A. Latar Belakang
Angka kematian balita di Indonesia mengalami penurunan yang tajam dalam 20
tahun terakhir, dari 97/1000 kelahiran hidup pada tahun 1990 menjadi 32/1000 kelahiran
hidup pada tahun 2017 (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia). Sementara itu,
penurunan kematian neonatal menurun lebih lambat, dari 32/1000 kelahiran hidup pada
tahun 1990 menjadi 15/1000 kelahiran hidup pada tahun 2017.
Menurut SRS Litbangkes 2016, kelainan bawaan atau cacat lahir berkontribusi
sekitar 14,8% pada kematian neonatal. Dan berdasarkan data SRS Litbangkes 2018,
kelainan kongenital berkontribusi sebesar 11,9% pada kematian balita dengan kelainan
kongenital terbanyak adalah congenital malformations of the circulatory system.
Kelainan bawaan mempengaruhi mortalitas, morbiditas dan kualitas hidup bayi baru lahir
dan anak-anak serta dampak finansial dalam merawat mereka. Bayi yang lahir dengan
kelainan bawaan juga akan menjadi beban keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Kelainan bawaan meliputi spinal defect, celah bibir dan langit-langit, jantung
bawaan, omphalocele, malformasi anorektal, cacat urogenital, down syndrome, dll.
Kelainan bawaan dapat disebabkan oleh faktor genetik, defisiensi mikronutrien, polusi,
alkohol, merokok, obat teratogenik, infeksi rubella, penyakit menular seksual dan lain-
lain. Beberapa program seperti vaksinasi MR, fortifikasi tepung, skrining pasangan
pranikah telah dilakukan secara sektoral. Skrining sebelum konsepsi dan masa
kehamilan serta deteksi dan intervensi dini dapat meminimalkan atau bahkan mencegah
cacat lahir.
Kebijakan dan Strategi Pencegahan dan Penanggulangan Kelainan Bawaan telah
difinalkan pada tahun 2020, terintegrasi antara surveilans dan tatalaksana kelainan
bawaan. Tatalaksana kelainan bawaan fokus pada 8 kelainan bawaan prioritas yaitu
Neural Tube Defect (NTD), Celah bibir dan lelangit (Orofacial Cleft) , Thalasemia,
Congenital Rubella Syndrome (CRS), Sifilis Kongenital, Club Foot (congenital
talipes equinovarus) atau kaki pengkor, hipotiroid kongenital dan Critical
Congenital Heart Disease (CCHD).
Salah satu strategi dalam upaya penurunan kematian neonatal akibat kelainan
bawaan meliputi pencegahan di tingkat masyarakat dan fasilitas pelayanan kesehatan
primer sampai dengan tatalaksana di fasilitas pelayanan kesehatan rujukan termasuk
pemantauan tumbuh kembang pada anak dengan kelainan bawaan.
Dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kelainan bawaan pada bayi baru
lahir perlu adanya peningkatan kesadaran baik di tingkat masyarakat maupun pemangku
kepentingan akan pentingnya pencegahan kelainan bawaan melalui kesehatan ibu
selama masa pra kehamilan, pemeriksaan kehamilan yang berkualitas, kecukupan gizi
ibu hamil, menghindari paparan polusi & limbah beracun serta lainnya. Serta perlu
dibangun sistem rujukan dalam tatalaksana kelainan bawaan dan tumbuh kembangnya.
Untuk mencapai upaya tersebut, diperlukan Sosialisasi Pedoman Nasional “Kebijakan
dan Strategi : Pencegahan dan Penanggulangan Kelainan Bawaan”.
1
B. Tujuan
Melakukan sosialisasi Pedoman Kebijakan dan Strategi dalam Pencegahan dan
Penanggulangan Kelainan Bawaan.
C. Keluaran
Terlaksananya sosialisasi Pedoman Kebijakan dan Strategi dalam Pencegahan dan
Penanggulangan Kelainan Bawaan.
D. Pelaksanaan
Narasumber :
1. Direktorat Kesehatan Keluarga, Kemenkes
2. WHO Indonesia
3. Tim BIDIC RSAB Harapan Kita Jakarta
2
26. UNFPA
27. Momentum USAID
Daerah :
1. Provinsi :
a. Pengelola Program Kesga di 34 Dinas Kesehatan Provinsi
b. Organisasi Profesi tk Provinsi (POGI, IDAI, IBI, PPNI) di 34 Provinsi
2. Kabupaten /Kota
a. Pengelola Program Kesga di 514 kab/kota
b. Organisasi Profesi tk Kab/Kota (POGI, IDAI, IBI, PPNI) di 514 Kab/Kota
c. Tenaga Kesehatan (dokter, bidan/perawat) di Puskesmas
d. Tenaga Kesehatan (dokter, bidan/perawat) di Rumah Sakit
2. Waktu Kegiatan
Hari, tanggal : Jumat, 8 Oktober 2021
Waktu : pukul 08.00 WIB – selesai
Daring : aplikasi zoom cloud meeting
Meeting ID : 817 2208 2940
Passcode : 611268
Youtube : Direktorat Kesehatan Keluarga
3. Jadwal Kegiatan
08.15 – 08.45 WIB Global and Regional Updates WHO Indonesia Moderator :
on Birth Defects Prevention SubKoordinator
and Control Kesehatan
08.45 – 09.30 WIB • Paparan Pedoman Koordinator Neonatal
Kebijakan dan Strategi Kesehatan Maternal
dalam Pencegahan dan dan Neonatal
Penanggulangan Kelainan
Bawaan
• Launching Pedoman
09.30 – 10.00 WIB Pelayanan Terintegrasi Tim BIDIC RSAB
Kelainan Bawaan Harapan Kita
3
10.00 – 11.00 WIB Diskusi Semua peserta
F. Panitia
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Direktorat Kesehatan Keluarga.
G. Pembiayaan
Kegiatan Sosialisasi Pedoman Kebijakan dan Strategi dalam Pencegahan dan
Penanggulangan Kelainan Bawaan ini dibiayai oleh WHO TA 2021.