Bab Ii Etta
Bab Ii Etta
DASAR TEORI
Definisi Sistem Transmisi
Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk
mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi
pembebanan, yang umumnya menggunakan perbandingan roda gigi. Prinsip dasar transmisi
adalah bagaimana mengubah kecepatan putaran suatu poros menjadi kecepatan putaran yang
di inginkan. Gigi transmisi berfungsi untuk mengatur tingkat kecepatan dan momen mesin
sesuai dengan kondisi yang dialami sepeda motor. (Boentarto, 1994)
Sistem pemindah tenaga secara garis besar terdiri dari unit kopling, transmisi, penggerak
akhir (final drive). Fungsi transmisi adalah untuk mengatur perbedaan putaran antara mesin
dengan putaran poros yang keluar dari transmisi. Pengaturan putaran ini dimaksudkan agar
kendaraan dapat bergerak sesuai beban dan kecepatan kendaraan. Rangkaian pemindah pada
transmisi manual tenaga berawal dari sumber tenaga (engine) ke sistem pemindah tenaga
yaitu masuk ke unit kopling (clutch), diteruskan ke transmisi (gear box), kemudian menuju
final drive. Final drive adalah bagian terakhir dari sistem pemindah tenaga yang
memindahkan tenaga mesin ke roda belakang. (LIPI, 2011)
Adapun rumus dasar yang berhubungan dengan perencanaan roda gigi antara lain sebagai
berikut:
n1
i=
n2
dimana:
nm
i=
n
n
n1 = m
i1
dimana:
n1 = putaran tingkat kecepatan 1
nm = putaran maksmimal
i = perbandingan reduksi
Pd =f c x P
dimana :
fc = factor koreksi
P = Daya maksimum
d 0=m x Z
dimana:
m = modul
Z = jumlah gigi
j. Kecepatan keliling ( v1 )
π 1 . d01 . n1
v1 =
60.1000
k. Gaya Tangensial ( f t)
102. P d
f t=
v1
Poros
Poros adalah suatu bagian stationer yang berputar, umumnya berpenampang lingkaran yang
berfungsi untuk memindahkan putaran atau mendukung suatu beban dengan atau tanpa
meneruskan daya pada transmisi roda gigi. Poros memiliki peranan yang sangan penting
dalam transmisi daya, hampir semua mesin meneruskan tenaga bersamaan dengan putaran.
Daya yang besar mungkin diperlukan pada saat start atau beban yang besar terus bekerja
setelah start. Dengan demikian seringkali diperlukan koreksi padadaya rata - rata yang
diperlukan dengan menggunakan faktor koreksi perencanaan.(Sularso, 2002). Untuk
merencanakan suatu poros maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Kekuatan poros
Suatu poros transmisi dapat mengalami beban punter atau lentur ataupun gabungan antara
puntir dan lentur. Ada juga poros yang mengalami beban tarik atau tekan. Sehingga,
sebuah poros harus direncanakan hingga cukup kuat untuk menahan beban-beban
tersebut.
2. Kekakuan poros
Meskipun suatu poros memiliki kekuatan yang cukup untuk untuk menahan beban-beban
diatas tetapi jika defleksinya terlalu besar akan mengakibatkan getaran dan suara yang
berlebih. Karena itu, selain memiliki kekuatan poros, kekauan suatu poros juga harus
dipertimbangkan dan disesuaikan dengan kebutuhannya.
3. Korosi
Bahan-bahan tanpa korosi harus dipilih untuk poros propeller dan pompa bila terjadi
kontak dengan fluida yang korosif. Juga dipilih bahan-bahan yang kuat terhadap proses
kavitasi.
4. Bahan poros.
Poros untuk mesin umumnya dibuat dari baja batang yang ditarik dingin dan difinis.
Poros-poros yang digunakan untuk meneruskan putaran tinggi dan beban berat umumnya
terbuat dari bahan baja paduan dengan pengerasan kulit yang sangat tahan terhadap
keausan.
5. Putaran kritis
Putaran kritis merupakan putaran suatu mesin yang bila putaran mesin dinaikkan maka
pada suatu harga putaran tertentu dapat terjadi getaran yang luar biasa besarnya. Hal ini
biasanya terjadi pada turbin, motor torak, motor listrik dan dapat mengakibatkan
kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya.
Macam-macam Poros
Macam-macam poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya
sebagai berikut : ( Sularso, 1997 )
a. Poros transmisi
Poros jenis ini mendapatkan beban punter murni atau punter dan lentur. Daya
ditransmisikan kepada poros melalui kopling, roda gigi, puli sabuk dan sprocket rantai,
dan lain-lain.
Gambar Spindel
c. Gandar
Poros seperti ini dipasang diantara roda-roda kereta barang, dimana tidak mendapatkan
beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar, disebut gandar. Gandar ini
hanya mendapat beban lentur, kecuali jika digerakkan oleh penggerak mula dimana akan
mengalami beban puntir juga. Menurut bentuknya poros dapat digolongkan atas poros
lurus umum, poros engkol sebagai poros utama dari mesin torak, dan lain-lain.
Gambar Gandar
Hal-hal penting dalam perencanaan poros
a. Daya Rencana (P)
Pd =f c x P
dimana:
Pd = Daya rencana (kW)
f c = factor koreksi
dimana:
T = torsi pada poros (kg.mm)
P = daya (kW)
n2 = putaran poros (rpm)
Dimana:
τa = tegangan geser ijin (kg/mm2)
σB = kekuatan tarik bahan (kg/mm2)
sf 1 . s f 2 = factor koreksi
d. Diameter poros
5.1 x Kt X Cb X T
Ds=
√
3
Ta
Dimana:
Ds = diameter poros (mm)
Kt = factor koreksi momen punter (1.0 – 1.5). Jika beban dikenakan secara halus = 1,0 –
1,5, jika beban terjadi tumbukan kejut = 1,5 – 3,0, jika beban dikenakan dengan
kejutan atau tumbukan.
Cb = factor koreksi akibat beban lentur (1,2 – 2.3), jika tidak ada beban lentur Cb = 1.0
Bantalan
Bantalan adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penumpu poros berbeban,
sehingga gerakan yang terjadi yaitu gerakan berputar atau menggelinding dan gerakan bolak-
balik dapat berlangsung dengan halus, aman, dan panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh
untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. (Sularso, 1997).
Pemilihan bantalan haruslah benar sesuai dengan kaidah dan ketentuannya sehingga
memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya akan bekerja secara baik, apabila bantalan
tidak bekerja dengan baik maka kerja suatu sistem akan menurun atau dapat dikatakan tidak
dapat bekerja sebagaimana mestinya. Jadi bantalan dalam suatu kontruksi mesin dapat juga
dikatakan sebagai pondasinya.
Klasifikasi bantalan
Bantalan dapat diklasifikasikan menjadi 2 sebagai berikut:
1. Atas dasar gerakan bantalan terhadap poros
Bantalan gelinding : pada jenis bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara
bagisan yang berputar (baik inner ring ataupun outer ring) dengan bagian
bantalan yang menggelinding (dapat berupa bola, tong, silinder, kerucut).
Gambar Bagian dan Kontruksi Bantalan Gelinding
Nama-nama bagian bantalan gelinding tersebut adalah :
1. Elemen yang berputar (bola, silinder, tong, kerucut, jarum) selalu terpasang pada
jarak yang telah ditentukan dan keberadaannya karna sangkar (Retainer).
2. Cincin dalam (inner ring) adalah elemen yang berputar dimana putarannya sesuai
dengan putaran poros.
3. Cincin luar (outer ring) keberadaannya tetap akan tetapi ada kalanya berputar dimana
saat bantalan gelinding terpasang pada konstruksi pemasangannya pada lubang.
Bantalan luncur : pada bantalan ini terjadi terjadi gesekan luncur antara
poros dan bantalan hal ini dikarenakan poros ditumpu oleh permukaan
bantalan dengan perantaraan pelumas.
b. Umur nominal
- Factor kecepatan ( f h ¿
f n=¿
Dimana: fn = factor kecepatan
n = putaran mesin
c
f h=f n
Pr
Dimana: c = kapasitas nominal dinamis (kg)
Pr = beban ekivalen dinamis (kg)
Lh=500 f h3
- Keadaan umur
Ln=a1 x a2 x a3 x Lh