Anda di halaman 1dari 9

CESTODA PADA KUDA

ANOPLOCEPHALA

OLEH

QORRY AULIA PUTRI

1902101010010

KELAS 03

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

2021
1. PENDAHULUAN

Kuda dikenal sebagai inang definitif dari berbagai kelas endoparasit seperti nematoda
dan cestoda (Uhlinger 1990). Species dari cestoda yang sering dicurigai sebagai penyebab
penyakit klinis pada usus adalah Anoplocephala perfoliata. A. perfoliata berukuran cukup
kecil, biasanya 2.5-5 cm dan terkadang sampai 8 cm. Bagian scolex nya berbentuk bulat dan
memiliki 4 sucker. Species lain dari famili ini antara lain Anoplocephala magna dan
Paranoplocephala mamillana. Penyakit pada kuda yang disebabkan oleh infeksi species
cacing ini dikenal sebagai anoplocephalosis. Kuda terinfeksi oleh cacing ini saat merumput
dan secara tidak sengaja menelan tungau oribatid yang terinfeksi cysticercoids. Invasi A.
perfoliata dapat menyebabkan kematian pada inangnya melalui perforasi sekum. Invasi dari
A. perfoliata terkadang muncul tanpa ada symptom yang terlihat sebelumnya. Hal ini
menjelaskan berbahayanya invasi dari A. perfoliata yang terjadi. Nomenklatur: Filum :
Plathyhelminthes Kelas : Cestoda Ordo : Anoplocephalidea Famili : Anoplocephalidae
Genus : Anoplocephala Spesies : A. perfoliata, A. magna, Paranoplocephala mamillana.

Anoplocephala adalah cacing pita Yang merupakan parasit pd kuda menyebabkan


penyakit klinis seperti kolik (penyebab kematian utama pada kuda) , secara histologinya akan
ditemukan udema dan ulcus pada ileocaecal, dan enteritis cataral atau hemoragik pada usus
halus dan lambung. Anoplocephala perfoliata terdapat pada usus halus dan usus besar kuda
dan kedelai, tersebar di seluruh dunia dan merupakan cacing pita yang paling sering
ditemukan pada kuda. A. perfoliata pada jumlah sedikit, umumnya tidak menyebabkan
penyakit. Namun, infestasi cacing ini pada jumlah yang besar dapat menyebabkan berbagai
penyakit. Cacing pita menginfeksi kuda pada tahap usia apapun. Kuda tidak memiliki
imunitas terhadap cacing pita.
2. NOMENKLATUR

Phylum : Plathyhelminthes

Class : Eucestoda

Ordo : Anoplocephalidea

Family : Anoplocephala

Genus : Anoplocephala

Spesies : -Perfoliata

-A. magna

3. MORFOLOGI

Anoplochepala tidak memiliki rostelum/kait, memiliki lebar proglotid lebih besar


dibandingkan panjang proglotid, mempunyai 1 atau 2 set alat kelamin, berbentuk seperti buah
apokat, pada satu sisinya terdapat penonjolan berkait (Pyriform apparatus). Anoplocephala
cukup kecil, biasnaya 2,5- 5 cm lama tapi bisa sampai 8 cm lebarnya. Akhir anterior, atau
scolex, yang built dan cukup kecil ( 2-3 cm ) dengan 4 pengisap.Tubuh terdiri dari banyak
segmen, paraproglottides, yang lebar dan tipis. Tiga spesies cacing pita ( Anoplocephala
perfoliata, Anoplocephala magna ,dan Paranoplocephala mamillana) dapat ditemukan pada
kuda. Saat ini, spesies yang paling umum adalah A. perfoliata atau cacing pita caecal. Spesies
yang kurangumum adalah spesies terbesar, A. magna, yang terletak di usus kecil posterior
danspesies terkecil,P. mamillana, yang hidup di usus kecil anterior dan kadang-kadang perut.

Anoplocephala perfoliata ,merupakan spesies cestode yang berasal dari family


Anoplocephalidae Dalam ordo Cyclophyllidea, yang merupakan cacing pita
yangmenginfeksi umumnya menginfeksi usus pada kuda. baru-baru ini, berbagai
laporanklinis telah memberikan bukti tidak langsung untuk hubungan antara
keberadaansejumlah besar A. perfoliata pada kuda dan jenis kolik tertentu. Secara klinis,
parasit tersebut telah dituduh sebagai penyebab intususepsi caecalal, perforasi kation
yangmenyebabkan peritonitis, obstruksi usus, yang disebabkan oleh banyaknya cacingyang
menempel pada dindingcaecum atau terminal ileum

4. SIKLUS HIDUP

Siklus hidup nematoda secara umum dimulai dari telur yang berkembang selama 7-
14 hari dari telur berkembang menjadi larva fase satu, fase dua, hingga fase tiga yang
merupakan larva infektif yang berkembang di lingkungan dengan suhu hangat. Larva yang
menginfeksi tubuh ternak dapat melalui ingesti rumput yang membawa larva infektif, larva
dapat menginfeksi dengan menembus kulit ternak atau dapat melalui daerah kontaminasi
oleh feses yang mengandung telur cacing. Larva yang masuk melalui ingesti bergerak
mengarah ke jantung dan pulmo menuju saluran pencernaan hingga menjadi cacing dewasa.
Telur cacing dari endoparasit nematoda, ordo Strongylida dengan genus Strongylus spp.
Telur genus Strongylus membutuhkan waktu 3 hari untuk menjadi larva infektif dan
menginfeksi kuda melalui penetrasi kulit dari larva yang hidup pada rumput di
pengembalaan. (Widyastuti dkk., 2017).

5. PATOGENESA

Invasi A. perfoliata bertanggung jawab atas gangguan usus termasuk ileo- caecal,
caeco-caecal, intususepsi caeco-colic, impaksi ileum dan kolik spasmodik (Proudman,
Holdstock 2000). Kolik usus adalah salah satu penyebab paling penting morbiditas dan
mortalitas pada kuda. Untuk alasan itulah, beberapa studi epidemiologis telah dilakukan
untuk mengidentifikasi faktor risiko potensial dari kondisi ini. Selama bertahun-tahun,
Anoplocephala perfoliata telah dianggap sebagai temuan insidental dalam usus kuda, jarang
dikaitkan dengan sindrom kolik usus. Namun, sejak 1980-an, peningkatan prevalensi laporan
kasus yang menggambarkan hubungan aslose antara penyebab spesifik kolik kuda, seperti
impaksi, pecahnya usus, intususepsi, volvulus, dan penghalang usus besar (Beroza et al.
2010).

6. GEJALA KLINIS

Parasit cacing terutama tipe strongil, biasanya menginfeksi usus besar kuda dan dapat
menyebabkan penyakit mulai dari yang ringan sampai kematian mendadak. Kuda terinfeksi
karena memakan rumput yang tercemar telur, larva infektif, atau penetrasi melalui kulit oleh
larva infektif. Dampak dari infeksi cacing nematoda gastro intestinal sangat besar yaitu
produktivitas kerja yang menurun karena dapat menyebabkan kelemahan, kehilangan berat
badan, kolik, nafsu makan hilang, diare bahkan kematian (Hillyer, 2004).

Gejala klinis dari infeksi parasit ini tidak teramati dengan jelas tetapi Perubahan
patologis yang disebabkan oleh Anoplocephala yaitu terdapat lesi di mukosa dan submukosa
di persimpangan ileocecal Timbulnya cedera yang signifikan dari elemen saraf pada usus,
penurunan jumlah ganglia myenteric dan sel saraf. Dan bahkan pada kondisi akut bisa
menyebabkan kematian.

7. DIAGNOSA

Larva dan cacing dewasa merupakan fase pathogen. Larva Strongylus vulgaris
merupakan yang paling pathogen, larva beredar di aliran darah dan melekat pada dinding
pembuluh darah berakibat menimbulkan gumpalan dan aneurysma pada pembuluh darah.
Larva Strongylus edentatus mampu bermigrasi kebawah parietal peritoneum hingga
menyebabkan peradangan pada peritoneum, Larva Strongylus equines dapat menyebabkan
kerusakan pada pankreas. Anemia dan keradangan lain juga dapat disebabkan oleh cacing
dewasa yang mengkaitkan diri menggunakan bukal kapsul cacing dewasa ke dinding usus
dan menghisap darah penderita menimbulkan hyperemia disertai pembengkakan membrane
(Studzińska et al., 2012).

8. PROGNOSA

Taeniasis yaitu bagian yang terinfeksi akan sembuh dan segera membaik.

Sistiserkosis yaitu tingkatan bagian yang terkena infeksi baik itu ringan atau berat.

9. TERAPI

A. OBAT (KIMIA)

Semua anthelmintik lebih dari 95% efektif terhadap cacing pita. Dewormers yang
mengandung anthelmintik spektrum luas (ivermectin ir moxidectine) ditambah praziquantel
dengan aktivitas cesrocidal digunakan dengan tingkat keberhasilan yang tinggi di Amerika
Serikat. Selain itu, pyrantel pamoate 13,2 mg / kg oral (AS) atau pyrantel embonate 38mg /
kg oral (Eropa) telah menunjukkan khasiat yang baik. Karena sifat siklus hidup yang
melibatkan inang inang invertebrata yang hidup bebas, hewan dapat diinfeksi ulang setelah
perawatan, yang mungkin akan menimbulkan kesan yang salah bahwa pengobatan tidak
efektif. Intigransi-sindroma Ileocecal bisa sangat serius, dan membutuhkan bedah untuk
menyelamatkan kudanya.

Merek dagang : Fluconix-250 Nitroksinil aktif terhadap berbagai macam cacing


pencernaan, Nitroksinil menghambat proses proses fosforilasi oksidatif pada mitokondria
cacing yang menyebabkan kematian cacing. Indikasi : Pencegahan dan pengobatan infestasi
cacing hati dan cacing pada saluran pencernaan pada sapi, kerbau, kambing, kuda dan domba.
dosis & cara pemakaian : diinjeksikan secara sub kutan Dengan dosis 1,0 ml per 25 kg berat
badan

B. Herbal (TUMBUH-TUMBUHAN)

Herbal bisa menjadi cara yang sangat efektif dan lembut untuk mendukung kuda
dalam mengendalikan parasit. Tanah diatom adalah sisa-sisa kerangka organisme
mikroskopis yang bisa efektif dalam program pengendalian parasit karena tajam terhadap
serangga dan parasit. Berikan sekitar 1⁄2 gelas per hari selama 5-7 hari, zat ini akan
menyebabkan dehidrasi pada parasit. Biji Labu Mentah dan Wortel juga memiliki sifat
mengusir cacing dan zat yang baik untuk diberikan 1⁄2 cangkir setiap hari bersama dengan
wormer herbal selama 5-7 hari.

10. PREVENTIF

Untuk mencegah terjadinya Penularan Anoplocephala, dilakukan Tindakan-tindakan


sebagai berikut:

1. melakukan sanitasi kandang secara seratur untuk menjaga kebersihan kandang untuk
mencegah kontaminasi tanah/lantai dengan feses kuda yang terinfeksi

2. menjaga kehigenisan makanannya


3. memisahkan kuda yang seaht dengan kuda yang terinfeksi anoplocephala

4. Mengobati si hewan , untuk mengurangi sumber infeksi, dan mencegah terjadinya auto
infeksi dengan larva.

5. menghindari kontak langsung antar tungau dengan kuda

11. KERUGIAN
DAFTAR PUSTAKA

Proudman CJ, Holdstock NB. 2000. Investigation of an outbreak of tapeworm- associated


colic in a training yard. Jurnal Equine Vet J. Vol 32:37– 41.

Comparison of the sensitivity of coprological methods in detecting Anoplocephala perfoliata


invasions. Jurnal Parasitol Res. Vol 113:2401–2406.

Elsheika HM, Khan NA. 2011. Essentials of Veterinary Parasitology. Poole(UK): Horizon
Scientific Press. Taylor MA, Coop RL, Wall RL. 2013.

Hillyer, M. 2004. A Practical Approach to Diarrhoea in The Adult Horse. in Practice, 26(1).

Widyastuti, S.K., Satria, Y.P., Ida, A.P.A. 2017. Identifikasi dan Prevalensi Nematoda
Saluran Pencernaan Kuda Lokal (Equss caballus) di Kecamatan Moyo Hilir
Sumbawa. Denpasar. Indonesia Medicus Veterinus.
13. LAMPIRAN

A. GAMBAR PARASIT (CESTODA)

B. GAMBAR ORGAN NORMAL

C. GAMBAR ORGAN TERINFEKSI

Anda mungkin juga menyukai