Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 3

Nama Mahasiswa : Belly Setiadi

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 835664949

Kode/Nama Mata Kuliah : PEBI4223 / Pendidikan Lingkungan Hidup

Kode/Nama UPBJJ : 16 / Pekanbaru

Masa Ujian : 2019/20.2 (2020.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Masalah lingkungan hidup yang kemungkinan besar akan muncul seperti kerusakan hutan dan
lahan, kerusakan laut dan pesisir, pencemaran tanah, udara, dan air, permasalahan lingkungan
perkotaan dan masyarakatnya. Bahaya alam: banjir, kemarau panjang, tsunami, gempa bumi,
gunung berapi, kebakaran hutan, gunung lumpur, tanah longsor, limbah industri, limbah
pariwisata, dan limbah rumah sakit.
Masalah Lingkungan hidup di Indonesia saat ini : penebangan hutan secara liar/pembalakan
hutan; polusi air dari limbah industri dan pertambangan; polusi udara di daerah perkotaan (Jakarta
merupakan kota dengan udara paling kotor ke 3 di dunia); asap dan kabut dari kebakaran hutan;
kebakaran hutan permanen/tidak dapat dipadamkan; perambahan suaka alam/suaka margasatwa;
perburuan liar, perdagangan dan pembasmian hewan liar yang dilindungi; penghancuran terumbu
karang; pembuangan sampah B3/radioaktif dari negara maju; pembuangan sampah tanpa
pemisahan/pengolahan; semburan lumpur liar di Sidoarjo, Jawa Timur; hujan asam yang
merupakan akibat dari polusi udara.
Lingkungan hidup adalah tempat atau segala hak tentang makhluk hidup itu
sendiri. Meliputi hal-hal berupa kimia, biologi dan secara fisik.
Komponen masalah lingkungan hidup ada 3 diantara nya adalah sebagai berikut:
1) Lingungan fisik ( anorganik )
Komponen lingkungan fisik disebut juga dengan istilah lingkungan abiotik.
Lingkungan fisik merupakan semua benda mati yang berada disekeliling
makhluk hidup. Komponen lingkungan yang satu ini menjadi pelengkap bagi
lingkungan biologis. Unsur dari lingkungan fisik adalah matahari, air, udara,
tanah, iklim, dan lingkungan fisik lainnya.
2) Lingkungan biologis ( organik )
Komponen lingkungan biologis disebut juga dengan istilah lingkungan
biotik. Lingkungan biologis merupakan semua makhluk hidup yang berada
disekeliling manusia. Menurut ukuran tubuhnya, makhluk hidup bisa dikelompokkan
menjadi 2 yakni makroorganisme dan mikroorganisme. Makroorganisme terdiri dari
hewan, tumbuhan dan manusia itu sendiri.
3) Lingkungan sosial
Lingkungan sosial merupakan suatu lingkungan yang mana menjadi
yang mana menjadi tempat bagi manusia untuk besosialisasi. Kegiatan
sosialisasi yang dilkukan manusia dapat berwujud aktivitas antar sesama manusia
maupun aktivitas yang berhubungan dengan alam. Lingkungan sosial terdiri dari :
a. Fisiososial, yaitu yang meliputi kebudayaan materiil seperti peralatan ,
senjata, mesin, gedung, dan sebagainya.
b. Biososial manusia dan bukan manusia, yaitu manusia dan interaksi
terhadap sesamanya dan hewan beserta tumbuhan domestik dan
semua bahan yang digunakan manusia yang berasal darai sumber
organik;
c. Psikososial, yaitu yang berhubungan dengan tabiat batin manusia
seperti sikap, pandangan, keinginan, keyakinan; hal ini terlihat dari kebiasaan,
agama, ideologi, bahasa, dan lain-lain
d. Lingkungan komposit, yaitu lingkungan yang diatur secara intitusional, berupa
lembaga-lembaga masyarakat
2. Pengertian AMDAL menurut PP no 27 tahun 1999, yaitu suatu kajian mengenai dampak yang
telah ditimbulkan oleh lingkungan, Serta menjadi hal yang penting dalam pengambilan suatu
keputusan atau dari kegiatan yang telah direncanakan di lingkungan hidup.
AMDAL merupakan suatu analisis yang meliputi beragam faktor seperti misalnya fisik,
kimia, sosial ekonomi, biologi, dan juga sosial budaya yang menyeluruh. Pengertian lain dari
amdal adalah proses suatu pengkajian yang digunakan untuk memperkirakan dampak, yang
terjadi di lingkungan hidup dari suatu kegiatan atau proyek yang sudah dilakukan atau sudah
direncanakan.
4 hal yang tercakup dalam AMDAL :
1) Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup (KA- ANDAL),
KA-ANDAL adalah dokumen tentang ruang lingkup serta kedalaman kajian
AMDAL, meliputi dampak-dampak penting yang akan dikaji dan batas studi AMDAL.
Sedangkan kedalam studi dan penentuan metodologi akan digunakan untuk mengkaji
dampak. Penentuan ruang lingkup dan kedalaman kajian berasal dari kesepakatan
antara penyelenggara proyek dan Komisi Penilai AMDAL melalui proses pelingkupan.
Contoh isi dari KA-ANDAL antara lain izin tata ruang, izin prinsip lokasi, peta-peta
terkait, dan lain-lain. Selain itu juga harus ada sosialisasi dengan masyarakat sekitar
perupa pengumuman,
2) Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL),
ANDAL adalah dokumen yang berisi analisis secara cermat terhadap dampak penting
dari suatu rencana proyek. Dampak- dampak penting yang telah diidentifikasi didalam
dokumen KA-ANDAL dianalisis lebih cermat dengan menggunakan metodologi yang
telah disepakat dengan tujuan untuk mengetahui besaran dampak. Selanjutnya dilakukan
penentuan sifat penting dampak dengan cara memabandingkan besaran dampak
terhadap kriteria dampak penting yang telah ditetapkan dari pihak berwenang.
Tahap berikutnya adalah evaluasi terhadap keterkaitan antara dampak yang satu
dengan yang lainnya. Evaluasi dampak ini bertujuan menetapkan dasar-dasar
pengelolaan dampak yang aka dilakukan untuk meminimalkan dampak negatif dan
memaksimalkan dampak positif.
3) Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL),
RKL adalah dokumen yang memuat upaya-upaya untuk mencegah, mengendalikan dan
menanggulangi dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif suatu proyek.
Upaya-upaya tersebut dirumuskan berdasarkan kajian ANDAL.
4) Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL),
RPL adalah dokumen yang memuat upaya pemantauan untuk melihat
perubahan lingkungan yang disebabkan oleh dampak- dampak dari rencana
proyek. Hasil pemantauan ini digunakan untuk mengevaluasi efektivitas upaya
pengelolaan proyek telah dilakuakan, ketaatan penyelengaraan proyek terhadap peraturan
lingkungan hidup dan dapat digunakan untuk mengevaluasi analisis dampak
digunakan dalam kajian ANDAL.
Hal nomer 3 dan 4 merupakan dokumen yang bersifat dinamis karena secara periodik dapat
dilakukan penyesuaian sesuai dengan perkembangan kegiatan usaha yang real dilakukan
dilapangan.

3. Pandangan hidup umat Sunda Wiwitan berpedoman pada pikukuh, aturan adat mutlak.
Pikukuh adalah aturan dan cara bagaimana seharusnya (wajibnya) melakukan perjalanan hidup
sesuai amanat karuhun, nenek moyang. Pikukuh ini merupakan orientasi, konsep-konsep dan
aktivitas-aktivitas religi masyarakat Baduy. Hingga kini pikukuh Baduy tidak mengalami
perubahan apa pun, sebagaimana yang termaktub di dalam buyut (pantangan, tabu) titipan nenek
moyang. Buyut adalah segala sesuatu yang melanggar pikukuh. Buyut tidak terkodifikasi dalam
bentuk teks, tetapi menjelma dalam tindakan sehari-hari masyarakat Baduy dalam berinteraksi
dengan sesamanya, alam lingkungannya dan Tuhannya. Buyut tentang tindakan masyarakat
Baduy, sebagai berikut :
buyut nu dititipkeun ka puun (buyut yang dititipkan kepada puun)
nagara satelung puluh telu (negara tiga puluh tiga)
bangsawan sawidak lima (sungai enam puluh lima)
pancer salawe nagara (pusat dua puluh lima Negara)
gugung teu meunang dilebur (gunung tak boleh dihancur)
lebak teu meunang diruksak (lembah tak boleh dirusak)
larangan teu meunang ditempak (larangan tak boleh dilanggar)
buyut teu meunang dirobah (buyut tak boleh diubah)
lojor teu meunang dipotong (panjang tak boleh dipotong)
pondok teu meunang disambung (pendek tak boleh disambung)
nu lain kudu dilainkeun yang bukan harus ditiadakan)
nu ulah kudu diulahken (yang lain harus dipandang lain)
nu enya kudu dienyakeun (yang benar harus dibenarkan)
mipit kudu amit (mengambil harus pamit)
ngala kudu menta (mengambil harus minta)
ngeduk cikur kudu mihatur (mengambil kencur harus memberitahukan yang punya)
nyokel jahe kudu micarek mencungkil jahe harus memberi tahu)
ngagedag kudu beware (mengguncang pohon supaya buahnya berjatuhan harus memberitahu
terlebih dulu)
nyaur kudu diukur (bertutur harus diukur)
nyabda kudu diunggang (berkata harus dipikirkan supaya tidak menyakitkan)
ulah ngomong sageto-geto (jangan bicara sembarangan)
ulah lemek sadaek-daek (jangan bicara seenaknya)
ulah maling papanjingan (jangan mencuri walaupun kekurangan)
ulah jinah papacangan (jangan berjinah dan berpacaran)
kudu ngadek sacekna (harus menetak setepatnya)
nilas saplasna (menebas setebasnya)
akibatna (akibatnya)
matak burung jadi ratu (bisa gagal menjadi pemimpin)
matak edan jadi menak (bisa gila menjadi menak)
matak pupul pengaruh (bisa hilang pengaruh)
matak hambar komara (bisa hilang kewibawaan)
matak teu mahi juritan (bisa kalah berkelahi)
matak teu jaya perang (bisa kalah berperang)
matak eleh jajaten (bisa hilang keberanian)
matak eleh kasakten (bisa hilang kesaktian)
Pikukuh Baduy mengatur juga mengenai kelembagaan yang ada di dalam masyarakat Baduy
yakni lembaga adat Baduy dipimpin oleh tiga orang Pu'un. Ketiga pimpinan tertinggi ini berasal
dari tiga kampung keramat di Baduy Dalam, yaitu Cibeo, Cikeusik dan Cikartawana. Pu'un
adalah orang suci keturunan karuhun (leluhur) yang berkewajiban menjaga kelestarian pancer
bumi dan sanggup menuntun warganya berpedoman pada pikukuh atau ketentuan adat mutlak
sebagai panduan perilaku.
Selain itu juga, ketentuan adat dalam masyarakat Baduy yaitu larangan adat yang merupakan
pedoman dan pandangan hidup yang harus dijalankan secara benar. Isi larangan adat masyarakat
Baduy tersebut yaitu:
• dilarang mengubah jalan air seperti membuat kolam ikan atau drainase;
• dilarang mengubah bentuk tanah seperti membuat sumur atau meratakan tanah;
• dilarang masuk ke hutan titipan untuk menebang pohon;
• dilarang menggunakan teknologi kimia;
• dilarang menanam budidaya perkebunan;
• dilarang memelihara binatang berkaki empat semisal kambing dan kerbau;
• dilarang berladang sembarangan;
• dilarang berpakaian sembarangan.
Penyampaian buyut karuhun dan pikukuh karuhun kepada seluruh masyarakat Baduy
dilakukan secara lisan dalam bentuk ujuran-ujaran di setiapa upacara-upacara adat. Ujaran
tersebut adalah prinsip masyarakat Baduy.

Anda mungkin juga menyukai