Anda di halaman 1dari 3

KODE/NAMA MK : HKUM4209/ILMU NEGARA

1. Kekuasaan mempunyai peranan penting yang dapat menentukan nasib berjuta-juta


manusia. Adanya kekuasaan cenderung tergantung dari hubungan antara pihak yang
memiliki kemampuan untuk melancarkan pengaruh dengan pihak lain yang menerima
pengaruh itu, rela atau terpaksa. Akan tetapi pada umumnya kekuasaan ini berada pada
organisasi yang dinamakan “negara”. Secara formal negara mempunyai hak untuk
melaksanakan kekuasaaan tertinggi, kalau perlu dengan paksaan. Juga negaralah yang
membagi-bagikan kekuasaan yang lebih rendah derajatnya. Inilah yang dimaknai sebagai
kedaulatan (sovereignity). Indonesia dengan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai norma
dasar tertinggi dalam negara (ground norm) menganut beberapa kedaulatan sekaligus
dalam konstitusinya, sebagaimana diungkapkan oleh Ismail Sunny bahwa UUD 1945
menganut tiga ajaran kedaulatan sekaligus yaitu ajaran kedaulatan Tuhan, kedaulatan
rakyat, dan kedaulatan hukum. Dalam pasal 1 ayat (2) UUD 1945 disebutkan bahwa
kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar.
Secara filosofis, bermakna rakyatlah yang berdaulat terhadap negara Indonesia, memang
secara yuridis kedaulatan itu dilaksanakan secara perwakilan melalui para wakil rakyat,
tetapi sesungguhnya keberadaaan mereka untuk memenuhi kepentingan dan
melaksanakan amanah yang diberikan rakyat. Jadi hukum yang diproduk oleh para wakil
rakyat harus menggambar kedaulatan rakyat, bukan pribadi, kelompok atau bahkan
partai. Sebagai wujud dari ide kedaulatan rakyat, dalam sistem demokrasi harus dijamin
bahwa rakyat terlibat penuh dalam merencanakan, mengatur, melaksanakan, dan
melakukan pengawasan serta menilai pelaksanaan fungsi-fungsi pengawasan. Dalam
hubungan antara rakyat dan kekuasaan negara dalam hubungan sehari-hari ada dua teori
yang lazim dikembangkan, yaitu teori demokrasi langsung (direct democrasy), dan teori
demokrasi tidak langsung (representative democracy). Namun, di zaman modern
sekarang ini dengan kompleksitas permasalahan yang dihadapi, maka yang lebih populer
dewasa ini adalah ajaran demokrasi yang tidak langsung atau demokrasi perwakilan
(representative democracy). Jadi kekuasaan rakyat Indonesia berdasarkan ketentuan
Undang-Undang Dasar (constitutional democracy) dilaksanakan secara langsung dan
melalui sistem perwakilan. Kedaulatan rakyat diwujudkan dalam tiga cabang kekuasaan
yang tercermin dalam Majelis Permusyawaratan Rakyat yang terdiri atas Dewan
Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah sebagai pemegang kekuasaan
legislatif, Presiden dan Wakil Presiden sebagai pemegang kekuasaan eksekutif,
Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi sebagai pemegang kekuasaan yudikatif.
2. Suatu Negara yang menganut azas kedaulatan rakyat, disebut juga sebagai Negara
demokrasi. Negara Indonesia menganut paham kedaulatan rakyat atau demokrasi. Rakyat
adalah pemilik kekuasaan tertinggi dalam negara. Kekuasaan yang sesungguhnya adalah
berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Kekuasaan bahkan diidealkan
diselenggarakan bersama-sama dengan rakyat. Pemisahan kekuasaan (separation of
power) ke dalam tiga lembaga yaitu legislatif, eksekuif, dan yudikatif yang sebenarnya
adalah pelaksana kekuasaan yang mengabdi kepada rakyat sebagai pemilik kedaulatan
negara yang sesungguhnya. Orangorang yang duduk disana adalah sebagai pelayan dan
pengabdi yang bekerja demi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Pengaruh
pengesahan kekuasaan pada negara demokrasi contohnya saja negara Indonesia adalah
kekuasaan politik. Pengaruh politik dalam pembentukan hukum tampak jelas dalam
pembentukan peraturan perundang-undangan. Tiap tahapan pembentukan peraturan
perundangundangan tidak dapat terelakkan dari pengaruh politik, yang akhirnya
berdampak pada substansi peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh
pemerintah. Kekuasaan politik adalah kemampuan menggunakan sumber dari pengaruh
untuk mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan keputusan politik sehingga
menguntungkan dirinya, kelompoknya atau masyarakat secara umum. Kekuasaan adalah
gejala yang selalu ada dalam proses politik, karena politik tanpa kekuasaan bagaikan
agama tanpa moral karena begitu berkaitannya antara keduany. Dari kenyataan di
Indonesia bahwa DPR bersama Presiden di pilih melalui partai politik, kemudian setelah
terpilih otomatis memiliki kekuasaan dalam membentuk hukum, maka bisa dikatakan
bahwa kekuasaan disini bukan hanya kekuasaan biasa saja melainkan juga sebagai
sebuah kekuasaan politik. Bahwa di Indonesia Hukum merupakan produk kekuasaan
(politik) sehingga karakter setiap produk hukum akan sangat ditentukan ataudiwarnai
oleh pertimbangan kekuatan atau konfigurasi politik yang melahirkannya. Hal ini
berdasarkan kenyataan bahwa setiap produk hukum merupakan keputusan politik
sehingga hukum dapat dilihat sebagai kristalisasi dari pemikiran politik yang saling
berinteraksi dikalangan para politisi.
3. Monarki dan republic adalah bentuk pemerintahan yang banyak dijumpai saat ini.
Monarki adalah bentuk pemerintahan yang kekuasaannya dipegang seorang raja atau
kaisar. Pada sstem pemerintaha tersebut biasanya akan berlansung sepanjang hayat sang
raja, ratu atau ultan. Selanjunya akan digantikan oleg enerusnya yang berasal dari
keluarga kerajaan. Sedangkan republic adalah negara yang dijalankan berdasarkan prinsip
kedaulatan rakyat yang dilaksaakan secara demokratis melalui pemilihan umum. Georg
Jellinek membagi Ilmu Negara menjadi dua bagian, yaitu Ilmu Negara secara umum
(algemeine staatsleer) dan Ilmu Negara secara khusus Dasar-Dasar Ilmu Negara
(besondere staatsleer). Ilmu Negara secara umum adalah ilmu yang mempelajari negara
secara abstrak, teoritis, dan universal. Ilmu Negara jenis ini mengkaji negara dalam
bentuknya yang abstrak dan universal. Adapun Ilmu Negara secara khusus adalah ilmu
yang mempelajari secara spesifik mengkaji negara tertentu. Misalnya, Ilmu Negara yang
mempelajari tentang negara Indonesia, mulai dari asal mula negara Indonesia, tujuan
negara Indonesia, bentuk negara Indonesia, bentuk pemerintahan negara Indonesia,
sistem pemerintahan negara Indonesia dan semacamnya. Ilmu Negara dalam arti sempit
(staatswissenschaften) Staatswissenschaften dalam arti sempit adalah staatswissenschaf
dalam arti luas setelah dikurangi dengan rechtwissenshaften. Dalam arti ilmu
pengetahuan mengenai negara ketika di dalam penyelidikannya menekankan pada negara
sebagai obyeknya. Ilmu Pengetahuan Hukum (rechtwissenschaften) Yang dimaksud
dengan rechtwissenschaften adalah ilmu pengetahuan mengenai negara, tetapi di dalam
hal ini penyelidikannya ditekankan pada segi hukum atau yuridis dari negara itu.
Termasuk dalam rechtwissenschaft adalah hukum tata negara, hukum administrasi
negara, hukum pidana, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai