NESIS
KELOMPOK 2 MK. ILMU REPRODUKSI TERNAK
E4
KELOMPOK 2
1. Romula Suryatni Ratna ( 2105030392 )
2. Yumite Lamunde ( 2105030071 )
3. Yuliana Atika Klau ( 2105030263 )
4. Kresensia Masaubat ( 2105030347 )
5. Aurelia Sentrin Kurnia Setia ( 2105030104 )
6.Oktavianus Jabu ( 2105030378 )
7. Bertilia Yolinda F.Balur ( 2105030106 )
8. Desiderato Andrew Caniggia ( 2105030309 )
9. Agustin Andini ( 2105030078 )
10. Krista Inda ( 2105030348 )
11. Arsita Aryani ( 2105030103 )
12. Nurul Fatihah A.Lubis ( 2105030054 )
13. Yohanes Sedu Lein ( 2105030414 )
14. Indira Jetrini N. Nuan ( 2105030035 )
15. Hatita Teri Bake ( 2105030332 )
16. Papi Jetrison Olla ( 2105030057 )
17. Eufronius Saputra Jemi ( 2105030022 )
18. Agustinus E.Halekin ( 2105030278 )
19. Geraldi Yosep Amuntoda ( 2105030145 )
20. Albin J. Ta’eko ( 2105030082 )
MATERI SPERMATOGENESIS
01 02
PENGANGKUTAN, 03
SPERMATOGEN MORFOLOGI
ESIS PEMATANGAN, DAN
SPERMA
PENYIMPANAN
SPERMA
04
KELAINAN
SPERMA
SPERMATOGENESIS
Spermatogenesis adalah proses multiplikasi dan diferensiasi sel germinal dengan
tujuan memproduksi sel gamet jantan (spermatozoa) yang terjadi testis tepatnya di
tubuli seminiferi.
PENGANGKUTAN SPERMA
2. Tubuh Tubuh sperma terletak di bagian tengah antara kepala dan ekor sperma. Tubuh sperma
berisi mitokondria yang berperan untuk memasok energi sehingga sperma dapat bergerak dan
berenang lebih cepat.
3. Ekor Ekor sperma atau disebut juga dengan flagel memiliki struktur tipis dan memanjang.
Ekor ini adalah alat gerak sperma dengan gerakan bolak-balik untuk memacu sperma
mencapai sel telur.
KELAINAN SPERMA
Kelainan Jumlah Sperma
Memiliki jumlah sperma lebih rendah dari jumlah normal, terkadang disebut sebagai Oligospermia. Jika tidak
ada sel sperma yang ditemukan, ini bisa disebut sebagai Azoospermia. Semen yang hanya mengandung sedikit
sel sperma akan tampak lebih encer dan berair. Oleh karena teksturnya encer, semen juga tidak terlalu lengket
seperti pada umumnya.
Motilitas progresif, yaitu ketika sperma berenang di sebagian besar garis lurus atau lingkaran
besar.
Motilitas nonprogresif, yaitu sperma dapat bergerak tapi hanya dapat berenang di lingkaran
yang terbatas.
KELAINAN SPERMA
KONTROL ENDOKRIN
TERHADAP
SPERMATOGENESIS
Hipotalamus mensekresikan GnRH yang menstimulasi sekresi LH dan FSH dari
hipofisa anterior
Androgen menekan sekresi GnRH, FSH, dan LH melalui feedback negatif terhadap
hipofisa dan hipotalamus.
KONTROL ENDOKRIN
TERHADAP
SPERMATOGENESIS
Testosteron juga disekresikan ke dalam tubuli seminiferi dan berfungsi untuk
mempertahankan spermatogenesis.
FSH berinteraksi dengan reseptor pada sel sertoli dan menyebabkan produksi
androgen-binding protein (ABP), konversi testosteron menjadi dihidrotestosteron
dan estrogen, stimulasi spermatositogenesis, spermiasi, dan sekresi inhibin.
inhibin yang disekresikan ke dalam aliran darah memiliki efek feedback negatif
terhadap sekresi FSH, tetapi tidak terhadap sekresi LH.
KONTROL ENDOKRIN
TERHADAP
SPERMATOGENESIS
METABOLISME
SPERMATOZOA
Pada proses metabolisme dalam pembentukan spermatozoa sperma banyak kehilangan organel,
spermatozoa tetap aktif dalam metabolisme karena mempunyai enzim yang penting untuk reaksi
biokimia.
Energi yang digunakan dalam pergerakan spermatozoa dihasilkan oleh serabut ekor yang berasal dari
uraian ATP didalam serbuk spiral yang mengikat berkas rambut.
ATP diaktifkan oleh enzim maka ikatan fosfat terurai, sehingga tersisa ADP dan terbentuk fosfat
anorganik.
Bila ATP Dan ADP telah habis kontraksi fibril spermatozoa akan terhenti.
Metabolisme spermatozoa tidak selalu membutuhkan oksigen, oksigen hanya dibutuhkan bila aktifitas
metabolism tidak dapat terjadi tanpa adanya oksigen.
METABOLISME
SPERMATOZOA
Jalur metabolisme glikolisis yang terjadi pada kondisi anaerob membutuhkan dua bahan
baku yaitu fruktosa dan glukosa.
Setelah proses glikolisis selesai dilanjutkan dengan siklus krebs asam sitrat.
METABOLISME
SPERMATOZOA
GLIKOLISIS, kondisi anaerobik (tanpa oksigen), sperma memecah glukosa, fruktosa, atau
manosa menjadi asam laktat. Aktivitas glikolisis memungkinkan sperma dapat bertahan hidup
di bawah kondisi anaerobik.