Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

GOUT ARTHRITIS

Disusun oleh :

Redho aditia

19049

AKADEMI KEPERAWATAN YASPEN JAKARTA

Jalan Batas No. 54 Kelurahan Baru Kecamatan Pasar Rebo

JakartaTimur

TAHUN AJARAN 2021/2022

A. Konsep Teoritis
1. Pengertian Lansia
Lansia atau menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan
mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan
terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang menyebabkan
penyakit degenerative misal, hipertensi, arterioklerosis, diabetes mellitus dan
kanker (Nurrahmani, 2012).
2. Batasan Lansia
Batasan Lansia
Batasan umur lansia menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) lanjut usia
meliputi :
1) Usia pertengahan (middle age), kelompok usia 45-59 tahun.
2) Lanjut usia (elderly), kelompok 60-74 tahun.
3) Lanjut usia (old), kelompok usia 74-90 tahun
4) Lansia sangat tua (very old), kelompok usia >90 tahun
Klasifikasi Lansia
Depkes RI (2003) mengklasifikasi lansia dalam kategori berikut :
1) Pralansia (prasenilis), seseorang yang berada pada usia antara 45-59 tahun
2) Lansia, seseorang yang berusia 60 tahun lebih
3) Lansia yang beresiko tinggi, seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih atau
seseorang lansia yang berusia 60 tahun atau lebih yang memiliki masalah
kesehatan
4) Lansia potensial, lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan atau
melakukan kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa
5) Lansia tidak potensial, lansia yang tidak berdaya atau tidak bisa mencarinafkah
sehingga dalam kehidupannya bergantung pada orang lain.

B. Konsep Medis
1. Pengertian Gout Arthritis
Gout Arthritis adalah penyakit sendi yang diakibatkan oleh tingginya kadar Asam
Urat dalan darah. Kadar asam urat yang tinggi dalam darah melebihi batas normal
yang menyebabkan penumpukan Asam Urat di dalam persendian dan organ
lainnya (Susanto, 2013).
Asam Urat adalah hasil akhir dari katabolisme (pemecahan) suatu zat yang
bernama purin. Zat purin adalah zat alami yang merupakan salah satu kelompok
struktur kimia pembentuk DNA dan RNA. Ada dua sumber utama purin yaitu
purin yang diproduksi sendiri oleh tubuh dan purin yang didapatkan dari asupan
makanan seperti tanaman dan hewan. Asam urat sebenarnya memiliki fungsi
dalam tubuh yaitu sebagai antioksidan dan bermanfaat dalam regerenasi sel.
Metabolisme tubuh secara alami menghasilkan asam urat. Asam urat menjadi
masalah ketika kadar didalam tubuh melewati batas normal (Noviyanti, 2015).
2. Etiologi
Secara garis besar penyebab terjadinya Gout Arthritis disebabkan oleh faktor
primer dan faktor sekunder, faktor primer 99% nya belum diketahui (idiopatik).
Namun,diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal
yang menyebab kan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan
peningkatan produksi asam urat atau bisa juga disebabkan oleh kurangnya
pengeluaran asam urat dalam tubuh. Faktor sekunder, meliputi peningkatan
produksi asam urat,terganggu nya proses pembuangan asam urat dan kombinasi
kedua penyebab tersebut. Umumnya yang terserang gout arthritis adalah pria
sedangkan perempuan presentase nya kecil dan baru muncul setelah menopause.
Gout Arthritis lebih umum terjadi pada laki-laki, terutama yang berusia 40-50
tahun (Susanto, 2013).
3. Manifestasi
Terdapat empat stadium perjalanan klinis Gout Arthritis yang tidak diobati
(Nurarif, 2015) diantaranya :
a. Stadium pertama adalah Hiperurisemia Asimtomatik. Pada stadium ini Asam
urat meningkat dan tanpa gejala selain dari peningkatan asam urat serum.
b. Stadium kedua Gout Arthritis akut terjadi awitan mendadak pembengkakan
dan nyeri yang luar biasa, biasanya pada sendi ibu jari kaki dan sendi
metatarsofalangeal.
c. Stadium ketiga setelah serangan Gout Arthritis Akut adalah tahap interkritikal.
Tidak terdapat gejala-gejala pada tahap ini, yang dapat berlangsung dari
beberapa bulan sampai tahun. Kebanyakan orang mengalami serangan Gout
Arthritis berulang dalam waktu kurang dari 1 tahun jika tidak diobati.
d. Stadium keempat adalah tahap Gout Arthritis kronis, dengan timbunan asam
urat yang terus meluas selama beberapa tahun jika pengobatan tidak dimulai,
peradangan kronis akibat kristal-kristal asam urat mengakibatkan
nyeri,sakit,dan kaku juga pembesaran dan penonjolan sendi.
4. Patofisiologi
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh,intake bahan yang mengandung
Asam Urat tinggi dan sistem ekskresi Asam urat yang tidak adekuat akan
menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di dalam plasma darah
(Hiperurisemia),sehingga mengakibatkan kristal asam urat menumpuk dalam tubuh.
Penimbunan ini menimbulkan iritasi lokal dan menimbulkan respon inflamasi
(Sudoyo,dkk,2009).
Banyak faktor yang berperan dalam mekanisme serangan Gout Arthritis. Salah
satunya yang telah diketahui peranannya adalah konsentrasi asam urat dalam darah.
Mekanisme serangan Gout Arthritis akut berlangsung melalui beberapa fase secara
berurutan yaitu, terjadinya presipitasi kristal monosodium urat dapat terjadi di
jaringan bila konsentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di
tulang rawan,sonovium,jaringan para-artikuler misalnya bursa,tendon,dan selaputnya.
Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus oleh berbagai macam protein.
Pembungkusan dengan IgG akan merangsang netrofil untuk berespon terhadap
pembentukan kristal. Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang
menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal
oleh leukosit (Nurarif, 2015).
Kristal difagositosis oleh leukosit membentuk fagolisosom dan akhirnya membran
vakuala disekeliling oleh kristal dan membran leukositik lisosom,sesudah selaput
protein dirusak,terjadi ikatan hidrogen antara permukaan kristal membran lisosom.
Peristiwa ini menyebabkan robekan membran dan pelepasan enzim-enzim dan
oksidase radikal kedalam sitoplasma yang dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
Setelah terjadi kerusakan sel,enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam cairan
sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan
(Nurarif, 2015).
Saat asam urat menjadi bertumpuk dalam darah dan cairan tubuh lain,maka asam urat
tersebut akan mengkristal dan akan membentuk garam-garam urat yang akan
berakumulasi atau menumpuk di jaringan konektif di seluruh tubuh, penumpukan ini
disebut Tofi. Adanya kristal akan memicu respon inflamasi akut dan netrofil
melepaskan lisosomnya. Lisosom ini tidak hanya merusak jaringan tetapi juga
menyebabkan inflamasi. Serangan Gout Arthritis akut awalnya biasanya sangat sakit
dan cepat memuncak. Serangan ini meliputi hanya satu tulang sendi. Serangan
pertama ini timbul rasa nyeri berat yang menyebabkan tulang sendi terasa panas dan
merah. Tulang sendi metatarsophalangeal biasanya yang paling pertama terinflamasi,
kemudian mata kaki,tumit,lutut dan tulang sendi pinggang. Kadang-kadang gejala
yang dirasakan disertai dengan demam ringan. Biasanya berlangsung cepat tetapi
cenderung berulang ( Sudoyo,dkk,2009).
Periode interkritikal adalah periode dimana tidak ada gejala selama serangan Gout
Arthritis. Kebanyakan penderita mengalami serangan kedua pada bulan ke-6 sampai 2
tahun setelah serangan pertama. Serangan berikutnya disebut dengan poliartikular
yang tanpa kecuali menyerang tulang sendi kaki maupun lengan yang biasanya
disertai dengan demam. Tahap akhir serangan Gout Arthritis akut atau Gout Arthritis
kronik ditandai dengan poltyarthritis yang berlangsung sakit dengan tofi yang besar
pada kartilago,membran sinoval,tendon dan jaringan halus. Tofi terbentuk di jari
tangan,kaki,lutut,ulna,helices pada telinga, tendon achiles dan organ internal seperti
ginjal. (sudoyo,dkk).

5. Pathway
6. Penatalaksanaan
Menurut Nurarif (2015) Penanganan Gout Arthritis biasanya dibagi menjadi
penanganan serangan akut dan penanganan serangan kronis. Ada 3 tahapan dalam
terapi penyakit ini :
a. Mengatasi serangan Gout Arthritis
b. Mengurangi kadar asam urat untuk mencegah penimbunan kristal urat pada
jaringan, terutama persendian.
Terapi non farmakologi
Terapi non farmakologi merupakan strategi esensial dalam penanganan Gout
Arthritis, seperti istirahat yang cukup, menggunakan kompres hangat,
modifikasi diet, mengurangi asupan alkohol dan menurunkan berat badan.
Terapi farmakologi
Penanganan dibagi menjadi 2 :
1. Serangan Akut
Istirahat dan terapi cepat dengan pemberian NSAID, misalnya
indometasin 200 mg/hari atau Diklofenak 150 mg/hari, merupakan terapi
lini pertama dalam menangani serangan Gout Arthritis Akut, asalkan tidak
ada kontra indikasi terhadap NSAID. NSAID lain yang umum digunakan
untuk mengatasi gout Arthritis Akut :
- Naproxen (awal 750 mg, kemudian 250 mg 3x/hari)
- Piroxicam (awal 40 mg, kemudian 10-20 mg/hari)
- Diclofenac (awal 100 mg,kemudian 50 mg 3x/hari selama 48 jam.
Kemudian 50 mg 2x/hari selama 8 hari.
2. Serangan Kronis
a. Allopurinol (300 mg/24 jam)
b. Probenesid (500 mg-1 g 2x/hari) dan Sulfinpirazon (100 mg 3-4x/hari.
C. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
A. Identitas
Meliputi : Nama, umur, agama, jenis kelamin, alamat, alamat sebelum tinggal di
panti, suku bangsa, status perkawinan, pekerjaan sebelumnya, pendidikan
terakhir, tanggal masuk panti, kamar dan penanggung jawab.
B. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama : Nyeri sendi
b) Riwayat Penyakit Sekarang
Pada saat melakukan pengkajian klien,sebelumnya klien pernah datang ke
klinik dan diberi obat reumatik. Klien mengeluh nyeri sendi pada daerah
kaki betis, karena klien tidak tahan dengan rasa sakit nya yang berulang
dan merasa kurang cocok dengan obat tersebut akhirnya klien datang lagi
ke klinik. Setelah di cek kadar asam urat ternyata asam urat nya melebihi
dari batas normal 8,mg/dl.sebelumnya klien sering sekali mengonsumsi
makan-makanan seperti jeroan,daging merah,dan kacang-kacangan.Klien
mengeluh rasa sakitnya ini sudah 1 tahun lebih.
c) Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelum klien terkena penyakit asam urat,klien pernah mengeluh terkena
asam lambung,karena klien suka minum kopi secara berlebihan dan suka
makan yang pedas.

C. Pengkajian Head To Toe

1) Kepala
Normocephalus, rambut tampak ubanan, dan kelihatan kotor, tidak ada luka, tidak
ada nyeri tekan pada kepala dan tidak ada benjolan.
2) Mata
Bentuk tampak simetris, konjungtiva tampak anemis, sclera tidak ikterik, pupil
isokor, penglihatan kabur, tidak ada peradangan, tampak menggunakan kaca
mata, tidak ada nyeri dan tidak ada benjolan.
3) Hidung
Bentuk tampak simetris, tidak ada luka, tidak ada peradangan, tidak ada secret
pada hidung, tidak ada nyeri tekan, penciuman masih cukup baik.
4) Mulut dan Tenggorokan
Mulut tampak bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada peradangan, gigi tampak
kuning, dan gigi tampak ompong, sudah hilang tiga, mengalami kesulitan saat
mengunyah dan tidak ada kesulitan saat menelan.
5) Telinga
Bentuk simetris, tidak ada luka, tidak tampak serumen, tidak ada peradangan,
tidak nyeri tekan pada bagian belakng telinga (mastoideus), tidak ada benjolan,
pendengaran kurang bagus.
6) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada luka, tidak ada bendungan vena
jugularis, klien mengeluh leher bagian belakang, terasa berat (kaku kuduk).
7) Dada
Tampak simetris, tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada nyeri tekan.
8) Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada oedema, tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa.
9) Genetalia
Tidak terkaji
10) Ekstremitas
Kekuatan otot tangan kanan dan kiri 5, kaki kanan dan kiri 4
11) Integument
Kebersihan cukup baik, warna kulit sawo matang, lembab, tidak ada gangguan
pada kulit.
D. PENGKAJIAN PERKEMBANGAN UNTUK LANSIA
a. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
Klien mendorong tubuhnya ke atas dengan tangan saat bangun dari tempat duduk
baik kursi maupun lantai, dan tampak klien tidak stabil pada saat berdiri pertama
kali. Setelah berdiri klien berhenti sejenak lalu berjalan, saat duduk klien tampak
duduk secara perlahan, pandangan mata kabur, klien mengeluh pusing dan terasa
berat di leher bagian belakang, saat mengambil sesuatu klien tampak perlahan-lahan
dan terkadang dibantu, klien merasakan nyeri pinggang saat membungkukkan badan.
b. Komponen gaya berjalan dan gerakan
Klien tampak berjalan dengan perlahan-lahan tanpa alat bantu seperti tongkat,
melangkah secara hati-hati dan perlahan, jalan tampak sempoyongan.

E. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
Klien mengatakan hubungan dengan anak-anaknya baik, klien tinggal dengan istrinya
saja.Klien mengatakan kadang-kadang suka marah-marah terhadap sesuatu hal. klien
juga mengatakan terkadang berinterakasi dengan tetangga sekitar
rumahnya.Komunikasi dengan tetangga sekitar masih bagus dan baik, emosi terkadang
tidak stabil jika banyak pikiran, klien kooperatif saat diajak bicara dan memberikan
umpan balik dari sesuatu yang sedang dibicarakan.
F. PENGKAJIAN STATUS MENTAL

Klien mengatakan tidak suka merasa sedih karena merasa sebentar lagi ia akan
meninggal, , klien tidak pernah merasa gagal dalam membimbing anak-anaknya karena
berhasil dalam menjadi kepala keluarga, klien juga merasa puas dengan keadaannya
yang sekarang, klien mengatakan cepat lelah apabila melakukn aktivitas yang
berlebihan.

G. PENGKAJIAN MASALAH EMOSIONAL

a. Masalah Emosional
Klien mengatakan tidak mengalami kesulitan tidur. Tetapi terkadang Klien
terbangun pada malam hari untuk kencing, Klien mengatakan tidak pernah
mempunyai masalah dengan orang lain dan klien tidak pernah mengkonsumsi obat
tidur mupun obat penenang serta klien mengatakan tidak pernah mengurung diri,
klien selalu ditemani oleh istri nya.

H. PENGKAJIAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN


Pola kebiasaan : klien mengatakan dulu sering merokok menghabiskan lebih dari 3
batang perhari dan minum kopi setiap hari. Tetapi setelah terkena
penyakit asam lambung dan asam urat klien berhenti merokok dan
mengurangi konsumsi minum kopi.
Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a) Nutrisi
Klien mengatakan biasa makan 3 kali sehari terkadang tidak teratur dengan
menghabiskan 2 porsi makanan dengan lauk pauk seadanya, klien tidak senang
makan tanpa garam, klien juga senang makan kacang-kacangan dan jeroan. klien
juga mengatakan makan makanan yang sama dengan keluarganya tampa adanya
perbedaan makanan, klien minum 7-8 gelas per hari.
b) Pola istirahat tidur
Klien tidur kurang lebih 4-6 jam perhari, klien sering terbangun saat malam hari
karenan ingin kencing, klien jarang tidur siang, klien sering merenung nasib cucu-
cucunya, saat waktu luang klien biasanya bermain dengan cucu nya.
c) Eliminasi
Klien tidak mengalami gangguan saat BAB dan BAK.Klien BAB 1 kali per hari
dengan konsistensi lembek dan BAK 4-5 kali per hari lancar tanpa ada gangguan
d) Pola aktivitas
Klien masih bisa melakukan kegiatan dapur seperti memasak, mencucui piring,
klien berusaha untuk mandiri dan tidak merepotkan anak-anaknya.
e) Personal hygiene
Klien mengatakan biasanya mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari
menggunakan sabun, sikat gigi setiap kali mandi, menggunakan pasta gigi, biasanya
mengganti pakaian 2 hari sekali.
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DENGAN ASAM URAT
1. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut b.d proses penyakitnya
Intoleransi aktifitas b.d kelemahan
Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
2. Rencana Keperawatan
Adalah merencanakan suatu tindakan keperawatan yang akan perawat lakukan
ke pasien sesuai dengan diagnosa dan kebutuhan pasien agar mencapai tujuan
hasil yang spesifik seperti kesembuhan.
3. Tindakan Keperawatan
Adalah melakukan suatu tindakan dari rencana yang sudah dibuat untuk
mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana
tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu pasien
mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana tindakan yang
spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
masalah kesehatan pasien.
4. Evaluasi Keperawatan
Adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagosa keperawatan,rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai atau belum.

Anda mungkin juga menyukai