Anda di halaman 1dari 6

UPACARA PELANTIKAN PENEGAK BANTARA

I. PETUGAS :
1. Yang Melantik : - Pembina Penegaknya Sendiri
(tidak boleh diwakili orang lain)
2. Pradana
3. Kerani
4. Juru uang / bankir (bendahara)
5. Petugas Pemegang Bendera Pramuka
6. Petugas pembawa bambu runcing untuk yang dilantik
7. Petugas pembawa tanda-tanda /lencana.

II. ALAT PERLENGKAPAN.


1. Bendera Merah Putih (Uk. 110 x 165 cm) pada tongkat 220 cm. Diameter 8 cm dengan setandar bendera.
(Upacara pembukaan)
2. Bendera Merah Putih (Uk. 80 x 120 Cm), terikat pada bambu runcing sepanjang 1945 mm,dengan
runcingnya sepanjang 17 cm, diameter 8 cm. Jumlah bendera ini sebanyak jumlah penegak laksana
ditambah pembina-pembinanya
3. Bendera Pramuka (Uk. 90 x 120 cm) pada tongkat tanpa setandar
4. Dasa Dharma atau Sandi Ambalan
5. Buku tanya jawab pelantikan
6. Pembukaan UUD 1945
7. Sebuah gunting, di dalam Bendera Merah Putih yang terlipat di atas baki atau talam

III. BENTUK BARISAN


Bersaf, dengan penegak laksana di depan dan penegak bantara di belakang.
B = Pembina penegak
A = Pembantu Pembina Penegak
X = Penegak Laksana Y&
& = Contoh penegak laksana
UP B
G = Bendera Gugusdepan
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX A O G O
P = Pradana
OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOOO
Y = Kerani
U = Juru Uang
 = Penegak Bantara
IV. JALANNYA UPACARA
1. Pradana menyiapkan Ambalan.
2. Laporan Bendahara kepada Pembina Penegak
Pradana : “Kakak pembina, upacara pelantikan penegak ke penegak Bantara segera dimulai. Kakak
kami persilahkan mengambil tempat”
Pembina penegak berdiri disebelah kiri setandart bendera, bendahara di pihak kirinya, kerani
membawa penegak yang akan dinaikkan mengambil tempat di kanan penegak yang akan di
naikkan itu, berhadapan dengan pembina. Pembantu pembina tetap berdiri pada saf, di kiri
bendera pramuka
3. Laporan kerani kepada pembina penegak.
“Kakak Pembina, saya hadapkan Penegak ................................... (Sabut namanya) yang telah selesai
menempuh Ujian syarat-syarat penegak Bantara, dan maju dalam usahanya, dengan maksud agar
kepadanya diberikan kenaikan tingkat menjadi Penegak bantara”.

Pembina : “Adik kerani, usulmu kami perhatikan (Kerani lalu meninggalkan tempat, untuk kemudian
berdiri di belakang Penegak Bantara diantaranya. Pembina dan pembantu pembina penegak,
serta pradana dan Bendahara balik kanan, menghadap ke Ambalan
4. Pembina penegak minta kesepakatan dari para penegak laksana.
Pembina : “Adik-adik para Penegak bantara dan penegak laksana, adik-adik telah mendengar usul
keranimu.
Majulah satu langkah apabila kamu mufakat untuk menerima usul itu.
Pradana : “Penegak-penegak Laksana, satu langkah kedepan........... jalan” (hanya penegak laksana, yang
maju satu langkah).
Pembina : Usul kenaikan tingkat penegak bantara bagi penegak telah dikemukakan dan penegak-
penegak laksana telah mufakat untuk menerimanya karena itu syah apabila saya
lakukan.
5. Mengibarkan Sang Merah Putih.
Pradana : “Perhatikan untuk penegak-penegak indonesia,khususnya penegak laksana, mari kita angkat
Bambu-runcing dengan Sang Merah Putihnya: Angkat .................... grak.
Kibarkan Sang Merah Putih, tegakkan lambang utama Indonesia! “Hadirin lainnya
menghormat, sejak Bendera dikibarkan sampai di tegakkan. Bersamaan dengan itu Pembina
Penegak Mengibarkan Bendera Merah Putih yang terpasang di standart Bendera.
6. Menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Bendahara : “para penegak bantara dan penegak laksana, dengan mendukung tegak lambang utama
Indonesia, dan di bawa lambainya, kumandangkanlah bersama-sama perjuangan kita, lagu
Indonesia Raya”. Lagu ini hanya dinyanyikan oleh Penegak bantara dan Laksana, hadirin
lainnya memberi hormat.
7. Pembacaan : Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
Pembina : (setelah menyiapkan kembali Sang Merah Putihnya di standart Bendera, maka pembina
membacakan UUD. 1945)

“Dengarkanlah : PEMBUKAAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945.


Sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala Bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di
atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan peri Keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan Negara Indonesia yang merdeka bersatu berdaulat adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan di dorong oleh keinginan luhur
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
Kemerdekaanya. Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Idonesia
yang melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seleruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan Bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial maka di
susunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undang Dasar Negara
Indonesia yang berbentuk dalam suatu negara Republik Indonesia yang berkedaulatan Rakyat
berdasar kepada :
- Ketuhanan yang Maha Esa
- Kemanusiaan yang adil dan beradab
- Persatuan Indonesia
- Dan Kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan
- Serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
8. DASA DHARMA
Kerani : “Hadirin semua, camkanlah dasa dharma pramuka Indonesia.”
Pembacaan Dasa Dharma didahului oleh kerani dan diikuti oleh seluruh hadirin.
9. Doa
Pembina : “Marilah kita berdo’a : Tuhan Yang Maha Esa ajarilah kami berjasa seperti Yang Tuhan
inginkan; Memberi.......... tanpa menyebut-nyebut beberapa harganya,
berjuang, .................................. tanpa patah oleh luka-luka yang timbul karenanya, bekerja
keras ................... tanpa menghiraukan cucuran keringat didadanya, membina dan menolang
tanpa mengharap balasan apapun jua, sebab kami insyaf, dengan jalan itu kami berlaku sesuai
dengan hukum. Amin”.
10. Tanya Jawab Upacara.
Pembina : “Calon Penegak Bantara................ (sebut namanya), Penegak-penegak bantara dan laksana
warga Ambalanmu telah mufakat untuk memberikan kenaikan tingkat kepadamu menjadi
penegak bantara, ialah tingkat kemajuan dalam rangkaian tingkat-tingkat kemajuan dari Siaga
mula melaui bantu, Siaga tata, penggalang ramu, penggalang rakit, penggalang terap dan
Penegak, ini bermakna buatlah sudah tugas tanggung jawabmu sebagai penegak Indonesia,
pada khususnya teman-temanmu, kawan-kawanmu dan saudara-saudaramu dalam pergaulanmu
sehari-hari, lebih teristimewa lagi terhadap adik-adikmu para siaga dan penggalang serta
penegak untuk memberikan kepada mereka : teladan, tuntunan dan pertolongan yang baik dan
berguna bagi mereka dalam daya upaya mereka, membina dirinya serta membangun
masyarakat, Bangsa dan Negara, dengan jalan tindakanmu yang sopan simpatik dan terhormat.
Suka kah dan relakah adik menerima tugas dan tanggung jawab itu?
Penegak :Saya suka dan rela serta sedia dan tanggung jawab.
Pembina :Untuk menunaikan tugas itu berarti adik berkewajiban untuk senantiasa berjuang dengan rasa
tanggung jawab, tetapi juga dengan gembira.
Berjuang untuk tetap membina dirimu sendiri dan orang lain menjadi manusia Indonesia
pancasilais sejati berdasarkan ketentuan yang di kehendaki oleh pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945. Pancasilais tertinggi harkat dan martabatnya, tinggi mental moral budi pakerti
sehat badannya. Manusia Indonesia pancasila sejati yang kuat kepribadiannya, yang bebas tidak
tergantung dari kedermawanan orang lain. Bebas tidak menjadi kuda tunggangan bagi siapapun
juga.
Tetapi juga yang bercinta kasih, berkeadilan, berkepantasan dan berkeberanian untuk
berkorban. Pendek kata yang pendek sopan juga terhormat.
Dalam batas-batas kemampuan dan kesempatan yang terbuka bagimu, sangguplah adik
menunaikan tugas dengan tanggung jawab yang sedemekian itu?
Penegak : “Dengan pertolongan Tuhan Yang Maha Esa saya sanggup”
Pembina :“penyerahan tugas dan tanggung jawab kepercayaan itu kepadamu dan penerimaannya olehmu
akan kami rupakan dalam bentuk penyerahan Sang Merah Putih pada senjata perjuangan bambu
runcing kepadamu.”

BENDERA MERAH PUTIH TERLIPAT DI ATAS TALAM DENGAN GUNTING DI ALAM


LIPATNYA, DAN BAMBU RUNCING DIKIRANYA DIBAWA OLEH PETUGAS.
Pembina : ‘Sebelum saya menyerahkan Sang Merah Putih ini kepadamu, terlebih dahulu guntinglah ia
dalam lipatnya
Penegak : “kakak pembina saya minta maaf. Kali ini perintah kakak wajib saya bantah, dan tidak mau
dan tidak saya laksanakan, sebab bukanlah watak saya sebagai seorang manusia putera
Indonesia pancasilais, untuk bertindak menggunting dalam lipatan.”
Pembina : “ Saya puji dan saya hargai pendirianmu. Dan hanya di atas dasar watak ksataria yang sejati
dan berdisiplin sedemkian itulah kami berani mempercayakan kepadamu SANG MERAH
PUTIH
Dengan segala sesuatu yang dikandung dalam arti dan maknanya sebagai bendera dan lambang
kebangsaan kita, untuk adik tegakkan dalam arti yang seluas-luasnya, selama hayatmu
dikandung badanmu. Pelaksanaan itu bermakna adik wajib berjuang dengan rasa tanggung
jawab dan gembira.
Sebagai kiasan perjuangan itu, kami serahkan kepadamu senjata Purba BAMBU RUNCING
ini, yang :
Panjangnya 1945 mili meter, dan runcingnya 17 centimeter yang lebarnya 8 desi meter.
Dengan ini kami percayakan sang Merah Putih pada seniata ini dengan lambang-lambang
TUJUBELAS, DELAPAN, SATU SEMBILAN EMPAT LIMA.!
Bersiagalah senantiasa untuk dapat ikut menggalang dan menegakkan Indonenesia dari masa ke
masa.”

SANG MERAH PUTIH DIPASANGKAN PADA BAMBU RUNCING DAN DISERAHKAN


PEMBINA PENEGAK KEPADA CALON PENEGAK LAKSANA.
Calon : ”Saya terima kepercayaan ini”.
11. Ucapan Janji Tri Satya.
Pembina : “Kukuhkanlah penerimaanmu dengan mengulang janjimu sebagai pramuka Indonesia.”
Calon :
“Demi kehormatanku aku mengulangi berjanji akan bersungguh-sungguh:
- Menjalankan kewajibanku Terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan menjalankan
Pancasila
- Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
- Menepati dasa dharma

Pembina : “Kukuhlah sudah penerimaan kepercayaan ini olehmu sebagai tanda lahiriyah. Kenakanlah
sekarang tanda-tanda tingkat kemajuan petugas pembawa tanda-tanda maju.”
Setelah selesai, pembina penegak menjabat tangan penegak laksana baru dan menghadap lansung ke
Ambalan, Pradana dan bendahara balik kanan.
Pembina : “Adik-adik penegak, adik ................... penegak bantara baru akan memperkokoh ambalanmu
dan barisan penegak Indonesia diseluruh tanah air, Pradana antarlah penegak laksana yang baru
ke tempatnya dalam Ambalanmu.
PRADANA DI KIRI PENBANTU PEMBINA, DI UJUNG TERKANAN DARI SHAF PENEGAK
LAKSANA. BENDAHARA DAN KERANI KEMBALI KE TEMPAT DALAM SHAF AMBALAN.
12. Laporan Pradana :
Pradana : “Kakak Pembina, upacara kenaikan tingkat telah selesai.”
Pembina : “Adik-adik penegak, marilah kita simpan kembali Sang Merah Putih lahiriyah ini, tetapi
biarlah senantiasa tetap berkorban dalam hati kita masing-masing
Pradana : “Perhatikan untuk penegak-penegak laksana. Gulunglah bendera mulai. Sang Merah Putih
digulung Penegak Bantara memberi hormat.
Pradana : “Tegak............................................. grak.”
Pembina dan pembantunya meninggalkan ruang upacara
13. Pradana membubarkan Ambalan.
Pradana : “Ambalan, ............................... bubar ..................................... jalan.”

Anda mungkin juga menyukai