Anda di halaman 1dari 14

Nama : isrofil suci wahyu

Nim : 2120603071

1. Pengertian Sketsa
Sketsa adalah sebuah gambaran kasar dan ringan yang digunakan untuk
mengawali atau sebagai kerangka sebuah penggarapan karya.
2. Pengertian Sosiografi
Sosiografi adalah letak suatu tempat yang ditinjau dari sosio-kulturalnya, seperti
segi ekonomi, segi politis, segi kultural dan sebagainya.
a. Ekonomi adalah salah satu ilmu sosial yang mempelajari aktivitas    manusia
yang berhubungan dengan produksi, distribusi dan konsumsi terhadap barang dan
jasa.
b. Politis adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat
yang antara lainberwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara.
c. Kultural adalah aktivitas manusia yang berhubungan dengan budaya.
3. Ekonomi Dalam Masyarakat Islam
Dewasa ini kehidupan ekonomi telah menjadi standar kehidupan individu dan
kolektif suatu negara-bangsa.Keunggulan suatu negara diukur berdasarkan tingkat
kemajuan ekonominya.Ukuran derajat keberhasilanmenjadi sangat materialistk.Oleh
karena itu, ilmu ekonomi menjadi amat penting bagi kehidupan suatu bangsa.Namun
demikian, pakar ilmu ekonomi sekaliber Masrhal menyatakan bahwa kehdiupan dunia ini
dikendalikan oleh dua kekuatan besar; ekonomi dan keimanan (agama), hanya saja
kekuatan ekonomi lebih kuat pengaruhnya daripada agama.
Sementara itu perkembangan ekonomi Islam akhir-akhir ini begitu pesat, baik
sebagai ilmu pengetahuan maupun sebagai sebuah sistem ekonomi telah mendapat
banyak sambutan positif di tingkat global.Sehingga  dalam tiga dasawarsa ini mengalami
kemajuan, baik dalam bentuk kajian akademis di Perguruan Tinggi Negeri maupun
swasta, dan  secara praktik operasional.
Sistem Keuangan Islam merupakan bagian dari konsep yang lebih luas tentang
ekonomi Islam.Sistem keuangan Islam bukan sekedar transaksi komersial, tetapi harus
sudah sampai kepada lembaga keuangan untuk dapat mengimbangi tuntutan zaman.
Bentuk sistem keuangan atau lembaga keuangan yang sesuai dengan prinsip Islam ádalah
terbebas dari unsur riba.

Islam mengakui akan milik pribadi, tetapi kepemilikan ini tidaklah mutlak,
karena kepemilikan sebenarnya adalah hak Allah sendiri dan manusia sebagai tempat
titipan semata. Untuk dapat mengatur pemeliharaan watak kebajikan sistim islam, Tuhan
meletakan dasar, dimana roda seluruh kehidupan ekonomi umat manusia harus berputar.
Ini berlaku sebagai petunjuk pokok pada seluruh kegiatan bidang ekonomi.Islam
melarang semua bentuk kegiatan yang merusak atau membahayakan hak penuh
kepentingan orang seorang bagi masyarakat.
4. Politis Dalam Masyarakat Islam
Politik seringkali dinilai sebagi sesuatu yang buruk, kotor bahkan jahat.Padahal,
dengan politik, keadilan bisa diwujudkan. Dengan politik juga kesejahteraan masyarakat
akan bisa didapat.
Islam bukan hanya agama ritual melainkan agama ideologi yang memiliki
tatanan yang sempurna.Karenanya, Islam mengatur seluruh aspek kehidupan baik urusan
keluarga, tata kemasyarakatan, prinsip pemerintahan dan hubungan internasional.
Islam mengatur permasalahan politik atau yang dikenal dengan istilah ‘siyasah’.
Menurut terminologi bahasa siyasah menunjukkan arti mengatur, memperbaiki dan
mendidik.Sedangkan secara etimologi, siyasah (politik) memiliki makna yang berkaitan
dengan negara dan kekuasaan.
Islam dan politik adalah dua hal yang integral.Oleh karena itu, Islam tidak bisa
dilepaskan dari aturan yang mengatur urusan masyarakat dan negara, sebab Islam
bukanlah agama yang mengatur ibadah secara individu saja. Namun, Islam juga
mengajarkan bagaimana bentuk kepedulian kaum muslimin dengan segala urusan umat
yang menyangkut kepentingan dan kemaslahatan mereka, mengetahui apa yang
diberlakukan penguasa terhadap rakyat, serta menjadi pencegah adanya kedzaliman oleh
penguasa.
Maka jika ada yang mengatakan bahwa Islam tidak usah berpolitik, adalah salah
besar karena berpolitik adalah hal yang sangat penting bagi kaum muslimin.Jadi kita
harus memahami betapa pentingnya mengurusi urusan umat agar tetap berjalan sesuai
dengan syari’at Islam.Terlebih lagi ‘memikirkan/memperhatikan urusan umat Islam’
hukumnya fardhu (wajib).
Rasulullah pernah bersabda, “Barangsiapa di pagi hari perhatiannya kepada
selain Allah, maka Allah akan berlepas dari orang itu. Dan barangsiapa di pagi hari tidak
memperhatikan kepentingan kaum muslimin maka ia tidak termasuk golongan mereka
(kaum muslimin).“
Pun dalam sejarah perjuangan para sahabat terdapat bukti-bukti yang
menunjukkan bahwasannya agama Islam memang memiliki otoritas terhadap politik.
Salah satu yang menjadi bukti sejarah perpolitikan pada masa itu adalah ketika
mengangkat seorang khalifah (kepala negara pengganti Rasulullah).
Dalam mengangkat seorang khalifah, para sahabat memberikan syarat kepada
khalifah agar memegang teguh Al Quran dan As Sunnah.Karena mereka tahu betul
bahwa politik tidak bisa dipisahkan dari agama, sehingga dalam pengangkatan khalifah
harus didasarkan pada pertimbangan yang terbaik.
Jadi terbukti bahwa eksistensi politik sudah ada sejak jaman Rasulullah, bahkan
jauh sebelum itu politik sudah ada sejak manusia mengenal kata memimpin dan
dipimpin, maka politik ada saat itu.
Sayangnya, dijaman ini banyak masyarakat yang anti dengan politik.Dalam
pandangan masyarakat, politik dianggap sebagai sesuatu yang berbau kelicikan,
kebusukan, serta pandangan negatif lainnya.
Terlebih saat ini, kita melihat ada sebagian penguasa muslim yang tidak
konsisten menjalankan kebijakan politiknya di atas ketentuan hukum dan etika syariat.
Akibatnya, mereka menetapkan peraturan yang menyimpang dari ajaran Islam.Maka
banyak orang yang beragama Islam tidak sepakat dengan adanya politik dalam Islam.
5. Kultural atau Kebudayaan Masyarakat Islam
Pengaruh Islam dalam kebudayaan nusantara telah berlangsung sejak beberapa
abad yang lampau. Proses akulturasi antara nilai-nilai keislaman yang masuk melalui
jalur perdagangan dari Gujarat dengan unsur-unsur budaya lokal menghasilkan karakter
yang khas pada kebudayaan masyarakat muslim di Indonesia.Kombinasi antara dua
entitas budaya yang berbeda ini, di samping juga unsur-unsur kebudayaan Hindu-Buddha
yang masuk sebelumnya dan kebudayaan barat yang masuk pada era kolonial,
menghasilkan keragaman budayayang sangat kaya.Seiring waktu, kekayaan budaya ini
mengalami pasang dan surut, sehingga berbagai upaya pelestarian dibutuhkan agar tidak
ditelan zaman.
Hal inilah yang mendasari munculnya gagasan pendirian Museum Istiqlal di
kawasan wisata Taman Mini Indonesia Indah.Museum yang berdiri berdampingan
dengan Museum Bayt Al-Qur'an ini sejak awal dicita-citakan untuk merepresentasikan
kekayaan karya seni budaya Indonesia bernapaskan Islam.Keragaman suku membuat
peninggalan budaya Islam di setiap daerah di Indonesia masing-masing memiliki warna
tersendiri.Hal ini terlihat dari banyaknya koleksi benda peninggalan dari berbagai daerah
yang ditampilkan di museum ini. Benda-benda peninggalan yang terdiri dari karya
arsitektur, senjata, manuskrip, hiasan, busana, beraneka jenis kerajinan tangan, dan karya
seni kaligrafi diharapkan dapat membuka mata masyarakat awam akan kekayaan budaya
Islam yang dimiliki nusantara. Di antara koleksi museum ini antara lain arsip foto
arsitektur masjid-masjid di berbagai pelosok tanah air.
Di samping itu, ditampilkan pula beraneka jenis pakaian tradisional yang
mencerminkan pengaruh keislaman yang kuat seperti busana tradisional Aceh, aneka
tenun songket dari beberapa daerah di Sumatera, dan aneka motif tekstil baik tradisional
maupun kontemporer. Terdapat pula beberapa naskah kuno berbahasa arab, berbagai guci
tanah liat, dan replika batu nisan yang menjadi bukti awal eksistensi keberadaan
masyarakat Islam di Indonesia.

A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Lintasan Sejarah Umat Islam
2. Bagaimana Tantangan-tantangan Barat
3. Masalah-masalah Umat Islam
4. Tinjauan Muslim Masa Depan
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Lintasan Sejarah Umat Islam
2. Untuk mengetahui Tantangan-tantangan Barat
3. Untuk mengetahui masalah-masalah umat Islam
4. Untuk mengetahui Tinjauan Muslim Masa Depan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Lintasan Sejarah Umat Islam


1. Makna Sejarah
Sejarah menurut pengertian istilah Al-tarikh, berarti adalah sejumlah keadaan dan
peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa yang lampau, dan benar-benar terjadi pada diri
individu masyarakat, sebagaimana terjadi pada kenyataan-kenyataan alam dan manusia.
Bila kita mengetahui dari dalamnya sebuah sejarah bahwa sejarah adalah merupakan
suatu penalaran kritis dan usaha yang cermat untuk mencari sebuah kebenaran, suatu
penjelasan yang cerdas tentang sebab-sebab dan asal usul segala sesuatu suatu pengetahuan
yang mendalam tentang bagaimana dan mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi. Oleh karena
itu sejarah berakar pada filsafat dan ia dapat di pandang merupakan bagian dari filsafat itu.
Dan menurut Ibnu Kholdun sejarah mempunyai tujuan yang praktis yaitu untuk menangkap
isyarat-isyarat yang di pantulkan oleh kabar dalam kejadian sejarah.
2. Priodisasi Sejarah Islam
Beberapa pendapat para ahli tentang priodisasi sejarah Islam dikalalangan pada ahlui
sejarah terdapat beberapa pandangan tentang kapan di mulainya sejarah Islam yang telah
berusia empat abad ini.Di satu pihak menyatakan bahwa sejarah Islam di mulai sejak pada
masa Nabi Muhammad di angkat sebagai Rasulullah dan berada di Mekah atau 13 tahun
sebelum hijriah ke Madinah.
a. Periode Pra Klasik (610-650 M)
periode ini dapat di bagi kedalam 3 fase yaitu :
1) Fase Pembentukan Agama (610-622 M,) yang di dalamnya mencakup
kegiatan pembentukan aqidah dan pemantafannya serta pengamalan ibadah
di kalangan umat Islam setelah nabio Muhammad Saw menerima wahyu
pertama dan wahyu-wahyu berikutnya kemudian nabi mengenalkan Islamnya
kepada masyarakat-masyarakatnya di kota mekkahberdasarkan wahyu
tersebut.
Tetapi pada masa beliau menyebarkan agama Islamnya terdapat
sangkaan sangkaan yang negatif dari para masyarakatnya, A.Syalabi telah
telah menjelaskan beberapa timbulnya reaksi negatif terhadap dakwah beliau
antara lain sebagai berikut ;
a) Persaingan dalam memperebutkan kekuasaan.
b) Persamaan hak antara kasta bangsawan dan kasta hamba sahaya
agama Nabi Muhammmad SAW.
c) Takut untuk di bangkitkan setelah manusia mati, untuk
mempertanggungkan amalnya yang di lakukan di dunia.
d) Adanya taklid kepada nenek moyang
e) Memperniagakan patung.
2) Fase Pembentukan Negara
Sebelum Nabi hijrah ke Madinah di dahului dengan usaha
mempengaruhi para penjiarah Ka'bah di Mekah agar supaya mereka mau
memeluk agama Islam. Sebagian mereka menyambut baik atas ajakan nabi
tersebut yang pada gilirannya menyatakan diri untuk masuk Islam setelah
diikuti dengan perjanjian mereka terhadap agama Islam dan Nabi
Muhammad SAW, perjanjian ini terkenal dengan perjanjian aqabah.pada
perjanjian aqabah 1 diikuti oleh 12 orang dan pada perjanjian aqabah 2
diikuti oleh 73 orang. Dengan kedua perjanjian tersebut memberikan indikasi
bahwa penyebaran Islam telah siap diikutinya di negeri tersebut.
Namun demikian, tidaklah beliau terlepas dari berbagai pihak yang
bersikap intoleran dan khianat terhadap perjangjian yang telah disepakati
bersama, sikap tersebut muncul dari orang-orang mekah yang hendak
menghancurkan Madianah.
3) Fase Pra Exspansi( 632-650 M)
Fase ini merupakan fase exspansi pertama (pendahuluan) yang pada
dasarnya dapat dibagi kepada empat fase exspansi antara lain:
a) Fase Konsolidasi. Abu Bakar sebagai kholifah 1 sebagai
pengganti Rasullullah SAW (632 M).mereka anggap bahwa
perjanjian yang mereka buat dengan Nabi SAW, dengan
sendirinya tidak mengikat lagi setelah beliau wafat.
b) Fase Pembuka Jalan. Dimana setelah selesai perang dalam negeri
tersebut, Abu Bakar mulai mengirim kekuatan keluar Arabia
bersamaan dengan itu kesyuria dikirim tentara dibawah
pimpinan tiga jendral dan ditunjang oleh pasukan Khalid,
sehingga menguasai kota Ajnadin dan Fihl.
c) Fase Perataan Jalan. Dimana usaha yang telah dirintis oleh Abu
Bakar untuk membuka jalan ekspansi, kemudian dilanjut oleh
khalifah kedua yaitu Umar bin Khatab. Dengan adanya
gelombang ekspansi pertama ini maka kekuasan Islam dibawah
khalifah Umar bin Khatab telah meliputi selain semenanjung
Arabia juga Palestina, Syuria , Irak, Persia dan Mesir.
d) Fase Jalan Buntu. yaitu pada zaman Usman bin Affan (644-656
M) sebagi khalifah ketiga dan pada zaman Ali bin Abi Thalib
(656-661 M) khalifah keempat. Karena dikalngan umat Islam
mulai terpecah belah dan kekacauan pemerintah timbul itu
Usman mati terbunuh. Selanjutnya diganti Abu Thalib dan
mendapat tantangan dari pendukung Usman. Ali, sebagaimanan
Usman juga mati terbunuh.
b. Periode Klasik (650-1250 M)
Periode klasik merupakan zaman kemajuan umat Islam, periode kalsik dibagi
menjadi dua fase :
1) Fase Ekspansi, integrasi dan puncak kemajuan (650-1000 M). pada zaman ini
daerah Islam meluas melalui Afrika Utara sampai ke Spanyol Barat dan
melalui Persia sampai ke India Timur.
2) Fase Disentegrasi (1000-1250 M) dimana masa pertentangan intern umat
Islam dikalangan pemerintah, baik masa Bani Umayyah maupun Abbasiyah.
Fase disintegrasi sebenarnya didahului oleh fase pra disentegrasi yaitu
dimana fase kemajuan Islam berlangsung tetapi didaerah mulai terdapat
usaha memisahkan diri dari khalifah pusat di Damaskus atau Baghdad.
Adapun fase disentegrasi pemisahan diri dinasti-dinasti dari kekuasaan pusat
dilanjutkan oleh perebutan menguasai satu sama lain. Dan dizaman
disentegrasi ini ajaran sufi mulai timbul pada saat kemajuan Islam,
mengambil bentuk tairikat, sehingga mutunya mulai menurun.
c. Periode Pertengahan (1250-1800 M)
Peride pertengahan dibagi dua fase yaitu :
1) Fase Kemunduran (1250-1500 M). Pada masa ini disentralisasi dan
disenteggrasi bertambah meningkat. Dunia Islam, pada zaman ini terbagi dua
yaitu bagian Arab yang terdiri Arabiah, Irak, Syuria, Palstina, Mesir dan
Afrika Utara, dengan mesir sebagai pusat. Dan bagian Persia yang terdiri atas
Balkan, Asia Kecil, Persia dan Asia Tengah dengan Iran sebagai pusat.
2) Fase Tiga Kerajaan Besar (1500-1700 M), yang dimulai zaman kemajuan
(1500-1700 M), kemudian zaman kemunduran (1700-1800 M). Dimasa
kemajuan ketuga kerajaan besar tersebut mempunyai kejayaan masing-
masing, terutama dalam bentuk literature dan arsittek.
d. Periode Modern (1800 M dan Seterusnya )
Periode ini merupakan zaman kebangkitan umat ialam.Cirri-ciri umat Islam pada
periode ini adalah keadan yang berbalik dengan periode klasik.Dalam arti bahwa
pada periode klasik umat Islam sedang naik sementara barat sedang dalam kegelapan,
sedangkan pada periode modern ini sebaliknya uamt Islam sedang dalam kegelapan
sementarar barat sedang naik.
B. Tantangan-tantangan Barat
Di Era modern seperti sekarang ini, umat Islam sering dihadapkan pada
sebuah  tantangan,  di  antaranya  adalah  menjawab  pertanyaan  tentang  di  mana posisi Islam
dalam kehidupan modern, serta bentuk Islam yang bagaimana yang harus ditampilkan guna
menghadapi modernisasi dalam kehidupan publik, sosial, ekonomi, hukum, politik dan
pemikiran. Yang dimaksud dari akibat modernisasi disini adalah
perubahan   yang   biasanya   terjadi   bersamaan   dengan   usaha
modernisasi.  Perubahan  itu  bisa  terjadi  dalam  enam  bidang  besar:  demografi,
sistem  stratifikasi,  pemerintahan,  pendidikan,  sistem  keluarga,  dan  nilai, sikap serta
kepribadian Modernisasi selalu melibatkan    globalisasi    dan    berimplikasi pada perubahan
tatanan sosial dan intelektual, karena dibarengi oleh masuknya budaya
impor  ke  dalam  masyarakat  tersebut.  Pertarungan  kedua  budaya  tersebut  tidak
selalu  berakhir  dengan  model  antagonistik,  tetapiunsur  yang  tersisih  akhirnya
tidak   berfungsi   dan   digantikan   oleh   unsur   baru   yang   kemungkinan besar dimenangkan
oleh unsur impor. Biasanya, unsur lokal berangsur - angsur menurun dan tidak lagi diminati oleh
masyarakat tradisional.
Kata modern menjadi  begitu “in”  pada  era sekarang  ini,Modernisasi
dalam   bidang   apapun   itu,   selalu   bersifat   dialektik.   Dalam   artian   bahwa modernisasi di
satu sisi menawarkan keuntungan dan kemudahan, akan tetapi di sisi lain juga membawa pada
implikasi -implikasi negative. Dari sudut pandang lain perubahan merupakan sunnatullah dimuka
bumi dan merupakan salah satu sifat asasi manusia dan alam raya secara keseluruhan.
Maka suatu kewajaran, jika manusia, kelompok masyarakat dan
lingkungan  hidup  mengalami  perubahan,Islam  yang  merupakan agama rahmatan lil`alamin
sebagai  agama  yang  sesuai  untuk  setiap  masa  dan  tempat  tentunya
menyambut  baik  segala  bentuk  perubahan  yang  bersifat  positive  itu,makalah  ini
sedikit  mengurai  tentang  tantangan  yang  dihadapi  khazanah  islam  dengan  sifat klasiknya
terhadap  perubahan  modernisasi  dan  pengaruh  globalisasinya.Ketika
kita  dihadapkan  pada  masalah  modernisasi  yang  semakin  kompleks  seperti
sekarang  ini  maka  tantangan  kita  untuk  bisa  memfilter  semua  itu  dan  tetap
menjaga  kemurnian  akidah  dan  kemantapan  iman serta  bagaimana  kita  tetap menjaga
keutuhan agama Islam.
Dari  itulah  dalam  merespon  modernisasi,  umat  Islam  terbagi  menjadi
beberapa  kelompok.  Ada  yang  merespon  secara  berbalikan,  yaitu  dengan  sikap
anti  modernisme  dan  pada  akhirnya  anti  Barat.  Ada  yang  menjadikan  Barat
sebagai  kiblat  dan role  model dalam  masa depan  dan  bahkan  untuk way  of  lifemereka.
Kelompok   ini   memandang   bahwa   konsepsi   tradisional   memiliki kelemahan dalam
menghadapi modernisasi ada  lagi  kelompok  ketiga  yang  bersikap  kritis,  namun  tidak  secara
otomatis  anti  modernisasi  dan  anti  Barat.  Di  mata  kelompok  yang  disebutkan terakhir ini,
modernisasi dimodifikasi sekiranya tidak bertentangan dengan hal - hal yang dianggap prinsip
oleh mereka. Kelompok ketiga ini menganggap Barat tidak
secara   otomatis   sebagai   musuh,   dan   dalam   waktu   bersamaan   tidak   pula
mengganggap  Barat  sebagai role  model yang  hebat  dalam  segalanya  dan  harus ditiru.
Bagi  mereka,  Barat  mengandung  unsur  kebaikan,  sehingga  mereka  tidak
berkeberatan  untuk  menerimanya  selama  tidak  harus  mengorbankan  agamanya.
Dalam  waktu  bersamaan  mereka juga  sadar  bahwa  Barat  harus disikapi  dengan
kritis, bahkan dalam batas tertentu harus ditolak. Dalam  perubahan
sistem  stratifikasi,  pembagian  kerja  menjadi  semakin
rumit,  bersamaan  dengan  meningkatnya  jumlah  spesialisasi,  status  cenderung
berdasarkan  atas  prestasi,  sebagai  pengganti  status  berdasarkan  atas  asal - usul
(ascription),  terjadinya  pergeseran  dalam  peluang  hidup  di  berbagai  strata  sosial,
kecenderungan peningkatan status sosial wanita, perubahan di bidang pendidikan baik secara
kuantitatif maupun kualitatif.
C. Masalah-masalah Umat Islam
1. Gejala (akibat masalah)
Masalah yang melanda umat Islam sangatlah banyak.Namun sebagian besarnya adalah
gejala, yaitu akibat yang ditimbulkan oleh permasalahan yang utama. Di antara gejala
tersebut adalah :
a. peperangan (Suriah, Afghanistan, dst)
b. penjajahan (misalnya Palestina)
c. penguasa yang zalim (misalnya Mesir)
d. penindasan terhadap minoritas muslim (Uyghur, Rohingya, dst)
e. kemiskinan
f. ketergantungan pada negara kafir (Amerika, China, dst)
g. berkiblat pada budaya dan pemikiran Barat
2. Masalah
Dari gejala-gejala masalah tersebut, sebagian tokoh dan ulama Islam melihat ada
beberapa masalah utama.Sehingga pemecahan masalah utama tersebut dijadikan sebagai
dasar dan tujuan gerakan.
Pertama, masalah utama umat Islam adalah serangan eksternal (dari orang
kafir).Sehingga solusinya adalah melakukan gerakan jihad agar umat Islam dapat
mengalahkan orang-orang kafir.
Kedua, masalah utama umat Islam adalah berkuasanya pemimpin zalim di berbagai
negara muslim. Sehingga solusinya adalah melakukan gerakan politik agar dapat mengganti
penguasa zalim dan menegakkan hukum Islam di negara-negara muslim.
Ketiga, masalah utama umat Islam adalah perpecahan antar sesama muslim. Sehingga
solusinya adalah melakukan gerakan persatuan umat agar dapat menghimpun potensi dan
kuantitas kaum muslimin.
3. Akar (sebab masalah)
Jihad, politik, dan persatuan memang bagian dari solusi yang dibutuhkan umat.Namun
serangan eksternal, penguasa zalim, dan perpecahan bukanlah sebab dari segala sebab, atau
akar dari permasalahan umat Islam.Pertama, serangan eksternal dapat dihadapi jika umat
konsisten (sabar) dan berhati-hati (takwa).Kedua, kemunculan penguasa zalim juga
disebabkan oleh kondisi mayoritas masyarakat yang menjauhi agamanya. Ketiga, perpecahan
memang akan menyita perhatian dan melemahkan kuantitas (jumlah) umat. Namun, fokus
perhatian akan dapat terjaga jika telah memiliki prioritas. Banyaknya kuantitas pun bukanlah
syarat kemenangan.
Kesalahan yang paling berbahaya bagi seorang muslim adalah melakukan dosa syirik dan
bid’ah.
a. Melakukan perbuatan syirik berarti mengkhianati kewajiban tauhid kepada Allah
b. Melakukan perbuatan bid’ah berarti menuduh Nabi Muhammad telah berbuat
khianat dalam mengajarkan Islam
D. Tinjauan Muslim Masa Depan
Islam merupakan agama paling sempurna dan absolute sepanjang masa.Namun demikian,
Islam sebagai dogma (pedoman) tidak kaku dalam menghadapi zaman dan perubahannya.
Pandangan Islam dimasa yang akan datang menurut saya adalah Islam berada di keadaan
terpuruk/ berdampak negatif daripada di keadaan yang berdampak positif. Walaupun pemeluk
agama Islam tiap masa ke masa bertambah.Hal tersebut dikarenakan syarat dan syariat masuk
Islam yang mudah. Begitu pula, hal yang paling menakutkan di masa yang akan datang adalah
Islam akan mengalami masa kemunduran moral (moral terkikis). Selain itu, di masa modern ini
aturan, nilai, bahkan norma sulit diterapkan kepada semua umat, terutama umat Muslim sendiri.
Dengan kata lain, mereka lebih suka melanggar aturan karena godaan yang tidak bisa lagi
dikendalikan, bahkan syaitanpun sudah nyaman bersarang di hati masing-masing individu.
Dengan meluasnya arus globalisasi, menyebabkan segala aspek kehidupan Negara Indonesia
berkembang pesat.Hal ini dapat di lihat segi politik, ekonomi, pendidikan, budaya bahkan
teknologi informasi dan komunikasi.Dengan kemajuan tersebut menyebabkan tiap masa ke masa
Islam mengalami kemunduran.Sayangnya bahwa Muslim-Muslimah di masa sekarang bahkan
dimasa mendatang tidak tahu menahu syariat Islam yang sebenarnya. Mereka hanya menganut
Islam karena faktor keturunan, atau mengikuti mayoritas karena Negara Indonesia merupakan
negara pemeluk agama Islam yang tergolong besar, atau bahkan untuk imbalan sesuatu, seperti
untuk mencalonkan diri sebagai pejabat tinggi dan pekerjaan yang mengharuskan identitas
tersebut. Itu berarti Islam kedepannya akan tinggal nama/ status di KTP saja. Dari segi politik,
pandangan Islam kedepannya akan lebih terpuruk (rusak). Hal ini dapat dilihat dari maraknya
korupsi, poligami yang dilakukan oleh pejabat, bahkan konsumsi narkotika yang dilakukan oleh
pejabat tinggi. Walaupun mereka muslim, sebagian besar kepribadiannya mereka bukan umat
Muslim. Mereka hanya mengatasnamakan Islam untuk kepentingannya sendiri.
Hal ini di sebabkan oleh 2 faktor, yaitu mereka tidak tahu syariat Islam (faktor keturunan)
dan mereka tahu syariat Islam dan mengharuskan untuk melanggarnya.Selain itu, kedudukan
politik di Indonesia saat ini merupakan kursi tertinggi yang harus dicapai.Banyak orang yang
berlomba untuk mendapatkannya, baik di DPR, MPR, MK, maupun Presiden.Sebagian dari
mereka berharap bisa menduduki di salah dari kursi tersebut yaitu untuk mendapat gelar yang
tinggi, juga gaji pokok yang menggiurkan sehingga menyebabkan mereka harus
mencapainya.Akibatnya semakin ke era yang lebih modern, kursi politik diperdagangkan dan
yang bisa menduduki atau memperolehnya pun orang yang benar-benar kaya.Padahal Islam juga
tidak pernah menganjurkan perdagangan jabatan.Dan itu haram hukumnya.Hal yang paling
mengecewakan saat ini, dimana pemilu jabatan mulai dilelang. Sebagian besar pejabat Negara
Indonesia sudah menyiapkan janji-janji manis dan uang untuk menyogok rakyat agar
memilihnya. Namun, setelah mereka terpilih menjadi wakil rakyat, merekapun mengabaikan janji
mereka.Islam pernah mengajarkan, bahwa janji adalah hutang.Bagaimanapun harus ditepati, juga
janji tersebut juga diniati kalau mereka terpilih.Hal ini disebut nazar.Dalam Islam nazar
merupakan janji yang wajib dilakukan. Mau tidak mau harus dilakukan kalau tidak akan
menimbulkan mudarat yang besar bahkan bias dimasukkan didalam golongan orang kafir yang
selalu mendutakan agama di akhirat nanti. Nah, dimulai hal kecil tersebut semakin menuju ke era
yang lebih modern janji dan kewajiban manusia mulai diabaikan, bahkan aturan atau ancaman
pun dilanggar.Mereka menganggap masa bodoh dengan syariat yang mereka anggap sebagai
penghalang atau penghambat.Adapun dengan tugas kenegaraan yang padat (kehidupan dunia)
dianggap lebih penting dan di nomer satukan bahkan di Tuhankan. Dengan sikap tersebut
menyebabkan mereka meninggalkan atau melupakan shalat dan kewajibannya yang lain. Padahal
di dalam Al-Qur’an sudah dijelaskan bahwa manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi itu
untuk mengatur bumi sebaik-baiknya dan beribadah kepada Allah SWT.Dengan keserakahan
tersebut, mereka mulai bermain-main dengan politik yang akhirnya tidak bisa mengendalikan
nafsunya.Akibatnya mereka bertindak ke jalan yang buntu, yakni melakukan korupsi yang
banyak merugikan bangsa dan negara.Selanjutnya, mereka melakukan poligami atau
beselingkuh.Hal tersebut dilakukan baik oleh pejabat laki-laki atau perempuan.Seperti di
semboyan “Harta, Tahta, dan Wanita”. Dengan demikian, menyebabkan kehidupan rumah tangga
yang tidak harmonis dan berujung ke perceraian. Padahal dalam Al-Qur’an pernah disebutkan
bahwa Allah paling membenci orang yang bercerai apa lagi berzina. Padahal pada zaman dahulu,
orang yang melakukan zina harus menerima cambukan sampai dia tidak bernyawa, hukum itu di
adakan supaya tidak ada orang yang berani melakukan tindakan maksiat.Jika kalian tahu,
hukuman tersebut sebenarnya menyelamatkan kita dari perbuatan maksiat, karena hukuman di
dunia sakitnya itu tidak seberapa besar dibandingkan di kehidupan akhirat.Dan sangat
disayangkan hukum itu hanya berlaku di daerah timur, seperti Arab Saudi, Mesir, Irak,
dll.Adapun di Indonesia hukum bisa dibeli dengan uang. Dari segi ekonomi, pandangan Islam
kedepannya juga akan semakin terpuruk sama halnya seperti politik dan lainnya. Mengapa?
Karena dengan dibekalinya manusia dengan harta yang melimpah menyebabkan manusia menjadi
kikir, suka menghardik anak yatim, enggan bersedekah, konsumtif, bahkan materialis
(matre).Banyak umat Muslim beranggapan bahwa uang yang dihasilkan yang seharusnya
dizakatkan apabila sudah mencapai nisab atau disedekahkan merupakan sesuatu yang berat,
mereka beranggapan bahwa kita seperti membuang uang dari hasil kerja keras kita.Dimulai dari
hal tersebut, harta mereka dibelanjakan seenaknya dan tidak pernah dipikirkan fungsi, manfaat,
dan tujuan barang yang dibeli tersebut, sehingga sifat boros (konsumtif) diagungkan.Mereka
menganggap harta yang banyak atau menjadi kaya adalah tujuan hidup dan gengsi semata,
bahkan mereka menganggap bisa memandang rendah orang karena yang terkaya merupakan
suatu kehormatan.Di suatu sisi, Islam mengajarkan kita hidup sederhana. Nabi Muhammad SAW
yang sedemikian kayanya saja lebih suka hal yang lebih sederhana, beliau bahkan tidur di dengan
alas daun kelapa, bahkan pakaian pun tidak banyak. Di sisi lain, Islam juga mengajarkan sedekah
atau zakat itu berguna untuk membersihkan diri dan membantu orang lain juga tabungan diakhirat
nanti. Akibatnya banyak orang tidak menurunkan ilmu zakat atau sedekah kepada keturunannya
yang dianggap merugikan.Oleh sebab itu, sekarang banyak Muslim-Muslimah yang tidak tahu
menahu tentang zakat dan sedekah.Adapun sedekah, sebagian besar di hati mereka hanya sekedar
untuk formalitas dan riya’. Padahal di dalam hadits dan Al-Qur’an pernah di jelaskan bahwa
sesuatu yang dibawa dengan riya’ ia tidak akan mendapatkan pahala sama sekali. Kembali pada
topik masa yang akan datang, berbagai kebutuhan akan barang semakin meningkat menyebabkan
manusia konsumtif.

Anda mungkin juga menyukai