Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Era globalisasi sekarang ini, kita akan banyak menjumpai model alat transportasi, baik
roda dua, tiga, empat, bahkan yang tidak beroda sekalipun. Jika kita mengenal lebih jauh
tentang alat transportasi tersebut, maka pasti tidak luput dengan andil dari perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu pengetahuan yang telah banyak diperoleh dari
zaman ke zaman mendasari penciptaan hasil karya inovasi teknologi yang beranekaragam
saat ini.Perkembangan yang begitu pesat terjadi di negara-negara maju di dunia, sehingga
banyak tercipta berbagai inovasi dari rekayasa teknologi, salah satunya dalam bidang
mesin transportasi. Transportasi sekarang telah berevolusi dan semakin berkembang dari
pada periode waktu yang relatif singkat. Dahulu alat transportasi cenderung bersifat
praktis, mekanisme mudah dan masih menggunakan tenaga mekanis secara manual.
Akan tetapi dengan perkembangan ilmu dan teknologi tersebut, pada saat ini telah banyak
kendaraan yang praktis, cepat, menggunakan mekanisme yang kompleks dan
memanfaatkan tenaga mekanis yang berasal dari luar, misalnya bahan bakar atau listrik.
Inovasi teknologi di bidang transportasi ini semakin baik dan tidak ada hentinya selama
manusia dapat berfikir kreatif.Kendaraan roda dua seakan-akan bukan merupakan barang
mewah lagi. Masyarakat telah banyak memanfaatkan alat transportasi tersebut dalam
kegiatan kesehariannya. Akan tetapi di balik kemudahan pengaplikasian kita sehari-hari,
di dalam sistim transportasi kendaraan roda dua tersebut, apabila kita mencermati lebih
dalam maka sebenarnya terdapat dua jenis mekanisme gerak mesin yang berbeda. Kedua
jenis mekanisme mesin tersebut yaitu mekanisme mesin 2-tak (double stroke) dan 4-tak
(four stroke). Perbedaan utama dari kedua jenis mekanisme mesin itu terletak pada
langkah gerak piston.
Untuk itu, pengkajian lebih lanjut antara mesin 2-tak dan 4-tak akan menjadi topik yang
menarik bagi seluruh insan yang mencintai dunia otomotif, terlebih masyarakat awam
padaumumnya.
1.2 TUJUAN

Pembuatan makalah ini bertujuan memberikan gambaran dan informasi mengenai


perbedaan antara mesin diesel 4 tak dengan mesin diesel 2 tak. Kedua jenis mesin, yaitu
mesin 2-tak dan 4-tak memiliki spesifikasi sistem kerja yang berbeda. Selain itu, dari
pengkajian ini kita akan lebih memahami tentang keuntungan dan kerugian yang
diperoleh dari pengaplikasian masing-masing mesin. Dengan demikian, kita dapat
menambah wawasan dan lebih mengetahui dasar perbedaan jenis mesin pada kendaraan
roda dua berbahan bakar bensin yang komersil.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Mesin Diesel


Motor bakar diesel biasa disebut juga dengan Mesin diesel (atau mesin pemicu
kompresi) adalah motor bakar pembakaran dalam yang menggunakan panas
kompresi untuk menciptakan penyalaan dan membakar bahan bakar yang telah
diinjeksikan ke dalam ruang bakar. Mesin ini tidak menggunakan busi seperti mesin
bensin atau mesin gas. Mesin ini ditemukan pada tahun 1892 oleh Rudolf Diesel, yang
menerima paten pada 23 Februari 1893. Diesel menginginkan sebuah mesin untuk
dapat digunakan dengan berbagai macam bahan bakar termasuk debu batu bara. Dia
mempertunjukkannya pada Exposition Universelle (Pameran Dunia)
tahun 1900 dengan menggunakan minyak kacang (lihat biodiesel). Mesin ini kemudian
diperbaiki dan disempurnakan oleh Charles F. Kettering.
Mesin diesel memiliki efisiensi termal terbaik dibandingkan dengan mesin
pembakaran dalam maupun pembakaran luar lainnya, karena memiliki rasio
kompresi yang sangat tinggi. Mesin diesel kecepatan-rendah (seperti pada mesin kapal)
dapat memiliki efisiensi termal lebih dari 50%.
Mesin diesel dikembangkan dalam versi dua-tak dan empat-tak. Mesin ini
awalnya digunakan sebagai pengganti mesin uap. Sejak tahun 1910-an, mesin ini mulai
digunakan untuk kapal dan kapal selam, kemudian diikuti lokomotif, truk, pembangkit
listrik, dan peralatan berat lainnya. Pada tahun 1930-an, mesin diesel mulai digunakan
untuk mobil. Sejak saat itu, penggunaan mesin diesel terus meningkat dan
menurut British Society of Motor Manufacturing and Traders, 50% dari mobil baru
yang terjual di Uni Eropa adalah mobil bermesin diesel, bahkan di Prancis mencapai
70%.
Rudolf Diesel lahir di Paris tahun 1858 sebagai keluarga ekspatriat Jerman. Ia
melanjutkan studi di Politeknik Munchen. Setelah lulus dia bekerja sebagai teknisi
kulkas, namun bakatnya terdapat dalam mendesain mesin. Diesel mendesain banyak
mesin panas, termasuk mesin udara bertenaga solar. tahun 1892 ia menerima paten dari
Jerman, Swiss, Inggris, dan Amerika Serikat untuk karyanya "Method of and
Apparatus for Converting Heat into Work" (Metode dan Alat untuk Mengubah Panas
menjadi Kerja). Tahun 1893 ia menemukan sebuah "mesin pembakaran-lambat" yang
pertama-tama mengkompres udara sehingga menaikkan temperaturnya sampai di atas
titik nyala, lalu secara bertahap memasukkan bahan bakar ke dalam ruang bakar.
Tahun 1894 dan 1895 ia membuat paten di beberapa negara untuk mesin yang ia
temukan, pertama di Spanyol (No. 16.654), Prancis (No. 243.531) dan Belgia
(No. 113.139) bulan Desember 1894, Jerman (No. 86.633) tahun 1895, dan Amerika
Serikat (No. 608.845) tahun 1898. Ia mengoperasikan mesin pertamanya tahun 1897.
Di Augsburg, 10 Agustus 1893, Rudolf Diesel menciptakan mesin pertamanya,
sebuah silinder tunggal 10-kaki (3,0 m) berbahan besi dengan roda gila pada dasarnya.
Diesel memerlukan waktu 2 tahun untuk menyempurnakan mesinnya dan pada tahun
1896 ia mendemonstrasikan model lainnya dengan efisiensi teoretis 75%, sangat jauh
bila dibandingkan dengan mesin uap yang hanya 10%. Tahun 1898, Diesel telah
menjadi jutawan. Mesin buatannya telah digunakan untuk menggerakkan transportasi
jalur pipa, pembangkit listrik dan air, mobil, truk, dan kapal, kemudian juga menyebar
sampai pertambangan, ladang minyak, pabrik, dan transportasi antar benua.

2.2 Mesin Diesel


Motor diesel dikategorikan dalam motor bakar torak dan mesin
pembakaran dalam (internal combustion engine) (simplenya biasanya disebut mobor
bakar saja). Prosip kerja motor diesel adalah merubah energi kimia menjadi energi
mekanis. Energi kimia di dapatkan melalui proses reakasi kimia (pembakaran) dari
bahan bakar (solar) dan oksidiser (udara) di dalam silinder (ruang bakar). Pembakaran
pada mesin Diesel terjadi karena kenaikan temperatur campuran udara dan bahan bakar
akibat kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala.
Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakan dan udara akan mendorong torak
yang dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak
dapat bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah
menjadi gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros
engkol juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi. Motor
diesel pembakaran terjadi karena kenaikan temperatur campuran udara dan bahan
bakar akibat kompresi torak hingga mencapai temperatur nyala. Karena prinsip
penyalaan bahan bakarnya akibat tekanan maka motor diesel juga disebut compression
ignition engine
Gambar 1. Proses BIOX
(Sumber : Kaur, 2012)
Sebelum dijelaskan cara kerja dari mesin diesel, terlebih dahulu akan dijelaskan
cara pemasokan bahan bakar pada mesin diesel. Perbedaan antara mesin diesel modern,
common rail dengan konvensional adalah cara memasok
bahan bakarnya. Terutama, komponen yang berada antara pompa injeksi dan injektor.
Ada dua komponen utama di sini, yaitu pompa injeksi atau mekanik awam
menyebutnya Bosch pump dan injektor. Cara kerja common rail layaknya seperti
konsep hidup bersama. Dalam hal ini, semua injektor yang bertugas memasok solar
langsung ke dalam mesin, menggunakan satu wadah atau rel yang sama dari Pompa
Injector. Caranya sama dengan yang digunakan pada sistem injeksi bensin. Sedangkan
mesin diesel konvensional, setiap injektor memiliki pasokan solar sendiri-sendiri
langsung dari pompa injeksi. Tekanan bahan bakar dalam rel sangat tinggi. Sekarang,
yaitu common rail generasi ke-3, tekananya sudah mencapai 1800 bar. Kalau
dikonversi ke psi yang masih digunakan sekarang menjadi 26.100 psi. Bandingkan
dengan tekanan ban 30 psi. Atau tabung elpiji 25 bar dan CNG 200 bar. Dengan
tekanan setinggi tersebut, pengabutan yang dihasilkan tentu saja semakin bagus,
Pembakaran yang dihasil menjadi lebih dan kerja mesin makin efisien. Sesuai dengan
perkembangan mesin Diesel, Para ahli mngembangkan sistem yang paling mutakhir
pada mesin diesel yakni yang dikenal dengan CRDI (Common Rail Direct Injection)
teknologi ini telah digunakan oleh Chevrolet.
Gambar 1. Bahan Bakar Diesel Common Rail
(Sumber : Kaur, 2012)

2. Mesin Diesel 2 Langkah


Mesin diesel dua langkah atau dikenal juga dengan dua tak sangat
dipengaruhi oleh proses pertukaran gas di dalam silinder yang disebut juga proses
pembilasan (scavenging). Prose pembilasan adalah proses pembersihan silinder dari
gas buang dan menggantikannya dengan udara pada mesin diesel atau
campuran udara-bahan bakar pada mesin bensin. Mesin dua langkah mempunyai siklus
hanya dalam dua gerakan piston (TMB-TMA-TMB) atau dalam satu putaran poros
engkol (crankshaft). Langkah isap dan langkah buang terjadi pada saat yang hampir
bersamaan, yaitu ketika piston berada di sekitar TMB.
Proses pemasukan udara atau campuran udara-bahan bakar segar ke dalam
silinder tidak dilakukan oleh gerakan isap piston seperti pada mesin 4-langkah, tetapi
bisa melalui mekanisme di ruang engkol atau dengan bantuan blower atau compressor
pada sistem yang terpisah. Selanjutnya gas buang didesak keluar silinder oleh udara
atau campuran udara-bahan bakar yang bertekanan.
Tentunya sebagian udara atau campuran udara-bahan bakar segar ada yang ikut
keluar bersama gas buang, inilah sebabnya mengapa mesin 2-langkah lebih boros
dibanding mesin 4-langkah, khususnya untuk mesin bensin. Pada mesin diesel hanya
udara saja yang digunakan untuk melakukan pembilasan, sehingga hanya ada kerugian
daya pembilasan. Sebaliknya secara teoritis mesin 2 langkah bisa menghasilkan daya
dua kali mesin 4-langkah untuk putaran, ukuran, serta kondisi operasi yang sama,
karena mesin 2-langkah bekerja dengan siklus dua kali mesin 4-langkah. Berdasarkan
hal di atas mesin 2-langkah lebih menguntungkan dipakai pada mesin diesel ukuran
besar atau pada mesin bensin ukuran kecil.
Gambar 1. Sistem Kerja Mesin Diesel 2 Langkah
(Sumber : Kaur, 2012)

3. Mesin Diesel 4 langkah


Mesin diesel empat langkah yang biasa disebut empat langkah ini prinsip
kerjanya adalah: udara murni dihisap ke dalam silinder melalui saluran masuk (intake
manifold) lalu dikompresikan oleh piston. Sehingga tekanan dan
termperaturnya naik. Pada akhir langkah kompresi bahan bakar mesin diesel
diinjeksikan ke dalam silinder melalui nozzle dalam tekanan tinggi. Proses ini
mengakibatkan terjadinya penyalaan dalam ruang bakar dan menghasilkan ledakan
yang akan mendorong piston. Gerak translasi piston yang dihasilkan oleh ledakan tadi
adalah sebuah gaya yang akan diteruskan ke poros engkol untuk dirubah menjadi gerak
rotasi. Gerak rotasi poros engkol yang terhubung dengan fly wheel mengakibatkan
piston terdorong kembali untuk menekan gas sisa pembakaran ke luar silinder melalui
saluran buang (exhaust manifold). Empat tahapan itu adalah sebagai berikut ; langkah
mengisap (intake stroke); langkah kompresi (compression stroke); langkah
menghasilkan tenaga (power stroke); dan langkah pembuangan (exhaust stroke).
keempat langkah ini berlangsung secara cepat dan terus menerus, sehingga
menghasilkan siklus kerja mesin.

Gambar 1. Sistem Kerja Mesin Diesel 4 Langkah


(Sumber : Kaur, 2012)
Pada mesin diesel awalnya hanya udara yang dipadatkan dengan rasio 15:01-
22:01 yang dimasukkan kedalam ruang pembakaran. Tekanan yang dihasilkan
biasanya berkisar 40 -bar (4.0 MPa ; 580 psi ) - bandingkan dengan 8 sampai 14 bar
( 0,80-1,4 MPa , 120-200 psi ) pada mesin bensin. Kompresi tinggi ini memanaskan
udara sampai 550°C (1.022°F). Pada bagian atas kompressor, bahan bakar diinjeksikan
langsung ke udara yang dipadatkan tersebut.
Hal ini mungkin menyebabkan (toroidal) kekosongan atau kehampaan di
bagian atas piston (tergantung pada desain mesin). Mesin asli Diesel menginjeksikan
bahan bakar dengan bantuan udara bertekanan, yang mengatomisasi bahan bakar dan
memaksa bahan bakar masuk dalam ruang bakar
melalui nosel (menggunakan prinsip yang sama dengan semprotan aerosol). Bukaan
nosel ditutup oleh katup yang dikontrol oleh camshaft untuk mengawali injeksi bahan
bakar sebelum titik mati atas/top dead centre. Menggunakan 3 tahap kompresor
memang memakan tenaga namun efisiensi dan output tenaga bersih yang dihasilkan
diatas mesin pembakaran lainnya pada waktu itu.
Mesin diesel saat ini menggunakaan tekanan sangat tinggi dengan pompa
mekanik dan menekan bahan bakar dengan injektor tanpa udara bertekanan. Dengan
diesel injeksi langsung, injektor akan menyemprot bahan bakar melalui 4-12 orifice
kecil pada noselnya. Mesin diesel injeksi generasi awal selalu mempunyai pembakaran
awal tanpa kenaikan tekanan yang drastis ketika pembakaran. Saat ini riset sedang
dilakukan untuk menggunakan lagi beberapa bentuk injeksi udara desain asli Rudolf
Diesel untuk mengurangi polusi nitrogen oksida. Pada semua mesin diesel, mesin
diesel modern selalu mengacu pada desain asli Rudolf Diesel, di mana bahan bakar
menyala melalui kompresi tinggi.
Injeksi bahan bakar harus disemprotkan secara merata, panas udara di dalam
kabin kemudian akan membuat tetesan bahan bakar ini berubah menjadi uap dan
membakarnya pada saat telah menjadi uap. Pengapian tidak akan terjadi langsung
karena proses penguapan tersebut. Setelah terjadi pembakaran, suhu akan meningkat
drastis diatas piston dan mendorong piston kebawah untuk memasok tenaga ke
crakshaft. Karakteristik mesin diesel adalah suara letupan yang terjadi ketika uap
bahan bakar terbakar dan menyebabkan peningkatan mendadak tekanan di atas piston.
Setelah terjadi pembakaran, suhu akan meningkat drastis diatas piston dan pemuaian
akan mendorong piston untuk
memasok tenaga ke crakshaft. Tingkatana kompresi yang tinggi pada suatu mesin
diesel akan memungkinkan pembakaran berlangsung tanpa sistem pengapian terpisah,
rasio kompresi yang tinggi juga sangat meningkatkan efisiensi mesin. Peningkatan
rasio kompresi dalam mesin busi mana bahan bakar dan udara dicampur sebelum
masuk ke silinder dibatasi oleh kebutuhan untuk mencegah rusaknya ruang
pencampuran.
Apabila hanya udara yang dikompresikan ke dalam mesin diesel tanpa
campuran bahan bakar, maka ledakan tidak akan menjadi masalah dan rasio kompresi
bisa menjadi jauh lebih tinggi. Mesin diesel diproduksi dalam versi dua
stroke (tak atau silinder) dan empat stroke. Untuk aplikasi generator listrik, komponen
penting dari mesin diesel adalah governor, yang mengontrol suplai bahan bakar agar
putaran mesin selalu pada putaran yang diinginkan. Apabila putaran mesin turun
terlalu banyak kualitas listrik yang dikeluarkan akan menurun sehingga peralatan
listrik tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya.
Sedangkan apabila putaran mesin terlalu tinggi maka dapat mengakibatkan over
voltage yang bisa merusak peralatan listrik. Mesin diesel modern menggunakan
pengontrolan elektronik canggih untuk mencapai tujuan ini melalui modul kontrol
elektronik (ECM) atau unit kontrol elektronik (ECU) yang merupakan komputer dalam
mesin. ECM/ECU menerima sinyal kecepatan mesin melalui sensor dan menggunakan
algoritma dan mencari tabel kalibrasi yang disimpan dalam ECM atau ECU, dia
mengontrol jumlah bahan bakar dan waktu melalui aktuator elektronik atau hidraulik
untuk mengatur kecepatan mesin.

4. Proses Pembakaran Mesin Diesel


Pada waktu nozle injektor mulai menginjeksikan bahan bakar maka akan
terjadi proses yang disebut dengan keterlambatan antara awalnya penyemprotan
dengam mulainya bahan bakar terbakar (A-B) atau sepanjang daerah pembakaran
tertunda. Jika dimulainya awal penyemprotan bahan bakar oleh injector pada titik A
yaitu pada akhir langkah kompresi maka bahan bakar dan udara tidak segera akan
terbakar pada titik A tersebut akan tetapi awalnya pembakaran terjadi pada titik B,
injektor terus menyemprotkan bahan bakar sampai piston melewati TMA (titik mati
atas) setelah langkah kompresi atau awal langkah usaha.
4.1. Pembakaran tertunda (Ignition Delay) (A-B)
Tahap ini merupakan persiapan sebelum terjadinya pembakaran. Bahan bakar
disemprotkan (mulai dari titik A) oleh injektor berupa kabut ke udara panas dalam
ruang bakar dan bercampur di dalam silinder sehingga menjadi campuran yang mudah
terbakar. Pada tahap ini bahan bakar belum terbakar atau dengan kata lain pembakaran
belum dimulai. Pembakaran akan mulai pada titik B. Peningkatan tekanan terjadi
secara konstan karena piston terus bergerak ke TMA. 4.2 Rambatan Api (B-C)
Campuran udara dan bahan bakar yang mudah terbakar telah terbentuk dan
merata di seluruh bagian dalam silinder. Awal pembakaran mulai terjadi di beberapa
bagian dalam silinder. Pembakaran ini berlangsung sangat cepat sehingga terjadilah
letupan (explosive). Letupan ini berakibat tekanan dalam silinder meningkat dengan
cepat pula. Akhir tahap ini disebut tahap pembakaran letupan.
4.3. Pembakaran langsung (C-D).
Nozzle Injektor pada mesin diesel akan terus melakukan proses untuk
menyemprotkan bahan bakar dan berakhir pada titik D. Karena injeksi bahan bakar
terus berlangsung maka tekanan beserta suhu tinggi akan terus berlanjut di dalam
silinder. Akibatnya, bahan bakar yang di semprotkan akan langsung terbakar oleh
panas. (Titik D adalah tekanan maksimum yang dicapai dalam proses pembakaran
tersebut). Pembakaran dikontrol oleh jumlah bahan bakar yang disemprotkan, sehingga
tahap ini dapat disebut juga tahap pengontrolan pembakaran.
4.4. Pembakaran lanjutan (D-E).
Pada suatu siklus mesin diesel di titik D, injeksi bahan bakar pada mesin diesel
sudah berhenti, namun bahan bakar belum terbakar seluruhnya. Pada periode (dari titik
D-E) ini sisa bahan bakar dan udara yang belum terbakar diharapkan akan terbakar
seluruhnya. Apabila tahap ini terialu panjang akan menyebabkan suhu gas buang
meningkat dan efisiensi pembakaran menjadi berkurang berkurang.

Gambar 1.Diagram Pembakaran Motor Diesel


Sumber : (Rahmat Hidayat, 2015)
5. Perbedaan Desain Mesin Dua Tak dengan Mesin Empat Tak

Pada mesin dua tak, sekali pembakaran terjadi dalam satu putaran penuh pada
poros engkol (crankshaft), sedangkan pada mesin empat tak, sekali proses pembakaran
terjadi dalam dua putaran penuh pada poros engkol. Mesin empat tak memerlukan
mekanisme katup (valve mechanism) dalam bekerjanya untuk membuka dan menutup
lubang pemasukan dan pembuangan, sedangkan pada mesin dua tak tidak
membutuhkan katup. Piston dan ring piston berfungsi untuk menbuka dan menutup
lubang pemasukan dan pembuangan.
Pada awalnya, mesin dua tak tidak dilengkapi dengan katup, namun dalam
perkembangannya katup satu arah (one way valve) akan dipasang di antara ruang bilas
dan karburator untuk menjaga agar gas yang sudah masuk ke dalam ruang bilas tidak
dapat masuk kembali ke karburator dan menjaga tekanan dalam ruang bilas secara
ketat saat piston mengkompresi ruang bilas. Lubang pemasukan dan lubang
pembuangan pada mesin dua tak terdapat pada dinding silinder, sedangkan pada mesin
empat tak terdapat pada kepala silinder (cylinder head). Ini adalah alasan utama yang
membuat mesin 4 tak tidak menggunakan oli samping.
Seperti halnya padasuatu mesin diesel pada kendaraan motor bensin maka ada
motor diesel 4 langkah dan 2 langkah, dalam aplikasinya pada sektor
otomotif/kendaraan kebanyakan dipakai motor diesel 4 langkah. Pada mesin diesel 4
langkah, katup masuk dan buang digunakan untuk mengontrol proses pemasukan dan
pembuangan gas dengan membuka dan menutup saluran masuk dan buang.

6. Keuntungan dan Kerugian Mesin Diesel


Kelebihan Motor Diesel dibandingkan dengan motor Bensin adalah
pemakaian bahan bakar lebih hemat, karena efisiensi panas lebih baik, daya tahan lebih
lama dan gangguan lebih sedikit, karena tidak menggunakan sistem pengapian, dan
operasi pada diesel lebih mudah dan cocok untuk kendaraan besar, karena variasi
momen yang terjadi pada perubahan tingkat kecepatan lebih kecil.
Di samping itu motor diesel memiliki kerugian, yaitu suara dan getaran yang
timbul lebih besar (hampir 2 kali) daripada motor bensin. Hal ini disebabkan tekanan
yang sangat tinggi (hampir 60 kg/cm2) pada saat pembakaran. Bobot per satuan daya
dan biaya produksi lebih besar pada mesin diesel, karena bahan dan konstruksi lebih
rumit untuk rasio kompresi yang tinggi. Pembuatan pompa injeksi lebih teliti sehingga
perawatan lebih sulit dibandingkan dengan mesin bensin. Pada mesin diesel juga
memerlukan kapasitas baterai dan motor starter yang besar agar dapat memutar poros
engkol dengan kompresi yang tinggi. Sekalipun mesin diesel memiliki kekurangan
dalam hal kebisingan dibandingkan mesin bensin. Mesin diesel menjadi pilihan banyak
pengguna motor bakar untuk kendaraannya.

7. Kelengkapan Mesin Diesel


7.1 Cylinder Block dan Cylinder Liner
Cylinder block terbuat dari besi tuang dan berfungsi untuk dudukan
komponen-komponen mesin dan terdapat water jacket untuk tempat aliran air
pendingin. Cylinder liner adalah silinder yang dapat dilepas cylinder liner dibagi
menjadi 2 tipe yaitu dry type dan wet type. Pada cylinder head, ruang bakar mesin
diesel lebih kecil dari ruang bakar mesin bensin dan konstruksi lebih rumit karena
perbandingan kompresinya lebih tinggi. Pada mesin diesel terdapat suatu alat yaitu
cylinder head yang terbuat dari bahan berupa besi tuang dan berfungsi sebagai
dudukan mekanisme katup, injektor dan glow plug juga sebagai ruang bakar.
7.2 Katup
Katup terbuat dari baja khusus (special steel). karena katup berhubungan
dengan tekanan dan temperatur tinggi. Pada umumnya katup masuk lebih besar dari
katup buang. Agar katup menutup rapat pada dudukannya, maka permukaan sudut
katup (valve face angle) dibuat pada 44,5° atau 45,5°. Pegas katup (valve spring)
digunakan untuk menutup katup. Pada umumnya mesin menggunakan 1 pegas untuk
tiap katup- nya, tetapi ada juga yang menggunakan 2 pegas.
Penggunaan pegas yang jarak pitch-nya berbeda (uneven pitch spring) atau
pegas ganda (double spring adalah untuk mencegah katup melayang. Katup melayang
adalah gerakan katup yang tidak seirama dengan gerakan cam saat putaran tinggi.
Pegas dengan jarak pitch berbeda tipe asymetrical dipasang dengan bagian yang lebih
reng- gang pada posisi atas. Dudukan katup (valve seat) dipasang dengan jalan dipres
pada kepala silinder. Valve seat berfungsi untuk dudukan katup sekaligus
memindahkan panas dari katup ke kepala silinder.
Dudukan katup terbuat dari baja khusus tahan panas dan aus. Lebar
persinggungan katup ada- lah 1.2 – 1,8 mm. Bushing penghantar katup terbuat dari
besi tuang dan berfungsi untuk mengarahkan katup agar duduk tepat pada valve seat.
Gerakan katup yang tidak lembut atau batang katup yang macet pada bushing
penghantar katup disebut katup macet (valve stinking). Oil seal berfungsi untuk
mencegah oli mesin masuk ke ruang bakar melalui bushing katup, bila oil seal rusak
akan menyebabkan oli masuk ke dalam ruang bakar, akibatnya oli menjadi boros.
Biasanya lebih mudah masuk ke ruang bakar melalui katup masuk. Gasket kepala
silinder (cylinder head gasket) letaknya antara blok silinder dan kepala silinder,
fungsinya untuk mencegah kebo- coran gas pembakaran (kompresi), air pendingin dan
oli. Umumnya gasket terbuat dari gabungan karbon dan lempengan baja (carbon clad
sheet steel) atau steel laminated.

8. Aplikasi Mesin Diesel Pada Kehidupan Sehari-hari


Mesin diesel adalah sejenis mesin pembakaran dalam; lebih spesifik lagi,
sebuah mesin pemicu kompresi, dimana bahan bakar dinyalakan oleh suhu tinggi gas
yang dikompresi, dan bukan oleh alat berenergi lain (seperti busi). Seorang penemu
atau peneliti bernama street melakukan penelitiannya,. Perkembangan motor
pembakaran dalam(ICE) pada tahun 1794. hasil dari perkembangan tersebut adalah
motor diesel sekarang. Selanjutnya dikembangkan oleh seorang insinyur muda
berkewarganegaraan perancis yang bernama Sadi Carnot pada tahun 1824.
Idenya dijadikan dasar dalam perkmbangan motor diesel. Dia menyatakan
bahwa udara murni yang dimampatkan tersebut dengan perbandingan 15:1 akan
menghasilkan udara yang panas untuk menyalakan kayu kering. Udara yang digunakan
untuuk pembakaran motor hendaknya dikompresikan dengan perbandingan yang besar
sebelum dinyalakan. Dia juga menyatakandan mengungkapkansuatu ide yaitu bahwa
dinding silinder hendaknya didinginkan, karena panas dari dari pembakaran akan
mempengaruhi kinerja motor. Pada tahun
1876 Dr. Nickolas Otto mebuat konstruksi motor pembakaran dalam 4 langkah yang
menggunakan bahan bakar bensin menggunakan penyalaan api.
Pada tahun 1892 seorang insinyur muda berkewarganegaraan german yang
bernama Dr. Rudolf Diesel berhasil membuat motor penyalaan kompresi
menggunakann bahan bakar serbuk batu bara menggunakan prinsip penyalan bahan
bakar dan udara. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa mesin diesel adalah
mesin yang mengubah kimia menadi energi melalui pembakaran. Energi yang
dihasilkan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut ini akan dijelaskan salah satu pemanfaatan energi mesin diesel. Dengan
perkembangan sistem pompa injeksi bahan bakar yang benar-benar dapat disebut mini
oleh seorang penemu yang berkewarganegaraan german bernama Robert Bosch pada
tahun 1927 membebaskan motor diesel dari masalah memakan tempat. Sistem injeksi
pompa Robert Bosch yang ukurannya mini dari karburator, beratnya ringan dan
governer yang menyatu (built-in) sehingga tidak ada lagi sistem pengabutan udara
yang banyak makan tempat untuk kompresor,pipa-pipa dan pengontrol klep. Pompa
injeksi motor diesel dapat diatur sesuai pembebanan.
Sedangkan suatu kondisi kecepatan pada mesin diesel yaitu misalnya motor
dapat atau lebih baik dari karburator motor bensin. Dengan perkembangan pompa
rotari yang lebih kecil penampilannya juga bobotnya yang lebih ringan yang
dikembangkan oleh Vernon Rosa pada tahun 1950-an. Motor diesel akhirnya
memasuki perkembangan pemakaian dan pemasaran yang lebih luas.
Perkembangan lain dari motor diesel adalah dengan penambahan sebuah
turbocarjer yaitu alat untuk memasukkan (memompakan) udara kedalam saluran
masuk (intakemanifold). Pompa turbocarjer ini digerakkan oleh gas buang yang
kedalam turbocarjer tersebut. Dengan adanya turbocarjer ini maka akan menurunkan
asap gas buang. Akhirnya motor diesel seperti ini keadaanya sekarang menjadi motor
yang benar-benar efisien, ringan dan bebas polusi udara.
8.1. Mesin Diesel 4 Tak (Mesin Genset)
Mesin ini berfungsi sebagai penghasil listrik saat terjadi pemadaman
mendadak. Prinsip dasar kerja mesin ini yaitu saat bekerja mesin diesel yang ada pada
genset memutar generator yang ada pada genset tersebut. Hasil dari
pemutaran tersebut menghasilkan energi listrik. Kemudian energi listrik yang
dihasilkan diatur keluaran atau outputnya agar stabil saat dipakai. Berikut ini akan
dijelaskan bagaimana cara kerja mesin genset, yaitu yang pertama Genset (Generating
Set Supply) bekerja 10 detik ketika listrik padam, 10 detik sesudahnya tenaga listrik
diswitch ke genset, saat itu lampu bisa nyala kembali.
Cara kerja generator genset yang memberikan supply listrik setelah 20 detik
ini ditopang oleh AVR (Automatic Voltage Regulator). Di dalam AVR, ada Mutual
Reactor (MT) yaitu semacam trafo jenis CT (Current Transformer) yang menghasilkan
arus listrik berdasarkan besaran arus beban yang melaluinya (secara rangkaian seri).
Arus listrik yang dihasilkan ini digunakan untuk memperkuat medan magnet pada
belitan rotor. Sehingga untuk beban yang besar, arus yang dihasilkan juga besar
(rumus: V=IxR, dimana Vp/Vs=Ip/Vp dan P=IxV).
Namun untuk menjaga kestabilan AVR tidak hanya dengan AVR saja, genset
juga dilengkapi system governor untuk menjaga kestabilan RPM (Rotation Power
Momentum) nya sehingga bisa dihasilkan frekuensi putaran yang stabil pada saat ada
atau tidak ada beban, hal ini bisa dilakukan dengan mengatur supply BBM pada genset.
Aplikasi lain yang menggunakan mesin diesel yaitu kendaraan bermotor seperti bus,
mobil serta alat transportasi lainnya. Mesin diesel juga dipakai untuk pembangkit
listrik yang menghsilkan tegangan dalam jumlah besar.

Gambar 1. Mesin Genset

Sumber : (Rahmat Hidayat, 2015)

Mesin diesel juga dikenal sebagai mesin kompresi (compression) adalah


sebuah mesin pembakaran internal yang menggunakan panas kompresi untuk memulai
pengapian dan membakar bahan bakar yang telah disuntikkan ke dalam
ruang pembakaran. Ini berbeda dengan mesin busi seperti mesin bensin atau mesin gas,
yang menggunakan busi untuk menyalakan campuran udara-bahan bakar.
Pada suatu system di mesin motor diesel tidak diperlukan sistem
pengapian seperti halnya pada berbagai aplikasi yang ada pada system motor bensin,
namun dalam motor diesel hanya diperlukan suatu sistem injeksi bahan bakar yaitu
yang berupa suatu peralatan misalnya alat pompa injeksi (injection pump) dan
pengabut (injector) serta perlengkapan bantu lain untuk proses. Bahan bakar yang
disemprotkan harus mempunyai sifat dapat terbakar sendiri (self ignition). Mesin diesel
memiliki efisiensi termal tertinggi dari jenis-jenis mesin lainnya karena rasio kompresi
yang sangat tinggi. Mesin diesel kecepatan rendah (seperti yang digunakan dalam
kapal dan aplikasi lain di mana berat mesin secara keseluruhan relatif tidak penting)
dapat memiliki efisiensi termal yang melebihi 50%.

8.2. Mesin Diesel 4 Tak (Mesin Mobil)

Ada tiga tipe mesin diesel yang saat ini digunakan pada mesin mobil, yaitu:
1. Indirect Injection Diesel (IDI)
Mesin diesel Indirect Injection sudah banyak digunakan pada mesin mobil diesel
dengan kapasitas rendah dibawah 3.000 cc seperti truk kecil, mobil SUV ataupun
mobil niaga sedang. Ciri-ciri mesin ini adalah ada dua ruang pembakaran.
Ruang bakar yang pertama adalah “main combustion chamber” yang terletak diatas
piston dan yang kedua adalah “pre-combustion chamber” yang letaknya ada di
dalam ruang bakar. Keduanya saling terhubung oleh sebuah chanel.
Pembakaran terjadi di dalam “pre-combustion chamber” karena didalamnya terdapat
injektor. Setelah pembakaran terjadi barulah gas akan dibakar di dalam “main
combustion chamber” yang terletak di atas piston.
Namun mesin diesel tipe ini sudah tidak digunakan lagi pada mesin diesel produksi
terbaru karena efisiensi dan emisi tidak terlalu baik. Perbedaannya dengan mesin
diesel tipe lain adalah terdapatnya komponen busi pijar yang selalu ada pada mesin
diesel tipe Indirect Injection.
2. Direct Injection Diesel (DI)
Mesin diesel tipe Direct Injection bisa dikatakan lebih baik dari tipe sebelumnya
karena desainnya lebih praktis. Hanya memiliki satu ruang bakar diatas piston yang
terletak di cekungan di atas piston. Mesin diesel tipe ini tidak membutuhkan busi
pijar dan injektor akan langsung dimasukkan ke bagian dalam ruang bakar melalui
kepala silinder bagian atas.
Apabila dibandingkan dengan tipe sebelumnya, mesin diesel Direct Injection
memiliki tenaga yang jauh lebih baik dan lebih efisien serta emisi yang lebih
terjaga. Perbedaanya dengan mesin diesel tipe lain adalah lokasi injektor yang
terletak di pusat kepala silinder. Pada umumnya mobil seperti truk tronton atau bus
sudah menggunakan mesin diesel Direct Injection ini.
3. Common Rail Direct Injection (CRDI)
Mesin diesel tipe Common Rail Direct Injection (CRDI) adalah teknologi terbaru
yang sudah mulai digunakan di mobil SUV keluaran terbaru. Biasanya ditandai
dengan stiker label CRDI atau VCDI yang tertempel.
Berbeda dengan kedua tipe yang sudah disebutkan di atas, sistem kerja CRDI mirip
dengan sistem EFI pada mobil bensin, menggunakan teknologi dengan basis
komputer untuk menentukan volume solar dari injektor.
Mirip dengan Direct Injection, mesin CRDI menggunakan satu ruang bakar dengan
injektor yang letaknya tepat di atas piston. Mesin diesel tipe ini menggunakan busi
pijar. Perbedaanya dengan mesin diesel tipe lain adalah terdapatnya komponen fuel
rail, yang merupakan sebuah pipa besi dan terhubung ke semua injektor.  Fuel
rail letaknya berada di dekat injector. Mobil diesel keluaran terbaru sudah
menggunakan teknologi yang satu ini, karena memiliki banyak kelebihan seperti
bahan bakar yang sangat ekonomis, tenaga besar dan emisi lulus EURO 3.
8.3 Mesin Diesel 2 Tak (Mesin Penggerak Kapal Laut)

Selama ini, kita tahu mesin diesel itu biasanya menggunakan sistem 4 tak. Tapi apa
kalah kalian tahu bahwa ternyata mesin diesel juga ada yang 2 tak. Rata – rata  mesin
diesel  ini digunakan sebagai motor penggerak baling-baling kapal. Mesin diesel
pada kapal umumnya menggunakan sistem 2 tak, motor diesel 2 tak memiliki
kelebihan pada sektor torsinya yang lebih besar dibandingkan motor diesel 4 tak.
Mengapa? Karena sesuai namanya, motor diesel 2 tak hanya memiliki dua langkah
untuk satu kali siklus. Artinya dalam satu kali putaran engkol, pasti selalu terjadi
pembakaran. Kalau dibandingkan mesin diesel 4 tak yang memiliki 4 langkah
(butuh dua kali putaran engkol untuk terjadi satu pembakaran) maka hasilnya akan
lebih besar yang 2 tak. Efeknya, ada pada konsumsi solar. Mesin diesel 2 tak
memiliki konsumsi solar 2 kali lebih boros dibandingkan mesin diesel 4 tak meski
kapasitas keduanya dibuat sama. eberapa merek sepeda motor dan mobil di
Indonesia ternyata juga menjual on board machine (OBM) atau mesin tempel untuk
penggunaan di laut. Jika ditilik lebih detail, ternyata antara obm dan mesin mobil
tidakberbedajauh.
Di dalamnya masih menggunakan proses internal combustion engine (ICE), yakni
pembakaran bahan bakar untuk menggerakkan piston yang akhirnya menghasilkan
tenaga untuk memutar propeller (baling-baling). "Perbedannya terletak di  lay
out  piston. Kalau mobil, posisi piston biasanya berdiri, kalau di kapal OBM
posisinya tidur atau horizontal," ujar Leo Wijaya beberapa waktu lalu. Selain itu
perbedaan terletak di kualitas komponen. Mengingat OBM termasuk mesin dengan
kinerja tinggi. "Putaran mesin mobil biasanya di sekitar 1.500-3.000 rpm, kemudian
ada transmisi yang bermain sehingga putaran mesin menurun. Berbeda dengan
mesin OBM yang secara konstan bekerja, jika 4.000 rpm maka akan terus segitu."
Pengembangan mesin OBM juga dilakukan oleh Suzuki sehingga menghasilkan
mesin baru. Terakhir Suzuki Indonesia menghadirkan DF325A. Penggunaan mesin
berkekuatan besar ini diklaim Suzuki cocok keperluan transportasi dan pariwisata.

DAFTAR PUSTAKA
Barad, S. 2012. Proses Injeksi Pada Sistem Mesin Diesel. (Online) http://
http://repository.usu.ac.id/jspui/hjdfkmdsm/1234589/13752/2/B07rua.
Dahani. 2014. Karateristik Biodiesel Pada Mesin Motor Berbahan Bakar Biodiesel. Jurnal
Teknik Kimia Universitas Diponegoro.
Ghalih, P. 2011. Aplikasi Mesin Diesel Pada Kehidupan sehari-hari. (Online)
http://repository.usu.ac.id/2896/html.
Mattingly, Jack.D. Element of Propulsion : Gas Turbine and Rockets. Reston, Virginia : The
American Institute of Aeronautics, Inc. 2006
Narimo, E. 2012. Pengujian Energi Terbarukan Pada Mesin Motor Diesel. Jurnal Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.
Richard VB and Fred Schafer Internal Combustion Engine Handbook, Vieweg Verlag, Germany,
2002
Ulrich, Karl T dan Steven D Eppinger. 2001. Perancangan dan Pengembangan Produk
(Terjemahan oleh Nora Azmi dan Iveline Anne Marie). Jakarta: Salemba Teknika.

Anda mungkin juga menyukai