MASALAH KEDUDUKAN
OLEH
NIM
185120607111021
KELAS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
i
2018
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Masalah
Kedudukan Hukum Adat dan Hukum Nasional”.
Saya berharap makalah ini dapat berguna dan bermanfaat. Saya menyadari
bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Untuk itu, saya berharap adanya kritik dan saran atau usulan demi perbaikan
di masa yang akan datang.
Pada kesempatan kali ini, tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada semua
pihak terkait yang telah membantu dan memberikan saran sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Penulis
ii
Daftar Isi
Kata Pengantar.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................2
3.1 Kesimpulan........................................................................................................................3
3.2 Saran..................................................................................................................................3
Daftar Pustaka..............................................................................................................................4
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebudayaan yang ada ditiap daerah memiliki aturan atau pranata yang berbeda atau
bisa disebut mempunyai hukum adat yang berbeda. Tetapi apabila dikaitkan dengan
hukum adat dikaitkan dengan hukum nasional banyak pandangan dari dua hukum
tersebut mempunyai pandangan yang berbeda dalam penerapannya.
1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hukum adat dan Hukum Nasional
Sistem hukum adat terdapat di Indonesia dan negara-negara Asia lainnya, seperti
Cina, India, Jepang, dan negara lain. Istilah ini berasal dati bahasa Belanda “adatrecht”
yang dikemukakan oleh Snouck Hurgronje. Pengertian hukum dat menurut Mr. C. Van
Vollenhoven (1928) mengandung arti bahwa hukum Indonesia dan kesusilaan
masyarakat merupakan hukum adat, atau bisa diartikan juga bahwa hukum adat
merupakan sebuah aturan yang tidak tertulis, namun tetap ditaati dalam masyarakat
karena memiliki suatu sanksi tertentu apabila tidak ditaati. Sistem hukum adat
bersumber pada peraturan hukum tidak tertulis yang tumbuh berkembang dan
dipertahankan dengan kesadaran hukum masyarakatnya dan hukum adat bersifat
tradisional yang berpangkal pada ajaran nenek moyang. Oleh karena itu keinginan untuk
melakukan atau tidak melakukan sesuatu selalu dikembalikan kepada ajaran nenek
moyang sebagai tolak ukur. Hukum adat juga dapat berubah tergantung dari pengaruh
situasi sosial tertentu didalam kehidupan sehari-hari.
Hukum Nasional adalah peraturan hukum yang berlaku di suatu negara yang
terdiri atas prinsip-prinsip serta peraturan yang harus ditaati oleh masyarakat disuatu
negara. Hukum nasional merupakan hasil dari penyesuaian dari beberapa aturan-aturan
masyarakat yang ada. Di Indonesia Hukum Nasional merupakan campuran dari hukum
adat, hukum agama, dan hukum Eropa.
Apabila hukum adat dan hukum nasional dikaitkan dengan contoh kasus, seperti
hukum adat di daerah Madura yaitu carok, carok berasal dari kata madura berarti
perkelahian, carok merupakan tradisi bertarung yang disebabkan karena alasan tertentu
2
yang berhubungan dengan harga diri. Biasanya carok ini digunakan untuk
mempertahankan harga diri dan salah satu solusi untuk menyelesaikan masalah bagi
orang Madura. Tindakan ini merupakan pembalasan dendam yang dilakukan dengan
adu duel mengunakan celurit hinggga ada salah satu pihak yang meninggal. Akan tetapi
berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia ata Hukum Nasional carok tidak sesuai
dengan hukum nasional dan sebaliknya justru melanggar hukum. Didalam undang-
undang hukum pidana pada Pasal 340 berbunyi “Barangsiapa dengan sengaja dan
dengan rencana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain, diancam karena
pembunuhan dengan rencana, dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup
atau selama waktu tertentu, paling lama dua puluh tahun.” Oleh karena itu hukum
harus ditegakkan, tidak peduli dengan alasan apapun dan siapa pelakunya, karena setiap
warga negara mempunyai hak asasi manusia yang tercantum dalam UUD 1945 yang
dibela oleh negara.
3.2 Saran
Dalam perkembangannya kita harus mempertimbangkan Hukum adat karena
beberapa Hukum Adat sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman ttapi kita
juga tidak boleh untuk menghilangkan Hukum Adat yang bersifat positif agar tidak
terjadi tumpang tindih anata Hukum Adat dan Hukum Nasional.
3
Daftar Pustaka