Anda di halaman 1dari 37

PANDUAN PRAKTIKUM

BAHAN JALAN

TAHUN 2021

Yayasan Pendidikan Jambi


Universitas Batanghari
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK

Halaman 1
DAFTAR ISI

Pengujian Analisa Saringan Agregat 3


Pengujian Berat Isi Agregat 7
Pengujian Berat Jenis Agregat Halus 11
Pengujian Berat Jenis Dan Peresapan Agregat Kasar 15
Pengujian Keausan Agregat Dengan
Mesin Abrasi Los Angeles 19
Pengujian Kepadatan Berat Untuk Tanah 23
Pengujian CBR Laboratorium 27

Halaman 2
PENGUJIAN ANALISA SARINGAN
AGREGAT

Halaman 3
1. RUANG LINGKUP
Metode ini digunakan untuk menentukan pembagian butir (gradasi) agregat halus dengan
menggunakan saringan.

2. REFERENSI
SNI 03-1968-1990

3. PERALATAN DAN BAHAN


Peralatan yang diperlukan untuk melakukan pengujian Analisa Saringan adalah
▪ Satu set saringan.
▪ Timbangan dengan ketelitian 0.2% dari berat benda uji.
▪ Oven.
▪ Alat pemisah contoh.
▪ Mesin pengguncang saringan.
▪ Talam-talam.
▪ Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat-alat lainya.

4. PERSIAPAN CONTOH UJI


Siapkan contoh untuk pengujian analisa saringan.

5. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
Tahapan pengujian analisa saringan adalah sebagai berikut:
▪ Jumlah contoh harus diperkecil dengan melakukan quartering.
▪ Contoh hasil quartering ditimbang, terus dicuci.
▪ Setelah dicuci contoh uji disimpan pada pan lalu dikeringkan oven pada temperature
110 ± 5 oC selama 24 jam.
▪ Setelah contoh uji kering oven dimatikan, kemudian contoh uji dikeluar kan dari dalam
oven terus dikondisikan pada suhu ruang.
▪ Kemudian contoh uji disaring dengan saringan yang telah disusun dari ukuran yang
paling kasar dibagian atas dan yang halus dibagian bawah.
▪ Gunakan alat penggetar saringan (sieve shaker).
▪ Timbang contoh yang tertahan pada masing-masing saringan.

6. PERHITUNGAN HASIL UJI


Perhitungan hasil uji dalam Formulir perhitungan (Formulir No. FT/UBR.1.002.01/Ag

7. DOKUMEN TERKAIT
Formulir No. FT/UBR.1.002.01/Ag

Halaman 4
Yayasan Pendidikan Jambi
FT/UBR.1.003.01/Ag
Universitas Batanghari
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
Jalan Slamet Riyadi No. 1, Telp. 082380090005 Jambi - Indonesia

Sampel Uji : Dikerjakan :


Kegiatan : Dihitung :
Diperiksa :

ANALISA SARINGAN

Berat Contoh tanah Kering = gram


Diameter Berat Kumulatif Kumulatif Kumulatif
# Saringan Butir Tertahan Tertahan Tertahan Lolos Spesifikasi
(mm) (gr) (gr) (%) (%)

Berat Contoh tanah Kering = gram


Diameter Berat Kumulatif Kumulatif Kumulatif
# Saringan Butir Tertahan Tertahan Tertahan Lolos Spesifikasi
(mm) (gr) (gr) (%) (%)

Berat Contoh tanah Kering = gram


Diameter Berat Kumulatif Kumulatif Kumulatif
# Saringan Butir Tertahan Tertahan Tertahan Lolos Spesifikasi
(mm) (gr) (gr) (%) (%)

Berat Contoh tanah Kering = gram


Diameter Berat Kumulatif Kumulatif Kumulatif
# Saringan Butir Tertahan Tertahan Tertahan Lolos Spesifikasi
(mm) (gr) (gr) (%) (%)

Halaman 5
TABEL KOMBINASI AGREGAT FT/UBR.1.003.02/Ag

Agregat Campuran
# Saringan
Lolos (%) Lolos (%) Lolos (%) Lolos (%) Lolos (%) Perbandingan Perbandingan Perbandingan Perbandingan Perbandingan Total
Spec
No mm Gabungan

100 0,15 #REF! #REF! #REF! #REF! #REF!

GRAFIK KOMBINASI AGREGAT

Persentase Lolos (% )

Halaman 6
Ukuran Saringan
PENGUJIAN BERAT ISI AGREGAT

Halaman 7
1. RUANG LINGKUP
Metode ini digunakan untuk menentukan perhitungan berat isi dalam kondisi padat atau
gembur dan rongga udara dalam agregat.

2. REFERENSI
SNI 03-4804-1998

3. PENGERTIAN
a. Berat isi agregat adalah berat agregat persatuan isi.
b. Berat adalah gaya gravitasi yang mendesak agregat.
c. Agregat adalah material granular misalnya pasir, batu pecah dan kerak tungku besi.
yang dipakai bersama-sama dengan suatu beton semen hidrolik atau adukan.
d. Agregat kasar adalah kerikil sebagai desintegrasi alami dari batu atau berupa batu pecah
yang diperoleh dari indsutri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 5 mm - 40
mm.
e. Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi secara alami dari batu atau
pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5
mm.
f. Rongga udara dalam satuan volume agregat adalah ruang diantara butirbutir agregat
yang tidak diisi oleh partikel yang padat.

4. PERALATAN DAN BAHAN


Peralatan yang diperlukan untuk melakukan pengujian adalah
a. Timbangan dengan ketelitian 0,1 gram kapasitas 2 kg untuk contoh agregat halus, dan
ketelitian 1 gram kapasitas 20 kg untuk contoh agregat kasar.
b. Batang penusuk terbuat dari baja berbentuk batang lurus, berdiamater 16 mm dan
panjang 610 mm clan ujungnya dibuat tumpul setengah bundar.
c. Alat penakar berbentuk silinder terbuat dari logam atau bahan kedap air dengan ujung
dan dasar yang benar-benar rata, kapasitas penakar sesuai dengan Tabel 1.
d. Sekop atau sendok sesuai dengan kebutuhan.
e. Peralatan kalibrasi berupa plat gelas dengan tebal minimum 6 mm dan paling sedikit 25
mm lebih besar daripada diamter takaran yang dikalibrasi.

Tabel 1 Kapasitas Penakar Untuk Berbagai Ukuran Agregat

Ukuran Besar Beton Kapasitas Maksimum


Nominal Agregat (mm) Penakar (liter)
12,5 2,8
25,0 9,3
37,5 14
75 28
112 70
150 100

Halaman 8
5. PERSIAPAN CONTOH UJI
Siapkan contoh untuk pengujian berat isi, contoh harus dalam kondisi kering.

6. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
a. Kondisi Padat
kondisi padat dapat dilakukan dengan cara tusuk dan cara ketuk

- Cara tusuk
1. Isi penakar sepertiga dari volume penuh dan ratakan dengan batang perata.
2. Tusuk lapisan agregat dengan 25 x tusukan batang penusuk.
3. Isi lagi sampai volume menjadi dua per tiga penuh kemudian ratakan dan tusuk seperti
diatas.
4. Isi penakar sampai berlebih dan tusuk lagi.
5. ratakan permukaan agregat dengan batang perata.
6. Tentukan berat penakar dan isinya dan berat penakar itu sendiri.
7. Catat beratnya sampai ketelitian 0,05 kg.
8. Hitung berat isi agregat menurut rumus perhitungan hasil uji No.9.
- Cara ketuk
1. Isi agregat dalam penakar dalam tiga tahap sesuai ketentuan.
2. Padatkan untuk setiap lapisan dengan cara mengetuk-ngetukkan alas penakar secara
bergantian di atas lantai yang rata sebanyak 50 kali.
3. Ratakan permukaan agregat dengan batang perata sampai rata.
4. Tentukan berat penakar dan isinya sama seperti langkah pada no.6 .
5. Hitung berat isi dan kadar rongga udara dalam agregat seperti langkah No.8.

b. Kondisi gembur
1. Isi penakar dengan agregat memakai sekop atau sendok secara berlebihan dan
hindarkan terjadjnya pemisahan dari butir agregat.
2. Ratakan permukaan dengan batang perata;
3. Tentukan berat penakar dan isinya, dan berat penakar sendiri.
4. Catat beratnya sampai ketelitian 0,05 kg.
5. Hitung berat isi dan kadar rongga udara dalam agregat sama seperti langkah pada no 8.

9. PERHITUNGAN HASIL UJI


Perhitungan hasil uji memakai rumus :

M = Berat isi agregat dalam kondisi kering (kg/m³)


G = Berat Agregat dan penakar (kg)
T = Berat penakar (kg)
V = Volume Penakar (kg)

10. DOKUMEN TERKAIT


Formulir No. FT/UBR.1.002.01/Ag

Halaman 9
Yayasan Pendidikan Jambi
FT/UBR.1.003.02/Ag
Universitas Batanghari
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
Jalan Slamet Riyadi No. 1, Telp. 082380090005 Jambi - Indonesia

Contoh : Dikerjakan :
Pekerjaan : Dihitung :
Diperiksa :

PENGUJIAN BERAT ISI AGREGAT

LEPAS PADAT
BERAT ISI SATUAN
I II I II
BERAT CONTOH + TEMPAT (A) KG
BERAT TEMPAT (B) KG
BERAT CONTOH (C) KG
VOLUMETEMPAT (D) LITER
BERAT ISI CONTOH (E) = C/D KG/LITER
BERAT ISI RATA - RATA F = (I + II )/2 KG/LITER

LEPAS PADAT
BERAT ISI SATUAN
I II I II
BERAT CONTOH + TEMPAT (A) KG
BERAT TEMPAT (B) KG
BERAT CONTOH (C) KG
VOLUMETEMPAT (D) LITER
BERAT ISI CONTOH (E) = C/D KG/LITER
BERAT ISI RATA - RATA F = (I + II )/2 KG/LITER

LEPAS PADAT
BERAT ISI SATUAN
I II I II
BERAT CONTOH + TEMPAT (A) KG
BERAT TEMPAT (B) KG
BERAT CONTOH (C) KG
VOLUMETEMPAT (D) LITER
BERAT ISI CONTOH (E) = C/D KG/LITER
BERAT ISI RATA - RATA F = (I + II )/2 KG/LITER

LEPAS PADAT
BERAT ISI SATUAN
I II I II
BERAT CONTOH + TEMPAT (A) KG
BERAT TEMPAT (B) KG
BERAT CONTOH (C) KG
VOLUMETEMPAT (D) LITER
BERAT ISI CONTOH (E) = C/D KG/LITER
BERAT ISI RATA - RATA F = (I + II )/2 KG/LITER

LEPAS PADAT
BERAT ISI SATUAN
I II I II
BERAT CONTOH + TEMPAT (A) KG
BERAT TEMPAT (B) KG
BERAT CONTOH (C) KG
VOLUMETEMPAT (D) LITER
BERAT ISI CONTOH (E) = C/D KG/LITER
BERAT ISI RATA - RATA F = (I + II )/2 KG/LITER

Halaman 10
PENGUJIAN BERAT JENIS
AGREGAT HALUS

Halaman 11
1. RUANG LINGKUP
Metode ini digunakan untuk menentukan berat jenis curah, berat jenis kering permukaan
jenuh, berat jenis semu serta penyerapan dari agregat halus.

2. REFERENSI
SNI 03 – 1970 - 1990

3. PERALATAN DAN BAHAN


Peralatan yang diperlukan untuk melakukan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat
halus adalah :
▪ Timbangan dengan kapasitas 1 kg dan ketelitian 0.1% dari berat contoh yang
ditimbang.
▪ Piknometer dengan kapasitas 500 ml.
▪ Kerucut terpacung.
▪ Batang penumbuk.
▪ Saringan no. 4 (4.76 mm).
▪ Termometer dengan ketelitian 1 oC.
▪ Oven.
▪ Bejana tempat air.
▪ Desikator.
▪ Pompa hampa udara atau tungku.
▪ Alat pemisah contoh.

4. PERSIAPAN CONTOH UJI


Siapkan contoh agregat yang lewat saringan no. 4 (4.76 mm) yang diperoleh dari alat
pemisah contoh atau cara perempat (quartering).

5. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
Tahapan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat halus adalah sebagai berikut :
▪ Contoh uji direndam dalam pan selama (24 ± 4) jam.
▪ Tiriskan air yang berlebih (Filler jangan terbuang), kemudian diangin-angin sampai
kondisi kering permukaan jenuh, cek kondisi tersebut dengan kerucut terpacung.
▪ Bila sudah pada kondisi SSD, timbang contoh tersebut seberat 500 gram untuk setiap
pengujian.
▪ Masukkan contoh kedalam piknometer yang telah ditera sebelumnya dan tambahkan air
hingga contoh terendam.
▪ Keluarkan udara yang terperangkap dengan alat Vacuum Pump, llihat skala manometer
harus menunjukkan angka 730 mm Hg.
▪ Biarkan selama 15 menit sambil sesekali diguncang-guncang.
▪ Matikan vacuum pump kemudian tambahkan air sampai batas tera pada leher tutup
piknometer dan timbang.
▪ Tuangkan contoh dan air dari picknometer kedalam pan yang terbuat dari logam,
kemudian oven pada suhu 110 ° ± 5 ° C sampai berat konstan.
▪ Dinginkan hingga mencapai suhu ruang kemudian ditimbang.

6. PERHITUNGAN HASIL UJI


Perhitungan hasil uji dalam formulir perhitungan (Formulir No.: FT/UBR.1.002.02/Ag)
Perhitungan dilakukan dengan rumus:

Halaman 12
BK
Berat jenis bulk = --------------
B + 500 - Bt
500
Berat jenis kering permukaan jenuh = -----------------
B + 500 - Bt

BK
Berat jenis semu (Apparent) = ---------------
B + 500 - Bt

500 - BK
Penyerapan (absorption) = ---------------- x 100%
BK

dimana :
500 = Berat contoh uji kering permukaan jenuh (SSD).
BK = Berat contoh uji kering oven.
B = Berat piknometer di isi air (25 oC).
Bt = Berat piknometer + benda uji (SSD) + air (25 oC).

7. DOKUMEN TERKAIT
Formulir No. : FT/UBR.1.003.03/Ag

Halaman 13
Yayasan Pendidikan Jambi FT/UBR.1.003.03/Ag
Universitas Batanghari
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
Jalan Slamet Riyadi No. 1, Telp. 082380090005 Jambi - Indonesia

Sampel Uji : Dihitung :


Kegiatan : Diperiksa :

PENGUJIAN BERAT JENIS AGREGAT

No. CONTOH I II

BERAT CONTOH KERING OVEN A


BERAT CONTOH KERING PERMUKAAN B
BERAT CONTOH DALAM AIR C
A
BERAT JENIS BULK (Atas dasar kering oven)
B-C
B
BERAT JENIS BULK (Atas dasar permukaan)
B-C
A
BERAT JENIS SEMU
A-C
B-A
PENYERAPAN X 100
A

No. CONTOH I II

BERAT CONTOH KERING OVEN A


BERAT CONTOH KERING PERMUKAAN B
BERAT CONTOH DALAM AIR C
A
BERAT JENIS BULK (Atas dasar kering oven)
B-C
B
BERAT JENIS BULK (Atas dasar permukaan)
B-C
A
BERAT JENIS SEMU
A-C
B-A
PENYERAPAN X 100
A

Bj Gabungan

Halaman 14
PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN
AGREGAT KASAR

Halaman 15
1. RUANG LINGKUP
Metode ini digunakan untuk menentukan berat jenis curah, berat jenis kering permukaan
jenuh, berat jenis semu serta penyerapan dari agregat kasar.

2. REFERENSI
SNI 03 – 1969 - 1990

3. PERALATAN DAN BAHAN


Peralatan yang diperlukan untuk melakukan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat
kasar adalah :
▪ Keranjang kawat.
▪ Tempat air (watter batch).
▪ Timbangan dengan kapasitas 5 kg dan ketelitian 0.1% dari berat contoh yang
ditimbang.
▪ Oven.
▪ Alat pemisah contoh.
▪ Saringan no. 4 (4.76 mm)

4. PERSIAPAN CONTOH UJI


Siapkan contoh agregat yang tertahan saringan no. 4 (4.76 mm) yang diperoleh dari alat
pemisah contoh atau cara perempat (quartering).

5. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
Tahapan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat kasar adalah sebagai berikut:
▪ Cuci contoh untuk menghilangkan debu yang melekat pada agregat..
▪ Rendam contoh pada suhu ruang selama (24 ± 4) jam.
▪ Timbang contoh dalam air (pada waktu penimbangan contoh harus selalu terendam).
▪ Keluarkan contoh dari keranjang kemudian dilap hingga mencapai kondisi kering
permukaan jenuh (SSD).
▪ Timbang contoh dalam kondisi kering permukaan jenuh (SSD).
▪ Oven contoh pada suhu (110 ± 5) °C sampai beratnya konstan.
▪ Dinginkan hingga mencapai suhu ruang, kemudian timbang.

6. PERHITUNGAN HASIL UJI


Perhitungan hasil uji dalam formulir perhitungan (FT/UBR.1.001.02/Ag)
Perhitungan dilakukan dengan rumus:

BK
Berat jenis bulk = --------------
BJ - BA

BJ
Berat jenis kering permukaan jenuh = --------------
BJ – BA

BK
Berat jenis semu (Apparent) = -------------
BK - BA

Halaman 16
BJ - BK
Penyerapan (absorption) = ---------------- x 100%
BK
dimana :
BK = Berat benda uji kering oven
BJ = Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD)
B A = Berat benda uji dalam air

7. DOKUMEN TERKAIT
Formulir No. : FT/UBR.1.003.03/Ag

Halaman 17
Yayasan Pendidikan Jambi FT/UBR.1.003.03/Ag
Universitas Batanghari
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
Jalan Slamet Riyadi No. 1, Telp. 082380090005 Jambi - Indonesia

Sampel Uji : Dihitung :


Kegiatan : Diperiksa :

PENGUJIAN BERAT JENIS AGREGAT

No. CONTOH I II

BERAT CONTOH KERING OVEN A


BERAT CONTOH KERING PERMUKAAN B
BERAT CONTOH DALAM AIR C
A
BERAT JENIS BULK (Atas dasar kering oven)
B-C
B
BERAT JENIS BULK (Atas dasar permukaan)
B-C
A
BERAT JENIS SEMU
A-C
B-A
PENYERAPAN X 100
A

No. CONTOH I II

BERAT CONTOH KERING OVEN A


BERAT CONTOH KERING PERMUKAAN B
BERAT CONTOH DALAM AIR C
A
BERAT JENIS BULK (Atas dasar kering oven)
B-C
B
BERAT JENIS BULK (Atas dasar permukaan)
B-C
A
BERAT JENIS SEMU
A-C
B-A
PENYERAPAN X 100
A

Bj Gabungan

Halaman 18
PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN
ABRASI LOS ANGELES

Halaman 19
1. RUANG LINGKUP
Untuk menentukan ketahanan agregat kasar terhadap keausan dengan
menggunakan mesin abrasi Los Angeles. Tujuannya untuk mengetahui angka
keausan yang dinyatakan dengan perbandingan antara berat bahan aus terhadap
berat semula dalam persen.

2. REFERENSI
SNI 2417 : 2008

3. PERALATAN DAN BAHAN


Peralatan yang diperlukan untuk melakukan pengujian berat jenis dan penyerapan agregat
kasar adalah :
a. Mesin abrasi Los Angeles
Mesin terdiri dari silinder baja tertutup pada kedua sisinya dengan diameter dalam
711 mm (28 inci) panjang dalam 508 mm (20 inci); silinder bertumpu pada dua
poros pendek yang tak menerus dan berputar pada poros mendatar; silinder
berlubang untuk memasukkan benda uji; penutup lubang terpasang rapat
sehingga permukaan dalam silinder tidak terganggu; di bagian dalam silinder
terdapat bilah baja melintang penuh setinggi 89 mm (3,5 inci)
b. Saringan No.12 (1,70 mm) dan saringan-saringan lainnya
c. Timbangan, dengan ketelitian 0,1% terhadap berat contoh atau 5 gram
d. Bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm (1 27/32 inci) dan berat masing-
masing antara 390 gram sampai dengan 445 gram.
e. oven, yang dilengkapi dengan pengatur temperatur untuk memanasi sampai
dengan 110°C ± 5°C;
f. alat bantu pan dan kuas

4. PERSIAPAN CONTOH UJI


Cuci dan keringkan agregat pada temperatur 110°C ± 5°C sampai berat tetap.
Pisah-pisahkan agregat ke dalam fraksi-fraksi yang dikehendaki dengan cara.
Gabungkan kembali fraksi-fraksi agregat sesuai grading yang dikehendaki
Catat berat contoh dengan ketelitian mendekati 1 gram

5. LANGKAH-LANGKAH PENGUJIAN
Tahapan pengujian adalah sebagai berikut:
a. Pengujian ketahanan agregat kasar terhadap keausan dapat dilakukan dengan
salah satu dari 7 (tujuh) cara dalam table berikut:

Halaman 20
b. Benda uji dan bola baja dimasukkan ke dalam mesin abrasi Los Angeles
c. Putaran mesin dengan kecepatan 30 rpm sampai dengan 33 rpm; jumlah
putaran gradasi A, gradasi B, gradasi C dan gradasi D adalah 500 putaran dan
untuk gradasi E, gradasi F dan gradasi G adalah 1000 putaran.
d. Setelah selesai pemutaran, keluarkan benda uji dari mesin kemudian saring
dengan saringan No.12 (1,70 mm); butiran yang tertahan di atasnya dicuci
bersih, selanjutnya dikeringkan dalam oven pada temperatur 110°C ± 5°C
sampai berat tetap. Jika material contoh uji homogen, pengujian cukup
dilakukan dengan 100 putaran, dan setelah selesai pengujian disaring dengan
saringan No.12 (1,70 mm) tanpa pencucian. Perbandingan hasil pengujian
antara 100 putaran dan 500 putaran agregat tertahan diatas saringan No.12
(1,70 mm) tanpa pencucian tidak boleh lebih besar dari 0,20.

6. PERHITUNGAN HASIL UJI


Perhitungan hasil uji dalam formulir perhitungan (FT/UBR.1.003.04/Ag)
Untuk menghitung hasil pengujian, gunakan rumus berikut :

Dengan pengertian:
a adalah berat benda uji semula, dinyatakan dalam gram;
b adalah berat benda uji tertahan saringan No.12 (1,70 mm), dinyatakan dalam
gram

7. DOKUMEN TERKAIT
Formulir No. : FT/UBR.1.003.04/Ag

Halaman 21
Yayasan Pendidikan Jambi FT/UBR.1.003.04/Ag
Universitas Batanghari
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
Jalan Slamet Riyadi No. 1, Telp. 082380090005 Jambi - Indonesia

Sampel Uji : Dikerjakan :


Kegiatan : Dihitung :
Diperiksa :

KETAHANAN AGREGAT TERHADAP BENTURAN (ABRASI)

GRADASI A B C D E F G

A. Berat benda uji sebelum diuji : gram

B. Berat benda uji setelah diuji : gram


( tertahan saringan No. 12)

A- B
C. Hasil pengujian : X 100 : %
A

Halaman 22
PENGUJIAN KEPADATAN
BERAT UNTUK TANAH

Halaman 23
1. RUANG LINGKUP
Cara uji ini dimaksudkan untuk menentukan hubungan antara kadar air dan
kepadatan tanah yang dipadatkan di dalam sebuah cetakan berukuran tertentu
dengan penumbuk 4,54 kg yang dijatuhkan secara bebas dari ketinggian 457 mm.
Cara uji ini mencakup ketentuanketentuan mengenai peralatan, cara pengujian dan
contoh uji, cara pengerjaan, perhitungan, dan pelaporan.

2. REFERENSI
SNI 1743 : 2008

3. PERALATAN DAN BAHAN


Peralatan yang diperlukan untuk melakukan pengujian adalah
a. Cetakan.
Cetakan harus dari logam berdinding teguh dan dibuat sesuai dengan ukuran dan
kapasitas yang sesuai di bawah ini. Cetakan harus dilengkapi dengan leher
sambung yang dibuat dari bahan yang sama dengan cetakan, dengan tinggi
kurang lebih 60 mm. Cetakan dan leher sambung harus dipasang kuat kuat pada
keping alas yang dibuat dari bahan yang sama dan dapat dilepaskan.
e. Sebuah cetakan diameter 101,60 mm mempunyai kapasitas 943 cm3 ± 8 cm3
dengan diameter dalam 101,60 mm ± 0,41 mm dan tinggi 116,43 mm ± 0,13
mm.
f. Sebuah cetakan diameter 152,40 mm mempunyai kapasitas 2124 cm3 ± 21
cm3 dengan diameter dalam 152,40 mm ± 0,66 mm dan tinggi 116,43 mm ±
0,13 mm.
g. Cetakan yang telah aus karena dipergunakan terus menerus, sehingga tidak
memenuhi syarat toleransi pembuatan di atas, masih dapat dipergunakan
apabila toleransi-toleransi yang dilampaui tidak lebih dari 50% dan volume
cetakan dikalibrasi sesuai SNI 03-4804-1998, yang kemudian digunakan dalam
perhitungan.
b. Alat penumbuk tangan (manual). Penumbuk dari logam dengan massa 4,536 kg
±0,009 kg dan mempunyai permukaan berbentuk bundar dan rata, diameter
50,80 mm.
c. Alat pengeluar benda uji (extruder)
d. Timbangan.
e. Oven pengering.
f. Pisau perata
g. Saringan 50 mm, saringan 19 mm dan saringan No.4 (4,75 mm), sesuai
persyaratan SNI 07-6866-2002.
h. Alat pencampur Terdiri dari baki, sendok pengaduk, sekop, spatula dan alat-alat
bantu lainnya atau alat pencampur mekanik yang sesuai untuk mencampur
contoh tanah dan air secara merata.

4. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN
Tahapan pengujian adalah sebagai berikut:
a. Timbang massa cetakan dan keping alas dengan ketelitian 1 gram (B1) serta
ukur.

Halaman 24
b. Pasang leher sambung pada cetakan dan keping alas, kemudian dikunci
danditempatkan pada landasan dari beton dengan massa tidak kurang dari 100
kg yang diletakkan pada dasar yang stabil.
c. Ambil contoh uji yang akan dipadatkan, tuangkan ke dalam baki dan aduk
sampai merata. Padatkan contoh uji di dalam cetakan (dengan leher sambung)
dalam 5 lapis dengan ketebalan yang sama sehingga ketebalan total setelah
dipadatkan kira-kira 125 mm. untuk lapis 1, isi contoh uji ke dalam cetakan
dengan jumlah yang sedikit melebihi 1/5 dari ketebalan padat total, sebarkan
secara merata dan ditekan sedikit dengan alat penumbuk atau alat lain yang
serupa agar tidak lepas atau rata. Padatkan secara merata pada seluruh bagian
permukaan contoh uji di dalam cetakan dengan menggunakan alat penumbuk
massa 4,54 kg yang dijatuhkan secara bebas dari ketinggian 457 mm di atas
permukaan contoh uji tersebut sebanyak 56 kali. lakukan pemadatan untuk lapis
2, lapis 3, lapis 4 dan lapis 5 dengan cara yang sama seperti untuk lapis 1.
d. Lepaskan leher sambung, potong kelebihan contoh uji yang telah dipadatkan dan
ratakan permukaannya, sehingga betul-betul rata dengan permukaan cetakan.
e. Timbang massa cetakan yang berisi benda uji dan keping alasnya dengan
ketelitian 1 gram (B2)
f. Buka keping alas dan keluarkan benda uji dari dalam cetakan menggunakan alat
pengeluar benda uji (extruder). Belah benda uji secara vertikal menjadi 2 bagian
yang sama, kemudian ambil sejumlah contoh yang mewakili dari salah satu
bagian untuk pengujian kadar air.
g. Pecahkan benda uji sampai secara visual lolos saringan 19,00 mm dan 90%
gumpalan tanah lolos saringan No.4 (4,75 mm), kemudian campurkan dengan
sisa contoh uji di dalam baki. Tambahkan air secukupnya sehingga kadar airnya
meningkat 1% sampai dengan 3% dari kadar air benda uji pertama, kemudian
diaduk sampai merata.

5. PERHITUNGAN HASIL UJI


Perhitungan hasil uji dalam Formulir perhitungan (Formulir No. FT/UBR.1.003.05/Ag)

6. DOKUMEN TERKAIT
Formulir No. FT/UBR.1.003.05/Ag

Halaman 25
Yayasan Pendidikan Jambi FT/UBR.1.003.05/Ag
Universitas Batanghari
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
Jalan Slamet Riyadi No. 1, Telp. 082380090005 Jambi - Indonesia

Sampel Uji : Dikerjakan :


Kegiatan : Dihitung :
Diperiksa :

PERCOBAAN PEMADATAN
Berat tanah kering
Kadar air awal (%)
Penambahan air (%)
Penambahan air (cc)

Berat Isi
Berat tanah + cetakan (A)
Berat cetakan (B)
Berat tanah basah (C) = A-B
Isi cetakan (D)
Berat isi basah gb (E) = C/D
Berat isi kering
gd = g b x 100
100 + w
Kadar Air
Nomor Cawan
Tanah basah + cawan (1)
Tanah Kering + cawan (2)
Berat air 3 = (1-2)
Berat cawan (4)
Berat tanah kering 5 = 2-4
Kadar air (%)
Berat Isi Kering (gr/cc)

Kadar Air (% )

Catatan : Tipe Pemadatan : w gd


Berat Jenis : 42,19 1,159865
OMC : % 20 1,08
gd max : gr/cm3 39 1,1619 20,1 1,08
20,2 1,08

Halaman 26
PENGUJIAN CBR LABORATORIUM

Halaman 27
1. RUANG LINGKUP
Pengujian CBR digunakan untuk mengevaluasi potensi kekuatan material lapis
tanah dasar,fondasi bawah dan fondasi, termasuk material yang didaur ulang
untuk perkerasan jalan dan lapangan terbang.

2. REFERENSI
SNI 1744 : 2012

3. PERALATAN DAN BAHAN


Peralatan yang diperlukan untuk melakukan pengujian adalah
a. Timbangan
b. Cetakan - Cetakan berupa silinder dari logam dengan ukuran diameter bagian
dalam (152,40 ± 0,66) mm dan tinggi (177,80 ± 0,46) mm. Cetakan harus
dilengkapi leher sambung (extension collar) dengan tinggi ± 50 mm dan keping
alas yang berlubang banyak yang dapat dipasang pas (tidak bergerak) pada
kedua ujung cetakan, lihat Lampiran A. Setiap pengujian, paling kurang
disediakan tiga cetakan.
c. Keping pemisah - Sebuah keping pemisah dari logam, berpenampang bundar
(lingkaran).
d. Penumbuk
e. Peralatan pengukur pengembangan. Terdiri dari keping pengembangan dengan
tangkai/batang yang dapat diatur, lihat Lampiran A, dan sebuah kaki tiga (tripot)
untuk dudukan arloji ukur pengembangan. Keping pengembangan harus dibuat
dari logam dengan diameter (149,20 ± 1,60) mm dan dibuat berlubang banyak
dengan diameter lubang 1,60 mm. Kaki tiga yang digunakan untuk dudukan arloji
ukur pengembangan dipasang pada permukaan cetakan atau jika diperlukan,
pada permukaan leher sambung dengan diameter (150,80 ± 0,80) mm dan tinggi
(61,37 ± 0,25) mm.
f. Arloji ukur - Dua arloji ukur, masing-masing harus berkapasitas 25 mm dengan
ketelitian pembacaan sampai 0,02 mmSaringan 4,75 mm (No. 4).
g. Keping beban - Keping beban dari logam, berpenampang bundar (lingkaran)
dengan lubang berdiameter ± 54,00 mm di tengah-tengahnya atau berupa
keping terpisah (belah). Diameter keping beban (149,20 ± 1,60) mm dengan
massa setiap keping (2,27 ±0,04) kg.
h. Piston penetrasi - Sebuah piston dari logam, berpenampang bundar (lingkaran)
dengan diameter (49,63 ± 0,13) mm, luas penampang 1935 mm2 (3 inci2) dan
panjang tidak kurang dari 102 mm
i. Peralatan pembebanan - Sebuah peralatan tekan yang mampu memberikan
peningkatan beban yang seragam pada kecepatan penetrasi piston ke dalam
benda uji sebesar 1,27 mm/menit. Kapasitas peralatan tekan ini harus melebihi
kapasitas kekuatan material yang diuji
j. Bak perendam - Sebuah bak perendam yang sesuai untuk mempertahankan
tinggi air 25mm di atas permukaan benda uji.
k. Oven pengering - Sebuah oven pengering yang dilengkapi pengatur suhu,
mampu mempertahankan suhu (110 ± 5)°C untuk mengeringkan contoh basah.
l. Cawan kadar air.
m. Peralatan bantu seperti bak pencampur (baki), sendok pengaduk, pisau
pemotong, alat perata (straightedge), kertas filter dan timbangan.
Halaman 28
4. Prosedur Pengujian
Tahapan pengujian adalah sebagai berikut:
a. Pembuatan Benda Uji
- Pasang cetakan CBR pada keping alas, dikunci dan ditimbang sampai 5 g
terdekat.Masukkan keping pemisah ke dalam cetakan dan pasang kertas filter
kasar pada permukaan keping pemisah. Pasang leher sambung pada
permukaan cetakan dan dikunci pada batang/tangkai dari keping alas.
- Campur setiap contoh material yang telah dipersiapkan.
- Padatkan contoh uji pertama dari tiga contoh uji di dalam cetakan, dengan pola
pemadatan sesuai SNI 1742:2008 atau SNI 1743:2008 Jika densitas kering
maksimum ditentukan sesuai SNI 1743:2008, pemadatan dilakukan dalam lima
lapis yang sama, setiap lapis 10 tumbukan, menggunakan alat penumbuk yang
sesuai untuk mendapatkan ketebalan padat total sekitar 125 mm.
- Tentukan kadar air material yang dipadatkan (kadar air sebelum direndam).
Massa contoh kadar air minimum 100 g untuk material berbutir halus dan 500
g untuk material berbutir kasar. Penentuan kadar air harus dilakukan sesuai
SNI 1965:2008.
- Buka leher sambung, potong kelebihan benda uji dengan pisau pemotong dan
ratakan permukaannya sampai rata dengan permukaan cetakan menggunakan
alat perata. Permukaan yang tidak beraturan atau berlubang harus diisi dengan
material halus, kemudian dipadatkan dan diratakan.
- Keluarkan keping pemisah dari dalam cetakan, pasang kertas filter kasar di
atas keping alas berlubang banyak, kemudian cetakan berisi benda uji yang
telah dibalik dan tempatkan di atas kertas filter sehingga benda uji yang telah
dipadatkan terletak di atas kertas filter. Pasang keping alas berlubang banyak
pada cetakan dan kemudian pasang leher sambung dan dikunci. Timbang
cetakan berisi benda uji (untuk menentukan massa benda uji) sampai 5 g
terdekat.
- Lakukan pemadatan untuk contoh uji kedua dan ketiga sesuai langkah d)
sampai dengan g), kecuali untuk contoh uji kedua diperlukan 30 tumbukan per
lapis dan untuk contoh uji ketiga diperlukan 65 tumbukan per lapis.

b. Pembuatan Benda Uji


- Pasang leher sambung pada permukaan cetakan dan dikunci pada
batang/tangkai keping alas (jika diperlukan). Pasang keping pengembangan
dengan batang atau tangkai pengatur di atas benda uji di dalam cetakan dan
pasang keping beban untuk menghasilkan intensitas pembebanan yang sama
dengan massa lapis material perkerasan di atas material yang diuji. Massa total
keping beban minimum 4,54 kg (ekuivalen dengan tebal perkerasan sekitar 150
mm). Jika massa keping beban ditingkatkan, peningkatan harus dilakukan
setiap (2,27 ± 0,04) kg;
- Pasang kaki tiga dengan arlorji ukur pengembangan pada permukaan
cetakan atau leher sambung (jika digunakan), atur dan tentukan pembacaan
awalnya;
- Masukkan cetakan berisi benda uji ke dalam air dan biarkan air meresap atau
masuk secara bebas dari permukaan dan dasar benda uji. Selama
perendaman, pertahankan permukaan air di dalam cetakan dan bak
perendaman sekitar 25 mm di atas permukaan benda uji. Rendam benda uji
sekitar 96 jam (4 hari)
Halaman 29
- Setelah perendaman selama 96 jam, tentukan pembacaan akhir arloji
pengembangan dan hitung pengembangan, dinyatakan sebagai persentase
tinggi benda uji awal, sebagai berikut:

Keterangan:
Δh adalah pengembangan, dinyatakan dalam persen (%)
h 0 adalah tinggi awal benda uji (= 116,43 mm)
h1 adalah tinggi akhir benda uji setelah perendaman, dinyatakan dalam mm

- Keluarkan benda uji dari bak perendam, tuangkan air dari permukaan benda
uji dan biarkan selama 15 menit. Lakukan secara hati-hati, permukaan benda
uji tidak boleh terganggu selama penuangan air. Setelah air dituangkan,
keluarkan keping beban beserta keping berlubang banyak.

c. Uji Penetrasi
- Pasang keping beban di atas benda uji dengan massa yang sama dengan
keping beban yang digunakan selama perendaman. Pemasangan keping
beban ini dilakukan per keping. Untuk mencegah naiknya material lunak
melalui lubang pada keping beban, setelah pemasangan satu keping beban,
atur piston penetrasi sampai menyentuh permukaan benda uji dan berikan
beban awal sebesar 44 N (4,54 kg). Setelah pengaturan piston penetrasi,
keping beban lainnya yang tersisa dipasang di sekeliling piston.
- Atur piston penetrasi dengan beban awal sebesar 44 N (4,54 kg), kemudian
atur arloji pengukur penetrasi dan arloji beban pada posisi nol;
- Berikan beban pada piston penetrasi sedemikian sehingga kecepatan
penetrasi seragam pada 1,27 mm/menit. Catat beban apabila penetrasi
menunjukkan 0,32 mm (0,0125 inci); 0,64 mm (0,025 inci); 1,27 mm (0,050
inci); 1,91 mm (0,075 inci); 2,54 mm (0,10 inci); 3,81 mm (0,15 inci); 5,08 mm
(0,20 inci); dan 7,62 mm (0,30 inci). Pembacaan beban pada penetrasi 10,16
mm (0,40 inci) dan 12,70 mm (0,50 inci) dapat ditentukan apabila diperlukan.

d. Pengolahan Data
- Kurva beban - penetrasi:
Gambarkan kurva hubungan antara beban dan penetrasi setiap benda uji
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 1. Dalam beberapa hal, terutama
pada awal pembacaan, beban meningkat tidak sebanding dengan peningkatan
penetrasi sehingga kurva yang diperoleh cenderung berbentuk cekung. Untuk
mendapatkan kurva hubungan antara beban dan penetrasi yang benar, koreksi
bagian kurva yang berbentuk cekung tersebut sampai mendekati bentuk kurva
standar dengan mengatur atau memperpanjang bagian garis lurus dari kurva
hubungan beban penetrasi dan penetrasi yang diperoleh ke bawah sampai
memotong sumbu X atau absis. Misalnya, titik X0 adalah perpotongan antara
perpanjangan kurva dan sumbu X dengan jarak a dari titik penetrasi 0,00 mm
(0,00 in), lihat garis putus putus pada kurva 2. Selanjutnya, titik penetrasi 2,54
mm (0,10 inci) dan 5,08 mm (0,20 inci). Digeser ke kanan masing-masing
dengan jarak a dari titik semula (titik X1 dan X2) sehingga beban berubah
menjadi Y1 untuk penetrasi X1 dan Y2 untuk penetrasi X2.
Halaman 30
Gambar Kurva hubungan antara beban dan penetrasi

5. CBR
Nilai beban terkoreksi harus ditentukan untuk setiap benda uji pada penetrasi 2,54
mm (0,10 inci) dan 5,08 mm (0,20 inci). Nilai CBR, dinyatakan dalam persen,
diperoleh dengan membagi nilai beban terkoreksi pada penetrasi 2,54 mm (0,10 inci)
dan 5,08 mm (0,20 inci) dengan beban standar secara berurutan sebesar 13 kN
(3000 lbs) dan 20 kN (4500 lbs),dan kalikan dengan 100.

CBR umumnya dipilih pada penetrasi 2,54 mm (0,10 inci). Jika CBR pada penetrasi
5,08 mm (0,20 inci) lebih besar dari CBR pada penetrasi 2,54 mm (0,10 inci),
pengujian CBR harus diulang. Jika setelah diulang, tetap memberikan hasil yang
serupa, CBR pada penetrasi 5,08 mm (0,20 inci) harus digunakan.

6. CBR desain untuk pemadatan pada kadar air optimum


Data hasil pengujian dari 3 benda uji digambarkan dalam bentuk kurva seperti
ditunjukkan pada Gambar 2. CBR desain ditentukan pada persentase densitas
kering maksimum yang diperlukan, umumnya pada persentase minimum yang
disyaratkan sesuai spesifikasi.

Halaman 31
Contoh:
Jika densitas kering maksimum = 1,99 g/cm3,
tentukan CBR pada 95 % densitas kering maksimum
Solusi : 95 % dari 1,986 g/cm3 = 1,89 g/cm3
Pada densitas kering = 1,89 g/cm3, CBR = 52 %

7. PERHITUNGAN HASIL UJI


Perhitungan hasil uji dalam Formulir perhitungan (Formulir No. FT/UBR.1.003.06/Ag)

8. DOKUMEN TERKAIT
Formulir No. FT/UBR.1.003.06/Ag dan FT/UBR.1.003.07/Ag

Halaman 32
Yayasan Pendidikan Jambi FT/UBR.1.003.06/Ag
Universitas Batanghari
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
Jalan Slamet Riyadi No. 1, Telp. 082380090005 Jambi - Indonesia

Sampel Uji : Dikerjakan :


Kegiatan : Dihitung :
Diperiksa :

PEMERIKSAAN CBR
LANGSUNG & RENDAMAN

TIPE PEMADATAN :

Nomor Cetakan : Langsung Rendaman


Penetrasi : Lb/Div Lb/Div
Waktu Penurunan Pembacaan Arloji Beban (lb) Berat tanah + Cetakan
(menit) (in) Atas Bawah Atas Bawah Berat Cetakan + Alas
Langsung Rendaman Langsung Rendaman Berat tanah basah
0 0 Isi cetakan
1/4 0,0125 Berat isi basah
1/2 0,025 Berat isi kering
1 0,05
1 1/2 0,075
2 0,10
3 0,15
4 0,20
6 0,30
8 0,40
10 0,50

Langsung Rendaman
Kadar Air
Nomor Cawan A1 BC
Tanah Basah + Cawan
Tanah Kering + Cawan
Beban (lb)

Air
Berat Cawan
Tanah Kering
Kadar Air

NILAI CBR
Langsung Sesudah Direndam
0,1 inch 0,1 inch
x 100 x 100
3000 3000
(%) (%)
0,2 inch 0,2 inch
x 100 x 100
4500 4500
(%) (%)

Catatan : Pukulan
Penurunan (in)

Halaman 33
Yayasan Pendidikan Jambi FT/UBR.1.003.06/Ag
Universitas Batanghari
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
Jalan Slamet Riyadi No. 1, Telp. 082380090005 Jambi - Indonesia

Sampel Uji : Dikerjakan :


Kegiatan : Dihitung :
Diperiksa :

PEMERIKSAAN CBR
LANGSUNG & RENDAMAN

TIPE PEMADATAN :

Nomor Cetakan : Langsung Rendaman


Penetrasi : Lb/Div Lb/Div
Waktu Penurunan Pembacaan Arloji Beban (lb) Berat tanah + Cetakan
(menit) (in) Atas Bawah Atas Bawah Berat Cetakan + Alas
Langsung Rendaman Langsung Rendaman Berat tanah basah
0 0 Isi cetakan
1/4 0,0125 Berat isi basah
1/2 0,025 Berat isi kering
1 0,05
1 1/2 0,075
2 0,10
3 0,15
4 0,20
6 0,30
8 0,40
10 0,50

Langsung Rendaman
Kadar Air
Nomor Cawan A1 BC
Tanah Basah + Cawan
Tanah Kering + Cawan
Beban (lb)

Air
Berat Cawan
Tanah Kering
Kadar Air

NILAI CBR
Langsung Sesudah Direndam
0,1 inch 0,1 inch
x 100 x 100
3000 3000
(%) (%)
0,2 inch 0,2 inch
x 100 x 100
4500 4500
(%) (%)

Catatan : Pukulan
Penurunan (in)

Halaman 34
Yayasan Pendidikan Jambi FT/UBR.1.003.06/Ag
Universitas Batanghari
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
Jalan Slamet Riyadi No. 1, Telp. 082380090005 Jambi - Indonesia

Sampel Uji : Dikerjakan :


Kegiatan : Dihitung :
Diperiksa :

PEMERIKSAAN CBR
LANGSUNG & RENDAMAN

TIPE PEMADATAN :

Nomor Cetakan : Langsung Rendaman


Penetrasi : Lb/Div Lb/Div
Waktu Penurunan Pembacaan Arloji Beban (lb) Berat tanah + Cetakan
(menit) (in) Atas Bawah Atas Bawah Berat Cetakan + Alas
Langsung Rendaman Langsung Rendaman Berat tanah basah
0 0 Isi cetakan
1/4 0,0125 Berat isi basah
1/2 0,025 Berat isi kering
1 0,05
1 1/2 0,075
2 0,10
3 0,15
4 0,20
6 0,30
8 0,40
10 0,50

Langsung Rendaman
Kadar Air
Nomor Cawan A1 BC
Tanah Basah + Cawan
Tanah Kering + Cawan
Beban (lb)

Air
Berat Cawan
Tanah Kering
Kadar Air

NILAI CBR
Langsung Sesudah Direndam
0,1 inch 0,1 inch
x 100 x 100
3000 3000
(%) (%)
0,2 inch 0,2 inch
x 100 x 100
4500 4500
(%) (%)

Catatan : Pukulan
Penurunan (in)

Halaman 35
Yayasan Pendidikan Jambi FT/UBR.1.003.07/Ag

Universitas Batanghari
LABORATORIUM FAKULTAS TEKNIK
Jalan Slamet Riyadi No. 1, Telp. 082380090005 Jambi - Indonesia

Sampel Uji : Dihitung :


Kegiatan : Diperiksa :

PENENTUAN CBR DESAIN PADA KADAR AIR OPTIMUM


SNI 1744:2012

Hasil Pengujian CBR (Rendaman) :


Jumlah Tumbukan / lapis (gr)
CBR, (%)
Densitas kering, (gr/cm3)
CBR (% )

DENSITAS KERING (g/cm³)

Cara Pemadatan
Kadar air Optimum (%)
Densitas Kering Maksimum (gd maks) (g/cm³)
Densitas Kering desain (95% gd maks) (g/cm³)
95% MDD (%)
CBR Desain
100% MDD (%)

Halaman 36

Anda mungkin juga menyukai