Jurnal Pendidikan Biologi
Jurnal Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami
No.36 A Kota Surakarta, Jawa Tengah
Histori Artikel This research aims to determine the profile of metacognition regulation
Received 26 September 2019 skills and determine the differences in metacognition regulation skills of
Revised 28 Januari 2020 Biology Education students at one of the Universities in Surakarta based
Accepted 4 April 2020 on the strata of the class. This research method uses a survey method.
Published 30 September 2020 The research population was Biology Education students at one of the
Universities in Surakarta consisting of 4 classes totaling 240 students.
The research sample was obtained by stratified random sampling
technique as much as 30% of the population, namely 18 students per
Keywords: class. The research data was obtained through a questionnaire that
Metacognitive Awareness referred to the Metacognitive Awareness Inventory (MAI) with
Inventory, indicators of Metacognitive Regulations, including Planning,
Metacognition skill, Information Strategy, Monitoring, Coordination Errors, Understanding
Metacognition regulation Strategies, and Evaluation. Analysis of research data was carried out in
quantitative descriptive and ANAVA test. The results of the research
showed that the profile of metacognition regulation skills in each class
averaged 79.51% with a well-developed category. The profile of the 2015
metacognition regulation skills is 77.80% with a category that has
developed well, the 2016 class is 82.48% with a category that has
developed well, the 2017 class is 79.81% with a well-developed category,
and 2018 is 79, 97% with a well developed category. Skill in regulating
metacognition of Biology Education students in Surakarta in 2018/2019
has developed well. The 2016 Biology Education students have the
highest average metacognition skills with a score of 82.48%. ANAVA
test results showed no difference in metacognitive regulation for each
class with a significance value of 0.054.
How to Cite
Suwandi, R. A., Beauty, A. M., Alfara, A., Nurisma, F. H., Pujiyanti, S., Prayitno, B. A. (2020). Profil
Keterampilan Regulasi Metakognisi Ditinjau dari Strata Angkatan Mahasiswa Pendidikan Biologi. Jurnal
Pendidikan Biologi, 9(1), 1-10.
2
Suwandi et al. / Jurnal Pendidikan Biologi 9 (1) (2019) 1 - 10
3
Suwandi et al. / Jurnal Pendidikan Biologi 9 (1) (2019) 1 - 10
4
Suwandi et al. / Jurnal Pendidikan Biologi 9 (1) (2019) 1 - 10
Tabel 1. Profil keterampilan regulasi metakognisi mahasiswa Pendidikan Biologi di salah satu Universitas
di Surakarta
Keterampilan regulasi
No Mahasiswa Keterampilan regulasi
Kategori metakognisi
Angkatan metakognisi (%)
keseluruhan
1 2015 78,35 % berkembang baik
2 2016 82,41 % berkembang sangat baik 79,06 %
3 2017 78,57 % berkembang baik ( berkembang baik)
4 2018 76,89 % berkembang baik
5
Suwandi et al. / Jurnal Pendidikan Biologi 9 (1) (2019) 1 - 10
perseorangan. Dilihat dari pernyataan hasil penelitian Arief et al. (2011) yang
tersebut, seharusnya mahasiswa Pendidikan menunjukan kemampuan merancang strategi
Biologi angkatan lebih awal dengan usia yang belajar dan kemampuan menilai strategi
lebih tua dan perkembangan diri yang lebih belajar mahasiswa semester 2 dan 4
baik akan memiliki kemampuan regulasi berkembang sangat baik, sedangkan
metakognisi yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa semester 6, 8, dan 10 berada pada
dengan mahasiswa Pendidikan Biologi tahap sudah berkembang.
angkatan terakhir. Namun dari data
dimenunjukkan bahwa mahasiswa dengan Adanya perbedaan kategori kemampuan
kemampuan regulasi mrtakognisi yang lebih regulasi metakognisi pada masing-masing
tinggi adalah dari angkatan 2016 dengan skor angkatan mengindikasikan bahwa
rata-rata adalah 82,41%, lalu angkatan 2017 pembelajaran Biologi yang berlangsung dalam
dengan skor rata-rata adalah 78,57%, lalu perkuliahan sudah menunjukkan proses
angkatan 2018 dengan skor rata-rata adalah pembelajaran yang mengarah pada
76,89%, baru angkatan 2015 dengan skor rata- perkembangan terhadap peningkatan
rata adalah 78,35%. kemampuan berpikir mahasiswa, khususnya
kemampuan regulasi kognisi mahasiswa. Pada
Faktor yang mempengaruhi kemampuan umumnya, mahasiswa mampu memanfaatkan
regulasi metakognisi mahasiswa meliputi kemampuan regulasi kognisi mereka sehingga
proses pembelajaran, model pembelajaran terjadi interaksi antara pengetahuan
yang diajarkan, strategi-srategi belajar, metakognisi, pengalaman metakognisi, tujuan
ketersediaan fasilitas belajar dan kesempatan dan strategi (Pai’pinan, 2015) yang artinya
dalam mengutarakan ide atau pikiran (Arifin kemampuan regulasi kognisi akan berkembang
& Saenab, 2014). Angkatan 2015 merupakan jika digunakan dalam lingkungan
angkatan yang sebagian besar waktunya metakognitif. Keterlibatan kemampuan
digunakan untuk mengerjakan skripsi, perseorangan, bentuk penugasan, dan strategi
sehingga sudah tidak mengikuti proses pembelajaran dalam kelas akan dapat
pembelajaran di dalam kelas. Hal ini membentuk kemampuan regulasi kognisi
mempengaruhi keterampilan regulasi dengan matang. Hal ini menunjukkan
metakognisi mahasiswa angkatan 2015 yang pentingnya pengembangan kemampuan
lebih rendah daripada angkatan lainnya berpikir mahasiswa yang akan mengarah pada
karena strategi belajar yang berubah dari aktif peningkatan hasil belajar mahasiswa, sehingga
mengerjakan tugas kuliah dan mengatur dapat meningkatkan mutu dan kualitas
strategi belajar yang sesuai menjadi terfokus mahasiswa Pendidikan Biologi di salah satu
hanya pada skripsi. Sementara angkatan 2016 Universitas di Surakarta sebagai calon guru
memiliki keterampilan regulasi metakognisi Biologi.
yang lebih tinggi dibandingkan dengan
angkatan lainnya yang mengindikasikan Beberapa strategi dapat dilakukan oleh
bahwa angkatan 2016 dalam mengikuti proses pendidik dalam meningkatkan kemampuan
perkuliahan telah memiliki pengaturan diri, metakognisi, seperti yang diungkapkan oleh
refleksi terhadap kelemahan dan kekuatan Abdillah (2011) sebagai berikut: Pertama,
serta mengatur strategi belajar yang sesuai membantu peserta didik dalam
untuk meningkatkan kualitas proses maupun mengembangkan strategi dan mendorong
hasil belajar. Hasil tersebut sejalan dengan peserta didik dalam memonitor proses
berpikirnya, membimbing peserta didik dalam
6
Suwandi et al. / Jurnal Pendidikan Biologi 9 (1) (2019) 1 - 10
Tabel 2. Keterampilan regulasi metakognisi untuk setiap komponen regulasi metakognisi mahasiswa
Pendidikan Biologi di salah satu Universitas di Surakarta
Komponen Metakognisi Angkatan
2015 2016 2017 2018
Planning 80,48% 81,11% 82,70% 80%
Strategi Informasi 78% 82% 78,67% 71,67%
Monitoring 76,03% 78,57% 76,83% 79,21%
Strategi Koordinasi Kesalahan 78,89% 85,33% 79,78% 80,67%
Pemahaman
Evaluasi 78,70% 86,67% 74,63% 76,11%
Komponen pada keterampilan regulasi yang akan berdampak dalam jangka panjang
metakognisi antara lain adalah Planning, (Paidi, 2011).
strategi informasi, monitoring, strategi Komponen strategi informasi merupakan
koordinasi kesalahan pemahaman, dan kemampuan dalam mengolah informasi dalam
evaluasi. Kemampuan planning merupakan memori dana menggunakan strategi efektif
salah satu komponen regulasi metakognisi. dalam membuat informasi secara bermakna.
Kemampuan planning adalah kemampuan Rata-rata kemampuan Komponen strategi
dalam merencanakan aktivitas belajar informasi yang dimiliki mahasiswa adalah
(Pujiank, 2016). Rata-rata kemampuan 77,58 % dengan perolehan skor angkatan 2015
planning yang dimiliki mahasiswa adalah 81,07 sebesar 78%, angkatan 2016 sebesar 82%,
% dengan perolehan skor angkatan 2015 angkatan 2017 sebesar 78,67% dan angkatan
sebesar 80,48%, angkatan 2016 sebesar 2018 sebesar 71,67%. Dalam kurva, nilai
81,11%, angkatan 2017 sebesar 82,70% dan strategi informasi ini memiliki kurva lebih
angkatan 2018 sebesar 80%. Data tersebut rendah dibandingkan dengan komponen
menunjukkan bahwa semua mahasiswa sudah planning.terdapat dua kategori kemampuan
mampu merencanakan aktivitas dalam belajar. metakognisi yang dapat sekaligus dikuasai
Kemampuan planning sangat dibutuhkan agar oleh mahasiswa, yaitu kemampuan
pembelajaran dapat berlangsung secara terarah metamemory dan metacomprehension. Pada
dan tujuan pembelajaran dapat terpenuhi. aktivitas metakognisi membuat digaram atau
Kemampuan planning memberikan keahlian gambar secara bermasaan mampu membuat
kepada mahasiswa dalam memprediksi dan informasi yang didapat menjadi bermakna
menata keinginan dalam proses pembalajaran sehingga dapat disimpan dalam long term
7
Suwandi et al. / Jurnal Pendidikan Biologi 9 (1) (2019) 1 - 10
memory dan sekaligus meningkatkan sebesar 79,78%, dan angkatan 2018 sebesar
pemahaman mahasiswa, sehingga membaantu 80,67%. Komponen ini memiliki kurva yang
dalam proses menghafal dalam proses lebih tinggi dibandingkan dengan komponen
pembelajaran biologi. monitoring dan bentuk kurva naik.
Komponen monitoring merupakan Kemampuan ini meliputi meminta bantuan
komponen yang meliputi penilaian terhadap seseorang ketika tidak memahami materi,
pembelajaran atau strategi yang digunakan. mengubah strategi yang digunakan ketika
Pemahaman ini tidak hanya sekedar tahu, gagal dalam penggunaan sebelumnya,
tetapi juga menghendaki agar subjek belajar mengevaluasi sendiri konsep yang
dapat memanfaatkan bahan- bahan yang telah membingungkan, berhenti dan mengulang
dipahami melalui perhatian, tanggapan, sikap, pada informasi yang belum jelas dipahami dan
dan perubahan tingkah laku dalam membaca ulang ketika merasa bingung.
pembelajran. Komponen ini memiliki nilai Komponen terakhir adalah evalusasi.
masing- masing yaitu angkatan 2015 sebesar Komponen ini merupakan kemampuan
76,03%, angkatan 2016 sebesar 78,57%, seseorang dalam menganalisis kinerja atau
angkatan 2017 sebesar 76,83% dan angkatan efektifitas strategi yang digunakan pada
2018 sebesar 79,21%. Kurva pada komponen kegiatan pembelajaran (Mukhidin, 2019).
ini hampir sama dengan komponen strategi Nilai dari komponen evaluasi masing-masing
informasi. Melalui penilaian atau refleksi angkatan yaitu, angkatan 2015 sebesar
terhadap strategi pembelajaran tersebut, 78,70%, angkatan 2016 sebesar 86,67%,
mahasiswa akan mampu mengetahui dan angkatan 2017 sebesar 74,63%, dan angkatan
memahami strategi yang efektif digunakan 2018 sebesar 76,11%. Pada kurva, komponen
dalam proses pembelajaran dan mampu ini memiliki nilai yang lebih rendah jika
menganalisis keberhasilan belajar yang telah dibandingkan dengan komponen strategi
dilakukan dengan menggunakan strategi koordinasi kesalahan pemahaman namun
tersebut. lebih tinggi jika dibandingkan dengan
Kemampuan strategi koordinasi komponen monitoring. Dalam kemampuan
kesalahan pemahaman adalah komponen ini salah satunya adalah membuat catatan
yang meliputi kemampuan untuk atau rangkuman setelah pembelajaran, yang
memperbaiki pemahaman dan kinerja yang merupakan strategi pendukung dalam proses
salah. Komponen ini memiliki masing-masing menghafal (rehearsal) yang merupakan salah
nilai yaitu angkatan 2015 sebesar 78,89%, satu pendukung tahap pemrosesan informasi.
angkatan 2016 sebesar 85,33%, angkatan 2017
Tabel 3. Uji Perbedaan Keterampilan Regulasi Metakognisi Mahasiswa Pendidikan Biologi di salah satu
Universitas di Surakarta
ANAVA
Keterampilan Sum of Mean
Df F Sig.
Regulasi Metakognisi Squares Square
Between Groups 85.750 3 28.583 3.158 0,054
Within Groups 144.800 16 9.050
Total 230.550 19
Keterangan
Apabila nilai signifikansi > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan antar strata angkatan
Apabila nilai signifikansi < 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan antar strata angkatan
(Wagner, 2010).
8
Suwandi et al. / Jurnal Pendidikan Biologi 9 (1) (2019) 1 - 10
9
Suwandi et al. / Jurnal Pendidikan Biologi 9 (1) (2019) 1 - 10
Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mazancieux, A., Souchay, C., Casez, O., &
Riau Berdasarkan Tingkat Masa Studi. Moulin, C. (2018). Metacognition and
Biogenesis (Jurnal Pendidikan Sains dan Biologi), selfawareness in Multiple Sclerosis. Cortex,1(1),
8(1), 17-24 111. https://doi.org/10.1016/j.cortex
Arifin, Arifah Novia., Saenab, Sitti. (2014). .2018.11.012
Perbandingan Kesadaran Metakognitif Siswa Mukhidin, Esi Febrina. (2019). Metakognitif
Yang Diajar Menggunakan Model Problem- Sebagai Keterampilan Berfikir Tingkat Tinggi
Based Instruction (Pbi) Dengan Kooperatif Tipe pada Pembelajaran Abad 21. Jurnal Ilmu
Think Pair Share (Tps). Jurnal Bionature, 15 (2), Pendidikan dan Pengajaran, 6(1)
81-89. Nelson-Jones, R. (2015). Basic counselling skills: A
Asmarani, D., & Sholihah, U. (2016). Karakteristik Helper’s Manual 4th Edition. Sydney: SAGE
Metakognisi Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Publications Ltd.
Masalah Matematika Berdasarkan Langkah- Paidi. (2009). Pengembangan Perangkat
Langkah Polya Dan De Corte. Al-Khwarizmi : Pembelajaran dan Pengaruhnya terhadap
Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu Kemampuan Metakognitif, Pemecahan
Pengetahuan Alam, 4. Masalah, dan Penguasaan Konsep Biologi.
https://doi.org/10.24256/akh.v4i1.451 Jurnal Pendidikan Biologi UM, 1(1):20-29
Ayu, N., Aritonng, R. (2019). Metode Kooperatif Paidi. (2011). Pengembangan Perangkat
Jigsaw Sebagai Upaya Meningkatkan Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah. Jurnal
Kemampuan Metakognitif dan Prestasi Belajar Kependidikan, 41(2), 185-201
Siswa. Juenal Keperawatan Vol.9 No.1p 1084- Pai'pinan, Maitus. (2015). Profil Metakognisi
ISSN : 2086-9703 e ISSN : 2621-7694 Mahasiswa Calon Guru Matematika dalam
Barry, M. (2012). What skills will you need to succeed Menyelesaikan Masalah Terbuka Geometri
in the future? Phoenix Forward (online). Arizona: Ditinjau dari Perbedaan Gender. Jurnal Ilmiah
University of Phoenix Matematika dan Pembelajarannya, 1(1), 66-79
Budi M, Ipah., Ghofar, Azizul. (2017). Analisis Pertiwi, Faninda & Ahmadi. (2018). Analisis
Keterampilan Berpikir Kritis Dan Metakognitif Tingkat Kemampuan Metakognitif Mahasiswa
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi. Melalui MAI (Metacognitive Awareness
Bioma, 6 (1) Inventory) pada Eksperimen Berbasis Problem
Concepción, D. W. (2004). Reading philosophy Solving.Kodifikasia, 12(35)
with background knowledge and Pujiank, S., Jamaluddin, J., & Hadiprayitno, G.
metacognition. Teaching Philosophy, 27(4), 351– (2016). Kemampuan Metakognisi Mahasiswa
368. Program Studi Pendidikan Biologi FKIP
Djuanda, M. 2008. Urgensi Metakognitif Dalam Universitas Mataram. Jurnal Pendidikan, Teori,
Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Madrasah, Dan Pengembangan, 1(10)
(Online), Schunk, D.H., Pintrich, P.R., &Meece, J.L. (2010).
(http://bdkjakarta.kemenag.go.idindex.php?a= Motivation in Education: Theory, Research, and
artikel &id=884). Applications Third Edition. New Jersey: Pearson
Foong, Pui Yee (2002). Using Short Open-Ended Education.
Mathematics Questions to Promote Thinking Suherman, E. (2003). Strategi pembelajaran
and Understanding. The Mathematics Education matematika kontemporer. Bandung: Jica.
into the 21st Century Project. Palermo, Italy Wagner, T. (2010). Overcoming The Global
Griffin, P., McGaw, B. and Care, E. (eds). (2012). Achievement Gap (online). Cambridge: Harvard
Assessment and Teaching of 21st Century Skills. University.
Dordrecht: Springer. Wibowo, Y., Widowati, A., & Krisnawati, T.
Hall, C. W., & Webster, R. E. (2008). (2012). Pengaruh Pembelajaran Diagram
Metacognitive and Affective Factors of College Roundhouse Terhadap Kemampuan Kognitif
Students with and without Learning dan Metakognitif Siswa SMAN 1 Ngaglik
Disabilities. Journal of Postsecondary Education Sleman Yogyakarta. Jurnal Bioedukasi, 5(2), 39–
and Disability, 21(1), 32–41. 49.
10