NIM : 1130021037
Kesenangan jeje pada Korea bermulai ketika saat musim salju di Korea yang masuk di Biayanya :
biaya yang
berita lokal di televisi, sejak saat itu dia selalu memimpikan untuk bisa berlibur ke sana, namun
alih-alih bermimpi dia yakin ia tidak akan bisa pergi ke sana karena dia berasal dari keluarga
Berfikir : yang sederhana. Pada akhrnya ia berfikir bagaimana caranya untuk bisa pergi ke Korea tanpa
berpikir
biaya sepeser pun, dan akhirnya dia menemukan ide cemerlangnya untuk mengikuti tes beasiswa
Berfikir :
berpikir
yang diselenggarakan oleh pemerintahan Indonesia secara gratis. Akhirnya dia mengikuti les
bimbingan bahasa korea di luar sekolah yang pada saat itu biayanya sangat murah sekali, jadi
jeje bisa menabung uang jajan nya untuk membayar biaya perbulannya. Dia sangat belajar
dengan keras bahkan ia belajar melalui musik kpop, mengikuti berita yang semuanya tentang
korea atau ber huruf hangeul semua, menonton youtube orang Indonesia yang sedang melakukan
pendidikan di Korea. Dia begitu cintanya dengan Korea. Setelah mengikuti bimbingan selama 1
tahun ia merasa cukup untuk menguasai bahasa korea dan sedikit bisa bahasa inggris, akhirnya
dia pun dengan iseng mengikuti tes dari pemerintah Indonesia yang saat itu gratis, karena dia
berfikir siapa tahu bisa lolos. Dengan keyakinan dan bermodal bahasa korea yang sudah dia
pelajari dengan keras selama 1 tahun ini dengan percaya diri.
Dan pada akhirnya setelah kejadian mengikuti tes bahasa korea yang gagal itu, dia
bermaksud menyampaikan keinginnya pada orang tuanya lagi,lagi-lagi sang ayah marah karena Maksudnya
keinginan putri nya ini. Ia berniat menyampaikan maksudnya karena selama ini orang tua nya : niat
tahu bahwa ia sangat berjuang keras untuk belajar bahasa korea itu sampai dia diledek oleh sang Diledek : di
tertawaan
kakak, karena belajar bahasa asing yang tidak jelas kata sang kakak, sampai dia pernah di ejek
lagi dengan sang kakak dan kakaknya mengolok-olok bahwa korea itu tidak seindah
bayangannya, Orang-orang nya rasisme dan lain-lain, dia pun marah sampai tidak ingin keluar
dari kamarnya. Dia menangis di sudut ruang kamarnya dan merenungi nasib nya mengapa
keluarga nya sampai saat ini tidak menyetujui mimpinya. Namun dia kembali bangkit lagi.
Setelah itu, dia mendengar kabar jika ada tes untuk bisa menerima beasiswa lagi dari tempat les
nya. Akhirnya ia pun mendaftar untuk kedua kalinya dengan penuh semangat ia belajar dengan
keras lagi, bahkan ia sampai begadang malam untuk belajar karena dia tidak ingin lalai dengan
tugas utamanya sambil mendengarkan musik-musik kpop dan belajar bahasa korea lagi
Dimana :
di mana Tiba saat hari dimana tes itu berlangsung dia mengikuti dengan semangat dan beruntungya Beruntung
tes itu diadakan di hari sabtu yang memang ia libur sekolah. Lagi-lagi dia ber alibi keluar dengan nya :
beruntung
temannya padahal ia sedang ingin mengikuti tes. Dengan rasa percaya diri kuayunkan langkah ku nya
untuk menuju ruang tes. Dia berhasil mengerjakan soalnya dengan baik dan dia percaya diri
untuk bisa lolos pada waktu itu. Setalah seminggu dari hari tes itu, ia melihat hasilnya dan
ternayata ia dinyatakan tidak lolos. Perasaan sedih menghampirinya, putus asa, kacau lebih lagi
terasa pada waktu itu karena dia percaya diri dengan hasilnya namun lagi-lagi hasil seperti
mengkhianati usahanya. Namun belum sampai sini, dia masih penuh dengan semangat untuk
bekajar lagi seakan tidak pernah ada habis rasa semangatnya untuk meraih mimpinya.
Hari-hari dia lalui dengan belajar mendekati waktu ujian nasional di sekolah, dia belajar
dengan tekun, namun dia masih pergi belajar di bimbingan bahasa korea. Rasa semangatnya
untuk pergi ke negara ini tidak pernah luntur. Pada suatu hari, ayahnya pernah mendengar keluh
kesahnya ketika jeje shalat. Dan doa jeje waktu itu “Ya Allah luluskan aku di tes untuk bisa
mendapatkan beasiswa ku di korea yang ke 3 ini supaya aku bisa membuat bangga orang tuaku”
sekelebat doa itu yang terdengar di pendengaran ali, ayahnya membuat ayahnya merinding dan
tertegun ketika mengetahui bahwa selama ini jeje berjuang begitu keras tanpa sepengetahuannya.
Ia pun berusaha untuk memahami keinginan putri nya namun lagi-lagi dia di kalahkan oleh rasa
Negri :
khawatir ketika putrinya di negri orang lain. Hari yang ditunggu jeje pun tiba, ia sedang
negeri melaksanakan ujian nasional, setelah selesai rangkain dari ujian nasional dan ujian sekolah. Jeje
merasa senang dan ia lagi-lagi belajar bahasa koreanya untuk memeprsiapkan tes yang akan
berlangsung 5 bulan lagi, dia belajar dengan bersungguh-sungguh dan tekun.
Akhirnya hari yang dia tunggu pun tiba yaitu hari tes beasiswanya. Ia melangkahkan kaki
kecilnya ke tempat tes itu berlangsung sambil bersenandung ria. Tes yang dia ikuti kali ini dia
percaya dia bisa lolos karena ia sudah mempersiapka sudah satu tahun lalu setelah kegagalan ke
duanya. Dia mengerjakan soal dengan begitu tenang dan mudah, setelah keluar dari tempat tes
Tapi : tetapi
itu dia pulang dengan jantung yang berdebar- debar dia tidak mengetahui megapa itu terjadi tapi
dia berdoa supaya itu pertanda yang baik untuknya. Setelah semninggu dari tes itu, kini dengan
jantung yang berdebar dia melihat hasl dari tes itu. Tiba-tiba ia tekejut dan mengeluarkan air
mata tidak percaya dengan hasil tes yang menyatakan bahwa ia lolos tes dan mendaptakan
beasiswa di Seoul National University dengan beasiswa full. Dengan berderai air mata dia pun
bersujud syukur di ubin yang dingin di malam hari ini.
Namun ketika melihat kerja keras putri nya yang sejauh ini dan selama ini akhirnya dia
pun dengan berat hati memberi izin putrinya untuk mengambil kesempatan itu dengan air mata
yang menetes. Jeje pun senang ketika melihat hasil dari penantian dan kesabarannya yang selama
ini tidak sia- sia. Akhirnya setelah lulus dari SMA dia berangkat ke korea untuk meneruskan
pendidikan nya di Seoul National University yang terkenal dengan universitas terkenal dan
unggulan ini. Dengan perasaan campur aduknya dia meninggalkan tanah kelahirannya untuk
meraih mimpi di negri ginseng yang selama ini ia impikan. Jeje selau berfikiran bahwa apa yang
selalu kita impikan bisa terwujud tergantung hasil usaha yang kita lakukan. Sebesar apapun
mimpi kita ketika kita tidak melakukan usaha apapun itu sama halnya dengan mimpi
Pendapat untuk paragraph : kalimatnya mudah dipahami akan tetapi pada beberapa bagian
paragraf terdapat alur cerita yang sedikit rumit yang membuat pembaca sedikit susah untuk
memahminya
Ia : dia
Dimana : di mana
Negri : negeri
Tapi : tetapi