Yang Maha Menerima Taubat dari zaman ke zaman, entah telah berapa banyak dosa dan
kejahatan sepanjang zaman Nabiyullah Adam As hingga akhir zaman. Ribuan tahun di
penjuru Barat dan Timur kejahatan dan dosa terus dilakukan dan Dia (Allah Swt) telah
memaafkannya, dari zaman ke zaman bagi mereka yang ingin mendekat kehadirat Nya.
Bagi yang ingin bertaubat dan mencapai Rahmat serta Kebahagiaan dunia dan akhirat.
Telah sampai kita kepada tuntutan sang Pembawa Rahmatan lil Alamin, Sayyidina
Muhammad Saw.
Untuk siapa kenikmatan yang sedemikian indah dan berharga itu? bagi mereka yang
pertama adalah “Allah dan Rasul lebih dicintainya daripada selain keduanya”. Tidak ada
yang mengalahkan cintanya pada Allah dan Rasul. Mempunyai cinta terhadap teman,
kerabat dan lainnya tapi tidak melebihi cintanya kepada Allah dan Rasul. Kita bertanya
bagaimana seseorang bisa sampai cinta kepada Allah dan Rasul? seseorang tidak akan
bisa cinta terkecuali telah mengenal kebaikan yang dicintainya. Ketika seseorang ingin
sampai pada samudera cinta Allah dan Rasul, mestilah ia mendalami keindahan Allah
dan Rasul. Ketika ia telah memahaminya tidak perlu dipaksa dan diberi tahu, ia sudah
langsung tidak mencintai yang lain melebihi Allah dan Rasul. Kalau sudah tahu kebaikan
Allah dan Rasul, kalau sudah tahu keindahan Allah dan Rasul Nya.
Allah Swt telah berfirman mengingatkan kita “ayahsabu an lam yarahuu ahad” (QS. Al
Balad:7) apakah manusia itu mengira tidak ada Yang Maha Tunggal yang selalu
melihatnya, “alam naj’al lahu 'ainain” (QS. Al Balad:8) bukankah Aku berikan untuk
mereka 2 mata agar mereka melihat “wa lisanan wasyafatain” (QS. Al Balad:9) lidah dan
kedua bibirnya “wa hadaynaahunnajdain” (QS. Al Balad:10) dan kami hadiahkan untuk
mereka 2 jalan. Allah Swt tidak paksa, mau yang mana. Jalan kebaikan atau jalan
kehinaan. Sebagaimana firman Allah Swt dalam Surah Al Insan “hal ataa a’lal insaani
hiinun minaddahri lam yakun syay'an madzkuura” (QS. Al Insan:1) bukankah telah
datang waktu masa, dahulu bahwa manusia itu belum pernah ada. Belum pernah ada satu
nama manusia pun di muka bumi, Allah sudah Maha Ada.
Seorang muslim. Apa itu muslim? seorang muslim itu adalah orang orang yang pasti
sampai akan ke surga Nya (Allah Swt) walaupun terlambat karena dosa dosanya. Walau
melewati neraka, walau melewati siksa kubur, walau melewati musibah dunia, walaupun
melewati pedihnya sakaratul maut, walaupun puluhan ribu tahun di neraka, ia pasti
sampai ke surga. Jadi seseorang ketika telah diberi hidayah oleh Allah di dalam islam
maka dihadapannya surga. Cepat atau lambat ia sampai kepada kebahagiaan yang kekal
itu dan ketika ia sampai kepada kebahagiaan Allah Swt yang kekal itu, ia akan lupa
dengan semua musibah sebelumnya. Seperti orang yang terakhir sekali masuk surga.
Ketika ia ditanya jika ia dihadapkan pada Dzatnya Allah Swt, melihat keindahan Allah,
melihat kasih sayang Allah, “hamba Ku berapa lama engkau berada di dalam api
neraka?”. Ia berkata “aku tidak pernah merasakan siksa neraka”, kenapa? lupa dengan
lezatnya berhadapan dengan Allah Swt.
(yg kedua) Dan tiada ia mencintai seseorang karena Allah dan Rasul Nya. Yang
mencintai sesorang karena cintanya kepada Allah dan Rasul. Kenapa? sudah terlanjur
cinta pada Allah dan Rasul. Kalau seseorang sudah cinta pada sesuatu ia tidak mau
mencintai yang lain kecuali terikat dengan kekasihnya ini. Cinta dengan fulan, temannya,
kekasihnya, ayahnya, ibunya atau gurunya atau siapapun. Tapi kalau ia mau mencintai
yang lain, pasti ia lihat dulu yang paling ia cintai. Bagaimana ini orang yang paling ia
cintai senang atau tidak selama ini, kalau tidak ia tidak mau mencintai orang lain karena
yang paling ia cintai ialah seorang itu.
Demikian orang yang mencintai Allah dan Rasul, ia tidak akan menemukan kebaikan
melebihi Allah dan Rasul. Dan tentunya sang pembawa kasih sayang Allah, Sayyidina
Muhammad Saw. Orang yang paling indah budi pekertinya (Nabi Saw), orang yang
paling sopan dan membela kita sampai tidak ada lagi pembela. Sampai semua kekasih
lupa dengan kita dan tidak mau dekat dengan para pendosa. Beliau (Nabi saw) yang di
alam dunia seakan tidak kenal dengan kita, namun di alam akhirat berjuang untuk
selamatnya kita dari api neraka. Tidak mau beliau (Nabi saw) puas kalau masih ada
umatnya (Nabi saw) yang berada di dalam neraka. Itulah idola, inilah kekasih dan yang
berhak dicintai yang dengan mencintainya berlimpah ruahlah Rahmat Nya (Allah Swt).
Sebagaimana ucapan syair “semua orang yang mencintai Nabi saw berada di dalam
keamanan dan keselamatan”.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Oleh sebab itu Rasul saw mendoakan orang orang yang beliau cintai. Sebagaimana
riwayat Shahih Bukhari, Rasul saw mendoakan Sayyidina Anas bin Malik “wahai Allah
limpahkan keberkahan dan kekayaan untuk Anas bin Malik”. Jangan kira Rasul saw tidak
pernah mendoakan sahabat untuk kaya. Ada doa Rasul saw yang mendoakan para sahabat
agar kaya raya, diantaranya Anas bin Malik. Wahai Allah perbanyaklah hartanya, dan
perbanyak keturunannya, dan juga limpahkan keberkahan pada semua yang Engkau
berikan kepadanya.
Riwayat Shahih Bukhari dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam
ktabnya Fathul Bari bahwa Anas bin Malik panjang usianya sampai memiliki 100 orang
cucu lebih dan kekayaannya luar biasa. Bukan hanya kekayaan luas tapi juga keberkahan.
Anas bin Malik di dalam Fathul Bari dijelaskan mempunyai banyak anak dan sawah,
mempunyai ladang dan semuanya berwangi misik. Itu ladang ladang dan sawahnya Anas
bin Malik wangi misik disebabkan doanya Nabiyyuna Muhammad Saw agar dilimpahi
keberkahan. Demikian indahnya Nabiyyuna Muhammad Saw mendoakan orang orang
yang cinta kepada beliau dan beliau pun mencintai seluruh umatnya (Nabi saw).
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, hadits yang baru saja kita dengar tadi dan yang
baru kita baca bersama. “Unshur akhaaka dhaaliman aw madhluuman”, bantu saudara
saudaramu itu yang dholim dan yang terdholimi. Para sahabat bingung dan bertanya “Ya
Rasulullah kalau orang yang didholimi, kami paham kalau disuruh bantu tapi kalau orang
dholim disuruh bantu, bagaimana caranya?”. Orang dholim disuruh bantu oleh Rasul,
“bantu orang yang dholim dan orang yang didholimi”. Rasul saw berkata “cara Bantu
orang yang dholim itu, selamatkan ia dari kedholimannya, angkat kedua tangannya”,
Subhanallah!! Seakan akan orang kalau jatuh, maka pegang kedua tangannya.
Maksudnya Sang Nabi saw adalah begitu, berbudi pekerti kepada semua orang bahkan
pada orang yang dholim untuk diselamatkan dari kedholimannya. Adakah orang yang
paling indah tuntunannya dari Sayyidina Muhammad Saw.
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika Rasul saw didatangi oleh salah seorang
yang tua renta, miskin dan sudah tua renta datang bersama anaknya. ingin dapat bagian
daripada shadaqah, minta bagian shadaqah. Ayahnya sudah bilang pada anaknya “wahai
anakku pagi ini ada pembagian shadaqah fuqara oleh Rasulullah saw tapi kita datang
nanti sore saja wahai anakku”. Anaknya berkata “wahai Ayah, kalau nanti sore keburu
selesai, pembagian shadaqah sudah habis dan kita tidak dapat bagian”. Maka ayahnya
berkata “tidak, Rasul saw itu tidak lupa pada para fuqara”. Subhanallah!! Sore harinya
baru datang, betul sudah bubar pembagian shadaqah, tidak ada lagi yang membagi
bagikan shadaqah. Rasul saw sudah masuk ke rumah . “wahai Ayah betulkan Rasul saw
sudah masuk ke rumahnya”, maka berkatalah Ayahnya “panggilkan Rasulullah untukku”,
anaknya berkata “Ayah..? Rasulullah ku panggil untukmu..? hanya untuk terima
shadaqah, kenapa tidak dari tadi pagi kalau seandainya mau ambil shadaqah”. Ini
Rasulullah sudah masuk dan pembagian shadaqah sudah selesai. Ayahnya berkata “wahai
anakku Rasulullah itu bukan pemimpin yang bengis, panggil saja”. Maka berkata
anaknya “ya Rasulullah ini Ayahku datang meminta bagian dari pembagian fuqara”,
sambil malu anak itu. Keluar Rasul dengan senyum, maka ayahnya berkata “ya
Rasulullah apakah masih ada bagian untukku?”, Rasul saw berkata “Na’am Na’am”,
sudah kusiapkan untukmu, kalau kau tidak datang tadi mau aku antarkan sendiri”.
Demikian indahnya budi pekerti Sang Nabi saw.
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, ketika salah seorang dari para fuqara, Rasul saw
sedang membagi bagikan shadaqah selesai dan ingin masuk rumah, ada satu orang belum
mendapat bagian. Ditarik bajunya Rasul saw sampai merah leher beliau karena kerasnya
tarikan itu dan ia berkata “mana itu harta Nya (Allah Swt) yang ada padamu?” Ini orang
sudah minta bagian shadaqah tapi akhlaqnya tidak ada. Tidak berkata “mana yang harta
milikku” tapi “punya Allah”, bukan punyamu itu harta tapi punya Allah. Mana bagianku
dari punya Allah yang ada di sisimu?”. Maka Rasul saw tersenyum, tertawa. Beliau
tersenyum sampai terlihat gigi beliau dari lebarnya senyum beliau dan disuruh beri pada
orang yang susah itu.
Demikian indahnya budi pekerti Rasulullah saw. dan Rasul saw bersabda “barangsiapa
yang melihat aku di dalam mimpinya sungguh ia telah melihat aku dan syaithan tidak
bisa menyerupai aku”.
Beliau juga bersabda riwayat Shahih Bukhari “barangsiapa yang melihat aku di dalam
tidur akan jumpa dengan aku dalam keadaan terjaga”.
Permasalahan ini saya bahas karena banyak pertanyaan saudara kita yang mengingkari
mimpinya Rasulullah saw sehingga sebagian saudara kita mengatakan bahwa mimpi
Rasul saw itu harus mengerti hadits. Kalau tidak mengerti bagaimana bentuk wajahnya
Rasulullah dan tidak belajar haditsnya bagaimana wajahnya Rasulullah berarti mimpi
Rasul saw adalah dusta. Karena ia tidak tahu mimpi Rasul saw itu seperti apa? ini
dijawab oleh Imam Ibn Hajar Al Asqalani didalam Fathul Bari bahwa sedemikian banyak
ikhtilaf para muhadditsin, beliau menukil ucapan Imam Qadhi Iyadh … dan Imam
Nawawi bahwa orang yang bermimpi Rasul saw ia benar benar telah melihat Rasul saw.
Sebagaimana sabda Rasul “yang melihat aku sunggu melihat aku”.
Jika yang terlihat bentuknya berbeda ataupun mempunyai kekurangan itu adalah cermin
dari hatinya yang kurang sempurna. Bukan mimpi Rasul saw yang dituduh sebagai
mimpi dusta tapi dirinya yang mimpi itu sendiri yang penuh kekurangan jika melihat
Rasul saw tidak sempurna. Misalnya cacat atau lainnya. Demikian Imam Ibn Hajar juga
menjelaskan sabda Rasul saw “barangsiapa yang melihat aku dalam mimpi, ia akan
melihat aku dalam keadaan jaga”. Berarti bukan dalam keadaan tidur. Ini Al Imam
Nawawi mengatakan sebagian ulama yang dimaksud adalah nanti di hari kiamat tapi
pendapat yang lebih kuat adalah orang yang mimpi Rasul saw akan melihat Rasulullah
saw sebelum ia wafat di dalam keadaan jaga. Al Imam Ibn Hajar mengatakan hal ini tidak
mustahil karena menukil salah satu riwayat yang tsigah ketika salah seorang sahabat
bertanya kepada Sayyidatuna Aisyah ra tentang wajahnya Rasul saw itu seperti apa? itu
disaat Rasul saw sudah wafat. Maka Sayyidatuna Aisyah ra memperlihatkan cermin yang
selalu Rasulullah pakai untuk bercermin ketika masa hidupnya. Berkata Aisyah “ini
lihat”, ketika sahabat itu melihatnya yang terlihat wajah Rasulullah saw di cermin itu.
Bukan wajahnya tapi wajahnya Rasulullah saw. bahwa sejak cermin itu dipakai oleh
Rasul, tidak mau mencerminkan wajah yang lainnya terkecuali wajah Nabi Muhammad
saw. Maka Sayyidatuna Aisyah ra kalau rindu dengan Rasul, ia melihat cermin itu.
Cermin kan bukan foto tapi ternyata cermin itu tidakmau menangkap gambar wajah yang
lain setelah diapaki bercermin oleh Nabiyyuna Muhammad saw. Demikian riwayat Imam
Ibn Hajar di dalam Fathul Bari bisyarah Shahih Bukhari.
Jelaslah sekarang bahwa Allah Swt banyak memuliakan umat ini dengan perjumpaan ruh
mereka dengan ruhnya Rasulullah saw. Maka tentunya kita semua berharap kita semua
adalah orang yang selalu berjumpa dengan Rasul saw dalam mimpi kita dan dalam jaga
kita. Tapi satu hal yang perlu saya peringatkan, jangan sampai seseorang menganggap
mimpi mimpi dan ia tertipu dengan keinginan untuk mimpi. Mimpi belum dapat, yang
ada putus asa. Rasul saw bersabda ketika Sayyidina Abdullah bin Umar ra mengadu
melihat para sahabat yang mimpi tentang Rasaw. Bicara aku mimpi ini, mimpi itu dan
Abdullah bin Umar berkata “duh kalau aku ini orang shalih pasti aku mimpi juga”. Maka
tidak lama Abdullah bin Umar mimpi juga sesuatu tentang surga. Datang kepada Rasul
saw, Rasul mengingatkan “wahai Abdullah kau ini disebut orang shalih bukan karena
mimpi tapi karena kau banyak melakukan qiyamullail”. Demikian sabda Nabiyyuna
Muhammad Saw menenangkan Abdullah bin Umar. Dan kita jangan salah sangka jadi
qiyamullail itu adalah kemuliaan orang orang yang shalih. Hadirin ketika seseorang itu
shalih maka Allah akan berikan kekuatan Illahi dan pertolongan kepadanya walaupun ia
sakit dan lemah.
Penyampaian saya berakhir karena dalam salah satu riwayat Shahih Bukhari Rasul saw
menceritakan kejadian istrinya Nabiyullah Ibrahim as, Sayyidatina Sarah alaiha salam
ketika dibawa ke sebuah kerajaan yang padanya banyak tinggal orang yang dholim dan
rajanya adalah raja yang dholim. Sayyidatina Sarah dibawa kesitu dan oleh raja diminta
untuk menghadap ke istana. Nabi Ibrahim diam, kenapa suami biarkan istrinya dibawa
oleh pasukan. Nabi Ibrahim sudah diilhami oleh Allah Swt untuk tidak berbuat apa apa
dan membiarkan istrinya dibawa oleh raja yang dholim untuk menguji imannya Siti
Sarah. Maka Siti Sarah alaiha salam dibawa menghadap raja yang bengis. In imau
diapakan sekarang, mau dijadikan budak, dijadikan gundik atau lainnya sedangkan ia
adalah kafir, orang yang tidak masuk islam. Sayyidati Sarah seorang wanita berhadapan
dengan seorang raja dholim, raja bengis. Ia pun berwudhu, setelah wudhu ia
berdoa“Wahai Allah kalau seandainya imanku ini Kau terima, jangan Kau kuasakan
untukku orang kafir”. Jangan sampai orang kafir menguasai aku kalau seandainya Kau
terima imanku. Bagaimana kejadiannya?, sehingga diriwayatkan di dalam Shahih
Bukhari bahwa ketika Sayyidatina Sarah berhadapan dengan raja itu, gemetar raja itu dan
jatuh diatas lututnya kareana tidak mampu berdiri. Kenapa? Allah guncang jiwanya.
Siapa Sayyidati Sarah, apakah ia bawa pasukan dan senjata? ia seorang wanita yang
lemah tapi ia mempunyai kekuatan terbesar yaitu doa. Karena doa adalah kekuatan
terbesar di alam semesta, karena doa menundukkan segala kekuatan karena doa itu adalah
berpadunya kekuatan dari Allah Jalla wa Alla. Berarti kita tidak perlu usaha, tapi usaha
yang disertai doa berarti usaha yang disertai kekuatan Allah Swt.
Hadirin – hadirat kita memanggil Nama Allah sebagaimana sabda Rasul riwayat Shahih
Muslim “ la ta kubusa’ah hatta” Tiada akan datang hari kiamat selam masih ada di bumi
yang menyebut Nama Allah Allah. Menunjukkan musibah terbesar yang menghancurkan
alam semesta, masih tertahan kalau ada yang memanggil Nama Allah Allah. Oleh sebab
itu kita memanggil Nama Allah sambil berdoa seluruh hajat, seluruh apa yang kau
inginkan, sampaikan kepada Yang Maha Mendengar, tenggelamkan ke dalam samudera
keagungan Nama Nya
Tidak lupa kita doakan para tamu tamu kita, Al Habib Ahmad bin Hamid Aidid semoga
dilimpahi keberkahan, Al Habib Musthofa Mauladdawilah semoga dilimpahi keberkahan,
H. Jamhur beserta keluarga dan H. Abdul Latif beserta keluarga dan kedua mempelai
semoga dilimpahi keberkahan dan para Ayahanda kami dari KUA semoga dilimpahi
keberkahan dhahiran wa bathinan dan atas semua kita yang hadir.
Washollallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam.
Walhamdulillahi Rabbil Alamin.