Anda di halaman 1dari 3

Pada hakikatnya hukum adalah sebuah pagar pembatas untuk mewujudkan

kehidupan manusia yang aman dan damai. Hukum perlu ditaati oleh masyarakat
karena ia memiliki sifat memaksa dan mengatur, demikian dikutip dari buku
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (2017:78).
Istilah hukum juga bisa dimaknai sebagai keseluruhan kaidah dan asas-asas
berlandaskan keadilan yang mengatur hubungan manusia di masyarakat. Pengertian
hukum itu sebagaimana penjelasan Kusumaatmadja yang dikutip di buku Hakekat
dan Karakteristik Sistem Hukum di Indonesia karya S. Widihastuti, Keberadaan
hukum pada dasarnya berfungsi untuk melindungi dan mengintegrasikan
kepentingan para anggota masyarakat. Pengintegrasian kepentingan anggota
masyarakat itu diwujudkan dengan mencari keseimbangan antara kebebasan untuk
individu dalam memenuhi kebutuhannya dan melindungi masyarakat dari kebebasan
tersebut.
Sementara itu, tujuan hukum untuk mewujudkan keadilan. Keadilan adalah
unsur yang tidak dapat dipisahkan dari hukum sebagai seperangkat asas dan kaidah
yang menjamin keteraturan serta ketertiban di masyarakat. Hukum mengatur
seluruh aspek kehidupan masyarakat yang cakupannya sangat luas. Oleh karena itu,
penggolongan atau pengklasifikasian hukum perlu dipahami.
- Jenis sumber hukum
Sumber hukum dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Sumber hukum materiil
Sumber hukum materiil merupakan sumber daeri mana materi hukum
diambil. Sumber hukum dalam arti materil yaitu faktor-faktor yang menetukan isi
hukum. Isi hukum ada 2 bagian yaitu idil dan kemasyarakatan.
- Idiil maksudnya bahwa dalam menciptakan peraturan-peraturan harus
memperhatikan keadilan, asas-asas kesusilaan dan kesejahteraan umum.
- Kemasyarakatan maksudnya bahwa dalam membentuk hukum harus dari
keadaan yang aktual di dalam lingkungan masyarakat dengan kata lain faktor-fsktor
krmasyarakatan adalah hal-hal yang nyata yang hidup dalam masyarakat yang
tunduk pada aturan-aturan tata kehidupan masyarakat.
Faktor-faktor kemasyarakatan terdiri dari:
a. Struktur ekonomis, kekayaan alam, dan susunan geologi.
b. Kebiasaan yang telah membaku atau yang berlaku.
c. Keyakinan tentang agama dan kesusilaan.
d. Kesadaran hukum dari masyarakat itu sendiri.
2. Sumber hukum formal
Sumber hukum formal yaitu sumber suatu peraturan memperoleh kekuatan hukum.
Sumber-sumber hukum formal membentuk pandangan-pandangan hukum menjadi
aturan-aturan hukum dan mengikat.
- Sumber hukum formal meliputi beberapa hal, seperti:
1. Undang-undang
Undang-undang meliputi semua bentuk peraturan perundang-undangan
(dalam pengertian materiil, bukan hanya dalam arti formal).
2. Kebiasaan
Perbuatan manusia atau lembaga yang dilakukan secara berulang-ulang
mengenai hal yang sama. Jika kebiasaan diterima masyarakat luas dan merasa wajib,
maka kebiasaan itu dipandang sebagai hukum tidak tertulis.
3. Keputusan hakim (yurispudensi)
Keputusan hakim terdahulu terhadap suatu perkara yang tidak diatur dalam
undang-undang dan dijadikan pedoman oleh hakim lainnya.
4. Traktat
Perjanjian antara dua negara atau lebih mengenai masalah-masalah tertentu
yang menjadi kepentingan negara yang bersangkutan. Traktat akan mengikat semua
orang di negara-negara yang membuat traktat. Perjanjian yang dilakukan dua negara
disebut bilateral. Perjanjian lebih dari dua negara disebut traktat multilateral.
5. Doktrin atau pendapat ahli
Pendapat para sarjana hukum terkemuka yang memilih pengaruh dalam
pengambilan keputusan bagi hakim. Doktrin sering digunakan dalam proses
yurispudensi.

- Penggolongan Hukum Berdasarkan Sumbernya


Berdasarkan sumberya, hukum dapat digolongkan menjadi 5 kategori. Di
Indonesia, kelima jenis hukum berdasarkan sumbernya itu juga berlaku, baik atas
dasar legitimasi negara ataupun karena lestari di tengah masyarakat.
1. Hukum Undang-Undang Dikutip dari sebuah artikel dalam Jurnal Supremasi (Vol.
11, No. 2, 2016), hukum undang-undang adalah hukum yang tercantum dalam
peraturan perundang-undangan. Undang-undang memiliki 2 pengertian yaitu formil
dan meteriil.
Dalam arti formil, undang-undang berarti suatu bentuk peraturan atau
ketetapan yang dibuat oleh badan pembuat undang-undang (badan legislatif pusat).
Adapun dalam arti materiil, undang-undang adalah suatu peraturan yang mengatur
masyarakat. Menurut UUD 1945 tata urutan peraturan perundang-undangan di
Indonesia ialah sebagai berikut: Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945 Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Undang-Undang
(UU)/ Peraturan pemerintah pengganti UU Peraturan Pemerintah Keputusan
Presiden Peraturan Menteri Peraturan daerah.
2. Hukum Kebiasaan
Hukum kebiasaan adalah peraturan yang tidak tertulis, terbentuk dalam
himpunan kaidah-kaidah yang langsung yang dibuat oleh masyarakat itu sendiri
melalui kebiasaan. Kelemahan hukum kebiasaan yakni tidak dapat dirumuskan
secara jelas karena tidak tertulis. Pada umumnya, hukum kebiasaan juga sukar
tergantikan karena telah mengakar di masyarakatnya. Selain itu hukum kebiasaan
tidak menjamin kepastian hukum dan menyulitkan karena hukum ini mempunyai
sifat aneka ragam. Hukum adat termasuk dalam kategori hukum kebiasaan. Hukum
adat atau hukum tradisional bisa diartikan sebaga kebiasaan turun temurun yang
dimaksudkan untuk mengatur tata tertib di suatu masyarakat.
3. Hukum Traktat
Traktat adalah perjanjian yang diadakan oleh dua negara atau lebih. Hukum
traktat merupakan perjanjian internasional yang dapat dijadikan hukum formal jika
telah memenuhi syarat tertentu. Perjanjian ini terjadi karena adanya kata sepakat
dari pihak-pihak (negara) yang bersangkutan dan juga turut mengikat warga
negaranya. Adapun macam-macam traktat antara lain: Traktat bilateral, perjanjian
yang diadakan hanya oleh dua negara. Traktat multilateral, perjanjian internasional
yang diikuti oleh beberapa negara. Traktat kolektif atau traktat terbuka, yaitu traktat
multilateral yang memberikan kesempatan bagi negara lain yang belum bersepakat
untuk kemudian ikut menyepakati pernjanjian tersebut.
4. Hukum Yurisprudensi
Hukum yurisprudensi merupakan hukum yang terbentuk dari putusan hakim
di pengadilan yang memuat peraturan sendiri. Putusan hakim tersebut kemudian
diakui dan dijadikan dasar putusan oleh hakim lain dalam perkara yang sama. Ada
dua macam yurisprudensi. Pertama, yurisprudensi tetap, yaitu keputusan-keputusan
hakim yang berulang kali dipergunakan pada kasus yang sama. Kedua, yurisprudensi
tidak tetap, yaitu yurisprudensi yang belum masuk dalam yurisprudensi tetap.
5. Hukum Doktrin
Hukum doktrin adalah hukum yang berasal dari pendapat para ahli yang
memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan pengadilan. Dengan mengutip
pendapat para ahli hukum, seorang hakim mempertimbangkan dan menjadikannya
sebagai dasar atas putusan yang dibuatnya.
Kesimpulan mengapa unsur kemasyrakatan disebuat sebagai salah satu
faktor yang menentukan isi hukum yaitu dapat kita lihat dari tujuan dan fungsi
hukum itu sendiri. Hukum dibuat dari masyarakat dan untuk masyarakat sehingga,
unsur kemasyarakatan tentu saja menjadi faktor penentu isi hukum.
Fungsi hukum dalam masyarakat juga memberikan gambaran kepada kita
bahwa apabila fungsi hukum dalam masyarakat tidak berjalan sebagaimana yang
seharusnya, akan menimbulkan pemerintahan yang sewenang-wenang, yang pada
akhirnya pemerintahan tidak lagi dibatasi oleh hukum. Pemerintahan tersebut akan
menjadikan dirinya hukum itu sendiri. Seperti sistem pemerintahan diktator.

Sumber : https://tirto.id/penggolongan-hukum-di-indonesia-berdasarkan-sumber-
bentuknya-ggaE
https://www.kompas.com/skola/read/2020/09/01/193928169/sumber-
hukum-pengertian-dan-jenisnya
https://www.kompas.com/skola/read/2020/09/01/193928169/sumber-
hukum-pengertian-dan-jenisnya
Buku Materi Pokok ISIP413/3SKS/MODUL 1

Nama : Unik Awal Susanti


NIM : 041989123
Prodi : Ilmu Hukum
UPBJ : Layanan Luar Negri (Pokjar Hong Kong)

Anda mungkin juga menyukai