Anda di halaman 1dari 3

UJIAN TENGAH SEMESTER (UTS) GANJIL

TAHUN AKADEMIK 2021/2022

NAMA : ABDUL MALIKIL ALAM


NIM : 20011007
PRODI : ILMU HUKUM / 3 PAGI
MATA KULIAH : HUKUM PEMERINTAH DAERAH
PENGAMPU : DR.Hj. SITI AFIYAH,.SH. M.H
TANGGAL : 15 NOVEMBER 2021

JAWABAN UTS
1. Berdasarkan wujudnya,penggolongan hukum berdasarkan wujudnya dibagi menjadi
dua, yakni hukum objektif serta hukum subjektif hukum terbagi menjadi dua, yakni:
Hukum objektif, merupakan hukum dalam suatu negara yang berlaku secara umum.
Hukum subjektif, merupakan hukum yang muncul dari hukum objektif dan berlaku
pada individu tertentu atau lebih. Hukum ini disebut juga dengan hak.

Bentuk aturan hukum tersebut adalah UUD, UU, Perpu, PP, termasuk juga pengakuan
terhadap bentuk hukum Perda yang diatur dalam Pasal 18 ayat (6) UUD 1945 dan
Perubahannya.

Contoh dalam penerapan undang-undang berlalu lintas. Ketika masyarakat tidak


mentaati peraturan berlalu lintas, maka akan terjadi ketidak tertiban, kemacetan
bahkan akan terjadi tabrakan. Namun, sebaliknya ketika masyarakat tertib dan
mentaati peraturan maka akan tercipta keteraturan dan kenyamanan
2. Syarat-syarat pemekaran nampaknya mudah diimplementasikan, seperti: kajian
potensi daerah, kemampuan fiskal, batas jumlah dan kualitas penduduk, dan batas
geografis.
Adapun persyaratan dan kriteria yang dikemukakan dalam PP 129 tahun 2000 antara
lain: (i) kemampuan daerah, (ii) potensi daerah, (iii) sosial budaya, (iv) sosial politik,
(vi) jumlah penduduk dan luas daerah, dan (vii) pertimbangan lain yang
memungkinkan terselenggaranya Otonomi Daerah.

3. Perkembangan Otonomi Daerah di Indonesia Meskipun UUD 1945 yang menjadi


acuan konstitusi telah menetapkan konsep dasar tentang kebijakan otonomi kepada
daerah-daerah, tetapi dalam perkembangan sejarahnya ide otonomi daerah itu
mengalami berbagai perubahan bentuk kebijakan yang disebabkan oleh kuatnya tarik-
menarik kalangan elit politik pada masanya. Apabila perkembangan otonomi daerah
dianalisis sejak tahun 1945, akan terlihat bahwa perubahan-perubahan konsepsi
otonomi banyak ditentukan oleh para elit politik yang berkuasa pada saat itu.
Hal itu terlihat jelas dalam aturan-aturan mengenai pemerintahan daerah sebagaimana
yang terdapat dalam UU berikut ini: 

1. UU No. 1 tahun 1945Kebijakan Otonomi daerah pada masa ini lebih


menitikberatkan pada dekonsentrasi. Kepala daerah hanyalah kepanjangan tangan
pemerintahan pusat. 
2. UU No. 22 tahun 1948Mulai tahun ini Kebijakan otonomi daerah lebih
menitikberatkan pada desentralisasi. Tetapi masih ada dualisme peran di kepala
daerah, di satu sisi ia punya peran besar untuk daerah, tapi juga masih menjadi alat
pemerintah pusat. 
3. UU No. 1 tahun 1957Kebijakan otonomi daerah pada masa ini masih bersifat
dualisme, di mana kepala daerah bertanggung jawab penuh pada DPRD, tetapi juga
masih alat pemerintah pusat. 
4. Penetapan Presiden No.6 tahun 1959Pada masa ini kebijakan otonomi daerah lebih
menekankan dekonsentrasi. Melalui penpres ini kepala daerah diangkat oleh
pemerintah pusat terutama dari kalangan pamong praja.
5. UU No. 8 tahun 1965Pada masa ini kebijakan otonomi daerah menitikberatkan
pada desentralisasi dengan memberikan otonomi yang seluas-luasnya bagi daerah,
sedangkan dekonsentrasi diterapkan hanya sebagai pelengkap saja.

4. A.      Kelebihan/keuntungan :
1. Pemerintah Prov/Kab/Kota mampu melihat kebutuhan yang mendasar pada
daerahnya untuk menjadi prioritas pembangunan.
2. Dengan dilaksanakannya Otoda maka pembangunan didaerah tersebut akan maju,
berkembang dalam pembangunan daerah, peningkatan pelayanan dan kesejahteraan
rakyat.
3. Daerah dapat mengatur sendiri tata kelola pemerintahannya, PAD dengan
membentuk Perda sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan pemerintah yang
lebih tinggi.
4. Pemerintah daerah bersama rakyat di daerah itu akan bersama-sama membangun
daerah untuk kemajuan dan kepentingan bersama Dan lain-lain.
Pada dasarnya kelebihan otonomi daerah biasanya daerah lebih mampu melihat
persoalan yang mendasar pada daerah masing-masing, jadi otonomi daerah akan
membuat daerah itu lebih maju, berkembang dan bersaing dengan daerah-daerah lain
tanpa takut dianaktirikan oleh pemerintah pusat.

B. Kekurangan/kerugian :
1. Pemda ada yg mengatur daerahnya dengan menetapkan Perda yang bertentangan
dengan peraturan yg lebih tinggi, sehingga berpotensi menimbulkan kerawanan di
daerah.
2. Kalau kontrol/pengawasan pemerintah pusat lemah, maka besar peluangnya untuk
munculnya raja-raja kecil yg berpotensi terjadinya disintegrasi bangsa.
3. Bila terjadi permasalahan di daerah, misalnya KKN, maka bukan hanya pemda yg
disalahkan, akan tetapi pemerintah pusat akan kenah getahnya (kurang pengawasan).
4. Peraturan yg ditetapkan pemerintah pusat, kadang-kadang tidak sesuai dengan
kondisi daerah tertentu, sehingga menimbulkan multi tafsir yang dapat merugikan
pemda dan rakyat didaerah itu.
Kekurangan yang mendasar pada sistem otonomi daerah adalah  daerah suka
‘kebablasan” dalam mengatur daerahnya. Suka membuat peraturan daerah yang aneh-
aneh demi mengisi kas daerah. Hal mana yang berdampak pada kesejahteraan warga
daerah itu sendiri. Jadi sebaiknya otonomi daerah diterapkan dengan pengawasan
yang ketat dari pemerintah pusat.

5. Berdasarkan implementasi kebijakan Pengembangan kawasan Agropolitan Kabupaten


Lamongan dapat Disimpulkan beberapa hal sebagai Berikut:
pertama, secara normatif Kebijakan pengembangan kawasan Agropolitan mengalami
perkembangan;
Kedua, salah satu organisasi pelaksana Kebijakan dalam hal ini adalah Tim Pokja
belum menjalankan fungsinya Secara maksimal sebagai pelaksana Kebijakan;
ketiga, masih belum adanya SOP sebagai pedoman pelaksanaan Kebijakan bagi
SKPD, Keempat, Koordinasi antar lembaga pelaksana Belum maksimal sehingga
masih Menimbulkan egoisektoral antar SKPD;
Kelima, kegiatan pengembangan Kawasan Agropolitan yang telah Dilaksanakan
mengalami perkembangan Secara bertahap, meskipun merupakan Kegiatan rutin
SKPD yang berada di Wilayah Agropolitan; dan keenam, Sumber daya yang
dialokasikan baik manusia maupun finansial dalam Realisasinya mengalami
peningkatan Sejalan dengan perkembangan kegiatan- Kegiatan yang telah
diselenggarakan.

Anda mungkin juga menyukai