Anda di halaman 1dari 2

Nama : Fitria Wulandari

201810001

Hubungan antara endokrinologi, emosi dan perilaku emosi


Endokrinologi
Endokrinologi adalah cabang ilmu kedokteran yang mempelajari sistem endokrin. Sistem
endokrin merupakan suatu sistem dimana hormon-hormon diproduksi dan diatur oleh organ
dan kelenjar. Organ-organ yang termasuk dalam sistem endokrin, penyakit dan gangguan
kesehatan yang dapat terjadi pada kelenjar dan organ endokrin dapat mempengaruhi fungsi
metabolisme tubuh secara keseluruhan. Endokrinologi adalah ilmu yang mempelajari
perilaku atau aktivitas psikis yang berkaitan atau terjadi karena perubahan pada sistem
endokrin.
Emosi
Suatu reaksi tubuh menghadapi situasi tertentu. Sifat dan intensitas emosi biasanya terkait
erat dengan aktivitas kognitif (berpikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi.
Perilaku Emosi
Perilaku emosi adalah tindakan yang bersifat tingkah laku lengkap, dan kombinasi dengan
tanggapan jasmani lain yaitu suara, postur, gestur, pergerakan otot, dan tanggapan fisiologis
lainnya. Misalnya guratan ekspresi emosi yang ditunjukan oleh raut wajah seseorang adalah
bagian dari emosi.
PEMBAHASAN
Sistem Endokrin Berhubungan dengan Emosi
Akibat emosional secara psikologi, dapat terjadi kecemasan akibat terus menerus
mempersepsikan akan adanya ancaman atau bahkan depresi dari kelenjar otak yang
berhubungan dengan sistem endokrin, dimana orang yang bersangkutan cenderung
mengisolasi diri dan menarik diri dari lingkungan sosialnya.
Hubungan antara kadar gula darah dengan pengendalian emosi. Kekuatan hubungan berifat
sedang dan memiliki arah negatif (- 0.715), artinya hubungannya bersifat terbalik yaitu bila
kadar gula darah tinggi maka pengendalian emosi akan rendah, sebaliknya bila kadar gula
darah rendah maka pengendalian emosi akan tinggi. Depresi, perasaan selalu khawatir, lelah,
tegang, pikiran kalut dan lain sebagainya termasuk dalam aspek pengendalian emosi.
Pengendalian emosi terdiri dari aspek pikiran, rasa, motorik dan fisiologis. Hasil penelitian
menunjukkan aspek pikiran memiliki skor tertinggi dan rasa terendah, hal ini menunjukkan
walaupun pasien tidak mampu mengendalikan gejolak rasa yang menyertai emosi, namun
pasien masih bisa mengendalikan pikirannya seperti masih dapat berpikir rasional, berpikir
sehat dan tidak memiliki pikiran kalut.

Anda mungkin juga menyukai