Anda di halaman 1dari 2

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Nama : Achmad Mansyur

Mata Kuliah : Hukum Perdata

Jawaban :
1. Saya akan menjawab pertanyaan berdasarkan Undang-Undang KUHPer (Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata). Menurut analisis saya, anak-anak dari istri kedua memiliki hak
untuk menjadi ahli waris. Dasar hukumnya sesuai dengan ketentuan mengenai waris
dalam KUH Perdata yang diatur dalam Bab XII Buku II KUH Perdata Pasal 832 KUH
Perdata yaitu:

“Menurut undang-undang, yang berhak menjadi ahli waris ialah keluarga sedarah, baik
yang sah menurut undang-undang maupun yang di luar perkawinan, dan suami atau isteri
yang hidup terlama, menurut peraturan-peraturan berikut ini. Bila keluarga sedarah dan
suami atau isteri yang hidup terlama tidak ada, maka semua harta peninggalan menjadi
milik negara, yang wajib melunasi utang-utang orang yang meninggal tersebut, sejauh
harga harta peninggalan mencukupi untuk itu”

Dengan demikian jika suami meninggal, maka anak, baik itu dari perkawinan pertama
maupun kedua, serta istri yang hidup terlama berhak atas harta peninggalan suami.
Demikian sebaliknya, jika istri meninggal terlebih dahulu. Mereka termasuk ke dalam
ahli waris golongan pertama sehingga keberadaan mereka akan menutup ahli waris
golongan lain. Golongan ahli waris menurut Pasal 830 KUH Perdata adalah sebagai
berikut:

- Golongan I (anak-anak dan keturunanya, suami/istri yang hidup terlama);

- Golongan II (orangtua, saudara laki-laki, saudara perempuan, keturunan saudara laki-


laki dan perempuan tersebut);

- Golongan III (keluarga sedarah dalam garis lurus keatas sesudah orangtua);

- Golongan IV (paman dan bibi pewaris baik dari pihak bapak maupun dari pihak ibu,
keturunan paman dan bibi sampai derajat keenam dihitung dari pewaris, saudara dari
kakek dan nenek beserta keturunannya, sampai derajat keenam dihitung dari pewaris).
2. Kesepakatan pemberian bagian tertentu dari harta warisan Vano terhadap anak-anak dari
istri kedua sah dan diakui, dasar hukumnya adalah Pasal 852 KUH Perdata. Menurut
Pasal 852 KUH Perdata ”Anak-anak atau keturunan-keturunan, sekalipun dilahirkan dan
berbagai perkawinan, mewarisi harta peninggalan para orangtua mereka, kakek dan
nenek mereka, atau keluarga-keluarga sedarah mereka selanjutnya dalam garis lurus ke
atas, tanpa membedakan jenis kelamin atau kelahiran yang lebih dulu. Mereka mewarisi
bagian-bagian yang sama besarnya kepala demi kepala, bila dengan yang meninggal
mereka semua bertalian keluarga dalam derajat pertama dan masing-masing berhak
karena dirinya sendiri; mereka mewarisi pancang demi pancang, bila mereka semua atas
sebagian mewarisi sebagai pengganti”. Dan untuk kesepakatan pemberian bagian tertentu
dari harta warisan Vano terhadap istri kedua sah dan diakui dengan syarat istri kedua
dinikahi oleh suami berdasarkan hukum bukan nikah siri atau di bawah tangan. Namun,
terkait pembagian harta warisan dari perkawinan yang kedua, terlepas dari ada atau
tidaknya perjanjian pisah harta, istri kedua tidak mendapat bagian harta bersama dari
objek waris yang merupakan harta bawaan suami (diperoleh suami sebelum
pernikahannya yang kedua). Bagian suami atas objek waris yang diperoleh sang suami
dengan pernikahan pertama menjadi warisan istri pertama.

3. Anak-anak dari istri kedua Vano yang notabene merupakan anak tiri tidak memiliki hak
waris atas harta peninggalan dari istri pertama, dasar hukumnya dalah Pasal 832 KUH
Perdata. Pasal 832 KUH Perdata mengatur bahwa:

“Menurut undang-undang, yang berhak menjadi ahli waris ialah keluarga sedarah, baik
yang sah menurut undang-undang maupun yang di luar perkawinan, dan suami atau istri
yang hidup terlama, menurut peraturan-peraturan berikut ini. Bila keluarga sedarah dan
suami atau istri yang hidup terlama tidak ada, maka semua harta peninggalan menjadi
milik negara, yang wajib melunasi utang-utang orang yang meninggal tersebut, sejauh
harga harta peninggalan mencukupi untuk itu”.

Hal ini menunjukkan, prinsip dari pewarisan adalah adanya hubungan darah diantara
pewaris dan ahli waris, kecuali untuk suami atau istri dari pewaris. Maka, anak-anak dari
istri kedua Vano tidak memiliki hak waris atas harta peninggalan istri pertama.

Anda mungkin juga menyukai