BAHAN JALAN
TAHUN 2021
Halaman 1
DAFTAR ISI
Halaman 2
PENGUJIAN ANALISA SARINGAN
AGREGAT
Halaman 3
1. RUANG LINGKUP
Metode ini digunakan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dengan
menggunakan saringan.
2. REFERENSI
SNI 03-1968-1990
5. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
Tahapan pengujian analisa saringan adalah sebagai berikut:
▪ Jumlah contoh harus diperkecil dengan melakukan quartering.
▪ Contoh hasil quartering ditimbang, terus dicuci.
▪ Setelah dicuci contoh uji disimpan pada pan lalu dikeringkan oven pada temperature
110 ± 5 oC selama 24 jam.
▪ Setelah contoh uji kering oven dimatikan, kemudian contoh uji dikeluar kan dari dalam
oven terus dikondisikan pada suhu ruang.
▪ Kemudian contoh uji disaring dengan saringan yang telah disusun dari ukuran yang
paling kasar dibagian atas dan yang halus dibagian bawah.
▪ Gunakan alat penggetar saringan (sieve shaker).
▪ Timbang contoh yang tertahan pada masing-masing saringan.
7. DOKUMEN TERKAIT
Formulir No. FT/UBR.1.002.01/Ag
Halaman 4
Yayasan Pendidikan Jambi
FT/UBR.1.003.01/Ag
Universitas Batanghari
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
Jalan Slamet Riyadi No. 1, Telp. 082380090005 Jambi - Indonesia
ANALISA SARINGAN
Halaman 5
TABEL KOMBINASI AGREGAT FT/UBR.1.003.02/Ag
Agregat Campuran
# Saringan
Lolos (%) Lolos (%) Lolos (%) Lolos (%) Lolos (%) Perbandingan Perbandingan Perbandingan Perbandingan Perbandingan Total
Spec
No mm Gabungan
Persentase Lolos (% )
Halaman 6
Ukuran Saringan
PENGUJIAN BERAT ISI AGREGAT
Halaman 7
1. RUANG LINGKUP
Metode ini digunakan untuk menentukan perhitungan berat isi dalam kondisi padat atau
gembur dan rongga udara dalam agregat.
2. REFERENSI
SNI 03-4804-1998
3. PENGERTIAN
a. Berat isi agregat adalah berat agregat persatuan isi.
b. Berat adalah gaya gravitasi yang mendesak agregat.
c. Agregat adalah material granular misalnya pasir, batu pecah dan kerak tungku besi.
yang dipakai bersama-sama dengan suatu beton semen hidrolik atau adukan.
d. Agregat kasar adalah kerikil sebagai desintegrasi alami dari batu atau berupa batu pecah
yang diperoleh dari indsutri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 5 mm - 40
mm.
e. Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi secara alami dari batu atau
pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5
mm.
f. Rongga udara dalam satuan volume agregat adalah ruang diantara butirbutir agregat
yang tidak diisi oleh partikel yang padat.
Halaman 8
5. PERSIAPAN CONTOH UJI
Siapkan contoh untuk pengujian berat isi, contoh harus dalam kondisi kering.
6. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
a. Kondisi Padat
kondisi padat dapat dilakukan dengan cara tusuk dan cara ketuk
- Cara tusuk
1. Isi penakar sepertiga dari volume penuh dan ratakan dengan batang perata.
2. Tusuk lapisan agregat dengan 25 x tusukan batang penusuk.
3. Isi lagi sampai volume menjadi dua per tiga penuh kemudian ratakan dan tusuk seperti
diatas.
4. Isi penakar sampai berlebih dan tusuk lagi.
5. ratakan permukaan agregat dengan batang perata.
6. Tentukan berat penakar dan isinya dan berat penakar itu sendiri.
7. Catat beratnya sampai ketelitian 0,05 kg.
8. Hitung berat isi agregat menurut rumus perhitungan hasil uji No.9.
- Cara ketuk
1. Isi agregat dalam penakar dalam tiga tahap sesuai ketentuan.
2. Padatkan untuk setiap lapisan dengan cara mengetuk-ngetukkan alas penakar secara
bergantian di atas lantai yang rata sebanyak 50 kali.
3. Ratakan permukaan agregat dengan batang perata sampai rata.
4. Tentukan berat penakar dan isinya sama seperti langkah pada no.6 .
5. Hitung berat isi dan kadar rongga udara dalam agregat seperti langkah No.8.
b. Kondisi gembur
1. Isi penakar dengan agregat memakai sekop atau sendok secara berlebihan dan
hindarkan terjadjnya pemisahan dari butir agregat.
2. Ratakan permukaan dengan batang perata;
3. Tentukan berat penakar dan isinya, dan berat penakar sendiri.
4. Catat beratnya sampai ketelitian 0,05 kg.
5. Hitung berat isi dan kadar rongga udara dalam agregat sama seperti langkah pada no 8.
Halaman 9
Yayasan Pendidikan Jambi
FT/UBR.1.003.02/Ag
Universitas Batanghari
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
Jalan Slamet Riyadi No. 1, Telp. 082380090005 Jambi - Indonesia
Contoh : Dikerjakan :
Pekerjaan : Dihitung :
Diperiksa :
LEPAS PADAT
BERAT ISI SATUAN
I II I II
BERAT CONTOH + TEMPAT (A) KG
BERAT TEMPAT (B) KG
BERAT CONTOH (C) KG
VOLUMETEMPAT (D) LITER
BERAT ISI CONTOH (E) = C/D KG/LITER
BERAT ISI RATA - RATA F = (I + II )/2 KG/LITER
LEPAS PADAT
BERAT ISI SATUAN
I II I II
BERAT CONTOH + TEMPAT (A) KG
BERAT TEMPAT (B) KG
BERAT CONTOH (C) KG
VOLUMETEMPAT (D) LITER
BERAT ISI CONTOH (E) = C/D KG/LITER
BERAT ISI RATA - RATA F = (I + II )/2 KG/LITER
LEPAS PADAT
BERAT ISI SATUAN
I II I II
BERAT CONTOH + TEMPAT (A) KG
BERAT TEMPAT (B) KG
BERAT CONTOH (C) KG
VOLUMETEMPAT (D) LITER
BERAT ISI CONTOH (E) = C/D KG/LITER
BERAT ISI RATA - RATA F = (I + II )/2 KG/LITER
LEPAS PADAT
BERAT ISI SATUAN
I II I II
BERAT CONTOH + TEMPAT (A) KG
BERAT TEMPAT (B) KG
BERAT CONTOH (C) KG
VOLUMETEMPAT (D) LITER
BERAT ISI CONTOH (E) = C/D KG/LITER
BERAT ISI RATA - RATA F = (I + II )/2 KG/LITER
LEPAS PADAT
BERAT ISI SATUAN
I II I II
BERAT CONTOH + TEMPAT (A) KG
BERAT TEMPAT (B) KG
BERAT CONTOH (C) KG
VOLUMETEMPAT (D) LITER
BERAT ISI CONTOH (E) = C/D KG/LITER
BERAT ISI RATA - RATA F = (I + II )/2 KG/LITER
Halaman 10
PENGUJIAN BERAT JENIS
AGREGAT HALUS
Halaman 11
1. RUANG LINGKUP
Metode ini digunakan untuk menentukan berat jenis curah, berat jenis kering permukaan
jenuh, berat jenis semu serta penyerapan dari agregat halus.
2. REFERENSI
SNI 03 – 1970 - 1990
5. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
Tahapan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus adalah sebagai berikut :
▪ Contoh uji direndam dalam pan selama (24 ± 4) jam.
▪ Tiriskan air yang berlebih (Filler jangan terbuang), kemudian diangin-angin sampai
kondisi kering permukaan jenuh, cek kondisi tersebut dengan kerucut terpacung.
▪ Bila sudah pada kondisi SSD, timbang contoh tersebut seberat 500 gram untuk setiap
pengujian.
▪ Masukkan contoh kedalam piknometer yang telah ditera sebelumnya dan tambahkan air
hingga contoh terendam.
▪ Keluarkan udara yang terperangkap dengan alat Vacuum Pump, llihat skala manometer
harus menunjukkan angka 730 mm Hg.
▪ Biarkan selama 15 menit sambil sesekali diguncang-guncang.
▪ Matikan vacuum pump kemudian tambahkan air sampai batas tera pada leher tutup
piknometer dan timbang.
▪ Tuangkan contoh dan air dari picknometer kedalam pan yang terbuat dari logam,
kemudian oven pada suhu 110 ° ± 5 ° C sampai berat konstan.
▪ Dinginkan hingga mencapai suhu ruang kemudian ditimbang.
Halaman 12
BK
Berat jenis bulk = --------------
B + 500 - Bt
500
Berat jenis kering permukaan jenuh = -----------------
B + 500 - Bt
BK
Berat jenis semu (Apparent) = ---------------
B + 500 - Bt
500 - BK
Penyerapan (absorption) = ---------------- x 100%
BK
dimana :
500 = Berat contoh uji kering permukaan jenuh (SSD).
BK = Berat contoh uji kering oven.
B = Berat piknometer di isi air (25 oC).
Bt = Berat piknometer + benda uji (SSD) + air (25 oC).
7. DOKUMEN TERKAIT
Formulir No. : FT/UBR.1.003.03/Ag
Halaman 13
Yayasan Pendidikan Jambi FT/UBR.1.003.03/Ag
Universitas Batanghari
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
Jalan Slamet Riyadi No. 1, Telp. 082380090005 Jambi - Indonesia
No. CONTOH I II
No. CONTOH I II
Bj Gabungan
Halaman 14
PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN
AGREGAT KASAR
Halaman 15
1. RUANG LINGKUP
Metode ini digunakan untuk menentukan berat jenis curah, berat jenis kering permukaan
jenuh, berat jenis semu serta penyerapan dari agregat kasar.
2. REFERENSI
SNI 03 – 1969 - 1990
5. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
Tahapan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat kasar adalah sebagai berikut:
▪ Cuci contoh untuk menghilangkan debu yang melekat pada agregat..
▪ Rendam contoh pada suhu ruang selama (24 ± 4) jam.
▪ Timbang contoh dalam air (pada waktu penimbangan contoh harus selalu terendam).
▪ Keluarkan contoh dari keranjang kemudian dilap hingga mencapai kondisi kering
permukaan jenuh (SSD).
▪ Timbang contoh dalam kondisi kering permukaan jenuh (SSD).
▪ Oven contoh pada suhu (110 ± 5) °C sampai beratnya konstan.
▪ Dinginkan hingga mencapai suhu ruang, kemudian timbang.
BK
Berat jenis bulk = --------------
BJ - BA
BJ
Berat jenis kering permukaan jenuh = --------------
BJ – BA
BK
Berat jenis semu (Apparent) = -------------
BK - BA
Halaman 16
BJ - BK
Penyerapan (absorption) = ---------------- x 100%
BK
dimana :
BK = Berat benda uji kering oven
BJ = Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD)
B A = Berat benda uji dalam air
7. DOKUMEN TERKAIT
Formulir No. : FT/UBR.1.003.03/Ag
Halaman 17
Yayasan Pendidikan Jambi FT/UBR.1.003.03/Ag
Universitas Batanghari
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
Jalan Slamet Riyadi No. 1, Telp. 082380090005 Jambi - Indonesia
No. CONTOH I II
No. CONTOH I II
Bj Gabungan
Halaman 18
PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN
ABRASI LOS ANGELES
Halaman 19
1. RUANG LINGKUP
Untuk menentukan ketahanan agregat kasar terhadap keausan dengan
menggunakan mesin abrasi Los Angeles. Tujuannya untuk mengetahui angka
keausan yang dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus terhadap
berat semula dalam persen.
2. REFERENSI
SNI 2417 : 2008
5. LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN
Tahapan pengujian adalah sebagai berikut:
a. Pengujian ketahanan agregat kasar terhadap keausan dapat dilakukan dengan
salah satu dari 7 (tujuh) cara dalam table berikut:
Halaman 20
b. Benda uji dan bola baja dimasukkan ke dalam mesin abrasi Los Angeles
c. Putaran mesin dengan kecepatan 30 rpm sampai dengan 33 rpm; jumlah
putaran gradasi A, gradasi B, gradasi C dan gradasi D adalah 500 putaran dan
untuk gradasi E, gradasi F dan gradasi G adalah 1000 putaran.
d. Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian saring
dengan saringan No.12 (1,70 mm); butiran yang tertahan di atasnya dicuci
bersih, selanjutnya dikeringkan dalam oven pada temperatur 110°C ± 5°C
sampai berat tetap. Jika material contoh uji homogen, pengujian cukup
dilakukan dengan 100 putaran, dan setelah selesai pengujian disaring dengan
saringan No.12 (1,70 mm) tanpa pencucian. Perbandingan hasil pengujian
antara 100 putaran dan 500 putaran agregat tertahan diatas saringan No.12
(1,70 mm) tanpa pencucian tidak boleh lebih besar dari 0,20.
Dengan pengertian:
a adalah berat benda uji semula, dinyatakan dalam gram;
b adalah berat benda uji tertahan saringan No.12 (1,70 mm), dinyatakan dalam
gram
7. DOKUMEN TERKAIT
Formulir No. : FT/UBR.1.003.04/Ag
Halaman 21
Yayasan Pendidikan Jambi FT/UBR.1.003.04/Ag
Universitas Batanghari
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
Jalan Slamet Riyadi No. 1, Telp. 082380090005 Jambi - Indonesia
GRADASI A B C D E F G
A- B
C. Hasil pengujian : X 100 : %
A
Halaman 22
PENGUJIAN KEPADATAN
BERAT UNTUK TANAH
Halaman 23
1. RUANG LINGKUP
Cara uji ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan
kepadatan tanah yang dipadatkan di dalam sebuah cetakan berukuran tertentu
dengan penumbuk 4,54 kg yang dijatuhkan secara bebas dari ketinggian 457 mm.
Cara uji ini mencakup ketentuanketentuan mengenai peralatan, cara pengujian dan
contoh uji, cara pengerjaan, perhitungan, dan pelaporan.
2. REFERENSI
SNI 1743 : 2008
4. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
Tahapan pengujian adalah sebagai berikut:
a. Timbang massa cetakan dan keping alas dengan ketelitian 1 gram (B1) serta
ukur.
Halaman 24
b. Pasang leher sambung pada cetakan dan keping alas, kemudian dikunci
danditempatkan pada landasan dari beton dengan massa tidak kurang dari 100
kg yang diletakkan pada dasar yang stabil.
c. Ambil contoh uji yang akan dipadatkan, tuangkan ke dalam baki dan aduk
sampai merata. Padatkan contoh uji di dalam cetakan (dengan leher sambung)
dalam 5 lapis dengan ketebalan yang sama sehingga ketebalan total setelah
dipadatkan kira-kira 125 mm. untuk lapis 1, isi contoh uji ke dalam cetakan
dengan jumlah yang sedikit melebihi 1/5 dari ketebalan padat total, sebarkan
secara merata dan ditekan sedikit dengan alat penumbuk atau alat lain yang
serupa agar tidak lepas atau rata. Padatkan secara merata pada seluruh bagian
permukaan contoh uji di dalam cetakan dengan menggunakan alat penumbuk
massa 4,54 kg yang dijatuhkan secara bebas dari ketinggian 457 mm di atas
permukaan contoh uji tersebut sebanyak 56 kali. lakukan pemadatan untuk lapis
2, lapis 3, lapis 4 dan lapis 5 dengan cara yang sama seperti untuk lapis 1.
d. Lepaskan leher sambung, potong kelebihan contoh uji yang telah dipadatkan dan
ratakan permukaannya, sehingga betul-betul rata dengan permukaan cetakan.
e. Timbang massa cetakan yang berisi benda uji dan keping alasnya dengan
ketelitian 1 gram (B2)
f. Buka keping alas dan keluarkan benda uji dari dalam cetakan menggunakan alat
pengeluar benda uji (extruder). Belah benda uji secara vertikal menjadi 2 bagian
yang sama, kemudian ambil sejumlah contoh yang mewakili dari salah satu
bagian untuk pengujian kadar air.
g. Pecahkan benda uji sampai secara visual lolos saringan 19,00 mm dan 90%
gumpalan tanah lolos saringan No.4 (4,75 mm), kemudian campurkan dengan
sisa contoh uji di dalam baki. Tambahkan air secukupnya sehingga kadar airnya
meningkat 1% sampai dengan 3% dari kadar air benda uji pertama, kemudian
diaduk sampai merata.
6. DOKUMEN TERKAIT
Formulir No. FT/UBR.1.003.05/Ag
Halaman 25
Yayasan Pendidikan Jambi FT/UBR.1.003.05/Ag
Universitas Batanghari
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
Jalan Slamet Riyadi No. 1, Telp. 082380090005 Jambi - Indonesia
PERCOBAAN PEMADATAN
Berat tanah kering
Kadar air awal (%)
Penambahan air (%)
Penambahan air (cc)
Berat Isi
Berat tanah + cetakan (A)
Berat cetakan (B)
Berat tanah basah (C) = A-B
Isi cetakan (D)
Berat isi basah gb (E) = C/D
Berat isi kering
gd = g b x 100
100 + w
Kadar Air
Nomor Cawan
Tanah basah + cawan (1)
Tanah Kering + cawan (2)
Berat air 3 = (1-2)
Berat cawan (4)
Berat tanah kering 5 = 2-4
Kadar air (%)
Berat Isi Kering (gr/cc)
Kadar Air (% )
Halaman 26
PENGUJIAN CBR LABORATORIUM
Halaman 27
1. RUANG LINGKUP
Pengujian CBR digunakan untuk mengevaluasi potensi kekuatan material lapis
tanah dasar,fondasi bawah dan fondasi, termasuk material yang didaur ulang
untuk perkerasan jalan dan lapangan terbang.
2. REFERENSI
SNI 1744 : 2012
Keterangan:
Δh adalah pengembangan, dinyatakan dalam persen (%)
h 0 adalah tinggi awal benda uji (= 116,43 mm)
h1 adalah tinggi akhir benda uji setelah perendaman, dinyatakan dalam mm
- Keluarkan benda uji dari bak perendam, tuangkan air dari permukaan benda
uji dan biarkan selama 15 menit. Lakukan secara hati-hati, permukaan benda
uji tidak boleh terganggu selama penuangan air. Setelah air dituangkan,
keluarkan keping beban beserta keping berlubang banyak.
c. Uji Penetrasi
- Pasang keping beban di atas benda uji dengan massa yang sama dengan
keping beban yang digunakan selama perendaman. Pemasangan keping
beban ini dilakukan per keping. Untuk mencegah naiknya material lunak
melalui lubang pada keping beban, setelah pemasangan satu keping beban,
atur piston penetrasi sampai menyentuh permukaan benda uji dan berikan
beban awal sebesar 44 N (4,54 kg). Setelah pengaturan piston penetrasi,
keping beban lainnya yang tersisa dipasang di sekeliling piston.
- Atur piston penetrasi dengan beban awal sebesar 44 N (4,54 kg), kemudian
atur arloji pengukur penetrasi dan arloji beban pada posisi nol;
- Berikan beban pada piston penetrasi sedemikian sehingga kecepatan
penetrasi seragam pada 1,27 mm/menit. Catat beban apabila penetrasi
menunjukkan 0,32 mm (0,0125 inci); 0,64 mm (0,025 inci); 1,27 mm (0,050
inci); 1,91 mm (0,075 inci); 2,54 mm (0,10 inci); 3,81 mm (0,15 inci); 5,08 mm
(0,20 inci); dan 7,62 mm (0,30 inci). Pembacaan beban pada penetrasi 10,16
mm (0,40 inci) dan 12,70 mm (0,50 inci) dapat ditentukan apabila diperlukan.
d. Pengolahan Data
- Kurva beban - penetrasi:
Gambarkan kurva hubungan antara beban dan penetrasi setiap benda uji
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1. Dalam beberapa hal, terutama
pada awal pembacaan, beban meningkat tidak sebanding dengan peningkatan
penetrasi sehingga kurva yang diperoleh cenderung berbentuk cekung. Untuk
mendapatkan kurva hubungan antara beban dan penetrasi yang benar, koreksi
bagian kurva yang berbentuk cekung tersebut sampai mendekati bentuk kurva
standar dengan mengatur atau memperpanjang bagian garis lurus dari kurva
hubungan beban penetrasi dan penetrasi yang diperoleh ke bawah sampai
memotong sumbu X atau absis. Misalnya, titik X0 adalah perpotongan antara
perpanjangan kurva dan sumbu X dengan jarak a dari titik penetrasi 0,00 mm
(0,00 in), lihat garis putus putus pada kurva 2. Selanjutnya, titik penetrasi 2,54
mm (0,10 inci) dan 5,08 mm (0,20 inci). Digeser ke kanan masing-masing
dengan jarak a dari titik semula (titik X1 dan X2) sehingga beban berubah
menjadi Y1 untuk penetrasi X1 dan Y2 untuk penetrasi X2.
Halaman 30
Gambar Kurva hubungan antara beban dan penetrasi
5. CBR
Nilai beban terkoreksi harus ditentukan untuk setiap benda uji pada penetrasi 2,54
mm (0,10 inci) dan 5,08 mm (0,20 inci). Nilai CBR, dinyatakan dalam persen,
diperoleh dengan membagi nilai beban terkoreksi pada penetrasi 2,54 mm (0,10 inci)
dan 5,08 mm (0,20 inci) dengan beban standar secara berurutan sebesar 13 kN
(3000 lbs) dan 20 kN (4500 lbs),dan kalikan dengan 100.
CBR umumnya dipilih pada penetrasi 2,54 mm (0,10 inci). Jika CBR pada penetrasi
5,08 mm (0,20 inci) lebih besar dari CBR pada penetrasi 2,54 mm (0,10 inci),
pengujian CBR harus diulang. Jika setelah diulang, tetap memberikan hasil yang
serupa, CBR pada penetrasi 5,08 mm (0,20 inci) harus digunakan.
Halaman 31
Contoh:
Jika densitas kering maksimum = 1,99 g/cm3,
tentukan CBR pada 95 % densitas kering maksimum
Solusi : 95 % dari 1,986 g/cm3 = 1,89 g/cm3
Pada densitas kering = 1,89 g/cm3, CBR = 52 %
8. DOKUMEN TERKAIT
Formulir No. FT/UBR.1.003.06/Ag dan FT/UBR.1.003.07/Ag
Halaman 32
Yayasan Pendidikan Jambi FT/UBR.1.003.06/Ag
Universitas Batanghari
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
Jalan Slamet Riyadi No. 1, Telp. 082380090005 Jambi - Indonesia
PEMERIKSAAN CBR
LANGSUNG & RENDAMAN
TIPE PEMADATAN :
Langsung Rendaman
Kadar Air
Nomor Cawan A1 BC
Tanah Basah + Cawan
Tanah Kering + Cawan
Beban (lb)
Air
Berat Cawan
Tanah Kering
Kadar Air
NILAI CBR
Langsung Sesudah Direndam
0,1 inch 0,1 inch
x 100 x 100
3000 3000
(%) (%)
0,2 inch 0,2 inch
x 100 x 100
4500 4500
(%) (%)
Catatan : Pukulan
Penurunan (in)
Halaman 33
Yayasan Pendidikan Jambi FT/UBR.1.003.06/Ag
Universitas Batanghari
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
Jalan Slamet Riyadi No. 1, Telp. 082380090005 Jambi - Indonesia
PEMERIKSAAN CBR
LANGSUNG & RENDAMAN
TIPE PEMADATAN :
Langsung Rendaman
Kadar Air
Nomor Cawan A1 BC
Tanah Basah + Cawan
Tanah Kering + Cawan
Beban (lb)
Air
Berat Cawan
Tanah Kering
Kadar Air
NILAI CBR
Langsung Sesudah Direndam
0,1 inch 0,1 inch
x 100 x 100
3000 3000
(%) (%)
0,2 inch 0,2 inch
x 100 x 100
4500 4500
(%) (%)
Catatan : Pukulan
Penurunan (in)
Halaman 34
Yayasan Pendidikan Jambi FT/UBR.1.003.06/Ag
Universitas Batanghari
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
Jalan Slamet Riyadi No. 1, Telp. 082380090005 Jambi - Indonesia
PEMERIKSAAN CBR
LANGSUNG & RENDAMAN
TIPE PEMADATAN :
Langsung Rendaman
Kadar Air
Nomor Cawan A1 BC
Tanah Basah + Cawan
Tanah Kering + Cawan
Beban (lb)
Air
Berat Cawan
Tanah Kering
Kadar Air
NILAI CBR
Langsung Sesudah Direndam
0,1 inch 0,1 inch
x 100 x 100
3000 3000
(%) (%)
0,2 inch 0,2 inch
x 100 x 100
4500 4500
(%) (%)
Catatan : Pukulan
Penurunan (in)
Halaman 35
Yayasan Pendidikan Jambi FT/UBR.1.003.07/Ag
Universitas Batanghari
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
Jalan Slamet Riyadi No. 1, Telp. 082380090005 Jambi - Indonesia
Cara Pemadatan
Kadar air Optimum (%)
Densitas Kering Maksimum (gd maks) (g/cm³)
Densitas Kering desain (95% gd maks) (g/cm³)
95% MDD (%)
CBR Desain
100% MDD (%)
Halaman 36