0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan3 halaman
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas pengajaran adab menurut Ki Hajar Dewantara yang meliputi pengertian adab, pengajaran jiwa dan raga, serta tahapan perkembangan anak.
(2) Ki Hajar menyamakan adab dengan etika dan melihatnya sebagai bagian dari filsafat untuk mencapai kesempurnaan hidup.
(3) Dokumen tersebut juga memberikan rekomend
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas pengajaran adab menurut Ki Hajar Dewantara yang meliputi pengertian adab, pengajaran jiwa dan raga, serta tahapan perkembangan anak.
(2) Ki Hajar menyamakan adab dengan etika dan melihatnya sebagai bagian dari filsafat untuk mencapai kesempurnaan hidup.
(3) Dokumen tersebut juga memberikan rekomend
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
(1) Dokumen tersebut membahas pengajaran adab menurut Ki Hajar Dewantara yang meliputi pengertian adab, pengajaran jiwa dan raga, serta tahapan perkembangan anak.
(2) Ki Hajar menyamakan adab dengan etika dan melihatnya sebagai bagian dari filsafat untuk mencapai kesempurnaan hidup.
(3) Dokumen tersebut juga memberikan rekomend
Deskripsi Pembahasan Adab disebut ki Hajar sebagai ‘Ilmu Adab’. Dalam pernyataannya, ki Hajar menyamakan (1) Antara Ilmu adab dan ethic, kemudian memasukan (2) Ilmu adab sebagai bagian dari ilmu filsafat untuk menuju kearah kesempurnaan hidup. Berakar pada makna ‘Ethik’, Ki Hajar memaknainya sebagai (3) sistem dan Metode. Susunannya seperti ini, Adab = ethic berawal dari Socrates (metafisika), kemudian membaginya menjadi dua, (a) kebahagiaan pancaindera dan (b) kebahagiaan mutlak. Antara Idealistis dan materialistis. Cara memahaminya (episteme, pen) dibagi menjadi tiga; ilmu, keagamaan, dan pengalaman/perasaan yang mendasar pada teori Frits Kunkel, Frits van Enden dan Herbart. Menarik, kesimpulannya adalah 1) Manusia dibekali budi dan rasa iman, 2) kekuatan jiwa, dan 3) Tuhan sebagai sumber kebahagiaan. Interpretasi Tanggapan saya mengenai pengajaran ilmu adab yang di terangkan oleh bapak Ki Hajar Dewantara itu sangat kompleks dan sesuai di terapkan di negara kit aini, karena Ki Hajar Dewantara pati tahu betul budaya dan kebiasaan warga masyrakat Indonesia. Evaluasi Ketika membahas pengajaran, ki Hajar menyebut (1) ‘Adab yaitu sifat ketertiban (tata) dalam hidup manusia, lahir dan batin, hingga hidup manusia itu terlihat berbeda dengan hidup dari makhluk-makhluk lainnya.’ Kata ‘terlihat berbeda’ memang akan menjadi perdebatan, seperti; sejauh mana ‘terlihat berbeda’ dalam kacamata pancaindera atau metafisika? Namun, mari kita lanjutkan terlebih dahulu. Selanjutnya dikatakan (2) Adab adalah ‘buahnya iradat hidup’. Kemudian, buahnya berbentuk ujud tertib, baik dan indah, yang keluar dari akal budi manusia disebut ‘Buah keadaban’. Thus, kumpulan buah keadaban itu bernama kebudayaan. Adab juga bisa bermakna negatif, (3) ketika sistem sekolah membuahkan adab yang ‘ditaktur intelek.’ Hal ini disebut sebagai bahaya sistem kenalaran. Seperti materialisme, egoisme, kemunduran budi-pekerti, dan kurang memberi tuntunan hidup. Dalam rangka menolak ‘ditaktur intelek = intelektualisme’ tersebut, muncullah buah adab yang melahirkan ditaktornya sistem sekolah (4.1) dan sistem pengajaran sesat (4.2) yang ditimbulkan karena merespon intelektualisme namun malah menghalangi jiwa merdeka. Sistem pengajaran sesat ini dikatakan seperti semata-mata menghafal dengan paksaan, rasa takut pada hukuman, dan belajar dengan maksud hanya demi mendapatkan nilai bagus di raport saja. Hal ini disebut ki Hajar sebagai (4) bersifat tambahan-alat pendidikan watak. Pada pengertian lain, ki Hajar menyebutnya sebagai (5) pengajaran-adab. Meski tidak memberikan makna yang jelas mengenai pasangan dua kata tersebut, setidaknya pengertian pengajaran-adab dimaknai sebagai pengajaran jiwa dan raga. Mendidik raga dan mendidik jiwa. Karena jiwa dan raga berkembang, dibuat fase (6) kemajuan kecerdasan jiwa-raga sebagai berikut. Yakni alam windu pertama, sebagai alamnya anak-anak dimana pendidikan diarahkan pada permainan, menyanyi, menggambar, ceritera dan lainnya. Kemudian alam windu kedua alamnya anak-anak muda yang disebut pengajaran dan pembiasaan pada laku adab seperti setia, berani, teguh, sejuk hati, telaten, suka beramal dan lainnya. Rekomendasi Salah satu solusi untuk sistem pendidikan di Indonesia adalah bahwa pendidikan hendaknya diarahkan untuk: 1. Memerdekaan lahiriah dan batiniah (sehingga menjadi pribadi yang memiliki otonomi intelektual, otonomi eksistensial, otonomi sosial). 2. Membangun kesadaran peserta didik bahwa dirinya adalah bagian integral dari alam semesta. 3. Membentuk perasaan peserta didik untuk mencintai ketertiban dan kedamaian. 4. Membentuk sikap tanggungjawab dalam diri peserta didik agar setia dan bertanggungjawab dalam memelihara nilai-nilai dan bentuk-bentuk kebudayaan nasional. 5. Membangun rasa nasionalisme dalam diri peserta didik sehingga ia merasa satu dengan bangsanya dan cinta akan bangsanya. 6. Membangun rasa persaudaraan dalam diri peserta didik yang berskala planeter (lintas batas) sehingga melalui keluhuran akal budi dan kebeningan nuraninya tumbuh perasaan cinta kasih terhadap sesama manusia. sites.google.com/site/mulyanabanten/home/teori-belajar-behavioristik/teori- belajar-kognitif/teori-belajar-konstruktivistik/teori-belajar-humanistik Driyarkara tentang Manusia. Yogyakarta: Penerbit Yayasan Kanisius, 1978. https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/9877