Uts Faruq Asrori

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KOMUNIKASI KEPEGAWAIAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Bisnis

Dosen Pengampu: Rini Puji Astutik,S.kom M,Si

Disusun oleh:

Amalia Rosida (E20192440)

Nurdiana Novitasari (E20192455)

Dalilatul Hasanah (E20192422)

Abdul Gofi (E20192420)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ JEMBER

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunianya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya.

Dengan membuat makalah ini kami harap bisa lebih mampu dalam memahami
tentang Komunikasi Kepegawaian.

Dalam penyelesaian makalah ini temtu saja kami mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan pada diri kami. Namun, berkat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik.
Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Rini Puji Astutik,S.kom M,Si yang telah membimbing
kami dalam pembuatan makalah ini.

Orang tua dan keluarga kami tercinta yang banyak memberikan motivasi dan
dorongan serta bantuam baik materi ataupun moral. Kami sadar sebagai mahasiswa yang
masih dalam proses belajar pastinya makalah ini banyak kekurangan. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif untuk penulisan makalah
yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Aamiin.

Jember, 5 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN................................................................................................1

KATA PENGANTAR .............................................................................. 2

DAFTAR ISI ............................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...................................................................................... 4

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 4

1.3 Tujuan ................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Penulisan resume dan lamaran pekerjaan ............................................ 6


2.2 Wawancara kepegawaian yang efektif ................................................. 9
2.3 Wawancara baku dan tidak baku ......................................................... 9
2.4 Bentuk-Bentuk Pertanyaan Wawancara .............................................. 10
2.5 Struktur Wawancara............................................................................. 14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan. ......................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 18

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain


dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini
merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil
integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Di dalam kelompok
ataupun organisasi, selalu terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah
penting untuk kelangsungan hidup kelompok. yang terdiri dari atasan dan bawahannya.
Di antara kedua belah pihak (atasan dan bawahan) harus ada komunikasi dua arah atau
komunikasi timbal balik, untuk itu diperlukan adanya kerja sama yang diharapkan untuk
mencapai cita-cita. baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu
organisasi ataupun perusahaan.

Salah satu bentuk dari komunikasi kepegawaian adalah wawancara. Siapa pun yang akan
berkarier, khususnya yang bersifat formal, tentu akan menjalani suatu tahap wawancara.
Wawancara merupakan suatu factor yang sangat penting dalam proscs pencrimaan
karyawan dalam suatu perusahaan. Jumlah pelamar pada umumnya jauh lebih banyak
dari pada posisi atau lowongan yang terscdia. Olch karena itu, dibutuhkan alat penyaring
alat seleksi yang dapat menemukan orangorang yang cocok untuk menempati posisi
tersebut. Karena hal inilah komunikasi bisnis sangat penting dalam perekrutan tenaga
kerja. Mengapa komunikasi bisnis sangat penting dalam proses perckrutan tenaga kerja?
Seringkali. ketidak berhasilan dalam wawancara kerja bukanlah akibat dari kualifikasi
yang buruk dari sang pelamar, namun akibat komunikasi bisnis yang belum sesuai
dengan harapan/kriteria dari perusahaan tersebut. Dalam makalah ini kami akan
membahas bagaimana komunikasi kepegawaian yang terjadi dalam perusahaan yang
berupa wawancara.

1.2 Rumusan Masalah

4
1. Apa itu penulisan resume dan lamaran pekerjaan ?

2. Bagaimana wawancara kepegawaian yang efektif?

3. Bagaimana wawancara baku dan tidak baku?

4. Apa saja bentuk-bentuk pertanyaan wawancara?

5. Bagaimana struktur wawancara?

1.2 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa itu penulisan resume dan lamaran pekerjaan

2. Untuk mengetahui wawancara kepegawaian yang efektif

3. Untuk mengetahui wawancara baku dan bakak baku

4. Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk pertanyaan wawancara

5. Untuk mengetahui struktur wawancara

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penulisan resume dan lamaran pekerjaan

Resume adalah suatu ringkasan yang terstruktur dan tertulis dari pendidikan, latar
belakang, serta kualifikasi tentang suatu pekerjaan (Bovee dan Thill dalam Dewi,
2006:111) Di dunia bisnis istilah resume disebut juga dengan Daftar Riwayat Hidup, atau
CV (Curriculum Vitae) Resume merupakan bentuk promosi yang dibuat oleh pencari
kerja dalam upayanya menjual potensi diri pada saat memasuki dunia kerja. Melalui
resume, individu atau organisasi diharapkan mengetahui kemampuan pencari kerja
walaupun belum pernah bertemu ataupun saling kenal.

Persiapan menulis resume

1. Pencarian Informasi yaitu menggali beberapa informasi penting yang relevan dengan
jenis pekerjaan yang diinginkan. Informasi dapat diperoleh dengan melakukan;

a. Analisis diri, tujuannya adalah untuk menggali dan mengetahui berbagai


kemampuan spesifik yang dapat menjadi bargaining power
b. Analisis karier, tujuannya adalah mengetahui prospek karier yang akan dipilih.
Analisis pekerjaan, tujuannya adalah menge-tahui gambaran pekerjaan dan
lingkungan kerja.

2. Perencanaan resume yaitu proses memilih posisi pekerjaan yang diminati, memilih
dan menyiapkan data pribadi dan data lain yang relevan sebelum mengajukan lamaran
kerja dan membuat resume. Dalam merencanakan resume perlu memperhatikan;

a. Tujuan karier, yaitu pemilihan posisi apa yang diminati sebagai tujuan karier
b. Informasi pribadi, mempersiapkan dan memilih data apa saja yang diperlukan
untuk disampaikan. Ini meliputi data pribadi, dan data yang terkait dengan
kualifikasi pekerjaan
c. Referensi, ini menyangkut pemilihan orang yang dapat memberikan
rekomendasi, dan dapat kredibilitas pencari referensi

3. Pembuatan Resume Secara umum mencakup informasi tentang: Identitas pribadi,


yaitu nama, tempat dan tanggal lahir, alamat. Nomor telepon/hp Tujuan kerja,

6
melamar untuk mengisi salah satu lowongan kerja yang ada. Informasi pribadi,
pendidikan, keterampilan, hobi, penghargaan, keanggotaan asosiasi. Referensi, berisi
nama, posisi dan alamat orang orang yang mengetahui dengan baik kemampuan dan
prestasi pencari referensi.

Pengorganisasian resume

1. Resume Kronologis Resume yang menekankan kronologis pengalam-an kerja dan


sejarah pendidikan. Susunannya diurutkan dari posisi paling akhir sampai paling awal
Keunggulan resume kronologis
c. kerja sudah terbiasa dengan bentuk itu, dan mudah menemukan unsur yang
dicari
d. Menonjolkan pertumbuhan dan kemajuan karier
e. Menonjolkan kontinuitas dan stabilitas dalam bekerja Resume ini sangat
cocok bila sejarah pekerjaan pelamar cukup kuat dan pekerjaan yg dilamar
sesuai dengan jalur karier yg dimiliki

2. Resume Fungsional Resume yang disusun atas dasar fungsi-fungsi dalam organisasi
yang dapat dilakukannya dengan baik dan menguraikan terlebih dahulu keterampilan
yang relevan. Keunggulan resume fungsional a. Pembaca langsung mengetahui
kontribusi yang bisa diberikan oleh pelamar b. Pelamar menekankan pengalaman
kerja lebih awal c. Kurang menekankan kemajuan karier atau masa menganggur yang
lama. Pendekatan ini sering digunakan oleh pelamar yang baru lulus 8

3. Resume Kombinasi memasukkan sifat-sifat terbaik dari format kronologis dan


fungsional. Format mana menekankan pada pendidikan dan pengalaman kerja
pelamar (resume kronologis) disamping itu juga memasukkan keterampilan kerja atau
kualifikasi yang dibutuhkan (resume fungsional) Pendekatan yang mencoba
menggabungkan keunggulan format kronologis dan fungsional, memiliki dua
kelemahan utama

a. Resume menjadi lebih panjang


b. Adanya kemungkinan terjadinya pengulangan akibat dicantumkannya daftar
keterampilan dan keberhasilan dalam bagiab fungsional dan kronologis

Penulisan resume

Menurut Bovee and Thill (2002) dalam Sutrisna Dewi (2007:115) resume yang baik
memenuhi:
1. Kerapihan (neatness) Resume ditulis di atas kertas bersih dan berkualitas baiki, tidak
ada coretan, dan bentuki huruf yang dipilih juga baik.
2. Kesederhanaan (simplicty) Bahasa yang digunakan sederhana, jelas dan ringkas dan
enak dibaca
3. Keakuratan (accuracy) Informasi yang disajikan akurat dan dapat dibuktikan
kebenarannya

7
4. Kejujuran (honesty) Informasi yang disajikan tidak mengada-ada. Misalnya kejujuran
mencantumkan umur, status perkawinan, dan pendidikan

Unsur poko resume

1. Judul resume mencakup nama dan alamat secara lengkap


2. Tujuan karier, berisi posisi yang dituju
3. Kualifikasi dasar, mencakup pendidikan dan pengalaman kerja
4. Data pribadi dapat mencakup nama lengkap, tempat dan tanggal lahir, berbagai jenis
keterampilan yang dikuasai, dan data lain yang relevan dengan tujuan karier.
5. Referensi, pilihlah tiga orang yang mempunyai reputasi baik, kalau mungkin juga sdh
dikenal oleh perusahaan yg dilamar

Penulisan lamaran kerja

Surat lamaran kerja adalah surat permohonan akan suatu pekerja-an dari seseorang yang
ingin bekerja kepada pihak yang dapat memberikan suatu pekerjaan. Surat lamaran selalu
dikirim bersama-sama dengan resume. Pengiriman surat lamaran kerja dapat berupa:

1. Solicited application letter Adalah surat lamaran yang dibuat berdasarkan lowongan
pekerjaan yang disebarluaskan melalui media masa. Iklan lowongan kerja umumnya
mencantumkan dengan jelas pihak yabg membutuhkan tenaga kerja, pekerjaan dan
jabatan yang tersedia, dan kualifikasi pelamar
2. Unsolicited application letter Adalah surat lamaran yang dibuat atas inisiatif pelamar
atau tanpa adanya informasi lowongan pekerjaan.

Susunan surat lamaran kerja

1. Paragraf Pembuka, berisi: Paparan kualifikasi yang yang relevan dengan tujuan karir.
Sumber informasi ttg lowongan kerja, sebutkan nama orang atau media yang memberi
informasi adanya lowongan kerja. Cuplikan berita (kalau ada), dari koran/majalah yg
menggambarkan perkembangan perusahaan
2. Paragraf Isi Memuat permohonan akan pekerjaan yg diminati atau diharapkan oleh
pembaca, dan tidak mengulang hal yang sudah dijelaskan dalam resume. Paparan
pendidikian, pengalaman, sikap, minat, dan aktivitas, serta kualitas personal (kegiatan
ekstrakurikuler, sosial dsb.)
3. Paragraf Penutup Berisi pernyataan keinginan untuk melakukan wawancara sesuai
dengan waktu yang disediakan oleh perusahaan. 4. Bukti atau berkas pendukung (foto
diri, copy ijazah, transkrip, dll)

Hal yang perlu diperhatikan

• Kualifikasi pelamar sesuai dengan posisi yang dikehendaki


• Bangkitkan minat pembaca terhadap kualifikasi yang dimiliki
• Tonjolkan hal-hal yang positif
• Usahakan surat lamaran kerja rapi dan menarik

8
• Tulislah surat dari sudut pandang pembaca bukan dari sudut pandang penulis
• Tekankan hal-hal yang berbeda dengan pelamar lainnya.

Hal yang harus dihindari

• Jangan melamar pekerjaan di luar kemampuan


• Jangan mengirimkan surat lamaran kerja hasil fotokopi
• Jangan menyatakan anda siap kerja apa saja
• Hindari kata-kata yang berlebihan
• Jangan meminta belas kasihan
• Hindari memper-masalah-an gaji kecuali jika ditanyakan saat wawancara kerja
• Jangan memberikan komentar langsung tentang karakter diri sendiri.

2.2 Wawancara Kepegawaian Yang Efektif

Wawancara didefenisikan sebagai pertemuan tatap muka antar pribadi? Meskipun


mengungkapkan karakteristik fisik semua situasi wawancara, definisi ini tidak memberi
indikasi mengenai sebab mengapa wawancara diadakan. Berikut ini adalah beberapa
diantaranya:

1. Memilih seseorang untuk tugas tertentu


2. Memantau kinerja
3. Tukar-menukar informasi
4. Member informasi
5. Menasehati
6. Mengkonseling”
Agar wawancara yang kita lakukan lebih efektif, maka kita harus berlatih menulis resume
dan surat lamaran kerja, menyiapkan diri untuk wawancara juga termasuk bagian dari
usaha untuk mendapatkan pekerjaan. Pelamar harus benar-benar mempersiapkan diri agar
bisa memberikan kesan yang baik, dan meyakinkan pewawancara (interviewer) akan
kemampuan pelamar.” Dan pada saat akan wawancara kita harus memperhatikan
berbagai aspek, khususnya aspek kepribadian. baik secara verbal maupun nonverbal,
sejak memasuki ruang wawancara akan diperhatikan oleh pewawancara. Aspek-aspek
kepribadian (personality aspccts) yang akan dinilai mencakup:
1. Penampilan secara fisik
2. Gerak-gerik dan sopan santun
3. Rasa percaya diri
4. Inisiatif
5. Kebijaksanaan
6. Tanggap dan kerja sama
7. Ekspresi wajah

9
8. Kemampuan berkomunikasi
9. Sikap terhadap pekerjaan
10. Selera humor
Penilaian terhadap aspek-aspek di atas akan membantu pewawancara untuk memprediksi
keberhasilan pelamar menduduki posisi tertentu di dalam perusahaan. Jika pelamar lemah
dalam suatu aspek penting yang sangat dituntut pada jabatan yang diinginkan, atau yang
merupakan faktor penentu keberhasilan dalam menduduki jabatan tersebut, tentunya pelamar
tidak akan diterima.”

2.3 Wawancara Baku dan Tidak Baku

Berikut ini adalah perbedaan dari wawancara baku dan tidak baku.
Ciri-ciri wawancara baku adalah sebagai berikut:

1. Terdiri dari seperangkat pertanyaan yang dipegang teguh pewawancara dan tidak boleh
menyimpang dari pertanyaan-pertanyaan itu.

2. Pewawancara mengemukakan pertanyaan persis seperti yang tertulis, bahkan ia tidak boleh
mengubah urutan pertanyaan.

3. Mempunyai satu kelebihan yang khas, jawaban seragam yang dapat ditangani sejumlah
pewawancara dan responden.

4. Seseorang yang tidak berpengalaman pun bisa melakukan wawancara yang cukup berhasil.

Ciri-ciri wawancara tidak baku adalah sebagai berikut:

1. Memungkinkan pewawancara dan juga responden memperoleh keleluasaan. Pewawancara


boleh menyimpang dari pertanyaanpertanyaan yang telah disiapkan.

2. Pewawancara boleh menambahi suatu pertanyaan yang telah dibakukan itu dengan
pertanyaannya sendiri untuk memperolch jawaban yang lebih lengkap atau layak.

3. Pewawancara boleh membatalkan suatu pertanyaaan yang tampak tidak sesuai atau yang
dapat membuat responden defensive.

4. Bila tiba-tiba menemukan bahan pembicaraan menarik yang belum diantisipasi, pewawancara
bebas membicarakan bahan tersebut sejauh yang diinginkan.

5. Memberi keluwesan kepada pewawancara untuk mempcrolch informasi yang diharapkan.

2.4 Bentuk-Bentuk Pertanyaan Wawancara

Tanpa pertanyaan-pertanyaan yang tepat, seorang pewawancara tidak akan memperoleh


informasi yang cukup. Di bawah ini adalah beberapa tipe pertanyaaan yang dapat
dipertimbangkan untuk dipilih sebelum melakukan wawancara, disertai contohnya untuk
wawancara kerja.

10
1. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengharapkan pendapat atau opini
dari orang yang diwawancarai. Pada pertanyaan terbuka, orang yang diwawancarai
mempunyai kebebasan untuk menguraikan pendapatnya sampai seberapa jauh ia
ingin menjelaskan urajannya.
2. Tertutup Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang mengharapkan jawaban yang
singkat, atau sangat singkat. Pada pertanyaan tertutup, pewawancara membatasi
jawaban yang akan diberikan.
3. Pertanyaan terarah adalah pertanyaan yang mengarahkan jawabannya pada suatu
arah tertentu. Jawabannya sudah sama-sama diketahui oleh pewawancara dan
orang yang diwawancarai. dilakukan hanya untuk ferivikasi informasi faktual saja.
4. Pertanyaan Netral dalam pertanyaan netral, pewawancara tidak berusaha untuk
mengarahkan respon orang yang diwawancarai. Pertanyaan diungkapkan
sedemikian rupa sehingga tidak memperlihatkan indikasi jawaban yang diinginkan
pelamar.
5. Pertanyaan reflektif adalah pertanyaan yang diajukan berdasarkan refleksi jawaban
orang yang diwawancarai, dengan maksud untuk mengembangkan jawaban.
Pertanyaan hipotetis adalah pertanyaan untuk mengetahui kecepatan reaksi dan
daya pikir orang yang diwawancarai dalam kaitannya dengan suatu masalah. '

Dalam pelaksanaan wawancara, pewawancara harus terampil mengombinasikan


bentuk pertanyaan yang akan diajukan. Terdapat banyak pertanyaan yang akan
diajukan pewawancara kepada pelamar. Urutan atau jenis pertanyaan yang diajukan
tentu sangat berbeda dan bervariasi antara satu pewawancara dan pewancara
lainnya. Bagaimanapun, secara umum suatu wawancara biasanya berlangsung
dengan suatu pengelompokkan pertanyaan ke dalam beberapa bagian seperti
berikut ini:

1. Wawancara pembuka

Begitu memasuki ruang tempat berlangsungnya wawancara, scorang


pewawancara yang berpengalaman tidak akan langsung mengajukan pertanyaan
kepada pelamar. Pada awal wawancara, umumnya pewawancara mengadakan
percakapan-percakapan singkat dan ringan atau mengajukan beberapa
pertanyaan sederhana. Tahap awal ini ditujukan untuk menciptakan suatu
suasana wawancara yang tidak kaku sehingga akan lebih tercipta suatu suasana
yang lebih akrab dan menyenangkan sebelum memasuki tahap-tahap atau
pertanyaan yang lebih menjurus sesuai dengan bidang pekerjaan yang dilamar.

2. Fakta mengenai perusahaan

Setelah mengajukan beberapa pertanyaan ringan dan scderhana pada


wawancara pembuka, seorang pewawancara biasanya akan memberikan
informasi atau gambaran singkat tentang perusahaan serta pekerjaan dan
tanggung jawab yang akan diberikan kepada pelamar. Dengan sedikit informasi
itu, pelamar tentu diharapkan akan lebih mendapatkan suatu gambaran yang
lebih baik tentang perusahaan atau pekerjaan yang ditawarkan. Tentu tidak
semuanya akan dijelaskan saat itu. Pelamar akan diberi kesempatan untuk
menanyakan hal-hal yang mungkin belum sempat dijelaskan pada akhir

11
wawancara. Setelah merasa bahwa pelamar sudah cukup mengerti.
Pewawancara biasanya akan langsung ke pokok permasalahan dengan
mengajukan lebih banyak pertanyaan tentang diri pclamar. Khususnya tentang
data pribadi.

3. Latar belakang keluarga dan lingkungan

Pertanyaan-pertanyaan mengenai latar belakang keluarga tidak selalu


ditanyakan oleh pewawancara. Kalaupun ada. Sifatnya sekadarnya dan lebih
banyak ditujukan kepada para pclamar baru dan belum mempunyai banyak
pengalaman kerja. Bagi scorang pelamar yang belum berpengalaman. Latar
belakang keluarga masih merupakan bagian utama dan tentu sangat
berpengaruh pada kepribadian, pandangan hidup, ataupun karakter. Tujuan
seorang pewawancara mengetahui latar belakang keluarga pelamar jalah untuk
mengetahui dan menentukan apakah pelamar bias bekerja dengan baik
sehubungan dengan lingkungan keluarganya. Mcengetahui latar belakang
keluarga dan lingkungan tentu dapat memberikan suatu informasi apakah
lingkungan keluarga ikut campur dalam pekerjaan pelamar nantinya (misalnya,
jika pclamar harus bekerja lembur atau berperpegian ke luar kota secara
berkala).

4. Latar belakang pendidikan dan pelatihan

Latar belakang pendidikan tentu maksudnya pendidikan yang didapat di bangku


pendidikan formal dari sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi dan pendidikan
nonformal atau pelatihan-pelatihan yang didapat melalui kursus-kursus. Kepada
pelamar yang telah mempunyai banyak pengalaman, latar belakang pendidikan
tidak akan banyak ditanyakan. Kepada pelamar yang hanya mempunyai sedikit
pengalaman kerja atau bahkan belum berpengalaman sama sekali. Tentu bagian
ini akan ditanyakan karena merupakan sumber informasi utama bagi
pewawancara. Meskipun sebagian besar informasi tentang pendidikan sudah
dibcrikan pclamar dalam daftar riwayat hidup atau formulir lamaran, dengan
wawancara langsung semua rincian akan terlihat jelas.

5. Bagian atau jabatan yang dilamar

Jawaban-jawaban yang diberikan pelamar atas beberapa pertanyaan mengcnai


bagian atau jabatan yang dilamar akan memberikan gambaran kcpada
pewawancara scbcrapa jauh pengetahuan atau penguasaan pelamar tentang
bidangnya atau jabatan yang dilamar. Seberapa jauh mercka mengetahui posisi
pekerjaan, apakah mcrcka mempersiapkan diri untuk kebutuhan pekerjaan,
apakah mereka bertanggung jawab terhadap jenis pekerjaan, akan terlihat dari
jawaban-jawaban yang diberikan.

6. Pengalaman bekerja di perusahaan lain

Dalam bagian ini pewawancara akan menanyakan masa pengangguran dan masa
mencari pekerjaan, atau masa bekerja sebclumnya. Kepada pclamar yang belum

12
berpengalaman, atau mungkin hanya perah bekerja sambilan saat liburan, akan
ditanyakan alasan-alasan mengapa menganggur. Pelamar yang mempunyai
pengalaman kerja akan mendapat pertanyaan tentang pekerjaan sebelumnya,
mengapa pindah kerja dari satu tempat ke tempat lain, dan sebagainya.
Pewawancara akan memberikan perhatian kepada calon yang berpengalaman
luas, seperti bagaimana mereka bisa bekerja sama dengan teman sekerja,
bagaimana mereka mengatasi pekerjaan, bagaimana pendapat mereka tentang
manajemen perusahaan serta perbedaan-perbedaan dalam pekerjaan.

7. Perhatian dan minat

Bagian ini mencakup sejumlah bidang, seperti fisik, intelektual, praktis, social,
dan hobi. Dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, pewawancara akan
mencoba mendapat berbagai hal tentang pelamar, khususnya terhadap
pertanyaan pelamar sebagai minatnya. Seberapa jauh seorang pelamar
menekuni minatnya, apakah seorang pelamar lebih menyukai sesuatu yang
bersifat fisik atau intelektual, kegiatan yang bersifat kelompok atau perorangan.
Apakah seorang pelamar aktif berorganisasi dan memimpin suatu organisasi.
Minat pelamar mungkin saja akan mendukung atau bertentangan dengan
pekerjaan.

8. Masalah-masalah umum

Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat umum, misalnya pcristiwaperistiwa yang


baru, sedang atau akan berlangsung biasanya muncul dalam suatu wawancara
panel. Jawaban-jawaban yang diberikan akan memperlihatkan apakah pelamar
menaruh perhatian atau tidak terhadap masalah-masalah yang terjadi.
Meskipun bersifat umum, seorang pewawancara tidak akan menanyakan
sesuatu yang bersifat peka, misalnya tentang agama dan politik.

9. Ambisi dan motivasi

Pertanyaan bagian ini tidak kalah penting dengan bagian-bagian sebelumnya.


Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan bertujuan untuk mengetahui apa yang
ingin dilakukan para calon untuk mengisi kchidupan mereka dalam berkarier
nanti. Apa yang suka mereka kerjakan, apa yang akan mereka dapatkan nanti?
Apakah ambisiambisi mereka realistis? Apa yang membuat mereka berhenti, apa
yang mendorong mereka untuk bekerja? Seberapa besar semangat mereka
untuk melakukan sesuatu? Apa tanggung jawab mereka terhadap pekerjaan?
Tujuan semua informasi ini adalah untuk menentukan sikap calon dalam bekerja
nanti pada posisi yang akan diberikan.

10. Kesehatan pelamar

Saat wawancara berlangsung, seorang pewawancara jarang mengajukan


pertanyaan mengenai kesehatan pelamar. Bagi perusahaan yang memang tidak
menjadikan tes kesehatan sebagai proses tersendiri, informasi singkat yang
diberikan pelamar saat wawancara atau yang tertulis di formulir lamaran

13
biasanya sudah cukup. Bagi perusahaan yang menawarkan pekerjaan yang
memang menuntut tingkat kesehatan fisik yang tinggi dan prima, tes kesehatan
biasanya merupakan tes terakhir yang harus dijalani. Di perusahaan yang
memang mempunyai fasilitas kesehatan, calon karyawan akan diperiksa
langsung olch dokter perusahaan. Perusahaan yang tidak memiliki fasilitas
keschatan, atau memang agar hasilnya lebih objektif, akan mengirim pelamar ke
tempat yang telah ditentukan untuk pemeriksaan kesehatan.

11. Pertanyaan-pertanyaan pelamar

Pada bagian akhir wawancara, sebagian besar pewawancara khususnya


pewawancara yang telah berpengalamn, akan member kesempatan kepada
pelamar untuk menanyakan sesuatu yang mungkin belum dibahas atau
disinggung. Ini merupakan kesempatan yang baik bagi pelamar untuk mengenal
perusahaan serta menemukan apakah pekerjaan itu cocok dengan yang
diinginkan. Berdasarkan pertanyaanpertanyaan itu, pelamar akan bisa
mengambil suatu kesimpulan apakah menerima atau menolak pekerjaan yang
akan diberikan. Pertanyaanpertanyaan yang perlu pelamar ajukan bisa saja
antara lain mengenai tanggung jawab atas pekerjaan, kebijakan perusahaan,
kemungkinan untuk promosi jabatan atau kesempatan untuk mengembangkan
karier, lamanya masa percobaan scbclum diangkat sebagai karyawan tetap,
tunjangan-tunjangan yang diberikan perusahaan, jam kerja. Hak cuti dan basis
kenaikan gaji. Ingat, dalam mengajukan pertanyaan pelamar harus bersikap
sopan dan jangan sekali-kali bernada interogasi karena ini jelas akan merugikan
pelamar sendiri.

2.5 Struktur Wawancara

Meskipun terdapat berbagai macam wawancara dengan tujuan yang berbeda-beda, setiap
wawancara pada dasarnya mempunyai struktur yang sama. Kesadaran pewawancara untuk
mengikuti struktur tersebut akan menciptakan suatu wawancara yang efektif.? Proses
wawancara biasanya dibagi ke dalam enam fase dan akan diuraikan di bawah ini:

1. Perencanaan

Fase perencanaan sebenarnya tidak termasuk bagian dari wawancara, karena dilakukan
sebelum wawancara dilaksanakan. Walaupun demikian penting untuk dimasukkan, karena
perencanaan dapat menjamin keberhasilan wawancara.

2. Menetapkan tujuan

Mempelajari hal-hal mengenai pelamar dan subyek atau pekerjaan yang ditawarkan.
Menetapkan spesifikasi pekerjaan yang akan ditawarkan dan berdasarkan hal tersebut
Mengembangkan pertanyaanpertanyaan yang penting Mengidentifikasikan jawaban-
jawaban yang diinginkan. Memilih tempat yang tepat dan memberitahukannya kepada
pelamar.’? Seorang pewawancara harus menjelaskan tujuan utama wawancara tersebut.
Berikan pengertian pada pclamar tentang keinginan anda, karena seringkali masalah timbul
disebabkan pewawancara mengasumsikan bahwa tujuan-tujuan — yang diharapkannya

14
sudah jelas bagi pelamar. Untuk menghindari hal ini maka jelaskan tujuan-tujuan tersebut
pada saat wawancara.

3. Menciptakan Hubungan

Bagi sebagian orang, wawancara merupakan suatu peristiwa yang bisa menciptakan
ketegangan. Untuk mengurangi ketegangan dan memudahkan jalannya pertukaran
informasi. Di awal wawancara, pewawancara harus menciptakan hubungan dengan pelamar.
Jabatan tangan, senyum yang hangat, dan suara yang ramah. Merupakan salah satu cara
dalam menyambut pelamar. Sikap seperti ini sama dengan yang dilakukan saat menerima
tamu yang sedang mengunjungi kantor atau rumah. Karena ada kemungkinan pewawancara
merasa gugup. Atau mungkin asing dengan keadaan sekitarnya. Maka sebaiknya percakapan
dimulai dengan yang ringan-ringan dahulu. Misalnya, mengajak bicara mengenai cuaca,
kejadian sehari-hari, atau mungkin topik yang berhubungan dengan minat pelamar (olah
raga. Politik, dan lain-lain). Hal tersebut dilakukan untuk mengembangkan komunikasi dan
memenunjukkankan bahwa pewawancara menghargai minat pelamar. Dengan sambutan
hangat pelamar akan merasa percaya diri sehingga informasi yang diharapkan dapat
mengalir lancar.

4. Tahap Tanya Jawab

Setelah tahap di atas, maka dimulai pembicaraan mengenai subyek yang ingin diketahui dari
pelamar. Skema yang baik harus mengikuti sebuah kronologi yang tepat yaitu dimulai
dengan latar belakang pendidikan dan aktivitas pelamar, dilanjutkan dengan pengalaman
pekerjaan (jika ada) dan diakhiri dengan aktivitas pekerjaan. Dalam merangkum hal-hal
tersebut, pewawancara harus memeriksa kualifikasi teknis (kemampuan untuk melakukan
pekerjaan) dorongan dan aspirasi (kemauan untuk melakukan pekerjaan), hubungan sosial
dan keseimbangan emosi (hubungan dengan sesama teman dan diri sendiri), karakter (sifat
yang dapat dipercaya), dan faktor lain yang dibutuhkan untuk mengukur keberhasilan suatu
pekerjaan. Faktor tersebut mungkin berhubungan dengan kekuatan fisik, sikap dari suami
istri terhadap pekerjaan, stabilitas keuangan, kemauan untuk melakukan perjalanan,
kemauan pindah secara permanen. Hal yang juga penting mengenai pelamar adalah
mengenai aspek-aspek keperibadian pelamar yang berhubungan dengan minat, sikap,
karakter, dan temperamen. Pada saat mempelajari kualifikasi penting dan perilaku pelamar,
perhatian dapat dialihkan dengan menjelaskan tentang perusahaan. Misalnya gaji, bonus,
dan hal lain yang menarik perhatian, juga memberikan kesempatan kepada pelamar untuk
bertanya, sehubungan dengan pekerjaan dan perusahaan.

5. Tahap Meringkas

Pada saat wawancara, terjadi pertukaran informasi antara pewawancara dengan pelamar,
kemungkinan saja informasi yang didapat relevan dengan tujuan, tetapi mungkin pula sama
sekali tidak relevan. Informasi yang tidak relevan akan mengakibatkan kesimpulan yang baku
atau tidak jelas. Untuk menghindari hal tersebut, pewawancara harus meringkas hasil
wawancara pada saat akhir. Bila hal itu tidak dilakukan, akibatnya kedua pihak tidak
menyadari adanya perbedaan-pcrbedaan yang terjadi. Seorang pelamar tidak akan sadar
bahwa wawancara telah berakhir, sampai ia melihat tanda-tanda yang ditunjukkan olch
pewawancara. Karena itu harus terdapat suatu kesepakatan tentang kesimpulan wawancara

15
tersebut scbelum wawancara berakhir. Ringkasan ini juga harus dicatat dan disimpan
sebagai suatu arsip. Schingga akan memudahkan bila sewaktu-waktu dibutuhkan.

6. Tahap Evaluasi

Tahap ini dilakukan setelah wawancara berakhir. Semua informasi yang telah didapatkan
dari orang yang diwawancarai, harus dirangkum secara keseluruhan tanpa ditambah
ataupun dikurangi. Dalam wawancara kerja, informasi terscbut dapat dilengkapi dengan
fakta dari sumber lain yang dapat digunakan scbagai indikator untuk menilai jalan pikiran
pelamar. Indikator tersebut dapat berguna untuk bahan evaluasi. Setalah wawancara perlu
dibuat laporan tertulis mengenai hal-hal yang berhubungan dengan wawancara. Pada akhir
laporan tersebut diberikan kesimpulan, yang memberikan gambaran mengenai penilaian
secara keseluruhan.”’

16
BAB II

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proscs penyampaian pesan atau berita ke


beberapa orang. Dikarenakan komunikasi melibatkan seorang pengirim dan menerima
pesan yang mungkin juga memberikan umpan balik untuk menyatakan bahwa pesan
telah diterima. Komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia karena manusia
adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Dalam
berkomunikasi sescorang harus memiliki dasar yang akan menjadi patokan seseorang
tersebut dalam berkomunikasi. Dalam proses komunikasi kita juga harus ingat bahwa
terdapat banyak hambatanhambatan dalam berkomunikasi. Saat melakukan
wawancara, pendekatan kita dalam hal wawancara akan berkembang dan lebih maju
dalam melewati setiap tahapan. Cara untuk meraih keberhasilan dalam wawancara
kerja hampir seluruhnya serupa. Untuk meraih itu. Perhatikan kesan pewawancara
yang sukses memberikan hal positif kepada kita dengan berhasil menghindari
kesalahan. Jika kita masih pertama kali melakukan wawancara. Tugas kita adalah
membedakan diri kita dengan pelamar lain. Bukan bermaksud membandingkan,
namun dengan mengetahui sedikit tentang mereka kita dapat mengatur strategi untuk
mengalahkan mereka.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/357557615/Makalah-Komunikasi-bisnis
https://docplayer.info/88010892-Penulisan-resume-dan-lamaran-kerja-komunikasi-bisnis-
ujang-margiono-se-mm.html

18

Anda mungkin juga menyukai