................................................................. 23

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian. ............................................................. 24

3.3 Fokus Penelitian .................................................................................. 25

3.4 Jenis dan Sumber Data yang digunakan. ............................................ 25


3.5 Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 26

3.6 Teknik Analisis Data. ......................................................................... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Selayang Pandang Desa Batetangnga….. ..................................... ...... 32

4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan. ................................................ ....... 36

4.2.1 peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat di Desa Batetangnga Kab. Polewali

Mandar....................................................................................... 36

4.2.2 Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Kegiatan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes) Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa

Batetangnga Kab. Polman ........................................................ 46

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan. ........................................................................................ 64

5.2 Saran. .................................................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 66

LAMPIRAN – LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN

NO JUDUL LAMPIRAN

1 Surat Izin Melakukan Penelitian Dari STAIN Parepare

2 Surat Izin Penelitian Dari Pemerintah

3 Surat Keterangan Penelitian

4 Surat Keterangan Wawancara

5 Dokumentasi Skripsi

6 Riwayat Hidup
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Kesejahteraan penduduk sangat diperlukan untuk menciptakan peningkatan kehidupan yang

lebih baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun politik. Namun kesejateraan penduduk desa di

Indonesia masih tergolong rendah dan keadaan ekonomi masih dalam tahap pertumbuhan yang

menjadikan kesejahteraan penduduk Indonesia sangat perlu untuk ditingkatkan dengan cara
memberdayakan daerah. Pemberdayaan daerah memang memerlukan waktu jauh lebih panjang dari

pada pembenahan perpajakan dan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dalam kaitannya sebagai

kekuatan potensial guna mengatasi berbagai masalah baru maupun struktural yang melilit

perekonomian Indonesia.1

Pembangunan merupakan suatu orientasi dalam kegiatan untuk memajukan bangsa, termasuk

proses perwujudan cita-cita negara untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Salah satunya

Pembangunan desa yang harus dilakukan secara berencana dan menyentuh kebutuhan riil masyarakat

desa. Oleh karena itu, pembangunan desa harus didasarkan pada potensi dan kelemahan desa. Untuk

mewujudkan pembangunan desa tersebut, dibutuhkan peran partisipasi masyarakat, hal ini
dikarenakan masyarakatlah yang lebih mengetahui permasalahan dan potensi desa sehingga dalam hal

ini masyarakat adalah sentral dari proses pembangunan desa itu sendiri.

Secara historis desa merupakan cikal bakal terbentuknya masyarakat politik dan pemerintahan

di Indonesia jauh sebelum Negara-bangsa ini terbentuk, struktur sosial sejenis desa, masyarakat adat

dan lain sebagainya telah menjadi institusi sosial yang mempunyai posisi yang sangat penting. 2 Hal

1
Faisal Basri dan Haris Munandar, Lanskap Ekonomi Indonesia: Kajian dan Renungan Terhadap Masalah-
Masalah Struktural, Transformasi Baru, dan Prospek Perekonomian Indonesia (Jakarta: Kencana, 2009), h. 451.
2
H.A.W. Widjaja, Otonomi Desa: Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan Utuh (Jakarta: Raja Grafindo,
2010), h. 4.
ini bisa dilihat dari perkembangan suatu desa dan kesejahteraan penduduknya, pendapatan yang layak

sangat diharapkan oleh seluruh penduduk indonesia khususnya masyarakat desa dan dapat

mengembangkan seluruh potensi desanya agar dapat dimanfaatkan sebab dengan adanya pendapatan

yang baik maka kebutuhan hidup mereka dapat terpenuhi dan jauh dari garis kemiskinan. Dimana

garis kemiskinan adalah sejumlah rupiah yang diperlukan oleh setiap individu untuk dapat membayar

kebutuhan makanan setara 2.100 kilo per orang per hari dan kebutuhan non-makanan yang terdiri dari

perumahan, pakaian, kesehatan, pendidikan, transportasi, serta aneka barang dan jasa lainnya. 3 Dari
penjelasan tersebut maka untuk memenuhi kebutuhan masyarakat desa yang kurang mampu, mereka

memilih untuk membuat usaha mikro atau usaha kecil yang dapat dilakukan agar mampu

meningkatkan pendapatannya seperti: Bertani, berdagang, perindustrian, pelayanan jasa, dan lain-lain.

Namun untuk melakukan usaha-usaha tersebut banyak diantara penduduk yang tidak memiliki modal

cukup untuk menjalankan usaha-usaha tersebut dan oleh karna itu penduduk sangat membutuhkan

sumber modal untuk dapat menjalankan usaha atau pekerjaan tersebut. Banyak jenis kredit yang

menawarkan bantuan modal bagi penduduk desa salah satunya Badan Usaha Milik Desa atau biasa

disebut dengan (BUMDes). Lahirnya lembaga seperti BUMDes, diharapkan akan menjadi lembaga

yang akan menampung kegiatan ekonomi masyarakat yang berkembang menurut ciri khas desa dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa sebagai tempat kehidupan dan penghidupan.

Bahkan lebih dari itu, desa diharapkan akan menjadi podasi penting bagi kemajuan bangsa dan negara

di masa yang akan datang.

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga usaha desa yang dikelola oleh

masyarakat dan pemerintahan desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan dibentuk

berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. Menurut undang-undang nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah BUMDes didirikan antara lain dalam rangka peningkatan Pendapatan Asli Desa

3
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: Rafika Aditama, 2005), h. 133-134.
(PADes). Lebih lanjut, sebagai salah satu lembaga ekonomi yang beroperasi dipedesaan, BUMDes

harus memiliki perbedaan dengan lembaga ekonomi pada umumnya. Ini dimaksudkan agar

keberadaan dan kinerja BUMDes mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap

peningkatan kesejahteraan warga masyarakat. Namun di Desa Batetangnga Kabupaten Polewali

Mandar ini belum terlihat secara jelas peran Badan usaha milik desa ini dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat agar program BUMDes tepat guna dan tepat sasara, beberapa studi

menyebutkan bahwa sejauh ini program pembangunan yang ada belum melibatkan peran partisipasi
masyarakat sepenuhnya, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaannya. Berdasarkan latar

belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Peran Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Batetangnga Kab. Polewali

Mandar (Tinjauan Ekonomi Islam)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka permasalahan yang akan dikaji

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.2.1 Bagaimana peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakatl di Desa Batetangnga Kab. Polewali Mandar ?

1.2.2 Bagaimana tinjauan ekonomi Islam terhadap kegiatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di

Desa Batetangnga Kab. Polewali Mandar ?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1 Untuk mengetahui peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat di Desa Batetangnga Kab. Polewalii Mandar.

1.3.2 Untuk mengetahui tinjauan ekonomi Islam terhadap kegiatan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) di Desa Batetangnga Kab. Polewali Mandar.


Dalam penelitian ini peneliti berharap dengan penelitian ini dapat bermanfaat bagi maysarakat

luas, baik diri sendiri maupun pihak-pihak yang lain yang membutuhkannya.

1.4.1. Kegunaan Penelitian

1.4.1 Penelitian ini selain mampu menambah wawasan penulis dilapangan, juga mudah-mudahan

mampu memberikan konstribusi khazanah ilmu pengetahuan kepada seluruh pihak yang

membutuhkan dan lebih mudah memahaminya.

1.4.2. Penelitian ini berfungsi bagi mahasiswa IAIN Parepare untuk menambah wawasan dan
pengetahuan tentang keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

1.4.3. Penelitian ini merupakan bagian terpenting dalam proses penyelesaian dan syarat formal bagi

penulis untuk mencapai penyelesaian pendidikan Strata Satu (S1) jurusan hukum Syari‟ah dan

Hukum Ekonomi Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Skripsi yang diteliti oleh penulis bukanlah skripsi yang pertama ada, melainkan telah pernah

ada penelitian sebelumnya yang membahas tema yang relevan, yang dilakukan oleh Tasbih Fajri

Mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar 2015 Yang Diberi Judul Peran Kepala Desa Dalam

Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Di Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten

Bantaeng.

Menurutnya Peran kepala desa dalam pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
khususnya didesa lobbo yaitu kepala desa sebagai komisaris yang di jabat secara ex offico

(menjalankan dua jabatan dalam satu sistem). Perannya sebagai komisaris dari hal perencanaan,

komisaris menetukan unit usaha yang akan di kelola BUMDes, pengorganisasian komisaris berperan

aktif dalam menata dan mengelola BUMDes serta menjadi fasilitatora apabila terjadi masalah dalam

struktur organisasi pengelolaan BUMDes, dalam pelaksanaan kepala desa tidak terlalu aktif, namun

didalam pelaksanaannya komisaris lebih banyak memberikan nasehat kepada jajaran direksi,

kemudian dari hal pengawasan kepala desa tentu berperan aktif dalam proses pelaksanaan BUMDes,

pengawasan ini tentu diharapkan memberikan kontribusi agar pengelolaan BUMDes dapat berjalan

efektif dan efesien.


Dalam proses pengelolaan BUMDes ganting di desa lobbo, muncul berbagai faktor-faktor yang

berpengaruh, baik yang sifatnya mendukung maupun menghambat. Faktor pendukung yaitu potensi

sumber daya alam dan sumber day manusia, dan hibah dari pemerintah daerah, dan fasilitas

oprasional BUMDes. Kemudian yang menjadi faktor penghambat yaitu kebijakan pemerintah desa

yang kuarang tepat, kondisi sosial politik desa lobbo, koordinasi antara komisaris dan direksi kurang

baik.4

4
Tasbih Fajri,“Peran Kepala Desa dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Di Desa Labbo
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng”(Universitas Hasanuddin Makassar, 2015), h. 133.
Skripsi yang kedua diteliti oleh Justaman Mahasiswa (STAIN) Parepare 2013 yang diberi judul

Peran PNPM terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Miskin Dikelurahan Bittoeng

Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang.

Peranan PMPM umumnya adalah membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin,

namun pada khususnya dikelurahan Bittoeng kegiatan PNPM sudah dilakukan berdasarkan tujuan

PNPM yaitu untuk mensejahterakan masyarakat miskin, beberapa kegiatan PNPM seperti

pembangunan sarana seperti perbaikan jalanan, perbaikan irigasi pertanian, pembangunan pendidikan,
dan pemberian modal pinjaman kepada kelompok SPP telah menjadi suatu fakta peran PNPM itu.

Pengambilan dan proses penyelesaian pinjaman terhadap PNPM dalam bentuk kegiatan SPP

sebagian kelompok suda berjalan dengan baik dan sebagian kelompok juga mengalami keterlambatan

dalam pengambilan pinjamannya karna beberapa faktor yang mempengaruhi, seperti pengambilan

pinjaman kepada pembiayaan lain, kurangnya kesadaran kepada kelompok penerima SPP, tidak

menentunya usaha yang ingin dimodali dalam pengambilan modal usaha.

Program SPP yang dilakuakan sesuai dengan hukum Islam, karna bungan yang diberikan oleh

PNPM dalam kegiatan SPP tidak memberatkan masyarakat peminjam modala dan bunga yang

diberikan lebih sedikit di bandingkan dengan pembiayaan lainnya. 5


Skripsi yang ke tiga diteliti oleh Yeni Fajrawati Mahasiswa Universitas sultan ageng tirtayasa

2016 diberi judul Implementasi Program Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Di Desa Pagedang

Kabupaten Tangerang.

Desa pagedang membentuk BUMDes sebagai motor penggrerak perekonomian di desa namun

dalam pembentukannya masih minim pembinaan dari pemerintah daerah sehingga muncul beberapa

permasalahan diantaranya adalah ada perbedaan masa bakti dalam perda dan perdes, kurangnya

5
Justaman, “Peran PNPM terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Miskin di Kelurahan Bittoeng
Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang” (STAIN Parepare, 2014), h. 70.
sosialisasi kepada masyarakat, serta kurangnya penggunaan tekhnologi komputer dalam mengelola

BUMDes. Namun implementasi program BUMDes sudah berjalan dengan baik hal ini bisa delihat

dengan berjalannya program-program BUMDes dengan baik, meskipun masih banyak hal-hal diluar

dari program-programnya yang perlu diperbaiki, seperti pembinaan kepada masyarakat dan lain-lain.6

Hubungan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini dan sebelumnya

sama-sama meneliti tentang pemenuhan kebutuhan dalam rangka mensejahterakan masyarakat namun

perbedaannya adalah metode penelitian dan tempat penelitiannya itu sendiri.

2.2. Tinjauan Teoretis

2.2.1 Defenisi Dan Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMdes).

2.2.1.1 Pengertian BUMDes

Definisi BUMDes menurut Maryunani (2008:35), adalah lembaga usaha desa yang dikelola

oleh masyarakat dan pemerintahan desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan

membangun kerekatan sosial masyarakat yang dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. Jadi

BUMDes adalah suatu lembaga usaha yang artinya memiliki fungsi untuk melakukan usaha dalam

rangka mendapatkan suatu hasil seperti keuntungan atau laba.7

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan sebuah lembaga yang dibentuk dan dirikan

oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa

dan masyarakat. BUMDes merupakan pilar perekonomian desa yang berfungsi sebagai lembaga

sosial (social institution) dan komersial (commercial institution) yang berpihak pada kepentingan

masyarakat serta mencari keuntungan. Selain dari pada itu Badan Usaha Milik Desa merupakan suatu

bentuk usaha yang dilakukan oleh suatu desa untuk menghasilkan suatu produksi yang dapat

meningkatkan keuangan desa.

6
https://media.neliti.com/media/publications/110259-ID-peranan-badan-usaha-milik-desa-bumdes-da.pdf.
7
Pusat Kajian dinamika Sistem Pembangunan (PKDSP), Buku Panduan Pendirian dan Pengelolaan Badan
Usaha Milik Desa (Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya: Malang, 2007),
Defenisi yang disematkan pada BUMDes dalam UU Desa yaitu badan usaha yang seluruh

atau sebagian modalnya dimiliki oleh desa melalui penyertaan secara lansung yang berasal dari

kekayaan desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk

sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. Menurut Pasal 213 ayat (3) Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, yang menyatakan bahwa sebagai suatu lembaga

ekonomi modal usahanya dibangun atas inisiatif masyarakat dan menganut asas mandiri. Ini berarti

pemenuhan modal usaha BUMDes harus bersumber dari masyarakat. Meskipun demikian, tidak
menutup kemungkinan BUMDes dapat mengajukan pinjaman modal kepada pihak luar, seperti dari

Pemerintah Desa atau pihak lain, bahkan melalui pihak ketiga. 8

Kemudian dijelaskan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 Tentang

Badan Usaha Milik Desa Pasal 1 ayat (6) yang menyatakan bahwa BUMDes adalah usaha desa yang

dibentuk/didirikan oleh pemerintah desa yang kepemilikan modal dan pengelolaannya dilakukan oleh

pemerintah desa dan masyarakat.9

Selain itu BUMDes selanjutnya dijelaskan dalam pasal 78 pada peraturan Pemerintah Nomor

72 tahun 2005 Tentang Desa dinyatakan bahwa, dalam rangka meningkatkan pendapatan masyarakat

dan desa, pemerintah desa mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi
Desa (ayat 1). Pembentukan badan usaha milik desa ditetapkan dalam peraturan desa dengan

berpedoman pada peraturan perundang-undangan (ayat 2), bentuk badan usaha milik desa

sebagaimana dimaksud pada (ayat 1) harus berbadan hukum (ayat 3). 10

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) merupakan pilar kegiatan ekonomi di desa yang

berfungsi sebagai lembaga sosial (social institution) dan komersial (commercial institution).

8
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah .
9
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 tentang Pedoman Pembentukan dan Pengelolaan
BUMDes.
10
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, h. 32.
BUMDes sebagai lembaga sosial berpihak kepada kepentingan masyarakat melalui kontribusinya

dalam penyediaan pelayanan sosial. Sedangkan sebagai lembaga komersial bertujuan mencari

keuntungan melalui penawaran sumberdaya lokal (barang dan jasa) ke pasar. Dalam menjalankan

usahanya prinsip efisiensi dan efektifitas harus selalu ditekankan.

Terdapat 7 (tujuh) ciri utama yang membedakan BUMdes dengan lembaga ekonomi komersial

pada umumnya yaitu:

2.2.1.1.1 Badan usaha ini dimiliki oleh desa dan dikelolah secara bersama;
2.2.1.1.2 Modal usaha bersumber dari desa (51%) dan dari masyarakat (49%) melalui penyertaan

modal (saham atau andil);

2.2.1.1.3 Oprasionalisainya menggunakan falsafah bisnis yang berakar dari budaya local (local

wisdom);

2.2.1.1.4 Bidang usaha yang dijalanakan didasarkan pada potensi dan hasil informasi pasar;

2.2.1.1.5 Keuntungan yang diperoleh ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota

(penyerta modal) dan masyarakat melalui kebijakan desa (village policy);

2.2.1.1.6 Difasilitasi oleh pemerintah, Pemprov, Pemkab, dan Pemdes;

2.2.1.1.7 Pelaksanaan operasionalisasi dikontrol secara bersama (Pemdes, BPD, anggota). 11


Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti menyimpulkan bahwasanya Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) merupakan sebuah lembaga yang dibentuk dan didirikan oleh pemerintah desa yang

kepemilikan modal dan pengelolaannya dilakukan oleh pemerintah desa dan masyarakat dalam

rangka meningkatkan pendapatan masyarakat dan desa.

2.2.1.2 Peran BUMDes.

11
Pusat Kajian dinamika Sistem Pembangunan (PKDSP), Buku Panduan Pendirian dan Pengelolaan Badan
Usaha Milik Desa (Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya: Malang, 2007), h. 4-5.
Peran berasal dari kata peran, peran memiliki makna yaitu seperangkat tingkat diharapkan

yang dimiliki oleh yang berkedudukan dimasyarakat. Sedangkan peranan adalah bagian dari tugas

utama yang harus dilaksanakan. Makna dari kata peran adalah suatu penjelasan yang merujuk pada

konotasi ilmu sosial, yang mengartikan peran sebagai suatu fungsi yang dibawakan seseorang ketika

menduduki suatu posisi dalam struktur sosial.12 Sedangkan pengertian peranan menurut Soerjono

Soekanto adalah : Peran (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan. 13
BUMDes sebagai lembaga berbentuk badan hukum yang menaungi berbagai unit usaha dalam

desa dan juga memiliki perenan penting dalam peningkatan kesejahteraan Desa.

Adapun peran BUMDes terhadap peningkatan perekonomian desa, menurut seyadi yaitu :

2.2.1.2.1 Pembangunan dan pengembangan potensi dan kemampuan ekonomi masyarakat desa pada

umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

2.2.1.2.2 Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualiatas kehidupan manusia dan

masyarakat.

2.2.1.2.3 Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian

nasional dengan BUMDes sebagai pondasinya.


2.2.1.2.4 Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian masyarakat desa.

2.2.1.2.5 Membantu para masyarakat untuk meningkatkan penghasilan sehingga dapat menigkatkan

pendapatan dan kemakmuran masyarakat.14

12
Edy Suhardono, Teori Peran (Konsep, Derivasi dan Implikasinya),Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994, h
.3
13
Soerjono Soekanto, Teori Peranan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002), h. 243.
14
Seyadi, BUMDes Sebagai Alternative Lembaga Keuangan Desa (Yogyakarta: UPP STM YKPN, 2003), h. 16.
Jika dibuat perbandingan antara ketentuan BUMDes dalam UU Nomor 32 Tahun 2004

dengan UU Nomor 6 Tahun 2014 dapat diketahui ketentuan dalam UU Nomor 6 Tahun 2014 lebih

elaborative. UU Nomor 32 Tahun 2004 mengatur hanya dalam 1 pasal yaitu pasal 213, bahwa :

Pertama, desa dapat mendirikan badan usaha milik desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi desa.

Kedua, Badan Usaha Milik Desa berpedoman pada peraturan perundang-undangan.

Ketiga, Badan Usaha Milik Desa dapat melakukan pinjaman sesuai peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa peran merupakan tindakan dan
prilaku yang dilakukan oleh seseorang yang menempati suatu posisi di dalam status social, sedangkan

peran BUMDes dalam sebuah desa berperan secara aktif dalam upaya mewujudkan dan

mengembangkan perekonomian masyarakat desa serta meningkatkan penghasilan sehingga dapat

menigkatkan pendapatan dan kemakmuran masyarakat.

2.2.1.3 Tujuan dan Fungsi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

2.2.1.3.1 Tujuan BUMDes

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah suatu lembaga keuangan yang mana tujuannya

utamanya adalah untuk memberikan pinjaman kredit kepada masyarakat yang membutuhkan untuk

menjalankan suatu usahanya, selain itu BUMDes juga bisa mendirikan usaha–usaha untuk
meningkatkan ekonomi masyarakat.

Pendirian dan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah merupakan perwujudan

dari pengelolaan ekonomi produktif desa yang dilakukan secara kooperatif, partisipatif, transparansi,

akuntabel, dan sustainabele. Oleh karena itu, perlu upaya serius untuk menjadikan pengelolalan badan

usaha tersebut dapat berjalan secara efektif, efisien, professional dan mandiri.

Empat tujuan utama pendirian BUMDes adalah:

2.2.1.3.1.1 Meningkatkan perekonomian desa;

2.2.1.3.1.2 Meningkatkan pendapatan asli desa;


2.2.1.3.1.3 Meningkatkan pengolahan potensi desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat;

2.2.1.3.1.4 Menjadi tulang punggung pertumbuhan dan pemerataan ekonomi pedesaan.

Untuk mencapai tujuan BUMDes dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan (produktif dan

konsumsi) masyarakat melalui pelayanan distribusi barang dan jasa yang dikelola masyarakat dan

Pemdes. Pemenuhan kebutuhan ini diupayakan tidak memberatkan masyarakat, mengingat BUMDes

akan menjadi usaha desa yang paling dominan dalam menggerakkan ekonomi desa. Lembaga ini juga

dituntut mampu memberikan pelayanan kepada non anggota (di luar desa) dengan menempatkan
harga dan pelayanan yang berlaku standar pasar. Artinya terdapat mekanisme kelembagaan/tata

aturan yang disepakati bersama, sehingga tidak menimbulkan distorsi ekonomi dipedesaan

disebabkan usaha yang dijalankan oleh BUMDes. 15

Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bertujuan sebagai lokomotif pembangunan

ekonomi lokal tingkat desa. Pembangunan ekonomi lokal desa ini di dasarkan oleh kebutuhan,

potensi, kapasitas desa, dan penyertaan modal dari pemerintah desa dalam bentuk pembiayaan dan

kekayaan desa dengan tujuan akhir adalah meningkatkan taraf ekonomi masyarakat desa.

Kesejahteraan dan pemerataan pembangunan desa melalui peningkatan pelayanan publik di desa,

memajukan perekonomian desa, mengatasi kesenjangan pembangunan antar desa serta memperkuat
masyarakat desa sebagai subjek dari pembangunan. Dasar pembentukan BUMDes sebagai lokomotif

pembangunan di desa lebih dilatar belakangi pada prakarsa pemerintah dan masyarakat desa dengan

berdasarkan pada prinsip kooperatif, partisipatif, dan emansipatif dari masyarakat desa. Di dalam

buku panduan BUMDes yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2007

dijelaskan secara terperinci bahwa ada beberapa tahapan dalam proses pendirian BUMDes.16

15
Pusat Kajian Dinamika Sistem Pembangunan (PKDSP), Buku Panduan Pendirian dan Pengelolaan Badan
Usaha Milik Desa (Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya Malang, 2007), h. 8-9.
16
Http://Kawaldesaku.Blogspot.Co.Id/2016/01/Pendirian-Dan-Pengelolaan-Badan-Usaha.Html. Diakses pada
(13, Maret, 2017).
2.2.1.3.2 Fungsi BUMDes

BUMDes dapat berfungsi mewadahi berbagai usaha yang dikembangkan dipedesaan. Oleh

karena itu didalam BUMDes dapat terdiri dari beberapa unit usaha yang berbeda-beda, ini

sebagaimana yanag ditunjukkan oleh struktur organisasai BUMDes yang memiliki 3 (tiga) unit usaha

yakni: unit perdagangan, unit jasa keuangan, dan unit produksi. Unit yang berada didalam struktur

organisasi BUMDes secara umum dat dikelompokkan menjadi 2(dua) yaitu:

2.2.1.3.2.1 Unit jasa keuangan misalnya menjalankan usaha simpan pinjam.

2.2.1.3.2.2 Unit usaha sector riil/ekonomi misalnya menjalankan usaha pertokoan atau waserda, foto

copy, sablon, home industri, pengelolaan taman wisata desa, peternakana, perikanan,

pertanian, dan lain-lain.17

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti meyimpulkan bahwa tujuan BUMDes yaitu untuk

meningkatkan perekonomian desa, meningkatkan pendapatan asli desa, meningkatkan pengolahan

potensi desa sesuai dengan kebutuihan masyarakat, menjadi tulang punggung pertumbuhan dan

pemerataan ekonomi pedesaan sedangkan fungsi BUMDes yaitu untuk mewadahi berbagai usaha

yang dikembangkan dipedesaan.

2.2.1.4 Teori Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat

2.2.1.4.1 Peningkatan

Kata peningkatan juga dapat menggambarkan perubahan dari keadaan atau sifat yang negatif

berubah menjadi positif. Sedangkan hasil dari sebuah peningkatan dapat berupa kuantitas dan

kualitas. Kuantitas adalah jumlah hasil dari sebuah proses atau dengan tujuan peningkatan.

Sedangkan kualitas menggambarkan nilai dari suatu objek karena terjadinya proses yang memiliki

17
Pusat Kajian dinamika Sistem Pembangunan (PKDSP), Buku Panduan Pendirian dan Pengelolaan Badan
Usaha Milik Desa, h. 28.
tujuan berupa peningkatan. Hasil dari suatu peningkatan juga ditandai dengan tercapainya tujuan pada

suatu titik tertentu. Dimana saat suatu usaha atau proses telah sampai pada titik tersebut maka akan

timbul perasaan puas dan bangga atas pencapaian yang telah diharapkan.

Seperti telah disebutkan di awal, peningkatan dapat berarti pula menaikkan derajat sesuatu atau

seseorang, serta dapat pula berarti mempertinggi dan memperhebat. Peningkatan yang memiliki arti

menaikkan derajat adalah dalam penggunaannya dalam kalimat “peningkatan jabatan dari staff

menjadi kepala bagian”. Untuk peningkatan yang berarti mempertinggi, contoh penggunaan
kalimatnya adalah seperti “Peningkatan standar kepuasan pelanggan sangat membebani produsen”.

Sedangkan untuk peningkatan yang berarti memperhebat, contoh kalimatnya adalah “Perusahaan itu

sedang gencar-gencarnya melakukan peningkatan teknologi agar keuntungan yang didapat lebih

banyak”.18

2.2.1.4.2 Kesejahteraan

Istilah kesejahteraan berasal dari kata sejahtera yang berarti aman sentosa dan makmur dan

dapat berarti selamat terlepas dari gangguan. Istilah kesejahteraan bukanlah hal yang baru, baik dalam

wacana global maupun nasional. Dalam membahas analisis tingkat kesejahteraan, tentu kita harus

mengetahui pengertian sejahtera terlebih dahulu. Kesejahteraan itu meliputi keamanan, keselamatan,
dan kemakmuran. Pengertian sejahtera menurut W.J.S Poerwadarminta adalah suatu keadaan yang

aman, sentosa, dan makmur. Dalam arti lain jika kebutuhan akan keamanan, keselamatan dan

kemakmuran ini dapat terpenuhi, maka akan terciptalah kesejahteraan.19

2.2.1.4.3 Masyarakat

18
https://www.duniapelajar.com/2014/08/08/pengertian-peningkatan-menurut-para-ahli/, diakses tanggal (11
januari 2019)
19
http://www.definisi-pengertian.com/2015/05/definisi-pengertian-kesejahteraan-rakyat.html, diakses tanggal (11
januari 2019)
Banyak para ahli mendefinisikan pengertian masyarakat. Namun Secara umum Pengertian

Masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang hidup bersama, bekerja sama untuk

memperoleh kepentingan bersama yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat

istiadat yang ditaati dalam lingkungannya. Masyarakat berasal dari bahasa inggris yaitu "society"

yang berarti "masyarakat", lalu kata society berasal dari bahasa latin yaitu "societas" yang berarti

"kawan". Sedangkan masyarakat yang berasal dari bahasa arab yaitu "musyarak".

Pengertian masyarakat terbagi atas dua yaitu pengertian masyarakat dalam arti luas dan pengertian
masyarakat dalam arti sempit. Pengertian Masyarakat dalam Arti Luas adalah keseluruhan hubungan

hidup bersama tanpa dengan dibatasi lingkungan, bangsa dan sebagainya. Sedangkan Pengertian

Masyarakat dalam Arti Sempit adalah sekelompok individu yang dibatasi oleh golongan, bangsa,

teritorial, dan lain sebagainya. Pengertian masyarakat juga dapat didefinisikan sebagai kelompok

orang yang terorganisasi karena memiliki tujuan yang sama. Pengertian Masyarakat secara Sederhana

adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi atau bergaul dengan kepentingan yang sama.

Terbentuknya masyarakat karna manusia menggunakan perasaan, pikiran dan keinginannya

memberikan reaksi dalam lingkungannya. 20

2.2.2 Teori Tinjauan Ekonomi Islam terhadap BUMDes


2.2.2.1 Defenisi Ekonomi Islam

Tinjauan dapat diartikan sebagai sudut pandang. Ekonomi adalah kata yang berasal dari bahasa

yunani, yaitu oikos dan nomos. Kata oikos berarti rumah tannga (house-hold), sedangkan nomos

memiliki arti mengatur. Maka secara garis besar ekonomi diartikan sebagai aturan rumah tangga, atau

manajemen rumah tangga. Kenyataannya, ekonomi bukan hanya berarti rumah tangga suatu keluarga,

20
http://umum-pengertian.blogspot.com/2016/05/pengertian-masyarakat-secara-umum.html, diakses tanggal (11
januari 2019)
malainkan bisa berarti ekonomi suatu desa, kota dan bahkan suatu negara. 21 Sedangkan Islam adalah

agama yang diturunkan oleh Allah SWT. Melalui Nabi Muhammad SWA. 22

Ekonomi Islam yang biasa juga dikatakan dengan ekonomi syari‟ah juga merupakan salah satu

sistem ekonomi dimana “Ekonomi syari‟ah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari

masalah-masalah ekonomi yang diilhami oleh nilai-nilai Islam”. Seperti ilmu lainnya, segala sesuatu

yang menyangkut tentamg rakyat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan sosial karena pada hakekatnya

manusia adalah makhluk sosial. Dalam konteks ekonomi Islam juga merupakan ilmu pengetahuan

sosial namun dilandaskan pada konsep Islam.

Secara normatif ekonomi Islam adalah sebuah sistem ekonomi yang dibangun berdasarkan

tuntunan ajaran Islam dengan kata lain ekonomi Islam adalah sebuah tatanan ekonomi yang dibangun

diatas dasar ajaran tauhid dan prinsip-prinsip moral Islam (seperti moral keadilan).23

Dari pengertian diatas dapat difahami bahwa ekonomi Islam sangat menggambarkan ekonomi

yang sangat menjunjung tinggi moral Islam, ekonomi Islam dibangun dengan ajaran tauhid/kebenaran

hati. Sebagaimana Rasul telah memberikan contoh-contoh berekonomi yang baik dan benar.

Ekonomi Islam didasarkan pada moral yang tinggi dan akhlak mulai sehingga prilaku manusia

dalam aktifitas ekonominya tidak akan pernah menyimpang dari kebenaran, kejujuran, keadilan, dan

semua akhlak mulia lainnya.24

Kedua pendapat diatas tentang pengertian ekonomi Islam yang sama-sama menyinggung

tentang moral Islam dalam kegiatan ekonomi Islam. Maka dapat disimpulkan bahwa ekonomi Islam

adalah sebuah sistem ilmu pengetahuan sosial yang menyoroti masalah perekonomian, sama seperti

21
Ika Yunia Fauzia Dan Abdul Kadir Riyadi, Prinsip Dasar Ekonomi Islam Perspektif Maqashid Al-Syariah
(Jakarta : PT Adhitya Andre Dina Agung, 2014), h. 2.
22
Imam Taufik, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, h. 544.
23
Ghurfon A.Mas‟adi, Fiqh Muamalah Konstekstual (Cet. I; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h. 6.
24
Hasan Aedy, Indahnya Ekonomi Islam (Bandung: Alfabeta, 2007), h. 2.
konsep ekonomi konvensional lainnya hanya dalam sistem ekonomi ini nilai-nilai Islam menjadi

landasan dan dasar dalam setiap aktivitasnya. 25

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam Muhammad Nejatullah Ash Shiddiqi

(1991:9) dikemukakan,”demi Allah SWT. Aku tidak mengkhawatirkan kemiskinanmu, tetapi lebih

mengkhawatirkan akan kemewahan duniawi yang kamu peroleh lalu kamu saling berlombah

mengadakan persaingan diantara sesamammu sebagaimana telah dilakukan oleh orang-orang sebelum

kamu dan telah diberikan kemewahan juga. Hal itu akan membinasakan kamu sebagaimana ia akan
membinasakan mereka.

Atas dasar uraian itu, dapat dinyatakan aktivitas ekonomi dalam pandangan Islam bertujuan

untuk.

2.2.2.1.1 Memenuhi kebutuhan hidup seseorang secara sederhana.

2.2.2.1.2 Memenuhi kebutuhan keluarga.

2.2.2.1.3 Memenuhi kebutuhan jangka panjang.

2.2.2.1.4 Menyediakan kebutuhan keluarga yang ditinggalakan.

2.2.2.1.5 Memberikan bantuan sosial dan subangan menurut jalan Allah SWT.26

2.2.2.2 Sumber Ekonomi Islam


Sebagaimana ekonomi lainnya yang mempunyai sumber hukum, ekonomi islam juga

mempunyai sumber hukum yaitu :

2.2.2.2.1 Al-Qur‟an

Al-Qur‟an merupakan hujjah bagi manusia. Hukum-hukum yang terkandung di dalamnya

merupakan dasar hukum yang wajib dipatuhi, karena A-Qur‟an merupakan kalam Al-Khaliq, yang

diturunkan dengan jalan qath‟i dan tidak dapat diragukan sedikit pun kepastiannya. Berbagai

25
Anneahira, Dasar Hukum Ekonomi Islam, Http://Www.Anneahira.Com/Ekonomi-Islam.Htm, Diakses tanggal
(14 April 2017).
26
Sohrawardi K. Lubis Dan Farid Wajdi, Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), h. 3-4.
argumentasi telah menunjukkan bahwa Al-Qur‟an datang dari Allah dan ia merupakan mukjizat yang

mampu menundukkan manusia dan tidak mungkin mampu menirunya. Al-Qur‟an sebagai sumber

yang esensial, di dalamnya hanya mengatur mengenai kaidah-kaidah hukum secara umum terpelihara,

sebagaimana firman Allah dalam Q.S. Al-Hijr/15: 9 yang berbunyi sebagai berikut:

       

Terjemahan:
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar
memeliharanya.27
2.2.2.2.2 Sunnah
Secara definitif, Khalaf mengatakan bahwa sunnah ialah sesuatu yang datang dari Rasulullah
Shallallahu „Alaihi Wasallam, baik ucapan (qaulan), perbuatan (fi‟lan) maupun ketetapan (taqriran).
Sunnah qauliyah adalah segala sabda Rasulullah dalam berbagai hal dan permasalahan. Sunnah
fi‟liyah yaitu perbuatan Rasulullah, misalnya shalat, zakat, puasa dan haji. Adapun sunnah taqririyah
adalah perbuatan beberapa sahabat yang disetujui oleh Rasulullah SAW, baik mengenai ucapan
sahabat maupun perbuatannya.28
Allah berfirman dalam Q.S. An-Nisa/4: 80 sebagai berikut :

             

Terjemahan:
Barang siapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barang siapa
yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara
bagi mereka.
2.2.2.2.3 Ijma, adalah kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum dalam agama
berdasarkan Al-Quran dan Hadits dan suatu perkataan yang terjadi.

27
Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer (Bogor, 2012), h. 5.
28
Ismail Nawawi, (Bogor, 2012), h. 7.
2.2.2.2.4 Qiyas, artiya menggabungkan atau menyamakan artinya menetapkan suatu hukum suatu
perkara yang baru yang belum ada pada masa sebelumnya namun memiliki kesamaan
dalam sebab, manfaat, bahaya dan berbagai aspek dengan perkara terdahulu sehingga
dihukumi sama.
2.2.2.2.5 Istihsan, adalah kecenderungan seseorang pada sesuatu karena menganggapnya lebih baik
dan ini bisa bersifat lahiriah (hissy) ataupun maknawiah meskipun hal itu dianggap tidak
baik oleh orang lain.
2.2.2.2.6 Marsalah mursalah, adalah menetapkan hukum suatu masalah yang tidak ada nashnya atau

tidak ada ijma‟nya, dengan berdasar kepada kemaslahatan semata (yang oleh syara‟ tidak

dijelaskan dibolehkan atau dilarang) atau bila juga sebagai memberikan hukum syara‟

kepada suatu asus yang tidak ada dalam nash atau ijma‟ atas dasar memelihara

kemaslahatan.

2.2.2.2.7 Urf, adalah sesuatu yang telah saling dikenal oleh manusiadan mereka menjadikan tradisi.

2.2.2.2.8 Istishab, adalah menetapkan berlakunya suatu hukum yang telah ada atau meniadakan

sesuatu yang memang tidak ada sampai ada yang mengubah kedudukannya atau

menjadikan hukum yang telah ditetapkan pada masa lampau yang sudah kekal menurut

keadaannya sampai terdapat dalil yang menunjukkan perubahannya. 29

2.2.2.3 Prinsif-prinsif Ekonomi Islam yang akan menjadi kaidah-kaidah pokok .

2.2.2.3.1 Kerja (resource utilization)

Dalam arrti sempit, kerja adalah pemanfaatan atas kepemilikan sumber

daya manusia. Secara umum kerja berarti pemenfaatan sumber daya, bukan hanya

pemiliknya semata.

2.2.2.3.2 Kompensasi (compensation).

29
Abdul Wahab Kahallaf, Ilmu Ushul Fiqih (Cet. I; Semarang: Toha Putera Group, 1994), h. 18.
Prinsip kompensasi merupakan implementasi dari prinsip kerja. Setiap kerja berhak

mendapatkan kompensasi atau imbalan. Islam mengajarkan bahwa setiap pengelolaan atau

pemanfaatan sumberdaya berhak untuk mendapatkan imbalan. Setiap bentuk

pengerusakan sumber daya atau tindakan yang merugikan orang lain harus mendapat

sangsi atau memberikan tebusan untuk penyucian.

2.2.2.3.3 Efisiensi (efficiency)

Efesiensi adalah perbandingan terbalik antara satu kegiatan (pengelolaan sumber daya)
dengan hasilnya efesiensi dalam arti umum berarti kegiatan yang menghasilkan output

yang memberikan mashlahah paling tinggi atau disebut efesiensi alokasi.

2.2.2.3.4 Profesionalisme (profesisionalisme)

Profesionalisme Merupakan implikasi dari efesiensi profesional artinya menyerahka

sesuatu urusan kepada ahlinya. Dengan kata lain profesional berarti menyerahkan

pengelolaan sumberdaya kepada ahlinya sehingga di peroleh output secara efisien.

2.2.2.3.5 Kecukupan.(sufficiency)

para fukaha mendefinisikan kecukupan sebagai terpenuhinya kebutuhan sepanjang masa

dalam hal sandang, pangan, papan, pengetahuan, akses terhadap penggunaan sumber daya,
bekerja, membangun keluarga, ( pernikahan) sakinah, kesempatan untuk kaya bagi

setiap individu tanpa berlebihan.30

2.3 Tinjauan Konseptual

2.3.1. Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

Peran BUMDes dalam sebuah desa berperan secara aktif dalam upaya mewujudkan dan

mengembangkan perekonomian masyarakat desa serta meningkatkan penghasilan sehingga dapat

meningkatkan pendapatan dan kemakmuran masyarakat.


30
Pusat Pengkajian Dan Pengembangan Ekonomi Islam, Ekonomi Islam, h. 65-67.
2.3.2 Peran

Peran berasal dari kata peran, peran memiliki makna yaitu seperangkat tingkat

diharapkan yang dimiliki oleh yang berkedudukan dimasyarakat. Sedangkan peranan adalah

bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Makna dari kata peran adalah suatu

penjelasan yang merujuk pada konotasi ilmu sosial, yang mengartikan peran sebagai suatu

fungsi yang dibawakan seseorang ketika menduduki suatu posisi dalam struktur sosial.

2.3.3.Peningkatan

Kata peningkatan juga dapat menggambarkan perubahan dari keadaan atau sifat yang negatif

berubah menjadi positif. Sedangkan hasil dari sebuah peningkatan dapat berupa kuantitas dan

kualitas. Kuantitas adalah jumlah hasil dari sebuah proses atau dengan tujuan peningkatan.

Sedangkan kualitas menggambarkan nilai dari suatu objek karena terjadinya proses yang

memiliki tujuan berupa peningkatan.

2.3.4 Masyarakat

Secara umum Pengertian Masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang hidup

bersama, bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama yang telah memiliki tatanan

kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat yang ditaati dalam lingkungannya. Masyarakat

berasal dari bahasa inggris yaitu "society" yang berarti "masyarakat", lalu kata society berasal

dari bahasa latin yaitu "societas" yang berarti "kawan".

2.3.4 Tinjauan Ekonomi Islam

Ekonomi Islam adalah sebuah pandangan ilmu pengetahuan sosial yang menyoroti masalah

perekonomian yang berdasar dalam Islam dimana yang dimaksud dalam penelitian yaitu pandangan
atau tinjauan ekonomi Islam tentang peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam meningkatkan

kesejahteraan masyarakat dengan merujuk kepada sumber-sumber ekonomi Islam.

2.4 Kerangka Pikir.

Kerangka adalah garis besar atau rancangan isi karangan (dalam hal ini skripsi) yang

dikembangkan dari topik yang telah ditentukan. Ide-ide atau gagasan yang terdapat dalam kerangka

pada dasarnya adalah penjelas atau ide bawahan topik. Dengan demikian kerangka merupakan rincian

topik atau berisi hal-hal yang bersangkut paut dengan topik.31

Kerangka pikir dalam penelitian ini difokuskan pada peran BUMDes dalam mensejaterakan

masyarakat. Sesuai dengan judul penelitian ini yang membahas “Peran Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Batetangnga Kab. Polewali

Mandar (Tinjauan Ekonomi Islam)”, sehingga untuk mempermudah penelitian ini penulis membuat

kerangka pikir adapun bagan kerangka pikir sebagai berikut :

31
Manshur Muslich, Bagaimana Menulis Skripsi (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), h. 24.
2.5 Bagan Kerangka Pikir

Peran (BUMDes)

Kesejah Kualitas Memper Mengembangk Mening


teraan kehidupan kokoh an katkan
ekonomi perekono perekonomian peng
mian masyarakat hasilan
desa

Kesejahteraan
masyarkat

Prinsip-prinsip

Ekonomi Islam
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode-metode penelitian yang digunakan dalam pembahasan ini meliputi beberapa al yaitu
jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, fokus penelitian, jenis dan sumber data yang digunakan,

teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.32 Untuk lebih mengetahui metode penelitian dari

penelitian ini, maka diurakan sebagai berikut:

3.1 Jenis Penelitian

Dalam penulisan ini peneliti berusaha dengan semaksimal mungkin membahas permasalahan

secara rinci dan sistemis dengan harapan bahwa kajian ini dapat memenuhi syarat sebagai suatu karya

ilmiah. Oleh karena itu penggunaan metodologi yang tepat mempunyai pengaruh yang sangat besar

dalam pencapaian sasaran yang hendak dicapai.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian lapangan (field research). Sesuai dengan sifat dan

karakter permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini, maka penelitian ini menggunakan

pendekatan deskriptif-kualitatif yaitu penelitian yang berupaya mengangkat, menuturkan, dan

menafsirkan data dari fakta, keadaan, variabel, dan fenomena-fenomena yang terjadi saat sekarang

ketika penelitian berlangsung dan menyajikan apa adanya. 33

32
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah(Makalah Dan Skripsi), Edisi Revisi (Parepare; STAIN
Parepare, 2013), h. 34.
33
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif (Bandung, Alfa Beta, 2007), h. 76.
Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti hendaknya melihat objeknya secara langsung,

sehingga peneliti langsung mewawancarai objek yang akan diteliti untuk mendapatkan data-data yang

diperlukan. Penelitian lapangan juga berfungsi untuk mengetahui kondisi yang di alami oleh

masyarakat di lapangan. Untuk itu, data yang dikumpulkan harus berupa kata-kata, gambar, dan

bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua

yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti.

Pendekatan deskriptif kualitatif adalah pendekatan yang bermaksud untuk memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya: perilaku, persepsi, tindakan,

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. Pendekatan deskriptif kualitatif ini

bertujuan untuk mendapatkan informasi lengkap tentang “Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Batetangnga Kab. Polewali mandar (Tinjauan

Ekonomi Islam)”.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di Desa Batetangnga Kab. Polewali mandar, dengan mengambil

data-data yang berkaitan dengan penelitian. Penentuan lokasi di atas dengan pertimbangan bahwa

lokasi tersebut merupakan tempat peneliti lokasinya mudah di jangkau oleh peneliti. Dengan

demikian akan memudahkan bagi peneliti memperoleh data-data yang di inginkan.

3.2.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan selama kurang lebih satu bulan untuk

mendapatkan data-data yang dibutuhkan, bertempat di Desa Batetangnga Kab. Polewali Mandar.

3.3 Fokus Penelitian


Adapun fokus penelitian ini adalah:

3.3.1 Fokus kepada masalah tinjauan ekonomi Islam terhadap kegiatan Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes) di masyarakat Desa Batetangnga Kab. Polewali Mandar.

3.3.2 Fokus kepada peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat di Desa Batetangnga Kab. Polewali Mandar.

3.4 Jenis dan Sumber Data yang digunakan (Primer dan Sekunder)

3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif artinya data yang

berbentuk kata-kata, bukan dalam bentuk angka. Data kualitatif ini diperoleh melalui berbagai macam

teknik pengumpulan data misalnya wawancara, analisis dokumen, atau observasi yang telah

dituangkan dalam catatan lapangan (transkrip). Bentuk lain data kualitatif adalah gambar yang

diperoleh melalui pemotretan atau rekaman video.

3.4.2 Sumber Data

Berdasarkan sumbernya data penelitian dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu data primer

dan data sekunder.

3.4.3 Data Primer

Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari lapangan34, Yaitu di Desa Batetangnga

Kabupaten Polewali Mandar. Pada penelitian ini, sumber data primer ini diperoleh dari kepala Desa

ataupun staf desa dan masyarakat melalui wawancara untuk menunjang keakuratan data mengenai

34
Nasution, Metode Research,(Cet. IX; Jakarta, BumiAksara, 2007), h. 143
peran BUMDes dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Batetangnga Kab. Polewali

Mandar (tinjauan ekonomi Islam) yang meliputi :

3.4.4 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya, biasanya

diambil melalui dokumen, buku atau melalui orang lain.35 Sumber data sekunder ini akan diperoleh di

bagian Tata Usaha desa batetangnga. Data sekunder juga mencakup dokumen-dokumen resmi, buku-

buku, hasil-hasil penelitian yang berwujud laporan dan sebagainya. 36 Sumber data lain yang berkaitan

erat dengan pokok penelitian penulis.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap penelitian, terdapat beberapa teknik penelitian yang sering digunakan untuk

memperoleh data di lapangan. Dalam setiap penelitian dikenal istilah teknik pengumpulan data yang

pada hakikatnya merupakan cara-cara yang dapat dilakukan oleh peneliti untuk mengumpulkan

data.37 Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data melalui cara yaitu:

3.5.1 Wawancara (Interview)

Metode interview yaitu metode pengumpul data dengan jalan Tanya jawab sepihak yang
dikerjakan sistematis yang berlandaskan tujuan penelitian. Wawancara adalah metode pengumpulan

data yang digunakan penelitian untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui komunikasi

langsung dengan subjek penelitian, baik dalam situasi sebenarnya ataupun situasi buatan. 38

35
Erna Widodo dan Mukhtar, Konstruksi Ke Arah Penelitian Deskriptif (Cet, I; Yogyakarta, Avyrouz, 2000), h.
117.
36
Erna Widodo dan Mukhtar, Konstruksi Ke Arah Penelitian Deskriptif, h. 30.
37
Trianto, Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan & Tenaga Kependidikan
(Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010), h. 262-267.
38
Winarno Surachmad, Pengantar Penelitian Ilmiah (Bandung, Tarsito, 2003), h. 162.
Wawancara (Interview) merupakan proses memperoleh keterangan dengan cara Tanya jawab sambil

bertatap muka antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai untuk mendapatkan informasi

yang kongkret terkait dengan permasalahan yang diteliti.39 Sehingga berguna untuk melengkapi

metode observasi lapangan. Sedangkan data-data yang tidak diperoleh dari wawancara dalam teknik

ini digunakan teknik wawancara mendalam tanpa struktur. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak,

yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan interview yang memberikan jawaban atas

pertanyaan itu. Wawancara (Interview) adalah situasi peran antar pribadi bertatap muka (face-to-
face), ketika seseorang yakni pewawancara mengajukan pertanyaan yang dirancang untuk

memperoleh jawaban-jawaban yang relevan dengan masalah penelitian kepada seseorang responden.

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data dari kepala Desa maupun pada masyarakat desa.

3.5.2 Metode Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan suatu objek dengan sistematika

fenomena yang ada.40 Metode observasi yaitu studi yang sengaja dan sistematis tentang fenomena

sosial dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Observasi dilakukan secara

sistematis (berkerangka) mulai dari metode sampai cara-cara pencatatannya.


Dalam hal ini dapat diobservasi adalah mengenai langkah-langkah yang telah dilakukan

masyarakat desa Batetannga dalam keikutsertaannya dengan program Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes).

3.5.3 Dokumentasi

39
Bungin, B Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Social Lainnya (Cet. IV;
Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010), h. 108.
40
Sukandarrumidi, Metode Penelitian; Petunjuk Praktis Untuk Penelitian Pemula, (Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 2004), h. 69.
Metode ini merupakan pengambilan data berdasarkan dokumentasi yang dalam arti sempit

berarti kumpulan data verbal dalam bentuk tulisan. Penulis mengunakan metode dokumentasi untuk

mendapatkan data tentang letak geografis, jumlah masyarakat desa, keadaan desa dan keadaan sarana.

Metode dokumentasi adalah metode yang menggunakan bahan klasik untuk meneliti perkembangan

yang khusus yaitu untuk menjawab pertanyaan atau persoalan-persoalan tentang apa, mengapa,

kenapa dan bagaimana.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses pencandraan (description) dan penyusunan transkrip serta

material lain yang telah terkumpul. Maksudnya agar peneliti dapat menyempurnakan pemahaman

terhadap data teresebut untuk kemudian menyajikannya kepada orang lain lebih jelas tentang apa

yang telah ditemukan atau di dapatkan di lapangan. 41 Analasis data nantinya akan menarik

kesimpulan yang besifat khusus atau berangkat dari kebenaran yang bersifat umum mengenai suatu

fenomena dan menggeneralisasikan kebenaran tersebut pada suatu peristiwa atau data yang

berindikasi sama dengan fenomena yang bersangkutan.42

Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini adalah:

3.6.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah awal dalam penelitian. Data yang dikimpulkan adalah

data yang terkait dengan penelitia untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang diajukan dalam

rumusan masalah.

3.6.2 Reduksi data (data reduction)

41
Sudarman Damin, Menjadi Peneliti Kualitatif: Ancangan Metodologi, Presentasi, dan Publikasi Hasil
Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2012), h. 37.
42
Saifuddin Azwar, Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), h. 40.
Miles dan Hubermen dalam sugiyono mengatakan bahwa reduksi data diartikan sebagai

proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data

kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Mereduksi data bisa berarti merangkum,

memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. 43

Dalam teknik reduksi data kegiatan yang perlu dilakukan adalah antara lain:

3.6.2.1 mengumpulkan data dan informasi baik dari dokumen, catatan hasil wawancara dan hasil

observasi.
3.6.2.2 Serta mencari hal-hal yang dianggap penting dari setiap aspek temuan penelitian.

3.6.3 Penyajian data (data display)

Data diarahkan agar terorganisasi dan tersusun dalam pola hubungan, uraian naratif, seperti

hasil wawancara dan hasil bacaan. Data yang diperoleh baik dari studi kepustakaan (data sekunder)

maupun dari penelitian lapangan (data primer) akan dianalisis secara deskriptif kualitatif dengan

memaparkan peran badan usaha milik desa (BUMDes) di Desa Batetannga kab. Polewali Mandar,

khususnya mengenai tinjauan ekonomi islam terhadap kegiatan BUMDes, dan peran BUNDes dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.


3.6.4 Penarikan Kesimpulan (conclution) atau verifikasi

Pengumpulan data pada tahap awal (studi pustaka) menghasilkan kesimpulan sementara yang

apabila dilakukan verifikasi (penemuan bukti-bukti atau fakta-fakta yang terjadi di lapangan) dapat

menguatkan kesimpulan awal atau menghasilkan kesimpulan yang baru. Kesimpulan yang

dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat penelitian

kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan merupakan kesimpulan yang kredibel. 44

43
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif Dan R&D, h. 92.
44
Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif Dan R & D, h. 99.
Kesimpulan-kesimpulan akan ditangani dengan longgar dan tetap terbuka, tetapi kesimpulan sudah

disediakan, yang mulanya belum jelas, meningkat menjadi lebih rinci. Kesimpulan-kesimpulan juga

diverifikasi selama penelitian berlangsung.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Sejarah Desa Batetangnga

Batetangnga adalah bagian dari tiga Bate dalam lontara mansyarakat pattae mengenal Bate,

Batebiring, Batetangnga dan Bateulu. Tiga bagian ini menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan

mulai dari Bakaru bagian dalam tepatnya kabupaten Pinrang sampai ke Anreapi perbatasan

Kabupaten Mamasa. Batetangnga juga dalam sejarah lokal masyarakat Batetangng mengenal kerajaan

Eran Batu, hingga hari ini sebagai sebuah meniatur masyarakat Batetangga yang memiliki berbagai

macam budaya dan tradisi, seperti baru-baru pentas seni oleh pemerintah kabupaten Polewali Mandar,

tradisi tari Eran Batu, yang menjadi bagian warisan masyarakat Polewali Mandar.

Yang dimaksud dengan kata Bate diatas ialah wilayah atau kekuasaan dimana terdiri dari tiga

Bate yaitu, Batebiring, Batetangnga dan Bateulu dari tiga bagian ini merupakan bagian yang tak

terpisahkan.

Batetangnga juga bagian dari pada kerajaan Pitu Ulunna Salu Pitu Babana Minanga, bagian

aliansi kerajan di tana Mandar, yang mengikat semangat perjuangan, semangat kasitalliran (Saudara)

sejarah ini yang mengikat ruang batin masyarakat Batetangnga hingga sampai hari ini menjadi

semangat dalam membangun karakter dan generasi, Sebelum terbentuk Desa Batetangnga sudah
terdapat sekelompok masyarakat yang disebut masyarakat Kanan yang disekitarnya terdapat juga

beberapa kampung yaitu :45

4.1.1.1 Kampung Biru

4.1.1.2 Kampung Kanang

4.1.1.3 Kampung Penaniang

4.1.1.4 Kampung Rappoang

4.1.1.5 Kampung Passembarang


4.1.1.6 Kampung Kaleok

Dengan melihat perkembangan penduduk dan masyarakat ke 6 kampung itu, maka sekitar

tahun 1961 kampung ini dibentuklah desa yang diberi nama Desa Kanang, Kecamatan Polewali atas

persetujuan beberapa Tomakaka dan Kerajaan Binuang yang berkedudukan di Kampung Kanang

sebagai ibu kota enam bagian kampung tersebut memiliki peran masing-masing, Kanang sebagai

wilayah pemerintahan, letak dan geografisnya sangat starategis sebagai bagian pemerintahan atau

wilayah pemukiman, Biru sebagai bagian penguatan dengan keberadaan sejarah, sejarah masa lalu,

Penaniang sebagai wilayang menanti turun yang dinanti, dalam konsep tomanurung masyarakat

Batetangnga, tempat bernyayi atau menyayikan lagu-lagu.


Rappoan wilayah penghasil rempah-rempah dan buah buahan, mana oleh orang leluhur, di

wilayah ini tumbuh dan subur beberapa jenis buah buahan seperti durian, rambutan, langsat, dan

beberapa buah lagi Passambarang dan Kaleok, sebagai bagian wilayah atas penghasil gula aren

terbesar di sulawesi yang menjadi bagian vital dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat Batetangnga.

Setelah terbentuk Desa Kanang maka beberapa kampung ini beroba menjadi RK/Dusun. Yaitu

4.1.1.1 RK/Dusun Biru

45
Manuskrip Sejarah Tutur Batetangnga
4.1.1.2 RK/Dusun Kanang

4.1.1.3 RK/Dusun Penaniang

4.1.1.4 RK/Dusun Rappoang

4.1.1.5 RK/Dusun Passembarang

4.1.1.6 RK/Dusun Kaleok

Pada tahun 1961 para tomakaka dan masyarakat 6 RK/dusun ini sepakat untuk mengadakan

Pemilihan kepala Desa Kanang, yang terpilih pada saat itu adalah Damang.
Dan setelah Damang meninggl dunia maka yang menjadi Kepala Desa adalah Abd. Wahab

pada waktu itu ia menjabat sebagai Sekretaris Desa periode 1964 s/d 1966 ( Pejabat sementara ).

Pada tahun 1966 diadakan pemelihan secara demokratis dan yang terpih adalah : Mahamuddin

dan ia menjabat sebagai kepala desa tahun 1966 s/d 1983 dan pada tahun 1983 diadakan pemiliahan

kembali dan yang terpilih adalah Saraila pada periode 1983 s/d 1991, Selanjutnya pada tahun 1991

kembali diadakan pemilihan kepala Desa dan yang terpilh adalah: Muchtar Lallo, SH. sampai periode

1991 s/d 1999. Kemudian tahun 1999 Pejabat sementara pada waktu itu adalan camat Binuang yaitu

Sukirman SH. Dan camat Binuang menunjuk saudara Sirajuddin sebagai pejabat sementara sejak

1999 s/d 2001 dan pada tahun 2001 Sirajuddin meningggal Dunia maka yang menggantikan pada
waktu itu adalh Drs Hamdan (Camat Binuang) dan Camat Binuang menunjuk saudara Syarifuddin,

S.Sos PJS sampai 2003, Kemudian tahun 2003 Pemilihan kepala Desa dan yang terpilih adalah

Hasan Dsampai periode 2003 s/d 2008 pada tahun akhir 2008 diadakan pelihan kepala Dasa yang

terpilih adalah saudara Sumaila Damang sampai sekarang.

Desa Batetangnga adalah peralihan nama dari desa Kanang yang dilatar belakngi dari stambu

(sejarah). Dan melalui musyawarah oleh para pemuka-pemuka agama, tokoh masyarakat dan tempat
musyawarah pada saat itu di depan batu besar yang tepatnya di Dusun Rappoan, akhirnya ditetapkan

peralihan nama menjadi desa Batetangnga pada tahu 196646

Kemudian pada tahun 2013 Dusun Rappoang dan Dusun Biru dimekarkan masing-masing

menjadi 3 Dusun yaitu Dusun Rappoang terbagi dari Dusun Saleko dan Dusun Lumalan kemudian

Dusun Biru Terbagi dari Dusun Eranbatu dan Dusun Pamu‟tu, Sehingga pada tahun 2014 Desa

Batetangnga terdiri dari 13 Dusun yaitu :

4.1.2 Demografi
Tabel I

Kondisi Demografi Desa Batetangnga Kec. Binuang Kab. Polman

No. Uraian Jumlah

1 Kependudukan

A. Jumlah Penduduk (jiwa) 5766

B. Jumlah KK 1168

C. Jumlah Laki-laki 2776

D. Jumlah Perempuan 2990

Sumber data: Kantor Desa Batetangnga 2014

Kondisi Demografi Desa Batetangnga Kec. Binuang Kab. Polman

No. Uraian Jumlah

46
Wawancara dengan Pemangku Adat, di Rumah Responden tanggal 14 November 2014
1 Kependudukan

E. Jumlah Penduduk (jiwa) 5766

F. Jumlah KK 1168

G. Jumlah Laki-laki 2776

H. Jumlah Perempuan 2990

Sumber data: Kantor Desa Batetangnga 2014


Dari tabel tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa jumlah laki-laki dan perempuan jumlahnya

hampir sama/seimbang. Selain itu kondisi demografi tersebut didukung oleh kondisi geografis

sebagai berikut :

Kondisi Geografis Desa Batetangnga Kec. Binuang Kab. Polman

No Uraian

1 Luas wilayah : 480.000 Km2


Jumlah Dusun : 13 (tiga belas)

1. Dusun Kanang

2. Dusun Kanan Bendungan

3. Dusun Pulao

4. Dusun Biru

5. Dusun Eranbatu

6. Dusun Pamu‟tu
2
7. Dusun Rappoang

8. Dusun Saleko

9. Dusun Lumalan

10. Dusun Penaniang

11. Dusun Passembarang

12. Dusun Baruga

13. Dusun Tallangbulawan

Batas wilayah :

a. Utara : Desa Kaleok

3 b. Selatan : Kelurahan Amassangan

c. Barat : Desa Rea Timur

d. Timur : Desa Amola


Topografi

a. Luas kemiringan lahan (rata-rata)

4 1. Datar 1106 Ha

b. Ketinggian di atas permukaan laut (rata-

rata) 3694 Ha

Hidrologi :
5
Irigasi berpengairan tehnis

Klimatologi :

a. Suhu 27 – 35 °C

6 b. Curah Hujan 252 mm

c. Kelembaban udara

d. Kecepatan angin

Luas lahan pertanian

a. Sawah teririgasi : 164 Ha


7
b. Sawah tadah hujan : -

8 Luas lahan pemukiman : 1100 Ha

Kawasan rawan bencana :


9
a. B anjir : 100 Ha

Sumber data: Kantor Desa Batetangnga 2014


4.1.3 Keadaan Sosial

Tabel III

Kondisi Sosial Budaya Desa Batetangnga Kec. Binuang Kab. Polman

No. Uraian Jumlah

1 Kesejahteraan Sosial

A. Jumlah KK Prasejahtera 682

B. Jumlah KK Sejahtera

C. Jumlah KK Kaya 55

D. Jumlah KK Sedang

431
E. Jumlah KK Miskin

2 Tingkat Pendidikan

A. Tidak tamat SD

B. SD 1040

C. SLTP 312

D. SLTA 200

E. Diploma/Sarjana

3 Agama
A. Islam 5.751

B. Kristen -

C. Protestan -

D. Katolik 15

E. Hindu -

F. Budha -

Sumber data: Kantor Desa Batetangnga 2014

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :

4.1.3.1 Kesejahteraan

Jumlah KK Miskin mendominasi yaitu 40 % dari total KK, sisanya adalah KK sedang. Dengan

banyaknya KK Miskin inilah, maka Desa Batetangnga termasuk dalam Desa Prasejahtera.

4.1.3.2 Tingkat Pendidikan

Kesadaran tentang pentingnya pendidikan terutama pendidikan 9 tahun baru terjadi beberapa

tahun ini sehingga jumlah lulusan SD dan SLTP mendominasi peringkat Pertama.

4.1.3.3 Agama

Agama yang ada di desa Batetangnga hanya ada dua yakni Islam dan Kristen, mayoritas

penduduk desa Batetangnga memeluk agama Islam, hanya sekitar 15 orang yang menaganut agama

Kristen.

4.1.4 Keadaan Ekonomi

Tabel IV

Kondisi Ekonomi Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Batetangnga


No. Uraian Jumlah Keterangan

1 Mata Pencaharian

115
A. Buruh Tani

B. Petani 3102 Petani tambak/petani kebun

C. Peternak 25

D. Pedagang 63

E. Tukang Kayu 75

F. Tukang Batu 115

G. Penjahit 5

H. PNS 140

I. Pensiunan 95

J. TNI/Polri 1

K. Perangkat Desa 5

L. Pengrajin -

M.Industri kecil -

N. Buruh Industri -
O. Lain-lain -

Sumber data: Kantor Desa Batetangnga 2014

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi ekonomi di Desa Batetangnga

tergolong sangat dinamis, hampir 70% masyarakat bermata pencaharian sebagai petani sawah dan

kebun, sisanya 30% bermata pencaharian sebagai Pedagang, PNS, Wiraswasta dan lain sebagainya.

Menurut ketua kelompok petani Poton bahwa:

“tahun demi tahun hasil panen semakin meningkat, itu terbukti pada tahun 2006 lalu, satu-

satunya desa terpilih mewakili Sul-Sel Bar pada perlombaan kelompok tani, dan menerima

penghargaan dari presiden Ibu Megawati”47

Adapun sumber penerimaan desa dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel V

Sumber Penerimaan Desa Batetangnga Kec. Polman Kab. Polman

Sumber Tahun

No Penerimaan
2011 2012 2013 2014
Desa

1 Pajak 26.086.726 26.074.684 32.611.164

2 DPDK / ADD 138.648.574 138.648.574 146.537.648

Sumber data: Kantor Desa Batetangnga 2014

4.1.4.1 Penerimaan Pajak, mulai tahun 2011 s/d 2012 mengalami penurunan. Namun pada tahun 2014

terjadi peningkatan dari tahun 2013. Adapun penyebab dari peningkatan penerimaan pajak

selama tahun 2014 adalah bangunan baru/rumah bertambah dan kenaikan tarif.

47
Wawancara dengan Burhanuddin, Sekretaris Kelompok Tani Poton, tanggal 18November 2014
4.1.4.2 DPD/K adalah Dana pembangunan Desa yang bersumber dari pemerintah, besaran dana tiap

tahun bisa berubah sesuai dengan kebijakan PEMKAB.

4.1.4.3 ADD atau Alokasi Dana Desa adalah Dana APBD Kabupaten besaran Dana tiap tahun bisa

berubah sesuai dengan kebijakan PEMKAB.

4.1 Hasil Penelitian

4.2.1 peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat di Desa Batetangnga Kab. Polewali Mandar.


Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah suatu lembaga keuangan yang mana tujuan

utamanya adalah untuk memberikan pinjaman kredit kepada masyarakat yang membutuhkan untuk

menjalankan suatu usahanya, selain itu BUMDes juga bisa mendirikan usaha – usaha untuk

meningkatkan ekonomi masyarakat. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah lembaga usaha desa

yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintahan desa dalam upaya memperkuat perekonomian desa

dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan potensi desa. Menurut undang-undang nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah, BUMDes didirikan antara lain dalam rangka peningkatan

Pendapatan Asli Desa (PADes).

BUMDes telah ada sejak Tahun 2005. Kemudian eksistensi BUMDes kembali booming saat
UU No 6 Tahun 2014 Tentang desa muncul.48 UU No 6 tahun 2014 pasal 87 ayat 3 menyebutkan

BUMDes dapat menjalankan usaha di bidang ekonomi dan/atau pelayanan umum sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan. Artinya, BUMDes dapat menjalankan berbagai usaha,

mulai dari pelayanan jasa, keuangan mikro, perdagangan, dan pengembangan ekonomi lainnya, maka

hal ini yang telah dikembangkan BUMDes di desa Batetangnga yang suda pada pada tahun 2015.

Menurut saudara Muhammad Ilyas selaku sekertaris BUMDes Batetangnga yang

mengatakan bahwa:

48
https://bisnis.tempo.co/read/791491/kemendes-pdtt-segera-dirikan-klinik-bumdes.
“Setahu saya sejak tahun 2005 BUMDes di berbagai daerah sudah menyebar dimana-mana
khususnya bagian daerah yang tertinggal perekonomiannya, tapi BUMDes Batetangnga
baru diresmikan dan mulai beroperasi menjalankan kegiatan-kegiatannya pada 17 Juni 2015
dan sejauh ini BUMDes Batetangnga sudah di kenal baik oleh masyarakat kami.” 49
Badan Usaha Milik Desa, yang selanjutnya disebut BUMDes, adalah badan usaha yang seluruh

atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal

dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk

sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa Batetangnga. BUMDes ini sendiri berbeda dengan

badan usaha keuangan yang lain, Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh bapa Abd.Wahid
bendahara BUMDes batetangnga yang mengatakan bahwa:

“BUMDes Batetangnga berbeda dengan badan usaha yang lain karna badan usaha ini di
kelola lansung oleh desa dan aparat-aparat desa dan bekerja sama dengan seluruh masyarakat
desa artinya masyarakat yang mau menjadi mitra. Jadi BUMDes ini juga dapat mengurangi
angka pengangguran di batetangnga. Karena pemuda-pemuda yang tak punya pekerjaan
dapat direkrut menjadi pengelola BUMDes batetangnga, dan tentu saja harus dapat
persetujuan dari kepala Desa maupun kepala pengelola BUMDes Batetangnga ini. 50

Hal yang samam di sampaikan oleh Rahim.51

“BUMDes Batetangnga memang beda dari lembaga keuangan lain karena selain visi dan
misinya yang beda prosedur menjadi anggotanya pun berbeda karena lembaga ini hanya di
peruntukan untuk warga desanya masing-masing, dan lain hal lagi kalau ada kerja sama
dengan pedesaan lain.i

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa BUMDes Batetangnga ini

memang berbeda dengan badan usaha lainnya dimana syarat-syarat untuk menjadi anggota BUMDes

yakni: Warga masyarakat asli Desa Batetangnga, Telah berusia sekurang-kurangnya 17 tahun,

Mendaftarkan diri, Sehat jasmani dan rohani, dan Bersedia menaati peraturan BUMDes. karna badan

usaha ini dimiliki oleh desa di kembangkan oleh desa dan dilaksanakan oleh masyarakat-masyarakat

49
Muhammad Ilyas, Selaku Sekertaris Bumdes Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 11
November 2017.
50
Abd Wahid, Bendahara Bumdes Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 12 September 2017.
51
Rahim, Salah Satu Pengurus Bumdes Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 13 September
2017.
desa itu sendiri dan pada akhirnya dapat mengurangi angka pengangguran dan mampu membangun

desa. Sebagaimana visi dan misi BUMDes Batetangnga

Visi, Melalui gerakan pemberdayaan masyarakat kita tumbuhkan tradisi membangun Desa

Misi,Menggali dan memanfaatkan potensi alam yang diimbangi dengan peningkatan sumber daya

manusia (SDM). Membina kegiatan BUMDes Batetangnga sebagai sarana kegiatan pengembangan

ekonomi Desa dengan memperhatikan nilai-nilai luhur serta kultur budaya kemanusiaan dan

kelestarian lingkungan hidup. Mengembangkan kegiatan BUMDes Batetangnga dalam rangka


meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Mengembangkan potensi, mendorong usaha

ekonomi produktif guna menumbuhkan jiwa kewirausahaan menuju desa mandiri dan sejahtera”.

Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh bapa Rahim salah satu pengurus BUMDes

Batetangnga yang mengatakan bahwa:

“BUMDes pada umumnya itu untuk membantu masyarakat di Desa khususnya memberi
kemudahan dalam melakukan usaha dan untuk membantu masyarakat tak mampu,
sedangkan peran BUMDes itu sendiri untuk kesejahteraan masyarakat khususnya di Desa
Batetangnga ini adalah membangun fasilitas-fasilitas atau aset-aset desa dan membantu
permodalan bagi masyarakat yang ingin membuka usaha, dengan adanaya pembangunan
tempat wisata yang diambil dari dana retribusi wisata, pengelolaan sampah, sarana traktor,
bantuan modal dan pembangunan fasilitas pasar dari dana retribusi pasar. Dengan adanya
bantuan dan pembangunan sarana ini saya kira BUMDes ini suda sangat membantu dan
memudahkan masyarakat khususnya di Desa Batetangnga ini.”52
Hal yang sama juga di katakan oleh saudara Muh. Irwan salah satu pengurus BUMDes

Batetangnga yang mengatakan bahwa:

Menurut Muh. Irwan bahwa memang BUMDes ini membantu bagi masyarakat miskin,
bahkan jika program BUMDes ini dijalankan oleh setiap desa yang tertinggal maka dengan
adanya BUMDes ini daerah yang tertinggal akan semakin berkurang, tentunya jika kegiatan
atau usaha yang berjalan dengan baik dan dikelola sesuai dengan prosedurnya. 53

52
Rahim, Salah Satu Pengurus Bumdes Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 13 September
2017.
53
Muh Irwan, Salah Satu Pengurus Bumdes Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 12
September 2017.
Jika dilihat dari program yang telah dikerjakan oleh BUMDes tersebut maka peran BUMDes di

Desa Batetangnga ini sudah jelas dapat membantu masyarakat untuk lebih meningkat, dengan adanya

program tersebut masyarakat suda bisa menikmatinya baik berupa sarana maupun prasarana, program

kegiata Badan uasaha BUMDes Batetangnga yang telah terlaksana seperti :

4.2.1.1 Bantuan modal

Bantuan modal berarti bantuan dalam bentuk pinjaman uang untuk menunjang

pembangunan ekonomi dan sosial masyarakat, yang diberikan dengan syarat. seperti badan
usaha lainnya BUMDes juga menyediakan bantuan modal kepada syapa saja masyarakat yang

igin meminjam dana tersebut yang penting mengikuti prosedur peminjaman dana tersebut dan

mereka harus warga asli dari Desa Batetangnga.

Permodalan Badan Usaha Milik Desa (bumdesa) berasal dari :

4.2.1.1.1 Modal awal BUMDes batetangnga berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Desa (APBDesa).

Modal pengelolaan kegiatan usaha BUMDes Batetangnga berasal dari: Penyertaan Modal Desa

danb Penyertaan Modal Masyarakat Desa. Selain memberikan modal mereka juga member

kemudahan dalam meminjam dengan syarat mereka harus asli warga masyarakat desa
Batetangnga

Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh bapa Rahim salah satu warga desa

Batetangnga yang mengatakan bahwa:

“BUMDes umumnya itu membantu kita masyarakat di Desa ini memberi kemudahan
dalam melakukan usaha untuk masyarakat tak mampu seperti saya, Dengan adanya
bantuan pinjaman modal saya membangunan tempat pariwisata dengan saya mengelola
kebun menjadi tempat wisata sehingga saya dapat pemasukan yang lumayan setiap
bulannya bahkan tempat saya kini suda menjadi salah satu tempat wisata yang ramai
pengunjung setiap harinya jadi saya merasa BUMDes ini suda membantu dan
memudahkan saya dan mungkin masyarakat lain di Desa Batetangnga.” 54

54
Rahim, Warga Desa Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 13 September 2017.
Hal yang sama dikatakan oleh bapa Amrin yang mengatakan bahwa:

Saya dan tim saya mendapat bantuan Modal dari BUMDes untuk membuka uasaha Café
kopi kaleok, selain memasarkan kopi khas desa Batetangnga, kami juga sampai sekarang
suda mendapatkan banyak keuntungan bahkan kami suda memasarkan kopi sampai keluar
kota, hal ini berkat bantuan dana dari BUMDes yang member kami peluang usaha kami
bahkan akan membangun gerobak café kopi kaleok lagi dari penghasilan kami, dan
menurut saya hal ini pun juga membuat angka pengangguran di desa batetangnga jadi
berkurang.55

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa kegiatan bantuan modal usaha yang dilakukan

BUMDes ini memang sudah membantu masyarakat terbukti dari adanya peningkatan-
peningkatan yang di alami oleh bapa Rahim dan juga bapa Amrin beserta Timnya sampai

sekarang ini.

4.2.1.2 Pengelolaan sampah

sarana pengelolaan sampah ini sangat bermanfaat bagi masyarakat karna selain menjaga

kebersihan halaman juga mencega dari penyakit, Pengelolaan sampah sendiri adalah

pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, daur ulang, atau pembuangan dari material sampah,

ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan

biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau estetika.

Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam Pengelolaan sampah
bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metode dan keterampilan khusus

untuk masing-masing jenis zat.

program pengelolaan sampah ini telah di lakuakan oleh BUMDes Batetangnga sudah

sejak lama, sangat memberikan bantuan kepada masyarakat, karna dulunya warga sering sekali

menimbun sampah bahkan berserakan di halaman rumah karena tak sempat membuang sampah

khususnya sampah-sampah rumah tanggah. sampah-sampah tersebut hanya di kumpulkan di

55
Amrin, Warga Desa Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 13 September 2017.
depan rumah masyarakat kemudian akan di bawa oleh pengengkut sampah dengan

menggunakan truk sampah.

Hasil wawancara bapa. Sabri, pengelolah sampah yang mengatakan bahwa:

“Setiap pagi kami akan berkeliling kampung untuk memungut sampah-sampah dari setiap
rumah masyarakat, selain menjaga kebersihan desa secara pribadi saya juga sangat terbantu
dengan adanya kegiatan ini, karena saya juga digaji otomatis penghasilan saya bertambah
selain hasil dari berkebun, hasil dari pekerjaan saya ini ya saya pake hidupi keluarga dan
anak saya”56

Hal yang sama juga dikatakan oleh bapa kahar


Setiap pagi kami mengangkut sampah setelah di angkut sampah-sampah basah kami buang
sedangkan sampah plastik kami olah kembali dan kadang di beli sama anak pesantren yang
dapat tugas dari gurunya untuk mendaur ulang sampah plastik, nah hasil penjualan ini di
kembalikan ke BUMDes lagi untuk dikelolah kembali, meski pekerjaan yang saya lakukan
ini dikatakan kotor tapi gaji saya lumayan lah untuk menghidupi keluarga sehingga hasil dari
kebun saya bisa saya tabung dipakai beli tanah lagi apalagi anak saya masi kecil SD belum
ada yang berkebutuhan tinggi.57

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa kegiatan yang dilakukan BUMDes ini memang

sudah membantu masyarakat dalam hal kebersihan lingkungan agar slalu terhindar dari

penyakit dan membiasakan masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, seperti di

sungai atau di bendungan-bendungan yang ada di desa yang mana kita ketahui akan

menyebabkan banjir akibat luapan sungai ketika hujan turun. Hal ini sesuai dengan apa yang

dikatakan oleh ibu sitti warga Desa Batetangnga yang mengatakan bahwa:

Hasil wawancara ibu sitti warga Desa Batetangnga

“Saya sebagai warga sangat senang dengan adanya program BUMDes pengelolaan sampah,
selain menjaga kebersihan, masyarakat juga terhindar dari penyakit seperti penyakit demam
berdarah, masyarakat di permudah untuk membuang sampah tidak perluh jauh-jauh karna
ada pengangkut sampah yang siap mengambil sampah-sampah yang sudah di kumpulkan di
depan rumah.”58

Hal yang sama dikatakan oleh ibu Ruaeda warga Desa Batetangnga

56
Sabri, Pengelolah Sampah Desa Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 11 Februari 2019.
57
Kahar, Pengelolah Sampah Desa Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 11 Februari 2019.
58
Sitti, warga setempat Desa Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 13 September 2017.
“Pengelolaan sampah ini memang bagus apa lagi rumah-rumah yang ada di kampung kita ini
memang sudah padat jadi tidak tau mau buang sampah dimana selain disungai, karna suda
tdk bisa mi buang sampah di halaman belakang rumah karna padat mi rumah sekarang di
sini. Tapi karna sudah ada mi jasa pengengkut sampah, ya kita sudah nyaman mi sekarang
tidak perlu jauh-jauh buang sampah lagi.59
Jenis-jenis sampah meliputi :

4.2.1.2.1 Sampah rumah tangga;

4.2.1.2.2 Sampah sejenis sampah rumah tangga; dan

4.2.1.2.3 Sampah spesifik.


Sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud berasal dari kegiatan sehari-hari dalam

rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik.

Sampah sejenis sampah rumah tangga berasal dari kawasan acara keramaian, kawasan

komersial, kawasan wisata, kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau fasilitas

lainnya.

Sampah spesifik sebagaimana dimaksud meliputi :

4.2.1.2.3.1 Sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun;

4.2.1.2.3.2 Sampah yang timbul akibat bencana

4.2.1.2.3.3 Puing bongkaran bangunan;

4.2.1.2.3.4 Sampah yang secara teknologi belum dapat diolah;

4.2.1.2.3.5 Sampah yang timbul secara tidak periodik.

Peneliti dapat menyimpulkan dari hasil wawancara diatas baik dari pihak pengelolah

BUMDes maupun warga masyarakat Batetangnga BUMDes memnga sudah berperan aktif

dalam meningkatkan kebersihan masyarakat serta meningkatkan pendapatan masyarakat dari

pemanfaatan sampah.

4.2.1.3 Pengelolaan Tempat Wisata

59
Ruaeda Warga Setempat Desa Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 10 Januari 2019
Kita ketahui bahwa Desa Batetangnga adalah salah satu desa yang memiliki kelebihan di

bagian pariwisatanya maka dengan adanya bantuan pengelolaan pembangunan sarana

pariwisata dari BUMDes maka tempat wisata yang menjadi aset-aset desa ini mampu di kelolah

jadi semakin menarik dan semakin banyak di kunjungi, mulai dari warga Desa Batetangnga itu

sendiri, sampai pengunjung dari luar kota bahkan ada yang dari luar negeri.

Di tempat wisata tersebut ada banyak lapak-lapak yang dibuka oleh masyarakat

setempat seperti lapak penjualan buah yang amat sangat ramai ketika musimnya dan lapak
penjualan pakaian ganti serta penjual makanan berat dan ringan. Hal ini sesuai dengan apa yang

dikatakan oleh ibu Nur Mia warga Desa Batetangnga yang mengatakan bahwa:
“saya memang mendirikan lapak di tempat permandian yang ada di Salu Pajaan karena selain
harga yang lebih diatas ketimbanga harga jualan di luar, juga karena di dalam banyak
pengunjungnya, saya menjual makanan ringan dan berat seperti menyediakan buras, mie
siram, kopi juga, hasil dari penjualan di dalam memang lebih besar bahkan saya bisa
membangun dua lapak sekarang dari hasil jualan yang kemarin-kemarin, kini saya mempunyai
lapak pakaian dan alat renang anak.”60
Hal yang sama juga dikatakan oleh ibu Rahmiani
Sudah 3 tahunan ini saya selalu membuka (kalampang)/ lapak buah ketika waktu buah,
karena pengunjung tempat wisatah selalu menggeludak kalo musim buah di sini, saya bisa
menjual dan merauk keuntungan yang lumayan dengan berjualan disini apalagi buah yang
saya jual adalah buah dari kebun sendiri jadi pendapatannya dua kali lipat di banding di opor
kepenjual di pinggir jalan, hasil dari penjualan ini ya untuk kebutuhan sehari-hari ji juga.”61

Selain pendapatan dari tempat penjualan atau lapak yang ada di tem pat wisata ada

juga Objek Retribusi Tempat Rekreasi yaitu pelayanan tempat rekreasi yang disediakan,

dikuasai dan/atau dimiliki Pemerintah Desa, meliputi

4.2.1.3.1 Permandian sungai limbong lebok;

4.2.1.3.2 Permandian air terjun biru;

4.2.1.3.3 Pemandian salu pajaan

60
Nur Mia, warga Desa Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 11 Februari 2019.
61
Rahmiani, warga Desa Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 11 Februari 2019.
4.2.1.3.4 Rawah bangun

4.2.1.3.5 Rawah lumalan

4.2.1.3.6 Wisata religi tosalama;

4.2.1.3.7 Wisata buah dusun biru;

4.2.1.3.8 Wisata pendidikan;

4.2.1.3.9 Permandian sungai sitammu;

Hasil wawancara saudara Sarman petugas karcis permandian Batetangnga yang


mengatakan bahwa:

“Saya sebagai mahasiswa sekaligus petugas pembagian karcis wisata BUMDes merasa
diuntungkan dengan adanya BUMDes Batetangnga karena ketika saya kembali ke kampung
halaman, saya dapat dengan mudah mendapatkan kegiatan tambahan yang dapat
menghasilkan uang. Yaitu dengan dengan meberikan karcis kendaraan yang hanya di
lakukan pada hari sabtu dan minggu jadi saya tidak harus maminta uang jajan kalau mau
kembali ke Parepare lagi untuk kuliah 62
Peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan adanya pengelolaan tempat pariwisata ini

membuka banyak lapangan pekerjaan dan membuka peluang usaha bagi masyarakat sehingga

bisa meningkatkan pendapatan dari masyarakat yang ada di Desa Batetangnga ini.

4.2.1.4 Penyediaan sarana traktor/sarana pertanian


Masyarakat Desa Batetangnga sebagian besar juga beprofesi sebagai petani sawah,

dengan adanya bantuan atau peminjaman sarana traktor masyarakat jadi jauh lebih mudah

dalam mengelolah sawah-sawah mereka, selain masyarakat di fasilitasi dengan adanya traktor,

masyarakat juga bisa memesan racun atau obat-obat pertanian kepada pengelola BUMDes

Batetangnga kemudian mereka akan menfasilitasi kebutuhan masyarakat tersebut kemudian

racun atau obat-obatan pertanian tersebut bisa dibayar pada saat panen, sehingga hal ini dapat

memudahkan masyarakat untuk meningkatkan penghasilan perekonomiannya.


62
Sarman, petugas karcis permandian Desa Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 14
September 2017.
Hasil wawancara bapa harun burhanuddin selaku warga desa Batetangnga yang

mengatakan bahwa:
“Saya sebagai petani merasa dimudahkan oleh bantuan sarana prasarana yang di sediakan
oleh BUMDes karna selain harga penyewaannya dompeng yang lebih murah, saya juga
sebagai petani dimudahkan dalam membeli racun unuk padi-padi atau tanaman coklat
(kakao) saya, dan hasilnya pendapatan pertanian saya buahnya lebih melimpah dan
berisi,”.63

Namun hal berbeda di katakana oleh bapa Sapari yanf mengatakan Bahwa:

“sebenarnya program BUMDes ini sangat membantu kami masyarakat apa lagi yang
petani tua seperti saya, tapi saya perna kejadian bibit padi saya lambat di pupuk karena
racun yang saya pesan di BUMDes lambat datang, dan hasil panenn saya juga tidak
terlalu berlimpah seperti biasanya, saya tidak mengerti apakah pupuk yang saya gunakan
kadaluarsa atau takaran pemakain saya yang slah.”

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa dengan adanya penyediaan sarana pertanian ini

memang memudahkan masyarakat namun masi perlu di perhatikan kualitas pupuk atau racun

yang di berikan kepada masyarakat agar tidak terjadi kerugian dan kesalah fahaman.

Berdasarkan hasil wawancara yang di dapatkan dari pelaku-pelaku pengguna usaha

BUMDes dapat membantu atau berperan dengan baik bagi masyarakat di desa Batetangnga

mulai dari segi kebersihan, sampai penyediaan sarana dan prasarana tempat pariwisata, dan

pertanian dan secara tidak lansung BUMDes ini sendiri telah meningkatkan pendapatan asli

desa Batetangnga

4.2.2 Tinjauan Ekonomi Islam Terhadap Kegiatan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)
Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Batetangnga Kab. Polman.
Tujuan akhir Islam adalah sebagaimana tujuan dari syariat Islam itu sendiri, yaitu mencapai

kebahagiana di dunia dan akhirat (falah) melalui tata suatu kehidupan yang baik dan terhormat. Inilah

kebahagiaan hakiki yang diinginkan oleh setiap manusia, bukan kebahagiaan semu yang akhirnya

sering kali melahirkan penderitaan dan kesengsaraan. Dalam konteks ekonomi tujuan yang ingin

63
Harun Burhanuddin, Warga Setempat Desa Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 12
September 2017.
dicapai ekonomi islam meliputi aspek mikro ataupun makro, mencakup horizo waktu dunia atau pun

akhirat.64 Mewujudkan kesejahteraan hakiki merupakan dasar sekaligus tujuan utama dari syariat

islam (mashlahah al ibad), karenanya juga merupakan tujuan ekonomi islam.

Q.S at taubah ayat :105

               

 

Terjemahan:

Dan katakanlah: bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta orang-orang mukmin akan
melihat pekerjaan mu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan
yang gaib dan yang nyata, lalu diberikanNya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. 65

Quraish Shihab dalam bukunya yaitu tafsir al-misbah menjelaskan at taubah: 105 ini

“bekerjalah kamu demi karena Allah semata dengan aneka amal yang shaleh dan bermanfaat, baik

untuk diri kamu maupun utuk masyarakat umum, maka Allah akan melihat yakni menilai dan

memberi ganjaran amal kamu itu”.66

Dari penjelasan diatas dapat kita simpulkan, jadi dalam islam, jika seseorang mengerjakan

pekerjaan dengan niat karena Allah (amal shaleh) maka ia akan mendapatkan balasan baik di dunia

(berupa upah) maupun akhirat (berupa pahala), yang berlipat ganda. Baik itu untuk diri masing-

masing ataupun untuk masyarakat banyak.

Nabi Muhammad Saw. sangat menganjurkan ummatnya untuk berbisnis ,karena berbisnis

dapat menimbulkan kemandirian dan kesejahteraan bagi keluarga, tanpa tergantung atau menjadi

beban bagi orang lain. Allah berfirman dalam Q>S. Al- Naba‟ ayat: 11

   

64
Pusat Pengkajian Dan Pengembangan Ekonomi Islam (P3ei) Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
Kerjasama Bank Indonesia Ekonomi Islam (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 54 .
65
M. Quraish Shihab, Al-Qur’an Dan Maknanya, (Tangerang: Penerbit Lentera Hati, 2010), h. 84.
66
M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta: Lentera Hati, 2002),
h. 187.
Terjemahan:

“Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan". 67

Ini merupakan petunjuk untuk berdagang dan beberapa kegiatan lain agar seseorang dapat

memenuhi kebutuhan pokok sehari-harinya. Jadi dapat kita simpulkan bahwa ayat ini juga merupakan

anjuran bagi umat manusia dari tuhan agar kiranya mereka mau berusaha dan bekerja untuk

kelansungan hidupnya dan keluarganya. Namun tetap dengan cara yang baik atau mencari rezeki

sesuai dengan syariat agama atau dengan kata lain dengan jalan yang halal karena Allah menyukai
hambanya yang mencari rezeki dengan jalan yang halal sebagai mana Firman Allah dalam

Q.S al- hadid : 11

            

Terjemahan:
Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Maka Allah akan
melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan Dia akan memperoleh pahala yang
banyak.68
Jikalau memang program dari BUMDes ini bersifat tolong menolong dan hanya ingin

memebantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin maka diperbolehkan asalkan tidak

memberatkan sipeminjam untuk mengelolahnya, dan bunga dari pinjaman BUMDes itu sendiri cukup

rendah dibandingkan dengan lenbaga keuangan lainnya jadi bisa di tarik kesimpulan bahwa kegiatan

ini sesuai dengan hukum islam dan sesuai dengan tinjauan ekonomi islam.

Hasil wawancara dari Abd. Wahid pengelolah BUMDes yang mengatakan bahwa:

“Menurut saya sebagai pengelola BUMDes bahwa bunga yang diberikan oleh BUMDes ini
cukup rendah karena sebagaimana kita ketahui ini adalah badan usaha yang tujuan utamanya
mensejahterakan rakyat miskin jadi badan usaha ini akan sebisa mungkin memudahkan
masyarakatnya, jadi ini sama sekali tidak menyulitkan masyarakat Desa Batetangnga dan

67
Kementrian Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Mikhraj Khazana Ilmu, 2013).
68
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Surabaya: Karya Agung, 2006), h. 786.
bantuan ini akan kami berikan kepada siapa saja yang jelas mereka adalah warga Desa
Batetangnga”.69
Dari hasil wawancara pada pengelola dan warga desa Batetangga, bahwasanya BUMDes di

Desa Batetangga sangat relevan dengan prinsip-prinsip ekonomi Islam dimana prinsip ekonomi Islam

yakni:

4.2.2.1 Kerja

dimana kerja adalah pemanfaatan atas kepemilikan sumber daya manusia. BUMDes

Batetangnga memang mengutamakan masyarakat Desa Batetangnga untuk bekerja dan


mengelola sumberdaya manusianya dan sumberdaya alamnya.

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh ibu suri warga setempat bahwa:
“Menurut saya,semua orang memeng harus bekerja untunk kelansungan hidupnya baik
yang sudah berumah tangga ataupun yang belum, dengan adanya ini BUMDes saya rasa
kami sebagai masyarakat sudah melaksanakan prinsip ekonomi islam yang pertama ini.
Kami bisa bekerja karena ada bantuan dana dari BUMDes dan juga ada rogram-programnya
yang bisa membantu kami para masyarakat khususnya kaum ibu-ibu seperti saya ini untuk
meminjam modal untuk membuka usaha.70
4.2.2.2 Kompensasi

Islam mengajarkan bahwa setiap pengelolaan atau pemanfaatan sumberdaya berhak untuk

mendapatkan imbalan. Sesuai dengan ajaran islam BUMDes batetangnga memang

memberikan kompensasi terhadap seluruh pengelolanya, salah satunya kompensasi untuk


penyebar karcis wisata pada hari sabtu dan minggu, hal ini sesuai dengan apa yang

dikatakan oleh Abd. Wahid:

“Kami memang memberikan konfensasi kepada seluruh pengelolah BUMDes Batetangnga


ketika target dari penghasilan atau pemasukan sudah mencukupi jadi kami tdk memberikan
konfensasi dengan jangka waktu atau gaji perbulan, tapi kami memberikan konfensasi
ketika target suda mencukupi dan konfensasi yang kami berikan kepada pengurus dan
pengelola itu berbeda.71

69
Abd Wahid, Bendahara Bumdes Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 12 September 2017.
70
Suri, Warga Setempat Desa Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 13 September 2017.
71
Abd Wahid, Bendahara Bumdes Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 12 September 2017.
4.2.2.3 Efisiensi

Efesiensi dalam arti umum berarti kegiatan yang menghasilkan output yang memberikan

mashlahah paling tinggi atau disebut efesiensi alokasi. Sebagaimana kita ketahui bahwa

kegiatan BUMDes memang benar adanya menghasilkan sebuah output yang meberikan

kemaslahatan untuk masyarakatnya.

Sebagaimana yang dikatakan oleh bapa Harun Burhanuddin warga setempat bahwa:

“saya tidak terlalu mengerti tentang apa itu efisiensi tapi bisa saya katakan bahwa kalau
masalah maslahah atau kemaslahatan bisa saya artikan kesejahteraan kalau menurut saya
kegiatan badan usaha ini atau BUMDes ini sudah cukup memberi kesejahteraan pada kami
para warga dan mungkin ini pun sudah bisa di kategorikan atau termasuk kedalam
efisiensi.72
4.2.2.4 Profesionalisme

Profesional berarti menyerahkan pengelolaan sumberdaya kepada ahlinya sehingga di

peroleh output secara efisien. Dimana BUMDes dikelolah oleh orang-orang yang

profesional sehingga hasil dari kegiatannya pun mendapatkan output yang efisien.

Sebagaimana yang dikatakan oleh masrianto warga setempat bahwa:


“Setau saya BUMDes di desa kami ini memang dikelolah oleh para pemuda-pemudi serta
orang-orang berpendidikan di desa kami, jadi kalau tenteng apakah pengelolah badan usaha
kami ini sudah profesionalisme bisa saya katakan iya, karena mereka adalah orang-orang
terpercaya desa kami untuk mengelolah suatu lembaga dan mereka semua adalah lulusan
sarjana jadi tidak diragukan lagi, tapi kalau masalah bagaimana ia meleyani kami yah saya
rasa itu tergantung kepribadian mereka, apa lagi mereka bisa dianngap keluarga semua
karena sekampung ji semua, maka pelayanannya pun tidak terlalu formal seperti yang ada
pada badan usaha lainnya mereka melayani kadang-kadang tidak terlalu formal sebagai
mana semestinya mereka melayani keluarganya. 73
4.2.2.5 Kecukupan

Para fukaha mendefinisikan kecukupan sebagai terpenuhinya kebutuhan sepanjang masa

dalam hal sandang, pangan, papan, pengetahuan, akses terhadap penggunaan sumber daya,

72
Harun Burhanuddin, Warga Setempat Desa Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 12
September 2017.
73
Masrianto, Warga Setempat Desa Batetangnga, Wawancara Oleh Penulis Di Batetangnga, 13 September 2017.
dan lain-lain. Sebagaimana kita ketahui bahwasanya BUMDes bertujuan untuk

mengembangkan perekonomian masyarakat desa serta meningkatkan penghasilan sehingga

dapat meningkatkan pendapatan dan kemakmuran masyarakat.

Hal ini sesuai dengan apa yang di katakan oleh bapa Muhammad Ilyas yang berkata:

“Menurut saya BUMDes Desa Batetangnga berjalan dengan sangat baik karena memang
dikelola dengan secara baik. Dalam BUMDes Desa Batetangnga diutamakan kerja keras dan
kerja ikhlas, makanya dalam BUMDes dibutuhkan orang-orang yang mau bekerja keras
untuk mengelola, memelihara, dan mengembangkan BUMDes tersebut. Orang-orang yang
kerja tersebut tentunya harus diperhatikan kesejahteraannya agar dapat meningkatkan
perekonomian orang-orang yang terlibat di dalamnya. BUMDes di Desa Batetangnga juga
menjadi percontohan bagi BUMDes yang lain yang ada di daerah Polewali Mandar. Ini
dikarenakan BUMDes Batetangnga sangat-sangat memperhatikan Hasil Guna dari
Pengelolaan BUMDes di Desa ini. Ini tentunya tidak lepas dari tenaga pengelola yang
memiliki kemampuan yang luar biasa, di samping itu mereka memang bekerja secara ikhlas.
Bisami kita liat masyarakat Desa Batetangnga sekarang lebih sejahtera dibandingkan dulu
sebelum adanya BUMDes.”
Jadi dapat disimpulkan berdasarkan hasil wawancara antara pengelola dan warga masyarakat

Desa Batetangnga bahwasanya BUMDes Batetangnga memang sudah sesuai dengan tinjauan

ekonomi Islam. namun yang harus di perhatikan adalah pemberian konfensasi yang kadang masih

belum sesuai harapan para pengelola dan pengurus BUMDes Batetangnga. dan juga yang perlu

dperhatikan adalah masalah profesionalismenya karena menganggap mereka semua adalah keluarga

maka pelayanannya pun di samakan dengan pelayanan yang tidak terlalu formal sebagaimana mereka

melayani keluarga sendiri.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan dalam Bab IV, maka dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1 Melihat dari kegiatan BUMDes ini memang ini sudah jelas membantu masyarakat Batetangnga
untuk lebih meningkatkan kesejahteraannya karena dilihat dari program-program yang

dijalankan memang tdk ada yang merugikan masyarakat melainkan menambah atau

meningkatkan pendapatan masyarakat dan pendapatan desa Batetangnga tersebut, masyarakat

juga suda bisa menikmatinya baik berupa sarana maupun prasarana, dari program kegiata

BUMDes Batetangnga

5.1.2 BUMDes Batetangnga memang sudah sesuai dengan tinjauan ekonomi Islam. Ini dikarenakan

BUMDes di Desa Batetangga sudah sangat relevan dengan prinsip-prinsip ekonomi islam yakni

kerja, Kompensasi, Efisiensi, Profesionalisme, dan Kecukupan, selain itu kegiatan BUMDes

juga tidak mengambil bunga yang terlalu banyak dan rata-rata masyarakat tidak mengeluhkan

bunga pengembalian pinjaman jadi bisa dikatakan bahwa tidak ada unsur Ribah di dalamnya .

5.2 Saran

5.2.1 kegiatan yang di lakuakan dapat berjalan dengan baik dan tidak merusak sistem kegiatannya

maka para pengelola BUMDes harus benar-benar memperhatiakan pengeluaran dan pemasukan

dana yang di gunakan dalam mengelolaan BUMDes, memperbanyak program-programnya serta

memperbanyak mitra-mitra kerjanya agar lebih banyak suntikan dana yang dapat di gunakan

untuk mengelolah usaha yang lain untuk kepentingan masyarakat dan sekali lagi untuk

peningkatan kesejahteraan masyarakat


5.2.2 BUMDes sangat membantu atau meringankan beban masyarakat miskin di Desa Batetangnga

tapi dengan syarat kegiatan atau usaha yang dikelolah harus dijalankan dengan baik dan sesuai

koridornya masing-masing, bahkan jika program ini di berlakukan untuk setiap daerah-daerah

yang tertinggal maka daerah tersebut juga akan semakin meningkat.


DAFTAR PUSTAKA

Aedy, Hasan. 2007. Indahnya Ekonomi Islam. Bandung: Alfabeta.

Azwar, Saifuddin. 2000. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

B, Bungin. 2010. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Social
Lainnya. Cet. IV; Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Basri faisal dan Munandar haris. 2009. Lanskap Ekonomi Indonesia: Kajian dan Renungan Terhadap
Masalah-Masalah Struktural, Transformasi Baru, dan Prospek Perekonomian Indonesia
Jakarta: Kencana.
Damin Sudarman.2012 Menjadi Peneliti Kualitatif: Ancangan Metodologi, Presentasi, dan Publikasi
Hasil Penelitian untuk Mahasiswa dan Peneliti Pemula Bidang Ilmu-ilmu Sosial, Pendidikan,
dan Humaniora Bandung: CV Pustaka Setia.
Departemen Agama RI. 2002. Al-Qur’an dan Terjemahan. Surabaya: Karya Agung.
Fajri Tasbih. 2015. Peran Kepala Desa dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Di
Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng” Universitas Hasanuddin Makassar.
Fauzia Ika Yunia Dan Riyadi Abdul Kadir. 2014. Prinsip Dasar Ekonomi Islam Perspektif Maqashid
Al-Syariah. Jakarta : PT Adhitya Andre Dina Agung
Justaman. 2014 “Peran PNPM terhadap Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat Miskin di
Kelurahan Bittoeng Kecamatan Duampanua Kabupaten Pinrang”STAIN Parepare.

Kementrian Agama RI. 2013. Al-Qur’an dan Terjemahan, Mikhraj Khazana Ilmu.
Lubis Sohrawardi K. Dan Wajdi Farid. 2012. Hukum Ekonomi Islam. Jakarta: Sinar Grafika.
Mas‟adi Ghurfon A. 2002. Fiqh Muamalah Konstekstual. Cet. I; Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Muslich Manshur. 2009. Bagaimana Menulis Skripsi. Jakarta: PT Bumi Aksara.


Nawawi Ismail. 2012. Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer. Bogor.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 tentang Pedoman Pembentukan dan
Pengelolaan BUMDes.
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa.
Pusat Kajian dinamika Sistem Pembangunan (PKDSP), Buku Panduan Pendirian dan Pengelolaan
Badan Usaha Milik Desa (Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya: Malang, 2007.
Pusat Kajian dinamika Sistem Pembangunan (PKDSP), Buku Panduan Pendirian dan Pengelolaan
Badan pUsaha Milik Desa.
Surachmad Winarno. 2003. Pengantar Penelitian Ilmiah Bandung, Tarsito.
Sukandarrumidi. 2004. Metode Penelitian; Petunjuk Praktis Untuk Penelitian Pemula, Yogyakarta:
Gajah Mada University Press.
Sugiono. Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif Dan R&D.
Shihab M. Quraish. 2010. Al-Qur’an Dan Maknanya, (Tangerang: Penerbit Lentera Hati.
Shihab M. Quraish. 2002. Tafsir Al Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, Jakarta:
Lentera Hati.
Suharto Edi. 2005. Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Bandung: Rafika Aditama.
Soekanto Soerjono. 2002. Teori Peranan Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Seyadi. 2003. BUMDes Sebagai Alternative Lembaga Keuangan Desa Yogyakarta: UPP STM
YKPN.
Sugiono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Bandung, Alfa
Beta.
Taufik Imam, Kamus Praktis Bahasa Indonesia.
Tim Penyusun. 2013. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah(Makalah Dan Skripsi), Edisi Revisi
Parepare; STAIN Parepare.
Trianto. 2010. Pengantar Penelitian Pendidikan Bagi Pengembangan Profesi Pendidikan & Tenaga
Kependidikan (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.
Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah .
Widjaja H.A.W. 2010. Otonomi Desa: Merupakan Otonomi yang Asli, Bulat dan Utuh Jakarta: Raja
Grafindo
Widodo Erna dan Mukhtar. 2000. Konstruksi Ke Arah Penelitian Deskriptif. Yogyakarta, Avyrouz.

REFERENSI INTERNET

Anneahira. Dasar Hukum Ekonomi Islam. Http://Www.Anneahira.Com/Ekonomi-Islam.Htm.

Diakses Tgl (14 April 2017).

Http://Kawaldesaku.Blogspot.Co.Id/2016/01/Pendirian-Dan-Pengelolaan-Badan-Usaha.Html.

Diakses pada (13, Maret, 2017).

https://bisnis.tempo.co/read/791491/kemendes-pdtt-segera-dirikan-klinik-bumdes.
https://media.neliti.com/media/publications/110259-ID-peranan-badan-usaha-milik-desa-
bumdes-da.pdf.
http://umum-pengertian.blogspot.com/2016/05/pengertian-masyarakat-secara-umum.html,
Diakses tanggal (11 januari 2019)
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

Hartini (13.2200.033), lahir di Desa Rea Timur Kecamatan Binuang,

Kabupaten Polewali Madar, Provinsi Sulawesi Barat, lahir pada

tanggal 25 Maret 1996 merupakan anak ke dua dari enam bersaudara,

Anak dari pasangan Rasma dan Baharuddin. Telah menyelesaikan

pendidikan di MIN Polewali lulus pada tahun 2007, MTs DDI

Kanang, lulus pada tahun 2010, SMK-PP N. Rea Timur, lulus pada

tahun 2013. Dan penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi

Agama Islam Negri (STAIN) Parepare jurusan Syariah di Program

Studi Hukum Ekonomi Islam (Muamalah). Untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum, penulis

sekarang mengajukan dengan judul Skripsi “Peran Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Dalam

Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Desa Batetangnga Kab. Polman (Tinjauan Ekonomi

Islam)”

Anda mungkin juga menyukai