Anda di halaman 1dari 35

MODUL 2 FUNGSI

2.1. PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari, terlebih dalam ilmu ekonomi, kita selalu


berhadapan dengan variabel-variabel ekonomi seperti harga, pendapatan nasional,
tingkat bunga, dan lain-lain. Hubungan kait mengait antara variabel yang satu
dengan variabel yang lain ditunjukkan oleh suatu fungsi. Penjelasan mengenai
fungsi serta kegunaannya akan anda jumpai di dalam modul ini.

Modul ini dimulai dengan penjelasan mengenai: Pengertian Fungsi,


Bentuk-Bentuk Fungsi; Fungsi Linier; Perubahan bentuk umum fungsi linier;
Hubungan dua fungsi linier; Fungsi kuadrat serta Penerapan dalam ekonomi.

Dengan mempelajari modul ini, secara umum anda diharapkan mampu


untuk memahami fungsi linier beserta penggunaannya dalam ekonomi. Setelah
selesai mempelajari modul ini, secara khusus anda diharapkan dapat: 1)
mendeskripsikan dan mengidentifikasi konstanta dan variabel; 2) menggambar
grafik suatu garis; 3) mencari persamaan garis lurus, menentukan dua buah garis
lurus apakah berimpit, sejajar, berpotongan atau saling tegak lurus; 3) menentukan
nilai akar-akar fungsi kuadrat; 4)menggambarkan grafik fungsi kuadrat; 5)
menentukan titik ekstrim fungsi kuadrat; 6) mengaplikasikan fungsi dalam
analisis permintaan, penawaran, dan titik impas.

2.2. PENYAJIAN

2.2.1. Pengertian Fungsi


Fungsi adalah suatu bentuk hubungan antara dua buah variabel atau lebih dan
saling mempengaruhi.

Contoh: y= f(x), f(x,y)=0 2 variabel

MODUL 2 - FUNGSI Page 1


z=f(x,y), (x,y,z)=0 lebih dari 2
variabel

Sebuah fungsi dibentuk oleh beberapa unsur yaitu variabel, koefisien, dan
konstanta. Variabel dan koefisien senantiasa ada dalam setiap bentuk fungsi
sedangkan konstanta tidak harus ada.

Variabel adalah unsur pembentuk fungsi yang mencerminkan atau


melambangkan faktor tertentu, dan dinyatakan dengan huruf atau simbol-simbol
lain. Variabel dalam fungsi, dibedakan atas dua yaitu variabel bebas (independent
variable) dan variabel terikat (dependent variables). Variabel bebas ialah variabel
yang besarannya dapat ditentukan sembarangan atau variabel yang nilainya tidak
tergantung pada variabel lain sedangkan variabel terikat/tak bebas ialah variabel
yang besarnya ditentukan setelah nilai variabel bebasnya ditentukan terlebih
dahulu atau variabel yang nilainya tergantung pada variabel lain.

Koefisien ialah bilangan atau angka yang terkait pada suatu variabel dalam
sebuah fungsi. Sementara itu, konstanta adalah bilangan atau angka yang (kadang-
kadang) turut membentuk sebuah fungsi dan tidak terkait pada sesuatu variabel.

Contoh : y = f (x)

y = 5 + 0.8x

Bentuk y = f(x) dimana dalam bentuk konkritnya y =5 + 0.8x adalah sebuah


fungsi. Bentuk di atas menyatakan bahwa y merupakan fungsi x, artinya nilai y
tergantung pada nilai x. y dan x adalah variabel dimana y adalah variabel terikat
sedangkan x adalah variabel bebas. Bilangan 0.8 adalah koefisien sedangkan 5
adalah konstanta.

Selain variabel, koefisien dan konstanta dalam suatu fungsi, kita kenal
pula nilai fungsi. Nilai Fungsi adalah besaran atau nilai dr y atau fungsi tersebut
(nilai dr variabel terikat).

Berdasarkan hubungan antar variabel dalam suatu fungsi, maka dikenal


fungsi eksplisit dan fungsi implisit. Fungsi Eksplisit ialah suatu fungsi yg antara

MODUL 2 - FUNGSI Page 2


variabel bebas dan terikat dapat dengan jelas dibedakan. Artinya variabel bebas
dan variabel terikat terletak pada ruas persamaan yang berbeda. Sebagai contoh :
y=f(x) ; y= 2x + 3. Fungsi Implisit ialah fungsi yg antara variabel bebas dan
terikat tidak jelas dibedakan. Kedua variabel tersebut terletak pada satu ruas
persamaan sehingga sulit menentukan mana variabel bebas dan mana variabel
terikat.

Contoh:

f(x,y)= 0 2y-x+4= 0 2y = x – 4 y = 1/2x -2

2.2.2. Bentuk-Bentuk Fungsi


1. Fungsi linier/lurus: y= a + bx

2. Fungsi non linier, terdiri dari :

a) fungsi kuadrat : Y = ax2 +bx +c

ax +b
Y=
b) fungsi pecah : cx +d

c) fungsi pangkat tinggi :Y = ax3 +bx2 +cx+d

d) fungsi eksponensial : Y = ax

e) fungsi logaritma : Y = ab log x

2.2.3. Fungsi linier

Fungsi linier adalah fungsi dimana variabel bebasnya paling tinggi berpangkat satu.

Bentuk Umum: Y= f(x) y = a + bx

dimana: a adalah konstanta atau penggalan garis y pada sumbu vertikal y

b adalah koefisien arah/gradien/slope/lereng garis y

x adalah variabel bebas

MODUL 2 - FUNGSI Page 3


y adalah variabel terikat

Contoh : Y = 4x - 2 = 4x = y + 2. atau x = 1/4y + ½

Ada dua cara melukis grafik fungsi linier, yaitu:

a) Cara Curve Tracing Proses


Melalui cara ini kita membuat tabel x, y dan melukis
berdasarkan tabel tersebut kemudian titik-titik ini dihubungkan
secara berurutan.

Contoh: Lukislah grafik y = 4x + 12

Tabel 2.1. Curve Tracing Proses

X -2 -1 0 1 2
4x -8 -4 0 4 8
+12 +12 +12 +12 +12 +12
Y=4x+1 4 8 12 16 20
2

Grafik Fungsi Linier y = 4x+12

25
20
15
Y

10
5
0
-3 -2 -1 0 1 2 3
X

MODUL 2 - FUNGSI Page 4


Gambar 1. Grafik Fungsi Linier 1.

b) Cara Matematis
Melalui cara ini kita menggambarkan grafik fungsi dengan
menggunakan ciri-ciri penting yang terdapat dalam suatu fungsi.

Contoh: Lukis grafik fungsi y = 2x + 1

1) Menentukan titik potong fungsi dengan sumbu y, jika x = 0


maka y = 1 koordinatnya adalah (0; 1)

2) Menentukan titik potong fungsi dengan sumbu x jika y = 0


maka x = -1/2 koordinatnya (-1/2;0)

Grafik fungsi linier y=2x+1

2.5

2 0.5, 2
1.5
Y

1 0, 1

0.5

-0.5, 0 0
-0.6 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6
X

Gambar 2. Grafik Fungsi Linier 2.

2.2.4. Perubahan Bentuk Fungsi Linier


Suatu persamaan fungsi linier dapat dibentuk melalui
dua cara, yaitu metode koordinat – lereng/slope/gradien

MODUL 2 - FUNGSI Page 5


(slope coordinates) dan metode dwi-koordinat (bi-
coordinates).

a. Persamaan Fungsi linier melalui satu titik dengan


koefisien arah/gradien/slope/lereng tertentu.
Dari sebuah titik dan sebuah lereng dapat dibentuk sebuah
persamaan linier yang memenuhi titik dan gradien tersebut.
Apabila diketahui koordinat titik A (x1,y1) dan
gradien/koefisien arah/lereng garisnya adalah b maka
persamaan garisnya adalah :

y-y1 = b(x-x1)

Contoh: Tentukan fungsi linier melalui titik A (4,2) dengan


koefisien arah b = 2

Jawab: y-y1 = b(x-x1)

y-2 = 2(x-4)

y-2 = 2x – 8

y = 2x - 6

b. Persamaan Fungsi Linier yang melalui dua titik (dwi -


coordinates)

MODUL 2 - FUNGSI Page 6


Dari dua buah titik dapat dibentuk sebuah persamaan linear
yang memenuhi kedua titik tersebut. Apabila diketahui dua
buah titik A dan B dengan koordinat masing-masing ( X1,Y1)
dan (X2,Y2); maka persamaan linearnya:

Y −Y 1 X −X 1
=
Y 2−Y 1 X 2− X 1

Contoh: Tentukan fungsi linier yg melalui titik A (2,4) dan


titik B (3,2)

Jawab :

Y −Y 1 X −X 1
=
Y 2−Y 1 X 2− X 1

Y −4 X−2
=
2−4 3−2

(y-4)1 = (x-2)-2

y-4 = -2x + 4

y = -2x + 8

2.2.5. Hubungan Antara Dua Fungsi Linier


Dalam sistim sepasang sumbu silang, dua buah garis lurus
mempunyai empat macam kemungkinan bentuk hubungan
yaitu berimpit, sejajar, berpotongan dan tegak lurus.

a. Dua fungsi linier yang berimpit

MODUL 2 - FUNGSI Page 7


Dua buah garis lurus akan berimpit bila persamaan garis
yang satu merupakan kelipatan dari persamaan garis
yang lain. Dengan demikian maka n y = n (ax+b) akan
berimpit dengan garis y = ax+b untuk n bilangan
positif.

b. Dua fungsi linier yang sejajar


Dua garis akan sejajar jika koefisien arah garis yang
satu sama dengan koefisien arah garis yang lain.
Dengan demikian, garis y = a+b1x akan sejajar dengan
garis y =a+b2x jika a1=a2.

Contoh:

Tentukan fungsi linier yang melalui titik A (2,4) dan


sejajar ( //) dengan

y = 3x – 1

Jawab: Garis melalui A (2,4) y-y1 = b (x-x1)

dengan koefisien arah = 3

maka, y -4 = 3(x – 2)

y -4 = 3x – 6

y = 3x – 2

c. Dua fungsi linier yang berpotongan

MODUL 2 - FUNGSI Page 8


Dua buah garis linier akan berpotongan bila koefisien arah
garis yang satu tidak sama dengan koefisien arah garis yang
lain. dengan demikian garis y =a +b1x akan berpotongan
dengan garis y = a+b2x jika b1 ≠ b2.

Misalkan: garis A y = a + bx

garis B y = a1 + b1x

A berpotongan dengan B jika b1 ≠ b2.

Contoh :

Tentukan koordinat titik potong antara garis A; y=2x-2


dengan B; y = x+4

Jawab : mengeliminasikan kedua garis tersebut

y = y1 untuk x = 6 y= 2x - 2

2x – 2 = x + 4 y= 2(6)-2

x=6 y= 10

jadi titik potongnya (6,10)

c. Dua Fungsi Linier Saling Tegak Lurus

Dua garis saling tegak lurus jika koefisien arah garis yang
satu merupakan kebalikan dari lereng garis yang lain dengan

MODUL 2 - FUNGSI Page 9


tanda yang berlawanan. Dengan demikian, garis y = a+b1x

1
b 1=−
akan tegak lurus dengan garis y = a+b2x jika b2 atau
b1.b2 = -1.

Misalnya: Garis A; y = a + bx

Garis B; y = a1 + b1x

Garis A tegak lurus dengan garis B atau sebaliknya jika


b.b1 = -1

Contoh: Tentukan fungsi linier melalui titik A(2,4) dan tegak


lurus dengan garis y = 2x – 1

Jawab: koefisien arah garis y= 2x – 1 b = 2

maka b.b1 = -1

2.b1 = -1

b1 = -1/2

maka persamaan garis melalui titik A (2, 4)

y-y1 = b1(x – x1)

y-4 = -1/2 (x – 2) y – 4 = -1/2 x +1

y = -1/2 x+ 5

2.2.6. Fungsi Kuadrat

MODUL 2 - FUNGSI Page 10


Fungsi kuadrat adalah fungsi dimana variabel bebasnya
paling tinggi berpangkat dua. Bentuk umum fungsi kuadrat:

a) y = f(x) y = ax2 + bx + c

Jika : a > 0: fungsi kuadrat membuka ke atas

a <0 : fungsi kuadrat membuka ke bawah

x = f(y), x = ay2 + by + c

Jika a>0 : fungsi kuadrat membuka ke kanan

a<0 : fungsi kuadrat membuka ke kiri

Fungsi kuadrat dapat dilukiskan dalam grafik menurut dua


cara: yaitu curve tracing process (Tabel x dan y) dan
menggunakan sifat matematis fungsi kuadrat.

misalkan: y = f(x) y = x2

a. Tabel 2.2. x dan y

X -2 -1 0 2 1
Y 4 1 0 4 1

MODUL 2 - FUNGSI Page 11


Grafik parabola y
=x2
5
-2, 4 4 2, 4
3
2

y
-1, 11 1, 1
0 0, 0
-3 -2 -1 0 1 2 3
x

Gambar 3. Grafik Parabola

b. Sifat matematis fungsi kuadrat

Misalnya: Fungsi kuadrat y = f(x) y = ax2 + bx + c

1. Titik potong fungsi dengan sumbu y jika x = 0 maka y


= c; jadi titik potong (0,c)

2. Titik potong dengan sumbu x, jika y = 0, maka

0 = ax2 + bx + c

Pada keadaan ini ada tiga kemungkinan yang bisa


terjadi.

a. jika D>0 dimana D= b2 – 4 ac > 0 maka ada dua titik


potong, yaitu:

−b± √b 2−4 ac
x 1 , x 2=
2a

MODUL 2 - FUNGSI Page 12


b. Jika b2 – 4ac=0, maka hanya terdapat 1 titik potong,

−b
x 1=x 2 =
yaitu: 2a

c. Jika b2 – 4ac<0, maka tidak terdapat titik potong


dengan sumbu x.
3. Mencari koordinat titik puncak (titik ekstrim kurva)
−b −D
x= y=
2a ; 4a

Ada empat kemungkinan letak titik ekstrim suatu


parabola:

a. S.S // Sumbu Vertikal → Titik Ekstrim diatas


(parabola terbuka ke bawah)
→ Titik Ekstrim di bawah (parabola
terbuka ke atas)

b. S.S // Sumbu Horisontal→ Titik Ekstrim di kiri


(parabola terbuka ke kanan)
→ Titik Ekstrim di kanan (parabola
terbuka ke kiri)

4. Mencari sumbu simetris

−b
x=
2a

MODUL 2 - FUNGSI Page 13


Contoh:

Lukislah grafik y= x2-8x+15

Jawab:

1) titik potong pada sumbu y jika x=0 maka y =15. Titik


Potong (0,15)
2) Titik potong pada sumbu x, jika y=0
x2-8x+15= 0 (a=1; b= -8; c=15)

−b± √b 2−4 ac
x 1 , x 2=
2a

−(−8 )±√(−82 )−4(1)(15 )


x 1 , x 2=
2(1)

8±√ 4
x 1 , x 2=
2

8±2
x1 , x2=
2

8+2
x 1= =5 .
2 Jadi titik Potong (5,0)

8−2
x 2= =3
2 . Jadi titik potong (3,0)

3) Titik puncak (titik ekstrim kurva)

−b −(−8 ) −D −4
x= = =4 y= =−1
2 a 2(1) ; 4a = 4(1)

MODUL 2 - FUNGSI Page 14


Jadi titik puncak= (4,-1)

4) Sumbu simetri

−b −(−8 )
x= = =4
2 a 2(1)

Parabola Y =x2-
8x+15
40
35
30
25
20
15
10
y

5
0
-5 -5 0 5 10 15
x

Gambar 4. Grafik Parabola 1.

Kesimpulan :

untuk y = f(x) y = ax2 + bx + c

1. Jika a>0 fungsi membuka ke atas

2. a < 0 fungsi membuka ke bawah

3. y = c titik potong antara fungsi dengan sumbu y

4. D > 0 dua titik potong antara fungsi dengan sumbu x

5. D = 0 satu titik potong antara fungsi dengan sumbu x

MODUL 2 - FUNGSI Page 15


6. D < 0 tidak memotong sumbu x

−b
x=
7. Sumbu simetri: 2a dan

−b −D
x= y=
8. Koordinat titik puncak: ( 2a , 4a )

2.7. Penerapan Fungsi Dalam Ekonomi


2.7.1. Fungsi Permintaan (Demand function)
Fungsi permintaan adalah persamaan yang
menunjukkan hubungan antara antara kuantitas atau jumlah
barang atau jasa yang diminta dan variabel spesifik yang
mempengaruhi permintaan produk itu.

Secara matematis:

QDX = f (Px,I,Py,Pe,T,A)

dimana:

QDX = kwantitas barang/jasa X yang diminta

Px = harga barang x

I = pendapatan konsumen

Py = harga barang lain yang berkaitan

PE = ekspektasi konsumen terhadap harga dari barang x


dimasa mendatang

T = selera konsumen

MODUL 2 - FUNGSI Page 16


A = pengeluaran iklan

Dari keenam variabel di atas, variabel harga barang x


paling penting sehingga digunakan sebagai variabel bebas.
Variabel lain dianggap tertentu (ceteris paribus). Sehingga
penulisan fungsi permintaan:

QD = f(Px)

Persamaan di atas menggambarkan bahwa fungsi permintaan


menghubungkan antara variabel harga (P) dengan variabel
jumlah barang/jasa yang diminta (Q).

Bentuk Umum fungsi permintaan:

Dalam bentuk persamaan linier:

Q = -aP + b

1 b
− Q+
P= a a

Dalam bentuk persamaan kuadrat : FD: Qx = -a Px2 +bPx +c

Dalam bentuk persamaan diatas terlihat bahwa variabel P


dan variabel Q mempunyai tanda yang berlawanan. Ini
mencerminkan berlakunya hukum permintaan yang
menyatakan bahwa apabila harga naik jumlah yang diminta
akan turun dan apabila harga turun maka jumlah yang

MODUL 2 - FUNGSI Page 17


diminta akan naik. Variabel harga (P) berbanding terbalik
dengan variabel jumlah (Q). Oleh karena itu kurva
permintaan bernilai negatif. Secara grafis kurva permintaan
linier dapat digambar sebagai berikut:

kurva permintaan

Gambar 5. Kurva Permintaan

Berdasarkan grafik di atas, sifat umum dari fungsi


permintaan:

a) Baik P maupun Q selalu positif dan paling kecil adalah


nol. Jadi 0 ≤ P ≤ a dan 0 ≤ Q ≤ b ; dimana a dan b bilangan
konstan
b) Pada fungsi permintaan sebuah nilai Q hanya
mempunyai nilai P dan sebaliknya nilai P hanya mempunyai
sebuah nilai Q (bi-unique)
c) Fungsi permintaan terlukis dari kiri atas ke kanan
bawah (monotinically decreasing)
Contoh :

MODUL 2 - FUNGSI Page 18


Fungsi permintaan sebuah barang ditunjukkan oleh
persamaan Qd = 75 - 3P. a). Gambarkan kurva
permintaannya. b). Berapa jumlah yang diminta jika harganya
=10? c). Berapa jumlah yang diminta jika harganya gratis? d).
Berapa harga barang itu jika jumlah yang diminta =15? e).
Berapa harga barang itu jika tidak ada permintaan?

Jawab:

a. Qd= 75-3P
Jika P=0 Qd = 75 – 3(0) = 75. Qd =75
berarti TP (75,0)
Jika Qd=0 0 = 75 – 3P. 75 = 3P P=75/3 =
25 berarti TP (0,25)
Dengan demikian gambarnya:

25
QD = 75-3P

0
75 QD

MODUL 2 - FUNGSI Page 19


b. P=10 maka QD =75-3(10) = 45
c. Barang gratis maka P=0; berarti QD=75-3(0)=75
d. QD=15 maka 15 =75-3P 3P =75-15. 3P
=60. P=20
e. Tidak ada permintaan maka QD=0 maka 0 =75-3P.
3P = 75. P=25

2.7.2 Fungsi Penawaran (Supply function)

Fungsi penawaran menggambarkan hubungan antara kuantitas barang dan jasa


yang ditawarkan (Q) dengan variabel yang mempengaruhi penawaran produk itu.

Model matematis:

Qsx = f (Px, PI, Py, T, PE, NT)

Dimana :

Qsx = kuantitas penawaran produk x

Px = harga dari produk x

PI = harga dari input yang digunakan

Py = harga dari produk lain yang berkaitan

T = tingkat teknologi yang tersedia

PE = ekspektasi produsen

NT = banyaknya perusahaan yang memproduksi barang sejenis

Hanya ada dua variabel yang penting yakni harga barang per unit
yang ditawarkan dan jumlah barang yang ditawarkan, variabel lainnya ceteris
paribus.

MODUL 2 - FUNGSI Page 20


Sehingga fungsi penawaran, menjadi:

Qsx=f(Px) atau Px=f(Qsx)

dimana : Q = jumlah barag x yang dirawarkan; P = harga barang x

Secara operasional, bentuk umum fungsi penawaran adalah sebagai berikut:

Dalam bentuk linier:

Q = aP –b

1 b
Q+
P= a a

Mengingat hukum penawaran: jika harga barang x naik maka jumlah barang x
yang ditawarkan meningkat dan sebaliknya, maka grafik fungsi penawaran
adalah:

P
S

Kurva penawaran

-b/a

Gambar 6. Kurva Fungsi Penawaran

Sifat umum fungsi penawaran:

1. P dan Q adalah positif, 0 ≤ P ≤ a dan 0≤ Q ≤ b


2. Pada fungsi penawaran, sebuah nilai P hanya mempunyai sebuah nilai Q dan
sebaliknya (bi-unique)

MODUL 2 - FUNGSI Page 21


3. Fungsi penawaran bergerak dari kiri bawah ke kanan atas (monotonically
increasing)
Contoh :

Fungsi penawaran sebuah barang ditunjukkan oleh persamaan


QS = -7+28P.
a. Gambarkan kurva penawarannya.
b. Berapa jumlah yang ditawarkan jika harganya =3?
c. Berapa harga minimum agar produsen masih bersedia menjual
barangnnya.
Jawab:
(a). QS = -7 + 28P
Jika P=0 maka QS =-7+ 28(0) = -7
Jika QS=0 maka 0 = -7 + 28P.
28P = 7.
P = 7/28 = ¼ jadi P=0.25

Dengan demikian gambarnya:

0.25 QS=-7+28P

-7 0 QS

(b). P = 3, maka Qs = -7 + 28(3) = -7 + 84 = Qs = 77.

(c). Harga minimumnya adalah P = 0.25

MODUL 2 - FUNGSI Page 22


2.7.3. Keseimbangan Pasar (Market equilibrium)

Kondisi dimana pada tingkat harga tertentu jumlah barang yang diminta
sesuai/sama dengan jumlah barang yang ditawarkan. Dengan kata lain
keseimbangan pasar tercapai pada titik potong antara kurva permintaan dan
kurva penawaran.

Jadi Keseimbangan Pasar : Qd =Qs


P

QSP
E
PE

QD

Q
0 QE

Gambar 7. Kurva Keseimbangan Pasar

Keterangan gambar:

QD = jumlah produk yang diminta


Qs = jumlah produk yg ditawarkan
E = keseimbangan pasar
QE = jumlah keseimbangan
PE = harga keseimbangan

Contoh :

MODUL 2 - FUNGSI Page 23


Fungsi permintaan akan suatu barang ditunjukkan oleh persamaan P = -Q+15
sedangkan penawarannya ditunjukkan oleh persamaan P = 0.5Q+3. Berapa
harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan yang tercipta di pasar?

Jawab:

Permintaan (D): P=-Q+15.........QD = -P+15.....(1)

Penawaran (S) : P=0.5Q+3.......0.5Q = P – 3. QS=2P - 6......(2)

P = 0.5Q + 3 ...... P – 3 = 0.5 Q 0.5 Q = P - 3

0.5 Q = P – 3 .......... (0.5Q)(2) = (P -3)(2)

1Q = 2P -6 ....... Q = 2P - 6

Keseimbangan Pasar terjadi bila Qd =Qs

-P+15 = 2P - 6 ............... –P – 2P = - 6 - 15

-3P = -21

3P = 21

P=7

QD = -P+15 QD = -7 + 15 = 8

QS=2P – 6 QS = 2(7) – 6 = 14 – 6 = 8

Masukkan harga P=7 pada persamaan (1) atau (2)

Q = -P + 15 ...... Q = -7 + 15 Q=8

Jadi PE = 7 dan QE = 8

MODUL 2 - FUNGSI Page 24


P
15

QS

3 QD

0 8 15S

2.7.4. Analisis Break Even (Pulang Pokok)

ABE adalah suatu keadaan dimana sebuah perusahaan dalam kegiatan


usahanya tidak memperoleh keuntungan (profit) maupun kerugian.

Break Even : TR = TC

Profit : TR > TC

Rugi : TR < TC

ABE mencakup dua komponen yaitu: fungsi biaya total dari produksi dan
fungsi penerimaan total dari penjualan.

Fungsi Biaya total TC = VC + FC

dimana : TC = total cost

VC = variable cost

FC = Fixed cost

Fungsi penerimaan Total : TR = P.Q

dimana : TR = Total revenue= Penerimaan Total; P = harga per unit produk;


Q = jumlah produk yang dijual

MODUL 2 - FUNGSI Page 25


Secara grafis, break even ditunjukkan oleh perpotongan kurva biaya total dan
kurva penerimaan total.

TR= P.Q

TC=VC+FC
TR=TC

BEP

Gambar 8. Kurva Break Even

Untuk menentukan titik break evennya dapat dicari dengan mengeliminasikan


antara funsi penerimaan total dengan fungsi biaya total, yaitu:

TR = TC

P.Q = VC + FC, jika VC = V. Q (total biaya variabel)

Maka, PQ = VQ + FC. PQ –VQ = FC. Q(P-V) = FC

Q= FC/(P-V)

Selisih antara harga jual dan biaya per unitnya disebut sebagai kontribusi marjin.

Contoh:

MODUL 2 - FUNGSI Page 26


Suatu industry kerajinan keramik menghasilkan sebuah produk dengan biaya
variable per unitnya Rp.9.000,- Sedangkan biaya tetap dalam kegiatan produksi
yang dikeluarkan sebesar Rp.6.000.000,- Pemilik perusahaan tersebut menentukan
harga jual produk per unit sebesar Rp.15.000,- Tentukan berapa jumlah unit
produk yang harus dijual agar pemilik usaha tersebut tidak mengalami kerugian
atau dalam kondisi impas (pulang pokok). Jika pemilik usaha tersebut mampu
menjual produk sebanyak 1.200 unit, maka tentukan berapa keuntungan yang
diperolehnya.

Jawab:

Diketahui: VC = Rp.9.000 Q, FC = Rp.6.000.000,- dan P = Rp.15.000,-

a. Titik impas; TR = TC …………Total Revenu = Total Cost


TC = VC + FC
TR = 15.000 Q dan TC = 9.000 Q + 6.000.000
15.000 Q = 9.000 Q + 6.000.000
6.000 Q = 6.000.000
Q = 1.000 unit
b. Untuk Q = 1200 unit maka:
Prpfit; π = TR – TC
π = 15.000 Q – ( 9.000 Q + 6.000.000)
π = 15.000 Q – 9.000 Q - 6.000.000
π = 6.000 Q – 6.000.000
π = 6.000 (1200) – 6.000.000
π = 7.200.000 – 6.000.000
π = Rp. 1.200.000,-
Keuntungan perusaahaan tersebut adalah Rp. 1.200.000,-

MODUL 2 - FUNGSI Page 27


2.3. PENUTUP
2.3.1. Ringkasan
Fungsi adalah suatu bentuk hubungan antara dua buah variabel atau lebih
dan saling mempengaruhi. Sebuah fungsi dibentuk oleh beberapa unsure yaitu
variabel, koefisien dan konstanta. Variabel dan koefisien senantiasa ada dalam
setiap bentuk fungsi sedangkan konstanta tidak harus ada.

Berdasarkan hubungan antar variabel dalam suatu fungsi, maka dikenal


fungsi eksplisit dan fungsi implisit. Fungsi Eksplisit ialah suatu fungsi yg antara
variabel bebas dan terikat dapat dengan jelas dibedakan

Bentuk-bentuk fungsi terdiri dari


1. Fungsi linier/lurus: y= a + bx

2. Fungsi non linier, terdiri dari :

a) fungsi kuadrat : Y = ax2 +bx +c

ax +b
Y=
b) fungsi pecah : cx +d

c) fungsi pangkat tinggi :Y = ax3 +bx2 +cx+d

d) fungsi eksponensial : Y = ax

e) fungsi logaritma : Y = ab log x

Fungsi linier adalah fungsi dimana variabel bebasnya paling tinggi berpangkat satu.

Bentuk Umum: Y= f(x) y = a + bx

Ada dua cara melukis grafik fungsi linier, yaitu: cara curve tracing proses dan cara
matematis. Suatu persamaan fungsi linier dapat dibentuk melalui dua cara, yaitu
metode koordinat – lereng/slope/gradien (slope coordinates) dan metode dwi-
koordinat (bi-coordinates).

MODUL 2 - FUNGSI Page 28


Pada hubungan antara dua fungsi linier, yakni dalam sistim sepasang
sumbu silang, dua buah garis lurus mempunyai empat macam kemungkinan bentuk
hubungan yaitu berimpit, sejajar, berpotongan dan tegak lurus.
Fungsi kuadrat adalah fungsi dimana variabel bebasnya paling tinggi
berpangkat dua. Bentuk umum fungsi kuadrat:

y = f(x) y = ax2 + bx + c

Jika : a > 0: fungsi kuadrat membuka ke atas

a <0 : fungsi kuadrat membuka ke bawah

x = f(y), x = ay2 + by + c

Jika a>0 : fungsi kuadrat membuka ke kanan

a<0 : fungsi kuadrat membuka ke kiri

Penerapan Fungsi Dalam Ekonomi meliputi:


1) Fungsi Permintaan (Demand function) adalah persamaan yang
menunjukkan hubungan antara antara kuantitas atau jumlah barang atau
jasa yang diminta dan variabel spesifik yang mempengaruhi permintaan
produk itu.
Secara matematis:

QDX = f (Px,I,Py,Pe,T,A)

dimana:

QDX = kwantitas barang/jasa X yang diminta

Px = harga barang x

I = pendapatan konsumen

Py = harga barang lain yang berkaitan

PE = ekspektasi konsumen terhadap harga dari barang x dimasa

mendatang

T = selera konsumen

MODUL 2 - FUNGSI Page 29


A = pengeluaran iklan

2). Fungsi penawaran menggambarkan hubungan antara kuantitas barang dan jasa
yang ditawarkan (Q) dengan variabel yang mempengaruhi penawaran produk
itu.

Model matematis:

QSX = f (Px, PI, Py, T, PE, NT)

Dimana :

QSX = kwantitas penawaran produk x

Px = harga dari produk x

PI = harga dari input yang digunakan

Py = harga dari produk lain yang berkaitan

T = tingkat teknologi yang tersedia

PE = ekspektasi produsen

NT = banyaknya perusahaan yang memproduksi barang sejenis

3). Analisis Break Even (Pulang Pokok) adalah suatu keadaan dimana sebuah
perusahaan dalam kegiatan usahanya tidak memperoleh keuntungan (profit)
maupun kerugian.

Break Even : TR = TC

Profit : TR > TC

Rugi : TR < TC

ABE mencakup dua komponen yaitu: fungsi biaya total dari produksi dan
fungsi penerimaan total dari penjualan.

Fungsi Biaya total = TC = VC + FC

dimana : TC = total cost

VC = variable cost

MODUL 2 - FUNGSI Page 30


FC = Fixed cost

Fungsi penerimaan Total : TR = P.Q

dimana : TR = Total revenue= Penerimaan Total; P = harga per unit produk; Q


= jumlah produk yang dijual

Secara grafis, break even ditunjukkan oleh perpotongan kurva biaya total dan
kurva penerimaan total.

Untuk menentukan titik break evennya dapat dicari dengan mengeliminasikan


antara funsi penerimaan total dengan fungsi biaya total, yaitu:

TR = TC

P.Q = VC + FC, jika VC = V. Q (total biaya variabel)

Maka, PQ –VQ = FC

Q= FC/(P-V)

Selisih antara harga jual dan biaya per unitnya disebut sebagai kontribusi marjin.

2.3.2. Evaluasi
2.3.2.1. Soal Latihan
1. Gambarkan grafik fungsi:
a. y = ½ x – 2
b. y = 2 x2 – 2 x +4
c. (x+3)(x-2)
2.. Carilah persamaan garis yang melalui titik:
a. A(2, 2) dan B(3, 1)
b. B(3,1) dengan koefisien arah = ½
c. C(-2, 1) dan D(3, 2)
3. Carilah persamaan garis yang sejajar dengan y = ½ x – 4 dan melalui titik:
a. (2, -1)
b. (3, 4)
c. (1, -5)

MODUL 2 - FUNGSI Page 31


4. Tentukan koordinat titik potong persamaan garis yang melalui titik:
a. A(3, 1) dan / / y = ½ x – 3 dengan B(2, 4) dan | y = 3 x + 2
b. C(2, 1) dan D(4, 6) dengan E(1, 4) dan | y = ½ x – 2
5. Tentukan koordinat titik potong dan gambarkan dari fungsi-fungsi di
bawag ini:
a. y = -2 x – 1 dan y = x + 4 / 2 - x
b. y = x – 1 dan x = y2 – 5y + 6
c. x = 84 – y2 dan x = y + 4 y2
6. Sebuah produk, jika dijual pada tingkat harga 50 maka jumlah
permintaannya sebesar 200. Sedangkan pada tingkat harga 30 jumlah
produk yang diminta menjadi 300. Tentukan fungsi permintaan terhdap
produk tersebut.
7. Tentukan harga dan jumlah keseimbangan (market equilibrium) pada
fungsi-fungsi di bawah ini:
a. (Q + 10)(P + 20) = 300 dan Q = 2P – 8
b. Q = 84 – P2 dan Q = P + 4 P2
c. Q = 16 dan 4 Q = 4 P + P2
8. Fungsi permintaan suatu produk: Q = 130 – 4 P dan fungsi penawaran
adalah P = 10 + Q/5 + Q2/100. Tentukan harga dan jumlah
keseimbangan baru jika:
a. t = 5. b. s = 1 c. r = 30%

2.3.2.2. Test Formatif


1. Bentuk persamaan linier yang garisnya melalui pasangan titik-titik
A(-1, 4) dan B(1, 0) adalah:
a. y = 2 – 2 x
b. y = -2
c. y = 5x
d. y = 5 - x
2. Bentuk persamaan linier yang garisnya melalui pasangan titik-titik
A(1, 4) dan B(2, 3) adalah:
a. y = 2 – 2 x

MODUL 2 - FUNGSI Page 32


b. y = -2
c. y = 5x
d. y = 5 - x
3. Bentuk persamaan linier yang garisnya melalui titik (-1, 3) dan
mempunyai koefisien arah atau lereng sebesar 2 adalah:
a. y = 2 – x
b. y = 5 + 2 x
c. y = 8 + 5 x
d. y = 3
4. Bentuk persamaan linier yang garisnya melalui titik (-1, 3) dan
mempunyai koefisien arah atau lereng sebesar 5 adalah:
a. y = 2 – x
b. y = 5 + 2 x
c. y = 8 + 5 x
d. y = 3
5. Andaikan y = 8 – 2 x maka f(2) adalah:
a. 8
b. 4
c. 0
d. -2
6. Titik potong dari pasangan garis y= 2 + 2 x dan y = 10 – 2x
adalah;
a. (2, 6)
b. (3, 6)
c. (2, 5)
d. (4, 6)
7. Titik potong dari pasangan garis y = -2 + 4 x dan y = 2 + 2 x
adalah:
a. (2, 6)
b. (3, 6)
c. (2, 5)
d. (4, 6)
8. Titik potong dari pasangan garis y = 6 dan y = 10 - 2 x adalah:
a. (2, 6)
b. (3, 6)

MODUL 2 - FUNGSI Page 33


c. (2, 5)
d. (4, 6)
9. Fungsi permintaan akan suatu barang yang ditunjukkan oleh persamaan
P = 15 – Q, sedangkan penawarannya P = 3 + 0,5 Q maka harga
keseimbangan yang tercipta di pasar adalah:
a. 6
b. 7
c. 8
d. 9
10. Berdasarkan soal no. 8 maka jumlah keseimbangan yang tercipta di
pasar adalah:
a. 6
b. 7
c. 8
d. 9

2.3.2.3. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Cocokkanlah hasil jawaban anda dengan kunci jawaban test formatif 1.


Hitunglah jumlah jawaban yang benar, kemudian gunakan formula dibawah ini
untuk mengetahui tingkat penguasaan anda atas Modul 1 ini.

jumlah jawaban benar


Tingkat penguasaan= x100%
formula: jumlah soal

Arti tingkat penguasaan yang dicapai:


90 - 100% = baik sekali 70 – 79% = cukup
80 - 89% = baik <70% = kurang
Jika mencapai tingkat penguasaan 80% ke atas, anda dapat meneruskan ke Modul
berikutnya. BAGUS. Tetapi bila hasilnya <80%, maka anda harus mengulang
kembali terutama pada kegiatan belajar yang belum anda kuasai.

2.3.2.4. Kunci Jawaban Test Formatif I


Jawaban yang benar adalah :

MODUL 2 - FUNGSI Page 34


1. A 6. A
2. D 7. 7. A
3. B 8. A
4. C 9. B
5. B 10.C

2.3.3. Rujukan
Dumairy, 2004. Matematika Terapan untuk Bisnis dan Ekonomi.
Penerbit PT. BPFE- YOGYAKARTA

Rianto, W. H. 2005. Matematika Ekonomi. Penerbit UMM Press.


Saputra, S. A. 2002. Matematika Ekonomi. Penerbit PT Ghalia
Indonesia.

MODUL 2 - FUNGSI Page 35

Anda mungkin juga menyukai