Uts Faruq Asrori
Uts Faruq Asrori
Uts Faruq Asrori
KOMUNIKASI KEPEGAWAIAN
Disusun oleh:
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunianya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang
Alhamdulillah tepat pada waktunya.
Dengan membuat makalah ini kami harap bisa lebih mampu dalam memahami
tentang Komunikasi Kepegawaian.
Dalam penyelesaian makalah ini temtu saja kami mengalami kesulitan, terutama
disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan pada diri kami. Namun, berkat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan cukup baik.
Kami ucapkan terimakasih kepada Ibu Rini Puji Astutik,S.kom M,Si yang telah membimbing
kami dalam pembuatan makalah ini.
Orang tua dan keluarga kami tercinta yang banyak memberikan motivasi dan
dorongan serta bantuam baik materi ataupun moral. Kami sadar sebagai mahasiswa yang
masih dalam proses belajar pastinya makalah ini banyak kekurangan. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif untuk penulisan makalah
yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Aamiin.
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu bentuk dari komunikasi kepegawaian adalah wawancara. Siapa pun yang akan
berkarier, khususnya yang bersifat formal, tentu akan menjalani suatu tahap wawancara.
Wawancara merupakan suatu factor yang sangat penting dalam proscs pencrimaan
karyawan dalam suatu perusahaan. Jumlah pelamar pada umumnya jauh lebih banyak
dari pada posisi atau lowongan yang terscdia. Olch karena itu, dibutuhkan alat penyaring
alat seleksi yang dapat menemukan orangorang yang cocok untuk menempati posisi
tersebut. Karena hal inilah komunikasi bisnis sangat penting dalam perekrutan tenaga
kerja. Mengapa komunikasi bisnis sangat penting dalam proses perckrutan tenaga kerja?
Seringkali. ketidak berhasilan dalam wawancara kerja bukanlah akibat dari kualifikasi
yang buruk dari sang pelamar, namun akibat komunikasi bisnis yang belum sesuai
dengan harapan/kriteria dari perusahaan tersebut. Dalam makalah ini kami akan
membahas bagaimana komunikasi kepegawaian yang terjadi dalam perusahaan yang
berupa wawancara.
4
1. Apa itu penulisan resume dan lamaran pekerjaan ?
1.2 Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Resume adalah suatu ringkasan yang terstruktur dan tertulis dari pendidikan, latar
belakang, serta kualifikasi tentang suatu pekerjaan (Bovee dan Thill dalam Dewi,
2006:111) Di dunia bisnis istilah resume disebut juga dengan Daftar Riwayat Hidup, atau
CV (Curriculum Vitae) Resume merupakan bentuk promosi yang dibuat oleh pencari
kerja dalam upayanya menjual potensi diri pada saat memasuki dunia kerja. Melalui
resume, individu atau organisasi diharapkan mengetahui kemampuan pencari kerja
walaupun belum pernah bertemu ataupun saling kenal.
1. Pencarian Informasi yaitu menggali beberapa informasi penting yang relevan dengan
jenis pekerjaan yang diinginkan. Informasi dapat diperoleh dengan melakukan;
2. Perencanaan resume yaitu proses memilih posisi pekerjaan yang diminati, memilih
dan menyiapkan data pribadi dan data lain yang relevan sebelum mengajukan lamaran
kerja dan membuat resume. Dalam merencanakan resume perlu memperhatikan;
a. Tujuan karier, yaitu pemilihan posisi apa yang diminati sebagai tujuan karier
b. Informasi pribadi, mempersiapkan dan memilih data apa saja yang diperlukan
untuk disampaikan. Ini meliputi data pribadi, dan data yang terkait dengan
kualifikasi pekerjaan
c. Referensi, ini menyangkut pemilihan orang yang dapat memberikan
rekomendasi, dan dapat kredibilitas pencari referensi
6
melamar untuk mengisi salah satu lowongan kerja yang ada. Informasi pribadi,
pendidikan, keterampilan, hobi, penghargaan, keanggotaan asosiasi. Referensi, berisi
nama, posisi dan alamat orang orang yang mengetahui dengan baik kemampuan dan
prestasi pencari referensi.
Pengorganisasian resume
2. Resume Fungsional Resume yang disusun atas dasar fungsi-fungsi dalam organisasi
yang dapat dilakukannya dengan baik dan menguraikan terlebih dahulu keterampilan
yang relevan. Keunggulan resume fungsional a. Pembaca langsung mengetahui
kontribusi yang bisa diberikan oleh pelamar b. Pelamar menekankan pengalaman
kerja lebih awal c. Kurang menekankan kemajuan karier atau masa menganggur yang
lama. Pendekatan ini sering digunakan oleh pelamar yang baru lulus 8
Penulisan resume
Menurut Bovee and Thill (2002) dalam Sutrisna Dewi (2007:115) resume yang baik
memenuhi:
1. Kerapihan (neatness) Resume ditulis di atas kertas bersih dan berkualitas baiki, tidak
ada coretan, dan bentuki huruf yang dipilih juga baik.
2. Kesederhanaan (simplicty) Bahasa yang digunakan sederhana, jelas dan ringkas dan
enak dibaca
3. Keakuratan (accuracy) Informasi yang disajikan akurat dan dapat dibuktikan
kebenarannya
7
4. Kejujuran (honesty) Informasi yang disajikan tidak mengada-ada. Misalnya kejujuran
mencantumkan umur, status perkawinan, dan pendidikan
Surat lamaran kerja adalah surat permohonan akan suatu pekerja-an dari seseorang yang
ingin bekerja kepada pihak yang dapat memberikan suatu pekerjaan. Surat lamaran selalu
dikirim bersama-sama dengan resume. Pengiriman surat lamaran kerja dapat berupa:
1. Solicited application letter Adalah surat lamaran yang dibuat berdasarkan lowongan
pekerjaan yang disebarluaskan melalui media masa. Iklan lowongan kerja umumnya
mencantumkan dengan jelas pihak yabg membutuhkan tenaga kerja, pekerjaan dan
jabatan yang tersedia, dan kualifikasi pelamar
2. Unsolicited application letter Adalah surat lamaran yang dibuat atas inisiatif pelamar
atau tanpa adanya informasi lowongan pekerjaan.
1. Paragraf Pembuka, berisi: Paparan kualifikasi yang yang relevan dengan tujuan karir.
Sumber informasi ttg lowongan kerja, sebutkan nama orang atau media yang memberi
informasi adanya lowongan kerja. Cuplikan berita (kalau ada), dari koran/majalah yg
menggambarkan perkembangan perusahaan
2. Paragraf Isi Memuat permohonan akan pekerjaan yg diminati atau diharapkan oleh
pembaca, dan tidak mengulang hal yang sudah dijelaskan dalam resume. Paparan
pendidikian, pengalaman, sikap, minat, dan aktivitas, serta kualitas personal (kegiatan
ekstrakurikuler, sosial dsb.)
3. Paragraf Penutup Berisi pernyataan keinginan untuk melakukan wawancara sesuai
dengan waktu yang disediakan oleh perusahaan. 4. Bukti atau berkas pendukung (foto
diri, copy ijazah, transkrip, dll)
8
• Tulislah surat dari sudut pandang pembaca bukan dari sudut pandang penulis
• Tekankan hal-hal yang berbeda dengan pelamar lainnya.
9
8. Kemampuan berkomunikasi
9. Sikap terhadap pekerjaan
10. Selera humor
Penilaian terhadap aspek-aspek di atas akan membantu pewawancara untuk memprediksi
keberhasilan pelamar menduduki posisi tertentu di dalam perusahaan. Jika pelamar lemah
dalam suatu aspek penting yang sangat dituntut pada jabatan yang diinginkan, atau yang
merupakan faktor penentu keberhasilan dalam menduduki jabatan tersebut, tentunya pelamar
tidak akan diterima.”
Berikut ini adalah perbedaan dari wawancara baku dan tidak baku.
Ciri-ciri wawancara baku adalah sebagai berikut:
1. Terdiri dari seperangkat pertanyaan yang dipegang teguh pewawancara dan tidak boleh
menyimpang dari pertanyaan-pertanyaan itu.
2. Pewawancara mengemukakan pertanyaan persis seperti yang tertulis, bahkan ia tidak boleh
mengubah urutan pertanyaan.
3. Mempunyai satu kelebihan yang khas, jawaban seragam yang dapat ditangani sejumlah
pewawancara dan responden.
4. Seseorang yang tidak berpengalaman pun bisa melakukan wawancara yang cukup berhasil.
2. Pewawancara boleh menambahi suatu pertanyaan yang telah dibakukan itu dengan
pertanyaannya sendiri untuk memperolch jawaban yang lebih lengkap atau layak.
3. Pewawancara boleh membatalkan suatu pertanyaaan yang tampak tidak sesuai atau yang
dapat membuat responden defensive.
4. Bila tiba-tiba menemukan bahan pembicaraan menarik yang belum diantisipasi, pewawancara
bebas membicarakan bahan tersebut sejauh yang diinginkan.
10
1. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang mengharapkan pendapat atau opini
dari orang yang diwawancarai. Pada pertanyaan terbuka, orang yang diwawancarai
mempunyai kebebasan untuk menguraikan pendapatnya sampai seberapa jauh ia
ingin menjelaskan urajannya.
2. Tertutup Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang mengharapkan jawaban yang
singkat, atau sangat singkat. Pada pertanyaan tertutup, pewawancara membatasi
jawaban yang akan diberikan.
3. Pertanyaan terarah adalah pertanyaan yang mengarahkan jawabannya pada suatu
arah tertentu. Jawabannya sudah sama-sama diketahui oleh pewawancara dan
orang yang diwawancarai. dilakukan hanya untuk ferivikasi informasi faktual saja.
4. Pertanyaan Netral dalam pertanyaan netral, pewawancara tidak berusaha untuk
mengarahkan respon orang yang diwawancarai. Pertanyaan diungkapkan
sedemikian rupa sehingga tidak memperlihatkan indikasi jawaban yang diinginkan
pelamar.
5. Pertanyaan reflektif adalah pertanyaan yang diajukan berdasarkan refleksi jawaban
orang yang diwawancarai, dengan maksud untuk mengembangkan jawaban.
Pertanyaan hipotetis adalah pertanyaan untuk mengetahui kecepatan reaksi dan
daya pikir orang yang diwawancarai dalam kaitannya dengan suatu masalah. '
1. Wawancara pembuka
11
wawancara. Setelah merasa bahwa pelamar sudah cukup mengerti.
Pewawancara biasanya akan langsung ke pokok permasalahan dengan
mengajukan lebih banyak pertanyaan tentang diri pclamar. Khususnya tentang
data pribadi.
Dalam bagian ini pewawancara akan menanyakan masa pengangguran dan masa
mencari pekerjaan, atau masa bekerja sebclumnya. Kepada pclamar yang belum
12
berpengalaman, atau mungkin hanya perah bekerja sambilan saat liburan, akan
ditanyakan alasan-alasan mengapa menganggur. Pelamar yang mempunyai
pengalaman kerja akan mendapat pertanyaan tentang pekerjaan sebelumnya,
mengapa pindah kerja dari satu tempat ke tempat lain, dan sebagainya.
Pewawancara akan memberikan perhatian kepada calon yang berpengalaman
luas, seperti bagaimana mereka bisa bekerja sama dengan teman sekerja,
bagaimana mereka mengatasi pekerjaan, bagaimana pendapat mereka tentang
manajemen perusahaan serta perbedaan-perbedaan dalam pekerjaan.
Bagian ini mencakup sejumlah bidang, seperti fisik, intelektual, praktis, social,
dan hobi. Dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan, pewawancara akan
mencoba mendapat berbagai hal tentang pelamar, khususnya terhadap
pertanyaan pelamar sebagai minatnya. Seberapa jauh seorang pelamar
menekuni minatnya, apakah seorang pelamar lebih menyukai sesuatu yang
bersifat fisik atau intelektual, kegiatan yang bersifat kelompok atau perorangan.
Apakah seorang pelamar aktif berorganisasi dan memimpin suatu organisasi.
Minat pelamar mungkin saja akan mendukung atau bertentangan dengan
pekerjaan.
8. Masalah-masalah umum
13
biasanya sudah cukup. Bagi perusahaan yang menawarkan pekerjaan yang
memang menuntut tingkat kesehatan fisik yang tinggi dan prima, tes kesehatan
biasanya merupakan tes terakhir yang harus dijalani. Di perusahaan yang
memang mempunyai fasilitas kesehatan, calon karyawan akan diperiksa
langsung olch dokter perusahaan. Perusahaan yang tidak memiliki fasilitas
keschatan, atau memang agar hasilnya lebih objektif, akan mengirim pelamar ke
tempat yang telah ditentukan untuk pemeriksaan kesehatan.
Meskipun terdapat berbagai macam wawancara dengan tujuan yang berbeda-beda, setiap
wawancara pada dasarnya mempunyai struktur yang sama. Kesadaran pewawancara untuk
mengikuti struktur tersebut akan menciptakan suatu wawancara yang efektif.? Proses
wawancara biasanya dibagi ke dalam enam fase dan akan diuraikan di bawah ini:
1. Perencanaan
Fase perencanaan sebenarnya tidak termasuk bagian dari wawancara, karena dilakukan
sebelum wawancara dilaksanakan. Walaupun demikian penting untuk dimasukkan, karena
perencanaan dapat menjamin keberhasilan wawancara.
2. Menetapkan tujuan
Mempelajari hal-hal mengenai pelamar dan subyek atau pekerjaan yang ditawarkan.
Menetapkan spesifikasi pekerjaan yang akan ditawarkan dan berdasarkan hal tersebut
Mengembangkan pertanyaanpertanyaan yang penting Mengidentifikasikan jawaban-
jawaban yang diinginkan. Memilih tempat yang tepat dan memberitahukannya kepada
pelamar.’? Seorang pewawancara harus menjelaskan tujuan utama wawancara tersebut.
Berikan pengertian pada pclamar tentang keinginan anda, karena seringkali masalah timbul
disebabkan pewawancara mengasumsikan bahwa tujuan-tujuan — yang diharapkannya
14
sudah jelas bagi pelamar. Untuk menghindari hal ini maka jelaskan tujuan-tujuan tersebut
pada saat wawancara.
3. Menciptakan Hubungan
Bagi sebagian orang, wawancara merupakan suatu peristiwa yang bisa menciptakan
ketegangan. Untuk mengurangi ketegangan dan memudahkan jalannya pertukaran
informasi. Di awal wawancara, pewawancara harus menciptakan hubungan dengan pelamar.
Jabatan tangan, senyum yang hangat, dan suara yang ramah. Merupakan salah satu cara
dalam menyambut pelamar. Sikap seperti ini sama dengan yang dilakukan saat menerima
tamu yang sedang mengunjungi kantor atau rumah. Karena ada kemungkinan pewawancara
merasa gugup. Atau mungkin asing dengan keadaan sekitarnya. Maka sebaiknya percakapan
dimulai dengan yang ringan-ringan dahulu. Misalnya, mengajak bicara mengenai cuaca,
kejadian sehari-hari, atau mungkin topik yang berhubungan dengan minat pelamar (olah
raga. Politik, dan lain-lain). Hal tersebut dilakukan untuk mengembangkan komunikasi dan
memenunjukkankan bahwa pewawancara menghargai minat pelamar. Dengan sambutan
hangat pelamar akan merasa percaya diri sehingga informasi yang diharapkan dapat
mengalir lancar.
Setelah tahap di atas, maka dimulai pembicaraan mengenai subyek yang ingin diketahui dari
pelamar. Skema yang baik harus mengikuti sebuah kronologi yang tepat yaitu dimulai
dengan latar belakang pendidikan dan aktivitas pelamar, dilanjutkan dengan pengalaman
pekerjaan (jika ada) dan diakhiri dengan aktivitas pekerjaan. Dalam merangkum hal-hal
tersebut, pewawancara harus memeriksa kualifikasi teknis (kemampuan untuk melakukan
pekerjaan) dorongan dan aspirasi (kemauan untuk melakukan pekerjaan), hubungan sosial
dan keseimbangan emosi (hubungan dengan sesama teman dan diri sendiri), karakter (sifat
yang dapat dipercaya), dan faktor lain yang dibutuhkan untuk mengukur keberhasilan suatu
pekerjaan. Faktor tersebut mungkin berhubungan dengan kekuatan fisik, sikap dari suami
istri terhadap pekerjaan, stabilitas keuangan, kemauan untuk melakukan perjalanan,
kemauan pindah secara permanen. Hal yang juga penting mengenai pelamar adalah
mengenai aspek-aspek keperibadian pelamar yang berhubungan dengan minat, sikap,
karakter, dan temperamen. Pada saat mempelajari kualifikasi penting dan perilaku pelamar,
perhatian dapat dialihkan dengan menjelaskan tentang perusahaan. Misalnya gaji, bonus,
dan hal lain yang menarik perhatian, juga memberikan kesempatan kepada pelamar untuk
bertanya, sehubungan dengan pekerjaan dan perusahaan.
5. Tahap Meringkas
Pada saat wawancara, terjadi pertukaran informasi antara pewawancara dengan pelamar,
kemungkinan saja informasi yang didapat relevan dengan tujuan, tetapi mungkin pula sama
sekali tidak relevan. Informasi yang tidak relevan akan mengakibatkan kesimpulan yang baku
atau tidak jelas. Untuk menghindari hal tersebut, pewawancara harus meringkas hasil
wawancara pada saat akhir. Bila hal itu tidak dilakukan, akibatnya kedua pihak tidak
menyadari adanya perbedaan-pcrbedaan yang terjadi. Seorang pelamar tidak akan sadar
bahwa wawancara telah berakhir, sampai ia melihat tanda-tanda yang ditunjukkan olch
pewawancara. Karena itu harus terdapat suatu kesepakatan tentang kesimpulan wawancara
15
tersebut scbelum wawancara berakhir. Ringkasan ini juga harus dicatat dan disimpan
sebagai suatu arsip. Schingga akan memudahkan bila sewaktu-waktu dibutuhkan.
6. Tahap Evaluasi
Tahap ini dilakukan setelah wawancara berakhir. Semua informasi yang telah didapatkan
dari orang yang diwawancarai, harus dirangkum secara keseluruhan tanpa ditambah
ataupun dikurangi. Dalam wawancara kerja, informasi terscbut dapat dilengkapi dengan
fakta dari sumber lain yang dapat digunakan scbagai indikator untuk menilai jalan pikiran
pelamar. Indikator tersebut dapat berguna untuk bahan evaluasi. Setalah wawancara perlu
dibuat laporan tertulis mengenai hal-hal yang berhubungan dengan wawancara. Pada akhir
laporan tersebut diberikan kesimpulan, yang memberikan gambaran mengenai penilaian
secara keseluruhan.”’
16
BAB II
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
17
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/357557615/Makalah-Komunikasi-bisnis
https://docplayer.info/88010892-Penulisan-resume-dan-lamaran-kerja-komunikasi-bisnis-
ujang-margiono-se-mm.html
18