Print ME Nebis Edited

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 18

III.

ALASAN NEBIS IN IDEM

1. Bahwa Majelis Hakim Judex factie dan judex Juris Telah memutuskan Harta pemohon
PK Selaku Objek Hukum BB No. 829-909 (Yang di perkara baru ini dirubah menjadi
BB no.386-394 dan BB no.396-460 ) Tidak Berhubungan dengan TPPU M. Akil
Mochtar dan Majelis Hakim Menolak Tuntutan JPU KPK agar Dirampas Untuk
Negara karena tidak terbukti adanya unsur penyertaan dan tidak terbukti Adanya
unsur penitipan dengan Perbuatan M. Akil Mochtar (Tidak Terbukti TPPU
bersama-sama M. Akil Mochtar).

A. Tidak terbukti adanya Unsur Penyertaan Dengan Perbuatan Terdakwa M.


Akil Mochtar.
Sebagaimana diuraikan dalam halaman (Alat Bukti Nomor 07 Fhoto Copy putusan
Pengadilan tipikor pada pengadilan Negeri Jakarta pusat
no.10/Pid.Sus.TPK/2015/PN.Jkt.Pst , halaman 1,1299 s/d 1300,1545 1546). Yang
dikuatkan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 63/Pid/TPK/2014/PT.DKI tanggal 12
November 2014 dan Dikuatkan Mahkamah Agung RI No. no.336K/Pid.Sus/2015
tanggal 23 Pebruari 2015 atas perkara M. Akil Mochtar (Untuk selanjutnya Dalam
memori Peninjauan kembali (PK) ini disebut sebagai PERKARA LAMA).

“Menimbang, Bahwa sebagaimana telah dipertimbangkan Majelis Hakim dalam


unsur “Menempatkan, Mentransfer, Mengalihkan, Membelanjakan,
Membayarkan, Menghibahkan, Menitipkan, Membawakan ke luar negeri,
Mengubah bentuk, Menukarkan dengan mata uang, atau surat berharga atau
perbuatan lain atas harta kekayaan.” Di atas, Majelis Hakim tidak
menemukan adanya hubungan kausalitas antara harta kekayaan yang
dikelola Muhtar Ependy dengan perbuatan terdakwa. Selain Muhtar
Ependy mentransfer uang sejumlah Rp3.866.122.800,- (Tiga Milyar Delapan
Ratus Enam Puluh Enam Juta Seratus Dua Puluh Dua Ribu Delapan Ratus
Rupiah) ke rekening CV. RATU SEMAGAT dan juga diduga memberikan uang
tunai terdakwa, tidak ditemukan alat bukti yang meyakinkan Majelis Hakim
bahwa harta kekayaan yang dikelola Muhtar Ependy adalah harta kekayaan
terdakwa yang dititipkan kepada Muhtar Ependy. Sepanjang harta kekayaan
Muhtar Ependy, Majelis Hakim berpendapat, secara yuridis hal ini menjadi
tanggung jawab pribadi Muhtar Ependy. Terdakwa tidak dapat dimintakan
tanggungjawab terhadap harta kekayaan yang tidak dikuasainya.” Menimbang,
Bahwa dengan demikian unsur “Penyertaan” tidak terpenuhi menurut
hukum.

B. Tidak terbukti adanya Unsur Penitipan Dengan Perbuatan Terdakwa M. Akil


Mochtar.
Diuraikan dalam halaman (surat Bukti Nomor 08 Fhoto Copy putusan Pengadilan
tipikor pada pengadilan Negeri Jakarta pusat no.10/Pid.Sus.TPK/2015/PN.Jkt.Pst ,
halaman 1,1286 s/d 1287,1545 1546).
“Menimbang, bahwa dalam surat dakwaannya Jaksa Penuntut Umum
mendakwa terdakwa telah menitipkan uang sejumlah 35 Milyar yang berasal
dari pemberian uang dalam kaitannya dengan perkara sengketa Pilkada di
kabupaten Empat Lawang dan Kota Palembang kepada Muhtar Ependy untuk
dikelola. Namun berdasarkan keterangan saksi-saksi, keterangan terdakwa dan
barang bukti yang ditunjukan di persidangan, Muhtar Ependy telah mentransfer
uang sejumlah Rp 3.866.122.800,- ke rekening CV. RATU SAMAGAT. Selain
itu Muhtar Ependy juga diduga memberi uang secara tunai kepada terdakwa.
Namun berapa jumlahnya tidak terungkap dalam fakta persidangan. Demikian
juga dengan jumlah yang masih disimpan oleh Muhtar Ependy. Apakah uang
yang masih di tangan Muhtar Ependy merupakan uang titipan yang dikelola
Muhtar Ependy, hal ini juga tidak terungkap di persidangan. Kecuali hubungan
kedekatan antara terdakwa dengan Muhtar Ependy, tidak ditemukan alat
bukti yang meyakinkan Majelis Hakim bahwa harta yang dikelola Muhtar
Ependy adalah kekayaan terdakwa yang dititipkan kepada Muhtar
Ependy sepanjang mengenal harta kekayaan Muhtar Ependy, Majelis
Hakim berpendapat secara yuridis hal ini menjadi tanggungjawab pribadi
Muhtar Ependy. Terdakwa tidak dapat dimintakan tanggungjawab
terhadap harta kekayaan yang tidak dikuasainya.”

C. Telah ada putusan yang berkekuatan hukum tetap dan bersifat positif seperti
menolak gugatan atau mengabulkan.

Bahwa HARTA Pemohon PK selaku objek hukum dan Pemohon PK selaku subjek
Hukum telah memperoleh putusan yang berkekuatan hukum tetap (Inkracht Van
Gewisjsde) Seperti Menolak tuntutan ;

a. Majelis hakim pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada pengadilan negeri


jakarta pusat no.10/Pid.Sus/2015/PN.Jkt.Pst tanggal 30 Juni 2014 memutuskan
menyatakan bahwa:
 MENOLAK TUNTUTAN Penuntut Umum KPK ; Pemohon PK tidak
terbukti melakukan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU ) (Alat
bukti 09)
 MENOLAK TUNTUTAN Penuntut Umum KPK ; Harta Pemohon PK
BB No.829-909 (Yang di perkara baru ini dirubah JPU KPK menjadi
BB no.386-394 dan BB no.396-460 Agar terlihat beda Objek Hukum nya
untuk menghindari Azas Ne Bis In Idem) tidak dirampas untuk negara
(Alat bukti 10)
b. Majelis hakim di tingkat banding pada Pengadilan Tinggi Tindak Pidana
Korupsi putusan no.63/Pid/TPK/2014/PT.DKI tanggal 12 November 2014
memutuskan:
"Menguatkan putusan pengadilan tindak pidana korupsi pada Pengadilan
Negeri Jakarta pusat no.10/Pid.Sus/2015/PN.Jkt.Pst tanggal 30 Juni 2014
(Alat bukti 11)
Dan Harta Pemohon PK BB no.829-909 tidak dirampas untuk negara (Alat
bukti 12)

c. Majelis Hakim Agung di tingkat kasasi Mahkamah Agung RI no.


336K/Pid.Sus/2015 tanggal 23 Februari 2015 memutuskan :
 Menolak Permohonan kasasi dari pemohon I : Penuntut Umum pada
KPK (Alat bukti 13)
 Dan Harta Pemohon PK BB No.829-909 tidak dirampas untuk negara
(Alat bukti 14)

2. Putusan diatas telah di insafi dengan kesadaran dan Pengakuan sendiri oleh JPU
KPK, dimana JPU KPK sependapat dan setuju dengan pertimbangan Hakim Ketua
Majelis dan Hakim Anggota lainnya dalam putusan Mahkamah Agung Ri No.
no.336K/Pid.Sus/2015 tanggal 23 Pebruari 2015 halaman 517-518; ; "Bahwa terkait
penyitaan barang bukti mengacu pada Pasal 39 KUHAP, "jika barang bukti
tersebut diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana maka
barang bukti tersebut dirampas untuk negara" (Alat Bukti 15).
Berdasar Pasal 39 KUHAP dalam Amar Putusan tersebut membuktikan bahwa harta
Pemohon PK BB 829-909 (Yang di perkara baru ini dirubah menjadi BB no.386-394
dan BB no.396-460 ) bukanlah hasil Tindak Pidana Atau sebagai Hasil dari Tindak
pidana karena Tidak termasuk Dirampas Untuk Negara. Oleh karenanya maka Harta
Pemohon PK BB No. 829-909 tersebut harus Segera di kembalikan kepada Pemohon
PK Berdasatkan pasal UU No. 8 Tahun 1981 KUHPidana Pasal 46 ayat (2) Namun
sayang saat harta tersebut mau dikembalikan Dilapas Sukamiskin Bandung, ada oknum
pihak KPK meminta harta tersebut di bagi 2(dua) jika mau dikembalikan, tapi jika
melolak akan di tersangkakan lagi Agar dirampas (telah terbukti ancaman tersebut
dirampas diperkara baru ini).

3. Berdasarkan putusan dan Pertimbangan hukum tersebut diatas (poin 1), terbukti bahwa
harta milik Pemohon PK BB 829-909 (Yang di perkara baru ini dirubah menjadi BB
no.386-394 dan BB no.396-460 ) sudah Pernah di dakwa, di tuntut, diuji dan divonis
menjadi perkara lain Atau sudah Dijadikan Objek perkara dan sudah dipertimbangkan
dalam putusan Pengadilan TIPIKOR tersebut Serta Telah Memperoleh Kekuatan Hukum
Tetap (Inkracht) di PERKARA LAMA.

4. Apabila Harta Milik Pemohon PK BB No. 829-909 (Yang di perkara baru ini dirubah
menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460 ) dijadikan lagi Sebagai objek Perkara
dalam perkara TIPIKOR Baru, yaitu dalam Perkara No 14/Pid.SUS -TPK/2020/PT
DKI.tanggal 25 juni 2020 Juncto Pengadilan Negeri TIPIKOR No 96 /PID.
SUS/TPK/2019/PN.Jkt.Pst.tanggal 12 maret 2020. adalah bertentangan dengan
Hukum yang berlaku yaitu melanggar Azas Nebis In Idem (Untuk selanjutnya Dalam
memori Peninjauan kembali (PK) ini disebut sebagai PERKARA BARU)
Diuraikan dalam halaman (Alat Bukti Nomor 16 Fhoto Copy putusan Pengadilan tipikor
pada pengadilan Negeri Jakarta pusat no.96/Pid.Sus.TPK/2019/PN.Jkt.Pst, halaman
1,601,715,716).
" Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana, tentang Penyertaan yakni “orang yang
melakukan, yang menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan

Bahwa mengenai pengertian “penyertaan”sebagaimana dimaksud Pasal 55 ayat


(1) ke-1 KUHP dalam dakwaan Kedua, Majelis mengambil alih pertimbangan dalam
dakwaan Kesatu Pertama mengenai maksud “perbarengan” baik doktrin maupun
yurisprudensi sebagaimana telah Majelis pertimbangkan dalam membuktikan dakwaan
kesatu Pertama .

Menimbang, bahwa perbuatan Terdakwa Muhtar Ependy bersama-sama dengan


M. Akil Mochtar terhadap harta kekayaan berupa uang keseluruhan berjumlah
Rp26.427.000.000,00(dua puluh enam miliar empat ratus dua puluh tujuh juta rupiah)
dan USD816,000.00 (delapan ratus enam belas ribu dollar Amerika Serikat) tersebut,
berdasarkan fakta hukum yang terungkap dipersidangan terdapat kerjasama yang erat dan
diinsyafi antara Terdakwa Muhtar Ependy dengan M. Akil Mochtar untuk melakukan
tindak pidana pencucian uang

Menimbang, bahwa dari fakta hukum yang terungkap dipersidangan telah


terjadi kerjasama yang erat dan diinsyafi antara Terdakwa Muhtar Ependy dengan saksi
M. Akil Mochtar dalam upaya untuk menyembunyikan harta kekayaannya yang berasal
dari tindak pidana korupsi dengan cara ”menitipkan, menempatkan dan mentransfer harta
kekayaan” padahal uang yang dititipkan, ditempatkan dan ditransfer tersebut merupakan
hasil tindak pidana korupsi yang diterima M. Akil Mochtar bersama-sama dengan
Terdakwa Muhtar Ependy dari Romi Herton terkait perkara sengketa Pilkada di Kota
Palembang dan dari Budi Anton terkait sengketa pilkada empat lawang;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta – fakta yang telah Majellis


pertimbangkan Majelis meyakini unsur “ orang yang melakukan, yang menyuruh
melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan “ telah terpenuhi pada
perbuatan Terdakwa "

"Majelis Hakim memutuskan Bahwa Harta pemohon PK Selaku Objek Hukum BB


No. 829-909 (Yang di perkara baru ini dirubah menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-
460 ) berhubungan dengan TPPU M. Akil Mochtar" dan Majelis Hakim
Mengabulkan Tuntutan JPU KPK agar Dirampas Untuk Negara. ( Terbukti TPPU
bersama-sama M. Akil Mochtar )
(lampiran 01 dan 02)
5. Pertimbangan dan putusan Hukum yang diberikan oleh Majelis Hakim judex
factie dan judex Juris dalam surat bukti No 16 (poin 4 diatas) adalah bertentangan
dengan Hukum yang berlaku yaitu melanggar Azas Nebis In Idem Sesuai Amanah
Pasal 76 ayat(1)dan(2) KUHP dan SEMA mahkamah Agung RI no. 3 tahun 2002 Serta
pasal 18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia " Dimana Objek
Hukum dan Subjek Hukum yang sama dan telah diperkarakan tidak boleh di
Perkara 2 (dua) kali untuk menghindari putusan yang berbeda demi kepastian
hukum bagi pencari keadilan.

6. Bahwa dengan demikian Terdapat 2 (dua) Buah Pertimbangan Putusan hukum yg


bertentangan (Poin 1 dan poin 4 ) , atas objek perkara dan subjek perkara yang sama
Serta waktu dan tempat kejadian perkara sama serta kronologis perkara sama yang tidak
dibenarkan menurut hukum karena melanggar asas hukum ""nebis in idem. Sehingga
mengakibatkan Pemohon PK menjalani 2 (dua) putusan dalam perkara yang sama
Dengan Objek Hukum Dan subjek Hukum sama, tempus dan locus delicty sama, yang
telah menyalahi peraturan hukum, yaitu melanggar asas nebis in idem

7. Bahwa sangat jelas Penuntut Umum KPK mendalilkan / Dasar dalam Dakwaan dan
Tuntutan adalah mengenai Harta pemohon PK Selaku Objek Hukum BB No. 829-909
(Yang di perkara baru ini dirubah menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460 ) yang
sudah divonis dan Telah ada Putusan yang berkekuatan hukum tetap yang bukan
diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana. sesuai amanah
Pasal 39 KUHAP Yang telah diinsafi oleh JPU KPK. (seperti poin 2).

8. Bahwa Adanya kebohongan dari JPU KPK mendalilkan atau Menyatakan Bahwa Harta
Pemohon PK BB No. 829-909 (Yang di perkara baru ini dirubah penyidik KPK
menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460 Agar terlihat beda Objek Hukum nya untuk
menghindari Azas Ne Bis In idem) Selaku objek hukum dan Pemohon PK selaku
Subjek Hukum belum pernah di perkarakan dan Belum pernah di Vonis Majelis Hakim
(Alat bukti 17) Dan harus dituntut Ulang agar dirampas Untuk Negara yang ke -2 (dua)
kalinya (Alat bukti 18) Padahal;
a. FAKTA HUKUMNYA bahwa harta BB no. 829-909 sudah pernah di dakwa,
dituntut, diuji, dipertimbangkan dan divonis dan telah Menperoleh berkekuatan
Hukum tetap. ( Seperti Romawi III poin 01 huruf C dan huruf a Kecil sampai huruf
c kecil)
b. FAKTA HUKUMNYA bahkan JPU KPK sendiri telah mengisafi bahwa harta
Pemohon PK bukanlah hasil Tindak Pidana korupsi seperti poin No. 2 diatas.
c. FAKTA HUKUMNYA Bahkan JPU KPK sendiri tidak sependapat dengan Majelis
Hakim atas putusan judex factie dan judex Juris kenapa Harta Pemohon PK Ditolak
dirampas Untuk Negara dan Kenapa Pemohon PK tidak terbukti melakukan TPPU
bersama-sama M. Akil Mochtar. Sebagaimana uraian dibawah ini;
1. Penuntut umum KPK Berkeberatan dengan Pertimbangan Majelis
Hakim pada tingkat Judex Factie;
 Seharusnya terhadap barang bukti HARTA PEMOHON PK
tersebut diberikan amar dirampas untuk negara sebagaimana
tuntutan Jaksa Penuntut Umum.(Alat bukti 19)
 Dan Penuntut umum KPK meminta Majelis Hakim Banding Agar
HARTA PEMOHON PK di rampas untuk Negara (Alat bukti 20)

2. Penuntut umum KPK Berkeberatan dengan Pertimbangan Majelis


Hakim tingkat Banding ;
 Bahwa unsur "penyertaan" tidak terpenuhi menurut hukum. (Alat bukti
21).
 Bahwa tidak adanya unsur penitipan antara harta kekayaan yang dikelola
MUHTAR EPENDY dengan perbuatan Terdakwa M. Akil Mochtar.(Alat
bukti 22).
 Bahwa Harta Diamarkan terlampir dalam berkas perkara, (Alat bukti 23)
 Bahwa seharusnya Harta diberikan amar dirampas untuk negara
sebagaimana tuntutan Penuntut Umum (Alat bukti 24)
 Penuntut Umum minta agar majelis hakim memberi amar putusan
HARTA PEMOHON PK di rampas untuk negara.(Alat bukti 25)
 Penuntut Umum minta agar majelis hakim memberi amar putusan agar
Pemohon PK terbukti tppu bersama sama m. Akil Mochtar (Alat bukti
26).

3. KEBERATAN Penuntut umum KPK dengan Pertimbangan Majelis


Hakim Ditingkat Banding;
"Bahwa Penuntut Umum tidak sependapat dengan amar Majelis Hakim
terhadap barang bukti tersebut, karena asset yang disita dari MUHTAR
EPENDY tersebut jelas rnerupakan hasil dari Tindak Pidana Korupsi
yaitu terkait penerimaan terkait sengketa Pilkada Empat Lawang dan
Palembang di MKRI yang diberikan oleh BUDI ANTONI AL JUFRI
dan ROMI HERTON kepada Terdakwa M. AKIL MOCHTAR melalui
MUHTAR EPENDY sebagaimana telah kami uraikan dalam
pembahasan pertimbangan mengenai "penyertaan" dalam point 2
diatas sehingga seharusnya terhadap barang bukti tersebut diberikan
amar dirampas untuk negara sebagaimana tuntutan Jaksa Penuntut
Umum.Majelis Hakim dalam putusannya juga tidak memberikan
pertimbangan mengapa terhadap barang bukti berupa asset tersebut di
amarkan untuk terlampir dalam berkas perkara, sehingga dalam hal ini
Penuntut Umum berpendapat Majelis Hakim tidak cermat."(Alat bukti
27).

Dengan demikian apa yang di dalilkan oleh JPU KPK terdapat kebohongan
jika Harta Pemohon PK selaku Objek Hukum dan Pemohon PK selaku
subjek Hukum belum pernah didakwa, dituntut, diuji, disidangkan,
dipertimbangkan dan belum di vonis Majelis Hakim. Bahkan Telah ada
putusan yang berkekuatan hukum tetap dan bersifat positif seperti
menolak gugatan atau mengabulkan.

Sehingga sesuai amanat pasal 76 ayat(1)dan(2) KUHP dan SEMA


mahkamah Agung RI no. 3 tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39
tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Perkara baru ini telah Memenuhi
Unsur azas Nebis in Idem "Dimana Objek Hukum dan Subjek Hukum
yang sama dan telah diperkarakan tidak boleh di Perkara 2 (dua) kali
untuk menghindari putusan yang berbeda demi kepastian hukum bagi
pencari keadilan.

9. Bahwa dengan demikian baik harta Pemohon PK BB No. 829-909 sebagai obyek
Hukum dan Pemohon PK selaku Subjek Hukum SUDAH PERNAH DI DAKWA,
DITUNTUT, DIUJI, DISIDANGKAN DAN DI PERTIMBANGKAN SERTA
DIPUTUSKAN YANG BERKEKUATAN HUKUM TETAP Dalam perkara M. Akil
Mochtar, sehingga Jaksa Penuntut Umum dan Peradilan tidak lagi memiliki hak
sebagaimana yang telah di atur dalam PASAL 76 AYAT (1), (2) KUHP Untuk
mengulang perkara dengan Mendakwa, menuntut, Menguji, menyidangkan ,Menimbang
serta memutuskan vonis atas Harta Pemohon PK BB No. 829-909 dan Diri Pemohon PK
Dalam perkara baru Ini.

10. Bahwa dengan demikian berdasarkan SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG RI


No. 3 tahun 2002 . Tentang Penanganan Perkara yang berkaitan dengan Azas Nebis in
idem, Maka sudah sepatutnya tidak ada lagi peradilan terhadap Harta Pemohon PK
BB No. 829-909 selaku Objek Hukum dan Pemohon PK selaku SUBJEK HUKUM
atau setidaknya tidak ada putusan yang berbeda. Seperti poin 1 dan poin 4.

11. Bahwa dengan demikian berdasarkan UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA


Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dalam pasal 18 (5) , Maka sudah
sepatutnya tidak ada lagi peradilan terhadap Harta Pemohon PK BB No. 829-909
selaku Objek Hukum dan Pemohon PK selaku SUBJEK HUKUM.

12. Bahwa berdasarkan uraian diatas, Maka Putusan PERKARA BARU tidak dapat
dipertahankan lagi, oleh karena itu harus dibatalkan Oleh yang Mulia Majelis Hakim
Mahkamah Agung RI Karena telah Nebis In Idem. Karena peristiwa peradilan pidana
dalam PERKARA BARU ini yang menjadi alasan-alasan keberatan Pemohon PK
tersebut dalam putusan Mahkamah Agung pada tingkat Peninjauan Kembali (PK),
KELAK AKAN MENJADI YURISPRUDENSI;

13. Bahwa untuk menguji apakah PERKARA BARU memenuhi kreteria Ne Bis In
Idem. Pemohon PK juga mengutip pendapat 4 Ahli Hukum sebagai berikut :

A. BAPAK ASRIADI ZAINUDDIN, SH, MH ( Penanganan Perkara yang berkaitan


Dengan Azas Nebis In Idem, (Penerbit : Jurnal Al-Mizan Volume 10 Nomor, Juni
2014 Halaman 142) Terdapat 5 (lima) Kualifikasi suatu perkara dapat dinyatakan
nebis in idem yaitu ;

 Apa yang digugat dan diperkarakan sudah pernah diperkarakan.


 Telah ada putusan yang berkekuatan hukum tetap dan bersifat positif
seperti
 menolak gugatan atau mengabulkan
 Obyek yang sama
 Subyek yang sama
 Materi pokok yang sama

Bahwa Fakta hukum perkara baru ini telah Memenuhi 5 kualifikasi Nebis in
idem di atas Pemohon PK Uraikan di bawah ini;

a. Apa yang digugat dan diperkarakan sudah pernah diperkarakan.

a.1. Bahwa PERKARA LAMA dan PERKARA BARU Ini Bermula dari suatu
peristiwa hukum yang sama, Yaitu tentang Harta Pemohon PK Rp.
35.000.000.000,00 ( BB No.829-909 Yang di perkara baru ini dirubah menjadi
BB no.386-394 dan BB no.396-460) yang di peroleh dari pembayaran calon
walikota Palembang Romy Herton dan calon Bupati Empat lawang Budi Antoni
Aljufri.

a.2. Dimana perkara baru hanyalah pengulangan saja dari perkara lama yang sudah
pernah diperkarakan, Didakwa, dituntut, di uji dipersidangan dan telah
dipertimbangkan serta di Vonis INKRACH Oleh Majelis Hakim baik tingkat
Judex factie sampai Mahkamah Agung RI Dengan Objek Hukum dan subjek
hukum Serta kronologis peristiwa yang sama, perbuatan locus dan tempus delik
sama saksi-saksi sama, BAP para saksi sama, pengadilan yang mengadilipun
sama.
a.3. Pengulangan Persamaan perkara dimaksud di perlihatkan dalam tabel sebagai
berikut;

PERKARA LAMA PERKARA BARU


1 Bahwa JPU KPK telah mendakwa 1 Bahwa JPU KPK telah mendakwa
Pemohon PK (Subjek Hukum) Bersama- Pemohon PK (Subjek Hukum) Bersama-
sama M. Akil Mochtar didakwa sama M. Akil Mochtar didakwa
melakukan Perbuatan Tindak Pidana melakukan Perbuatan Tindak Pidana
Korupsi Tindak Pidana Pencucian Uang Korupsi Tindak Pidana Pencucian Uang
berkaitan dengan Penitipan uang berkaitan dengan Penitipan uang
sejumlah Rp.35.000.000,000,00 (Tiga sejumlah Rp.35.000.000,000,00 (Tiga
puluh lima milyar rupiah) yang berasal puluh lima milyar rupiah) yang berasal
dari pemberian Pihak pemohon yang dari pemberian Pihak pemohon yang
berperkara di MK terkait sengketa Pilkada berperkara di MK terkait sengketa Pilkada
di Kab. Empat lawang dan kota di Kab. Empat lawang dan kota
palembang(Alat bukti 28) palembang.(Alat bukti 29)
2 JPU KPK telah menuntut agar majelis JPU KPK telah menuntut agar majelis
Hakim dalam amar putusannya terhadap Hakim dalam amar putusannya terhadap
barang bukti Rp.35.000.000,000,00 (Tiga barang bukti Rp.35.000.000,000,00 (Tiga
puluh lima milyar rupiah) BB No.829- puluh lima milyar rupiah) BB No.829-
909 (Yang di perkara baru ini dirubah 909 (Yang di perkara baru ini dirubah
menjadi BB no.386-394 dan BB no.396- menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-
460 )di rampas untuk negara dan 460 )di rampas untuk negara dan
terbukti TPPU (Tindak Pidana terbukti TPPU (Tindak Pidana
Pencucian Uang) ( Alat bukti 30 ) Pencucian Uang) ( Alat bukti 31 )

a.4. Bahwa pengulangan Persamaan perkara atas Objek Hukum Harta Pemohon PK (
BB No.829-909 Yang di perkara baru ini dirubah menjadi BB no.386-394 dan
BB no.396-460 Disamarkan agar tidak terlihat Nebis In Idem) diperlihatkan
Dalam tabel sebagai berikut :
PENGULANGAN PERSAMAAN PERKARA OBJEK HUKUM ATAS HARTA PEMOHON PK
DI PERKARA LAMA DAN PERKARA BARU DENGAN DAKWAAN DAN TUNTUTAN YANG SAMA
OLEH JPU KPK RI

PERKARA LAMA PERKARA BARU


Mahkamah Agung RI no.336K/Pid.Sus/2015 tanggal 23 PENGADILAN TINGGI No. 14/Pid.SUS-
Pebruari 2015 juncto Pengadilan Tinggi TPK/2020/PT.DKI tanggal 25 Juni 2020 juncto
no.63/Pid/TPK/2014/PT.DKI tanggal 12 November 2014 Pengadilan Negeri No. 96/Pid.Sus-
juncto pengadilan Negeri TPK/2019/PN.Jkt.Pst Tanggal 12 Maret 2020
no.10/Pid.Sus/2015/PN.Jkt.Pst. tanggal 30 Juni 2014.
NO NO JPU KPK telah menuntut agar majelis
BB JPU KPK telah menuntut agar majelis BB Hakim dalam amar putusannya
La Hakim dalam amar putusannya terhadap Bar terhadap barang bukti
ma u
barang bukti Rp.35.000.000,000,00 Rp.35.000.000,000,00 (Tiga puluh
(Tiga puluh lima milyar rupiah) BB lima milyar rupiah) BB No.829-909
No.829-909 (Yang di perkara baru ini (Yang di perkara baru ini dirubah
dirubah menjadi BB no.386-394 dan BB menjadi BB no.386-394 dan BB
no.396-460 ) di rampas untuk negara . no.396-460 )di rampas untuk negara .

829 Rumah 386 Rumah


Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Bend.Jago Bend.Jago
832 Rumah Cmpk 387 Rumah
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
pth tmr Cmpk pth tmr
833 Rumah 388 Rumah
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Sukabumi Sukabumi
834 Rumah 389 Rumah
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Kebumen Kebumen
834 Surat Tanah 390 Surat Tanah
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Kebumen Kebumen
834 Sertifikat Tnh 391 Sertifikat
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Kbmn Tnh Kbmn
834 Surat Lelang 392 Surat Lelang
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
T. Kbmn T. Kbmn
834 Surat Lelang 393 Surat Lelang
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
T. Kbmn T. Kbmn
834 Surat SSPD Dituntut Dirampas Untuk Negara 394 Surat SSPD Dituntut Dirampas Untuk Negara
835 Surat Setoran Dituntut Dirampas Untuk Negara 395 Surat Setoran Dituntut Dirampas Untuk Negara
BRI BRI
836 Tanah Sedau Dituntut Dirampas Untuk Negara 396 Tanah Sedau Dituntut Dirampas Untuk Negara
837 Mobil Toyota 397 Mobil Toyota
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Fortuner Fortuner
838 Mobil Toyota 398 Mobil Toyota
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Avanza Avanza
839 Mobil Honda 399 Mobil Honda
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Accord Accord
840 Mobil Toyota 400 Mobil Toyota
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Harrier Harrier
841 Mobil Nissan 401 Mobil Nissan
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Teana Teana
842 Mobil Opel 402 Mobil Opel
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Blazer Blazer
843 Mobil Toyota 403 Mobil Toyota
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Alphard Alphard
844 Mobil 404 Mobil
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Daihatsu Daihatsu
845 Mobil Suzuki 405 Mobil Suzuki
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
X-Road X-Road
846 Mobil KIA 406 Mobil KIA
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Timor Timor
847 Mobil 407 Mobil
Daihatsu Dituntut Dirampas Untuk Negara Daihatsu Dituntut Dirampas Untuk Negara
box/van box/van
848 Mobil Toyota 408 Mobil Toyota
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Yaris Yaris
849 Mobil 409 Mobil
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Daihatsu Terios Daihatsu Terios
850 Mobil Mercy 410 Mobil Mercy
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
C180 C180
851 Mobil Mercy 411 Mobil Mercy
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
C180 C180
852 Mobil Toyota 412 Mobil Toyota
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Kijang Kijang
853 Mobil Toyota 413 Mobil Toyota
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Kijang Kijang
854 BPKB Toyota 414 BPKB
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Kijang Toyota Kijang
855 BPKB Toyota 415 BPKB
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Kijang Toyota Kijang
856 Mobil KIA 416 Mobil KIA
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Travelo Travelo
857 BPKB KIA Dituntut Dirampas Untuk Negara 417 BPKB KIA Dituntut Dirampas Untuk Negara
858 Mobil 418 Mobil
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
ToyotaYaris ToyotaYaris
859 BPKB Toyota 419 BPKB
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Yaris Toyota Yaris
860 Mobil BMW Dituntut Dirampas Untuk Negara 420 Mobil BMW Dituntut Dirampas Untuk Negara
861 BPKB BMW Dituntut Dirampas Untuk Negara 421 BPKB BMW Dituntut Dirampas Untuk Negara
862 Mobil Suzuki 422 Mobil Suzuki
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
X-Over X-Over
863 BPKB Suzuki 423 BPKB
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
X-Over Suzuki X-Over
864 Mobil Avanza 424 Mobil
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Veloz Avanza Veloz
865 BPKB Avanza 425 BPKB
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Veloz Avanza Veloz
866 426 Mobil
Mobil
Dituntut Dirampas Untuk Negara Mitsubhisi Dituntut Dirampas Untuk Negara
Mitsubhisi Kuda
Kuda
867 Mobil Mercy Dituntut Dirampas Untuk Negara 427 Mobil Mercy Dituntut Dirampas Untuk Negara
868 BPKB Mercy Dituntut Dirampas Untuk Negara 428 BPKB Mercy Dituntut Dirampas Untuk Negara
869 Mobil Isuzu 429 Mobil Isuzu
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Panther Panther
876 Motor Jupiter 430 Motor Jupiter
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
MX MX
877 Motor Suzuki 431 Motor Suzuki
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Shogun Shogun
878 Motor 432 Motor
Yamaha Jupiter Dituntut Dirampas Untuk Negara Yamaha Jupiter Dituntut Dirampas Untuk Negara
Z Z
879 Motor 433 Motor
Yamaha Jupiter Dituntut Dirampas Untuk Negara Yamaha Jupiter Dituntut Dirampas Untuk Negara
Z Z
880 Motor Honda 434 Motor Honda
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Supra Fit Supra Fit
881 Motor 435 Motor
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Yamaha Mio Yamaha Mio
882 Motor Jupiter 436 Motor
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
MX Jupiter MX
883 Motor Honda 437 Motor Honda
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Blade Blade
884 Motor Supra 438 Motor Supra
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
X 125 X 125
885 Motor Suzuki 439 Motor Suzuki
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Skywave Skywave
886 Motor Honda 440 Motor Honda
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
GL Pro GL Pro
887 Motor Honda 441 Motor Honda
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
GL Max GL Max
888 Motor Dituntut Dirampas Untuk Negara 442 Motor Dituntut Dirampas Untuk Negara
Yamaha RX Yamaha RX
King King
889 Motor Fulsar Dituntut Dirampas Untuk Negara 443 Motor Fulsar Dituntut Dirampas Untuk Negara
890 Motor Jupiter 444 Motor Jupiter
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
MX MX
891 Motor Suzuki 445 Motor Suzuki
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Smash Smash
892 Motor Honda 446 Motor Honda
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Tiger Tiger
893 447 Motor
Motor
Dituntut Dirampas Untuk Negara Yamaha Vega Dituntut Dirampas Untuk Negara
Yamaha Vega R
R
894 Motor Jupiter 448 Motor Jupiter
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
MX MX
895 Motor 449 Motor
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Yamaha Mio Yamaha Mio
896 Motor Honda 450 Motor Honda
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Win Win
897 Motor Fulsar Dituntut Dirampas Untuk Negara 451 Motor Fulsar Dituntut Dirampas Untuk Negara
898 Motor Fulsar Dituntut Dirampas Untuk Negara 452 Motor Fulsar Dituntut Dirampas Untuk Negara
899 Motor Suzuki 453 Motor Suzuki
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Sky Drive Sky Drive
900 Motor Honda 454 Motor Honda
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
CBR 250 CBR 250
901 Motor 455 Motor
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Yamaha Jupiter Yamaha Jupiter
902 Motor 456 Motor
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Yamaha Jupiter Yamaha Jupiter
903 Motor Honda 457 Motor Honda
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Beat Beat
904 Motor Honda 458 Motor Honda
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Beat Beat
905 Motor Honda 459 Motor Honda
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Beat Beat
906 Motor Honda 460 Motor Honda
Dituntut Dirampas Untuk Negara Dituntut Dirampas Untuk Negara
Vario Vario

Fakta Hukum Dengan Pengulangan persamaan objek Hukum dan Subjek Hukum di PERKARA
BARU ini Dengan PERKARA LAMA , Membuktikan bahwa Apa yang digugat dan
diperkarakan Diperkara baru ini sudah pernah Digugat dan diperkarakan Di perkara
lama.
Sehingga sesuai amanat pasal 76 ayat(1)dan(2) KUHP dan SEMA mahkamah Agung RI no. 3
tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Perkara
baru ini telah Memenuhi Unsur azas Nebis in Idem "Dimana Objek Hukum dan Subjek
Hukum yang sama dan telah diperkarakan tidak boleh di Perkara 2 (dua) kali untuk
menghindari putusan yang berbeda demi kepastian hukum bagi pencari keadilan.

b. Telah ada putusan yang berkekuatan hukum tetap dan bersifat positif seperti menolak
gugatan atau mengabulkan.

Bahwa Pemohon PK selaku subjek Hukum dan HARTA Pemohon PK selaku objek hukum
telah memperoleh putusan yang berkekuatan hukum tetap (Inkracht Van Gewisjsde) Seperti
Menolak tuntutan . Sehingga PERKARA BARU ini telah termasuk katagori azas Nebis in
Idem sesuai amanat pasal 76 ayat(1)dan(2) KUHP dan SEMA mahkamah Agung RI no. 3
tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. ( Seperti
Romawi III poin 01 huruf C dan huruf a Kecil sampai huruf c kecil)

Fakta Hukum Dengan Pengulangan persamaan objek Hukum dan Subjek Hukum di
PERKARA BARU ini Dengan PERKARA LAMA , Membuktikan Bahwa Telah ada
putusan yang berkekuatan hukum tetap dan bersifat positif seperti menolak gugatan
atau mengabulkan.
Sehingga sesuai amanat pasal 76 ayat(1)dan(2) KUHP dan SEMA mahkamah Agung RI no. 3
tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, Perkara
baru ini telah Memenuhi Unsur azas Nebis in Idem "Dimana Objek Hukum dan Subjek
Hukum yang sama dan telah diperkarakan tidak boleh di Perkara 2 (dua) kali untuk
menghindari putusan yang berbeda demi kepastian hukum bagi pencari keadilan.

c. Objek Hukum yang Diperkarakan sama.

Bahwa Objek Hukum Dalam PERKARA LAMA dan PERKARA BARU keduanya berawal
dari perkara hukum yang sama, sehingga objek dalam kedua perkara tersebut merupakan
barang bukti yang SAMA yang telah ditemukan oleh penyidik KPK dan Penuntut Umum
KPK telah mempersoalkan/mendalilkan dalam dakwaan, tuntutan dan di uji dalam
persidangan dan telah di vonis oleh Majelis Hakim dan telah inkrach yaitu HARTA
Pemohon PK Rp. 35.000.000.000,00( BB No.829-909 dalam perkara baru ini menjadi BB
no.386-394 dan BB no.396-460) ( Seperti Romawi III poin 13 huruf A huruf a kecil dan huruf
a.1 sampai a. 4)

Sehingga PERKARA BARU ini telah termasuk katagori azas Nebis in Idem sesuai amanat
pasal 76 ayat(1)dan(2) KUHP dan SEMA mahkamah Agung RI no. 3 tahun 2002 Serta pasal
18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.( Seperti poin 1 huruf A dan
huruf d) satu perkara tidak boleh diadili berulang-ulang jika objek dan Subjek perkara yang
sama untuk menghindari putusan yang berbeda demi kepastian hukum bagi pencari keadilan.

d. Subjek Hukum yang Diperkarakan sama.


Bahwa Subjek Hukum Dalam PERKATA LAMA DAN PERKARA BARU adalah SAMA
yaitu Pemohon PK bersama-sama M. Akil Mochtar ( Seperti Romawi III poin 13 huruf A
dan huruf a Kecil dan huruf a. 3)
Sehingga PERKARA BARU ini telah termasuk katagori azas Nebis in Idem sesuai amanat
pasal 76 ayat(1)dan(2) KUHP dan SEMA mahkamah Agung RI no. 3 tahun 2002 Serta pasal
18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

e. Materi pokok yang Diperkarakan sama .

Materi yang diputus di PERKARA LAMA dan PERKARA BARU merupakan perkara
Tindak Pidana Korupsi, yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Sehingga PERKARA BARU ini telah termasuk katagori azas Nebis in Idem sesuai amanat
pasal 76 ayat(1)dan(2) KUHP dan SEMA mahkamah Agung RI no. 3 tahun 2002 Serta pasal
18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

f. Pengadilan yang Mengadili perkara pun sama.

Bahwa PERKATA LAMA DAN PERKARA BARU Disidang dan dituntut serta divonis di
pengadilan SAMA yaitu Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri jakarta pusat;
Pengadilan Tinggi Tindak Pidana Korupsi DKI Jakarta; dan Mahkamah Agung RI.

Bahwa Terkait dengan 5 kualifikasi tersebut diatas Membuktikan bahwa Harta Pemohon PK
BB Nomor 829-909 selaku Objek Perkara dan pemohon PK selaku Subjek Perkara Baru Sudah
pernah dijadikan objek di perkara Lama dan SUDAH PERNAH DI SIDANGKAN DAN
DIPERTIMBANGKAN SERTA DIPUTUSKAN OLEH MAJELIS HAKIM YANG
BERKEKUATAN HUKUM TETAP , sehingga Jaksa Penuntut Umum dan Peradilan tidak
lagi memiliki hak untuk mengadili kedua kali sebab sudah mempunyai status hukum. Jika tetap
disidangkan berarti telah melanggar Azas Nebis In Idem.

B. PROF. MUHAMMAD YAHYA HARAHAP, SH (Pembahasan Permasalahan dan


Penerapan KUHAP, Penyidikan dan Penuntutan (Edisi 2) Penerbit : Sinar Grafika, Jakarta
2003 Halaman 450);

"Perkara yang didakwakan kepada terdakwa telah diperiksa materi perkaranya, diuji
dan diadili di sidang pengadilan oleh Hakim dan Perkaranya telah diputus dengan
putusan positif, telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap"
yaitu ( Seperti Romawi III poin 01 huruf C dan huruf a Kecil sampai huruf c kecil)
Sehingga PERKARA BARU termasuk katagori Ne Bis In Idem. Sesuai pasal 76 KUHP dan
Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39
tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

C. Dr. ALFITRA, S.H., M.Hum. (Dalam Buku : Hapusnya Hak dan Menuntut Menjalankan
pidana Penerbit : Raih Asa Sukses (RAS), Depok 2012 Pada halaman : 134-135).

"Ne bis in idem artiny suatu perkara yang sama tidak boleh lebih dari satu kali diajukan
untuk diputus oleh pengadilan. " yaitu seperti ( Seperti Romawi III poin 13 huruf A dan
huruf a Kecil dan huruf a. 3 sampai a. 4)

Sehingga PERKARA BARU termasuk katagori Ne Bis In Idem. Sesuai pasal 76 KUHP dan
Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39
tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

D. PROF. DR. WIRJONO PRODJODIKORO S.H (Dalam Buku : Asas-Asas Hukum Pidana
di lndonesia.Penerbit : Refika Aditama, Bandung 2009 Pada Halaman :150)"

Ne bis in idem artinya perbuatan yang sama tidak boleh diajukan penuntutan lagi"
Dianggap "ne bis in idem" apabila terjadi pengulangan perkara Sama dengan obyek, subjek,
dan kronologis yang sama, dan telah diputus serta mempunyai kekuatan hukum tetap.

Ne bis in idem tidak hanya berlaku bagi seseorang yang telah dihukum karena
melakukan tindak pidana, tetapi juga berlaku jika orang dalam perkara pertama
dibebaskan (vrijsprak) atau dilepaskan dari segala tuntutan (ontslag van
rechtsvervolging).
yaitu seperti ( Seperti Romawi III poin 01 huruf C dan huruf a Kecil sampai huruf c kecil)
dan ( Seperti Romawi III poin 13 huruf A dan huruf a Kecil dan huruf a. 3 sampai a. 4)

Sehingga PERKARA BARU Ini termasuk katagori Ne Bis In Idem. Sesuai pasal 76 KUHP
dan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39
tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

Dengan mengunakan pendapat 4 Ahli Hukum diatas maka PERKARA BARU ini Telah
memenuhi syarat Ne Bis In Idem Sesuai pasal 76 KUHP dan Surat Edaran Mahkamah
Agung Nomor 3 Tahun 2002. Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia.

Lebih lengkap tentang pendapat 4 (Empat) Ahli Hukum diatas, tersaji dalam Buku 4
memori Peninjauan Kembali (PK) ini. (Halaman 1-8)
14. YURISPRUDENSI PERKARA YANG TELAH DI VONIS NEBIS IN IDEM .

Bahwa untuk menguji apakah PERKARA BARU ini memenuhi kreteria Ne Bis In Idem.
Pemohon PK juga mengutip 2 (dua) Yurisprudensi sebagai berikut :

A. Perkara atas nama Terdakwa BUHARI, S.Sos. bin BAIRUNAS telah Ne Bis In Idem;

1. PUTUSAN PENGADILAN NEGERI JAMBI NOMOR :


282/PID.SUS/2015/PN.Jmb.Di perkuat dengan PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG
RI NOMOR Nomor 321 K/PID.SUS/2016 telah menjatuhkan Putusan:
a. Menyatakan perkara No.282/PID.SUS/2015/PN.Jmb. atas nama Terdakwa BUHARI,
S.Sos. Bin BAIRUNAS Ne Bis In Idem.
b. Membebaskan Terdakwa BUHARI, S.Sos. Bin BAIRUNAS tersebut dari semua
dakwaan Penuntut Umum.

2. Petimbangan hakim; perkara sama, subjek dan objek Hukum sama, tempus dan
locus delicty sama.

3. Mengingat : Pasal 76 KUHP, Pasal–Pasal dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1981


Tentang KUHAP. dan segala Pasal dari perundang-undangan yang berhubungan.

Uraian selengkapnya Yurisprodensi tersaji dalam buku 4.( Hal. 9-15 )

B. Perkara atas nama Terdakwa FLORENSIA FENNY WIJAYA alias FENNY - TJONG
KIM PO; dan terdakwa AGUSTINUS WILLY alias WILLY - YUVENTIUS; telah Ne
Bis In Idem.

1. Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 1853 K/PID.SUS/2014 Tanggal 9 Desember 2014


menjatuhkan putusan sebagai berikut ; Mengabulkan permohonan kasasi dari pemohon
kasasi/para terdakwa dan Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin
Nomor 60/PID.SUS/2014/PT.BJM tanggal 14 Juli 2014 yang menguatkan Putusan
Pengadilan Negeri Banjarmasin Nomor 46/PID.SUS/2014/PN.BJM tanggal 5 juni 2014;

2. Dengan pertimbangan Mahkamah Agung RI yaitu bahwa terdakwa sudah pernah


diperiksa, diadili dan diputus dalam perkara yang sama yaitu putusan Pengadilan
Negeri Banjarmasin Nomor 1110/PID.SUS/2013/PN.BJM, sehingga suatu peraturan
hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya,

3. Memperhatikan Pasal 76 ayat (1) KUHP, Undang-Undang No. 48 Tahun 2009, Undang-
Undang No. 8 Tahun 1981 dan Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang
telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 dan perubahan
kedua dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan
lain

Uraian selengkapnya Yurisprudensi tersaji dalam buku 4.( Hal. 16-21 )

Anda mungkin juga menyukai