Yuliana Zebua
Tanggal pengkajian : 10-juli-2015 1. Identitas
a. Identitas Pasien
| Nama Ny” E«
Umur 4 50 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Petani
b. Identitas Penanggungjawab
Nama : Tn. A/ Anak , Umur : 27 Tahun Pendidikan - 3 SMA Pekerjaan : Petani Alamat : Ds. Ombolata.
Kecamatan Alasa
Hubungan : Anak
» Riwayat Keperawatan
b. Riwayat Kesehatan Sekarang : Selama tiga minggu yang lalu pasien pernah berobat di puskesmas. Dan
pada tanggal 09-07-2015 keluarga pasien memutuskan untuk membawa pasien di rumah sakit.pada saat
di kaji pada tanggal 10-07-2015. pasien mengatakan masih merasakan nyeri pada ulu hati, pusing dan
tampak lemah.
a) Banyaknya cairan yang dikonsumsi/hari : Pasien mengatakan mengkonsumsi air $ gelas/ hari b)
Mual/Muntah : Ya C. Pola eliminasi 1) BAB
Jumlah : Sedang
b) Karakteristik » Lunak Konstipasi : Tidak ada Diare : Tidak ada c) Frekuensi/hari — : Ix sehari Warna :
Kuning Bau khas : Khas d) Faktor yang mempengaruhi BAB : Karena faktor makanan 2) BAK
a) Kajipolamiksi : Normal
b) Karakteristik
Warna : Kuning
garuhi pola eliminasi : Tidak ada €) Sumber lain keluarnya Cairan : Tidak ada d. Pola aktivitas dan
latihan : 1) Mobilisasi a) Pengkajian Massa/tonus otot Postur : Normal Tremor : Tidak ada Rentang gerak
— : Normal Kekuatan : Tidak baik
Deformitas : Tidak ada b) Faktor yang mempengaruhi gerakan dan Intihan : Masalah penyakit (Sakit
pada ulu hati ) 2) Posisi : a) Posisi : Semifowler b) Kontraktur : Tidak ada C) Alat bantu yang digunakan :
Tidak ada d) Faktor yang mempengaruhi posisi: Tidak ada e. Pola persepsi-kognitif : 1) Persepsi kognitif
Perhatian : Baik alay mampu merespon pertanyaan, mampu menyebut angka, melafaikan huruf.
Memori jauh
Memori dekat
3) Fungsi kognitif
: Pasien dapat mengingat anggota keluarganya, tanggal lahirnya serta umur pernikahannya.
: Normal
: Normal
: Baik
: Baik
Durasi
: Ulu hati
: Nyeri tumpul
: 2-3 menit
1) Gambaran diri
2) Identitas diri
3) Peran diri
4) Ideal diri
: Pasien merasa puas dengan keadaanya sebagai ibu rumah tangga keluarganya.
perannya kembali. 5) Harga diri : Pasien merasa dihargai dan di cintai oleh anggota keluarganya. g. Pola
istirahat dan tidur
h. Pola psikososial/hubungan dan peran : 1) Persepsi individu pada peran dan tanggung jawabnya dalam
keluarga, pekerjaan dan kehidupan sosialnya :
2) Struktur keluarga Hubungan pasien dengan keluarga dan lingkungannya : Pasien memiliki hubungan
baik dengan anggota keluarga serta terhadap masyarakat disekitar lingkungan pasien. Hubungan pasien
dengan keluarga selama dirawat di RS : Keluarga pasien memberikan dukungan dan semangat terhadap
pasien dalam menghadapi penyakitnya serta selalu mendampingi pasien.
Hamil/tidak : Tidak ada Riwayat Persalinan — : Tidak ada Riwayat abortus : Tidak ada
4) Pola seksual Gangguan seksual : Tidak ada Aktivitas seksual sebelum sakit :Tidak ada Aktivitas seksual
selama sakit : Tidak ada
Mata
: Berminyak
: Simetri?
Kornea
Iris
Lensa
Pupil
. Telinga
Bentuk
Ukuran
Lubang telinga
: Tidak ada masalah : Tidak ada masalah : Tidak ada masalah : Merah muda
: Tidak ada
: Melihat
: Normal
: Normal
. Hidung 1) Inspeksi
Mukosa
: Kering
Septum nasal
2) Perkusi : Nyeri tekan pada sinus : Tidak ada i. Mulut dan Tenggorokan :
Bibir : Pucat Ronga mulut : Merah Lidah : Mukosa kering jLeher . Posisi trakea : Normal Kelenjar tiroid :
Peningkatan vena jugularis : k. Dada (anterior/posterior) : 1) Paru a. Inspeksi Bentuk : Simetris
Frekuensi : Cepat Irama : Normal Kedalam dan upaya bernafas : Baik Deformitas — : Gerakan
pernafasan : Simetris b. Palpasi Nyeri tekan Ekspansi dada : Tidak ada masalah Taktil fremitus
1) Auskultasi
Bising usus : Peristaltik Desiran Kekakuan/nyeri tekan : - Massa : Tidak terkaji m. Genetalia Perempuan
1) Inspeksi : Tidak terkaji 2) Palpasi : Tidak terkaji
n. Eksremitas : Tidak terkaji 5. Data Penunjang a. Pemeriksaan penunjang : 1. Jumlah leukosit : 8.180 2.
Hemoglobin : 3,00 3. Trombosit | :555.000 . | b. Terapi yang diberikan - Inf. RL 500ml 20 tts/mnt - Inj.
Ranitidine 1 Amp/12 Jam
BAB iv PEMBAHASAN
Setelah melakukan penerapan Asuhan Keperawatan pada Ny E dengan gangguan sistem pencernaan :
Gastritis, RSUD Gunungsitoli Kabupaten Nias yang dimulai sejak tanggal 10 Juli — 1) juli 2015 penulis
menemukan kesenjangan teoritis dengan kasus.
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang sistematis
dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan klien.
Pada tahap pengkajian, peneliti menemukan beberapa kesenjangan antara pengkajian teoritis dan
tinjauan kasus. |
Adapun persamaan antara pengkajian yang ditemukan pada data dasar pengkajian secara teoritis dan
ditemukan pula pada tinjauan kasus yaitu peningkatan suhu tubuh, kelemahan, insomnia, anoreksia,
lidah kotor, penurunan berat badan. Kesenjangan atau perbedaan antara landasan teoritis dengan
tinjauan kasus yaitu pada pengkajian pola eliminasi secara teoritis ditemukan diare tetapi
pada kasus pasien tidak mengalami diare maupun defekasi berdarah. Pada pola sirkulasi didapat adanya
takikardi secara teoritis namun pada kasus tidak terdapat
anak-anak. Pada pola seksualitas tidak dapar serkaji karena pasien masih anakanak. . 4.2. Diagnosa
Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah struktur dan proses, struktur diagnosa keperawatan
komponennya tergantung pada tipenya, aktual, resiko, kemungkinan, sehat atau sindrom. Adapun
diagnosa keperawatan yang muncul pada landasan teoritis, yaitu : 1. Nyeri berhubunngan dengan iritasi
mukosa lambung, inflamasi 2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
anoreksia,mual, muntah 3. Perubahan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan mual,
muntah 4. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan aktifitas terngggangu
dialami
Sedangkan diagnosa yang peneliti temukan pada tinjauan kasus l. Nyeri berhubungan dengan HCL
meningkat dan iritasi lambung di
tandai dengan os mengatakan nyeri pada ulu hati, nyeri pada bagian
3. Ansietas berhubungan dengan koping individu inefektif di tandai dengan pasien kurang Pengeraihan
tentang penyakait yang dj alaminya berhubungan dengan ps sering bertanya-tanya dengan penyakitnya
4. Hematemesis, Melena berhubungan dengan pendarahan dan aotput caiaran yang berlebihan di
tandai dengan os tampak lemah dan gelisah
Diagnosa keperawatan yang tidak muncul adalah Nyeri berhubungan dengan reaksi peradangan di usus
halus. Masalah keperawatan ini tidak muncul
pada kasus karena pada pengkajian tidak ditemukan tanda-tanda adanya nyeri
pada bagian abdomen dan pada teori nyeri ditemukan pada minggu ke-3.
Selanjutnya adalah, resiko defisit VOlUMe cairan perhubungan dengan output yang berlebihan karena
diare, perdarahan dan pergdrasi usus. Masalah keperawatan ini tidak muncul pada kasus karena pada
Pengkajian pasien tidak mengalami diare, perdarahan dan perforasi usus. Gangguan ejiminasi BAB :
diare berhubungan dengan peningkatan peristaltik usus halus, infeksi salmonella typhi. Masalah
keperawatan ini tidak muncul pada kasus karena pada pengkajian pasien tidak mengalami diare. Cemas
berhubungan dengan krisis situasi akibat proses penyakit dan hospitalisasi. Masalah keperawatan ini
juga tidak ditemukan pada pasien
Perencanaan keperawatan merupakan aktivitas berorientasi tujuan dan sistematik dimana rancangan
intervensi keperawatan dituangkan dalam rencana keperawatan. Pada tahap ini, perencanaan hanya
dilakukan pada3 diagnosa keperawatan yang telah muncul pada kasus.
Pada intervensi secara teoritis sesuai dengan diagnosa keperawatan digunakan dalam setiap diagnosa
keperawatan yang muncul pada kasus. Dalam hal ini ditemukan adanya persamaan pada intervensi yang
terdapat secara teori dengan intervensi yang sesuai dengan diagnosa keperawatan kasus.
"
Implementasi secara teoritis tidak dicantumkan namun pada kasus implementasi keperawatan
terealisasi langsung Pada pticn dan pasien tersebut cukup kooperatif. 4.5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan seberapa
jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan sudah berhasil dicapai. Evaluasi
dilakukan dengan mengacu pada tujuan dan kriteria evaluasi yang telah ditentukan. Pada kasus sebagian
diagnosa keperawatan telah teratasi dan sebagian masih belum teratasi hal ini disebabkan karena
proses penyembuhan penyakit Gastritis membutuhkan pengobatan dan perawatan jangka panjang
minimal satu minggu sehingga intervensi keperawatan
tetap dilanjutkan.
BAR v
5.1. Kesimpulan
Gastritis merupakan suatu Peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut kronik, difus, atau
lokal.Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi adalah gastritis akut dan kronik (Silvia A.price dkk,).
Setelah melakukan penerapan Asuhan Keperawatan pada Ny,E dengan gangguan sistem pencernaan :
Gastritis RSUD Gunungsitoli Kabupaten Nias yang dimulai sejak tanggal 10 Juli — 11 Juli 2015 maka
penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran yang bermanfaat untuk pembaca.
Adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada landasan teoritis, yaitu : 1. Nyeri berhubungan dengan
iritasi mukosa lambung, inflamasi.
mual , muntah.
mual, muntah.
5. Gangguan eliminasi BAB : diare b/d peningkatan peristaltik usus halus, infeksi salmonella typhi.
6. Cemas b/d stress fisik dan mental akibat penyakit dan hospitalisasi pada anak.
I.Perubahan nutrisi kurang dari keburuhan tubuh berhubungan dengan penurunan nafsu makan dan
kurang“minum air ditandai dengan bibir tampak kering dan pecah-pecah, kiicn hanya menghabiskan "4
porsi dari diet yang telah diberikan, klien hanya minum air 1-2 gelas/hari dari
2. Hipertermia atau peningkatan Suhu tubuh berhubungan dengan infeksi pada usus halus oleh
saimonella typhosa ditandai dengan klien demam sejak 1 minggu yang lalu, klien tampak lemah, akral
teraba hangat, lidah kotor dan TTV : Temp : 38,10C, HR : 110x/I, RR : 30x/i.
2.2. Saran
1. Diharapkan kepada pasien dan keluarga setelah diberikan asuhan keperawatan agar dapat menjaga
kesehatan dan perilaku hidup sehat untuk meningkatkan derajat kesehatan kedepannya serta agar
pasien dan keluarga lebih mengerti tentang sakit yang dideritanya yaitu Typhus Abdominalis.
2. Diharapkan kepada pembaca dengan adanya Karya Tulis Ilmiah tentang Asuhan keperawatan agar
dapat mengambil manfaat dari penyusunannya ini demi untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
selanjutnya.
3. Diharapkan kepada Institusi Akademi Keperawatan agar meningkatkan mutu pendidikan, sehingga
menghasilkan perawat yang professional yang