Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“Scaling up Nutrition and Gizi 1000 HPK”

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat

Disusun Oleh :

Kelompok 1 (Satu)

1. Farida Rahmi Lovenzy (2111212055)


2. Fazira Syarlinda (2111211009)
3. Mufidah Rona (2111212023)
4. Niatul Aini Hendri (2111212001)
5. Okta Nurliza (2111211021)
6. Regina Widy Utami (2111211001)
7. Wetta Fortuna (2111211007)
8. Zahira Maya Sofa (2111212025)

Dosen pengampu : Dr.Helmizar, SKM., M.Biomed

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
2021/2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SAW yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok
untuk mata kuliah Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat, dengan judul “Scaling Up Nutrition ang Gizi
1000 HPK”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak
yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan
tepat waktu.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu kami mengharapkan
segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya
kami harap makalah ini dapar bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Padang, 04 Desember 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang............................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................................1
1.3. Tujuan Penulisan........................................................................................................................2
BAB II...................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN...................................................................................................................................3
2.1. Definisi 1000 HPK................................................................................................................3
2.2. Peran Tenaga Kesehatan dalam meningkatkan gizi dan 1000 HPK.......................................4
2.3. SUN (Scaling Up Nutrition)..................................................................................................6
BAB III................................................................................................................................................15
KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................................................15
3.1. Kesimpulan...............................................................................................................................15
3.2. Saran.........................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Scaling Up Nutrition (SUN) merupakan dorongan global berupa tindakan dan
investasi untuk meningkatkan gizi ibu dan anak. Permasalahan gizi di Indonesia meliputi
masalah kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Salah satu contoh dari kekurangan gizi
adalah stunting. Stunting merupakan kondisi diamana terjadinya kegagalan tumbuh pada
anak akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
Fakta menunjukkan bahwa pemberian nutrisi yang tepat pada anak selama 1000 hari
antara awal kehamilan seorang wanita hingga usia anaknya dua tahun memberikan anak-
anak yang sehat dalam hidup. Meningkatkan gizi merupakan prasyarat untuk mencapai
tujuan pemberantasan kemiskinan dan kelaparan, mengurangi angka kematian anak,
meningkatkan kesehatan ibu dan memerangi penyakit yang semua berkontribusi tersebut
untuk masa depan yang lebih kuat bagi masyarakat dan bangsa. Di Indonesia disebut
dengan Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka 1000 Hari Pertama
Kehidupan ( Gerakan 1000 HPK). Tujuan Global SUN Movement adalah menurunnya
masalah gizi, dengan fokus pada 1000 hari pertama kehidupan (270 hari selama
kehamilan dan 730 hari dari kelahiran sampai usia 2 tahun) yaitu pada ibu hamil, ibu
menyusui dan anak usia 0-23 bulan. Indikator Global SUN Movement adalah penurunan
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), anak balita pendek (stunting), kurus (wasting), gizi
kurang (underweight), dan gizi lebih (overweight). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas tahun 2010), persentase BBLR di Indonesia sebesar 8,8 persen, anak
balita pendek sebesar 35,6 persen, anak balita kurus sebesar 13,3 persen, anak balita gizi
kurang sebesar 17,9 persen, dan anak balita gizi lebih sebesar 12,2 persen. Dengan
demikian Indonesia menghadapi masalah gizi ganda, di satu pihak mengalami
kekurangan gizi di pihak lain mengalami kelebihan gizi.

1.2. Rumusan Masalah

1.2.1 Apa itu 1000 HPK ?


1.2.2 Bagaimana Peran Tenaga Kesehatan alam Meningkatkan Gizi dan 1000 HPK
1.2.3 Apa itu Scalling Up Nutrition ?

1
1.3. Tujuan Penulisan

1.3.1 Untuk mengetahui apa itu 1000 HPK


1.3.2 Untuk mengetahui bagaimana Peran Tenaga Kesehatan Dalam Meningkatkan Gizi
dan 1000 HPK
1.3.3 Untuk mengetahui apa itu Scalling Up Nutrition

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi 1000 HPK


Masa 1000 hari pertama kehidupan atau 1000 HPK terdiri atas 270 hari kehamilan
dan 730 hari pada dua tahun pertama kehidupan anak. Dampak pada masa 1000 HPK ini akan
sangat berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak hingga dewasanya.

1000 hari pertama kehidupan sangat penting karena seluruh organ penting dan system
tubuh mulai terbentuk dengan pesat. Perkembangan yang dimulai adalah kesehatan saluran
cerna,, perkembangan organ metabolic, perkembangan kognitif, pertumbuhan fisik,
dankematangan system imun. 1000 hari pertama kehidupan ini sangat penting Karen aini
adalah periode emas dan tidak bisa diulang.

Masa 270 Hari Pertama

Masa 270 hari pertama adalah massa kehamilan ibu. Ibu hamil harus rutin
memeriksakan kehamilannya di sarana kesehatan, minimal empat kali selama kehamilan,
yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali pada trimester kedua, dan dua kali pada
trimester ketiga. Selama masa kehamilan, ibu hamil disarankan untuk mengkonsumsi
makanan dengan gizi seimbang, mengkonsumsi tablet tambah darah minimal 90 tablet selama
masa kehamilan, mendapat imunisasi TT sebelum hamil, memeriksa haemoglobin,
mendapatkan informasi yang lengkap tentang ASI an manfaatnya, persalinan sebaiknya
dilakukan di fasilitas kesehatan yang memadai dan oleh tenagakesehatan professional serta
menggunakan alat-alat steril, dan memperiapkan biaya persalinan.

Masa 730 Hari (tahun pertama dan tahun kedua)

Ada empath hal yang harus diperhatikan pada kehidupan 730 hari selanjutnya, yaitu:

1. Asupan nutrisi yang seimbang

3
Asupan gizi yang seimbang mencegah terjadinya stunting. Stunting terjadi karena
kekurangan gizi kronis selama periode pling awal pertumbuhan dan perkembangan
anak pada 1000 HPK.
2. Pencegahan penyakit dan imunisasi
Penykit-penyakit yang umum menyerang anak pada periode ini adalah penyakit
infeksi. Anak yang sering sakit membuat pertumbuhan dan perkembangannya jadi
tidak bisa optimal. Sebagian besar penyebab kematian anak adalah penyakit infeksi
yang sebenarnya dapat dicegah dengan imunisasi yaitu diare, infeksi saluran napas
(pneumonia), DHF, TB Paru, dan campak.
3. Deteksi dan stimulasi tumbuh kembang anak
Pertumbuhan adalah berat badan dan tinggi badan. Perkembangan meliputi 4 aspek
yaitu:
a) Motorik kasar: tidur, telungup, dudk, berdiri, berjalan, dll
b) Motorik halus: memegang barang kecil, menulis, memegang sendok, cangkir,
dll
c) Kemampuan Bahasa; memahami pembicaraan, berbicara, bercerita.
d) Personal sosial: kemampuan mengenal orang –orang disekitarnya dan mandiri
e) Menjaga higenitas dan sanitasi
f) Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
g) Membiasakan anak untuk mandi seharu dua kali dan mengganti pakaiannya
jika kotor atau lembab
h) Membiasakan untuk mencuci tangan dengan sabun
i) Menjaga kebersihan makanan dan minuman
j) Menjaga kebersihan alat-alat makan dan minum
k) Menggunakan alas kaki jikakeluar rumah
l) Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan sekitar rumah

1000 hari pertama kehidupan pada anak adalah periode emas anak. Selama masa
perkembangan anak jaga selalu kesehatan dan pantau terus tumbuh kembangnya agar anak
tumbuh menjadi anak yang sehat dan tidak mudah sakit.

2.2. Peran Tenaga Kesehatan dalam meningkatkan gizi dan 1000 HPK
Periode 1000 hari pertama kehidupan (1000 HPK) adalah periode yang dimulai dari
peristiwa konsepsi sampai dengan usia dua tahun (Black et al., 2008). Konsep ini dikenalkan

4
oleh Kelompok Studi Gizi Ibu dan Anak (the Maternal and Child Nutrition Study Group) dari
Johns Hopkins Bloomberg School of Public 4 Health.

Konsep 1000 HPK pertama kali dikenalkan dalam The Lancet’s Series on Maternal
and Child Undernutrition, edisi Juli 2008. Seribu hari pertama kehidupan terdiri dari 270 hari
selama masa di dalam kadnungan dan 730 hari selama 2 tahun pertama pasca lahir (Achadi,
2003). Apa yang terjadi pada 1000 hari pertama, sesuatu benar atau salah yang terjadi pada
janin di dalam kandungan dan bayi setelah lahir selama peride ini akan memberikan dampak
permanen untuk kehidupan selanjutnya. Oleh karena itu periode ini disebut sebagai periode
emas (golden period).

Indonesia merupakan salah satu negara yang telah bergabung dalam SUN movement
pada tahun 2013. Di Indonesia SUN Framework telah dijadikan sebagai dasar kebijakan
pemerintah dalam penuntasan masalah gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kebijakan
pemerintah ini dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2013 tentang Gerakan
Nasional Percepatan Perbaikan Gizi. Pada 8 tanggal 30 Oktober 2013 telah diluncurkan
“Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka Seribu Hari Pertama
Kehidupan” oleh Presiden Republik Indonesia di Padang Sumatera Barat.
Berbagai profesi terlibat dalam gerakan scalling up nutrition dalam rangka
penyelamatan 1000 hari pertama kehidupan. Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM) sebagai
salah satu tenaga kesehatan telah menjadi tulang punggung dalam pembangunan kesehatan di
Indonesia bersama dengan profesi kesehatan lainnya. Mengacu SUN framework yang telah
disusun sebagai landasan untuk aksi penyelamatan 1000 hari pertama kehidupan dengan
berbagai intervensi, maka S.KM dapat berperan di berbagai posisi dan berbagai bidang.

Sarjana Kesehatan Masyarakat dapat bekerja pada 7 bidang di area kesehatan


masyarakat, yaitu bidang epidemiologi, kesehatan lingkungan, bidang gizi, promosi
kesehatan, administrasi dan kebijakan kesehatan, keselamatan kerja, serta biostatistik dan
kependudukan. Dalam nutrition-specific intervention S.KM yang bergerak di bidang gizi
dapat berperan dalam merancang, merencanakan serta mengimplentasikan program
penanggulangan masalah gizi pada remaja dan prakonsepsi, program suplementasi dan
fortifikasi, penganekaragaman makanan dan program spesifik 9 lainnya. Program manajemen
dan pencegahan penyakit akan melibatkan peran tenaga di bidang epidemiologi. Nutrition-
sensitive program memerlukan keterlibatan S.KM dalam program social safety net,

5
perkembangan anak usia dini, penyediaan air bersih dan sarana sanitasi dan keluarga
berencana. Program ini juga membutuhkan peran profesi dan sektor lain.

Program pendidikan dan perkembangan anak usia dini tentu memerlukan peran guru
maupun profesi lain seperti psikolog. Program perlindungan anak melibatkan peran sektor
sosial maupun peran NGO yang bergerak untuk menangani hak asasi manusia (HAM) dan
perlindungan anak. Mengingat gerakan penyelamatan 1000 hari pertama kehidupan dilakukan
dengan pendekatan multi sektor, maka S.KM harus dapat menjadi perancang program yang
bersifat terpadu. Kompetensi S.KM dalam berkomunikasi dan berkoordinasi serta
kemampuan advokasi akan sangat diperlukan dalam menyusun perencanaan terpadu
(integrated planning) dan untuk mengimplementasikan suatu program terpadu (intergrated
program) yang melibatkan berbagai sektor.

Laduni merupakan contoh program pelayanan prakonsepsi (preconception care).


Preconception care adalah serangkaian intervensi untuk mengidentifikasi dan modifikasi
biomedik, perilaku dan risiko sosial terhadap kesehatan wanita dan pasangan sebelum
terjadinya konsepsi (WHO, 2013). Dengan pemeriksaan kesehatan prakonsepsi diharapkan
seorang wanita yang menginginkan atau merencanakan kehamilan akan mencapai derajat
kesehatan yang baik sejak sebelum hamil, sehingga akan mendapatkan outcomes kehamilan
yang berkualitas. Pelayanan ini tidak hanya menekankan aspek kesehatan, tetapi lebih jauh
lagi menerapkan konsep kesejahteraan sebelum hamil (preconception wellness).

Upaya pengembangan sistem layanan terpadu dalam pelayanan pranikah ini seperti
Laduni yang dikembangkan di Kabupaten Probolinggo merupakan salah satu bentuk
intervensi yang sangat mendukung gerakan penyelamatan 1000 hari pertama kehidupan,
dengan intervensi berupa suplementasi multi mikronutrien selama periode prakonsepsi.
Sasaran intervensi adalah pasangan calon pengantin, dan sararan suplementasi adalah calon
pengantin wanita.

2.3. SUN (Scaling Up Nutrition)


Pengertin SUN(Scalling UP Nutritions

Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam Rangka 1000 Hari Pertama
Kehidupan (Gerakan 1000 HPK) yang dikenal sebagai Scaling Up Nutrition (SUN) adalah
upaya berbagai negara untuk memperkuat komitmen dan rencana aksi percepatan perbaikan
gizi khususnya penanganan gizi sejak 1000 hari dari masa kehamilan hingga usia dua tahun.

6
Sasaran Sun

Ibu hamil, ibu menyusui, bayi baru lahir dan anak usia di bawah dua tahun (baduta)
merupakan kelompok sasaran untuk meningkatkan kualitas kehidupan 1000 hari pertama
manusia. Seribu hari terdiri dari, 270 hari selama kehamilan dan 730 hari kehidupan pertama
sejak bayi dilahirkan. Periode ini disebut periode emas (golden periode) atau disebut juga
sebagai waktu yang kritis, yang jika tidak dimanfaatkan dengan baik akan terjadi kerusakan
yang bersifat permanen (window of opportunity) (Menkokesra RI, 2013).

Peran Indonesia Dalam SUN

Indonesia telah menjadi bagian dari SUN movement melalui surat keikutsertaan dari
Menteri Kesehatan kepada Sekjen PBB pada bulan Desember 2011, dimana pada tahun 2014
telah bergabung 50 negara dalam SUN movement tersebut. SUN movement ini diterapkan
dalam Peraturan Presiden No.42 tahun 2013 tentang Gerakan Percepatan Perbaikan Gizi.
SUN movement bukanlah inisiatif baru maupun pendanaan baru tetapi merupakan
peningkatan efektivitas dari berbagai inisiatif dan program yang sudah ada melalui dukungan
dari kepemimpinan nasional, penetapan prioritas dan harmonisasi program. Selain itu
dilakukan upaya koordinasi dan dukungan teknis, advokasi tingkat tinggi serta kemitraan
(Bappenas, 2014).

Tujuan SUN(Scalling up nutritions)

Indikator yang menjadi tujuan dari gerakIan 1000 HPK ini adalah ;

 Menurunkan jumlah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR),


 Menurukan proporsi anak balita yang pendek (stunting),
 Menurunkan proporsi anak balita yang menderita kurus (wasting),
 Tidak ada lagi kenaikan proporsi anak yang mengalami gizi lebih (overweight),
 Menurunkan proporsi ibu usia subur yang menderita anemia,
 Meningkatkan presentase ibu yang memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif selama
6 bulan (Menkokesra RI, 2012)

Status gizi balita memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mewujudkan sumber
daya manusia yang berkualitas dimasa yang akan datang. Status gizi berhubungan dengan
kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia dini tergantung pada asupan zat

7
gizi yang diterima. Semakin rendah asupan zat gizi yang diterima, semakin rendah pula status
gizi dan kesehatan anak. Gizi kurang atau buruk pada masa bayi dan anak-anak terutama
pada umur kurang dari lima tahun dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan jasmani
dan kecerdasan anak. Pertumbuhan sel otak berlangsung sangat cepat dan akan berhenti atau
mencapai taraf sempurna pada usia 4-5 tahun. (Kemenkes RI, 2012).

Status gizi balita dapat diukur berdasarkan tiga indeks yaitu

a) berat badan menurut umur (BB/U),


b) tinggi badan menurut umur (TB/U),
c) dan berat badan menurut tinggi badan (BB/TB).

Standar pengukuran status gizi berdasarkan Standar World Health Organization (WHO 2005)
yang telah ditetapkan pada Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1995/Menkes/SK/XII/2010
tentang Standar Antropometri.

Penyebab Utama Gizi Buruk

Penyebab utama dari gizi buruk adalah kurangnya balita atau anak-anak dalam
memperoleh makanan dengan kandungan energi dan protein yang cukup. Hal ini dikaitkan
dengan tingkat ekonomi masyarakat. Selain itu kurangnya pengetahuan orang tua akan
pentingnya nutrisi bagi tumbuh kembang anak.Gizi buruk tidak terjadi secara langsung,
kondisi ini berlangsung secara bertahap. Oleh karenanya, gizi buruk sebenarnya dapat diatasi
jika ada pemahaman soal hal tersebut.Untuk mencegah terjadinya gizi buruk pada anak,
berikanlah makanan dengan gizi yang seimbang.Cukupi kebutuhan karbohidrat, lemak dan
proteinnya. Sumber protein yang bernilai tinggi bisa didapatkan dari produk hewani seperti
susu, keju, daging, telur, dan ikan. (Yessy, 2018)

Fase stabilisasi adalah keadaan ketika kondisi klinis dan metabolisme anak belum
sepenuhnya stabil. Dibutuhkan waktu sekitar 1-2 hari untuk memulihkannya, atau bahkan
bisa lebih tergantung dari kondisi kesehatan anak. Tujuan dari fase stabilisasi yakni untuk
memulihkan fungsi organ-organ yang terganggu serta adalah dengan memberi susu formula
F100 susu skim bubuk (25 gr), gula pasir (100 gr), minyak goreng (30 gr), larutan elektrolit
(20 ml), tambahan air sampai dengan 1000 ml. Pemberian susu formula sedikit tapi sering
pemberian formula khusus dilakukan sedikit demi sedikit tapi dalam frekuensi yang sering.
Cara ini bisa membantu mencegah kadar gula darah rendah (hipoglikemia) serta tidak

8
membebankan saluran pencernaan, hati, dan ginjal.Pemberian susu formula setiap hari
pemberian formula khusus dilakukan selama 24 jam penuh. Jika dilakukan setiap 2 jam
sekali, berarti ada 12 kali pemberian. Jika dilakukan setiap 3 jam sekali, berarti ada 8 kali
pemberian.

ASI diberikan setelah susu formula khusus Bila anak bisa menghabiskan porsi yang
diberikan, pemberian formula khusus bisa dilakukan setiap 4 jam sekali. Otomatis ada 6 kali
pemberian makanan.Jika anak masih mendapatkan ASI, pemberian ASI bisa dilakukan
setelah anak mendapatkan formula khusus. Ketika nutrisi anak tidak tercukupi, anak-anak
akan menderita berbagai macam penyakit dan gangguan kesehatan, seperti malnutrisi.
Malnutrisi atau gizi buruk memberikan dampak yang buruk bagi kesehatan.

Dampak Gizi Buruk Pada Anak

Berikut ini adalah dampak-dampak gizi buruk pada anak adalah:

 Badan kurus, pendek, atau kegemukan.Gizi buruk akan berdampak pada tumbuh
kembang yang tidak sempurna.
 Tubuh anak-anak akan terhambat bahkan bisa menyebabkan terhentinya pertumbuhan
sebelum waktunya.
 Tubuh anak bisa menjadi pendek (stunting) dan kurus (wasting).
 Dampak gizi buruk lainnya yang dapat dialami anak-anak adalah risiko terkena
penyakit infeksi.Hal ini terjadi karena sistem kekebalan tubuh yang rentan terhadap
penyakit karena kekurangan nutrisi dalam tubuh.
 Kekurangan nutrisi pada tubuh juga akan membuat fungsi organ tubuh terganggu.
 Anak-anak yang menderita gizi buruk sejak bayi, mengalami penurunan kecerdasan.

Bahkan 65% dari anak-anak yang menderita malnutrisi memiliki IQ di bawah 90.Hal
ini disebabkan pembentukan jaringan otak tidak sempurna akibat kurang nutrisi.Kematian
dampak terburuk dari kondisi gizi buruk adalah kematian. Anak-anak yang memiliki kondisi
pertumbuhan yang tidak sempurna seperti tubuh yang pendek, mempunyai risiko meninggal
empat kali lebih besar dibandingkan anak yang sehat. (Yessy 201

Gerakan 1000 Hari PertamaKehidupan

Gerakan 1000 HPK terdiri dari:

9
1.Intervensi spesifik

adalah tindakan atau kegiatan yang dalam perencanaannya ditujukan khususuntuk kelompok
1000 HPK.Kegiatan ini pada umumnya dilakukan oleh sektor kesehatan, sepertiimunisasi,
PMT ibu hamil dan balita,monitoring pertumbuhan balita di Posyandu, suplemen tablet besi-
folat ibu hamil, promosi ASI Eksklusif, MP-ASI dan sebagianya.

Sasaran target intervensi spesifik yaitu:

 Ibu hamil
 Ibu menyusui
 Anak usia 0-23 bulan

2.intervensi Sensitif

adalah berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan. Sasarannya adalah


masyarakat umum, tidak khusus untuk 1000 HPK.

Beberapa kegiatan tersebut adalah penyediaan air bersih, sarana sanitasi, berbagai
penanggulangankemiskinan, ketahanan pangan dan gizi, fortifikasi pangan, pendidikan dan
KIE Gizi, pendidikan dan KIEKesehatan, kesetaraan gender, dan lain-lain

MENGAPA SUN ?

10
1.Karena masalah Kekurangan Gizi yang belum dapat dituntaskan di banyak negara
berkembang: anak pendek, kurus, anemi dan KVA.

2.Muncul Masalah Gizi baru: Beban Ganda Masalah Gizi – kurang gizi (kurus, pendek)
sekaligus kelebihan gizi (gemuk/obes).

3.Lancet 2008/2013: meta-analisis mengungkap kompleksitas faktor penyebab anak pendek


dan upaya mengatasi/mencegahnya – Intervensi Spesifik dan Intervensi Sensitif.

4.Sasaran global WHO 2013: menurunkan 40% prevalensi Stuting dan menghentikan
kenaikan prevalensi anak gemuk.
5. SUN adalah upaya dunia untuk mempercepat penang-gulangan masalah anak pendek
secara menyeluruh (spesifik & sensitif) langsung di bawah koordinasi SekJen PBB.

Ciri-Ciri Anak Kurang Gizi

Ketika anak kekurangan gizi maka dapat dilihat dari penampakan tubuhnya, berikut
ini ciri-ciri jika anak mengalami masalah gizi menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

1. Badan kurus (Wasting)

Anak yang kekurangan gizi akan mempunyai berat badan yang tidak normal jika
diukur menggunakan Indikator Berat Badan.

Pengukuran massa berat badan tubuh anak dapat menggunakan rumus Berat Badan dibagi
Tinggi Badan (BB/TB). Jika angka yang didapatkan <-2 sampai -3 standar deviasi (SD) maka
anak dapat dikatakan kurus atau wasting.

Anak-anak yang tidak mendapatkan kebutuhan gizi yang baik dan telah mempunyai berat
badan yang kurus maka berisiko lebih tinggi terjangkit penyakit seperti diare hingga gizi
buruk.

11
2. Badan pendek (stunting)

Tinggi badan anak dipengaruhi oleh kebutuhan gizi anak usia dini, jika hal tersebut
tidak terpenuhi maka berisiko mengalami stunting atau gangguan pertumbuhan.

Gangguan pertumbuhan anak atau stunting dapat terjadi jika sang anak tidak mendapatkan
pemenuhan gizi yang cukup selama masa pertumbuhannya, dalam kata lain
bahwa stunting membutuhkan waktu yang cukup lama.

Masalah gizi pada balita atau bayi yang baru berusia 3 bulan telah berisiko mengalami
stunting lebih tinggi hingga anak telah berusia 3 tahun.

Mengindentifikasi anak mengalami stunting dapat menggunakan indikator Tinggi Badan


anak dibagi Usia anak (TB/U). Jika didapatkan nilai yang kurang dari -2 Standar Deviasi
(SD) maka anak dikategorikan mengalami stunting.

3. Mudah lelah dan lemah

Anak yang kekurangan gizi akan sangat mudah lelah padahal tidak banyak melakukan
aktivitas, begitu pula ketika anak melakukan aktivitas yang cukup berat maka anak akan
kesulitan untuk melakukannya.

Hal tersebut diakibatkan karena anak kekurangan nutrisi seperti vitamin A, zat besi dan
yodium atau mineral.

Memberikan makanan yang dianjurkan untuk anak gizi kurang yang berfokus kepada


pemenuhan nutrisi-nutrisi tersebut dapat membantu pertumbuhan anak.

Gajala anak kekurangan gizi

12
Secara umum gejala-gejala berikut ini akan dialami oleh anak ketika mempunyai
masalah gizi:

 Hilangnya nafsu makan anak.


 Gangguan pertumbuhan fisik anak seperti tidak mempunyai berat badan dan tinggi
badan yang ideal.
 Mudah lesu dan lemah karena tidak mempunyai kekuatan otot tubuh yang cukup.
 Kulit kering dan rambut mudah rontok.
 Pipi dan mata anak akan terlihat cekung.
 Jika mempunyai luka maka penyembuhannya membutuhkan waktu yang tidak
sebentar.
 Mudah mengalami sakit akibat terserang penyakit atau virus.
 Memiliki risiko terkena komplikasi

Selain itu, masalah emosional dan gangguan intelektual anak akan terganggu. Anak
akan mudah marah dan sedih berlebihan tanpa sebab.

Selain itu dalam hal belajar anak akan mengalami kesulitan dan lambat dalam menangkap
pelajaran.

Mencegah anak kurang gizi

Agar anak tidak mengalami kurang gizi maka orang tua harus berusaha keras untuk
memenuhi nutrisi yang seimbang. Masa pertumbuhan anak sangat bergantung kepada apa
yang ia makan.

Lebih baik mencegah daripada mengobati, oleh sebab itu berikanlah makanan kepada anak
yang mempunyai gizi seimbang, yaitu:

 Memberikan buah dan sayur dalam setiap menu makanan.


 Memberikan makanan yang mempunyai sumber kabohidrat, seperti kentang, roti,
nasi dan sereal.

13
 Memberikan makanan yang mempunyai sumber protein, seperti daging, telur, ikan
dan kacang-kacangan.
 Memberikan asupan vitamin dari susu dan produk turunannya.

Selain memberikan makanan yang sehat dan bergizi tak lupa anak harus banyak melakukan
aktivitas fisik seperti olahraga atau aktivitas di luar ruangan.

Berikan juga imunisasi atau vaksin sesuai jadwal atau rekomendasi yang diberikan oleh
kementerian kesehatan atau provinsi setempat agar anak tidak mudah terserang penyakit
infeksi.

Mengatasi anak kurang gizi

Dalam menangani anak yang kekurangan gizi maka dapat disesuaikan dengan tingkat
keparahannya. Dokter anak atau ahli gizi akan memberikan rekomendasi yang tepat untuk
anak yang mengalami malnutrisi.

Jika anak masih dalam tahap kekurangan gizi yang ringan maka dapat melakukan hal-hal di
bawah ini:

1. Periksakan anak kepada dokter

Dokter akan melakukan analisis terhadap kondisi anak dan memberikan rekomendasi yang
tepat agar anak kembali pulih dan tidak mengalami gangguan perkembangan.

Dokter atau ahli gizi akan melakukan pemeriksaan secara mendalam pada anak, seperti:

 Mengukur indeks massa tubuh (BMI) anak


 Melakukan pemeriksaan penyebab anak mengalami kurang gizi
 Melakukan tes darah
 Melakukan tes berdasarkan riwayat medis sang anak

14
Jika dokter menemukan hasil pemeriksaan yang mengarah ke anak mengalami kurang gizi
maka akan diberikan obat atau vitamin untuk anak kurang gizi demi meningkatkan nafsu
makan sang anak.

2. Menerapkan pola makan yang baik pada anak

Penanganan anak yang mengalami kekurangan gizi haruslah dengan perhatian khusus
mengingat tumbuh kembang anak yang terganggu.

Memberikan banyak makanan yang mengandung cukup tinggi kalori, serat, mineral, protein
dan vitamin dapat membantu anak mendapatkan nutrisi yang dibutuhkannya.

Selain itu mengatur pola makan yang baik seperti memperbanyak memberikan asupan
makanan juga sangat bagus untuk mengembalikan kondisi anak.

3. Mendampingi perkembangan sang anak

Setelah melakukan pemeriksaan ke dokter dan telah juga memberikan pola makan yang baik
untuk anak maka proses terakhir adalah selalu memantau perkembangan atau mendampingi
tumbuh kembang sang anak secara intensif.

15
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan
Dalam materi Scaling up nutrition and 1000 HPK terdapat konsep-konsep yang mana
terdiri dari definisi Scaling up nutrition,definisi 1000 HPK, Peran Tenaga Kesehatan alam
Meningkatkan Gizi dan 1000 HPK. Scaling Up Nutrition (SUN) adalah upaya berbagai
negara untuk memperkuat komitmen dan rencana aksi percepatan perbaikan gizi khususnya
penanganan gizi sejak 1000 hari dari masa kehamilan hingga usia dua tahun. Masa 1000 hari
pertama kehidupan atau 1000 HPK terdiri atas 270 hari kehamilan dan 730 hari pada dua
tahun pertama kehidupan anak. Dampak pada masa 1000 HPK ini akan sangat berpengaruh
terhadap tumbuh kembang anak hingga dewasanya. Program manajemen dan pencegahan
penyakit akan melibatkan peran tenaga di bidang epidemiologi. Nutrition-sensitive program
memerlukan keterlibatan S.KM dalam program social safety net, perkembangan anak usia
dini, penyediaan air bersih dan sarana sanitasi dan keluarga berencana. Program ini juga
membutuhkan peran profesi dan sektor lain.

3.2. Saran
Diperlukan sebuah kerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas kuliah
yang berbentuk Paper ini dengan mengeluarkan ide dan kreatifitas dari masing masing
anggota kelompok. Dalam pembuatannya, masih terdapat banyak kekurangan. Mohon
bimbingannya dengan memberikan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://dppkbpmd.bantulkab.go.id/apa-1000-hpk-itu/

https://www.herminahospitals.com/id/articles/pentingnya-1000-hari-pertama-kehidupan-
pada-anak

https://www.researchgate.net/publication/319377130_PERAN_SARJANA_KESEHATAN_
MASYARAKAT_DALAM_GERAKAN_PENYELAMATAN_1000_HARI_PERTAMA_K
EHIDUPAN_UNTUK_MENURUNKAN_STUNTING_DAN_ANGKA_KEMATIAN_IBU

http://scholar.unand.ac.id/46657/2/BAB%20I%20nefy%20pdf.pdf

Soekirman MENGAPA KITA PERLU MEMAHAMI “SCALING UP NUTRITION”

(SUN).2014

https://pt.scribd.com/presentation/452074369/1711223012-Ghina-Mardiyati-program-
Scalling-Up-Nutrition

https://www.bappenas.go.id/id/profil-bappenas/unit-kerja/deputi-sdm/dit-kgm/contents-
direktorat-kesehatan-dan-gizi-masyarakat/gerakan-nasional-percepatan-perbaikan-gizi/

https://blogs.insanmedika.co.id/cara-mencegah-dan-mengatasi-anak-kurang-gizi/

17

Anda mungkin juga menyukai