Anda di halaman 1dari 16

Nafira Riskan Thoybah

C1F021125
R011
EKONOMI ISLAM

Materi Pertemuan ke 2 dan 3


BAB I. Bisnis dan Lingkungan Bisnis

Bisnis Dalam Konteks Sederhana adalah kesibukan dalam melakukan suatu


aktivitas atau pekerjaan yang memberikan keuntungan pada seseorang
Bisnis Dalam Konteks Entitas adalah suatu organisasi atau badan lain yang bergerak
dalam kegiatan komersial, profesional, atau industri, untuk memperoleh keuntungan

 Berdasarkan Jenis Kegiatan


a. Bisnis Industri
Bergerak di bidang industri manufaktur seperti halnya industry tekstil,
garmen, mesin, dan lain sebagainya.
b. Bisnis Jasa
Bergerak di bidang jasa untuk menghasilkan suatu produk yang tidak
berwujud seperti halnya perbankan, kecantikan, dan lain lain.
c. Bisnis Ekstraktif
Bergerak dalam kegiatan pertambangan dengan cara menggali bahan
tambang dalam perut bumi seperti pabrik semen, pabrik timah, pabrik nikel,
dan lain sebagainya.
d. Bisnis Agraris
Bergerak di bidang pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dan juga
bidang kehutanan.

 Berdasarkan Manfaat Bisnis


a. Bisnis Yang Menciptakan Nilai Guna Bentuk (Form Utility) Berdasarkan
Manfaat Bidang bisnis yang berusaha untuk mengubah suatu benda (bahan
dasar) menjadi benda lain yang berbeda bentuknya sehingga menjadi lebih
bermanfaat bagi manusia/ masyarakat.
Contoh : perusahaan meubel, konveksi, pabrik tegel,dll.
b. Bisnis Yang Menciptakan Nilai Guna Tempat (Place Utility) adalah bisnis yang
bergerak dalam bidang transportasi atau pengangkutan,baik angkutan
manusia maupun angkutan barang.
c. Bisnis Yang Menciptakan Nilai Guna Waktu (Time Utility) adalah bisnis yang
bergerak dalam bidang penyimpanan, diantaranya adalah pergudangan.
Contoh : pergudangan di pelabuhan,bulog serta dolog.
d. Bisnis yang menciptakan nilai guna kepemilikan (posession utility) adalah
bisnis yang bergerak dalam bidang perdagangan ataupun pertokoan.

Maksud dan Tujuan Bisnis


a. Untuk memperoleh keuntungan dari kegiatan bisnis.
b. Untuk pengadaan barang ataupun jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
c. Untuk mencapai kesejahteraan pemilik faktor produksi dan masyarakat.
d. Menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
e. Untuk menunjukkan eksistensi suatu perusahaan dalam jangka panjang.

Lingkungan Bisnis Terdiri atas faktor :


Alam, Ekonomi, Teknologi, Sosial, Budaya, Pemerintah, serta Hubungan
Internasional. Kesemua faktor tersebut akan menimbulkan kesempatan/potensi
bisnis serta pergeseran-pergeseran terhadap potensi bisnis itu. Faktor-faktor
tersebut akan berpengaruh terhadap kesempatan bisnis maupun terhadap
perkembangannya.

Materi Pertemuan ke 4
BAB II. Pengantar Sistem Ekonomi dan Bisnis
KONSEP SISTEM EKONOMI INDONESIA

Sistem ekonomi yang dibahas di antaranya sistem ekonomi klasik (kapitalis),


sistem ekonomi modern (sosialis), sistem ekonomi Pancasila dan sistem ekonomi
berbasis agama (Agama Islam).
Salah satu hasil pemikiran kaum klasik telah memelopori pemikiran sistem
perekonomian liberal. Dalam pemikiran kaum klasik bahwa perekonomian secara
makro akan tumbuh dan berkembang apabila perekonomian diserahkan kepada
pasar. Peran pemerintah terbatas kepada masalah penegakan hukum, menjaga
keamanan dan pembangunan infrastruktur.
Pemikiran kaum klasik ini telah menginspirasi ”Washington Consensus”. Berdasarkan
“Washington Consensus” peran pemerintah di dalam pembangunan lebih
dititikberatkan kepada penertiban APBN, dan pemanfaatan/penggunaan kekuatan
pasar.
Pemikiran sistem ekonomi modern dalam hal ini yang dimaksud adalah sistem
ekonomi sosialis. Sistem ekonomi sosialis mempunyai tujuan kemakmuran bersama,
filosofi ekonomi sosialis adalah bagaimana mendapatkan kesejahteraan,
perkembangan sosialisme dimulai dari kritik terhadap kapitalisme yang pada waktu
itu kaum kapitalis atau kaum borjuis mendapat legitimasi gereja untuk
mengeksploitasi buruh.
Sistem ekonomi sosialis dilandasi pada pemilikan bersama (kolektivitas) semua
faktor produksi, sehingga hak milik dan inisiatif ekonomis individu kurang mendapat
tempat yang layak. Dalam sistem ekonomi sosialis, pemerintah sangat berperan
untuk menentukan jalannya perekonomian atau umum dikenal sebagai perencanaan
terpusat atau centralized planning.
Konsep Sistem Ekonomi Pancasila mulai dikembangkan lebih serius sejak
Seminar Nasional di Universitas Gadjah Mada Tahun 1980. Tidak dapat disangkal
bahwa hangatnya polemik tentang sistem ekonomi Indonesia sekitar tahun 1980-81
berkisar kepada gagasan Mubyarto mengenai Sistem Ekonomi Pancasila (SEP).
Sebutan SEP sebenarnya telah dilontarkan lebih dulu oleh Emil Salim dalam suatu
artikel pada harian Kompas tanggal 30 Juni 1966. Buku “Membangun Sistem
Ekonomi” karya guru besar FE UGM ini sekali lagi menegaskan betapa konsistennya
Pak Muby, dalam memperkenalkan dan memopulerkan sistem ekonomi yang pas
bagi Indonesia. Di kalangan para pelopor SEP terdapat dua cara pandang.
1. Pertama, jalur yuridis formal, yang berangkat dari keyakinan bahwa landasan
hukum SEP adalah pasal 33 UUD 1945, yang dilatarbelakangi oleh jiwa
Pembukaan UUD 1945 dan dilengkapi oleh pasal 23, 27 ayat 2, 34, serta
penjelasan pasal 2 UUD 1945. Pelopor jalur ini, misalnya adalah Sri-Edi
Swasono dan Potan Arif Harahap.
2. Jalur kedua adalah jalur orientasi, yang menghubungkan sila-sila dalam
Pancasila. Termasuk dalam kubu ini adalah Emil Salim, Mubyarto, dan
Sumitro Djojohadikusumo.

Pada dasarnya, mereka menafsirkan SEP sebagai sistem ekonomi yang


berorientasi pada sila I, II, III, IV, dan V. Perbandingan pemikiran ketiga tokoh ini
dapat dilihat dalam Tabel 1. Terlihat bahwa ketiganya berusaha menjabarkan
ideologi Pancasila dalam dunia ekonomi dan bisnis. Agaknya ini sejalan dengan
pandangan yang menyatakan bahwa Pancasila merupakan ideologi terbuka, yang
artinya nilai dasarnya tetap, namun penjabarannya dapat dikembangkan Secara
kreatif dan dinamis sesuai dengan dinamika perkembangan masyarakat Indonesia
(Alfian, 1991).
Relevansi Ekonomi Pancasila dapat dideteksi dari tiga konteks yang berkaitan, yaitu
1. Cita-cita ideal pendiri bangsa;
2. Praktik ekonomi rakyat;
3. Praktik ekonomi aktual yang menyimpang karena berwatak liberal,
individualis, dan kapitalistik.
Secara umum, periodisasi ilmu ekonomi Islam dapat dibagi menjadi tiga tahap
besar.
 Tahap pertama adalah fase yang sangat strategis dalam pengembangan
ekonomi Islam. Tahap ini merupakan fase perkembangan teori klasik
ekonomi Islam, yang dihasilkan selama kurun waktu 9 abad, meski para tokoh
ulama yang muncul di tahap ini tidak menyebutnya sebagai teori ekonomi.
 Tahap kedua adalah masa di mana perkembangan ekonomi Islam mulai
mengalami stagnasi. Hampir tidak ada hal baru yang berkembang pada
periode ini. Pada fase ini, yang menjadi representasi utama kekuatan dunia
Islam adalah khilafah Turki Usmani, dengan kontribusi pentingnya adalah
menjadikan wakaf tunai sebagai mesin pertumbuhan ekonomi selama kurang
lebih lima abad.
 Tahap ketiga adalah tahap kebangkitan kembali ekonomi Islam di pentas
dunia. Hingga saat ini, para ekonom Islam masih melakukan proses
reformulasi ilmu ekonomi Islam sebagai sebuah disiplin ilmu yang mampu
menjawab berbagai tantangan ekonomi dunia.

STRUKTUR EKONOMI INDONESIA


Struktur ekonomi yang dikenal selama ini ada tiga yaitu agraris, industrial, dan
jasa-jasa. Patokan yang menentukan suatu struktur ekonomi di antaranya, adalah
jumlah penduduk yang berkecimpung dalam bidang tertentu (mata pencaharian).
Apabila lebih dari 50% sebagian besar penduduk berkecimpung di bidang agraris
maka struktur ekonomi tersebut adalah struktur ekonomi agraris, begitu juga
dengan industrial atau jasa.
Sistem ekonomi dapat kita pandang pula sebagai sebuah sistem (sesuai dengan
teori sistem) yang terdiri dari sejumlah subsistem yang lazim kita namakan lembaga-
lembaga atau pranata ekonomi (economic institutions) yang apabila kita satukan
merupakan sistem ekonomi. Struktur ekonomi Indonesia hingga dewasa ini masih
menunjukkan ciri-ciri struktur agraris, di mana kurang lebih 2/3 penduduknya masih
mencapai nafkah dari bidang pertanian. Kurang lebih tiga perempat dari jumlah
penduduk Indonesia masih hidup di desa-desa.
Struktur ekonomi suatu negara dapat saja berubah dari satu masa ke masa
lainnya, hal ini dapat dimungkinkan, menurut sejarah, terbukti pada pelbagai negara
yang dahulu memiliki struktur agraris dan dewasa ini memperlihatkan struktur
industrial dan jasa-jasa. Contoh-contoh dalam sejarah seperti perkembangan dan
perubahan struktur ekonomi Amerika Serikat, Belanda, Prancis, Jepang, dan Soviet
Rusia merupakan bukti nyata.

Materi Pertemuan ke 5
BAB III. Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial

Etika bisnis adalah kode etik yang diterapkan dalam perusahaan untuk melakukan
kegiatan bisnisnya. Etika bisnis ini sangat penting diterapkan dalam perusahaan agar
perusahaan memiliki pondasi yang kuat dan menciptakan value yang tinggi.
PERLUNYA ETIKA BISNIS
 Kinerja bisnis tidak hanya diukur dari kinerja manajerial/finansial saja tetapi
juga berkaitan dengan komitmen moral,pelayanan, jaminan mutu dan
tanggung jawab sosial.
 Perusahaan perlu mempertahankan kepercayaan konsumen dan masyarakat
 Perlunya menjalankan bisnis dengan tidak merugikan hak dan kepentingan
semua pihak yang terkait dengan Yang dipertaruhkan tidak hanya uang tetapi
“ Reputasi Perusahaan, dan nasib umat manusia”.
 Masyarakat lebih suka menggunakan/berhubungan dengan perusahaan yang
baik kualitasnya
 Tindakan etis merupakan strategi bisnis jangka panjang terbaik bagi
perusahaan
PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS
PRINSIP OTONOMI
Otonomi merupakan sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan
dan bertindak berdasarkan kesadaran sendiri tentang apa yang dianggapnya baik
untuk dilakukan.
PRINSIP KEJUJURAN
 Sikap dan kemampuan manusia untuk melakukan yang sebenarnya.
 Kejujuran sangat menentukan relasi dan kelangsungan bisnis masing masing
pihak selanjutnya.
PRINSIP KEADILAN
 Adil artinya tidak ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya.
 Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis entah
dalam relasi eksternal perusahaan maupun relasi internal perusahaan perlu
diperlakukan secara sama sesuai dengan haknya masing-masing
PRINSIP SALING MENGUNTUNGKAN
 Bisnis hendaknya menguntungkan semua pihak.
 Bisnis yang kompetitif adalah bisnis yang melahirkan suatu win-win solution.
PRINSIP INTEGRITAS MORAL
 Prinsip ini menganjurkan agar tetap menjaga nama baik perusahaan.
 Tercermin dalam seluruh perilaku bisnisnya dengan siapa saja, baik keluar
maupun ke dalam perusahaan.
Setiap perusahaan memiliki tanggung jawab sosial yang merupakan bagian dari etika
bisnis, yaitu adanya kesadaran perusahaan bahwa keputusan bisnisnya dapat
mempengaruhi masyarakat. Tanggung jawab sosial perusahaan adalah wujud
kepedulian suatu usaha pada masyarakat dan lingkungan disekitar dimana usaha
tersebut berada. Arti yang lebih luas dari istilah ini adalah tanggung jawab
perusahaan terhadap pelanggan, karyawan, dan kreditor.
Dalam mengambil sebuah keputusan untuk kepentingan usaha, hendaknya tidak
merusak etika dan tanggung jawab sosial. Adapun tanggung jawab sosial perusahaan
meliputi:
1. Tanggung jawab sosial terhadap konsumen. Tanggung jawab ini tidak hanya
terbatas pada penyediaan barang atau jasa saja.
2. Tanggung jawab sosial pada karyawan. Perusahaan bertanggung jawab dalam
memberikan rasa aman kepada karyawannya, memperlakukan karyawan
dengan layak dan tidak membeda-bedakan, serta memberikan kesempatan
yang sama pada karyawan untuk mengembangkan diri.
3. Tanggung jawab sosial kepada kreditor. Saat perusahaan memiliki masalah
keuangan dan belum bisa menyelesaikan kewajibannya, perusahaan harus
memberitahukan kepada kreditor.
4. Tanggung jawab sosial kepada pemegang saham. Perusahaan bertanggung
jawab atas kepuasan pemegang saham.
5. Tanggung jawab sosial kepada lingkungan. Tanggung jawab ini berkaitan
dengan menjaga kelestarian lingkungan, misal dengan mencegah adanya
polusi disekitar tempat usaha.
6. Tanggung jawab sosial kepada komunitas. Hal yang sering dilakukan oleh
perusahaan adalah dengan memberikan bantuan untuk sarana
pendidikan/kesehatan, atau perbaikan/pengadaan infrastruktur yang
dibutuhkan.masyarakat sekitar.
Penerapan etika bisnis dan tanggung jawab sosial pada perusahaan yang dilakukan
dengan sungguh-sungguh akan memudahkan perusahaan dalam menjalankan visi
dan misinya. Melalui etika bisnis dan tanggung jawab sosial akan membentuk citra
positif perusahaan di mata masyarakat yang lebih luas
Materi Pertemuan ke 6
BAB IV. Bentuk Bentuk organisasi bisnis

BENTUK-BENTUK ORGANISASI BISNIS


BADAN USAHA PERSEORANGAN
Yaitu organisasi bisnis yang kepemilikan dan pengelolaannya ditangani oleh satu
orang.

Kelebihan
 Mudah mendirikan dan membubarkannya
 Kebangaan dan kepuasan atas kepemilikan serta dapat memimpin
perusahaan sendiri
 Keuntungan yang diperoleh milik sendiri
 Tidak dikenakan pajak berganda

Kekurangan
 Tanggung jawab tdak terbatas
 Sumber dana terbatas
 Sulit dalam pengelolaan
 Sulit dalam membagi waktu
 Benefit yang kecil
 Pertumbuhan terbatas
 Tenggang waktu usaha terbatas

PERSEKUTUAN
Yaitu bentuk legal suatu bisnis yang dimilki oleh dua orang atau lebih untuk
mencapai tujuan bisnis.
Kelebihan
 Pembentukannya mudah
 Pengetahuan dan ketrampilan menyatu
 Sumber daya lebih besar
 Mampu untuk menarik dan mempertahankan karyawan
 Keuntungan dari sisi pajak

Kekurangan
 Tanggung jawab tidak terbatas
 Tenggang waktu operasi terbatas
 Perselisihan diantara partner
 Ada halangan untuk membubarkan

KATEGORI PERSEKUTUAN
1. Kategori umum
 PERSEKUTUAN UMUM( general partnership)
Yaitu pihak yang terlibat, aktif dalam pengelolaan usaha sehingga memiliki
tanggung jawab yang tidakterbatas atas kewajiban usaha
 PERSEKUTUAN TERBATAS
Yaitu pihak yang tidak terlibat secara aktif dalam pengelolaan usaha dan
memiliki tangung jawab atas kewajiban usaha hanya sebesar andil atau
investasi yang ditanamkan

2. Kategori Spesifik
 Silent partner
 Secret partner
 Nominal partner
 Domat partner
 Senor partner
 Junior partner

FIRMA
Adalah persekutuan yang dibentuk dengan nama bersama untuk menjalankan suatu
bisnis dan mengakibatkan tanggung jawab tiap anggota tidak terbatas.
Kelebihan
 Terdapat pembagian kerja
 Pendirianya mudah
 Modalnya banyak

Kekurangan
 Tanggung jawab pemilik tidak terbatas
 Kerugian ditanggung bersama
 Kelangsungan hidup perusahaan tidak menentu

PERSEKUTUAN KOMANDITER ( CV)


Adalah persekutuan yang memiliki tujuan bersama untuk mendirikan organisasi
bisnis dengan tanggung jawab berbeda sesuai tingkat keterlibatan anggota dalam
pengelolaan
Keanggotaan CV:
 Sekutu pimpinan (General Partner)
 Sekutu Terbatas (Limited Partner)
 Sekutu Diam (Silent Partner)
 Sekutu Rahasia (Secret Partner)
 Sekutu Dormant (Dormant Partner)
 Sekutu Nominal (Nominal Partnet)

Kelebihan
 Pendiriannya mudah
 Keampuan dalam manajemen
 Memilki modal yang lebih besar dan mudah untuk memperoleh kredit

Kekurangan
 Kelangsungan hidup tidak menentu
 Sulit untuk menarik modal yang telah ditanam
 Sebagian anggota mempunyai tanggung jawab yang tidak terbatas

KORPORASI ( PT)
Adalah organisasi bisnis yang berbentuk Badan Hukum yaitu tanggung jawab dan
kewajiban terpisah dari pemilik modalnya. Pemilik tidak harus memimpin/mengelola
perusahaan, ttp diserahkan kepada orang lain yang sesuai dengan bidangnya.
Kelebihan :
 Sumber dana besar
 Kewajiban terbatas
 Ukuran besar
 Jangka waktu hidup lama
 Kepemilikan mudah berpindah
 Manajemen professional tdk ditangani langsung oleh pemilik
 Mudah untuk menarik karyawan

Kekurangan:
 Biaya pendirian mahal
 Sulit didalam pengontrolan
 Administrasi rumit
 Pengenaan pajak berganda
 Ukuran besar
 Sulit didalam membubarkan
 Sering terjadi konflik.

PERSEROAN TERBATAS (PT)


yaitu bentuk perusahaan milik negara yang sebelumnya bernama PN (Perusahaan
Negara)
Persero maksudnya sebelumnyaterjadi dari PN kemudian ditambah modal yg
ditawarkan kepada pihak swasta. Maka perusahaan tersebut/PT-PT tsbdiberi tanda
kurung Perserodi belakangnya
Atau dengan kata lain Persero adalah: Semua perusahaan yang berbentuk PT dan
diatur menurut KUUD dalam mana seluruh atau sebagian saham-sahamnya dimiliki
oleh neara dan kekayaan Negara yang dipisahkan

Tujuan Persero adalah mencari keuntungan maksimum dengan menggunakan factor-


faktor produksi yang ada secara efisien
PT adalah suatu perusahaan yang berdasar hokum
Ciri PT:
 Usaha mencari keuntungan
 Status hukumnya sebagai Hukum Perdata (hubungan usaha diatur menurut
Hukum Perdata)
 Modal seluruhnya/sebagian milik Negara dari kekayaan Negara yang
dipisahkan dan diadakan penjualan saham
 Tidak memiliki fasilitas-fasilitas Negara
 Pimpinan dipegang oleh Direksi
 Karyawan berstatus karyawan swasta
 Peranan pemerintah sebagai pemegang saham

Materi Pertemuan ke 7
BAB V. POTENSI BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN

Identifikasi Potensi Bisnis

Dalam melakukan sebuah bisnis seseorang (pengusaha) harus melakukan analisa


terhadap potensi bisnisnya agar dapat menguasai bisnisnya dengan sempurna serta
dapat bersaing dengan pengusaha – pengusaha lain, yang sering disebut dengan
analisa/identifikasi pasar. Analisa pasar juga bertujuan untuk mengidentifikasi

seberapa luas potensi tersebut serta bagaimana perkembangannya di kemudian


hari.Identifikasi pasar merupakan proses yang harus terus menerus dilakukan
terhadap hal – hal yang terjadi dalam transaksi bisnis baik sebelum, selama maupun
sesudah terjadinya transaksi tersebut. Hal ini sangat bermanfaat bagi penjual karena
dapat menentukan siapa konsumennya dan seberapa besar permintaan terhadap
suatu produk yang ditawarkan.Identifikasi pasar juga perlu dilakukan oleh
konsumen, karena konsumen juga perlu tahu pengusaha mana yang menjual produk
yang dibutuhkan konsumen, kualitas yang bagus serta harga yangterjangkau.

1. Pengertian Pasar

Pasar telah banyak dibahas oleh berbagai bidang ilmu.Dari segi ilmu
ekonomi,pasar dipandang sebagai interaksi antara konsumen dan produsen.Interaksi
adalah sebagai cerminan dari proses analisa pasar yang dilakukan oleh kedua belah
pihak tersebut di atas.Dari proses interaksi itu maka timbulah hubungan antara
permintaan dan penawaran serta harga pasar yang berlaku dan harga pasar yang
terjadi itu disebut harga equlibrium. interaksi antara permintaan dan penawaran itu
akan menentukan luas dan sempitnya pasar(potensi pasar atau potensibisnis)serta
harga pasar yang berlaku.
Jumlah permintaan akan sangat tergantung dari tinggi rendahnya harga pasar
yang berlaku.Apabila harga yang berlaku itu rendah maka tentu saja jumlah yang
diminta oleh masyarakat akan lebih banyak,karena dengan harga yang lebih rendah
tentulah akan lebih banyak orang yang dapat menjangkau harga tersebut.Sebaliknya
apabila harga dinaikkan maka akan berakibat hanya sedikit masyarakat yang mampu
untuk menjangkaunya.

Oleh karena itulah maka garis kurva permintaan akan terlihat sebagai garis yang
menurun,sebagai gambaran bahwa semakin rendah harga yang berlaku maka jumlah
permintaan akan bertambah banyak.

Di pihak lain kurva penawaran akan menunjukkan kondisi jumlah barang yang
ditawarkan atau dijual oleh para pengusaha.Apabila harga yang berlaku di pasar
turun maka para pengusaha akan kurang tertarik untuk menawarkan
barangnya,sebaliknya tentu saja apabila harga itu naik maka pengusaha akan tertarik
untuk lebih banyak menawarkan barangnya ke pasar.Oleh karena itu maka kurva
penawaran merupakan garis yang menanjak yang menggambarkan keadaan bahwa
semakin tinggi harga pasar yang berlaku akan mengakibatkan semakin banyaknya
jumlah barang yang ditawarkan di pasar oleh para pengusaha.

Ditinjau dari segi bisnis maka pengertian pasar tersebut telah dipertajam lagi
yaitu pasar merupakan sekumpulan orang dan atau organisasi yang mempunyai
kebutuhan dan keinginan yang mungkin sebagian dapat dipenuhi lewat transaksi jual
beli(William G.Nickels,p.76)Kedua tinjauan tersebut mempunyai beberapa aspek
yang sama yaitu:

 Pasar terdiri dari sekumpulan orang atau organisasi yang mempunyai


kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda.
 Orang-orang tersebut mempunyai kemampuan untuk berpartisipasi dalam
melakukan transaksi jual beli baik sebagai penjual ataupun sebagai pembeli.

Dalam tinjauan bisnis ini di samping ditinjau mengenai kedua hal tersebut dapat
diidentifikasi pula tentang pasar apa yang akan dilayani, di mana pasar itu berada,
seberapa luas pasar tersebut dan kemudian bagaimana sifat-sifat serta
karakteristiknya.

Karakteristik pasar ini berupa kesenangannya, kebiasaannya, tradisinya, gaya


hidupnya, budaya serta tujuan dalam pemunuhan kebutuhannya. Oleh karena itu
maka analisa atau identifikasinya pasar harus mampu untuk mendapatkan gambaran
tentang apa, di mana dan seberapa luas serta bagaimana sifat- sifat atau
karakteristik dari pasar itu. Jadi pengusaha harus mampu untuk mengukur besarnya
potensi pasar terhadap produk yang ditawarkannya dan kemudian
memperhitungkan apakah potensi pasar tersebut cukup luas untuk dilayaninya
secara menguntungkan (ekonomis) atau tidak.
2. Tujuan Identifikasi Pasar

a. Menentukan pasar apa yang sedang atau akan dilayaninya. Hal ini dapat
diidentifikasi lewat penentuan tentang kebutuhan apa (need)dan siapa atau
orang/organisasi mana yang dilayaninya.
b. Menentukan di mana lokasi tempat tinggal dari orang/organisasi yang
membutuhkan produk yang dipasarkannya. Misalnya di Jawa, luar Jawa, kota,
desa, dan sebagainya.
c. Menentukan sifat – sifat dan karakteristik dari pasar tersebut. Hal ini
menyangkut analisa tentang selera, kesenangan, kebiasaan, sikap, perilaku,
gaya hidupmaupun kebudayaan yang dimiliki oleh konsumennya.

3. Sifat – SifatPasar

Pasar itu sangat heterogen atau beraneka ragam, akan tetapi meskipun pasar itu
heterogen kita dapat membeda – bedakannya ke dalam kelompok – kelompok yang
memiliki sifat yang sama. Usaha untuk mengelompokkan pasar yang heterogen itu
disebut “segmentasi pasar”. Masing – masing kelompok yang homogen itu disebut
segmen pasar tertentu atau sering pula disebut sel pasar (market cell).

Dengan segmentasi pasar itu maka pengusaha akan dapat melihat sifat – sifat
dari masing – masing kelomok/segmen/sel pasar tertentu itu yang berbeda dengan
segmen/sel pasar lain, meskipun masih dalam satu cabang industri atau satu jenis
Produk tertentu.

Pengusaha dapat mengkonsentrasikan diri pada salah satu segmen pasar


tertentu saja dan kemudian melayaninya secara sempurna atau lebih sempurna dari
pada pesaing – pesaingnya. Dengan demikian maka dia akan memperoleh
citra/nama baik atau biasa disebut “patronage motive” dari konsumennya sehingga
dia akan dapat menduduki posisi persaingan yang lebih baik (competitive
advantage). Pengusaha macam ini merupakan pengusaha yang menentukan target
pasarnya atau yang disebut “target marketing”.

4. Potensi Pasar

Potensi pasar merupakan fungsi dari struktur penduduk (population patern),


kemampuan membeli (purchasing power) dan pola konsumsi (consumtion patern).

• Struktur penduduk : meliputi orang – orang atau organisasi yang melakukan


pembelian untuk memenuhi kebutuhannya yang dapat dipisah – pisahkan menurut
jenisnya (kelompok umur, jenis kelamin, macam pekerjaan, penghasilan dan
sebagainya) serta lokasi atau daerah geografisnya (Yogyakarta, Kalimantan barat,
Sulawesi, dsb).
• Kemampuan membeli:merupakan cerminan dari besarnya penghasilan yang
dimiliki oleh seseorang serta kemampuan untuk mendapatkan mendapatkan kredit
dari bank.

• Polakonsumsi:merupakan cerminan dari perilaku konsumen terhadap


pengeluaran yang dilakukan. Pola konsumsi sangat dipengaruhi oleh gaya hidup (life
style), sikap hidup, faktor- faktor psikologis, sosiologis maupun kebudayaan (culture).

Potensi pasar dapat diperhitungkan dengan menggunakan formulasi sebagai berikut:

M=N.U.P

Keterangan :

M = Potensi pasar (Market potential)

N = Jumlah penduduk yang memiliki kebutuhan akan produk tertentuitu


( Number ofPeople)

U = Jumlah kebutuhan per orang (Usage Rate) P = Harga rata – rata per
unit produk(Price)

5. Potensi Penjualan

Potensi pasar tersebut di atas merupaka permintaan produk dalam satu cabang
industri tertentu. Potensi pasar ini tentu saja akan dilayani oleh beberapa dan
bahkan tidak jarang dilayani pula oleh banyak perusahaan. Masing – masing
perusahaan akan memiliki kemampuan yang berbeda – beda dalam melayani pasar
(potensi pasar) tersebut. Kemampuan masing – masing perusahaan tercermin dalam
bentuk bagian pasar (market share) perusahaan itu. Oleh karena itu potensi
penjualan bagi masing – masing perusahaan dapat dierhitungkan dengan cara:

P=M.S

Keterangan :

P = Potensi penjualan M = Potensi pasar

S = Market Share

Penguasaan Pasar
Pasar atau potensi bisnis ini memiliki sifat-sifat yg berbeda dan perbedaan sifat
tersebut akan membawa konsekuensi bahwa pelayanan kita kepada mereka juga
harus berbeda. Oleh karena itu segmentasi pasar adalah merupakan usaha
mengelompokan pasar dari pasar yg bersifat heterogen ke dalam bagian-bagian
pasar yg memiliki sifat yg homogen. Setiap segmen memiliki dimensi sendiri yang
berbeda dengan segmen yglainnya.

Oleh karena itu agar segmentasi kita dapat efektif maka ada beberapa syarat dalam
melakukan segmentasi yaitu:

a. Tingkat kesamaan yang relatif tinggi di antara sesama segmen sehingga akan
memberikan kemungkinan yang tinggi bahwa reaksinya akan sama terhadap
perlakuan yang sama yang diperlakukan kepadamereka.

b. Tingkat kelainan yg relatif tinggi dengan segmen yg lain. Dalam hal ini
konsumen harus dipisahkan ke dalam kelompok – kelompok yang memiliki sifat yang
berbeda sehingga akan mempunyai reaksi yang berbeda pula terhadap perlakuan
tertentu dari pengusahakepadanya.

c. Jumlahnya harus cukup berarti. Hal inin berarti bahwa segmentasi harus
cukup luas sehingga penguasaan terhadapnya akan cukupmenguntungkan.

d. Haruslah bersifat operasional. Hal ini berarti bahwa upaya segmentasi itu
harus dapat membedakan masing – masing segmen. Perbedaan segmen inilah yang
akan menjadi penuntun kita bagi pelaksanaan operasional dari perlakuan
bisnis/pemasaran kita yanng tentu saja harus kita bedakan untuk masing -
masingsegmen.

1. Tiga Jenis Strategi Pemasaran

a. Strategi Satu Sasaran (singletarget)

Dalam hal ini pengusaha memilih salah satu segmen yang dipandang paling
potensial dan kemudian dijadikannya sebagai sasaran atau target untuk dilayaninya
dengan marketing mixnya. Strategi ini disebut Concentrated Marketing.

b. Strategi Sasaran Ganda (multytargets)

Di sini pengusaha memiliki dua atau beberapa bahkan mungkin semua segmen
untuk dilayaninya tetapi dengan cara pelayanan atau strategi yang berbeda terhadap
segmen yang berbeda. Jadi dalam hal ini pengusaha melakukan strategi yang
berbeda terhadap segmen yang berbeda. Strategi ini disebut Diferentiated
Marketing.

c. Strategi Kombinasi Sasaran


Dalam hal ini pengusaha mengkombinasikan atau menyatukan beberapa segmen
menjadi satu segmen yang luas sebagai sasarannya dan kemudian mengatur strategi
untuk segmen pasar yang luas tersebut. Masing – masing strategi memiliki kebaikan
dan keburukan sendiri – sendiri. Strategi apa yang sebaiknya dipilih, ini tergantung
dar dua hal yaitu :

 Jangkauan sarana produksi yang dimilikiperusahaan

Semakin besar jangkauan atau kapasitas sarana yang dimilikinya akan semakin
mampu perusahaan tersebut untuk melakukan segmentasi (differentiated
marketing). Sebaliknya semakin terbatas kemampuannya akan cenderung untuk
memilih concentrated atau undifferentiated marketing strategy.

 Tingkat kesamaan dari masing – masing segmenpasar

Semakin pekat atau semakin besar tingkat kesamaan yang terkandug pada
masing – masing segmen akan menjamin keberhasilan dari strategi segmentasi atau
differentiated marketing. Sebaliknya semakin encer tingkat kesamaan yang
terkandung dalam segmen pasar tertentu akan menjamin keberhasilan stretegi
segmentasi atau differentiated marketing maupun concentrated marketing. Dalam
hal semacam ini strategi undifferentiated akan lebih tepat.

2. Dasar Segmentasi pasar

Pada umumnya dapat dikatakan bahwa perusahaan akan lebih aman untk
membagi bagi pasar dan kemudian memilih salah satu atau beberapa
bagian/segmen pasar tertentu untuk dijadikan sasaran/target dan kemudian
dilayaninya dengan lebih baik. Cara ini akan lebih menjamin keberhasilan dari pada
hanya melayani konsmen dengan cara seadanya saja, yang biasanya diaksanakan
dengan tema senaang ya silahkan tidak ya tidak apa – apa.

Cara ini tidak akan menjamin adanya patronge motif dari para pembeli. Khusus
bagi para pngusaha kecil, di mana sarana produksinya sangat terbatas, maka akan
lebih baik untuk melakukan target marketing. Pilihlah salah satu segmen pasar yang
cukup potensial dan kemudian buatlah analisa pasar yang lebih terperinci tentang
motive, kebutuhan, keinginan, sikap, tingkah laku, pengaruh kelompok serta
pengaruh kebudayaan yang mempengaruhi pembelian mereka.Dengan mempelajari
faktor–faktor penentu pembelian mereka tadi maka akan dapat disusun rencana
yang lebih tajam untuk melayani segmen pasar yang menjadi sasarannya itu.

Pengusaha kecil yang sasarannya sangat terbatas tetapi melayani pasar secara
menyeluruh tidk akan mampu mengembangkan pasar serta usahanya karena dia
tidak punya arti apa – apa dipasaran. Dengan mengkonsentrasikan pada segmen
pasar tertentu maka pengusaha dapat memperoleh pondasi penguasaan pasar pada
segmen pasar tertentu dan pondasi ini dapat dipakai sebagai dasar untuk
membangun “gedung usahanya” pada segmen yang lain. Dengan demikian “gedung
usahanya” akan dapat berkembang lebih luas dan lebih tinggi.

Pentingnya penentuan sasaran pasar menuntut untuk dilakukannya segmentasi


pasar dengan suatu dasar segmentasi yang tepat dan berguna bagi perencanaan
strategis pemasarannya. Dasar segmentasi yang tidak tepat tidak akan memberikan
jaminan keberhasilan strategi pemasarannya. Konsumen memiliki berbagai dimensi
yang dapat dipakai sebagai dasar segmentasi pasar. Adapun dimensi yang dapat
dipakai sebagai dasar segmentasi pasar adalah sebaga berikut :

a. Geografis
b. Demografis
c. Gaya hidup
d. Statussosial
e. Manfaaat yang didambakan (benefitsought)
f. Pola konsumsi

3. Sasaran Pasar (TargetMarket)

Pasar pada umumnya mencakup medan yang luas,misalnya saja semua orang
membutuhkan beras,semua orang membutuhkan pakaian,perumahan,alat-alat
rumah tangga,kendaraan,dan sebagainya.Tinjauan pasar semacam ini masih terlalu
luas bagi seorang pengusaha dan menjadi tidak berarti bagi perencanaan
bisnisnya.Agar dapat lebih berarti maka pasar haruslah diartikan lebih sempit lagi
sehingga dapat dilihat adanya sasaran pasar (target pasar).Hal ini dapat dilakukan
dengan cara segmentasi pasar seperti yang telah diuraikan di muka.

Mendapatkan target pasar yang menarik merupakan bagian utama bagi


bisnisman. Kadang-kadang kita tidak perlu harus melayani kebutuhan semua orang
atau segmen. Agar berhasil justru kita dapat menitikberatkan pada sebagian
konsumen yang cukup luas di mana mereka itu bersedia untuk membayar pelayanan
kebutuhan mereka tersebut.

Tidak semua orang bersedia membayar untuk memenuhi kebutuhan dan


keinginan mereka. Hal inilah yang dimaksud target marketing,yang dapat kita
lakukan dengan segmentasi pasar dan kemudian kita pilih segmen pasar tertentu
yang kita jadikan sasaran atau target. Sasaran pasar yang cukup menarik akan
kesempatan pasar (market opportunity). Kesempatan dari suatu perusahaan
merupakan sasaran yang dapat dijangkau oleh faktor-faktor atau sarana yang dimiliki
oleh perusahaan. Sasaran yang berada di luar jangkauan sarana poduksinya
bukanlah merupakan kesempatan yang baik baginya.
Manajer yang berorentiasi pada pasar harus dapat menyebutkan siapa sasaran
yaitu kelompok orang yang mana (bukan semua orang). Sasaran pasar mengacu
pada sekelompok orang tertentu yang memiliki sifat serupa. Dengan demikian sifat-
sifat mereka itu maka pengusaha akan dapat mengenal kesamaan kebutuhan,
keinginan, sikap, tingkah laku, gaya hidup, kelompok sosial serta kebudayaan
mereka. Di dalam masyrakat akan terdapat kelompok yang memiliki sifat-sifat yang
edentik dari kelompoknya itu

Anda mungkin juga menyukai