Anda di halaman 1dari 2

TERM OF REFERENCE

Pelatihan Kader Nasional PB-PMII


2021-2022
Materi: Intelejen dan Kontra Intelejen
Sebagai negara kepulau, Indonesia perlu memperbaharui setiap kemampuan melalui
keamanan negara. Pertahan negara adalah upaya untuk mempertahan teritori NKRI, keutuhan
bangsa, dari ancaman dan gangguan terhadap keselamatan bangsa dan negara. Perkembangan
negara-negara dengan adanya globalisasi dan perkembangan teknologi digital seakan
membiaskan jarak antar teritori negara. Maka, setidaknya terdapat dua hal yang menjadi titik
penting dalam materi intelejen dan kontra intelejen, yaitu upaya penanganan yang bertumpu pada
kemampuan dan kekuatan militer serta kemampuan dan kekuatan nirmiliter, dengan
memanfaatkan teknologi sebagai bagian dari kerja-kerja mempertahankan keutuhan bangsan dan
negara.
Hal ini, sejalan dengan tema Pelatihan Kader Nasional (PKN) yaitu “Kaderisasi
Multidimensi untuk PMII maju, keren dan mendunia”. Pelatihan ini, melalui materi intelejen dan
kontra intelejen, setiap peserta dapat memahami secara utuh, Indonesia sebagai sebuah bangsa
dan sekaligus sebagai bagian dari kehidupan global. Tentu, kemampuan intelejen dan kontra
intelejen harus berdasar pula pada ruang perebutan dan arena pertaruangan atau ruang lingkup.
Jika pada era 1990-an, kemampuan intelejen hanya bersandar pada kemampuan
mempertahankan Indonesia sebagai sebuah teritori yang utuh. Hari ini, perkembangan teknologi
dengan adanya ruang virtual yang terkonsolidasi dalam berbagai platform media sosia, dimana
arus informasi yang berjalan begitu cepat dan seakan tidak terkontrol. Maka, pengetahuan
intelejen dan kontra intelejen juga harus memiliki kemampuan mengumpulkan informasi,
menganalisa data serta akurat dalam mengambil data dengan menggunakan perangkat digital
sebagai sebuah keharusan.
Untuk mengetahui, berbagai informasi dan kecenderungan masyarakat Indonesia atau
negara lain, hanya cukup mengumpulkan informasi melalui media sosial masyarakat Indonesia,
kemudian menjadi big data penting dalam menyerang bangsa Indonesia dalam ruang cyber.
Bukan sesuatu yang tabu atau konspirasi lagi, bahwa kemampuan menyadap seseorang hari ini,
cukup menjadi hal yang mulai terbiasa. Atau kita pernah mendengar berbagai berita mengenai
data penting yang bocor ke publik dan tersebar keseluruh media sosial. Kita juga, pernah
mendengar bahwa negara, Amerika memiliki program intelejen dalam memantau seluruh
aktivitas penduduknya dengan memanfaatkan berbagai teknologi yang dimiliki, artinya bahwa
kerja-kerja intelejen dan kontra intelejen bahwa teknologi menjadi bagian penting dalam operasi
intelejen.
Dalam gambaran hari ini, memperkuat basis digital intelligence adalah sebuah kaharusan
dalam membangun kerja intelejen yang lebih responsif terhadap berbagai ancaman yang dapat
mengganggu stabilitas negara. Tata kelola dan kebijakan mengenai keamanan cyber belum
dikembangan di kawasan regional ASEAN, akan tetapi beberapa negara telah menetapkan
strategi keamanan cyber, seperti Singapura yang memiliki Cyber Security Agency of Singapura,
Malaysia memiliki The National Cyber Security Agency, dan Filipina membentuk Department of
Information and Communications Technology. Itu artinya negara-negara tetangga telah
menyiapkan lembaga khusus untuk merespon perkembangan zaman hari ini.
Secara teoritis, intelejen dimaknai sebagai dua hal yaitu, intelejen sebagai pengembil
kebijakan dan intelejen adalah aktivitas rahasia suatu negara untuk memahami dan
mempengaruhi entitas asing (Michael Warner, 2006). Kemudian Sun Tzu menambahkan
‘Spionase’ sebagai terjemahan atas informasi dan aksi dalam pemahaman intelejen. Maka, kerja-
kerja intelejen tidak saja bertumpu pada kekuatan militer, akan tetapi juga kemampuan, ekonomi,
kekuatan politik dan diplomasi adalah bagian-bagian penting yang juga harus dilaksanakan
dalam kerja-kerja intelejen.
Point penting dalam materi intelejen dan kontra intelejen adalah pertama, seberapa jauh
memahami dan menguasai digital sebagai bagian penting dalam membentuk informasi yang
akurat serta dapat memberi keputusan yang tepat (ruang perebutan). Kedua, siapa aktor penting
dalam melaksanakan kerja intelejen dan kontra intelejen. Ketiga, kemampuan penting dalam
kerja-kerja intelejen dan kontra intelejen serta analisis kekuatan dan sumberdaya yang dimiliki
oleh bangsa Indonesia saat ini, juga yang terakhir adalah analisis ancaman kedepan atas
kedaulatan bangsa dan negara.

Anda mungkin juga menyukai