Anda di halaman 1dari 4

Sekilas mengenal profil Ulama terkemuka yang popular dengan Al Faqih Al Muqaddam

Ats Tsani yang di juluki Al Seggaf

Hikmah

Semua manusia butuh ilmu.

Ilmu butuh dipraktikkan.

Praktik butuh akal.

Akal butuh petunjuk


.
Segala ilmu tanpa dipraktikkan batil.

Segala perbuatan tanpa niat tak berarti.

Segala ilmu, amal, dan niat tanpa sunnah (teladan) tidak diterima.

Segala ilmu, amal, niat, dan sunnah tanpa wara'


tiada guna.

Silsilah nasab Abdul Rahman Al Seggaf

Nabi Muhammad SAW


Ali bin Abi Tholib dan Fatimah Al Zahra'
Al Husain
Ali Zainal Abidin
Muhammad Al Baqir
Jakfar Al Shadiq
Ali Al Uraidli
Muhammad
Isa Al Naqib
Ahmad Al Muhajir
Ubaidillah
Alawi
Muhammad
Alawi
Ali Khali' Qasam
Muahammad Shahib Mirbath
Ali
Muahmmad Faqih Al Muqaddam
Alawi Al Ghayur
Muhammad Maula Al Dawilah
Syekh Abdul Rahman Al Seggaf

Ahmad Muhammad, Abu Bakar Al Sakran, Umar Al Muhdhar, Ali, Hasan,


'Aqil, Jakfar, Syekh, Alawi, Abdullah, Ibrahim.

Muqaddimah

Segala puji bagi Allah Dzat Yang Maha Bisa, sehingga tampak dialam semesta ini
berbagai buah kekuasaannya. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kehadirat
Imam para Rasul, Imam orang-orang yang bertaqwa, Sayyidina Muhammad SAW
berikut para sahabat dan pengikutnya.

Berikut ini, kami persembahkan profil lain dari profil tokoh-tokoh terkemuka yang hidup
di bagian negeri Yaman.

Tokoh yang satu ini terkenal dikalangan Bani Alawi dengan julukan Al Muqaddam
kedua, oleh karena beberapa karunia dan anugerah ilahi yang dimilikinya, beliaulah
orang yang telah mensejahterkan hati dan rumah-rumah, dan memperkokoh rel agama
dengan landasan ilmu dan amal shaleh, mewariskan kepada kita rambu-rambu untuk
melawan syetan dan sekutunya. Barang siapa mengikuti jalannya maka dia akan
mendapat target dan tujuannya, berkat karunia Allah.

Biografi Abdul Rahman Al Seggaf

Beliau adalah Syekh dari orang-orang yang telah mencapai martabat kearifan, yang
mampu mengkomplikasikan antara ilmu, islam, iman, dan ihsan, yang meneladani
ucapan, kelakuan, tekad, dan kemauan kakeknya, Nabi Muhammad SAW. Sudah
merupakan kesepakatan kalau beliau telah mencapai derajat kewalian. Beliau dilahirkan
di Kota Tarim pada tahun 739 H, menghafal Al Quran dibawah bimbingan Syekh Ahmad
bin Muhammad Al Khatib, sangat menguasai ilmu Al Quran dan tajwid, dan hafal semua
matan ilmu fiqih dan bahasa. Sejak dini beliau terdidik dalam lingkungan yang penuh
dengan senandung Al Quran dan ilmu-ilmu syariah dari majelis-majelis ilmu dan zikir,
tak pernah lepas dari muthala'ah (membaca buku-buku referensi) dan murajaah di majelis
ayahnya dan perpustakaan gurunya. Diceritakan bahwa hampir semua referensi
keagamaan telah terbendaharakan dalam perpustakaan ayah dan sejumlah guru beliau.
Beliau hampir hafal Al Wajiz dan Al Muhadzdzab sebab seringnya muthalaah dan hadir
di majelis pembahasannya. Beliau gigih berjuang dalam menekuni latihan-latihan
pengendalian nafsu yang dilakukan oleh para pendahulunya, dari dzikir, wirid, pola pikir,
cara bersyukur, melunakkan hati, dan lain-lain. Sayyid Muhammad bin Ali Khird
mensifati beliau dengan:

‫و بحر الصفا حبر الشيوخ األمائل‬ ‫جنيد التقى و الزهد و الجود و السخا‬

Beliau ibarat prajurit ketakwaan, zuhud, dan dermawan, lautan suci, dan maha guru.
‫و غيث اليتامى و األيامى األرامل‬ ‫و أستاذ أرباب العلوم أجلهم‬

Guru bagi para pemilik ilmu, pelindung anak yatim dan janda.

Seseorang tidak akan disifati sebagaimana diatas kecuali bila orang tersebut telah
mencapai martabat khilafah dari orang-orang dizamannya. Demikianlah karakter Al
Imam Abdul Rahman Al Seggaf.

Guru Abdul Rahman Al Seggaf

Perhatian para guru berpengaruh besar terhadap kehidupan Syekh Abdul Rahman Al
Saqqaf. Diriwayatkan bahwa orang yang paling banyak memberi manfaat kepada beliau
adalah ayahandanya sendiri, Al Imam Muhammad bin Ali Maula Al Dawilah, disamping
itu beliau juga belajar dari Syekh Al Allamah Muhammad bin Alawi bin Ahmad bin Al
Faqih Al Muqaddam yang terkenal dengan julukan Shahibul Al Ama'im, dan syekh-
syekh yang lainnya.

Untuk menambah bobot keilmuannya, beliau hijrah ke Ghail Ba Wazir (sekitar 50 kilo
meter dari Kota Mukalla) untuk menimba ilmu dari Al Allamah Muhammad bin Sa'ad
Ba Syukail, disitu beliau mentahqiq kitab Al Ihya, Al Risalah Al Qusyairiyah, dan Al
Awarif.

Beliau juga belajar dari Syekh Muhammad bin Abi Bakar Ba Abbad dan menemaninya
selama bertahun-tahun. Syekh Ba Abbad saat itu sangat menghormati beliau , lalu hijrah
ke Aden untuk belajar ilmu bahasa arab dari Syekh Muhammad bin Said Kabin, di sana
beliau mendalami ilmu usul, balaghah, tafsir, hadist. tidak ada satu ilmu pun yang
terlewatkan saat itu, meski begitu beliau tetap tawadhu' (baca: merendahkan diri)
dihadapan guru-gurunya, beliau sangat mencintai dan memberikan hak-hak mereka
sebagai gurunya.

Perjuangan Abdul Rahman al Seggaf dalam Menjaga Rutinitas Ritual

Hal yang sangat istimewa dari beliau adalah kejeliannya dalam mengatur waktu,
memperkecil volume terhadap hal-hal yang mubah, memperbanyak puasa dan ibadah
lainnya, sampai dikatakan beliau setiap malam dua kali menghatamkan bacaan Al Quran
pada shalat-shalat beliau, dan pergi ke Syi'b Al Nua'ir untuk melakukan shalat tahajjud,
hal ini dilakukan terus hingga beliau bisa menghatamkan Al Qur'an empat kali di siang
hari dan empat kali pada malam hari.

Hal semacam ini sulit untuk diterima di masa kini, karena kondisi di zaman seperti
sekarang ini untuk menghatamkan Al Quran dalam satu hari saja susahnya bukan main,
namun kondisi yang ada saat itu juga usaha dan perjuangan orang-orang shaleh untuk
bisa kontinyu dan konsisten dalam membaca dan mengingat ayat-ayat Al Qur'an
sangatlah berbeda dengan kondisi kita sekarang, usaha dan perjuangan mereka itu
menjadikan ayat-ayat Al Quran seakan sambung-menyambung di lidah mereka, hal ini
dinamakan dengan istilah thoy dikalangan ulama, yakni Allah SWT menjadikan Al
Quran sangat mudah di lidah sehingga dapat diselesaikan dalam waktu yang relative
singkat, hal ini pun diriwayatkan dari orang-orang terdahulu seperti Shahabat Usman bin
Affan yang menghatamkan Al Quran dalam Thawaf, begitu juga Al Imam Al Syafi'I dan
lain-lain.

Keistimewaan lain yang dimiliki oleh Al Imam Syekh Abdul Rahman Al Seggaf adalah
kebiasaan beliau untuk 'uzlah atau menyendiri dan mengisolir diri dari manusia, beliau
memilih Syi'b Nabiyullah Hud sebagai temapt 'uzlah. Beliau senantiasa berangkat kesana
dengan membawa kitab-kitab dan wirid-wiridnya serta sedikit bekal untuk bisa bertahan
selama sebulan atau lebih, cara berfikir semacam ini adalah salah satu unsur yang tidak
terpisahkan dari metode ilmiyah dan amaliyah madrasah Hadhramaut. Bagi orang-orang
yang ingin meneladaninya, Allah SWT berfirman

‫الذين جاهدوا فينا لنهدينهم سبلنا‬

Kami akan menunjukkan jalan kami bagi orang-orang yang berjuang di jalan Kami.

Perjuangan dan usaha Abdul Rahman Al Seggaf untuk mempertebal iman ini banyak
berpengaruh pada sikap dan diri beliau dalam hal melaksanakan kewajiban-kewajiban
dan kesunnahan-kesunnahan. Diriwayatkan, pada malam pengantin, beliau tidak
meninggalkan tahajjud, melepaskan dunia demi Allah, serta mensyukuri nikmat-nikmat-
Nya.

Syekh Abdul Rahman Al Seggaf sering mengadakan perjalanan ke Al Mukalla, Syihr, Al


Ghail, dan Aden untuk menimba ilmu dari sejumlah ulama, dari sini tampaklah
keistimewaan-keistimewaan beliau di mata para ulama.

Kemudian kembali lagi ke daerahnya dengan menyuguhkan pelajaran-pelajaran ilmiah


dan majelis-majelis Thariqat, semua kalangan sangat mempercayai beliau, sehingga
kehormatan dan kapasitas keilmuannya meningkat di mata masyarakat, perjalanan beliau
ke pelbagai negeri memberikan corak warna tersendiri bagi madrasah Hadhrmaut dalam
pondasi Thariqat dan kaidah-kaidah Tahqiq, hal ini menggiring para murid untuk siap,
disamping memperkuat hubungan mereka dengan ilmu dan amal, dan mengarahkan pola
pikir mereka untuk mendapatkan ilmu baik itu fiqh, hadist, tafsir, dan bahasa
sebagaimana mestinya, Syekh Abdulrahman Al Saqqaf mengkompilasi antara ilmu dzahir
dan bathin dengan takaran yang sangat seimbang dan sempurna

Anda mungkin juga menyukai