Anda di halaman 1dari 141

EVALUASI REHABILITAS HUTAN DAN LAHAN (RHL)

DI KAWASAN TAMAN NASIONAL TAMBORA


RESORT DORO NCANGA KECAMATAN PEKAT
KABUPATEN DOMPU

SKRIPSI

ALFI SAHRIR
105951107416

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
EVALUASI REHABILITAS HUTAN DAN LAHAN (RHL)
DI KAWASAN TAMAN NASIONAL TAMBORA
RESORT DORO NCANGA KECAMATAN PEKAT
KABUPATEN DOMPU

ALFI SAHRIR
105951107416

SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan
Strata Satu (S-1)

PROGRAM STUDI KEHUTANAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021

i
ii
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Evaluasi Rehabilitas

Hutan Dan Lahan (RHL) Di Kawasan Taman Nasional Tambora Resort

Doro Ncanga Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu adalah benar merupakan

hasil karya yang belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi

manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya

yang diterbitkan maupun tidak di terbitkan dari penulis lain telah disebutkan

dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Makassar, Februari 2021

Penulis

iv
ABSTRAK

ALFI SAHRIR.105951107416. Evaluasi Rehabilitas Hutan Dan Lahan (RHL) Di


Kawasan Taman Nasional Tambora Resort Doro Ncanga Kecamatan Pekat
Kabupaten Dompu. Dibimbing oleh Andi Azis Abdullah dan Muthmainnah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan Rehabilitas
Hutan dan Lahan (RHL) dikawasan Taman Nasional Tambora Resort Doro
Ncanga Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu. Metode Penilaian tanaman
dilakukan melalui tehnik sampling dengan mengunakan metode Systematic
Sampling With Random Start. Jumlah populasi adalah satuan areal lokasi
penanaman Rehabilitas Hutan dan Lahan seluas 700 Hektar, dengan intensitas
sampling 5% yaitu dengan menempatkan petak contoh seluas 0,1 Hektar,
berbentuk persegi panjang atau panjang 40 m dan lebar 25, dengan jumlah petak
ukur sebanyak 35.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan Rehabilitas
Hutan dan Lahan dikawasan Taman Nasional Tambora Resort Doro Ncanga
Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu, yaitu menunjukan luas tanaman yaitu
rencana tanam 700 hektar terealisasi 100%. Rata-rata tinggi tanaman yaitu Duet
34,1%, Mpusu 43,3%, Kepuh 45,5%, Rajumas 30,4%, Pulai 61,8%. Kriteria
tanaman yaitu sehat 1.680, kurang sehat 849, merana 1. Rata-rata persentase
tumbuh tanaman sebesar 66,51%, dan memiliki intensitas pemiliharaan tanaman
yaitu Sedang. Maka, Rehabilitas Hutan dan Lahan (RHL) dikawasan Taman
Nasional Tambora, Resort Doro Ncanga, Desa Doropeti, Kecamatan Pekat,
Kabupaten Dompu Rehabilitas Hutan dan Lahan dinyatakan belum berhasil.

v
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puja dan syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang

telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya yang tiada henti diberikan kepada

hamba-Nya, Salawat serta salam tak lupa pula penulis kirimkan kepada baginda

Rasulullah SAW beserta para keluarga, sahabat dan pengikutnya, sehingga penulis

dapat menyelesaikan tuugas penyusunan skripsi yang berjudul “Evaluasi

Rehabilitas Hutan Dan Lahan (RHL) Di Kawasan Taman Nasional Tambora

Resort Doro Ncanga Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu” untuk itu [ada

kesempatan kali ini penyusun mengucapkan terimah kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Andi Azis Abdullah, S.Hut., M.P.,IPM. dan Ibu Muthmainnah

S.Hut.,M.Hut. selaku pembimbing yang memberikan bimbingan dan arahan.

2. Bapak Dr. H. Burhanuddin, S.Pi., M.P. selaku Dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Dr. Ir. Hikmah, S.Hut, M.Si, IPM. selaku ketua jurusan Kehutanan

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Kedua orang tua, teman-teman, dan segenap keluarga yang senantiasa

memberikan motivasi, dan bantuan, baik yang bersifat moril maupun materil

sehingga skripsi ini dapat selesai.

5. Seluruh dosen Jurusan Kehutanan Di Fakultas Pertanian Universitas

Muhammadiyah Makassar yang telah membekali ilmu kepada penulis.

6. Semua pihak yang membantu penulis menyusun mulai dari awal penyusunan

hingga akhir yang tidak dapat penulis sebut satu per satu.

vi
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimah asih kepada semua pihak

yang telah membantu, penulis menyadari bahwa laporan hasil penelitian masih

memiliki banyak kekurangan baik dalam isi maupun penyusunan kalimat nya,

untuk itu penulis mohon maaf dan mengharap adanya kritik dan saran yang

membangun, penulis berharap penelitian ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan

bagi penulis itu sendiri.

Makassar, Februari 2021

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... ii

HALAMAN KOMISI PENGUJI ..................................................................... iii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x

DAFTAR TABEL.............................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 4
1.3. Tujuan Penilitian .................................................................................. 4
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Evaluasi ................................................................................................ 6
2.2. Rehabilitas Hutan dan Lahan (RHL).................................................... 9
2.3. Kelembagaan ........................................................................................ 14
2.4. Taman Nasional ................................................................................... 15
2.5. Kerangka Pikir ..................................................................................... 20
III. METODELOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat ............................................................................... 21
3.2. Alat dan Bahan ..................................................................................... 21
3.3. Populasi dan Sampel ............................................................................ 21
3.4. Jenis Data ............................................................................................. 23
3.5. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 24
3.6. Analisis Data ........................................................................................ 28

viii
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Letak dan Luas ..................................................................................... 30
4.2. Topografi .............................................................................................. 31
4.3. Klimatalogi ........................................................................................... 32
4.4. Geologi dan Tanah ............................................................................... 32
4.5. Pola Pengunaan Lahan ......................................................................... 34
4.6. Flora ..................................................................................................... 36
4.7. Fauna .................................................................................................... 36
4.8. Demografi ............................................................................................ 37
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Jenis dan Jumlah Tanaman................................................................... 39
5.2. Hasil Evaluasi Presentase Tumbuh Tanaman ...................................... 40
5.3. Hasil Pengukuran Tinggi Tanaman ...................................................... 41
5.4. Penilaian Kriteria Tanaman.................................................................. 43
5.5. Intensitas Pemeliharaan Tanaman ........................................................ 44
VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan .......................................................................................... 48
6.2. Saran..................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

ix
DAFTAR GAMBAR

No. Teks Halaman

1. Kerangka Pikir Penelitian ............................................................................... 20

2. Contoh Plot Dalam Petak Penanaman ............................................................ 27

3. Dokumentasi Penelitian .................................................................................. 122

x
DAFTAR TABEL

No. Teks Halaman

1. Tally Sheet Penilaian Tanaman ...................................................................... 25

2. Luas Kawasan dan Desa disekitar Taman Nasional Tambora per


Kabupaten dengan jumlah kecamatan ............................................................ 31

3. Kelas Kepekaan Tanah Terhadap Erosi Menurut Jenis Tanah


dikelompok Hutan Tambora .......................................................................... 34

4. Luas Pola Penggunaan Lahan di Kawasan Taman Nasional Tambora


Selatan Kecamatan Sanggar (Ha) ................................................................... 34

5. Luas Pola Penggunaan Lahan di Kawasan Taman Nasional Tambora


Selatan kecamatan Kempo (Ha) ..................................................................... 35

6. Jumlah Penduduk di Kawasan Taman Nasional Tambora Selatan wilayah


Kecamatan Sanggar ........................................................................................ 37

7. Jumlah Penduduk di Kawasan Taman Nasional Tambora Selatan wilayah


Kecamatan Kempo ......................................................................................... 34

8. Jenis dan Jumlah Tanaman Kegiatan Rehabilitas Hutan dan Lahan di


Kawasan Taman Nasional Tambora Resort Doro Ncanga Tahun 2019 ......... 39

9. Rekapitulasi Rata-Rata Persen Tumbuh Tanaman Rehabilitas Hutan dan


Lahan Tahun 2019 .......................................................................................... 40

10. Rekapitulasi Rata-Rata Tinggi Setiap Jenis Tanaman Rehabilitas Hutan


dan Lahan Tahun 2019 ................................................................................... 42

11. Persen Tumbuh Tanaman dan Intensitas Pemeliharaan Tanaman Setiap


Petak Ukur ...................................................................................................... 45

xi
DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1. Tally Sheet Hasil Penilaian Jenis Tanaman, Tinggi Tanaman dan Kriteria
Tanaman ......................................................................................................... 52

xii
I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hutan adalah sebuah kawasan yang memiliki sumber kekayaan alam yang

di dalamnya ditemukan berbagai tumbuhan dan hewan (Fitriani, 2008). Hutan

mampu memberikan manfaat yang beranekaragam bagi kehidupan manusia dan

tempat tinggal untuk flora dan fauna, karena hutan memiliki manfaat yang

sedemikian besarnya, maka manusia perlu mengelola hutan agar dapat

memberikan manfaaat untuk manusia.

Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999

Tentang Kehutanan menyebutkan Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa

hamparan lahan berisi sumber daya hayati yang di dominasi pepohonan dalam

persekutuan alam lingkungannya, yang suatu dengan yang lain tidak dapat

dipisahkan (Departemen Kehutanan, 1999).

Fungsi ekosistem hutan sangat berperan dalam berbagai hal seperti sumber

penyedia air, penghasil oksigen, tempat hidup berjuta flora dan fauna dan peran

penyimbang lingkungan, serta mencegah timbulnya pemanasan global. Sebagai

fungsi penyedia air bagi kehidupan hutan merupakan salah satu kawasan yang

sangat penting, hal ini dikarenakan hutan adalah tempat tumbuhnya berjuta

tanaman (Manan, 1979).

Kerusakan fungsi hutan dan lahan yang di identifikasi sebagai lahan kritis

di Indonesia berdasarkan Penetapan Peta terkait Data Hutan dan Lahan Kritis

tahun 2013 yang ditetapkan dengan keputusan Direktur Jendral Bina Pengelolaan

Daerah Aliran Sungai dan Perhutanan Sosial Nomor SK.4/VDAS/2015 seluas

1
70.181.176 Ha yang terdiri dari 24.303.294 Ha kategori Sangat Kritis sampai

dengan Kritis dan 25.878.468 Ha kategori Agak Kritis (Depertemen Kehutanan,

2001). Kerusakan hutan dan lahan sudah tersebar di semua fungsi hutan baik pada

kawasan lindung, produksi dan konservasi sehingga menjadi ancaman serius bagi

daya dukung fungsinya sebagai penyangga kehidupan.

Direktoral Jendral Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan (PTKL)

mencatat, laju deforestasi hutan dan lahan Indonesia pada tahum 2018 sampai

2019 mencapai 465,5 ribu hektar (KEMENLHK, 2020). Banyak faktor yang

memicu terjadinya deforestasi dan degradasi hutan, diantaranya adalah kondisi

sosial masyarakat sekitar kawasan yang relatif masih rendah, masih terbatasnya

akses masyarakat terhadap pemanfaatan sumberdaya hutan, konflik terotorial

yang sering berujung pada perebutan lahan, serta tidak seimbangnya permintaan

dan persediaan kayu yang berpengaruh terhadap perkembangan industri

perkayuan nasional (Hakim et al. 2010). Melalui hal ini dapat kita ketahui bahwa

sektor kehutanan Indonesia memerlukan sebuah reformasi dalam pembangunan

kehutanan Indonesia agar permasalahan-permasalahan tersebut dapat teratasi.

Upaya kemudian untuk mengendalikan laju kerusakan hutan dan lahan

tersebut pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 76 tahun

2008 Tentang Rehabilitas dan Reklamasi Hutan menjelaskan Rehabilitas Hutan

dan Lahan adalah upaya untuk memulikhan, mempertahankan dan meningkatkan

fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya

dalam mendukung sistem penyangga kehidupan. Kemudian, yang mengatur

penyelengaraan rehabilitas serta reklamasi hutan pada semua fungsi hutan serta

2
areal penggunaan lain, pembagian kewenangan dan kewajiban bagi pemerintah,

pemerintah daerah serta pemegang izin kawasan untuk melakukan

penyelenggaraan Rehabilitas Hutan dan Lahan yang mencakup perencanaan,

pelaksanaan maupun pengendalian.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor P.105/MENLHK/SETJEN/

KUM.1/12/2018 menyebutkan Rehabilitas Hutan dan Lahan yang selanjutnya

disingkat RHL adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan

meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan

peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga.

Kegiatan Rehabilitas Hutan dan Lahan bertujuan pulihnya kondisi hutan dan lahan

sehingga dapat berfungsi kembali secara normal dan lestari sebagai sistem

penyangga kehidupan.

Umumnya Rehabilitas Hutan dan Lahan dilakukan dengan melakukan

berbagai kegiatan, salah satunya adalah penanaman di lahan-lahan kritis

(Setiawan et al.,2015). Dalam upaya mengetahui tingkat keberhasilan Rehabilitas

Hutan dan Lahan, menekan risiko kegagalan atau meningkatkan tingkat

keberhasilan, maka diperlukan berbagai proses tindakan manajemen salah satunya

adalah evaluasi Rehabilitas Hutan dan Lahan (Maksum, 2005).

Terkait dengan hal tersebut, Balai Taman Nasional Tambora melalui

program Rehabilitas Hutan dan Lahan (RHL) tahun 2019 melakukan penanaman

di Resort Doroncanga seluas 700 Hektar dengan jenis tanaman hutan seperti

Kepuh (Sterculia poitida), K etapang (Terminalia catappa), Mpusu (Ficus sp),

Kalonggo (Duabanga maluccana) dan lainnya yang berlokasi pada Kecamatan

3
Pekat, Kabupaten Dompu yang merupakan kawasan Taman Nasional Tambora

dengan luas areal seluas 71.645,74 Hektar. Maka, untuk mengetahui tingkat

keberhasilan tanaman hasil Rehabilitas Hutan dan Lahan di kawasan Taman

Nasional Tambora Resort Doroncanga maka penting dilakukan penilaian atau

evaluasi Tanaman Rehabilitas Hutan dan Lahan pasca tahun 2019 dengan harapan

nantinya dapat meningkatkan fungsi sumberdaya hutan dan lahan bisa dilakukan

secara bertahap dan berkesinambungan dan memperoleh gambaran yang

komprehensif mengenai hasil pelaksanaan kegiatan Rehabilitas Hutan dan Lahan

yang objektif, akurat dan dapat dipertanggung jawabkan.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tingkat

keberhasilan pelaksanaan Rehabilitas Hutan dan Lahan (RHL) pada kawasan

Taman Nasional Tambora Resort Doroncanga?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat keberhasilan

Rehabilitas Hutan dan Lahan (RHL) pada kawasan Taman Nasional Tambora

Resort Doroncanga.

4
1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagi pemerintah, hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menjadi

informasi baru mengenai pelaksanaan dan hasil Rehabilitas Hutan dan Lahan

(RHL) dikawasan Taman Nasional Tambora sehingga dapat menjadi salah

satu bahan pertimbangan dalam proses pengambilan kebijakan terkait

Rehabilitas Hutan dan Lahan (RHL).

2. Bagi pengelola Taman Nasional, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat

menjadi acuan yang sesuai untuk mengelola Taman Nasional Tambora

menjadi lebih baik lagi kedepannya.

3. Bagi pembaca, hasi dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

bacaan, informasi yang sangat bermanfaat terkait dengan pengelolaan hutan

yang ada di Taman Nasional Tambora khususnya.

5
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Evaluasi

Evaluasi adalah kegiatan penilaian secara terpadu yang dipergunakan

sebagai upaya refleksi, introkpeksi, perbaikan kinerja, pembinaan, dan sebagai

media belajar bersama serta bukan sebagai alat represif. Evaluasi Rehabilitas

Hutan dan Lahan adalah upaya pengendalian secara partisipatif, melibatkan para

pihak terkait, terhadap pelaksanaan Rehabilitas Hutan dan Lahan dalam rangka

mengetahui peningkatan kemajuan, perkembangan, pencapaian, hambatan

pengelolaan dari rencana kerja yang telah dibuat dan sebagai media belajar

bersama (Cahyaningsih et al. 2006).

Evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang digunakan untuk

menilai tingkat keberhasilan dalam program sesuai harapan yang dapat

dipertanggung jawabkan. Pengertian di atas dapat diperjelas bahwa evaluasi

adalah penilaian yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui hasil-hasil

yang telah dicapai sampai mana keberhasilan suatu program yang dapat

dipertanggung jawabkan. Disamping itu, untuk menentukan kebutuhan pelatihan

secara tepat, memberikan tanggung jawab yang sesuai kepada karyawan sehingga

dapat melaksanakan pekerjaan yang lebih baik di masa mendatang dan sebagai

dasar untuk menentukan kebijakan dalam hal penentuan (Budiantoro, 2000).

Salah satu kegiatan strategis dalam program Evaluasi penanaman adalah

mengetahui tingkat keberhasilan tumbuh tanaman dan mengetahui tingkat kinerja

para pelaksana lapangan di lapangan. Sehubungan itu maka harus ada kerja sama

antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah setempat. Awang et al. (2008) juga

6
menjelaskan kegiatan evaluasi atau penilaian dimaksudkan untuk menganalisis

sampai seberapa jauh kegiatan fisik dan non fisik dalam pelaksanaan Rehabilitas

Hutan dan Lahan, pada jangka pendek, menengah, panjang apakah telah sesuai

dengan kesepakatan bersama antara para pihak. Apabila ada perbedaan dan tidak

tercapai target-target pekerjaan yang seharusnya dicapai, maka kegiatan evaluasi

harus mendapatkan penyebabnya mengapa kegiatan tidak sesuai atau sesuai

dengan perencanaan dan bagaimana solusi selanjutnya.

Evaluasi diperlukan untuk mengetahui apakah tujuan telah tercapai atau

belum (Maksum, 2005). Maka, evaluasi adalah proses menentukan nilai untuk

suatu hal atau objek yang berdasarkan pada acuan-acuan tertentu untuk

menentukan tujuan tertentu. Dalam perusahan khususnya sektor kehutanan

Evaluasi sangat penting sebagai proses pengukuran akan efektivitas strategis yang

digunakan dalam upaya mencapai tujuan dan mengetahui berhasil atau gagalnya

suatu kegiatan. Data yang diperoleh dari hasil evaluasi tersebut akan digunakan

sebagai analisis situasi program berikut.

Menurut Tjoetra (2008) dalam Sudarsono (2016), manfaat Evaluasi

adalah:

1. Mengenali sejak dini dan menemukan masalah-masalah penting agar tidak

semakin meluas dan menimbulkan krisis baik dalam organisasi, anggota

pengelola hutan maupun lingkungan.

2. Menilai dan menemukan kebutuhan-kebutuhan baru untuk memperbaiki

program atau kegiatan-kegiatan berikiutnya.

7
3. Melacak perkembangan, kemajuan pelaksanaan proyek atau program dan

pengelolaan organisasi sesuai dengan tujuan dan visi misi organisasi.

4. Membantu organisasi secara berkala dalam melakukan penilaian diri

terhadap hubungan antara visi, misi dan posisi strategis organisasi.

5. Menarik pelajaran-pelajaran penting dari pengalaman pelaksanaan

program yang lalu sebagai basis perencanaan program selanjutnya.

Dalam mengadakan sebuah proses evaluasi, perlu untuk mengetahui

tujuan evaluasi apakah tujuan dari suatu kegiatan sudah dicapai atau dalam proses

pencapaian, serta mengetahui faktor-faktor penunjang dan penghambat yang

dijumpai dalam pencapaian tujuan tersebut, sehingga dapat digunakan untuk

perencanaan berikutnya atau menentukan langkah-langkah untuk mengatasinya

(Budiantoro, 2000). Kemudian, Menurut Depertemen Kehutanan (1997), evaluasi

mempunyai beberapa manfaat, yaitu antara lain; (1) Menentukan arah

penyempurnaan pekerjaan. (2) Memberikan gambaran kemajuan usaha mencapai

tujuan dan menghasilkan apa tujuan tersebut. (3) Memperoleh keterangan perihal

keadaan masyarakat pedesaan yang diperlukaan untuk perencanaan. (4)

Pembuktian berharganya suatu program.

8
2.2. Rehabilitas Hutan dan Lahan (RHL)

Menurut Peraturan Undang-undang Nomor 41 Tahun 1998 Tentang

Kehutanan dalam pasal 40 menyebutkan Rehabilitas Hutan dan Lahan yang

selanjutnya disingkat RHL adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan

dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan guna meningkatkan daya dukung,

produktivitas dan peranannya dalam menjaga sistem penyangga kehidupan.

Kemudian di dalam pasal 41 disebutkan bahwa Rehabilitas Hutan dan Lahan

diselenggarakan melalui kegiatan reboisasi, penghijauan, pemeliharaan,

pengayaan tanaman atau penerapan tehnik konservasi tanah secara vegetatif dan

sipil teknik pada lahan kritis dan tidak produktif.

Degradasi lahan adalah adalah menurunnya kualitas lahan yang

berpengaruh terhadap menurunnya produktivitas lahan. Dimana menurunnya

produktvitas lahan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya lahan kritis. Namun,

untuk mengatasi masalah tersebut, Pemerintah telah melakukan upaya dengan

diberlakukannya program Rehabilitas Hutan dan Lahan sebagai kelanjutan dari

upaya-upaya Rehabilitas Hutan dan Lahan yang telah dilakukan oleh pemerintah.

Rehabilitas Hutan dan Lahan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2008

Tentang Rehabilitas Hutan dan Reklamasi Hutan adalah upaya untuk

memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan

sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem

penyangga kehidupan tetap terjaga. Dalam Pasal 23 menyatakan Rehabilitas hutan

diselenggarankan melalui kegiatan (Departemen Kehutanan, 2008).

9
1. Reboisasi

Reboisasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 23 huruf (a) dilakukan di dalam

kawasan:

a. Reboisasi di dalam kawasan hutan lindung ditujukan untuk memulihkan

fungsi pokok sebagai perlindungan system penyangga kehidupan untuk

mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi

air laut dan memelihara kesuburan tahah.

b. Reboisasi di dalam kawasan hutan produksi ditujukan untuk meningkatkan

produktivitas kawasan hutan produksi.

c. Reboisasi di dalam hutan konservasi ditujukan untuk pembinaan habitat dan

peningkatan keanekaragaman hayati.

d. Reboisasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi kegiatan

persemaian/pembibitan, penanaman, pemeliharaan tanaman, pengamanan dan

kegiatan pendukung, seperti diantaranya; (1) Penghijauan. (2) Pemeliharaan.

(3) Pengayaan tanaman. (4) Penerapan teknik konservasi tanah secara

vegetatif dan sipil teknis, pada lahan kritis dan tidak produktif.

2. Pemeliharaan Tanaman

a. Pemeliharaan tanaman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 huruf b,

dilaksanakan oleh:

1) Pemerintah untuk kawasan hutan konservasi Pemerintah Kabupaten/Kota

atau Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) untuk kawasan hutan produksi

dan hutan lindung.

10
2) Pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota untuk taman hutan

raya sesuai dengan kewenangannya atau pemegang hak atau izin untuk

kawasan hutan yang telah dibebani hak atau izin.

b. Sumber dana untuk melakukan pemeliharaan dibebankan kepada:

1) Pemerintah untuk kawasan hutan konservasi

2) Pemerinta kabupaten/kota atau Kesatuan Pengelolaan Hutan untuk

kawasan hutan produksi dan hutan lindung

3) Pemerintah provinsi atau pemerintah kabupaten/kota untuk taman hutan

raya sesuai kewenangan sebagai pemegang izin untuk kawasan hutan

yang telah dibebani hak atau izin.

c. Pemeliharaan tanaman pada hutan produksi dan hutan lindung di danai oleh

Pemerintah dan dilaksanakan sejak tahun pertama sampai dengan tahun

ketiga

d. Pemeliharaan tanaman pada hutan produksi dan hutan lindung setelah tahun

ketiga diserahkan oleh Pemerintah kepada pemerintah kabupaten/kota atau

Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH).

e. Pemeliharaan tanaman sebagaiman dimaksud pada ayat (1) dilakukan

melalui:

1) Perawatan

2) Pengendalian hama dan penyakit

3) Pengayaan tanaman; atau

4) Penerapan tehnik konservasi tanah

11
3. Pengayaan Tanaman

a. Pengayaan tanaman sebagaiman dimaksud dalam pasal 23 huruf c

ditujukan untuk meningkatkan produktivitas hutan.

b. Pengayaan tanaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

melalui pemanfaatan ruang tumbuh secara optimal dengan memperbanyak

jumlah dan keragaman jenis tanaman.

c. Pengayaan tanaman dilaksanakan pada hutan rawang, baik di hutan

produksi, hutan lindung, maupun hutan konservasi kecuali pada cagar alam

dan zona inti taman nasional.

d. Pengayaan tanaman meliputi kegiatan persemaian/pembibitan, penanaman,

pemeliharaan tanaman, dan pengamanan.

4. Penerapan Teknik Konservasi Tanah

a. Teknik konservasi tanah sebagaimana dalam pasal 23 huruf d dilakukan

secara sipil teknis.

b. Selain teknis konservasi tanah secara sipil teknis sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), penerapan teknis konservasi tanah dapat dilakukan melalui

teknik kimiawi.

Kemudian, salah satu kegiatan dalam penanaman Rehabilitas Hutan dan

Lahan yaitu penghijauan, yang dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan fungsi

perlindungan tata air dan pencegahan bencana alam seperti banjir, tanah longsor,

dan/atau untuk meningkatkan produktivitas lahan. Adapun prinsip pelaksanaan

Rehabilitas menurut Departemen Kehutanan (2001) harus mengacu pada sebagai

berikut:

12
1. Pelestarian keanekaragaman jenis. Prinsip ini menuntut adanya

keanekaragaman jenis yang tinggi dalam menentukan jenis tumbuhan,

jumlah dan anakan atau bibit yang akan digunakan dalam Rehabilitas

kawasan taman nasional.

2. Pembinaan dan peningkatan kualitas habitat mengacu pada pelaksanaan

seluruh rangkaian rehabilitas untuk menjamin pulihnya kondisi dan fungsi

kawasan secara lestari. Untuk itu setiap pelaksanaan kegiatan rehabilitas

kawasan taman nasional harus diarahkan semaksimal mungkin pada

pemulihan kondisi kawasan seperti keadaan semula.

3. Melibatkan keikutsertaan para pihak terkait (stakehorders), setiap kegiatan

yang dilakukan harus jelas standar, prosedur dan hasilnya serta jelas pula

tanggungjawab setiap pihak yang berperan dalam pelaksanaan rehabilitas

kawasan taman nasional harus diarahkan semaksimal mungkin pada

pemulihan kondisi kawasan seperti keadaan semula.

Selanjutnya sasaran pelaksanaan Rehabilitas Hutan dan Lahan (RHL)

menurut P.12/Menhut-II/2011 memiliki kriteria sebagai berikut terkait:

1. Diutamakan termasuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) prioritas.

2. Lahan kritis di dalam dan di luar kawasan hutan.

3. Mempunyai tingkat kerawanan banjir, tanah longsor, abrasi, erosi tanah

dan kekeringan yang tinggi.

4. Perlindungan danau, bendungan, waduk dan bangunan vital lainnya.

13
2.3. Kelembagaan

Kelembagaan adalah suatu perangkat peraturan dan organisasi yang

membuat serta mengawasi pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut dalam suatu

hubungan yang teratur diantara orang-orang yang menentukan hak-haknya

mengenai suatu sistem pengorganisasian dan pengawasan terhadap pemakaian

sumberdaya. Sistem ini memiliki batas-batas hukum, hak pemilikan dan aturan

perwakilan sehingga kelembagaan dapat memberikan peluang yang dapat dipilih

oleh masyarakat (Depertemen Kehutanan, 1992). Sedangkan definisi

kelembagaan menurut Djogo et al. (2003) adalah suatu tatanan dan pola hubungan

antar organisasi yang diwadahi dalam suatu organisasi atau jaringan dan

ditentukan faktor-faktor pembatas dan pengikat berupa norma, kode etik, aturan

formal maupun normal untuk pengendalian perilaku sosial serta insentif untuk

bekerja sama dan mencapai tujuan bersama.

Dalam rangka mewujudkan tata kelola Taman Nasional yang baik harus

ditunjang oleh adanya kolaborasi yang baik antara kelembagaan yang ada,

khususnya antara pemerintah, pemerintah daerah, LSM, pelaku usaha, dan

kelompok masyarakat. Kolaborasi diperlukan dalam rangka mendukung

penguatan peran kelembagaan pada tingkat masyarakat atau kelompok dalam

mengelola arus informasi untuk anggotanya agar lebih dinamis (Markum et al.

2015).

Cahyaningsih et al. (2006) menyebutkan rencana kelembagaan meliputi

hal-hal antara lain: (1) Adanya jadwal pertemuan reguler kelompok. (2) Kegiatan

pendataan atau pengkayaan data kelompok dan ada proses yang diperbaruhui.

14
(3) Program monitoring dan evaluasi berkala yang bertujuan memantau

terlaksananya rencana kerja berdasarkan yang disepakati bersama. (4) Rencana

kegiatan pengembangan usaha ekonomi produktif.

2.4. Taman Nasional

Di Indonesia, keberadaan Taman Nasional diperkuat oleh undang-undang

tentang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Dalam undang-

undang tersebut, Taman Nasional digolongkan ke dalam hutan konservasi dengan

suaka margasatwa, cagar alam, taman wisata alam, taman hutan raya dan taman

buru (Departemen Kehutanan, 1998). Jika dijabarkan secara detail maka

pengelolaan Taman Nasional sebagai kawasan pelestarian alam sebagai salah satu

kawasan konservasi haruslah dikelola dengan berpedoman pada tiga pilar

konservasi yaitu, perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan

keanekaragaman hayati dan ekosistemnya dan pemanfaatan yang lestari

penunjang ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan

rekreasi, serta berpedoman pada zonasi yang telah ditetapkan.

Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai

ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan

penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya pariwisata dan

rekreasi (Departemen Kehutanan, 1998).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 1998 Tentang Kawasan

Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam menjelaskan Taman Nasional

mencakup wilayah yang cukup luas, biasa meliputi sungai, gunung, danau dan

perairan laut. Maka, tidak jarang kawasan Taman Nasional tumpang tindih dengan

15
kawasan lain, seperti pemukiman penduduk. Maka, untuk mempermudah

pengelolaannya Taman Nasional dikelola dengan sistem zonasi (BKSDA NTB,

2003), Sistem zonasi Taman Nasional terdiri dari zona-zona seperti berikut ini:

1. Zona Inti.

Zona inti adalah bagian taman nasional yang mempunyai kondisi alam

baik biota atau fisiknya masih asli dan tidak atau bekum diganggu oleh mansusia

yang mutlak dilindungi, berfungsi untuk perlindungan keterwakilan

keanekaragaman hayati yang asli dan khas. Zona inti diperuntukan untuk

perlindungan ekosistem, pengawetan flora dan fauna khas berserta habitatnya.

2. Zona Rimba

Zona rimba adalah kawasan atau daerah jelajah untuk melindungi dan

mendukung upaya perkembangbiakan dari jenis satwa liar dan memiliki

ekosistem dan atau keanekaragaman jenis yang mampu menyangga pelestarian

zona inti dan zona pemanfaatan. Zona rimba diperuntukan untuk kegiatan

pengawetan dan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan alam bagi

kepentingan penelitian, pendidikan konservasi, wisata terbatas, habitat satwa

migran dan menunjang budidaya serta mendukung zona inti.

3. Zona Pemanfaatan

Zona pemanfaatan adalah bagian taman nasional yang letak, kondisi dan

potensi alamnya yang terutama dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata alam

dan kondisi/jasa lingkungan lainnya. Zona pemanfaatan diperuntukan untuk

pengembangan pariwisata alam dan rekreasi, jasa lingkungan, pendidikan,

16
penelitian dan pengembangan yang menunjang pemanfaatan, kegiatan penunjang

budidaya.

4. Zona Khusus

Zona khusus adalah bagian taman nasional karena kondisi yang tidak

dapat dihindarkan telah terdapat kelompok masyarakat dan sarana penunjang

kehidupannya yang tinggal sebelum wilayah tersebut ditetapkan sebagai taman

nasional antara lain sarana telekomunikasi, fasilitas transportasi dan listrik. Zona

khusus diperuntukan untuk kepentingan aktivitas kelompok masyarakat yang

diwilayah tersebut ditetapakan sebagai taman nasinal dan sarana penunjang

kehidupan, serta kepentingan yang tidak dapat dihindari.

5. Zona Rehabilitas

Zona rehabilitas adalah bagian dari taman nasional yang karena

mengalami kerusakan, sehingga perlu dilakukan kegiatan pemulihan komunitas

hayati dan ekosistemnya yang mengalami kerusakan. Zona rehabilitas

diperuntukan untuk mengembalikan ekosistem kawasan yang rusak menjadi atau

mendekati kondisi ekosistem alamiahnya.

6. Zona Tradisional

Zona tradisional adalah bagian dari taman nasional yang ditetapkan untuk

kepentingan pemanfaatan tradisional oleh masyarakat yang karena kesejarahan

mempunyai ketergantungan dengan sumber daya alam. Zona tradisonal

diperuntukan untuk pemanfaatan potensi tertentu taman nasional oleh masyarakat

setempat secara lestari melalui pengaturan pemanfaatan dalam rangka memenuhi

kebutuhan hidupnya.

17
Kriteria suatu kawasan hutan ditetapkan sebagai Taman Nasional, antara

lain meliputi:

1. Kawasan yang ditetapkan mempunyai luas yang cukup untuk menjamin

kelangsungan proses ekologis secara alami.

2. Memilik sumber daya alam yang khas dan unik baik berupa jenis

tumbuhan maupun satwa dan ekosistemnya serta gejalaa alam yang masih

utuh dan alami.

3. Memiliki satu atau beberapa jenis ekosistem yang masih utuh.

4. Memiliki keadaan alam yang asli dan alami untuk dikembangan sebagai

pariwisata alam.

5. Memiliki kawasan yang dapat dibagi kedalam zona inti, zona

pemanfaatan, zona rimaba dan zona lain yang karena pertimbangan

kepentingan rehabilitas kawasan, ketergantungan penduduk sekitar

kawasan, dan dalam rangka mendukung upaya pelestarian sumber daya

alam hayati dan ekosistemnya, dapat ditetapkan sebagai zona tersendiri (Ja

Posman Napitu, 2007).

Pengelolaan Taman Nasional mempunyai tugas melakukan penyusunan

rencana dan anggaran, evaluasi dan pelaporan, bimbingan teknis, pelayanan dan

pemberdayaan masyarakat, pengelolaan kawasan, perlindungan, pengawetan,

pemanfaatan lestari, pengamanan dan pengendalian kebakaran hutan,

pemberantasan penebangan dan peredaran kayu, tumbuhan, dan satwa liar secara

illegal serta pengelolaan sarana prasarana, promosi, bina wisata alam dan bina

cinta alam, penyuluhan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya

18
serta kerjasama di bidang pengelolaan kawasan taman nasional (Departemen

Kehutanan, 2007).

Kegiatan dalam Taman Nasional tidak hanya sekedar melindungi dan

mengamankan sumberdaya alam di dalamnya, beberapa kegiatan dalam rangka

pemanfaatan potensi taman nasional seperti penelitian, pendidikan lingkungan,

pariwisata alam, serta pemenuhan kebutuhan masyarakat yang kehiduapanya

tergantung pada kepada sember daya alam taman nasional, tentu saja dengan

aturan tertentu agar kelestarian taman nasional dapat terjaga (Hartono, 2008).

Berdasarkan P.03/Menhut-II/2007 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja

Unit Pelaksana Tehnis Taman Nasional Pasal 31, untuk meningkatkan efektivitas

pengelolaan wilayah pada Balai Taman Nasional dapat ditetapkan Resort

Pengelolaan Taman Nasional wilayah yang merupakan jabatan non struktural

dengan keputusan Kepala Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional (Departemen

Kehutanan, 2007).

19
2.4. Kerangka Pikir

Taman Nasional
Tambora

Rehabilitas Hutan dan Lahan


(RHL)

Kawasan Resort
Doroncanga

Penilaian Tanaman
Rehabilitas Hutan dan
Lahan (RHL)

Tinggi Tanaman Kriteria Persentase


Tanaman Tumbuh Tanaman

Tingkat Keberhasilan
Tanaman

Evaluasi Rehabilitas Hutan Dan Lahan (RHL) Di


Kawasan Taman Nasional Tambora Resort
Doroncanga Kecamatan Pekat Kabupaten Dompu

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

20
III. METODELOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai dengan November

2020, dikawasan Taman Nasional Tambora Resort Doroncanga, Kecamatan

Pekat, Kabupaten Dompu.

3.2. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Roll Meter
2. Pita Meter
3. Tally Sheet
4. Tali Rafiah
5. Kamera
6. Alat Tulis Menulis
7. Aplikasi Ws/Avenza untuk pemetaan dan survei

3.2. Populasi dan Sampel

Populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas

atau tidak terbatas. Maksud terbatas dalam hal ini adalah suatu objek atau individu

yang dapat di ukur atau diketahui dengan jelas jumlah maupun batasnya.

Sedangkan tidak terbatas adalah suatu individu maupun objek yang sulit diketahui

jumlahnya walaupun batas wilayah diketahui.

Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah seluruh satuan areal

lokasi penanaman Rehabilitas Hutan dan Lahan seluas 700 Ha. Penilaian tanaman

dilakukan melalui teknik sampling dengan mengunakan metode penelitian

Systematic Sampling With Random Start, yaitu petak contoh pertama dibuat

21
secara sengaja dan petak contoh selanjutnya dibuat secara sistematik. Insensitas

sampling (IS) 5% yaitu dengan menempatkan petak contoh seluas 0,1 Ha,

berbentuk persegi panjang (40 m x 25 m). Jarak antara titik pusat petak contoh

adalah 100 meter arah utara – selatan 200 meter arah barat – timur. Untuk

memperoleh hasil pengukuran, jarak antara contoh terluar dengan batas tanaman

ditentukan minimum 50 m dan maksimum 100 m. Dengan demikian hasil

sampling yang didapatkan akan mampu memenuhi azas keterwakilan dengan

insensitas sampling (IS) 5%.

Adapun rumus yang digunakan dalam penentuan sampel petak ukur adalah

sebagai berikut :
∑PU = N x IS
n
Keterangan:

∑PU = Jumlah petak ukur

IS = Intensitas sampling (%)

N = Luas areal tanaman (Ha)

n = Luas petak ukur (Ha)

Dengan demikian penentuan jumlah sampel petak ukur di uraikan sebagai berikut:

∑PU = N x IS / n

∑PU = 700 x 5 % / 0,1

= 35

Berdasarkan hasil uraian tersebut bahwa jumlah petak ukur atau plot 35.

Sehingga, jumlah sampel petak ukur dalam penelitian ini adalah sebanyak 35 plot.

22
3.3. Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapatkan oleh pengambil data melalui

observasi secara langsung dilapangan. Pada penelitian ini data primernya

meliputi: tinggi tanaman, kriteria tanaman dan persentase tumbuh tanaman yang

menjadi lokasi kegiatan Rehabilitas Hutan dan Lahan dikawasan Taman Nasional

Tambora Resort Doroncanga.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapatkan secara tidak langsung oleh

pengambil data yang berasal dari instansi terkait demi mendukung data primer.

Data sekunder yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi:jumlah

tanaman,jenis tanaman, luas lokasi Rehabilitas Hutan dan Lahan, keterangan

mengenai keadaan umum lokasi penelitian, data rancangan teknis kegiatan

Rehabilitas Hutan dan Lahan, serta data yang berhubungan dengan permasalahan

yang diteliti

23
3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a) Unit penilaian tanaman adalah petak tanaman atau lokasi tanaman setiap

hamparan lahan sesuai dengan unit rancangan.

b) Pengukuran luas tanaman dilakukan terhadap realisasi luas tanaman yang

dinyatakan dalam luas areal yang ditanam dalam satuan Ha dan dibandingkan

terhadap rencana luas tanaman sesuai rancangan.

c) Pengukuran luas tanaman dilakukan dengan cara memetakan petak hasil

penanaman menggunakan Gps.

d) Hasil pengukuran luas tanaman dituangkan dalam peta dengan skala

1:10.000, dan dihitung luasnya.

e) Data dan informasi petak tanaman dikumpulkan yaitu areal dalam kawasan

hutan, wilayah administratif pemerintah (provinsi, kabupaten/kota,

kecamatan), nama instansi/sub resort, luas areal tanaman, nama register plot

dan petak tanaman.

f) Data yang dicatat dan di ukur pada setiap petak contoh meliputi data tanaman

(jenis tanaman, jumlah tanaman, tinggi tanaman, kriteria kesehatan tanaman

dan persen tumbuh tanaman) dan data penunjang (fisiografi lahan, keadaan

tumbuh bawah,kondisi tanah dan gangguan tanaman).

g) Data tanaman pada setiap petak contoh dicatat pada tally sheet dan

selanjutnya direkapitulasi sebagaimana pada.

24
Tabel 1. Tally Sheet Penilaian Tanaman
Provinsi : Insensitas Sampling :
Kabupaten : No.Petak Ukur :
Kecamatan : Kordinat Y:
Petak/Lokasi : X:
Luas : Jumlah Tanaman :
No Jenis Kondisi Tanaman Tinggi Ket
Tanaman Sehat Kurang Merana Tanaman
Sehat (cm)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 1. Fisiografi Lahan
2 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
3 3. Kondisi Tanah
4 4. gangguan Tanaman
Dst
Total

Evaluasi penilaian tanaman dilakukan di areal lokasi penanaman seluas

700 Ha, melalui teknik sampling dengan metode Systematic Sampling With

Random Start. Insensitas sampling (IS) 5% yaitu dengan menempatkan petak

contoh seluas 0,1 Ha, berbentuk persegi panjang (40 m x 25 m). Jarak antara titik

pusat petak contoh adalah 100 meter arah utara – selatan 200 meter arah barat –

timur. Untuk memperoleh hasil pengukuran, jarak antara contoh terluar dengan

batas tanaman ditentukan minimum 50 m dan maksimum 100 m. Dengan

demikian hasil sampling yang didapatkan akan mampu memenuhi azas

keterwakilan dengan insensitas sampling (IS) 5% dan jumlah petak ukur yang

digunakan sebanyak 35 petak ukur. Adapun rumus untuk menghitung jumlah

petak ukur dapat dihitung sebagai berikut:

25
∑PU = N x IS
n

Keterangan:

∑PU = Jumlah petak ukur

IS = Intensitas sampling (%)

N = Luas areal tanaman (Ha)

n = Luas petak ukur (Ha)

Sebagai petunjuk dalam pembuatan petak ukur pelaksanaan penilaian

tanaman, perlu dibuat diagram skema penarikan petak ukur tanaman yang

dipetakan dengan skala 1:10.000. Diagram skema tersebut mencantumkan

koordinat geografis titik ikat yang mudah ditemukan dilapangan. Contoh

pembuatan diagram skema penarikan petak ukur tanaman berbentuk persegi

panjang sebagai berikut :

1) Persiapkan peta hasil pengukuran luas tanaman skala 1:5.000 s/d 1:10.000.

2) Penentuan pada peta tersebut titik petak contoh pertama secara sengaja.

3) pembuatan garis transek melalui titik petak contoh pertama tersebut, yaitu

garis vertikal dan garis horizontal yang berpotongan pada titik peta contoh

pertama tersebut. Garis vertikal memotong tegak lurus larikan tanaman dan

garis horizontal sejajar larikan tanaman.

4) Pembuatan garis transek berikutnya secara sistematik terhadap garis transek

pertama dengan jarak antar garis vertikal 2 cm dan jarak antar garis

horizontal 1 cm.

26
5) Pembuatan petak contoh ukuran 4 x 2,5 mm pada garis transek tersebut

dengan titik potong garis transek sebagai titik pusatnya, sehingga penyebaran

letak petak contoh tersebut dapat mewakili seluruh areal tanaman yang

dinilai.

6) Lebih jelasnya sebagaimana pada gambar dibawah ini:

Gambar 2. Contoh Plot Dalam Petak Penanaman

7) Tanaman pengayaan dilakukan dengan metode Systematic Sampling With

Random Start dengan memilih petak ukur yang memiliki ciri tertentu yang

mewakili seluruh populasi.

8) Penentuan tahap dalam, pada tahap dalam Systematic Sampling With Random

Start pada tahap awal dilakukan pengukuran luas tanaman sekaligus

menetapkan kordinat letak lokasi penanaman. Selanjutnya tentukan dalam

peta letak petak ukur dengan memilih lokasi-lokasi yang dapat mewakili.

9) Memudahkan pemeriksaan ulang (re-cheking) hasil penilaian tanaman di

lapangan diberi tanda berupa patok pengenal yang ujungnya dicat warna

merah dan diberi identitas nomor petak ukur dan tanggal pengamatan pada

semua titik sumbu petak ukur.

27
3.6. Analisis Data

1. Tinggi Tanaman

Tinggi tanaman adalah rata-rata tinggi tanaman yang diperoleh dengan

merata-ratakan tinggi masing-masing individu tanaman dibandingkan dengan

jumlah tanamannya. Tinggi tanaman didapatkan dengan mengukur tanaman

dalam plot yang sebelumnya telah didapatkan dan areal kawasan rehabilitas.

Setiap tinggi tanaman kemudian ditulis dalam tallysheet yang telah disiapkan

sebagai acuan atau dasar untuk melakukan pengukuran tinggi tanaman rata-rata.

Adapun rumus untuk menghitung tinggi rata-rata per petak ukur dihitung

sebagai berikut:

T = (∑ ti/∑ ni)

Dimana:

T = Tinggi rata-rata tanaman dalam petak ukur

ti = Tinggi setiap individu tanaman dalam petak ukur ke- i

ni= Jumlah tanaman pada petak ke- i

2. Kriteria Tanaman

Sebagai panduan untuk menentukan kriteria tanaman pada penilaian

tanaman, perhatikan kriteria tanaman sebagai berikut :

a) Sehat adalah tanaman tumbuh segar, batang relatif lurus dan bertajuk.

b) Kurang sehat adalah tanaman tajuknya menguning atau berwarna tidak

normal batang bengkok-bengkok atau percabangan sangat rendah.

c) Merana adalah tanaman tingginya tidak normal atau terserang hama penyakit,

sehinga jika dipelihara kecil kemungkinan akan tumbuh dengan baik.

28
2. Persentase Tumbuh Tanaman

Persentase tumbuh tanaman di hitung dengan cara membandingkan jumlah

tanaman yang tumbuh dengan rencana jumlah tanaman yang seharusnya ada

dalam suatu petak contoh yang dinilai.

Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung persentase tinggi

tanaman adalah sebagai berikut :

T = (∑ hi / ni) x 100%

= (h1 + h2 + h3….+ hn) / (n1 + n2 + n3….+ nn) x 100%

Dimana :

T = Persen (%) tumbuh tanaman

hi = Jumlah tanaman hidup yang terdapat pada petak contoh ke- i

ni = Jumlah tanaman yang seharusnya ada pada petak contoh ke- i

Penilaian persentase tumbuh tanaman kegiatan Rehabilitas Hutan dan

Lahan yang dilaksanakan dinilai keberhasilannya berdasarkan klasifikasi yang

ditetapkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor P.2/MENLHK/SETJEN/

KUM.1/1/2020 Tentang Tata Cara Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung, Pemberian

Insentif, Serta Pembinaan dan Pengendalian Kegiatan Rehabilitas Hutan dan

Lahan dinyatakan keberhasilan tumbuh tanaman paling sedikit mencapai ≥75%

dari jumlah tanaman.

29
IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Letak dan Luas

Letak wilayah kelola Taman Nasional Gunung Tambora secara geografis

terletak antara 117°47´00’’-118°17’00’’BT 08007’00”-08°27;00’’LS. Berdasarkan

pembagian administrasi pemerintahan, letak wilayah Taman Nasional Tambora

meliputi lintas 2 (dua) wilayah Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu, Provinsi

Nusa Tenggara Barat (NTB).

Luas wilayah kelola Taman Nasional Tambora ditetapkan berdasarkan

keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor

SK.III/MenLHK-II/2015 tanggal 7 april 2015 tentang penetapan wilayah Taman

Nasional Tambora Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) adalah seluas ±

71.645,64 Ha.

Letak geografis wilayah kelola Taman Nasional Tambora yang termasuk

pada RTK 53 melintasi 2 (dua) wilayah Kabupaten sebagaimana dijelaskan

sebelumnya. Letak wilayah kelola Taman Nasional Tambora membentang dari

arah Barat ke arah Timur. Dilihat dari letaknya, wilayah Taman Nasional

Tambora sangat strategis keberadaannya dalam mendukung kegiatan

pembangunan daerah khususnya disektor kehutanan mengingat wilayahnya

tersebar di 2 (dua) wilayah Kabupaten dapat dilihat pada Tabel 2.

30
Tabel 2. Luas Kawasan dan Desa disekitar Taman Nasional Tambora per
Kabupaten dengan Jumlah Kecamatan
Kabupaten Kecamatan Desa Luas Kawasan Persentase (%)

Dompu 2 27 21.493,5 30,00


Bima 2 13 50.151,5 70,00
Jumlah 4 40 71.645,64 100,00
Sumber: Balai Taman Nasional Tambora 2020

4.2. Topografi

Topografi wilayah Taman Nasional Gunung Tambora provinsi Nusa

Tenggara Barat terletak pada ketinggian antara 50 - 2.851 mdpl. Kawasan Taman

Nasional Tambora berupa gugusan gunung memiliki topografi yang bervariasi

(topografi yang datar, landai sampai curam dengan sudut kemiringan yang

bervariasi antara 8 – 45 %). Bentang lahan kawasan Taman Nasional Tambora

terdiri atas beberapa gugusan gunung antara lain: Gunung Tambora (2.851 mdpl),

Gunung Ranu (1.128 mdpl), Gunung Lambubu (1.120 mdpl), Gunung Mbolo

(1.180 mdpl), Gunung Peke (1.000 mdpl), Gunung Kancidong (950 mdpl),

Gunung Tabbenae (833 mdpl), Gunung Donggo Tabbe (572 mdpl) dan Gunung

Kadindingnae (505 mdpl).

Kondisi yang menyebabkan topografi kawasan ini cukup bervariasi.

Sesuai analisa citra satelit yang disatukan dengan peta topografi pulau Sumbawa

skala 1:250.000. Kawasan Taman Nasional Tambora memiliki topografi berbukit

sampai bergunung dengan kelerengan agak landai sampai curam dengan

klasifikasi kelas kelerengan 8 – 45 %.

Gugusan gunung tersebut menjadi satu kesatuan bentang alam sehingga

membentuk sungai-sungai yang berhulu di Gunung Tambora. Sungai tersebut

31
antara lain sungai Labuhan Kenanga, Sungai Pasumba, Sungai Labuhan Bili,

Sungai Nangamiro, Sungai Hodo dan Sungai Maggae.

4.3. Geologi dan Tanah

Gunung Tambora merupakan salah satu gunung api aktif yang terkenal

dengan letusan dahsyat tahun 1815 lalu. Terbentuknya kaldera dengan diameter 7

km dan hamparan batu vulkanik menjadi saksi letusan bersejarah tersebut.

Berdasarkan hasil analisa peta geologi bandung tahun 1975 diketahui bahwa

kawasan Gunung Tambora (RTK.53) Memiliki formasi geologi yang sangat

dipengaruhi oleh aktivitas vulkanologi Gunung Tambora yang sebagian besar

terdiri dari batuan hasil gunung api dan sebagian kecil batuan gunung api tua.

Selanjutnya, geologi dan kelas kepekaan tanah di wilayah Taman Nasional

Tambora dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.Kelas Kepekaan Tanah Terhadap Erosi Menurut Jenis Tanah dikelompok
Hutan Tambora
Kelas Persentase
Jenis Tanah Keterangan
Kepekaan (%)
Regosol coklat kelabu 75,18 Pekat pada tambora
6
selatan

Komplek mediteran coklat Sangat pekat pada


15 24,82
kemerahan dan litosol tambora utara
Sumber: Balai Taman Nasional Tambora 2020

4.4. Hidrologi

Kawasan Taman Nasional Tambora yang tersusun dari beberapa gugusan

gunung/bukit membentuk cekungan lembah yang cukup banyak yang saat ini

merupakan daerah tangkapan air. Kondisi ini membuat kawasan Taman Nasional

Tambora menjadi hulu beberapa aliran sungai dengan debit yang cukup besar.

32
Salah satu sungai tersebut adalah sungai oi marai, dimana sungai tersebut telah

dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik mikrohodro oleh masyarakat sekitar.

Potensi hidrologi tersebut, sampai saat ini belum terkelola dengan baik

karena kawasan ini di tunjuk status fungsinya sebagai Taman Nasional pada

tanggal 7 April 2015. Manfaat hidrologi dari keberadaan Taman Nasional

Tambora sudah dirasakan oleh masyarakat sekitar kawasan, dimana air bersih

yang di manfaatkan oleh masyarakat sekitar bersumber dari kawasn Taman

Nasonal Tambora. Potensi hidrologi ini tentunya merupakan salah satu potensi

yang dapat dikembangkan sebagai salah satu objek daya tarik wisata di kawasan

Taman Nasional Tambora.

4.5. Pola Penggunaan Lahan

Mayoritas penduduk di kawasan Tambora Selatan menempati lahan yang

kering dan lolos air. Selain kemiskinan, faktor ini yang membuat penduduk di

kawasan Taman Nasional Tambora Selatan jarang mempunyai tambak kendati

dekat dengan laut. Kegiatan bercocok tanam padi dilakukan pada lokasi-lokasi

tertentu dan atau saat musim hujan. Luas masing-masing pola penggunaan lahan

dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Luas Pola penggunaan Lahan di Kawasan Taman Nasional Tambora


Selatan Kecamatan Sanggar (Ha)
Tanah Bangunan/ Tegalan/ Hutan Lainnya
Desa
Sawah Pekarangan Kebun Negara
Oi Saro 200 10 570 - 20

Piong 125 14 3.674 19.996 12.793


Boro 198 12 2.554 6.785 4.661
Kore 400 24 3.366 3.675 6.535
Taloko 169 10 475 275 371

33
Sandue 135 117 215 3.967 866
Jumlah 1.227 187 10.854 34.698 72.212
Sumber: Balai Taman Nasional Tambora 2020

Berdasarkan uraian Tabel 4, diketahui bahwa pola penggunaan lahan

dikawasan Taman Nasional Tambora selatan Kecamatan Sanggar Tahun 2017 di

atas, jumlah yang paling besar penggunaanya adalah lahan yang dijadikan untuk

lainnya, selain Tanah Sawah, bangunan/pekarangan, tegalan/kebun dan Hutan

Negara yaitu sebesar 72.212. Sedangkan jumlah penggunaan lahan yang paling

sedikit adalah untuk bangunan/pekarangan sebanyak 187.

Kemudian pola pengunaan lahan dikawasan Taman Nasional Tambora

selatan Kecamatan Kempo dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Luas Pola Penggunaan Lahan dikawasan Taman Nasional Tambora


Selatan kecamatan Kempo (Ha)
Tanah Tanah Hutan Lainnya
Desa Pekarangan
Sawah Kering Negara
Ta’a 299 737 39 4.574 46
Kempo 713 1.346 42 476 70
Soro 94 472 33 1.567 34
Konte 107 416 13 3.601 155
Tolokalo 171 915 47 452 47
So Nggajah - 574 12 - 10
Dorokobo 200 716 19 1.146 24
Jumlah 1.584 5.176 205 11.816 386
Sumber: Balai Taman Nasional Tambora 2020

Berdasarkan Uraian Tabel 5, diketahui bahwa pola penggunaan lahan di

kawasan Taman Nasional Tambora selatan Kec. Kempo Tahun 2017. Jumlah

penggunaan lahan yang paling besar adalah untuk Hutan Negara sebanyak 11.816.

Sedangkan penggunaan lahan yang paling sedikit ialah untuk pekerangan yaitu

sebanyak 205.

34
4.6. Flora

Flora adalah jenis-jenis tumbuhan yang ada di Taman Nasional Tambora

yang bisa dikembangkan menjadi objek wisata. Salah satu flora yang langkah di

Taman Nasional Tambora ini dapat dilihat dibawah ini.

Beberapa Flora yang ada di Taman Nasional Tambora yaitu Alang-alang

(Imperata cylindrica) dan Bunga Edelweis. Selain itu, terdapat Asam

(Tamarindus indica), Bidara, Malaka, Jambu mente, Kapuk hutan

(Bombaxmalabarica), kelanggo/rajumas (dua banga mollucana), Kesambi

(Schleicera oleoca), Walikukun (Shoeteni ovata), Asam (Tamarindus indicus),

Bayur (Pterospermum javanicum), Pulai (Alstonia scholaris), Ketimis (Protium

javanicum), Beringin (Ficus benyamina), Terep, Ampupu (Eucalyptus sp),

Malaka, Safare, Sareo, dan Pampa.rumput gelagah (cyperus rotundus), lantana

(lantana camara), kirinyuh (euphatoriumsp) dan lain sebagainya.

4.7. Fauna

Beberapa mamalia besar yang terdapat di Taman Nasional Tambora

Selatan antara lain Rusa timor (Cervus timorensis), Babi hutan (Sus scrova), dan

Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis). Selain itu terdapat berbagai jenis reptil

seperti Biawak (Vaanus salvator)dan Sanca (Phyton sp). Satwa lainnya adalah

Landak (Hystrix javanica). Beberapa burung endemik juga pernah tercatat

terdapat disini, seperti burung Kakatua Jambul Kuning (Cacatua sulphurea), dan

Koakiau (Philemonbucerodes). Jenis burung lain adalah Ayam Hutan Merah

(Gallusvarius), Ayam hutan Hijau (Gallus gallus), Elang Bondol (Haliatur indus),

Punai Flores (Treron floris), Anis Nusa Tenggara (Zoothera doherty), Perkici

35
Dada Merah (Tricoglosus haematodus), Nuri Merah (Domicella domicella), Isap

Madu Mentari (Nectarina solaris), dan Raja Udang (Halcyon sp).

4.8. Demografi

Secara administrasi pemerintahan, Taman Nasional Tambora Selatan

terletak di 2 (dua) wilayah kecamatan/kabupaten yaitu kecamatan Sanggar,

Kabupaten Bima dan Kecamatan Kempo Kabupaten Dompu, Provinsi Nusa

Tenggara Barat (NTB). Jumlah penduduk di kawasan ini mencakup Desa Piong

sebanyak 1868 jiwa, sedang di Desa Oi Saro sebanyak 862 jiwa, jumlah penduduk

di Desa Tolokalo sebanyak 1938 jiwa dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Penduduk di Kawasan Taman Nasional Tambora Selatan wilayah


Kecamatan Sanggar
Desa Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki Perempuan
Oi Saro 412 450 862
Piong 957 911 1.868
Boro 1.080 978 2.058
Kore 2.026 1.961 3.947
Taloko 923 952 1.875
Sandue 707 639 1.346
Total 6.105 5.851 11.956
Sumber: Balai Taman Nasional Tambora 2020

Berdasarkan uraian Tabel 6, diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki

terbanyak di Kawasan Taman Nasional Tambora Selatan wilayah selatan

Kecematan Sanggar adalah Desa Kore dengan jumlah penduduk 2.080, jumlah

penduduk laki-laki minim di Desa Oi Saro dengan jumlah 412. Sedangkan jumlah

penduduk perempuan terbesar adalah Desa Kore dengan jumlah 1.961 dan jumlah

penduduk perempuan yang minim adalah Desa 450.

36
Kemudian jumlah penduduk dikawasan Taman Nasional Tambora selatan

Kecamatan wilayah Kempo dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Jumlah Penduduk di Kawasan Taman Nasional Tambora Selatan wilayah


Kecamatan Kempo
Desa Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki Perempuan
Ta’a 2.003 1.956 3.959
Kempo 2.389 2.535 4.924
Soro 2.597 2.510 5.107
Konte 532 550 1.082
Tolokalo 974 964 1.938
So Nggajah 343 322 665
Dorokobo 690 662 1.352
Total 9.528 9.499 19.207
Sumber: Balai Taman Nasional Tambora 2020

Berdasarkan uraian Tabel 7, diketahui bahwa jumlah penduduk laki-laki

yang terbanyak adalah Desa Soro dengan jumlah 2.597 dan jumlah terkecil laki-

laki adalah Desa So Nggajah 343. Jumlah penduduk perempuan terbesar adalah

Desa Kempo dengan jumlah penduduk 2.535 dan jumlah penduduk perempuan

terkecil adalah 322.

37
V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Jenis dan Jumlah Tanaman

Tanaman atau bibit kegiatan Rehabilitas Hutan dan Lahan dilakukan

melalui mekanisme pengadaan barang dan jasa pemerintah oleh pihak penyedia

yang memiliki kualifikasi khusus. Adapun jenis dan jumlah tanaman atau pohon

yang akan ditanam terdiri dari jenis pohon/tumbuhan endemik lokal yang dapat

dijumpai dalam kawasan Taman Nasional Tambora dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jenis dan Jumlah Tanaman Kegiatan Rehabilitas Hutan dan Lahan di
Kawasan Taman Nasional Tambora Resort Doro Ncanga Tahun 2019.
Jenis Tanaman Jumlah
Pulai (Alstonia scholaris) 98.494 Batang
Mpusu/Beringin (Ficus septica) 73.870 Batang
Rajumas (Duabanga) 98.494 Batang
Kepuh (Sterculia foetida) 172.365 Batang
Duet (Syzyium cumini) 49.247 Batang
Total 492.470 Batang
Sumber: Data Sekunder Tahun 2020
Berdasarkan uraian Tabel 8, diketahui bahwa jumlah masing-masing

tanaman yaitu Pulai sebanyak 73.870 batang, Mpusu/Beringin sebanyak 98.494

batang, Rajumas sebanyak 98.494 batang, Duet sebanyak 49.247 batang dan

Kepuh sebanyak 172.365 batang. Maka jumlah keseluruhan tanaman kegiatan

Rehabilitas Hutan dan Lahan di kawasan Taman Nasional Tambora Resort Doro

Ncanga sebanyak 492.470 batang.

38
5.2. Hasil Evaluasi Persentase Tumbuh Tanaman

Evaluasi/penilaian tanaman dapat dilihat dari hasil persen tumbuh

tanaman serta rata tinggi tanaman. Persen tumbuh tanaman dihitung dengan cara

membandingkan jumlah tanaman yang ada pada suatu petak ukur dengan jumlah

tanaman yang seharusnya ada di dalam petak ukur.

Berdasarkan hasil pengukuran penilaian tanaman Rehabilitas Hutan dan

Lahan yang telah dilakukan pada lokasi yang ditentukan dengan jarak tanam 3x3

meter maka menghasilkan sebanyak 110 batang tanaman per setiap petak ukur,

dengan jumlah petak ukur sebanyak 35. Kemudian akan memperoleh data hasil

persen tumbuh tanaman pada setiap petak ukur.

Adapun rata-rata persen tumbuh tanaman setiap petak ukur di lokasi

Taman Nasional Tambora Resort Doro Ncanga, Desa Doropeti, Kecamatan Pekat,

Kabupaten Dompu dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Rekapitulasi Rata-Rata Persen Tumbuh Tanaman Rehabilitas Hutan dan


Lahan Tahun 2019.
Petak Ukur Jumlah Tanaman (Batang) Rata-Rata Persen
Rencana Hidup Mati Tumbuh(%)
Petak 1 110 70 40 63,63
Petak 2 110 65 45 59,09
Petak 3 110 70 40 63,63
Petak 4 110 75 35 68,18
Petak 5 110 71 39 64,54
Petak 6 110 79 31 71,81
Petak 7 110 82 29 74,54
Petak 8 110 75 35 68,18
Petak 9 110 78 32 70,90
Petak 10 110 73 37 66,36
Petak 11 110 78 32 70,90
Petak 12 110 72 38 65,45
Petak 13 110 69 41 62,72
Petak 14 110 70 40 63,63
Petak 15 110 62 48 56,36

39
Petak Ukur Jumlah Tanaman (Batang) Persen Tumbuh
Rencana Hidup Mati Tanaman (%)
Petak 16 110 76 34 69,09
Petak 17 110 80 30 72,72
Petak 18 110 70 40 63,63
Petak 19 110 72 38 65,45
Petak 20 110 80 30 72,72
Petak 21 110 73 37 66,36
Petak 22 110 68 42 61,81
Petak 23 110 79 31 71,81
Petak 24 110 73 37 66,36
Petak 25 110 71 39 64,54
Petak 26 110 81 29 73,63
Petak 27 110 72 38 65,45
Petak 28 110 75 35 68,18
Petak 29 110 69 41 62,72
Petak 30 110 80 30 72,72
Petak 31 110 74 36 67,27
Petak 32 110 73 37 66,36
Petak 33 110 78 32 70,90
Petak 34 110 70 40 63,63
Petak 35 110 59 51 53,63
Rata-rata 3.850 2.561 1.289 66,51
Sumber: Data Primer Setelah Di Olah Tahun 2020

Berdasarkan rekapitulasi penilaian persen tumbuh tanaman disetiap petak

ukur pada Tabel 9, dapat dilihat bahwa persen tumbuh tanaman tertinggi pada

petak ukur 7 (tujuh) yaitu 74,54% dengan jumlah tanaman hidup 82 dan mati 29,

dari banyaknya tanaman yang hidup yaitu didominasinya tanaman

pulai,duet,kepuh dan mpusu sebab hampir disetiap petak ukur tumbuh dan kondisi

tanah yang sesuai dengan jenis tanaman ini. Sedangkan persen tumbuh tanaman

yang kurang tumbuh pada setiap petak disebabkan oleh kondisi tanah yang

berpasir dan berbatu menjadi faktor tanaman tidak banyak tumbuh dan petak 35

(tiga lima) adalah petak paling terendah persen tumbuh dengan jumlah tanaman

hidup 59 dan mati 51, rendahnya tumbuh tanaman ini disebabkan oleh kebakaran

40
yang menjadi faktor banyak tanaman yang mati. Kemudian, dapat dilihat dari

keseluruhan setiap petak ukur maka menghasilkan rata-rata persentase tumbuh

tanaman sebanyak 66,51%. Hasil ini menunjukan bahwa pelaksanaan kegiatan

Rehabilitas Hutan dan Lahan (RHL) yang berlokasi dikawasan Taman Nasional

Tambora, Resort Doro Ncanga, Desa Doropeti, Kecamatan Pekat, Kabupaten

Dompu belum mencapai persentase tumbuh yang dipersyaratkan yaitu paling

sedikit 75%.

5.3. Hasil Pengukuran Tinggi Tanaman

Hasil pengukuran tinggi tanaman dihitung tinggi tanaman dengan merata-

ratakan tinggi masing-masing individu tanaman kemudian dibandingkan dengan

jumlah tanamannya. Berdasarkan hasil pengukuran penilaian tinggi tanaman

Rehabilitas Hutan dan Lahan yang telah dilakukan pada lokasi yang ditentukan

dengan 5 (lima) jenis tanaman. Maka, akan memperoleh data hasil tinggi tanaman

disetiap petak ukur.

Adapun rata-rata tinggi tanaman setiap jenis pada masing-masing petak

ukur di lokasi Taman Nasional Tambora Resort Doro Ncanga, Desa Doropeti,

Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10.Rekapitulasi Rata-Rata Tinggi Setiap Jenis Tanaman Rehabilitas Hutan


dan Lahan Tahun 2019.
Petak Ukur Rata-Rata Tinggi Tanaman
Pulai Duet Mpusu Kepuh Rajumas
Petak 1 61,0 20,4 40,8 49,5 53,5
Petak 2 61,3 36,6 41,9 45,5 50,8
Petak 3 61,5 31,7 45,4 47,3 52,4
Petak 4 61,6 34,5 46,5 47,7 52,7
Petak 5 61,8 36,0 48,9 49,9 55,6
Petak 6 62,7 35,9 45,2 45,1 40,0

41
Petak Ukur Rata-Rata Tinggi Tanaman
Pulai Duet Mpusu Kepuh Rajumas
Petak 7 63,1 35,3 42,1 46,2 56,0
Petak 8 63,3 34,2 43,7 45,7 56,7
Petak 9 61,4 33,6 46,1 45,1 49,8
Petak 10 62,5 34,2 42,6 44,6 52,6
Petak 11 62,4 33,4 45,5 49,3 51,6
Petak 12 61,1 33,8 43,0 45,2 62,0
Petak 13 61,8 35,2 42,1 43,8 53,5
Petak 14 62,9 35,2 41,2 44,6 54,6
Petak 15 63,5 36,3 40,8 45,0 -
Petak 16 63,8 35,4 40,3 46,1 53,0
Petak 17 61,3 35,5 41,3 47,8 -
Petak 18 61,9 35,3 42,4 46,5 -
Petak 19 62,1 33,8 42,1 43,7 -
Petak 20 62,6 35,5 47,1 43,5 -
Petak 21 62,5 36,3 44,0 47,3 54,6
Petak 22 59,7 34,3 40,5 40,1 -
Petak 23 61,0 35,8 42,2 43,5 -
Petak 24 61,5 37,4 42,0 42,3 -
Petak 25 60,2 34,2 46,1 42,3 51,6
Petak 26 60,3 32,0 42,6 44,0 -
Petak 27 61,9 33,9 43,4 49,0 59,0
Petak 28 60,4 34,0 43,2 44,0 -
Petak 29 62,7 33,8 45,0 41,9 -
Petak 30 61,3 34,0 40,4 47,1 50,8
Petak 31 61,8 33,3 43,5 41,5 54,2
Petak 32 60,3 33,3 40,8 45,9 -
Petak 33 61,7 32,9 46,6 50,3 -
Petak 34 62,6 34,5 46,2 46,9 -
Petak 35 63,3 33,7 41,2 46,4 -
Rata-rata 61,8 34,1 43,3 45,5 30,4
Sumber: Data Primer Setelah Di Olah Tahun 2020

Berdasarkan uraian Tabel 10, diketahui bahwa jumlah tinggi rata-rata

tanaman keseluruhan setiap petak ukur dari lima jenis tanaman yaitu Duet

sebanyak 34,1%, Mpusu sebanyak 43,3%, Kepuh sebanyak 45,5% Rajumas

sebanyak 30,4% dan Pulai sebanyak 61,8% sebagai tanaman lebih tinggi dari

tanaman yang lain dikarenakan tanaman ini banyak tumbuh, sehat, tingginya

merata dan kondisi tanah yang sesuai dengan kebaradaan tanaman ini.

42
5.4. Hasil Penilaian Kriteria Tanaman

Hasil penilaian kriteria tanaman mempunyai panduan untuk menentukan

kriteria tanaman pada pelaksanaan penilaian tanaman. Berdasarkan hasil penilaian

tanaman Rehabilitas Hutan dan Lahan yang telah dilakukan pada lokasi yang telah

ditentukan maka kriteria tanaman untuk setiap jenis tanaman pada setiap petak

ukur dikategorikan dengan klasifikasi Sehat, Kurang Sehat dan Merana.

Adapun kategori penilaian kriteria tanaman dan jumlah tanaman sesuai

klasifikasi penilaian pada setiap masing-masing petak ukur di lokasi Taman

Nasional Tambora Resort Doro Ncanga, Desa Doropeti, Kecamatan Pekat,

Kabupaten Dompu dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabe 11.Klasifikasi Kriteria Tanaman dan Jumlah Tanaman Setiap Jenis Tanaman
Rehabilitas Hutan dan Lahan Tahun 2019.
Petak Ukur Kriteria Tanaman
Sehat Kurang Sehat Merana
Petak 1 32 38 -
Petak 2 35 30 -
Petak 3 30 40 -
Petak 4 36 39 -
Petak 5 37 34 -
Petak 6 47 30 -
Petak 7 58 23 -
Petak 8 55 20 -
Petak 9 51 27 -
Petak 10 52 21 -
Petak 11 64 13 -
Petak 12 58 14 -
Petak 13 51 18 -
Petak 14 48 22 -
Petak 15 35 27 -
Petak 16 49 27 -
Petak 17 59 21 -
Petak 18 45 25 -
Petak 19 55 17 -
Petak 20 41 25 -
Petak 21 54 19 -

43
Petak Ukur Kriteria Tanaman
Sehat Kurang Sehat Merana
Petak 22 56 12 -
Petak 23 52 27 -
Petak 24 58 15 -
Petak 25 54 17 -
Petak 26 41 25 -
Petak 27 31 41 -
Petak 28 54 21 -
Petak 29 53 16 -
Petak 30 48 32 -
Petak 31 54 20 -
Petak 32 54 19 -
Petak 33 52 26 -
Petak 34 51 19 -
Petak 35 30 29 1
Jumlah 1.680 849 1
Sumber: Data Primer Setelah Di Olah Tahun 2020

Berdasarkan uraian Tabel 11, dapat dilihat bahwa diketahui hasil penilaian

kriteria tanaman sesuai kategori penilaian kriteria tanaman dari jumlah

keseluruhan setiap petak ukur yaitu kategori tanaman Sehat sebanyak 1.680,

kategori tanaman Kurang Sehat sebanyak 849 yaitu tajuk atau daunnya berwarna

kuning, disebabkan kondisi tanah yang berbatu dan lain faktor tanah tandus dan

kategori tanaman Merana Ada, dikarenakan tanaman pada petak ukur 35 terjadi

kebakaran.

44
5.5. Intensitas Pemeliharaan Tanaman

Pemeliharaan merupakan kegiatan untuk menjaga, mengamankan, dan

meningkatkan kualitas tanaman hasil kegiatan Rehabilitas Hutan dan Lahan,

penghijauan jenis tanaman, dan pengayaan tanaman (Pertiwi et al.,2016).

Penilaian tanaman dalam penentuan intensitas pemeliharaan tanaman Rehabilitas

Hutan dan Lahan pada kawasan Taman Nasional Tambora, Resort Doro Ncanga,

Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu. Intensitas pemeliharaan dapat

dikelompokan menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu: (1) Pemeliharaan ringan. (2)

Pemeliharaan sedang. (3) Pemeliharaan berat.

Tehnik insensitas pemeliharaan tanaman secara garis besar meliputi

sebagai berikut (Rancangan Tehnis, 2019).

1. Tehnik konservasi tanah yang tepat untuk mengurangi tingkat erosi dan

menjaga lingkungan tanah.

2. Penyiraman diusahakan dilakukan minimal satu kali sehari pada waktu

pagi/sore hari, kecuali jika terjadi hujan.

3. Penyulanan dilakukan untuk menganti tanaman yang mati atau tidak

tumbuh dengan sehat.

4. Penyiangan dan pendangiran dilakukan terhadap gulma atau rumput liar di

sekitar tanaman ( radius ± 0,5 m) dengan cara mencabut lingkungan gulma

perakaran atau dengan menggunakan bahan kimia (fungsida) untuk gulma

dari jenis alang-alang. Diharapkan kegiatan ini dapat rutin dilakukan oleh

anggota kelompok tani setiap 3 bulan sekali. Sedangkan pendangiran

dilakukan dengan cara menggemburkan lagi tanah di sekitar tanaman

45
untuk menjamin porositas tanah. Diharapkan kegiatan ini dapat rutin

dilakukan setiap 3 bulan sekali hingga tanaman berumur 3 tahun.

5. Pemupukan dilakukan pada kegiatan Pemeliharaan Tahun I maupun

Pemeliharaan Tahun II dengan menggunakan pupuk kompos.

6. Pengendalian hama dan penyakit apabila ditemukan adanya serangan

hama dan penyakit pada tanaman, upaya pemberantasan hama dan

penyakit dilakukan dengan menggunakan insektisida dan fungisida yang

dosisnya disesuaikan dengan kondisi dan umur tanaman maupun dengan

perlakuan manual untuk hama ulat dan hewan liar.

Pemeliharaan tanaman yang terdiri dari 5 (lima) kriteria yaitu persen

tumbuh tanaman, fisiografi lahan, keadaan tumbuhan bawah, kondisi tanah dan

gangguan tanaman. Kemudian, dalam skala penilaian tamanan setiap kriteria

dikategorikan dalam bentuk sebagai berikut; fisiografi lahan yang dicatat yaitu

(datar, landai, agak curam, curam), keadaan tumbuhan bawah (rapat, jarang,

sedang), kondisi tanah (gembur, kurang gembur, kurus, berbatu) dan gangguan

tanaman (pengembalaan, hama penyakit, kebakaran).

Berdasarkam hasil penilaian tanaman bahwa pelaksanaan Rehabilitas

Hutan dan Lahan (RHL) pada setiap petak ukur yang berlokasi dikawasan Taman

Nasional Tambora, Resort Doro Ncanga, Desa Doropeti, Kecamatan Pekat,

Kabupaten Dompu dapat dilihat pada Tabel 12.

46
Tabel 12. Persen Tumbuh Tanaman dan Intensitas Pemeliharaan Tanaman Setiap
Petak Ukur.
Petak Persen Fisiografi Keadaan Kondisi Gangguan Intensitas
Ukur Tumbuh Lahan Tumbuhan Tanah Tanaman Pemeliharaan
Tanaman Bawah
(%)
P.1 63,63 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.2 59,09 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.3 63,63 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.4 68,18 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.5 64,54 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.6 71,81 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.7 74,54 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.8 68,18 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.9 70,90 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.10 66,36 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.11 70,90 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.12 65,45 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.13 62,72 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.14 63,63 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.15 56,36 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.16 69,09 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.17 72,72 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.18 63,63 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.19 65,45 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.20 72,72 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.21 66,36 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.22 61,81 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.23 71,81 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.24 66,36 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.25 64,54 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.26 73,63 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.27 65,45 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.28 68,18 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.29 62,72 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.30 72,72 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.31 67,27 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.32 66,36 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.33 70,90 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.34 63,63 Datar Sedang Berbatu - Sedang
P.35 53,63 Datar Sedang Berbatu Kebakaran Sedang
Sumber: Data Primer Setelah Di Olah Tahun 2020

47
Berdasarkan uraian Tabel 12, diketahui intensitas pemeliharaan tanaman

dapat dilihat dari hasil penilaian tanaman pada setiap petak ukur rata-rata

memiliki kondisi tanah yaitu Berbatu, karena areal penanaman berada pada zona

rehabilitas yang dari hasil pecahan batu letusan gunung tambora. Keadaan

tumbuhan bawah yaitu Sedang, karena tumbuhan bawah tanah terdapat hanya

rerumputan. Intensitas pemeliharan yaitu Sedang, karena setiap petak ukur

tanaman tidak tumbuh semua dan terjadi kebakaran pada salah satu petak ukur

sehingga perlu melakukan penyulaman atau pergantian tanaman yang mati.

Kemudian, pada petak ukur 35 (tiga lima) memiliki perbedaan dari petak ukur lain

karena terjadi kebakaran hutan dan lahan.

48
VI. PENUTUP

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian adapun yang dapat disimpulkan bahwa

tingkat keberhasilan tumbuh tanaman pada setiap hasil penelitian menunjukan

rata-rata luas areal tanaman yaitu rencana 700 hektar terealisasi 100%. Persentase

tumbuh tanaman yaitu 66,51%. Rata-rata tinggi tanaman yaitu Duet 34,1%,

Mpusu 43,3%, Kepuh 45,5%, Rajumas 30,4%, Pulai 61,8%. Kriteria tanaman

yaitu sehat 1.680, kurang sehat 849, merana 1, dan memiliki intensitas

pemiliharaan tanaman yaitu Sedang. Maka, Rehabilitas Hutan dan Lahan (RHL)

dikawasan Taman Nasional Tambora, Resort Doro Ncanga, Desa Doropeti,

Kecamatan Pekat, Kabupaten Dompu Rehabilitas Hutan dan Lahan dinyatakan

belum berhasil.

6.2. Saran

Berdasarkan penilaian dilapangan, adapun saran yang diharapkan dapat

menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki kegiata n ini kedepan sebagai berikut:

1. Perlunya pengendalian dan pengawasan yang rutin dari petugas pengelola

agar dapat mencegah kebakaran hutan dan sebagainya dalam kawasan.

2. Perlunya mengetahui terlebih dahulu tanaman yang tepat untuk ditanaman

dilokasi kegiatan.

3. Perlunya sosialisasi pada masyarakat mengenai pemanfaatan hasil dari

kegiatan ini, sehingga memberikan pemahaman kepada masyarakat dan

memberikan peranan yang besar dalam pengelolaan yang berkelanjutan.

49
DAFTAR PUSTAKA

Awang,S.A. dkk., 2008. Panduan Pemberdayaan Lembaga Masyarakat Desa


Hutan (LMDH). Montpellier, France: French Agricultural Research
Centre for Internasional Development (CIRAD), Bogor, Indonesia:
Center for Internasional Forestry Research (CIFOR), Yogyakarta,
Indonesia: PKHR Fakultas Kehutanan UGM.

Budiantoro, 2000. Evaluasi Tujuan Suatu Proyek/Kegiatan. Jakarta.

Balai Konservasi Sumber Daya Alam NTB. 2003. Buku Informasi Gunung
Tambora. BKSDA Nusa Tenggara Barat.

Cahyaningsih, Nurka., Gamal Pasya, Warsito. 2006. HKm Lampung Barat:


Panduan Cara memproses Perijinan dan Kiat Sukses menghadapi
Evaluasi. World Agroforestry Centre Asia Tenggara dan Dinas
Kehutanan dan PSDA Lampung Barat.

Depertemen Kehutanan. 1999. Undang Undang Nomor 41 Tahun Tentang


Kehutanan, Kantor Menteri Negara Sekretaris Negara Republik
Indonesia, Jakarta.

Depertemen Kehutanan. 2001. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 52/Kpts-


II/2001 tentang Pedoman Penyelenggaran Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai. Kantor Direktorat Jenderal Rehabilitas Lahan dan Perhutanan
Sosial. Jakarta.

Depertemen Kehutanan. 2004. Penilaian dan Pengawasan Penanaman GN-RHL


Tahun 2003 Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta.
Dishutbun Prov. DIY.

Departemen Kehutanan. 2008. PP No 76 Tahun 2008 Tentang Rehabilitas Hutan


dan Reklamasi Lahan. Jakarta.

Departemen Kehutanan. 1992. Manual Kehutanan. Dephut: Jakarta.

Departemen Kehutanan. 2009. Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia


Nomor:P.60/Menhut-II/2009 tentang Pedoman Penilaian
Keberhasilan Reklamasi Hutan. Jakarta: Dephut.

Depertemen Kehutanan. 1990. Undang-undang No.5 Tahun 1990 tentang


Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Jakarta.

Djogo, Tony., Sunaryo., Martua Sirait. 2003. Kelembagaan dan Kebijakan dalam
Pengembangan Agroforestri. World Agroforestry Centre (ICRAF)
Southeast Asia Regional Office. Bogor. Indonesia.

50
Fitriani,Y. 2008. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengunjung
Agrowisata Taman Wisata Mekarsari Dengan Menggunakan Metode
Kontingensi. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Bogor.

Hakim I., S. Irawanti, Murniati, Sumarharni, A. Widiarti, R. Effendi, M. Muslich,


Sri. Rulliaty. 2010. Social Forestry: Menuju Masyarakat Sejahtera.
Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan
Kebijakan.
Hartono, 2008. Mencari Bentuk Pengelolaan Taman Nasional Model Sebuah
Tinjauan Reflektif Praktek Pengelolaan Taman Nasional Di Indonesia.
Bayuwangi.
Ja Posman Napitu, Marsono, Dj. 2007. Pengelolaaan Kawasan Konservasi.
Yogyakarta.
Jatmiko,A. dkk., 2012. Evaluasi Kegiatan Rehabilitas Hutan dan Lahan
Menggunakan Analisis Multikriteria (Studi Kasus Di Desa Butuh
Kidul Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah).
Jurnal Ilmu Kehutanan. Volume VI No.1, Januari-Maret 2012.
http://jurnal.ugm.ac.id/jikfkt/article/vie w/3307. Diakses 03 April
2018.
Kementeria Kehutanan. 2020. Deforestasi Indonesia Tahun 2018-2019. Jakarta:
Direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Lingkungan Hidup.
Manan, S. 1979. Pengaruh Hutan dan Managemen Daerah Aliran Sungai Sungai.
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Maksum M. 2005. Monitoring dan Evaluasi, Bahan Ajar Manajemen Proyek.
Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Nirawati, N.B.,& Putranto, B. 2013. Evaluasi Keberhasilan Pertumbuhan
Tanaman pada Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) di
Taman Bantimurung Bulusaraung (Studi Kegiatan GNRHL Tahun
2003-2007). Jurnal Sains & Teknologi, 13 (2), 175-183.
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia. 2018. PP Nomor P.105/
MENLHK/SETJEN/ KUM.1/12/2018 Tentang Tata Cara Pelaksanaan,
Kegiatan Pendudukung, Pemberian Insentif, Serta Pembinaan dan
Pengendalian Kegiatan Rehabilitas Hutan dan Lahan. Jakarta.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. 1998. PP Nomor 68 Tahun 1998
Tentang Kawasan Suaka Alam dan Kawasan Pelestarian Alam.
Jakarta.

51
Pertiwi, R. S., & Marta, A. 2016. Rehabilitasi Hutan di Kecamatan Peranap oleh
Dinas Kehutanan Kabupaten Indragiri Hulu Tahun 2014-2015. Jurnal
Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Riau.

Balai Taman Nasional Tambora, 2019. Rancangan Tehnis Rehabilitas Hutan dan
Lahan.

Setiawan, Markum, Rahmat Sabani. 2015. Hutan Kemasyarakatan:Sebuah Ikhtiar


Mewujudkan Hutan Lestari Masyarakat Sejahtera. Mataram: RA
Visindo.
Sudarsono, Dwi. 2016. Panduan Monitoring dan Evaluasi PHBM. SAMANTA.
Mataram.

52
L

53
TALLY SHEET
PENILAIAN TINGGI TANAMAN DAN KRITERIA TANAMAN

Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %


Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur :1
Kecamatan : Pekat Kordinat X : 08°24.822°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.274°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 70
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Kuang Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 50 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 51 a. Datar √
3 Pulai √ 60 b. Landai
4 Pulai √ 64 c. Agak curam
4 Pulai √ 57 d. Curam
5 Pulai √ 50
6 Pulai √ 63 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 62 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 49 b. Jarang
9 Pulai √ 57 c. Sedang √
10 Pulai √ 55
11 Pulai √ 62
12 Pulai √ 59 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 62 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 64 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 54 c. Kurus
16 Pulai √ 58 d. Berbatu √
17 Duet √ 59
18 Duet √ 39 4. Gangguan Tanaman
19 Duet √ 31 a. Pengembalaan
20 Duet √ 27 b. Kebakaran
21 Duet √ 35 c. Hama Penyakit
22 Duet √ 30
23 Duet √ 36
24 Duet √ 38
25 Duet √ 30
26 Duet √ 35
27 Duet √ 39
28 Duet √ 29
29 Duet √ 30
30 Duet √ 32
31 Mpusu √ 40
32 Mpusu √ 41

54
33 Mpusu √ 34
34 Mpusu √ 38
35 Mpusu √ 43
36 Mpusu √ 32
37 Mpusu √ 38
38 Mpusu √ 46
39 Mpusu √ 43
40 Mpusu √ 41
41 Mpusu √ 50
42 Mpusu √ 47
43 Mpusu √ 41
44 Mpusu √ 40
45 Mpusu √ 49
46 Mpusu √ 37
47 Mpusu √ 34
48 Kepuh √ 43
49 Kepuh √ 50
50 Kepuh √ 47
51 Kepuh √ 40
52 Kepuh √ 41
53 Kepuh √ 52
54 Kepuh √ 46
55 Kepuh √ 41
56 Kepuh √ 56
57 Kepuh √ 49
58 Kepuh √ 45
59 Kepuh √ 37
60 Kepuh √ 48
61 Rajumas √ 57
62 Rajumas √ 50
63 Rajumas √ 47
64 Rajumas √ 41 Pulai : 16
65 Rajumas √ 58 Duwet : 14
66 Rajumas √ 44 Mpusu : 17
67 Rajumas √ 56 Kepuh : 12
68 Rajumas √ 59 Rajumas : 8
69 Rajumas √ 60
70 Rajumas √ 63

55
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur :2
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.975°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.357°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 65
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Kurang Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 56 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 52 a. Datar √
3 Pulai √ 60 b. Landai
4 Pulai √ 63 c. Agak curam
4 Pulai √ 55 d. Curam
5 Pulai √ 51
6 Pulai √ 63 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 62 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 50 b. Jarang
9 Pulai √ 53 c. Sedang √
10 Pulai √ 58
11 Pulai √ 60
12 Pulai √ 58 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 61 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 63 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 55 c. Kurus
16 Duet √ 58 d. Berbatu √
17 Duet √ 54
18 Duet √ 40 4. Gangguan Tanaman
19 Duet √ 32 a. Pengembalaan
20 Duet √ 24 b. Kebakaran
21 Duet √ 34 c. Hama Penyakit
22 Duet √ 32
23 Duet √ 37
24 Duet √ 34
25 Duet √ 36
26 Duet √ 36
27 Duet √ 40
28 Duet √ 27
29 Duet √ 34
30 Duet √ 31
31 Mpusu √ 44
32 Mpusu √ 40
33 Mpusu √ 36
34 Mpusu √ 38
35 Mpusu √ 43

56
36 Mpusu √ 38
37 Mpusu √ 40
38 Mpusu √ 47
39 Mpusu √ 43
40 Mpusu √ 37
41 Mpusu √ 50
42 Mpusu √ 48
43 Mpusu √ 41
44 Mpusu √ 40
45 Mpusu √ 49
46 Mpusu √ 37
47 Kepuh √ 34
48 Kepuh √ 48
49 Kepuh √ 51
50 Kepuh √ 44
51 Kepuh √ 46
52 Kepuh √ 40
53 Kepuh √ 53
54 Kepuh √ 47
55 Kepuh √ 41
56 Kepuh √ 56
57 Kepuh √ 49
58 Kepuh √ 44
59 Kepuh √ 39
60 Rajumas √ 47
61 Rajumas √ 58 Pulai :
62 Rajumas √ 51 Duwet :
63 Rajumas √ 50 Mpusu :
64 Rajumas √ 41 Kepuh :
65 Rajumas √ 58 Rajumas :

57
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur :3
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.870°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.414°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 70
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Kurang Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 51 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 56 a. Datar √
3 Pulai √ 61 b. Landai
4 Pulai √ 66 c. Agak curam
4 Pulai √ 56 d. Curam
5 Pulai √ 54
6 Pulai √ 60 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 62 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 60 b. Jarang
9 Pulai √ 59 c. Sedang √
10 Pulai √ 55
11 Pulai √ 63
12 Pulai √ 56 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 58 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 66 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 58 c. Kurus
16 Pulai √ 53 d. Berbatu √
17 Pulai √ 57
18 Pulai √ 56 4. Gangguan Tanaman
19 Duet √ 34 a. Pengembalaan
20 Duet √ 26 b. Kebakaran
21 Duet √ 38 c. Hama Penyakit
22 Duet √ 32
23 Duet √ 33
24 Duet √ 34
25 Duet √ 38
26 Duet √ 37
27 Duet √ 40
28 Duet √ 32
29 Duet √ 30
30 Duet √ 39
31 Mpusu √ 44
32 Mpusu √ 40
33 Mpusu √ 37
34 Mpusu √ 34

58
35 Mpusu √ 46
36 Mpusu √ 34
37 Mpusu √ 37
38 Mpusu √ 46
39 Mpusu √ 43
40 Mpusu √ 49
41 Mpusu √ 48
42 Mpusu √ 50
43 Mpusu √ 40
44 Mpusu √ 43
45 Mpusu √ 49
46 Mpusu √ 40
47 Mpusu √ 33
48 Mpusu √ 50
49 Mpusu √ 55
50 Kepuh √ 48
51 Kepuh √ 49
52 Kepuh √ 41
53 Kepuh √ 52
54 Kepuh √ 44
55 Kepuh √ 43
56 Kepuh √ 54
57 Kepuh √ 50
58 Kepuh √ 45
59 Kepuh √ 34
60 Kepuh √ 49
61 Kepuh √ 56
62 Kepuh √ 51
63 Kepuh √ 47
64 Rajumas √ 40
65 Rajumas √ 56
66 Rajumas √ 47 Pulai :
67 Rajumas √ 56 Duwet :
68 Rajumas √ 59 Mpusu :
69 Rajumas √ 54 Kepuh :
70 Rajumas √ 55 Rajumas :

59
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur :4
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.791°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.404°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 75
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Kurang Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 61 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 50 a. Datar √
3 Pulai √ 67 b. Landai
4 Pulai √ 66 c. Agak curam
4 Pulai √ 55 d. Curam
5 Pulai √ 58
6 Pulai √ 64 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 61 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 49 b. Jarang
9 Pulai √ 57 c. Sedang √
10 Pulai √ 55
11 Pulai √ 62
12 Pulai √ 60 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 61 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 63 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 58 c. Kurus
16 Pulai √ 56 d. Berbatu √
17 Pulai √ 59
18 Pulai √ 60 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 49 a. Pengembalaan
20 Duet √ 27 b. Kebakaran
21 Duet √ 34 c. Hama Penyakit
22 Duet √ 31
23 Duet √ 34
24 Duet √ 38
25 Duet √ 33
26 Duet √ 37
27 Duet √ 39
28 Duet √ 28
29 Duet √ 37
30 Duet √ 36
31 Duet √ 40
32 Duet √ 36
33 Duet √ 34
34 Mpusu √ 40
35 Mpusu √ 46

60
36 Mpusu √ 32
37 Mpusu √ 38
38 Mpusu √ 46
39 Mpusu √ 44
40 Mpusu √ 43
41 Mpusu √ 51
42 Mpusu √ 47
43 Mpusu √ 41
44 Mpusu √ 44
45 Mpusu √ 50
46 Mpusu √ 48
47 Mpusu √ 53
48 Mpusu √ 48
49 Mpusu √ 57
50 Mpusu √ 63
51 Kepuh √ 42
52 Kepuh √ 41
53 Kepuh √ 52
54 Kepuh √ 44
55 Kepuh √ 42
56 Kepuh √ 54
57 Kepuh √ 52
58 Kepuh √ 50
59 Kepuh √ 48
60 Kepuh √ 51
61 Kepuh √ 49
62 Kepuh √ 50
63 Kepuh √ 47
64 Kepuh √ 46
65 Rajumas √ 58
66 Rajumas √ 51
67 Rajumas √ 54
68 Rajumas √ 57
69 Rajumas √ 50
70 Rajumas √ 52
71 Rajumas √ 56 Pulai :
72 Rajumas √ 54 Duwet :
73 Rajumas √ 47 Mpusu :
74 Rajumas √ 43 Kepuh :
75 Rajumas √ 58 Rajumas :

61
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur :5
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.609°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.361°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 71
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 60 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 58 a. Datar √
3 Pulai √ 56 b. Landai
4 Pulai √ 64 c. Agak curam
4 Pulai √ 54 d. Curam
5 Pulai √ 57
6 Pulai √ 63 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 62 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 47 b. Jarang
9 Pulai √ 57 c. Sedang √
10 Pulai √ 57
11 Pulai √ 63
12 Pulai √ 59 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 62 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 64 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 55 c. Kurus
16 Pulai √ 57 d. Berbatu √
17 Pulai √ 56
18 Duet √ 39 4. Gangguan Tanaman
19 Duet √ 30 a. Pengembalaan
20 Duet √ 26 b. Kebakaran
21 Duet √ 38 c. Hama Penyakit
22 Duet √ 31
23 Duet √ 37
24 Duet √ 38
25 Duet √ 34
26 Duet √ 36
27 Duet √ 38
28 Duet √ 34
29 Duet √ 30
30 Duet √ 34
31 Duet √ 38
32 Duet √ 36
33 Duet √ 37
34 Duet √ 38
35 Duet √ 40

62
36 Duet √ 47
37 Duet √ 39
38 Mpusu √ 48
39 Mpusu √ 46
40 Mpusu √ 44
41 Mpusu √ 53
42 Mpusu √ 54
43 Mpusu √ 42
44 Mpusu √ 40
45 Mpusu √ 49
46 Mpusu √ 59
47 Mpusu √ 50
48 Mpusu √ 52
49 Mpusu √ 50
50 Mpusu √ 49
51 Kepuh √ 43
52 Kepuh √ 44
53 Kepuh √ 52
54 Kepuh √ 46
55 Kepuh √ 40
56 Kepuh √ 52
57 Kepuh √ 53
58 Kepuh √ 49
59 Kepuh √ 52
60 Kepuh √ 48
61 Kepuh √ 57
62 Kepuh √ 56
63 Kepuh √ 57
64 Rajumas √ 61
65 Rajumas √ 58
66 Rajumas √ 44
67 Rajumas √ 56 Pulai :
68 Rajumas √ 59 Duwet :
69 Rajumas √ 60 Mpusu :
70 Rajumas √ 53 Kepuh :
71 Rajumas √ 54 Rajumas :

63
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur :6
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.648°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.264°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 77
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Kurang Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 55 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 54 a. Datar √
3 Pulai √ 60 b. Landai
4 Pulai √ 66 c. Agak curam
4 Pulai √ 58 d. Curam
5 Pulai √ 51
6 Pulai √ 63 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 62 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 62 b. Jarang
9 Pulai √ 59 c. Sedang √
10 Pulai √ 59
11 Pulai √ 64
12 Pulai √ 60 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 61 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 64 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 58 c. Kurus
16 Pulai √ 67 d. Berbatu √
17 Pulai √ 63
18 Pulai √ 54 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 57 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 63 b. Kebakaran
21 Pulai √ 58 c. Hama Penyakit
22 Duet √ 30
23 Duet √ 32
24 Duet √ 38
25 Duet √ 36
26 Duet √ 38
27 Duet √ 39
28 Duet √ 30
29 Duet √ 29
30 Duet √ 34
31 Duet √ 36
32 Duet √ 38
33 Duet √ 36
34 Duet √ 38
35 Duet √ 40

64
36 Duet √ 37
37 Duet √ 38
38 Duet √ 41
39 Duet √ 36
40 Duet √ 35
41 Duet √ 37
42 Mpusu √ 47
43 Mpusu √ 41
44 Mpusu √ 40
45 Mpusu √ 49
46 Mpusu √ 38
47 Mpusu √ 40
48 Mpusu √ 43
49 Mpusu √ 50
50 Mpusu √ 47
51 Mpusu √ 43
52 Mpusu √ 43
53 Mpusu √ 51
54 Mpusu √ 47
55 Mpusu √ 43
56 Mpusu √ 56
57 Kepuh √ 49
58 Kepuh √ 45
59 Kepuh √ 37
60 Kepuh √ 48
61 Kepuh √ 42
62 Kepuh √ 50
63 Kepuh √ 47
64 Kepuh √ 41
65 Kepuh √ 43
66 Kepuh √ 44
67 Kepuh √ 50
68 Kepuh √ 46
69 Kepuh √ 48
70 Kepuh √ 42
71 Rajumas √ 56
72 Rajumas √ 58
73 Rajumas √ 54 Pulai :
74 Rajumas √ 58 Duwet :
75 Rajumas √ 59 Mpusu :
76 Rajumas √ 60 Kepuh :
77 Rajumas √ 54 Rajumas :

65
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur :7
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.625°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.275°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 81
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 52 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 51 a. Datar √
3 Pulai √ 63 b. Landai
4 Pulai √ 62 c. Agak curam
4 Pulai √ 54 d. Curam
5 Pulai √ 56
6 Pulai √ 66 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 62 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 60 b. Jarang
9 Pulai √ 59 c. Sedang √
10 Pulai √ 57
11 Pulai √ 64
12 Pulai √ 61 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 63 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 63 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 66 c. Kurus
16 Pulai √ 63 d. Berbatu √
17 Pulai √ 59
18 Pulai √ 64 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 58 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 60 b. Kebakaran
21 Duet √ 35 c. Hama Penyakit
22 Duet √ 33
23 Duet √ 34
24 Duet √ 39
25 Duet √ 33
26 Duet √ 36
27 Duet √ 39
28 Duet √ 30
29 Duet √ 33
30 Duet √ 31
31 Duet √ 40
32 Duet √ 38
33 Duet √ 34
34 Duet √ 38
35 Duet √ 37

66
36 Mpusu √ 36
37 Mpusu √ 38
38 Mpusu √ 46
39 Mpusu √ 44
40 Mpusu √ 49
41 Mpusu √ 51
42 Mpusu √ 47
43 Mpusu √ 43
44 Mpusu √ 44
45 Mpusu √ 49
46 Mpusu √ 38
47 Mpusu √ 36
48 Mpusu √ 4
49 Mpusu √ 50
50 Mpusu √ 47
51 Mpusu √ 40
52 Mpusu √ 41
53 Mpusu √ 52
54 Mpusu √ 46
55 Kepuh √ 41
56 Kepuh √ 56
57 Kepuh √ 49
58 Kepuh √ 45
59 Kepuh √ 37
60 Kepuh √ 48
61 Kepuh √ 57
62 Kepuh √ 50
63 Kepuh √ 47
64 Kepuh √ 41
65 Kepuh √ 58
66 Kepuh √ 44
67 Kepuh √ 51
68 Kepuh √ 43
69 Kepuh √ 42
70 Kepuh √ 46
71 Kepuh √ 49
72 Kepuh √ 43
73 Kepuh √ 42
74 Kepuh √ 40
75 Kepuh √ 45
76 Kepuh √ 43
77 Rajumas √ 58 Pulai :
78 Rajumas √ 56 Duwet :
79 Rajumas √ 54 Mpusu :

67
80 Rajumas √ 55 Kepuh :
81 Rajumas √ 57 Rajumas :

Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %


Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur :8
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.580°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.257°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 75
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 52 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai` √ 51 a. Datar √
3 Pulai √ 63 b. Landai
4 Pulai √ 62 c. Agak curam
4 Pulai √ 56 d. Curam
5 Pulai √ 53
6 Pulai √ 62 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 64 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 57 b. Jarang
9 Pulai √ 59 c. Sedang √
10 Pulai √ 60
11 Pulai √ 64
12 Pulai √ 59 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 66 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 65 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 63 c. Kurus
16 Pulai √ 61 d. Berbatu √
17 Pulai √ 63
18 Pulai √ 60 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 64 a. Pengembalaan
20 Duet √ 26 b. Kebakaran
21 Duet √ 35 c. Hama Penyakit
22 Duet √ 33
23 Duet √ 32
24 Duet √ 38
25 Duet √ 30
26 Duet √ 34
27 Duet √ 39
28 Duet √ 28
29 Duet √ 33
30 Duet √ 32
31 Duet √ 41

68
32 Duet √ 43
33 Duet √ 34
34 Duet √ 32
35 Duet √ 34
36 Duet √ 36
37 Duet √ 33
38 Duet √ 36
39 Duet √ 35
40 Mpusu √ 41
41 Mpusu √ 50
42 Mpusu √ 47
43 Mpusu √ 41
44 Mpusu √ 41
45 Mpusu √ 49
46 Mpusu √ 37
47 Mpusu √ 34
48 Mpusu √ 43
49 Mpusu √ 50
50 Mpusu √ 47
51 Mpusu √ 40
52 Mpusu √ 41
53 Mpusu √ 52
54 Mpusu √ 46
55 Mpusu √ 41
56 Kepuh √ 56
57 Kepuh √ 49
58 Kepuh √ 45
59 Kepuh √ 37
60 Kepuh √ 48
61 Kepuh √ 57
62 Kepuh √ 50
63 Kepuh √ 47
64 Kepuh √ 41
65 Kepuh √ 48
66 Kepuh √ 44
67 Kepuh √ 46
68 Kepuh √ 41
69 Kepuh √ 39
70 Kepuh √ 38
71 Kepuh √ 46 Pulai :
72 Rajumas √ 56 Duwet :
73 Rajumas √ 58 Mpusu :
74 Rajumas √ 60 Kepuh :
75 Rajumas √ 53 Rajumas :

69
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur :9
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.854°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.343°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 78
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 54 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 53 a. Datar √
3 Pulai √ 62 b. Landai
4 Pulai √ 61 c. Agak curam
4 Pulai √ 59 d. Curam
5 Pulai √ 50
6 Pulai √ 64 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 62 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 50 b. Jarang
9 Pulai √ 57 c. Sedang √
10 Pulai √ 56
11 Pulai √ 63
12 Pulai √ 59 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 66 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 64 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 59 c. Kurus
16 Pulai √ 60 d. Berbatu √
17 Pulai √ 54
18 Pulai √ 53 4. Gangguan Tanaman
19 Duet √ 34 a. Pengembalaan
20 Duet √ 27 b. Kebakaran
21 Duet √ 36 c. Hama Penyakit
22 Duet √ 30
23 Duet √ 36
24 Duet √ 38
25 Duet √ 31
26 Duet √ 33
27 Duet √ 38
28 Duet √ 30
29 Duet √ 33
30 Duet √ 37
31 Duet √ 32
32 Duet √ 39
33 Duet √ 34
34 Duet √ 32
35 Duet √ 34

70
36 Duet √ 36
37 Duet √ 39
38 Duet √ 29
39 Duet √ 30
40 Duet √ 32
41 Mpusu √ 53
42 Mpusu √ 51
43 Mpusu √ 49
44 Mpusu √ 46
45 Mpusu √ 47
46 Mpusu √ 42
47 Mpusu √ 34
48 Mpusu √ 43
49 Mpusu √ 50
50 Kepuh √ 44
51 Kepuh √ 42
52 Kepuh √ 44
53 Kepuh √ 58
54 Kepuh √ 43
55 Kepuh √ 47
56 Kepuh √ 54
57 Kepuh √ 49
58 Kepuh √ 45
59 Kepuh √ 37
60 Kepuh √ 48
61 Kepuh √ 49
62 Kepuh √ 45
63 Kepuh √ 37
64 Kepuh √ 44
65 Kepuh √ 48
66 Kepuh √ 47
67 Kepuh √ 36
68 Kepuh √ 43
69 Kepuh √ 49
70 Kepuh √ 44
71 Kepuh √ 37
72 Kepuh √ 48
73 Rajumas √ 44
74 Rajumas √ 54 Pulai :
75 Rajumas √ 51 Duwet :
76 Rajumas √ 53 Mpusu :
77 Rajumas √ 47 Kepuh :
78 Rajumas √ 50 Rajumas :

71
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 10
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.720°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.234°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 73
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 58 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 54 a. Datar √
3 Pulai √ 60 b. Landai
4 Pulai √ 63 c. Agak curam
4 Pulai √ 54 d. Curam
5 Pulai √ 51
6 Pulai √ 64 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 62 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 50 b. Jarang
9 Pulai √ 54 c. Sedang √
10 Pulai √ 58
11 Pulai √ 64
12 Pulai √ 60 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 64 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 62 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 57 c. Kurus
16 Pulai √ 59 d. Berbatu √
17 Pulai √ 64
18 Pulai √ 67 4. Gangguan Tanaman
19 Duet √ 31 a. Pengembalaan
20 Duet √ 27 b. Kebakaran
21 Duet √ 35 c. Hama Penyakit
22 Duet √ 31
23 Duet √ 36
24 Duet √ 38
25 Duet √ 33
26 Duet √ 34
27 Duet √ 39
28 Duet √ 29
29 Duet √ 34
30 Duet √ 40
31 Duet √ 33
32 Duet √ 37
33 Duet √ 38
34 Duet √ 33
35 Duet √ 35

72
36 Duet √ 37
37 Duet √ 36
38 Duet √ 33
39 Duet √ 32
40 Duet √ 38
41 Duet √ 34
42 Duet √ 33
43 Duet √ 30
44 Mpusu √ 46
45 Mpusu √ 49
46 Mpusu √ √ 43
47 Mpusu √ √ 39
48 Mpusu √ 42
49 Mpusu √ 47
50 Mpusu √ 46
51 Mpusu √ 36
52 Mpusu √ 43
53 Mpusu √ 47
54 Mpusu √ 38
55 Mpusu √ 36
56 Kepuh √ 58
57 Kepuh √ 39
58 Kepuh √ 40
59 Kepuh √ 37
60 Kepuh √ 48
61 Kepuh √ 46
62 Kepuh √ 41
63 Kepuh √ 56
64 Kepuh √ 49
65 Kepuh √ 45
66 Kepuh √ 37
67 Kepuh √ 46
68 Kepuh √ 41
69 Kepuh √ 46 Pulai :
70 Kepuh √ 41 Duwet :
71 Rajumas √ 58 Mpusu :
72 Rajumas √ 44 Kepuh :
73 Rajumas √ 56 Rajumas :

73
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 11
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.906°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.579°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 77
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 54 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 53 a. Datar √
3 Pulai √ 66 b. Landai
4 Pulai √ 64 c. Agak curam
4 Pulai √ 53 d. Curam
5 Pulai √ 50
6 Pulai √ 64 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 62 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 49 b. Jarang
9 Pulai √ 54 c. Sedang √
10 Pulai √ 57
11 Pulai √ 64
12 Pulai √ 57 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 69 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 63 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 57 c. Kurus
16 Pulai √ 60 d. Berbatu √
17 Pulai √ 62
18 Pulai √ 64 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 62 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 63 b. Kebakaran
21 Pulai √ 64 c. Hama Penyakit
22 Duet √ 31
23 Duet √ 34
24 Duet √ 39
25 Duet √ 33
26 Duet √ 32
27 Duet √ 39
28 Duet √ 28
29 Duet √ 30
30 Duet √ 34
31 Duet √ 31
32 Duet √ 36
33 Duet √ 34
34 Duet √ 34
35 Duet √ 29

74
36 Duet √ 40
37 Duet √ 36
38 Duet √ 33
39 Duet √ 36
40 Duet √ 26
41 Mpusu √ 51
42 Mpusu √ 44
43 Mpusu √ 46
44 Mpusu √ 43
45 Mpusu √ 47
46 Mpusu √ 39
47 Mpusu √ 38
48 Mpusu √ 56
49 Mpusu √ 43
50 Mpusu √ 47
51 Mpusu √ 44
52 Mpusu √ 48
53 Kepuh √ 56
54 Kepuh √ 42
55 Kepuh √ 41
56 Kepuh √ 53
57 Kepuh √ 49
58 Kepuh √ 44
59 Kepuh √ 38
60 Kepuh √ 48
61 Kepuh √ 56
62 Kepuh √ 54
63 Kepuh √ 43
64 Kepuh √ 47
65 Kepuh √ 56
66 Kepuh √ 44
67 Kepuh √ 53
68 Kepuh √ 57
69 Kepuh √
70 Rajumas √ 56
71 Rajumas √ 51
72 Rajumas √ 48
73 Rajumas √ 43
74 Rajumas √ 59
75 Rajumas √ 46
76 Rajumas √ 53
77 Rajumas √ 57

75
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 12
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.344°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.253°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 72
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 57 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 53 a. Datar √
3 Pulai √ 64 b. Landai
4 Pulai √ 62 c. Agak curam
4 Pulai √ 53 d. Curam
5 Pulai √ 54
6 Pulai √ 62 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 68 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 43 b. Jarang
9 Pulai √ 58 c. Sedang √
10 Pulai √ 58
11 Pulai √ 62
12 Pulai √ 58 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 63 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 64 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 54 c. Kurus
16 Pulai √ 58 d. Berbatu √
17 Pulai √ 61
18 Pulai √ 62 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 53 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 57 b. Kebakaran
21 Pulai √ 61 c. Hama Penyakit
22 Duet √ 33
23 Duet √ 32
24 Duet √ 37
25 Duet √ 33
26 Duet √ 34
27 Duet √ 37
28 Duet √ 28
29 Duet √ 35
30 Duet √ 34
31 Duet √ 31
32 Duet √ 36
33 Duet √ 33
34 Duet √ 27
35 Duet √ 38

76
36 Duet √ 37
37 Duet √ 36
38 Duet √ 35
39 Duet √ 34
40 Mpusu √ 41
41 Mpusu √ 51
42 Mpusu √ 44
43 Mpusu √ 46
44 Mpusu √ 42
45 Mpusu √ 48
46 Mpusu √ 34
47 Mpusu √ 39
48 Mpusu √ 48
49 Mpusu √ 46
50 Mpusu √ 47
51 Mpusu √ 31
52 Kepuh √ 42
53 Kepuh √ 52
54 Kepuh √ 46
55 Kepuh √ 41
56 Kepuh √ 56
57 Kepuh √ 48
58 Kepuh √ 46
59 Kepuh √ 34
60 Kepuh √ 46
61 Kepuh √ 53
62 Kepuh √ 47
63 Kepuh √ 46
64 Kepuh √ 54
65 Kepuh √ 44
66 Kepuh √ 43
67 Kepuh √ 32
68 Kepuh √ 39
69 Rajumas √ 41
70 Rajumas √ 54
71 Rajumas √ 56
72 Rajumas √ 58

77
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 13
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.327°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.174°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 69
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 51 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 53 a. Datar √
3 Pulai √ 62 b. Landai
4 Pulai √ 64 c. Agak curam
4 Pulai √ 56 d. Curam
5 Pulai √ 59
6 Pulai √ 68 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 64 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 42 b. Jarang
9 Pulai √ 59 c. Sedang √
10 Pulai √ 57
11 Pulai √ 66
12 Pulai √ 58 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 65 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 67 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 58 c. Kurus
16 Pulai √ 59 d. Berbatu √
17 Pulai √ 54
18 Pulai √ 66 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 53 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 67 b. Kebakaran
21 Pulai √ 64 c. Hama Penyakit
22 Pulai √ 59
23 Pulai √ 57
24 Pulai √ 58
25 Pulai √ 68
26 Pulai √ 54
27 Duet √ 33
28 Duet √ 30
29 Duet √ 33
30 Duet √ 37
31 Duet √ 38
32 Duet √ 36
33 Duet √ 34
34 Duet √ 36
35 Duet √ 38

78
36 Duet √ 32
37 Duet √ 38
38 Duet √ 39
39 Duet √ 31
40 Duet √ 34
41 Duet √ 30
42 Duet √ 35
43 Duet √ 38
44 Duet √ 34
45 Duet √ 36
46 Duet √ 33
47 Duet √ 40
48 Duet √ 33
49 Duet √ 34
50 Duet √ 37
51 Duet √ 41
52 Mpusu √ 40
53 Mpusu √ 48
54 Mpusu √ 42
55 Mpusu √ 44
56 Mpusu √ 43
57 Mpusu √ 49
58 Mpusu √ 38
59 Mpusu √ 34
60 Mpusu √ 41
61 Kepuh √ 47
62 Kepuh √ 43
63 Kepuh √ 39
64 Kepuh √ 48
65 Kepuh √ 47
66 Kepuh √ 34
67 Kepuh √ 49
68 Rajumas √ 57
69 Rajumas √ 50

79
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 14
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.262°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.132°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 70
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 63 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 67 a. Datar √
3 Pulai √ 61 b. Landai
4 Pulai √ 64 c. Agak curam
4 Pulai √ 53 d. Curam
5 Pulai √ 57
6 Pulai √ 61 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 66 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 44 b. Jarang
9 Pulai √ 56 c. Sedang √
10 Pulai √ 57
11 Pulai √ 61
12 Pulai √ 60 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 61 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 65 b. Kurang Subur √
15 Pulai √ 58 c. Kurus
16 Pulai √ 62 d. Berbatu
17 Pulai √ 58
18 Pulai √ 63 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 62 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 64 b. Kebakaran
21 Pulai √ 67 c. Hama Penyakit
22 Pulai √ 59
23 Pulai √ 63
24 Pulai √ 56
25 Pulai √ 66
26 Duet √ 34
27 Duet √ 38
28 Duet √ 30
29 Duet √ 31
30 Duet √ 34
31 Duet √ 36
32 Duet √ 37
33 Duet √ 33
34 Duet √ 32
35 Duet √ 40

80
36 Duet √ 36
37 Duet √ 34
38 Duet √ 37
39 Duet √ 32
40 Duet √ 31
41 Duet √ 38
42 Duet √ 42
43 Duet √ 38
44 Duet √ 28
45 Duet √ 34
46 Duet √ 36
47 Duet √ 32
48 Duet √ 39
49 Duet √ 34
50 Duet √ 44
51 Mpusu √ 39
52 Mpusu √ 36
53 Mpusu √ 40
54 Mpusu √ 41
55 Mpusu √ 50
56 Kepuh √ 56
57 Kepuh √ 49
58 Kepuh √ 45
59 Kepuh √ 33
60 Kepuh √ 48
61 Kepuh √ 42
62 Kepuh √ 46
63 Kepuh √ 34
64 Kepuh √ 49
65 Rajumas √ 58
66 Rajumas √ 44
67 Rajumas √ 56
68 Rajumas √ 59
69 Rajumas √ 54
70 Rajumas √ 57

81
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 15
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.197°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.142°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 62
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 63 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 57 a. Datar √
3 Pulai √ 62 b. Landai
4 Pulai √ 68 c. Agak curam
4 Pulai √ 56 d. Curam
5 Pulai √ 61
6 Pulai √ 66 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 67 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 50 b. Jarang
9 Pulai √ 57 c. Sedang √
10 Pulai √ 58
11 Pulai √ 67
12 Pulai √ 60 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 63 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 66 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 56 c. Kurus
16 Pulai √ 53 d. Berbatu √
17 Pulai √ 61
18 Pulai √ 63 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 67 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 64 b. Kebakaran
21 Pulai √ 60 c. Hama Penyakit
22 Pulai √ 54
23 Duet √ 36
24 Duet √ 34
25 Duet √ 37
26 Duet √ 37
27 Duet √ 39
28 Duet √ 30
29 Duet √ 34
30 Duet √ 33
31 Duet √ 36
32 Duet √ 40
33 Duet √ 36
34 Duet √ 38
35 Duet √ 37

82
36 Duet √ 38
37 Duet √ 35
38 Duet √ 37
39 Duet √ 38
40 Duet √ 34
41 Duet √ 40
42 Duet √ 38
43 Mpusu √ 41
44 Mpusu √ 40
45 Mpusu √ 49
46 Mpusu √ 37
47 Mpusu √ 34
48 Mpusu √ 43
49 Mpusu √ 42
50 Mpusu √ 48
51 Mpusu √ 34
52 Kepuh √ 41
53 Kepuh √ 52
54 Kepuh √ 46
55 Kepuh √ 41
56 Kepuh √ 56
57 Kepuh √ 49
58 Kepuh √ 45
59 Kepuh √ 37
60 Kepuh √ 48
61 Kepuh √ 33
62 Kepuh √ 47

83
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 16
Kecamatan : Pekat Kordinat : Y : 08°24.225°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti X : 118°05.099°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 76
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 60 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 54 a. Datar √
3 Pulai √ 63 b. Landai
4 Pulai √ 67 c. Agak curam
4 Pulai √ 53 d. Curam
5 Pulai √ 63
6 Pulai √ 64 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 67 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 43 b. Jarang
9 Pulai √ 59 c. Sedang √
10 Pulai √ 58
11 Pulai √ √ 63
12 Pulai √ 68 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 62 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ √ 64 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 58 c. Kurus
16 Pulai √ 54 d. Berbatu √
17 Pulai √ 64
18 Pulai √ 62 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 66 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 65 b. Kebakaran
21 Pulai √ 63 c. Hama Penyakit
22 Duet √ 31
23 Duet √ 37
24 Duet √ 36
25 Duet √ 34
26 Duet √ 37
27 Duet √ 39
28 Duet √ 32
29 Duet √ 34
30 Duet √ 35
31 Duet √ 34
32 Duet √ 33
33 Duet √ 36
34 Duet √ 34
35 Duet √ 37

84
36 Duet √ 32
37 Duet √ 38
38 Duet √ 34
39 Duet √ 38
40 Duet √ 38
41 Duet √ 37
42 Duet √ 38
43 Duet √ 33
44 Duet √ 39
45 Mpusu √ 49
46 Mpusu √ 37
47 Mpusu √ 34
48 Mpusu √ 49
49 Mpusu √ 38
50 Mpusu √ 36
51 Mpusu √ 50
52 Mpusu √ 36
53 Mpusu √ 34
54 Kepuh √ 43
55 Kepuh √ 41
56 Kepuh √ 56
57 Kepuh √ 49
58 Kepuh √ 45
59 Kepuh √ 37
60 Kepuh √ 48
61 Kepuh √ 41
62 Kepuh √ 43
63 Kepuh √ 57
64 Kepuh √ 44
65 Kepuh √ 47
66 Kepuh √ 38
67 Kepuh √ 49
68 Kepuh √ 46
69 Kepuh √ 44
70 Kepuh √ 57
71 Rajumas √ 55
72 Rajumas √ 47
73 Rajumas √ 56
74 Rajumas √ 48
75 Rajumas √ 58
76 Rajumas √ 54

85
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 17
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.208°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.085°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 80
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 57 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 53 a. Datar √
3 Pulai √ 62 b. Landai
4 Pulai √ 68 c. Agak curam
4 Pulai √ 53 d. Curam
5 Pulai √ 60
6 Pulai √ 61 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 62 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 54 b. Jarang
9 Pulai √ 53 c. Sedang √
10 Pulai √ 58
11 Pulai √ 61
12 Pulai √ 62 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 63 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 62 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 64 c. Kurus
16 Pulai √ 67 d. Berbatu √
17 Pulai √ 66
18 Pulai √ 61 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 64 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 63 b. Kebakaran
21 Pulai √ 66 c. Hama Penyakit
22 Pulai √ 59
23 Pulai √ 61
24 Pulai √ 63
25 Pulai √ 64
26 Pulai √ 63
27 Pulai √ 67
28 Pulai √ 61
29 Pulai √ 65
30 Pulai √ 60
31 Duet √ 32
32 Duet √ 38
33 Duet √ 34
34 Duet √ 38
35 Duet √ 38

86
36 Duet √ 37
37 Duet √ 32
38 Duet 33
39 Duet √ 39
40 Duet √ 33
41 Duet √ 36
42 Duet √ 34
43 Duet √ 35
44 Duet √ 34
45 Duet √ 33
46 Duet √ 38
47 Duet √ 34
48 Duet √ 37
49 Duet √ 37
50 Duet √ 34
51 Duet √ 37
52 Mpusu √ 39
53 Mpusu √ 38
54 Mpusu √ 47
55 Mpusu √ 36
56 Mpusu √ 38
57 Mpusu √ 49
58 Kepuh √ 46
59 Kepuh √ 40
60 Kepuh √ 47
61 Kepuh √ 47
62 Kepuh √ 58
63 Kepuh √ 47
64 Kepuh √ 47
65 Kepuh √ 38
66 Kepuh √ 50
67 Kepuh √ 47
68 Kepuh √ 56
69 Kepuh √ 48
70 Kepuh √ 43
71 Kepuh √ 59
72 Kepuh √ 43
73 Kepuh √ 46
74 Kepuh √ 37
75 Kepuh √ 48
76 Kepuh √ 44
78 Kepuh √ 57
79 Kepuh √ 46
80 Kepuh √ 59

87
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 18
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.171°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.106°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 70
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 58 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 54 a. Datar √
3 Pulai √ 61 b. Landai
4 Pulai √ 66 c. Agak curam
4 Pulai √ 59 d. Curam
5 Pulai √ 51
6 Pulai √ 64 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 66 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 50 b. Jarang
9 Pulai √ 58 c. Sedang √
10 Pulai √ 59
11 Pulai √ 63
12 Pulai √ 54 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 64 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 66 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 57 c. Kurus
16 Pulai √ 52 d. Berbatu √
17 Pulai √ 53
18 Pulai √ 60 4. Gangguan Tanaman
19 Duet √ 34 a. Pengembalaan
20 Duet √ 31 b. Kebakaran
21 Duet √ 34 c. Hama Penyakit
22 Duet √ 34
23 Duet √ 37
24 Duet √ 39
25 Duet √ 31
26 Duet √ 34
27 Duet √ 40
28 Duet √ 31
29 Duet √ 33
30 Duet √ 38
31 Duet √ 36
32 Duet √ 33
33 Duet √ 36
34 Duet √ 41
35 Duet √ 34

88
36 Duet √ 37
37 Duet √ 39
38 Mpusu √ 42
39 Mpusu √ 43
40 Mpusu √ 41
41 Mpusu √ 50
42 Mpusu √ 47
43 Mpusu √ 41
44 Mpusu √ 40
45 Mpusu √ 49
46 Mpusu √ 37
47 Mpusu √ 34
48 Kepuh √ 43
49 Kepuh √ 50
50 Kepuh √ 47
51 Kepuh √ 40
52 Kepuh √ 41
53 Kepuh √ 52
54 Kepuh √ 46
55 Kepuh √ 41
56 Kepuh √ 56
57 Kepuh √ 49
58 Kepuh √ 45
59 Kepuh √ 37
60 Kepuh √ 48
61 Kepuh √ 49
62 Kepuh √ 54
63 Kepuh √ 46
64 Kepuh √ 43
65 Kepuh √ 36
66 Kepuh √ 49
67 Kepuh √ 44
68 Kepuh √ 53
69 Kepuh √ 46
70 Kepuh √ 56

89
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 19
Kecamatan : Pekat Kordinat : Y : 08°24.158°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti X : 118°05.091°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 72
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 56 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 61 a. Datar √
3 Pulai √ 60 b. Landai
4 Pulai √ 63 c. Agak curam
4 Pulai √ 54 d. Curam
5 Pulai √ 56
6 Pulai √ 64 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 62 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 50 b. Jarang
9 Pulai √ 54 c. Sedang √
10 Pulai √ 57
11 Pulai √ 63
12 Pulai √ 60 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 67 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 64 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 58 c. Kurus
16 Pulai √ 52 d. Berbatu √
17 Pulai √ 63
18 Pulai √ 69 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 66 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 57 b. Kebakaran
21 Pulai √ 52 c. Hama Penyakit
22 Pulai √ 63
23 Pulai √ 66
24 Pulai √ 64
25 Pulai √ 59
26 Pulai √ 53
27 Pulai √ 64
28 Duet √ 28
29 Duet √ 30
30 Duet √ 32
31 Duet √ 34
32 Duet √ 32
33 Duet √ 33
34 Duet √ 29
35 Duet √ 32

90
36 Duet √ 33
37 Duet √ 38
38 Duet √ 32
39 Duet √ 36
40 Duet √ 27
41 Duet √ 32
42 Duet 36
43 Duet 38
44 Duet √ 42
45 Duet √ 41
46 Duet √ 42
47 Duet √ 37
48 Duet √ 33
49 Duet √ 31
50 Duet √ 32
51 Mpusu √ 46
52 Mpusu √ 40
53 Mpusu √ 42
54 Mpusu √ 46
55 Mpusu √ 41
56 Mpusu √ 48
57 Mpusu √ 32
58 Kepuh √ 42
59 Kepuh √ 37
60 Kepuh √ 48
61 Kepuh √ 45
62 Kepuh √ 37
63 Kepuh √ 48
64 Kepuh √ 42
65 Kepuh √ 39
66 Kepuh √ 47
67 Kepuh √ 43
68 Kepuh √ 48
69 Kepuh √ 47
70 Kepuh √ 48
71 Kepuh √ 37
72 Kepuh √ 48

91
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 20
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.143°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.209°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 66
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 64 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 53 a. Datar √
3 Pulai √ 66 b. Landai
4 Pulai √ 64 c. Agak curam
4 Pulai √ 57 d. Curam
5 Pulai √ 53
6 Pulai √ 63 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 67 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 63 b. Jarang
9 Pulai √ 54 c. Sedang √
10 Pulai √ 59
11 Pulai √ 63
12 Pulai √ 60 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 63 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 67 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 58 c. Kurus
16 Pulai √ 54 d. Berbatu √
17 Pulai √ 59
18 Pulai √ 53 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 57 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 55 b. Kebakaran
21 Duet √ 33 c. Hama Penyakit
22 Duet √ 36
23 Duet √ 37
24 Duet √ 38
25 Duet √ 37
26 Duet √ 35
27 Duet √ 38
28 Duet √ 37
29 Duet √ √ 34
30 Duet √ 36
31 Duet √ 34
32 Duet √ 33
33 Duet √ 34
34 Duet √ 38
35 Duet √ 34

92
36 Duet √ 36
37 Duet √ 38
38 Duet √ 34
39 Duet √ 31
40 Duet √ 36
41 Duet √ 39
42 Duet √ 34
43 Duet √ 36
44 Duet √ 37
45 Duet √ 34
46 Duet √ 39
47 Duet √ 38
48 Duet √ 30
49 Duet √ 35
50 Duet √ 34
51 Duet √ 37
52 Kepuh √ 44
53 Kepuh √ 56
54 Kepuh √ 47
55 Kepuh √ 43
56 Kepuh √ 58
57 Kepuh √ 42
58 Kepuh √ 48
59 Kepuh √ 39
60 Mpusu √ 40
61 Mpusu √ 42
62 Mpusu √ 46
63 Mpusu √ 41
64 Mpusu √ 48
65 Mpusu √ 49
66 Mpusu √ 39

93
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 21
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.251°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.094°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 73
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 53 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 60 a. Datar √
3 Pulai √ 63 b. Landai
4 Pulai √ 67 c. Agak curam
4 Pulai √ 58 d. Curam
5 Pulai √ 51
6 Pulai √ 66 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 63 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 47 b. Jarang
9 Pulai √ 59 c. Sedang √
10 Pulai √ 58
11 Pulai √ 60
12 Pulai √ 52 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 63 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 64 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 58 c. Kurus
16 Pulai √ 60 d. Berbatu √
17 Pulai √ 63
18 Pulai √ 64 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 58 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 64 b. Kebakaran
21 Pulai √ 66 c. Hama Penyakit
22 Pulai √ 63
23 Pulai √ 59
24 Pulai √ 61
25 Pulai √ 64
26 Duet √ 35
27 Duet √ 39
28 Duet √ 29
29 Duet √ 30
30 Duet √ 32
31 Duet √ 36
32 Duet √ 37
33 Duet √ 40
34 Duet √ 38
35 Duet √ 37

94
36 Duet √ 38
37 Duet √ 37
38 Duet √ 40
39 Duet √ 36
40 Duet √ 36
41 Duet √ 35
42 Duet √ 39
43 Duet √ 42
44 Duet √ 33
45 Duet √ 37
46 Duet √ 36
47 Duet √ 43
48 Duet √ 30
49 Mpusu √ 41
50 Mpusu √ 48
51 Mpusu √ 42
52 Mpusu √ 46
53 Mpusu √ 43
54 Mpusu √ 44
55 Kepuh √ 46
56 Kepuh √ 56
57 Kepuh √ 49
58 Kepuh √ 45
59 Kepuh √ 37
60 Kepuh √ 48
61 Kepuh √ 44
62 Kepuh √ 57
63 Kepuh √ 46
64 Kepuh √ 47
65 Kepuh √ 36
66 Kepuh √ 48
67 Kepuh √ 46
68 Kepuh √ 55
69 Kepuh √ 47
70 Kepuh √ 50
71 Rajumas √ 47
72 Rajumas √ 57
73 Rajumas √ 60

95
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 22
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.193°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.018°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 68
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 66 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 56 a. Datar √
3 Pulai √ 64 b. Landai
4 Pulai √ 63 c. Agak curam
4 Pulai √ 58 d. Curam
5 Pulai √ 51
6 Pulai √ 69 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 49 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 44 b. Jarang
9 Pulai √ 58 c. Sedang √
10 Pulai √ 58
11 Pulai √ 63
12 Pulai √ 60 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 63 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 64 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 59 c. Kurus
16 Pulai √ 58 d. Berbatu √
17 Pulai √ 54
18 Pulai √ 68 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 61 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 64 b. Kebakaran
21 Pulai √ 66 c. Hama Penyakit
22 Pulai √ 60
23 Pulai √ 59
24 Pulai √ 57
25 Pulai √ 62
26 Duet √ 35
27 Duet √ 39
28 Duet √ 29
29 Duet √ 30
30 Duet √ 32
31 Duet √ 33
32 Duet √ 40
33 Duet √ 30
34 Duet √ 31
35 Duet √ 33

96
36 Duet √ 37
37 Duet √ 38
38 Duet √ 32
39 Duet √ 33
40 Duet √ 34
41 Duet √ 37
42 Duet √ 39
43 Duet √ 34
44 Duet √ 36
45 Duet √ 33
46 Duet √ 37
47 Mpusu √ 34
48 Mpusu √ 39
49 Mpusu √ 40
50 Mpusu √ 42
51 Mpusu √ 47
52 Mpusu √ 34
53 Mpusu √ 42
54 Mpusu √ 44
55 Mpusu √ 34
56 Mpusu √ 44
57 Mpusu √ 46
58 Mpusu √ 40
59 Kepuh √ 37
60 Kepuh √ 48
61 Kepuh √ 34
62 Kepuh √ 49
63 Kepuh √ 32
64 Kepuh √ 46
65 Kepuh √ 34
66 Kepuh √ 43
67 Kepuh √ 38

97
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 23
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.113°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.611°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 79
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 63 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 57 a. Datar √
3 Pulai √ 61 b. Landai
4 Pulai √ 67 c. Agak curam
4 Pulai √ 58 d. Curam
5 Pulai √ 50
6 Pulai √ 64 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 62 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 50 b. Jarang
9 Pulai √ 58 c. Sedang √
10 Pulai √ 54
11 Pulai √ 66
12 Pulai √ 57 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 64 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 63 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 52 c. Kurus
16 Pulai √ 54 d. Berbatu √
17 Pulai √ 58
18 Pulai √ 67 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 54 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 68 b. Kebakaran
21 Pulai √ 64 c. Hama Penyakit
22 Pulai √ 56
23 Pulai √ 52
24 Pulai √ 67
25 Pulai √ 57
26 Pulai √ 56
27 Pulai √ 53
28 Pulai √ 68
29 Pulai √ 54
30 Pulai √ 51
31 Pulai √ 66
32 Duet √ 33
33 Duet √ 36
34 Duet √ 29
35 Duet √ 33

98
36 Duet √ 34
37 Duet √ 37
38 Duet √ 39
39 Duet √ 38
40 Duet √ 39
41 Duet √ 37
42 Duet √ 36
43 Duet √ 31
44 Duet √ 38
45 Duet √ 38
46 Duet √ 36
47 Duet √ 35
48 Duet √ 38
49 Duet √ 34
50 Duet √ 40
51 Duet √ 41
52 Duet √ 34
53 Duet √ 36
54 Duet √ 39
55 Duet √ 34
56 Duet √ 32
57 Mpusu √ 49
58 Mpusu √ 40
59 Mpusu √ 41
60 Mpusu √ 43
61 Mpusu √ 43
62 Mpusu √ 48
63 Mpusu √ 33
64 Mpusu √ 37
65 Mpusu √ 46
66 Kepuh √ 46
67 Kepuh √ 48
68 Kepuh √ 47
69 Kepuh √ 39
70 Kepuh √ 48
71 Kepuh √ 49
72 Kepuh √ 46
73 Kepuh √ 44
74 Kepuh √ 45
75 Kepuh √ 34
76 Kepuh √ 48
77 Kepuh √ 49
78 Kepuh √ 47
79 Kepuh √ 48

99
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 24
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.060°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.623 °
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 73
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 53 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 56 a. Datar √
3 Pulai √ 62 b. Landai
4 Pulai √ 66 c. Agak curam
4 Pulai √ 52 d. Curam
5 Pulai √ 56
6 Pulai √ 67 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 62 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 48 b. Jarang
9 Pulai √ 50 c. Sedang √
10 Pulai √ 53
11 Pulai √ 62
12 Pulai √ 56 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 67 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 64 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 59 c. Kurus
16 Pulai √ 50 d. Berbatu √
17 Pulai √ 57
18 Pulai √ 67 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 63 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 63 b. Kebakaran
21 Pulai √ 57 c. Hama Penyakit
22 Pulai √ 58
23 Pulai √ 68
24 Duet √ 39
25 Duet √ 33
26 Duet √ 36
27 Duet √ 39
28 Duet √ 32
29 Duet √ 37
30 Duet √ 38
31 Duet √ 33
32 Duet √ 37
33 Duet √ 38
34 Duet √ 39
35 Duet √ 38

100
36 Duet √ 37
37 Duet √ 39
38 Duet √ 38
39 Duet √ 36
40 Duet √ 39
41 Duet √ 34
42 Duet √ 40
43 Duet √ 37
44 Duet √ 39
45 Duet √ 36
46 Duet √ 41
47 Duet √ 38
48 Duet √ 40
49 Duet √ 38
50 Duet √ 41
51 Mpusu √ 40
52 Mpusu √ 42
53 Mpusu √ 41
54 Mpusu √ 44
55 Mpusu √ 49
56 Mpusu √ 42
57 Mpusu √ 36
58 Kepuh √ 45
59 Kepuh √ 37
60 Kepuh √ 48
61 Kepuh √ 46
62 Kepuh √ 38
63 Kepuh √ 43
64 Kepuh √ 39
65 Kepuh √ 32
66 Kepuh √ 46
67 Kepuh √ 47
68 Kepuh √ 34
69 Kepuh √ 47
70 Kepuh √ 46
71 Kepuh √ 34
72 Kepuh √ 49
73 Kepuh √ 46

101
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 25
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.009°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.601°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 71
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 57 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 56 a. Datar √
3 Pulai √ 67 b. Landai
4 Pulai √ 68 c. Agak curam
4 Pulai √ 5 d. Curam
5 Pulai √ 50
6 Pulai √ 63 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 62 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 49 b. Jarang
9 Pulai √ 57 c. Sedang √
10 Pulai √ 55
11 Pulai √ 62
12 Pulai √ 59 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 66 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 63 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 59 c. Kurus
16 Pulai √ 56 d. Berbatu √
17 Pulai √ 60
18 Pulai √ 57 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 64 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 65 b. Kebakaran
21 Pulai √ 63 c. Hama Penyakit
22 Pulai √ 62
23 Duet √ 36
24 Duet √ 38
25 Duet √ 30
26 Duet √ 35
27 Duet √ 39
28 Duet √ 29
29 Duet √ 30
30 Duet √ 32
31 Duet √ 34
32 Duet √ 38
33 Duet √ 34
34 Duet √ 33
35 Duet √ 38

102
36 Duet √ 31
37 Duet √ 30
38 Duet √ 36
39 Duet √ 37
40 Duet √ 31
41 Duet √ 34
42 Duet √ 36
43 Duet √ 33
44 Duet √ 38
45 Duet √ 33
46 Duet √ 34
47 Duet √ 32
48 Duet √ 37
49 Duet √ 34
50 Duet √ 36
51 Duet √ 35
52 Kepuh √ 41
53 Kepuh √ 52
54 Kepuh √ 46
55 Kepuh √ 41
56 Kepuh √ 56
57 Kepuh √ 49
58 Kepuh √ 45
59 Kepuh √ 37
60 Kepuh √ 48
61 Mpusu √ 42
62 Mpusu √ 41
63 Mpusu √ 44
64 Mpusu √ 49
65 Mpusu √ 42
66 Mpusu √ 36
67 Rajumas √ 41
68 Rajumas √ 58
69 Rajumas √ 44
70 Rajumas √ 56
71 Rajumas √ 59

103
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 26
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.085°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.548°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 66
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 42 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 57 a. Datar √
3 Pulai √ 48 b. Landai
4 Pulai √ 64 c. Agak curam
4 Pulai √ 58 d. Curam
5 Pulai √ 54
6 Pulai √ 66 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 63 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 51 b. Jarang
9 Pulai √ 58 c. Sedang √
10 Pulai √ 56
11 Pulai √ 63
12 Pulai √ 56 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 61 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 67 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 57 c. Kurus
16 Pulai √ 53 d. Berbatu √
17 Pulai √ 63
18 Pulai √ 66 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 53 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 51 b. Kebakaran
21 Pulai √ 60 c. Hama Penyakit
22 Duet √ 30
23 Duet √ 36
24 Duet √ 38
25 Duet √ 30
26 Duet √ 35
27 Duet √ 39
28 Duet √ 29
29 Duet √ 30
30 Duet √ 32
31 Duet √ 26
32 Duet √ 31
33 Duet √ 32
34 Duet √ 23
35 Duet √ 34

104
36 Duet √ 37
37 Duet √ 28
38 Duet √ 32
39 Duet √ 33
40 Duet √ 36
41 Duet √ 25
42 Duet √ 38
43 Mpusu √ 44
44 Mpusu √ 46
45 Mpusu √ 49
46 Mpusu √ 37
47 Mpusu √ 38
48 Mpusu √ 46
49 Mpusu √ 47
50 Mpusu √ 43
51 Mpusu √ 38
52 Mpusu √ 38
53 Mpusu √ 40
54 Mpusu √ 43
55 Mpusu √ 49
56 Mpusu √ 39
57 Kepuh √ 49
58 Kepuh √ 45
59 Kepuh √ 37
60 Kepuh √ 48
61 Kepuh √ 46
62 Kepuh √ 38
63 Kepuh √ 48
64 Kepuh √ 46
65 Kepuh √ 34
66 Kepuh √ 49

105
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 27
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.027°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.520°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 72
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 56 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 55 a. Datar √
3 Pulai √ 63 b. Landai
4 Pulai √ 67 c. Agak curam
4 Pulai √ 58 d. Curam
5 Pulai √ 50
6 Pulai √ 63 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 68 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 44 b. Jarang
9 Pulai √ 59 c. Sedang √
10 Pulai √ 54
11 Pulai √ 66
12 Pulai √ 53 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 64 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 67 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 54 c. Kurus
16 Pulai √ 58 d. Berbatu √
17 Pulai √ 66
18 Pulai √ 67 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 53 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 56 b. Kebakaran
21 Pulai √ 63 c. Hama Penyakit
22 Pulai √ 66
23 Pulai √ 54
24 Duet √ 39
25 Duet √ 33
26 Duet √ 35
27 Duet √ 39
28 Duet √ 29
29 Duet √ 30
30 Duet √ 32
31 Duet √ 40
32 Duet √ 34
33 Duet √ 36
34 Duet √ 35
35 Duet √ 29

106
36 Duet √ 31
37 Duet √ 34
38 Duet √ 37
39 Duet √ 36
40 Duet √ 35
41 Duet √ 38
42 Duet √ 26
43 Duet √ 31
44 Duet √ 34
45 Mpusu √ 49
46 Mpusu √ 41
47 Mpusu √ 43
48 Mpusu √ 47
49 Mpusu √ 39
50 Mpusu √ 39
51 Mpusu √ 50
52 Mpusu √ 47
53 Mpusu √ 38
54 Mpusu √ 36
55 Mpusu √ 49
56 Kepuh √ 57
57 Kepuh √ 49
58 Kepuh √ 48
59 Kepuh √ 40
60 Kepuh √ 47
61 Kepuh √ 57
62 Kepuh √ 49
63 Kepuh √ 48
64 Kepuh √ 40
65 Kepuh √ 47
66 Kepuh √ 57
67 Kepuh √ 49
68 Rajumas √ 59
69 Rajumas √ 59
70 Rajumas √ 59
71 Rajumas √ 59
72 Rajumas √ 59

107
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 28
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.987°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.477°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 75
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 54 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 53 a. Datar √
3 Pulai √ 64 b. Landai
4 Pulai √ 67 c. Agak curam
4 Pulai √ 58 d. Curam
5 Pulai √ 51
6 Pulai √ 64 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 66 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 41 b. Jarang
9 Pulai √ 52 c. Sedang √
10 Pulai √ 53
11 Pulai √ 60
12 Pulai √ 56 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 61 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 63 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 57 c. Kurus
16 Pulai √ 54 d. Berbatu √
17 Pulai √ 62
18 Pulai √ 57 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 63 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 64 b. Kebakaran
21 Pulai √ 58 c. Hama Penyakit
22 Pulai √ 53
23 Pulai √ 61
24 Pulai √ 64
25 Pulai √ 58
26 Pulai √ 54
27 Pulai √ 66
28 Pulai √ 63
29 Pulai √ 56
30 Pulai √ 55
31 Pulai √ 67
32 Duet √ 30
33 Duet √ 35
34 Duet √ 34
35 Duet √ 30

108
36 Duet √ 32
37 Duet √ 34
38 Duet √ 37
39 Duet √ 33
40 Duet √ 36
41 Duet √ 37
42 Duet √ 33
43 Duet √ 34
44 Duet √ 32
45 Duet √ 36
46 Duet √ 35
47 Duet √ 36
48 Duet √ 34
49 Duet √ 35
50 Mpusu √ 43
51 Mpusu √ 42
52 Mpusu √ 49
53 Mpusu √ 36
54 Mpusu √ 37
55 Mpusu √ 54
56 Mpusu √ 47
57 Mpusu √ 37
58 Mpusu √ 34
59 Mpusu √ 58
60 Mpusu √ 43
61 Mpusu √ 39
62 Kepuh √ 46
63 Kepuh √ 38
64 Kepuh √ 47
65 Kepuh √ 47
66 Kepuh √ 44
67 Kepuh √ 38
68 Kepuh √ 43
69 Kepuh √ 44
70 Kepuh √ 33
71 Kepuh √ 47
72 Kepuh √ 49
73 Kepuh √ 50
74 Kepuh √ 43
75 Kepuh √ 48

109
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 29
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.952°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.489°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 69
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 56 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 53 a. Datar
3 Pulai √ 64 b. Landai
4 Pulai √ 67 c. Agak curam
4 Pulai √ 58 d. Curam
5 Pulai √ 52
6 Pulai √ 64 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 63 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 44 b. Jarang
9 Pulai √ 59 c. Sedang √
10 Pulai √ 58 d. Bersih
11 Pulai √ 61
12 Pulai √ 60 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 61 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 63 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 59 c. Kurus
16 Pulai √ 57 d. Berbatu √
17 Pulai √ 64
18 Pulai √ 63 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 67 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 57 b. Kebakaran
21 Pulai √ 60 c. Hama Penyakit
22 Pulai √ 62
23 Pulai √ 66
24 Pulai √ 67
25 Duet √ 33
26 Duet √ 37
27 Duet √ 39
28 Duet √ 28
29 Duet √ 30
30 Duet √ 34
31 Duet √ 34
32 Duet √ 38
33 Duet √ 32
34 Duet √ 24
35 Duet √ 33

110
36 Duet √ 37
37 Duet √ 34
38 Duet √ 38
39 Duet √ 40
40 Duet √ 29
41 Duet √ 35
42 Duet √ 36
43 Duet √ 34
44 Duet √ 28
45 Duet √ 37
46 Mpusu √ 41
47 Mpusu √ 36
48 Mpusu √ 52
49 Mpusu √ 44
50 Mpusu √ 43
51 Mpusu √ 41
52 Mpusu √ 51
53 Mpusu √ 46
54 Mpusu √ 44
55 Mpusu √ 43
56 Mpusu √ 54
57 Mpusu √ 46
58 Kepuh √ 45
59 Kepuh √ 37
60 Kepuh √ 48
61 Kepuh √ 46
62 Kepuh √ 38
63 Kepuh √ 43
64 Kepuh √ 46
65 Kepuh √ 38
66 Kepuh √ 41
67 Kepuh √ 42
68 Kepuh √ 39
69 Kepuh √ 40

111
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 30
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.928°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.674°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 80
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 42 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 60 a. Datar √
3 Pulai √ 61 b. Landai
4 Pulai √ 62 c. Agak curam
4 Pulai √ 58 d. Curam
5 Pulai √ 53
6 Pulai √ 66 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 63 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 50 b. Jarang
9 Pulai √ 53 c. Sedang √
10 Pulai √ 54
11 Pulai √ 61
12 Pulai √ 57 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 68 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 63 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 57 c. Kurus
16 Pulai √ 52 d. Berbatu √
17 Pulai √ 58
18 Pulai √ 64 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 53 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 69 b. Kebakaran
21 Pulai √ 66 c. Hama Penyakit
22 Pulai √ 66
23 Pulai √ 54
24 Pulai √ 63
25 Pulai √ 64
26 Pulai √ 62
27 Pulai √ 58
28 Duet √ 29
29 Duet √ 30
30 Duet √ 33
31 Duet √ 32
32 Duet √ 39
33 Duet √ 31
34 Duet √ 36
35 Duet √ 40

112
36 Duet √ 23
37 Duet √ 32
38 Duet √ 36
39 Duet √ 37
40 Duet √ 34
41 Duet √ 41
42 Duet √ 26
43 Duet √ 36
44 Duet √ 34
45 Duet √ 38
46 Duet √ 33
47 Duet √ 41
48 Duet √ 27
49 Duet √ 34
50 Duet √ 37
51 Duet √ 38
52 Mpusu √ 41
53 Mpusu √ 40
54 Mpusu √ 49
55 Mpusu √ 37
56 Mpusu √ 34
57 Mpusu √ 41
58 Mpusu √ 40
59 Mpusu √ 41
60 Mpusu √ 40
61 Mpusu √ 41
62 Rajumas √ 51
63 Rajumas √ 47
64 Rajumas √ 41
65 Rajumas √ 58
66 Rajumas √ 44
67 Rajumas √ 56
68 Rajumas √ 59
69 Kepuh √ 44
70 Kepuh √ 54
71 Kepuh √ 46
72 Kepuh √ 51
73 Kepuh √ 47
74 Kepuh √ 44
75 Kepuh √ 57
76 Kepuh √ 43
77 Kepuh √ 47
78 Kepuh √ 38
79 Kepuh √ 48

113
80 Kepuh √ 47

Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %


Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 31
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.239°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.284°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 74
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 59 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 54 a. Datar √
3 Pulai √ 61 b. Landai
4 Pulai √ 67 c. Agak curam
4 Pulai √ 58 d. Curam
5 Pulai √ 54
6 Pulai √ 68 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 63 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 49 b. Jarang
9 Pulai √ 54 c. Sedang √
10 Pulai √ 58
11 Pulai √ 63
12 Pulai √ 59 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 60 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 63 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 54 c. Kurus
16 Pulai √ 58 d. Berbatu √
17 Pulai √ 60
18 Pulai √ 61 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 66 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 53 b. Kebakaran
21 Pulai √ 57 c. Hama Penyakit
22 Duet √ 30
23 Duet √ 36
24 Duet √ 38
25 Duet √ 30
26 Duet √ 35
27 Duet √ 39
28 Duet √ 29
29 Duet √ 30
30 Duet √ 32
31 Duet √ 30
32 Duet √ 36

114
33 Duet √ 38
34 Duet √ 30
35 Duet √ 35
36 Duet √ 39
37 Duet √ 29
38 Duet √ 30
39 Duet √ 30
40 Duet √ 36
41 Duet √ 38
42 Duet √ 30
43 Duet √ 32
44 Duet √ 30
45 Duet √ 36
46 Duet √ 38
47 Duet √ 30
48 Duet √ 35
49 Duet √ 39
50 Duet √ 29
51 Duet √ 30
52 Mpusu √ 48
53 Mpusu √ 44
54 Mpusu √ 43
55 Mpusu √ 50
56 Mpusu √ 38
57 Mpusu √ 36
58 Mpusu √ 46
59 Kepuh √ 37
60 Kepuh √ 48
61 Kepuh √ 36
62 Kepuh √ 44
63 Kepuh √ 33
64 Kepuh √ 44
65 Kepuh √ 41
66 Kepuh √ 47
67 Kepuh √ 36
68 Kepuh √ 44
69 Kepuh √ 48
70 Kepuh √ 41
71 Rajumas √ 58
72 Rajumas √ 44
73 Rajumas √ 56
74 Rajumas √ 59

115
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 32
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.301°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.359°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 73
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 57 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 54 a. Datar √
3 Pulai √ 61 b. Landai
4 Pulai √ 67 c. Agak curam
4 Pulai √ 57 d. Curam
5 Pulai √ 51
6 Pulai √ 67 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 63 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 48 b. Jarang
9 Pulai √ 58 c. Sedang √
10 Pulai √ 58
11 Pulai √ 64
12 Pulai √ 60 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 62 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 64 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 54 c. Kurus
16 Pulai √ 58 d. Berbatu √
17 Pulai √ 48
18 Pulai √ 56 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 54 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 67 b. Kebakaran
21 Pulai √ 63 c. Hama Penyakit
22 Pulai √ 67
23 Pulai √ 64
24 Pulai √ 57
25 Pulai √ 49
26 Pulai √ 40
27 Duet √ 39
28 Duet √ 29
29 Duet √ 30
30 Duet √ 32
31 Duet √ 40
32 Duet √ 30
33 Duet √ 33
34 Duet √ 34
35 Duet √ 36

116
36 Duet √ 22
37 Duet √ 33
38 Duet √ 37
39 Duet √ 40
40 Duet √ 24
41 Duet √ 34
42 Duet √ 33
43 Duet √ 37
44 Duet √ 29
45 Duet √ 33
46 Duet √ 37
47 Duet √ 33
48 Duet √ 31
49 Duet √ 34
50 Duet √ 34
51 Duet √ 40
52 Kepuh √ 44
53 Kepuh √ 51
54 Kepuh √ 47
55 Kepuh √ 43
56 Kepuh √ 56
57 Kepuh √ 49
58 Kepuh √ 45
59 Kepuh √ 37
60 Kepuh √ 48
61 Kepuh √ 37
62 Kepuh √ 48
63 Mpusu √ 40
64 Mpusu √ 41
65 Mpusu √ 34
66 Mpusu √ 39
67 Mpusu √ 43
68 Mpusu √ 32
69 Mpusu √ 38
70 Mpusu √ 46
71 Mpusu √ 43
72 Mpusu √ 41
73 Mpusu √ 52

117
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 33
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.993°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.266°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 78
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 56 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 54 a. Datar √
3 Pulai √ 67 b. Landai
4 Pulai √ 66 c. Agak curam
4 Pulai √ 53 d. Curam
5 Pulai √ 50
6 Pulai √ 63 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 62 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 44 b. Jarang
9 Pulai √ 56 c. Sedang √
10 Pulai √ 58
11 Pulai √ 61
12 Pulai √ 62 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 61 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 62 b. Kurang Subur
15 Pulai √ √ 53 c. Kurus
16 Pulai √ 56 d. Berbatu √
17 Pulai √ 58
18 Pulai √ 64 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 62 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 65 b. Kebakaran
21 Pulai √ 67 c. Hama Penyakit
22 Pulai √ 56
23 Pulai √ 59
24 Pulai √ 58
25 Pulai √ 66
26 Pulai √ 64
27 Pulai √ 65
28 Duet √ 32
29 Duet √ 31
30 Duet √ 34
31 Duet √ 28
32 Duet √ 31
33 Duet √ 32
34 Duet √ 31
35 Duet √ 34

118
36 Duet √ 36
37 Duet √ 40
38 Duet √ 37
39 Duet √ 33
40 Duet √ 28
41 Duet √ 33
42 Duet √ 34
43 Duet √ 26
44 Duet √ 33
45 Duet √ √ 34
46 Duet √ 27
47 Duet √ 37
48 Duet √ 33
49 Duet √ 32
50 Duet √ 37
51 Duet √ 38
52 Duet √ 35
53 Duet √ 26
54 Duet √ 33
55 Duet √ 38
56 Mpusu √ 40
57 Mpusu √ 44
58 Mpusu √ 47
59 Mpusu √ 43
60 Mpusu √ 57
61 Mpusu √ 48
62 Mpusu √ 44
63 Mpusu √ 51
64 Mpusu √ 48
65 Mpusu √ 44
66 Kepuh √ 40
67 Kepuh √ 57
68 Kepuh √ 51
69 Kepuh √ 54
70 Kepuh √ 46
71 Kepuh √ 44
72 Kepuh √ 57
73 Kepuh √ 59
74 Kepuh √ 51
75 Kepuh √ 47
76 Kepuh √ 44
77 Kepuh √ 55
78 Kepuh √ 49

119
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 34
Kecamatan : Pekat Kordinat : X : 08°24.928°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti Y : 118°05.218°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 70
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 56 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 54 a. Datar √
3 Pulai √ 67 b. Landai
4 Pulai √ 63 c. Agak curam
4 Pulai √ 56 d. Curam
5 Pulai √ 58
6 Pulai √ 64 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 67 a. Lebat/Rapat √
8 Pulai √ 50 b. Jarang
9 Pulai √ 54 c. Sedang
10 Pulai √ 61
11 Pulai √ 64
12 Pulai √ 57 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 63 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 66 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 57 c. Kurus
16 Pulai √ 58 d. Berbatu √
17 Pulai √ 61
18 Pulai √ 66 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 54 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 67 b. Kebakaran
21 Pulai √ 64 c. Hama Penyakit
22 Pulai √ 58
23 Pulai √ 54
24 Pulai √ 67
25 Pulai √ 63
26 Pulai √ 60
27 Pulai √ 62
28 Pulai √ 67
29 Pulai √ 58
30 Pulai √ 62
31 Duet √ 36
32 Duet √ 40
33 Duet √ 37
34 Duet √ 33
35 Duet √ 28

120
36 Duet √ 33
37 Duet √ 34
38 Duet √ 26
39 Duet √ 33
40 Duet √ 34
41 Duet √ 27
42 Duet √ 37
43 Duet √ 36
44 Duet √ 40
45 Duet √ 36
46 Duet √ 40
47 Duet √ 37
48 Kepuh √ 43
49 Kepuh √ 50
50 Kepuh √ 47
51 Kepuh √ 44
52 Kepuh √ 41
53 Kepuh √ 56
54 Kepuh √ 47
55 Kepuh √ 43
56 Kepuh √ 56
57 Kepuh √ 49
58 Kepuh √ 48
59 Kepuh √ 33
60 Kepuh √ 44
61 Mpusu √ 48
62 Mpusu √ 46
63 Mpusu √ 46
64 Mpusu √ 58
65 Mpusu √ 44
66 Mpusu √ 48
67 Mpusu √ 46
68 Mpusu √ 43
69 Mpusu √ 46
70 Mpusu √ 44

121
Provinsi : Nusa Tenggara Barat Insensitas Sampling : 5 %
Kabupaten : Dompu No.Petak Ukur : 35
Kecamatan : Pekat Kordinat : Y : 08°24.952°
Petak/Lokasi : 1/Doropeti X : 118°05.267°
Luas : 0,1 Ha Jumlah Tanaman : 59
No Jenis Kriteria Tanaman Tinggi Keterangan
Tanaman Sehat Tidak Merana Tanaman
Sehat (cm)
1 Pulai √ 54 1. Fisiografi Lahan
2 Pulai √ 56 a. Datar √
3 Pulai √ 62 b. Landai
4 Pulai √ 67 c. Agak curam
4 Pulai √ 58 d. Curam
5 Pulai √ 51
6 Pulai √ 66 2. Keadaan Tumbuhan
Bawah
7 Pulai √ 64 a. Lebat/Rapat
8 Pulai √ 50 b. Jarang
9 Pulai √ 58 c. Sedang √
10 Pulai √ 59
11 Pulai √ 63
12 Pulai √ 61 3. Kondisi Tanah
13 Pulai √ 64 a. Gembur/Subur
14 Pulai √ 68 b. Kurang Subur
15 Pulai √ 53 c. Kurus
16 Pulai √ 60 d. Berbatu √
17 Pulai √ 66
18 Pulai √ 67 4. Gangguan Tanaman
19 Pulai √ 54 a. Pengembalaan
20 Pulai √ 66 b. Kebakaran √
21 Duet √ 36 c. Hama Penyakit
22 Duet √ 31
23 Duet √ 36
24 Duet √ 38
25 Duet √ 30
26 Duet √ 35
27 Duet √ 39
28 Duet √ 29
29 Duet √ 30
30 Duet √ 32
31 Duet √ 31
32 Duet √ 34
33 Duet √ 36
34 Duet √ 30
35 Duet √ 31

122
36 Duet √ 37
37 Duet √ 33
38 Duet √ 39
39 Duet √ 33
40 Duet √ 36
41 Duet √ 37
42 Duet √ 32
43 Duet √ 32
44 Mpusu √ 44
45 Mpusu √ 49
46 Mpusu √ 37
47 Mpusu √ 34
48 Mpusu √ 44
49 Mpusu √ 44
50 Mpusu √ 36
51 Mpusu √ 35
52 Mpusu √ 48
53 Kepuh √ 52
54 Kepuh √ 46
55 Kepuh √ 41
56 Kepuh √ 53
57 Kepuh √ 49
58 Kepuh √ 46
59 Kepuh √ 38

123
DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1. Peta Zonasi Kawasan Taman Nasional Tambora

124
Gambar 2. Presentasi Proposal Penelitian dikantor Taman Nasional Tambora

Gambar 3. Persemain Bibit Tanaman RHL Taman Nasional Tambora

Gambar 4. Mengukur Tinggi Tanaman Dengan Mengunakan Pita Meter

125
Gambar 6. Membuat Plot/Petak Ukur Ukuran 40 m x 25 m

Gambar 7. Mencatat Jenis, Tinggi, Kriteria Tanaman Pada Tally Sheet

Gambar 8. Kantor Resort Doro Ncanga Taman Nasional Tambora

126
Gambar 9. Tanaman Mati

Gambar 10. Papan Informasi


Gambar 10. Papan Informasi Kegiatan RHL

Gambar 11. Tanaman Pulai Yang Sehat

127
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Dompu tanggal 24 April

1998 dari ayah Basri dan ibu Sarfiah. Penulis merupakan

anak kedua dari lima bersaudara.

Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah mulai dari

Sekolah Dasar Negeri (SDN) 27 Woja pada tahun 2004-2010, Sekolah Menengah

Pertama (SMPN) 7 Woja dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Tri Dharma

Kosgoro Dompu. Selanjutnya pada tahun 2016 penulis lulus seleksi masuk

Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Makassar.

Selama mengikuti perkuliahan penulis pernah mengikuti organisasi Ikatan

Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Komisariat Pertanian Unismuh Makassar

Cabang Kota Makassar sebagai anggota bidang Riset dan Penalaran Kajian

(RPK), Himpunan Mahasiswa Kehutanan (HMK) Unismuh Makassar sebagai

ketua bidang Hubungan dan Masyarakat (HUMAS), Badan Eksekutif Mahasiswa

(BEM) Fakultas Pertanian Unismuh Makassar sebagai anggota bidang Kajian dan

Penalaran, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Munir Mulkhan

Cabang Gowa Raya sebagai anggota bidang P3A, sedangkan organisasi daerah

yaitu Ikatan Mahasiswa Woja (IMW) Dompu Makassar sebagai Ketua Umum,

Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Dompu (PB HMD) Makassar sebagai

Ketua Umum. Dan penulis juga pernah magang di Balai Taman Nasional

Tambora di Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat (NTB) selama dua bulan.

128

Anda mungkin juga menyukai