Anda di halaman 1dari 12

JUDUL SKIRIPSI

BOUNDING ATTACHMEN

NAMA : YENTI KUSNANI DUHA

NIM : 183302080013

PRODI : S1-KEBIDANAN

UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN

A LATAR BELAKANG
Dalam proses Bounding Attachment ada Beberapa faktor yang mempengaruhi, diantaranya Sibling
Rivalry atau Perilaku anak ataupun bayi dengan keluarga yang dapat tumbuh dari diri anak itu sendiri
dan orang tua dalam mendidik. perlakuan orang tua terhadap anak merupakan faktor kunci yang
menentukan seberapa besar persaingan yang terjadi antara saudara kandung. Respon anak pertama
terhadap adik bayinya dapat mempengaruhi proses bounding attachment, bayi akan merasa terganggu
dengan cara menangis.
Jika terjadi berulang-ulang, maka tujuan bounding attachment yang mengharapkan bayi dapat
mengadakan eksplorasi menjadi terbatas, sehingga  menumbuhkan sikap sosial berkurang, dan
menumbuhkan perilaku meniru sikap kakaknya.
Faktor yang paling dominan terjadinya sibling rivalry pada anak yaitu sikap orang tua. Orang tua
membagi perhatian dengan orang lain, mengidolakan anak tertentu, perasaan kesal, dan membanding-
bandingkan anak dapat memicu terjadinya sibling rivalry. perlakuan orang tua yang adil dapat menjalin
Kedekatan  emosi orang tua dengan anak  sehingga akan slalu memiliki
ikatan batin (kasih sayang) yang kua tujuanya untuk  mengetahui Hubungan Sibling
Rivalry dengan Bounding Attachment pada Ibu Nifas.
Bounding atacchmen adalah sebuah peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterkaitan batin antara
orang tua dan bayi. Hal ini merupakan proses interaksi yang dilakukan terus-menerus antara bayi dan
orang tua yang bersifat saling mencintai.
Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama kalinya. Primipara
adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar untuk hidup di dunia luar matur
atau prematur. Periode masa nifas merupakan waktu dimana ibu mengalami stres pasca persalinan,
terutama pada ibu primipara.
Fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada masa nifas terbagi menjadi tiga fase yaitu, fase taking in,fase
taking hold, fase letting go. (Mochtar, 2015). Program kesehatan yang tercantum dalam Renstra
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2015-2019 difokuskan pada empat program prioritas,
salah satu program yang diprioritaskan secara garis besar yaitu program penurunan angka kematian ibu
dan bayi.
Postpartum atau masa nifas merupakan periode yang sangat penting untuk diketahui. Nifas adalah
periode mulai dari enam jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan. Pada masa nifas, ibu akan
mendapatkan pengalaman dalam merawat bayinya dan memberikan stimulasi mental dini tumbuh
kembang pada bayi. Pada fase inilah terjadi perubahan pada ibu baik fisiologis maupun psikologis.
B Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu " Apakah ada
hubungan pengetahuan dan sikap ibu nifas primipara dengan penatalaksanaan bounding attadefechment.

C Tujuan Penelitian
1 Tujuan Umum
1) Menganalisis hubungan pengetahuan bounding attachment dengan masa nifas..
2 Tujuan Khusus
1) Mendekskripsikan pengertian bounding attachment
2) Mendekskripsikan cara untuk melakukan bounding attachement
3) Proses mimunisasi menyusui dini
4) Defenisi bounding
5) Tujuan bounding

D Manfaat Penelitian
1 Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan bounding attaccment.
2 Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan ikatan kasih sayang.
3 Untuk mengetahui tahapan tahapan bounding attachment.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1 BOUNDING ATTACMENT
A Pengertian bounding attachment
Kata bounding dapat diartikan sebagai ikatan dan attachment adalah
sentuhan. Attachment adalah proses penggabungan berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus dari
orang tua terhadap anaknya dan memberikan dukungan asuhan dalam
perawatannya. Bounding adalah masa sensitif pada menit pertama dan beberapa jam setalah
kelahiran dimana kontak ibu dan ayah ini akan menentukan tumbuh kembang anak menjadi optimal 
Bounding attachmentadalah kontak awal antara ibu dan bayi setelah kelahiran, untuk
memberikan kasih sayang yang merupakan dasar interaksi antara keduanya secara terus
menerus Proses menyusu yang baik sejak dini (inisiasi menyusu sejak dini) akan memperkuat
ikatan antara ibu dan bayi (bounding attachment) yang penting untuk perkembangan
emosi dan kepercayaan diri di kemudian hari.

bounding Attachment adalah hubungan yang unik antara dua orang yang sifatnya spesifik dan
bertahan seiring berjalannya waktu. Mereka juga menambahkan bahwa ikatan orang tua terhadap
anaknya dapat terus berlanjut bahkan selamanya walau dipisah oleh jarak dan waktu dan tanda-tanda
keberadaan secara fisik tidak terlihat.

B Cara untuk melakukan bounding attacment (pembentukan ikatan kasih sayang)


proses pembentukan ikatan kasih sayang dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1 Pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif
Dengan pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara langsung akan mengalamai
kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlakukan rasa yang
dibutuhkan oleh semua manusia.
2 Rawat Gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan bayi terjalin
proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini
sangat mempengaruhi perkembangan psikologi bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu
merupakan stimulus mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi. Bayi yang merasa aman dan
terlindung, merupakan dasar terbentuknya rasa percaya diri di kemudian hari. Dengam
memberikan ASI eksklusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya,
dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena
refleks let-down bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui dan
merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan terasa adanya suatu kesatuan
keluarga.
3 Kontak Mata
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka, mereka merasa lebih dekat dengan
bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang.
Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat diletakan lebih dekat untuk melihat pada
orang tuanya. Keadaan untuk membuat kontak mata dilakukan kemudian dengan segera. Kontak
mata mempunyai efek yang erat terhadap perkembangan dimulainya hubungan dan rasa percaya
sebagai faktor yang penting dalam hubungan manusia pada umumnya. Bayi baru lahir dapat
memusatkan perhatian kepada suatu obyek, satu jam setelah kelahiran pada jarak sekitar 20-25
cm, dan dapat memusatkan pandangan sebaik orang dewasa pada usia kira-kira 4 bulan.
4 Suara
Mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting. Orang tua
menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka yakin
bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut membuat mereka melakukan tindakan
menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan suara tinggi, bayi akan menjadi tenang dan
berpaling ke arah mereka. Bayi dapat mendengar sejak dalam rahim, jadi tidak mengherankan
jika ia dapat mendengarkan suara-suara dan membedakan nada dan kekuatan sejak lahir,
meskipun suara-suara itu terhalang selama beberapa hari oleh cairan amniotik dari rahim yang
melekat pada telinga. Banyak penelitian memperlihatkan bahwa bayi-bayi baru lahir bukan hanya
mendengar secara pasif melainkan mendengarkan dengan sengaja, dan mereka nampaknya lebih
dapat menyessuaikan diri dengan suara-suara tertentu daripada yang lain, contoh suara detak
jantung ibu.
5 Aroma (Bau Badan)
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroma
susu ibunya. Indera penciuman pada bayi baru lahir sudah berkembang dengan baik dan masih
memainkan peran dalam nalurinya untuk mempertahankan hidup. Penelitian menunjukan bahwa
kegiatan seorang bayi, detak jantung dan pola bernafasnya berubah setiapkali hadir bau yang
baru, tetapi bersamaan dengan semakin dikenalnya bau itu, bayipun berhenti bereaksi. Pada
akhirnya minggu pertama, seorang bayi dapat mengenali ibunya dari bau tubuh dan air susu
ibunya. Indera penciuman bayi akan sangat kuat, jika seorang ibu dapat memberikan bayinya ASI
pada waktu tertentu.
6 Gaya Bahasa
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan
struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala,
menendang-nendangkan kaki. Gaya bahasa terjadi pada saat anak mulai berbicara.
Bayi yang baru lahir menemukan perubahan struktur pembicaraan dari orang dewasa. Artinya
perkembangan bayi dalam bahasa dipengaruhi kultur, jauh sebelum ia menggunakan bahasa
dalam berkomuniksi. Dengan demikian terdapat salah satu yang akan lebih banyak dibawanya
dalam memulai berbicara. Selain itu juga mengisaratkan umpan balik positif bagi orang tua dan
membentuk komunikasi yang efektif.
7 Irama Kehidupan (Bioritme)
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat
membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan
waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Janin dapat dikatakan menyesuaikan
diri dengan irama alamiah ibunya seperti halnya denyut jantung. Salah satu tugas bayi setelah
lahir adalah menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang tua dapat membantu proses ini dengan
memberikan perawatan penuh kasih sayang secara konsisten dan dengan menggunakan tanda
keadaan bahaya bayi untuk mengembangkan respon bayi dan interaksi sosial serta kesempatan
untuk belajar.
8 Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan di atas ibu. Ia akan merangkak dan mencari
puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan refleck sucking dengan segera.
Inisiasi Menyusu Dini adalah proses membiarkan bayi menyusu sendiri segera setelah kelahiran.
Hal ini merupakan kodrat dan anugrah dari Tuhan yang sudah disusun untuk kita. Melakukannya
juga tidak sulit, hanya membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua jam. Inisiasi Menyusu Dini
atau disingkat IMD merupakan program yang sedang gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu
dan bukan menyusui merupakan gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi
bayi yang harus aktif menemukan sendiri puting susu ibu. Program ini dilakukan dengan cara
langsung meletakan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan mebiarkan bayi ini merayap untuk
menemukan puting susu ibunya. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda
dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh dibersihkan, hanya
dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus berlangsung skin to skin  antara bayi dan ibu.
Proses Inisiasi Menyusu Dini adalah sebagai berikut:
a) Sesaat setelah kelahiran
Setelah dilakukan pemotongan plasenta dengan tali pusat, bayi langsung diletakkan di dada
ibunya tanpa membersihkan bayi kecuali tangannya, sehingga terjadi kontak langsung antara
kulit bayi dengan kulit ibunya. Suhu badan ibu yang habis melahirkan 1 derajat lebih tinggi
dari suhu biasanya. Jika bayi kedinginan, suhu badan ibu naik 2 derajat, dan jika bayi
kepanasan suhu badan ibu akan turun 1 derajat. Tuhan sudah mengatur ibu akan membawa
bayi beradaptasi dengan kehidupan barunya. Setelah diletakkan di dada ibu, biasanya bayi
hanya akan diam selama 20-30 menit, hal ini terjadi karena bayi sedang menetralisir
keadaanya setelah trauma melahirkan.
b) Setelah bayi merasa tenang
Maka secara otomatis kaki bayi akan bergerak-gerak seperti hendak merangkak. Gerakan ini
bukanlah gerakan tanpa makna karena bayi itu hanya menginjak-injak perut ibunya di atas
rahim. Gerakan ini bertujuan untuk menghentikan pendarahan ibu. Lama dari proses ini
tergantung bayi.
c) Setelah melakukan gerakan kaki tersebut
Bayi akan melanjutkan dengan mencium tangannya, ternyata bau tangannya sama dengan bau
air ketuban. Bayi juga mencium diwilayah sekitar puting ibu juga memiliki bau yang sama,
jadi dengan mencium bau tangannya, bayi dapat mengetahui kemana dia akan bergerak. Bayi
akan bergerak mendekati puting ibunya. Ketika sudah mendekati puting ibu, bayi akan
menjilat-jilat dada ibunya. Jilatan ini berfungsi untuk membersihkan dada ibunya dari bakteri-
bakteri jahat, dan ketika masuk ketubuh bayi, bakteri tersebut diubah menjadi bakteri yang
baik dalam tubuhnya. Lamanya kegiatan ini tergantung dari karena hanya bayi tersbut yang
tahu seberapa lama ia harus membersihkan dada ibunya. Setelah itu bayi akan mulai meremas-
remas puting ibunya, baru kemudian mulai menyusu.

9 Sentuhan (Touch)
Ibu mulai denha sebuah ujung jarinya untuk memeriksa bagian kepala dan ekstrimitas bayinya.
Dalam waktu singkat secara terbuka perabaan di gunakan untuk membelai tubuh, dan mungkin
bayi akan dipeluk di lengan ibu, gerakan dilanjutkan sebagai usapan lembut untuk menenangkan
bayi, bayi akan merapat pada payudara ibu, menggenggam satu jari atau seuntai rambut dan
terjadilah ikatan kasih sayang antara bayi dan ibu.
10 Kehangatan Tubuh (Body Warm)
Jika tidak ada komplikasi yang serius, seorang ibu akan dapat langsung meletakkan bayinya
diatas perut ibu, baik setelah tahap kedua dari proses melahirkan atau sebelum tali pusat dipotong.
Kontak yang segera ini memberi banyak manfaat baik bagi ibu maupun bayinya yaitu terjadi
kontak kulit yang membantu agar bayi tetap hangat.

C TAHAPAN TAHAPAN BOUNDING ATTACHEMENT


- Perkenalan (acquaintance),
- Bounding (keterikatan)
- Attachment
1 Perkenalan dengan melakukan kontak mata, menyentuh, berbicara, dan mengeksplorasi segera
setelah mengenal bayinya.
2 Ketertarikkan (bounding)
3 Ikatan (Attachmentadalah ikatan perasaan kasih sayang yang mengikat individu dengan
individu.
Adapun interkasi yang menyengkan, misalnya :
a. Sentuhan pada tungkai dan muka bayi secara halus dengan tangan ibu.
b. Sentuhan pada pipidapat menstimulasi respons yang menyebabkan terjadinya gerakan
muka bayi ke arah muka ibu atau ke arah payudara sehingga bayi akan mengusap-usap
menggunakan hidung serta menjilat putingnya, dan terjadilah rangsangan untuk sekresi
prolaktin.
c. Ketika mata bayi dan ibu saling tatap pandang, menimbulkan perasaan saling memiliki
antara ibu dan bayi.

D CARA MELAKUKAN BOUNDING ATTACHEMEN


1 Minta pihak rumah sakit mengizinkan ibu untuk inisiasi menyusui dini
Sebagian besar rumah sakit kini telah mempraktikkan IMD. Ini adalah proses di mana bayi
langsung ditempatkan di atas perut dan dada ibu segera setelah lahir, atau setelah tali pusat
dipotong dan bayi dibersihkan. Bila rumah sakit tempat Anda melahirkan belum mempraktikkan
IMD, mintalah kepada dokter dan perawat agar hal itu boleh dilakukan. Kecuali, ada masalah
medis tertentu sehingga Anda dan bayi harus berpisah sementara.
2 Biarkan bayi menyusu segera setelah lahir
Segera setelah lahir, sebagian besar bayi secara alami akan menjilat puting payudara, sementara
sebagian lagi bahkan mampu mengisap payudara ibu. Stimulasi ini akan mengeluarkan hormon
oksitosin, yang membantu kontraksi rahim sehingga akan mengurangi perdarahan setelah lahir.
Stimulasi yang sama juga memicu keluarnya prolaktin, yakni hormon yang memproduksi air susu
ibu (ASI).
3 Rawat gabung bersama ibu dan bayi
Agar tercipta bonding yang lebih intens, Anda dapat meminta untuk rawat gabung bersama bayi.
Jadi, bayi tidak tidur di ruangan terpisah, melainkan satu kamar dengan Anda selama di rumah
sakit.
4 Sentuh bayi anda
Selain stimulasi dari kontak kulit saat menyusui, bayi juga perlu menikmati usapan lembut dari
ibu yang membelai seluruh tubuhnya. Secara medis, tindakan ini pun bermanfaat bagi bayi.
Belaian lembut ibu mampu membuat bayi yang baru lahir bernapas menigkuti irama yang teratur.
5 Tatap bayi anda
Bayi yang baru lahir dapat melihat Anda secara optimal pada jarak 20–25 sentimeter, kurang
lebih seperti jarak antara mata dengan puting payudara saat menyusui. Tempatkan bayi dengan
posisi wajah menghadap wajah Anda, sesuaikan posisi kepalanya dan kepala Anda sehingga
kedua pasang mata bisa bertemu. Nikmati momen ini sebelum bayi tertidur kembali.
6 Ajak bicara
Secara alami, seorang ibu akan berdialog dengan bayinya yang baru lahir. Studi menyebut bahwa
suara ibu mengeluarkan irama yang unik dan menghibur untuk buah hatinya.
7 Miliki waktu berkualitas
Bila bayi sudah cukup kuat untuk dibawa jalan-jalan, Anda dapat membawanya pergi berdua saja
untuk sekadar mengelilingi rumah atau ke kebun binatang. Ajak juga pasangan Anda untuk
menikmati momen kebersamaan ini. Dengan demikian, bonding dengan sang ayah juga akan
terbentuk.

E MANFAAT BOUNDING ATTACHMENT


1 Air liur bayi membersihkan dada ibu dari bakteri
2 bayi akan merasa aman dan berani mengadakan eksplorasi
3 bayi merasa di cintai di perhatikan mempercayai dan menumbuhkan sikap sosial
4 bounding attachment dan inisiasi menyusui dini dapat menurunkan angka kematian pada bayi
5 bunyi detak jantung ibu ketika bayi berada di dadanya mampu membuat nafas bayi menjadi
stabil.

F HAMBATAN BOUNDING ATTACHMENT


a) Kurangnya support system
b) Ibu dengan risiko (ibu sakit)
c) Bayi dengan risiko ( premature, bayi sakit, bayi dengan cacat fisik)
d) Kehadiran bayi yang tidak diinginkan

G Manfaat Bounding Attachment


Adapun manfaat dari implementasi teori bounding attachment jika dilakukan secara baIK yaitu:
a) Bayi merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial.
b) Bayi merasa aman, berani mengadakan eksplorasi.
c) Akan sangat berpengatuh positif pada pola perilaku dan kondisi psikologis bayi kelak.

H Tanda-tanda Bounding Attachment Yang Baik


1 Memandang (ibu terlihat sangat gembira, bahagia, tersenyum dan antusias dengan kehadiran
bayinya)
2 Berkata (ibu berbicara langsung, menggunakan nama bayinya, memperlihatkan reaksi, memuji
bayinya, serta membuat sebutan bagi bayi)
3 Melakukan sesuatu (mengulurkan tangan ingin memegang bayinya, memeriksa bayinya,
membuat kontak mata dengan bayinya dan mencium.

I Peran Bidan tentang Bounding Attachment.


Penelitian ini bersifat deskriftif dengan metode cross sectional. Populasi dalam penelitian inisemua
ibu nifas, teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode accidental samplingyaitu sebanyak
37 responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan ibu nifas tentang Bounding Attachmentberada
pada kategori kurang baik yaitu sebanyak 25 orang (67%) responden, kurang baiknyapengetahuan
dipengaruhi faktor umur dan tingkat pendidikan dan sebanyak 25 orang (68%)responden, berada
pada kategori rendah, rendahnya motivasi dipengaruhi faktor kurangnyasupport dari keluarga dan
kelelahan habis melahirkan serta sebanyak 27 orang (73%)responden menyatakan peran bidan
negatif dikarenakan kurangnya support yang diberikanBidan dalam pelaksanaan Bounding
Attachment kepada ibu nifas.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu yang rendah, motivasi ibu yang rendah,dan
peran bidan yang negatif akan berbanding lurus terhadap pelaksanaan BoundingAttachment.
Diharapkan adanya upaya peningkatan pengetahuan dan motivasi respondententang Bounding
Attachment dengan memberikan penyuluhan kepada ibu nifas untukmengajak bayi berbicara dan
bermain yang merupakan element ikatan kasih sayang sehinggamenambah wawasan responden dan
suami atau keluarga dapat membantu mensupport ibudalam melakukan Bounding Attachment serta
bidan.

J Pengaruh inisiasi menyusu dini terhadap bounding atttachment ibu nifas


Inisiasi menyusu dini bermanfaat untuk mengurangi angka kematian bayi karena IMD dapat
meningkatkan daya tahan tubuh bayi dimana bakteri baik di kulit ibu akan masuk ke tubuh bayi
dan lebih lanjut lagi bayi akan mendapatkan ASI pertama (kolostrum) yang sangat banyak
mengandung zat zat kekebalan tubuh
inisiasi Menyusu Dini telah menjadi tema peringatan pekan ASI sedunia 2007 yaitu
“Menyusu Satu Jam Pertama Kehidupan dilanjutkan dengan Menyusu Eksklusif 6 bulan,
Menyelamatkan lebih dari 1 juta Bayi.
menghimbau agar para ibu menyusui bayinya dalam satu jam pertama setelah melahirkan,
karena hal ini dapat menghindarkan bayi dari serangan berbagai penyakitberbahaya dalam
masa paling rentan dalam kehidupannya.

K ELEMEN ELEMEN BOUNDING ATTACHMENT


1 Sentuhan – Sentuhan, atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orang tua dan pengasuh
lain sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara mengeksplorasi tubuh bayi
dengan ujung jarinya.
2 Kontak mata – Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak mata,
orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Beberapa
ibu mengatakan, dengan melakukan kontak mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya
(Klaus, Kennell, 1982).
3 Suara – Saling mendengar dan merespon suara anata orang tua dan bayinya juga penting. Orang
tua menunggu tangisan pertama bayinya dengan tegang.
4 Aroma – Ibu mengetahui bahwa setiap anak memiliki aroma yang unik (Porter, Cernoch, Perry,
1983). Sedangkan bayi belajar dengan cepat untuk membedakan aroma susu ibunya (Stainto,
1985).
5 Entrainment – Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa.
Mereka menggoyang tangan, mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki, seperti sedang
berdansa mengikuti nada suara orang tuanya. Entrainment terjadi saat anak mulai berbicara.
Irama ini berfungsi memberi umpan balik positif kepada orang tua dan menegakkan suatu
pola komunikasi efektif yang positif.
6 Bioritme – Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan ritme alamiah
ibunya. Untuk itu, salah satu tugas bayi baru lahir ialah membentuk ritme personal (bioritme).
Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan
memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Hal ini dapat
meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk belajar.
7 Kontak dini – Saat ini , tidak ada bukti-bukti alamiah yang menunjukkan bahwa kontak dini
setelah lahir merupakan hal yang penting untuk hubungan orang tua–anak.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

1 Jenis penelitian
Hubungan peneltian bounding attachment di klinik hadisma husada pada tahun 2021
2 Lokasi penelitian
Lokasi penelitian bounding attachment di klinik hadisma husada pada tahun 2021
3 Waktu penelitian
Penelitian ini di lakukan di mulai bulan april 2021 sampai 2022 kepada kunjungan pada masa nifas dan
bounding attacment antara ibu dan bayi
4 Populasi penelitian
Penelitian ini di lakukan di klinik hadisma husada pada tahun 2021

Anda mungkin juga menyukai