PK Baru Edit
PK Baru Edit
PK Baru Edit
TERHADAP :
DENGAN TUNTUTAN :
MUHTAR EPENDY
( PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI )
Kembali……………………………………………………………………….
MEMORI PENINJAUAN KEMBALI ( PK ) 1
……………………………………………………………………………………………
I. DASAR PENINJAUAN KEMBALI (PK) 1
……………………………………………………………………………………
II. LATAR BELAKANG MENGAJUKAN PENINJAUAN KEMBALI ( PK ) 1
……………………………………….
A. Adanya Alasan Nebis In 1
Idem…………………………………………………………………………………
1. KUHP Pasal 76 Ayat (1), Dan (2) 1
………………………………………………………………………
2. Surat Edaran Mahkamah Agung RI No. 3 Tahun 2
2002………………………………………
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 pasal 18 (5) 2
…………
B. Adanya Keputusan Yang Saling 2
Bertentangan…………………………………………………………
C. Adanya Kekhilafan 2
Hakim…………………………………………………………………………………………
III. ALASAN NE BIS IN 3
IDEM……………………………………………………………………………………………………..
IV. ALASAN ADANYA PUTUSAN YANG BERTENTANGAN/BERTOLAK 1
BELAKANG…………………. 3
V. ALASAN ADANYA KEKHILAFAN 1
HAKIM…………………………………………………………………………….. 5
VI. LAIN- 1
LAIN…………………………………………………………………………………………………………………………… 9
1. Upaya Memperoleh Keadilan Yang 1
Dihambat……………………………………………………………… 9
2. Penuntut Umum KPK Tidak Patuh Melaksanakan Eksekusi Atas Putusan
Inkracht Di Perkara 2
Lama……………………………………………………………………………………………………………….. 1
3. Upaya Pemaksaan Penyitaan Harta 2
Terpidana……………………………………………………………. 3
4. Perkara Seolah-Olah Sudah 2
Inkracht……………………………………………………………………………. 4
5. KPK Dapat Mengajukan 2
Kasasi……………………………………………………………………………………. 5
6. Perkara Pemohon PK Menghalangi/Merintangi Penyidikan M. AKIL
MOCHTAR…………………………………………………………………………………………………………… 2
………. 6
7. Indikasi Pemerasan Oleh Oknum 2
KPK………………………………………………………………………….. 7
8. Tuntutan Penuntut Umum KPK Di Tolak Oleh Majelis Hakim Baik Di Tingkat
Judex Factie, Tingkat Banding Dan Tingkat Kasasi 2
Inkracht…………………………………………………… 8
VII. PERMOHONAN PUTUSAN MAJELIS HAKIM AGUNG 2
RI……………………………………………………… 9
PENUTUP………………………………………………………………………………………………………………………………… 3
………. 0
BUKU 2 : ALAT BUKTI MEMORI PENINJAUAN KEMBALI ( PK ).
BUKU 3 : LAMPIRAN MEMORI PENINJAUAN KEMBALI ( PK)
BUKU 4 : PENDAPAT AHLI HUKUM DAN YURISPRUDENSI PERKARA NE BIS IN IDEM
Dengan hormat,
Puji syukur Pemohon PK ucapkan kepada Allah SWT, atas terselesaikannya Pembuatan
Memori Peninjauan Kembali (PK) ini. Pemohon PK juga ucapkan terima kasih kepada Yang
Mulia Ketua Mahkamah Agung RI yang sudi meluangkan waktu untuk menerima dan menilai
memori ini. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang Mulia semuanya menjadi
penghuni Surga firdaus Beserta Seluruh keluarga besarnya. Aamiin ya Robbal AlAamiin.
Pemohon PK Untuk selanjutnya Dalam memori Peninjauan kembali (PK) ini disebut
sebagai Pemohon PK dengan ini mengajukan Permohonan Peninjauan kembali (PK ) atas:
- Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor:
14/Pid.SUS-TPK/2020/PT.DKI pada tanggal 25 Juni 2020 (lampiran 1) yang amar
putusannya berbunyi :
- Menyatakan terdakwa Muhtar Ependy terbukti secara sah dan meyakinkan menurut
HUKUM bersalah melakukan "Gabungan Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana
Pencucian Uang yang dilakukan secara bersama sama" sebagaimana diatur dan
diancam pidana dalam pasal 12 huruf C undang-undang RI Nomor 31 tahun 1999
tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2001tentang perubahan atas Undang-Undang
Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto pasal 55
ayat (1) ke-1 KUHPidana juncto pasal 65 ayat (1) KUHPidana sebagaimana dalam
dakwaan KESATU Pertama dan Pasal 3 Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 2010
tentang pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Juncto Pasal
55 ayat (1) ke-1 KUHPidana juncto Pasal 65 ayat (1) KUHPidana sebagaimana dalam
Dakwaan "KEDUA"
i
- Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara
selama 8 (Delapan ) tahun dan denda sebesar Rp.200.000.000,- (dua ratus juta
rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar, maka dapat diganti
dengan pidana kurungan selama 3 (tiga) bulan;
- Menetapkan barang barang bukti berupa :
1. BB Nomor 386-394 DI RAMPAS UNTUK NEGARA
2. BB Nomor 396-460 DI RAMPAS UNTUK NEGARA.
JUNCTO
- Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan
Register Perkara Nomor: 96/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Jkt.Pst tanggal 12 Maret 2020
( lampiran 2) yang amarnya menyatakan sebagai berikut :
1. Menyatakan terdakwa Muhtar Ependy terbukti secara sah dan meyakinkan menurut
HUKUM bersalah melakukan "Gabungan Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana
Pencucian Uang yang dilakukan secara bersama sama" sebagaimana diatur dan
diancam pidana dalam pasal 12 huruf C undang-undang RI Nomor 31 tahun 1999,
tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2001tentang perubahan atas Undang-Undang
Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto pasal 55
ayat (1) ke-1 KUHPidana juncto pasal 65 ayat (1) KUHPidana sebagaimana dalam
dakwaan KESATU Pertama dan Pasal 3 Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 2010
tentang pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Juncto Pasal
55 ayat (1) ke-1 KUHPidana juncto Pasal 65 ayat (1) KUHPidana sebagaimana dalam
Dakwaan "KEDUA"
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa MUHTAR EPENDY dengan pidana penjara
selama 4 (Empat)tahun 6 (Enam) Bulan dan Pidana denda sebesar
Rp.200.000.000.00,- (dua ratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda
tersebut tidak dibayar, maka dapat diganti dengan pidana kurungan selama 3 (tiga)
bulan;
3. Menetapkan barang bukti berupa :
BB Nomor 386-394 DI RAMPAS UNTUK NEGARA.
BB Nomor 396-460 DI RAMPAS UNTUK NEGARA.
Hormat Saya,
Pemohon PK
Muhtar Ependy
ii
2
III. ALASAN ADANYA NE BIS IN IDEM.
1. Bahwa perkara No 14/Pid.SUS -TPK/2020/PT DKI.tanggal 25 juni 2020 Juncto Pengadilan Negeri TIPIKOR
No 96 /PID. SUS/TPK/2019/PN.Jkt.Pst.tanggal 12 maret 2020. (Untuk selanjutnya Dalam memori Peninjauan
kembali (PK) ini disebut sebagai PERKARA BARU) TELAH NEBIS IN IDEM Berdasarkan pasal 76 ayat(1)dan(2)
KUHP dan SEMA mahkamah Agung RI no. 3 tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia " Dimana Objek Hukum dan Subjek Hukum yang sama dan telah
diperkarakan tidak boleh di Perkara 2 (dua) kali untuk menghindari putusan yang berbeda demi
kepastian hukum bagi pencari keadilan.
Karena fakta hukumnya adalah ;
A. Apa yang digugat dan diperkarakan sudah pernah diperkarakan.
B. Telah ada putusan yang berkekuatan hukum tetap dan bersifat positif seperti menolak gugatan
atau mengabulkan.
C. Objek Hukum yang diperkarakan sama.
D. Subjek Hukum yang diperkarakan sama.
E. Materi pokok yang diperkarakan sama .
F. Pengadilan yang Mengadili perkara pun sama.
Oleh karena itu dengan prinsip Nebis in Idem sudah sepatutnya tidak ada lagi perkara atas
harta Pemohon PK selaku obyek hukum.Karena telah jelas bahwa Penuntut Umum KPK
mendalilkan / Dasar dalam Dakwaan dan Tuntutan adalah mengenai Harta Pemohon PK Rp.
35.000.000.000,00 ( BB No.829-909 Yang di perkara baru ini dirubah menjadi BB no.386-394 dan BB
no.396-460 Disamarkan agar tidak terlihat Nebis In Idem) yang di peroleh dari pembayaran calon
walikota Palembang Romy Herton dan calon Bupati Empat lawang Budi Antoni Aljufri yang sudah
divonis dan Telah ada Putusan yang berkekuatan hukum tetap "TIDAK DIRAMPAS UNTUK
NEGARA " yang bukan diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana,
karena tidak ada hubungan kausalitas dengan perbuatan M. Akil Mochtar.
Adapun Fakta hukumnya bahwa perkara baru ini telah Nebis in idem, Pemohon PK Uraikan di
bawah ini;
a. Bahwa PERKARA LAMA dan PERKARA BARU Ini Bermula dari suatu peristiwa hukum yang sama,
Yaitu tentang Harta Pemohon PK Rp. 35.000.000.000,00 ( BB No.829-909 Yang di perkara baru ini
dirubah menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460) yang di peroleh dari pembayaran calon walikota
Palembang Romy Herton dan calon Bupati Empat lawang Budi Antoni Aljufri.
b. Dimana perkara baru hanyalah pengulangan saja dari perkara lama yang sudah pernah
diperkarakan, Didakwa, dituntut, di uji dipersidangan dan telah dipertimbangkan serta di
Vonis INKRACH Oleh Majelis Hakim baik tingkat Judex factie sampai Mahkamah Agung RI di
perkara M. Akil Mochtar No. no.336K/Pid.Sus/2015 tanggal 23 Pebruari 2015
juncto Pengadilan Tinggi no.63/Pid/TPK/2014/PT.DKI tanggal 12 November
2014 juncto pengadilan Negeri no.10/Pid.Sus/2015/PN.Jkt.Pst. tanggal 30 Juni
2014. (Untuk selanjutnya Dalam memori Peninjauan kembali (PK) ini disebut sebagai PERKARA
LAMA). Dengan Objek Hukum dan subjek hukum Serta kronologis peristiwa yang sama,
perbuatan locus dan tempus delik sama saksi-saksi sama, BAP para saksi sama,
pengadilan yang mengadilipun sama.
c. Pengulangan Persamaan perkara dimaksud di perlihatkan dalam tabel sebagai
berikut;
829 Rumah Dituntut Dirampas Untuk 386 Rumah Dituntut Dirampas Untuk
Bend.Jago Negara Bend.Jago Negara
832 Rumah Cmpk Menolak Dirampas 387 Rumah Mengabulkan Dirampas
pth tmr Untuk Negara Cmpk pth tmr Untuk Negara
833 Rumah Menolak Dirampas 388 Rumah Mengabulkan Dirampas
Sukabumi Untuk Negara Sukabumi Untuk Negara
834 Rumah Menolak Dirampas 389 Rumah Mengabulkan Dirampas
Kebumen Untuk Negara Kebumen Untuk Negara
834 Surat Tanah Menolak Dirampas 390 Surat Tanah Mengabulkan Dirampas
Kebumen Untuk Negara Kebumen Untuk Negara
834 Sertifikat Tnh Menolak Dirampas 391 Sertifikat Mengabulkan Dirampas
Kbmn Untuk Negara Tnh Kbmn Untuk Negara
834 Surat Lelang Menolak Dirampas 392 Surat Lelang Mengabulkan Dirampas
T. Kbmn Untuk Negara T. Kbmn Untuk Negara
834 Surat Lelang Menolak Dirampas 393 Surat Lelang Mengabulkan Dirampas
T. Kbmn Untuk Negara T. Kbmn Untuk Negara
834 Menolak Dirampas 394 Mengabulkan Dirampas
Surat SSPD Surat SSPD
Untuk Negara Untuk Negara
835 Surat Setoran Menolak Dirampas 395 Surat Setoran Mengabulkan Dirampas
BRI Untuk Negara BRI Untuk Negara
836 Menolak Dirampas 396 Mengabulkan Dirampas
Tanah Sedau Tanah Sedau
Untuk Negara Untuk Negara
837 Mobil Toyota Menolak Dirampas 397 Mobil Toyota Mengabulkan Dirampas
Fortuner Untuk Negara Fortuner Untuk Negara
838 Mobil Toyota Menolak Dirampas 398 Mobil Toyota Mengabulkan Dirampas
Avanza Untuk Negara Avanza Untuk Negara
839 Mobil Honda Menolak Dirampas 399 Mobil Honda Mengabulkan Dirampas
Accord Untuk Negara Accord Untuk Negara
840 Mobil Toyota Menolak Dirampas 400 Mobil Toyota Mengabulkan Dirampas
Harrier Untuk Negara Harrier Untuk Negara
841 Mobil Nissan Menolak Dirampas 401 Mobil Nissan Mengabulkan Dirampas
Teana Untuk Negara Teana Untuk Negara
842 Mobil Opel Menolak Dirampas 402 Mobil Opel Mengabulkan Dirampas
Blazer Untuk Negara Blazer Untuk Negara
843 Mobil Toyota Menolak Dirampas 403 Mobil Toyota Mengabulkan Dirampas
Alphard Untuk Negara Alphard Untuk Negara
844 Mobil Menolak Dirampas 404 Mobil Mengabulkan Dirampas
Daihatsu Untuk Negara Daihatsu Untuk Negara
845 Mobil Suzuki Menolak Dirampas 405 Mobil Suzuki Mengabulkan Dirampas
X-Road Untuk Negara X-Road Untuk Negara
846 Mobil KIA Menolak Dirampas 406 Mobil KIA Mengabulkan Dirampas
Timor Untuk Negara Timor Untuk Negara
847 Mobil 407 Mobil
Menolak Dirampas Mengabulkan Dirampas
Daihatsu Daihatsu
Untuk Negara Untuk Negara
box/van box/van
848 Mobil Toyota Menolak Dirampas 408 Mobil Toyota Mengabulkan Dirampas
Yaris Untuk Negara Yaris Untuk Negara
849 Mobil Menolak Dirampas 409 Mobil Mengabulkan Dirampas
Daihatsu Terios Untuk Negara Daihatsu Terios Untuk Negara
850 Mobil Mercy Menolak Dirampas 410 Mobil Mercy Mengabulkan Dirampas
C180 Untuk Negara C180 Untuk Negara
851 Mobil Mercy Menolak Dirampas 411 Mobil Mercy Mengabulkan Dirampas
C180 Untuk Negara C180 Untuk Negara
852 Mobil Toyota Menolak Dirampas 412 Mobil Toyota Mengabulkan Dirampas
Kijang Untuk Negara Kijang Untuk Negara
853 Mobil Toyota Menolak Dirampas 413 Mobil Toyota Mengabulkan Dirampas
Kijang Untuk Negara Kijang Untuk Negara
854 BPKB Menolak Dirampas 414 BPKB Mengabulkan Dirampas
Toyota Kijang Untuk Negara Toyota Kijang Untuk Negara
855 BPKB Menolak Dirampas 415 BPKB Mengabulkan Dirampas
Toyota Kijang Untuk Negara Toyota Kijang Untuk Negara
856 Mobil KIA Menolak Dirampas 416 Mobil KIA Mengabulkan Dirampas
Travelo Untuk Negara Travelo Untuk Negara
857 Menolak Dirampas 417 Mengabulkan Dirampas
BPKB KIA BPKB KIA
Untuk Negara Untuk Negara
858 Mobil Menolak Dirampas 418 Mobil Mengabulkan Dirampas
ToyotaYaris Untuk Negara ToyotaYaris Untuk Negara
859 BPKB Menolak Dirampas 419 BPKB Mengabulkan Dirampas
Toyota Yaris Untuk Negara Toyota Yaris Untuk Negara
860 Menolak Dirampas 420 Mengabulkan Dirampas
Mobil BMW Mobil BMW
Untuk Negara Untuk Negara
861 Menolak Dirampas 421 Mengabulkan Dirampas
BPKB BMW BPKB BMW
Untuk Negara Untuk Negara
862 Mobil Suzuki Menolak Dirampas 422 Mobil Suzuki Mengabulkan Dirampas
X-Over Untuk Negara X-Over Untuk Negara
863 BPKB Suzuki Menolak Dirampas 423 BPKB Mengabulkan Dirampas
X-Over Untuk Negara Suzuki X-Over Untuk Negara
864 Mobil Menolak Dirampas 424 Mobil Mengabulkan Dirampas
Avanza Veloz Untuk Negara Avanza Veloz Untuk Negara
865 BPKB Menolak Dirampas 425 BPKB Mengabulkan Dirampas
Avanza Veloz Untuk Negara Avanza Veloz Untuk Negara
866 Mobil 426 Mobil
Menolak Dirampas Mengabulkan Dirampas
Mitsubhisi Mitsubhisi
Untuk Negara Untuk Negara
Kuda Kuda
867 Menolak Dirampas 427 Mengabulkan Dirampas
Mobil Mercy Mobil Mercy
Untuk Negara Untuk Negara
868 Menolak Dirampas 428 Mengabulkan Dirampas
BPKB Mercy BPKB Mercy
Untuk Negara Untuk Negara
869 Mobil Isuzu Menolak Dirampas 429 Mobil Isuzu Mengabulkan Dirampas
Panther Untuk Negara Panther Untuk Negara
876 Motor Jupiter Menolak Dirampas 430 Motor Jupiter Mengabulkan Dirampas
MX Untuk Negara MX Untuk Negara
877 Motor Suzuki Menolak Dirampas 431 Motor Suzuki Mengabulkan Dirampas
Shogun Untuk Negara Shogun Untuk Negara
878 Motor 432 Motor
Menolak Dirampas Mengabulkan Dirampas
Yamaha Jupiter Yamaha Jupiter
Untuk Negara Untuk Negara
Z Z
879 Motor 433 Motor
Menolak Dirampas Mengabulkan Dirampas
Yamaha Jupiter Yamaha Jupiter
Untuk Negara Untuk Negara
Z Z
880 Motor Honda Menolak Dirampas 434 Motor Honda Mengabulkan Dirampas
Supra Fit Untuk Negara Supra Fit Untuk Negara
881 Motor Menolak Dirampas 435 Motor Mengabulkan Dirampas
Yamaha Mio Untuk Negara Yamaha Mio Untuk Negara
882 Motor Jupiter Menolak Dirampas 436 Motor Mengabulkan Dirampas
MX Untuk Negara Jupiter MX Untuk Negara
883 Motor Honda Menolak Dirampas 437 Motor Honda Mengabulkan Dirampas
Blade Untuk Negara Blade Untuk Negara
884 Motor Supra Menolak Dirampas 438 Motor Supra Mengabulkan Dirampas
X 125 Untuk Negara X 125 Untuk Negara
885 Motor Suzuki Menolak Dirampas 439 Motor Suzuki Mengabulkan Dirampas
Skywave Untuk Negara Skywave Untuk Negara
886 Motor Honda Menolak Dirampas 440 Motor Honda Mengabulkan Dirampas
GL Pro Untuk Negara GL Pro Untuk Negara
887 Motor Honda Menolak Dirampas 441 Motor Honda Mengabulkan Dirampas
GL Max Untuk Negara GL Max Untuk Negara
888 Motor 442 Motor
Menolak Dirampas Mengabulkan Dirampas
Yamaha RX Yamaha RX
Untuk Negara Untuk Negara
King King
889 Menolak Dirampas 443 Mengabulkan Dirampas
Motor Fulsar Motor Fulsar
Untuk Negara Untuk Negara
890 Motor Jupiter Menolak Dirampas 444 Motor Jupiter Mengabulkan Dirampas
MX Untuk Negara MX Untuk Negara
891 Motor Suzuki Menolak Dirampas 445 Motor Suzuki Mengabulkan Dirampas
Smash Untuk Negara Smash Untuk Negara
892 Motor Honda Menolak Dirampas 446 Motor Honda Mengabulkan Dirampas
Tiger Untuk Negara Tiger Untuk Negara
893 447 Motor
Motor Menolak Dirampas Mengabulkan Dirampas
Yamaha Vega
Yamaha Vega R Untuk Negara Untuk Negara
R
894 Motor Menolak Dirampas 448 Motor Jupiter Mengabulkan Dirampas
Jupiter MX Untuk Negara MX Untuk Negara
895 Motor Menolak Dirampas 449 Motor Mengabulkan Dirampas
Yamaha Mio Untuk Negara Yamaha Mio Untuk Negara
896 Motor Honda Menolak Dirampas 450 Motor Honda Mengabulkan Dirampas
Win Untuk Negara Win Untuk Negara
897 Menolak Dirampas 451 Mengabulkan Dirampas
Motor Fulsar Motor Fulsar
Untuk Negara Untuk Negara
898 Menolak Dirampas 452 Mengabulkan Dirampas
Motor Fulsar Motor Fulsar
Untuk Negara Untuk Negara
899 Motor Suzuki Menolak Dirampas 453 Motor Suzuki Mengabulkan Dirampas
Sky Drive Untuk Negara Sky Drive Untuk Negara
900 Motor Honda Menolak Dirampas 454 Motor Honda Mengabulkan Dirampas
CBR 250 Untuk Negara CBR 250 Untuk Negara
901 Motor Menolak Dirampas 455 Motor Mengabulkan Dirampas
Yamaha Jupiter Untuk Negara Yamaha Jupiter Untuk Negara
902 Motor Menolak Dirampas 456 Motor Mengabulkan Dirampas
Yamaha Jupiter Untuk Negara Yamaha Jupiter Untuk Negara
903 Motor Honda Menolak Dirampas 457 Motor Honda Mengabulkan Dirampas
Beat Untuk Negara Beat Untuk Negara
904 Motor Honda Menolak Dirampas 458 Motor Honda Mengabulkan Dirampas
Beat Untuk Negara Beat Untuk Negara
905 Motor Honda Menolak Dirampas 459 Motor Honda Mengabulkan Dirampas
Beat Untuk Negara Beat Untuk Negara
906 Motor Honda Menolak Dirampas 460 Motor Honda Mengabulkan Dirampas
Vario Untuk Negara Vario Untuk Negara
e. Fakta Hukum Dengan Pengulangan persamaan objek Hukum dan Subjek Hukum di PERKARA BARU
ini Dengan PERKARA LAMA , Membuktikan bahwa Apa yang digugat dan diperkarakan Diperkara
baru ini sudah pernah Digugat dan diperkarakan Di perkara lama.
Sehingga sesuai amanat pasal 76 ayat(1)dan(2) KUHP dan SEMA mahkamah Agung RI no. 3 tahun
2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia , Perkara baru ini telah
Memenuhi Unsur azas Nebis in Idem "Dimana Objek Hukum dan Subjek Hukum yang sama dan
telah diperkarakan tidak boleh di Perkara 2 (dua) kali untuk menghindari putusan yang berbeda
demi kepastian hukum bagi pencari keadilan.
B.Telah ada putusan yang berkekuatan hukum tetap dan bersifat positif seperti menolak gugatan
atau mengabulkan.
Bahwa Pemohon PK selaku subjek Hukum dan HARTA Pemohon PK selaku objek hukum telah
memperoleh putusan yang berkekuatan hukum tetap (Inkracht Van Gewisjsde) Seperti Menolak
tuntutan . Sehingga PERKARA BARU ini telah termasuk katagori azas Nebis in Idem sesuai amanat
pasal 76 ayat(1)dan(2) KUHP dan SEMA mahkamah Agung RI no. 3 tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5
UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Adapun putusan Dari judex factie sampai Inkracht di tingkat Kasasi adalah;
a. Majelis hakim pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada pengadilan negeri jakarta pusat
no.10/Pid.Sus/2015/PN.Jkt.Pst tanggal 30 Juni 2014 memutuskan menyatakan bahwa :
• MENOLAK TUNTUTAN Penuntut Umum KPK ; Pemohon PK tidak terbukti melakukan Tindak Pidana
Pencucian Uang (TPPU ) (Alat bukti 11)
• MENOLAK TUNTUTAN Penuntut Umum KPK ; Harta Pemohon PK BB No.829-909 (Yang di perkara
baru ini dirubah JPU KPK menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460 Agar terlihat beda Objek Hukum
nya untuk menghindari Azas Ne Bis In Idem) tidak dirampas untuk negara (Alat bukti 12) Karena:
• DIPERTIMBANGGAN MAJELIS HAKIM ADALAH; Tidak terbukti adanya unsur penyertaan karena tidak
terbukti adanya hubungan kausalitas antara harta Pemohon PK dengan perbuatan M. Akil Mochtar (Alat
bukti13). Tidak terbukti adanya unsur Penitipan Dengan perbuatan M. Akil Mochtar (Alat bukti 14)
b. Majelis hakim di tingkat banding pada Pengadilan Tinggi Tindak Pidana Korupsi
putusan no.63/Pid/TPK/2014/PT.DKI tanggal 12 November 2014 memutuskan:
• "Menguatkan putusan pengadilan tindak pidana korupsi pada Pengadilan Negeri
Jakarta pusat no.10/Pid.Sus/2015/PN.Jkt.Pst tanggal 30 Juni 2014 (Alat bukti 15)
• Dan Harta Pemohon PK BB no.829-909 tidak dirampas untuk negara (Alat bukti 16)
d. Penuntut umum KPK Berkeberatan dengan Pertimbangan Majelis Hakim pada tingkat Judex
Factie ;
• Seharusnya terhadap barang bukti HARTA PEMOHON PK tersebut diberikan amar dirampas
untuk negara sebagaimana tuntutan Jaksa Penuntut Umum.(Alat bukti 19)
• Dan Penuntut umum KPK meminta Majelis Hakim Banding Agar HARTA PEMOHON PK di rampas
untuk Negara (Alat bukti 20)
e. Penuntut umum KPK Berkeberatan dengan Pertimbangan Majelis Hakim tingkat Banding ;
• Bahwa unsur "penyertaan" tidak terpenuhi menurut hukum. (Alat bukti 21).
•Bahwa tidak adanya unsur penitipan antara harta kekayaan yang dikelola MUHTAR EPENDY
dengan perbuatan Terdakwa M. Akil Mochtar.(Alat bukti 22).
• Bahwa Harta Diamarkan terlampir dalam berkas perkara, (Alat bukti 23).
•Bahwa seharusnya Harta diberikan amar dirampas untuk negara sebagaimana tuntutan Penuntut
Umum (Alat bukti 24)
• Penuntut Umum minta agar majelis hakim memberi amar putusan HARTA PEMOHON PK di
rampas untuk negara.(Alat bukti 25)
• Penuntut Umum minta agar majelis hakim memberi amar putusan agar Pemohon PK terbukti
tppu bersama sama m. Akil Mochtar (Alat bukti 26).
f. KEBERATAN Penuntut umum KPK dengan Pertimbangan Majelis Hakim Ditingkat Banding ;
" Bahwa Penuntut Umum tidak sependapat dengan amar Majelis Hakim terhadap barang bukti
tersebut, karena asset yang disita dari MUHTAR EPENDY tersebut jelas rnerupakan hasil dari
Tindak Pidana Korupsi yaitu terkait penerimaan terkait sengketa Pilkada Empat Lawang dan
Palembang di MKRI yang diberikan oleh BUDI ANTONI AL JUFRI dan ROMI HERTON kepada
Terdakwa M. AKIL MOCHTAR melalui MUHTAR EPENDY sebagaimana telah kami uraikan dalam
pembahasan pertimbangan mengenai "penyertaan" dalam point 2 diatas sehingga seharusnya
terhadap barang bukti tersebut diberikan amar dirampas untuk negara sebagaimana tuntutan
Jaksa Penuntut Umum.Majelis Hakim dalam putusannya juga tidak memberikan pertimbangan
mengapa terhadap barang bukti berupa asset tersebut di amarkan untuk terlampir dalam berkas
perkara, sehingga dalam hal ini Penuntut Umum berpendapat Majelis Hakim tidak cermat." (Alat
bukti 27).
Fakta Hukum Dengan Pengulangan persamaan objek Hukum dan Subjek Hukum di PERKARA BARU
ini Dengan PERKARA LAMA , Membuktikan Bahwa Telah ada putusan yang berkekuatan hukum
tetap dan bersifat positif seperti menolak gugatan atau mengabulkan.
Sehingga sesuai amanat pasal 76 ayat(1)dan(2) KUHP dan SEMA mahkamah Agung RI no. 3 tahun
2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia , Perkara baru ini telah
Memenuhi Unsur azas Nebis in Idem "Dimana Objek Hukum dan Subjek Hukum yang sama dan
telah diperkarakan tidak boleh di Perkara 2 (dua) kali untuk menghindari putusan yang berbeda
demi kepastian hukum bagi pencari keadilan.
Bahwa Objek Hukum Dalam PERKARA LAMA dan PERKARA BARU keduanya berawal dari perkara
hukum yang sama, sehingga objek dalam kedua perkara tersebut merupakan barang bukti yang
SAMA yang telah ditemukan oleh penyidik KPK dan Penuntut Umum KPK telah
mempersoalkan/mendalilkan dalam dakwaan, tuntutan dan di uji dalam persidangan dan telah di
vonis oleh Majelis Hakim dan telah inkrach yaitu HARTA Pemohon PK Rp. 35.000.000.000,00( BB
No.829-909 dalam perkara baru ini menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460) ( Seperti poin 1 huruf
A dan huruf d Kecil)
Sehingga PERKARA BARU ini telah termasuk katagori azas Nebis in Idem sesuai amanat pasal 76
ayat(1)dan(2) KUHP dan SEMA mahkamah Agung RI no. 3 tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU No.
39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.( Seperti poin 1 huruf A dan huruf d) satu perkara tidak
boleh diadili berulang-ulang jika objek dan Subjek perkara yang sama untuk menghindari putusan
yang berbeda demi kepastian hukum bagi pencari keadilan.
Bahwa Subjek Hukum Dalam PERKATA LAMA DAN PERKARA BARU adalah SAMA yaitu Pemohon
PK bersama-sama M. Akil Mochtar (seperti di poin 1 huruf A dan huruf c kecil ) Sehingga PERKARA
BARU ini telah termasuk katagori azas Nebis in Idem sesuai amanat pasal 76 ayat(1)dan(2) KUHP dan
SEMA mahkamah Agung RI no. 3 tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia.
Bahwa PERKATA LAMA DAN PERKARA BARU Disidang dan dituntut serta divonis di pengadilan
SAMA yaitu Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri jakarta pusat; Pengadilan Tinggi Tindak
Pidana Korupsi DKI Jakarta; dan Mahkamah Agung RI.
2. Bahwa Terkait dengan kualifikasi tersebut diatas (Poin 1 huruf A sampai huruf F)
Membuktikan bahwa Harta Pemohon PK BB Nomor 829-909 selaku Objek Perkara dan pemohon PK
selaku Subjek Perkara Baru Sudah pernah dijadikan objek di perkara Lama dan SUDAH PERNAH DI
SIDANGKAN DAN DIPERTIMBANGKAN SERTA DIPUTUSKAN OLEH MAJELIS HAKIM YANG BERKEKUATAN
HUKUM TETAP , sehingga Jaksa Penuntut Umum dan Peradilan tidak lagi memiliki hak untuk mengadili kedua
kali sebab sudah mempunyai status hukum,namun kenyataannya dijadikan objek perkara lagi termuat
dlm perkara baru. "
3. Bahwa Terkait dengan kualifikasi tersebut diatas (huruf A sampai huruf F) , maka terhadap
dijatuhinya Putusan Perkara Baru pada judex factie mengakibatkan terbit nya 2 (dua) buah
putusan atas 1 (satu) objek Hukum yang sama yang disebabkan oleh O bjek Hukum
diperiksa dan diadili kembali , berarti Pemohon PK akan menjalani 2 (dua) putusan
dalam perkara yang sama Dengan subjek Hukum dan objek Hukum sama, tempus
dan locus delicty sama,
Dengan Terbitnya 2 (dua) putusan Baru dan Putusan Lama itu telah menyalahi peraturan
hukum, yaitu melanggar asas nebis in idem yang diatur dalam Pasal 76 ayat (1) KUHP dan
Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia. " Dimana Objek Hukum dan Subjek Hukum yang sama dan telah
diperkarakan tidak boleh di Perkara 2 (dua) kali untuk menghindari putusan yang berbeda demi
kepastian hukum bagi pencari keadilan.
4. Bahwa dengan prinsip Nebis in Idem sudah sepatutnya tidak ada lagi perkara atas harta
Pemohon PK selaku obyek hukum.Karena telah jelas bahwa Penuntut Umum KPK
mendalilkan / Dasar dalam Dakwaan dan Tuntutan adalah mengenai HARTA PEMOHON PK
yang sudah divonis dan Telah ada Putusan yang berkekuatan hukum tetap yang bukan
diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana.
5. Bahwa dengan demikian baik Pemohon PK selaku subjek hukum dan HARTA
PEMOHON PK Rp. 35.000.000.000,00, BB No.829-909 (Yang di perkara baru ini
dirubah JPU KPK menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460 Agar terlihat beda Objek
Hukum nya untuk menghindari Azas Ne Bis In Idem) sebagai objek Hukum SUDAH
PERNAH DI SIDANGKAN DAN DIUJI Dalam perkara PERKARA LAMA, sehingga Jaksa
Penuntut Umum dan Peradilan tidak lagi memiliki hak sebagaimana yang telah di
atur dalam PASAL 76 AYAT (1), (2) KUHP Untuk menuntut dan menyidangkan
Pemohon PK dan HARTA PEMOHON PK Dalam PERKARA BARU ini.
6. Bahwa dengan demikian berdasarkan SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG RI
No. 3 tahun 2002 . Tentang Penanganan Perkara yang berkaitan dengan Azas Nebis
in idem, Maka sudah sepatutnya tidak ada lagi peradilan terhadap Pemohon PK,
selaku SUBJEK HUKUM dan HARTA PEMOHON PK Rp. 35.000.000.000,00 BB
No.829-909 (Yang di perkara baru ini dirubah JPU KPK menjadi BB no.386-394 dan BB
no.396-460 Agar terlihat beda Objek Hukum nya untuk menghindari Azas Ne Bis In
Idem) selaku OBJEK HUKUM atau setidaknya tidak ada putusan yang berbeda.
Karena telah Inkracht dan terhalang asas ne bis in idem Sebagaimana yang telah
diatur dalam kaidah dan norma hukum
8. Bahwa dengan fakta hukum tersebut diatas, maka dapat dikatakan Judex Facti
dalam memeriksa, mengadili dan memutus PERKARA BARU telah melanggar prinsip
hukum Nebis in idem diatur dalam Pasal 76 ayat (1) KUHPidana dan SEMA
Mahkamah Agung RI no. 3 tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia yang artinya apabila sudah ada putusan (vonis)
pengadilan, orang tersebut tidak dapat lagi dituntut untuk kedua kalinya terhadap
perbuatan yang sama dilakukan itu juga; kecuali subjek dan Objek Hukum beda dan
perbuatan locus dan tempus delik beda.
9. Bahwa telah di insafi dengan kesadaran dan Pengakuan sendiri Penuntut umum
KPK Di perkara lama sependapat dan setuju dengan pertimbangan Hakim Ketua
Majelis dan Hakim Anggota lainnya dalam putusan Mahkamah Agung Ri No.
no.336K/Pid.Sus/2015 tanggal 23 Pebruari 2015 halaman 517-518; .(Alat bukti 28);
"Bahwa terkait penyitaan barang bukti mengacu pada Pasal 39 KUHAP, "jika
barang bukti tersebut diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak
pidana maka barang bukti tersebut dirampas untuk negara"
a. Bahwa dengan ditolaknya tuntutan JPU KPK oleh majelis Hakim Bahwa HARTA
PEMOHON PK Rp. 35.000.000.000,00, BB No.829-909 (Yang di perkara baru ini
dirubah JPU KPK menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460 Agar terlihat beda Objek
Hukum nya untuk menghindari Azas Ne Bis In Idem) Selaku Objek Hukum tidak
dirampas untuk negara. Membuktikan bahwa HARTA PEMOHON PK bukan
diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana dan Pemohon PK
selaku pemilik harta tersebut bukanlah pelaku korupsi seperti yang didakwakan Di
PERKARA BARU ini.
b. Untuk itu Pemohon PK selaku Pemilik harta tersebut dan HARTA PEMOHON PK
Rp. 35.000.000.000,00, BB No.829-909 (Yang di perkara baru ini dirubah JPU KPK
menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460 Agar terlihat beda Objek Hukum nya
untuk menghindari Azas Ne Bis In Idem) selaku objek Hukum tidak dapat diadili
berkali-kali atas perkara yang SAMA. Karena telah jelas bahwa Penuntut Umum KPK
mendalilkan / Dasar dalam Dakwaan dan Tuntutan adalah mengenai HARTA
PEMOHON PK yang sudah divonis dan Telah ada Putusan yang berkekuatan hukum
tetap yang bukan diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak
pidana.
10. Bahwa untuk menguji apakah PERKARA BARU memenuhi kreteria Ne Bis In Idem.
Pemohon PK juga mengutip pendapat 4 Ahli Hukum sebagai berikut :
Sehingga PERKARA BARU termasuk katagori Ne Bis In Idem. Sesuai pasal 76 KUHP
dan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU
No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
B. Dr. ALFITRA, S.H., M.Hum. (Dalam Buku : Hapusnya Hak dan Menuntut
Menjalankan pidana Penerbit : Raih Asa Sukses (RAS), Depok 2012 Pada halaman :
134-135).
" Ne bis in idem artiny suatu perkara yang sama tidak boleh lebih dari satu kali
diajukan untuk diputus oleh pengadilan. " yaitu seperti Di butir 1 Huruf A dan B
serta huruf a, b, c.
Sehingga PERKARA BARU termasuk katagori Ne Bis In Idem. Sesuai pasal 76 KUHP
dan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU
No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
C. PROF. DR. WIRJONO PRODJODIKORO S.H (Dalam Buku : Asas-Asas Hukum Pidana
di lndonesia.Penerbit : Refika Aditama, Bandung 2009 Pada Halaman :150)"
Ne bis in idem artinya perbuatan yang sama tidak boleh diajukan penuntutan lagi"
Dianggap "ne bis in idem" apabila terjadi pengulangan perkara Sama dengan obyek,
subjek, dan kronologis yang sama, dan telah diputus serta mempunyai kekuatan
hukum tetap.
Ne bis in idem tidak hanya berlaku bagi seseorang yang telah dihukum karena
melakukan tindak pidana, tetapi juga berlaku jika orang dalam perkara pertama
dibebaskan (vrijsprak) atau dilepaskan dari segala tuntutan (ontslag van
rechtsvervolging).
yaitu seperti Di butir 1 Huruf A dan B serta huruf a, b, c.
Sehingga PERKARA BARU Ini termasuk katagori Ne Bis In Idem. Sesuai pasal 76 KUHP
dan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU
No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Dengan mengunakan pendapat 4 Ahli Hukum diatas maka PERKARA BARU ini Telah
memenuhi syarat Ne Bis In Idem Sesuai pasal 76 KUHP dan Surat Edaran Mahkamah
Agung Nomor 3 Tahun 2002. Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia.
Lebih lengkap tentang pendapat 4 (Empat) Ahli Hukum diatas, tersaji dalam Buku 4
memori Peninjauan Kembali (PK) ini. (Halaman 1-8)
Bahwa untuk menguji apakah PERKARA BARU ini memenuhi kreteria Ne Bis In Idem.
Pemohon PK juga mengutip 2 (dua) Yurisprudensi sebagai berikut :
A. Perkara atas nama Terdakwa BUHARI, S.Sos. bin BAIRUNAS telah Ne Bis In Idem;
2. Petimbangan hakim; perkara sama, subjek dan objek Hukum sama, tempus dan
locus delicty sama.
B. Perkara atas nama Terdakwa FLORENSIA FENNY WIJAYA alias FENNY - TJONG
KIM PO; dan terdakwa AGUSTINUS WILLY alias WILLY - YUVENTIUS; telah Ne Bis In
Idem.
A. PERBEDAAN PUTUSAN MAJELIS HAKIM ATAS TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (TPPU) TERHADAP TERPIDANA
SELAKU SUBYEK HUKUM DI PERKARA LAMA DAN PERKARA BARU DENGAN DAKWAAN DAN TUNTUTAN YANG SAMA
B. PERBEDAAN PUTUSAN MAJELIS HAKIM ATAS HARTA TERPIDANA SELAKU OBYEK HUKUM DI PERKARA LAMA DAN
PERKARA BARU DENGAN DAKWAAN DAN TUNTUTAN YANG SAMA
836 Tanah Sedau Menolak Dirampas Untuk Negara 396 Tanah Sedau Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
837 Mobil Toyota Fortuner Menolak Dirampas Untuk Negara 397 Mobil Toyota Fortuner Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
838 Mobil Toyota Avanza Menolak Dirampas Untuk Negara 398 Mobil Toyota Avanza Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
839 Mobil Honda Accord Menolak Dirampas Untuk Negara 399 Mobil Honda Accord Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
840 Mobil Toyota Harrier Menolak Dirampas Untuk Negara 400 Mobil Toyota Harrier Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
841 Mobil Nissan Teana Menolak Dirampas Untuk Negara 401 Mobil Nissan Teana Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
842 Mobil Opel Blazer Menolak Dirampas Untuk Negara 402 Mobil Opel Blazer Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
843 Mobil Toyota Alphard Menolak Dirampas Untuk Negara 403 Mobil Toyota Alphard Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
844 Mobil Daihatsu Menolak Dirampas Untuk Negara 404 Mobil Daihatsu Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
845 Mobil Suzuki X-Road Menolak Dirampas Untuk Negara 405 Mobil Suzuki X-Road Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
846 Mobil KIA Timor Menolak Dirampas Untuk Negara 406 Mobil KIA Timor Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
847 Mobil Daihatsu box/van Menolak Dirampas Untuk Negara 407 Mobil Daihatsu box/van Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
848 Mobil Toyota Yaris Menolak Dirampas Untuk Negara 408 Mobil Toyota Yaris Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
849 Mobil Daihatsu Terios Menolak Dirampas Untuk Negara 409 Mobil Daihatsu Terios Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
850 Mobil Mercy C180 Menolak Dirampas Untuk Negara 410 Mobil Mercy C180 Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
851 Mobil Mercy C180 Menolak Dirampas Untuk Negara 411 Mobil Mercy C180 Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
852 Mobil Toyota Kijang Menolak Dirampas Untuk Negara 412 Mobil Toyota Kijang Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
853 Mobil Toyota Kijang Menolak Dirampas Untuk Negara 413 Mobil Toyota Kijang Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
854 BPKB Toyota Kijang Menolak Dirampas Untuk Negara 414 BPKB Toyota Kijang Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
855 BPKB Toyota Kijang Menolak Dirampas Untuk Negara 415 BPKB Toyota Kijang Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
856 Mobil KIA Travelo Menolak Dirampas Untuk Negara 416 Mobil KIA Travelo Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
857 BPKB KIA Menolak Dirampas Untuk Negara 417 BPKB KIA Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
858 Mobil ToyotaYaris Menolak Dirampas Untuk Negara 418 Mobil ToyotaYaris Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
859 BPKB Toyota Yaris Menolak Dirampas Untuk Negara 419 BPKB Toyota Yaris Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
860 Mobil BMW Menolak Dirampas Untuk Negara 420 Mobil BMW Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
861 BPKB BMW Menolak Dirampas Untuk Negara 421 BPKB BMW Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
862 Mobil Suzuki X-Over Menolak Dirampas Untuk Negara 422 Mobil Suzuki X-Over Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
863 BPKB Suzuki X-Over Menolak Dirampas Untuk Negara 423 BPKB Suzuki X-Over Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
864 Mobil Avanza Veloz Menolak Dirampas Untuk Negara 424 Mobil Avanza Veloz Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
865 BPKB Avanza Veloz Menolak Dirampas Untuk Negara 425 BPKB Avanza Veloz Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
866 Mobil Mitsubhisi Kuda Menolak Dirampas Untuk Negara 426 Mobil Mitsubhisi Kuda Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
867 Mobil Mercy Menolak Dirampas Untuk Negara 427 Mobil Mercy Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
868 BPKB Mercy Menolak Dirampas Untuk Negara 428 BPKB Mercy Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
869 Mobil Isuzu Panther Menolak Dirampas Untuk Negara 429 Mobil Isuzu Panther Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
876 Motor Jupiter MX Menolak Dirampas Untuk Negara 430 Motor Jupiter MX Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
877 Motor Suzuki Shogun Menolak Dirampas Untuk Negara 431 Motor Suzuki Shogun Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
878 Motor Yamaha Jupiter Z Menolak Dirampas Untuk Negara 432 Motor Yamaha Jupiter Z Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
879 Motor Yamaha Jupiter Z Menolak Dirampas Untuk Negara 433 Motor Yamaha Jupiter Z Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
880 Motor Honda Supra Fit Menolak Dirampas Untuk Negara 434 Motor Honda Supra Fit Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
881 Motor Yamaha Mio Menolak Dirampas Untuk Negara 435 Motor Yamaha Mio Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
882 Motor Jupiter MX Menolak Dirampas Untuk Negara 436 Motor Jupiter MX Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
883 Motor Honda Blade Menolak Dirampas Untuk Negara 437 Motor Honda Blade Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
884 Motor Supra X 125 Menolak Dirampas Untuk Negara 438 Motor Supra X 125 Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
885 Motor Suzuki Skywave Menolak Dirampas Untuk Negara 439 Motor Suzuki Skywave Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
886 Motor Honda GL Pro Menolak Dirampas Untuk Negara 440 Motor Honda GL Pro Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
887 Motor Honda GL Max Menolak Dirampas Untuk Negara 441 Motor Honda GL Max Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
888 Motor Yamaha RX King Menolak Dirampas Untuk Negara 442 Motor Yamaha RX King Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
889 Motor Fulsar Menolak Dirampas Untuk Negara 443 Motor Fulsar Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
890 Motor Jupiter MX Menolak Dirampas Untuk Negara 444 Motor Jupiter MX Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
891 Motor Suzuki Smash Menolak Dirampas Untuk Negara 445 Motor Suzuki Smash Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
892 Motor Honda Tiger Menolak Dirampas Untuk Negara 446 Motor Honda Tiger Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
893 Motor Yamaha Vega R Menolak Dirampas Untuk Negara 447 Motor Yamaha Vega R Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
894 Motor Jupiter MX Menolak Dirampas Untuk Negara 448 Motor Jupiter MX Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
895 Motor Yamaha Mio Menolak Dirampas Untuk Negara 449 Motor Yamaha Mio Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
896 Motor Honda Win Menolak Dirampas Untuk Negara 450 Motor Honda Win Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
897 Motor Fulsar Menolak Dirampas Untuk Negara 451 Motor Fulsar Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
898 Motor Fulsar Menolak Dirampas Untuk Negara 452 Motor Fulsar Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
899 Motor Suzuki Sky Drive Menolak Dirampas Untuk Negara 453 Motor Suzuki Sky Drive Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
900 Motor Honda CBR 250 Menolak Dirampas Untuk Negara 454 Motor Honda CBR 250 Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
901 Motor Yamaha Jupiter Menolak Dirampas Untuk Negara 455 Motor Yamaha Jupiter Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
902 Motor Yamaha Jupiter Menolak Dirampas Untuk Negara 456 Motor Yamaha Jupiter Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
903 Motor Honda Beat Menolak Dirampas Untuk Negara 457 Motor Honda Beat Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
904 Motor Honda Beat Menolak Dirampas Untuk Negara 458 Motor Honda Beat Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
905 Motor Honda Beat Menolak Dirampas Untuk Negara 459 Motor Honda Beat Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
906 Motor Honda Vario Menolak Dirampas Untuk Negara 460 Motor Honda Vario Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
• Membuktikan bahwa pemohon PK selaku Subjek Perkara dan Harta milik Pemohon PK selaku Objek
Perkara Sudah dijadikan obyek perkara Lama dan SUDAH PERNAH DI SIDANGKAN DAN DIPUTUSKAN YANG
BERKEKUATAN HUKUM TETAP , sehingga Jaksa Penuntut Umum dan Peradilan tidak lagi memiliki hak untuk
mengadili kedua kali sebab sudah mempunyai status hukum,namun kenyataannya dijadikan objek perkara
lagi termuat dlm perkara baru. "
• Bahwa dengan demikian Terdapat 2 (dua) Putusan hukum yg bertentangan atas objek perkara dan
subjek perkara yang sama yang tidak dibenarkan menurut hukum karena melanggar asas hukum ""nebis
in idem:"yaitu melanggar ketentuan Pasal 76 ayat(1)dan(2) KUHP dan SEMA mahkamah Agung RI no.
3 tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia " Dimana
Objek Hukum dan Subjek Hukum yang sama dan telah diperkarakan tidak boleh di Perkara 2 (dua)
kali untuk menghindari putusan yang berbeda demi kepastian hukum bagi pencari keadilan.
b.. Fakta Hukumnya, Bahwa status Pemohon PK bukan pejabat negara, bukan
Hakim/Jaksa/Lawyer/Aparat penegak Hukum. Tapi hanya orang swasta.
Penerapan Hukum dengan pendakwaan pasal 12 c dan pasal 11. Vonis Majelis
Hakim dengan merujuk ke pasal 12 c adalah merupakan penerapan Hukum
yang keliru. (Alat Bukti 31)
Sekali lagi Jaksa Penuntut Umum dan penyidik telah mengetahui dengan
sangat jelas bahwa :
PEMOHON PK BUKANLAH PEGAWAI NEGERI dan tidak pernah
mendaftar seleksi pegawai negeri.
PEMOHON PK BUKAN PENYELENGGARA NEGARA dan hingga detik ini
saya tidak pernah terlibat sebagai penyelenggara negara.
e. Bahwa dari segi subjek pelaku, Objek Hukum , peristiwa locus dan
tempus delik maupun ketentuan yang diterapkan PERKARA BARU. adalah
pengulangan perkara yang sama dengan perkara yang sudah diputus oleh
pengadilan di PERKARA LAMA.
g. Bahwa dengan fakta dan alasan tersebut Diatas, maka dapat dikatakan
Judex Facti dalam memeriksa, mengadili dan memutus PERKARA BARU ini
telah melanggar prinsip hukum Nebis in idem yang artinya orang tidak
boleh dituntut untuk kedua kalinya lantaran perbuatan yang sama
dilakukan telah diputus oleh pengadilan;
h. Bahwa prinsip hukum tersebut diatur dalam Pasal 76 ayat (1) KUHPidana
bertujuan untuk menjaga jangan sampai Sebuah perkara dituntut secara
berulang kali terhadap perbuatan yang sama sehingga mengakibatkan
terdapat beberapa putusan terhadap perbuatan yang sama. Selain itu
untuk menjamin terciptanya kepastian hukum dalam masyarakat, agar
Tersangka/Terdakwa/ Terpidana bisa menjalani hidup yang tenang, setelah
perkaranya diputus dan mempunyai kekuatan hukum tetap;
i. Bahwa makna dari prinsip hukum yaitu apabila sebuah perkara sudah
ada putusan (vonis) pengadilan maka perkara yang sama tersebut tidak
dapat lagi dituntut untuk kedua kalinya terhadap perbuatan itu
juga;Bahwa karena dalam PERKARA BARU terpenuhi alasan gugurnya hak
untuk menuntut hukuman, maka sebagai konsekuensi hukum penuntutan
Jaksa/Penuntut Umum harus dinyatakan tidak dapat diterima;
a. Diperkara Lama.
Bahwa Majelis Hakim Judex factie dan Judex juris dalam pertimbangan Hukum
putusan Pengadilan di perkara Lama menyebutkan bahwa harta Barang Bukti No. 829-909 (Yang di
perkara baru ini dirubah penyidik KPK menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460 Agar terlihat beda
tidak terbukti adanya
Objek Hukum nya untuk menghindari Azas Ne Bis In idem) milik Pemohon PK
hubungan Kausalitas, Tidak terbukti adanya unsur Penyertaan dan tidak terbukti
adanya unsur Penitipan dengan Perbuatan M. Akil Mochtar ;
a.1. Tidak terbukti adanya Unsur Penyertaan Dengan Perbuatan Terdakwa M. Akil
Mochtar.
Diuraikan dalam halaman (surat Bukti Nomor 13 Fhoto Copy putusan Pengadilan tipikor pada
pengadilan Negeri Jakarta pusat no.10/Pid.Sus.TPK/2015/PN.Jkt.Pst , halaman 1,1299 s/d
1300,1545 1546).
Diuraikan dalam halaman (surat Bukti Nomor 14 Fhoto Copy putusan Pengadilan tipikor pada
pengadilan Negeri Jakarta pusat no.10/Pid.Sus.TPK/2015/PN.Jkt.Pst , halaman 1,1286 s/d
1287,1545 1546).
b. Diperkara Baru,
b.1. Bahwa Majelis Hakim Judex factie dan Pengadilan Banding dalam pertimbangan Hukum
putusan Pengadilan di perkara Baru menyebutkan bahwa harta Barang Bukti No. 829-909 (Yang di
perkara baru ini dirubah penyidik KPK menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460 Agar terlihat beda
Objek Hukum nya untuk menghindari Azas Ne Bis In idem) milik Pemohon PK terbukti adanya unsur
penyertaan.
Diuraikan dalam halaman (surat Bukti Nomor 33 Fhoto Copy putusan Pengadilan tipikor pada
pengadilan Negeri Jakarta pusat no.96/Pid.Sus.TPK/2019/PN.Jkt.Pst , halaman 1,601,715,716).
b. 1. " Ad.5. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana, tentang Penyertaan yakni “orang yang melakukan,
yang menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan
Bahwa mengenai pengertian “penyertaan”sebagaimana dimaksud Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dalam
dakwaan Kedua, Majelis mengambil alih pertimbangan dalam dakwaan Kesatu Pertama mengenai
maksud “perbarengan” baik doktrin maupun yurisprudensi sebagaimana telah Majelis pertimbangkan
dalam membuktikan dakwaan kesatu Pertama .
Menimbang, bahwa perbuatan Terdakwa Muhtar Ependy bersama-sama dengan M. Akil Mochtar
terhadap harta kekayaan berupa uang keseluruhan berjumlah Rp26.427.000.000,00(dua puluh enam
miliar empat ratus dua puluh tujuh juta rupiah) dan USD816,000.00 (delapan ratus enam belas ribu
dollar Amerika Serikat) tersebut, berdasarkan fakta hukum yang terungkap dipersidangan terdapat
kerjasama yang erat dan diinsyafi antara Terdakwa Muhtar Ependy dengan M. Akil Mochtar untuk
melakukan tindak pidana pencucian uang
Menimbang, bahwa dari fakta hukum yang terungkap dipersidangan telah terjadi kerjasama yang erat
dan diinsyafi antara Terdakwa Muhtar Ependy dengan saksi M. Akil Mochtar dalam upaya untuk
menyembunyikan harta kekayaannya yang berasal dari tindak pidana korupsi dengan cara
”menitipkan, menempatkan dan mentransfer harta kekayaan” padahal uang yang dititipkan,
ditempatkan dan ditransfer tersebut merupakan hasil tindak pidana korupsi yang diterima M. Akil
Mochtar bersama-sama dengan Terdakwa Muhtar Ependy dari Romi Herton terkait perkara sengketa
Pilkada di Kota Palembang dan dari Budi Anton terkait sengketa pilkada empat lawang;
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta – fakta yang telah Majellis pertimbangkan Majelis meyakini
unsur “ orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan
“ telah terpenuhi pada perbuatan Terdakwa "
c. Membuktikan bahwa pemohon PK selaku Subjek Perkara dan Harta milik Pemohon PK selaku Objek
Perkara Sudah dijadikan obyek perkara Lama dan SUDAH PERNAH DI SIDANGKAN DAN DI
PERTIMBANGKAN SERTA DIPUTUSKAN YANG BERKEKUATAN HUKUM TETAP , sehingga Jaksa Penuntut
Umum dan Peradilan tidak lagi memiliki hak untuk mengadili kedua kali sebab sudah mempunyai status
hukum,namun kenyataannya dijadikan objek perkara lagi termuat dlm perkara baru. "
d. Bahwa dengan demikian Terdapat 2 (dua) Pertimbangan Putusan hukum yg bertentangan (angka 9
huruf a dan b ) , atas objek perkara dan subjek perkara yang sama yang tidak dibenarkan menurut hukum
karena melanggar asas hukum ""nebis in idem:"yaitu melanggar ketentuan Pasal 76 ayat(1)dan(2)
KUHP dan SEMA mahkamah Agung RI no. 3 tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia " Dimana Objek Hukum dan Subjek Hukum yang sama dan telah
diperkarakan tidak boleh di Perkara 2 (dua) kali untuk menghindari putusan yang berbeda demi
kepastian hukum bagi pencari keadilan.
10. Bahwa dengan prinsip Nebis in Idem sudah sepatutnya tidak ada lagi perkara atas harta
Pemohon PK selaku obyek hukum.Karena telah jelas bahwa Penuntut Umum KPK
mendalilkan / Dasar dalam Dakwaan dan Tuntutan adalah mengenai HARTA PEMOHON PK
BB 832-907 yang sudah divonis dan Telah ada Putusan yang berkekuatan hukum tetap yang
bukan diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana.
11. Bahwa dengan demikian PERKARA BARU tidak dapat diajukan lagi ke tahap
penuntutan dengan melimpahkan perkara ke pengadilan dalam rangka pemeriksaan
di tingkat pengadilan, karena telah di pertimbangkan, diputus Pengadilan dan
berkekuatan hukum tetap Di perkara lama (Nebis in idem);
12. Terdapat 2 putusan dalam perkara yang sejenis bertentangan dengan Amanah
pasal 65 KUHP dan pasal 66 KUHP
13. Bahwa berdasarkan uraian diatas, bahwa Putusan PERKARA BARU tidak dapat
dipertahankan lagi, oleh karena itu harus dibatalkan Oleh yang Mulia Majelis Hakim
Mahkamah Agung RI Karena telah Nebis In Idem .
14. Bahwa peristiwa peradilan pidana dalam PERKARA BARU ini yang menjadi
alasan-alasan keberatan saya/Muhtar Ependy tersebut dalam putusan Mahkamah
Agung pada tingkat Peninjauan Kembali (PK), KELAK AKAN MENJADI
YURISPRUDENSI;
VI. LAIN-LAIN
d. Bahwa pada tanggal 20 Juli 2020 JPU KPK sedang mengajukan upaya kasasi
dan sampai dengan Memori PK ini Pemohon PK sampaikan belum ada
putusan Majelis Hakim Agung RI tentang upaya kasasi yang diajukan oleh
KPK tersebut.
2. Bahwa JPU KPK telah menuntut agar majelis Hakim dalam amar
putusannya terhadap barang bukti Harta Pemohon PK BB No. 829-909
(Yang di perkara baru ini dirubah menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-
460 ) di rampas untuk negara (seperti Romawi III butir 2 )
Dengan alasan bahwa aset yang di sita dari saya / Muhtar Ependy tersebut
jelas merupakan hasil Tindak Pidana korupsi yaitu terkait penerimaan
terkait sengketa Pilkada Kab.Empat Lawang dan Kota palembang di MK RI
yang diberikan oleh Budi Antony Aljufri (Bupati terpilih kab.empat lawang)
dan Romi Herton (Walikota terpilih kota Palembang) kepada terdakwa M.
Akil Mochtar yang dititipkan kepada Pemohon PK untuk dikelola.
B. Bahwa dalam vonis PERKARA LAMA majelis hakim pengadilan Tindak Pidana
Korupsi pada pengadilan negeri jakarta pusat no.10/Pid.Sus/2015/PN.Jkt.Pst
tanggal 30 Juni 2014
21
memutuskan menyatakan bahwa : M. Akil Mochtar tidak terbukti
melakukan tindak pidana korupsi TPPU bersama sama Pemohon PK; namun
M. Akil Mochtar terbukti secara syah dan meyakinkan melakukan tindak
pidana korupsi TPPU bersama sama dengan pihak lain.(susi tur handayani dan
chairunissa dll).karena; (seperti Romawi III butir 3 huruf a sampai e).
F. Bahwa Penuntut Umum KPK dalam perkara M. Akil Mochtar /PERKARA LAMA
sependapat dan setuju dengan Ketua Majelis Hakim dan Anggota Majelis
Hakim lainnya bahwa harta yang boleh disita/dirampas untuk negara adalah
yang merupakan hasil tindak Pidana; "Bahwa terkait penyitaan barang bukti
mengacu pada Pasal 39 KUHAP, "jika barang bukti tersebut diperoleh dari
tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana maka barang bukti
tersebut dirampas untuk negara" dalam putusan Mahkamah Agung Ri No.
no.336K/Pid.Sus/2015 tanggal 23 Pebruari 2015 halaman 517-518; (Alat
bukti 28)
artinya jika barang bukti Yang telah divonis dalam Amar Putusan "Tidak
dirampas untuk Negara"
22
seperti Halnya harta Pemohon PK maka telah jelaslah aset harta Pemohon PK
bukanlah diperoleh dari Tindak Pidana atau sebagai Hasil dari Tindak Pidana.
G. Bahwa saat Pemohon PK selaku saksi dalam perkara M. Akil Mochtar, harta
saya /Muhtar Ependy sudah dalam Posisi disita. Beruntung bahwa majelis
hakim baik di tingkat judex Factie, tingkat banding dan tingkat kasasi di
perkara M. Akil Mochtar memutuskan bahwa harta Pemohon PK tidak terkait
dengan perkara M. Akil Mochtar dan bukan merupakan hasil tindak pidana.
Oleh karena itu Harta Pemohon PK tersebut harus di kembalikan kepada
Pemohon PK karena tidak di rampas untuk Negara.
H. Pada kenyataannya setelah vonis tersebut Inkracht, Jaksa Penuntut umum
KPK tidak pernah mengembalikan kepada Pemohon PK bahkan memaksakan
untuk menyita lagi dalam perkara Pemohon PK saat baru ini. Oleh karena itu
surat Berita Acara Penyitaan Saya tolak dan tidak saya tanda tangani karena
Pemohon PK menghormati dan menghargai putusan pengadilan bahwa
harta tersebut sudah pernah di dakwa, di uji, disidang, dituntut dan di vonis
Inkracht diputus tidak dirampas untuk negara. Namun dokumen penolakan
berita Acara penyitaan tersebut tidak diberikan ke Pemohon PK.
C. Bahwa landasan butir 3 huruf B diatas tidak sejalan dengan posisi status
kasus perkara Baru Pemohon PK Sebagaimana penjelasan terpidana
tentang upaya memperoleh peradilan yang dihalangi.(seperti butir 1
upaya memperoleh keadilan yang dihambat serta bertentangan dengan
putusan pengadilan diperkara lam,bahwa harta/aset tersebut tidak
dirampas untuk Negara (Alat bukti 12)
D. Bahwa selain daripada itu JPU KPK sendiri sedang mengajukan Kasasi dan
sampai dengan Surat Memori Peninjauan kembali ini Pemohon PK ajukan
belum ada putasan tentang upaya kasasi JPU KPK. (Lampiran 13)
B. Bahwa pada tanggal 20 Juli 2020 JPU KPK sedang mengajukan upaya kasasi
(Lampiran 13)dan sampai dengan Memori PK ini terpidana sampaikan belum
ada putusan Majelis Hakim Agung RI tentang upaya kasasi yang diajukan oleh
KPK tersebut.
24
C. Bahwa tidak ada pencabutan kasasi dari JPU KPK .
A. Bahwa dalam PERKARA BARU Ini baik Pemohon PK dan JPU KPK bersama
sama menyatakan mengajukan kasasi .
f. Bahwa dari uraian huruf d diatas, terlihat bahwa KPK menyusun memori
kasasi sangat cepat dan Ternyata JPU KPK telah menerima salinan putusan
tanggal 7 juli 2021 menjadi pertanyaan Pemohon PK ,kenapa Pemohon PK
tidak diberikan sama dengan tanggal tersebut? Sedangkan Pemohon PK
sendiri baru menerima salinan putusan ditingkat banding tanggal 16
September 2020 (Lampiran 11) ( seolah-olah terjadi kondisi tidak
berimbang meskipun Pemohon PK melalui Penasehat Hukum sudah
memintanya secara patut ) .
C. Belum ada putusan dari Mahkamah Agung RI tentang memori kasasi dari
KPK.
a. Bahwa pada Hari Senen tanggal 20 Juli 2020 JPU KPK sedang mengajukan
upaya kasasi dan sampai dengan Memori Peninjauan Kembali ini Pemohon
PK sampaikan tanggal 10 april 2021 belum ada putusan Majelis Hakim
Agung RI tentang upaya kasasi yang diajukan oleh KPK tersebut.
B. Bahwa Pemohon PK dalam waktu yang tidak terlalu lama segera ditetapkan
sebagai tersangka dengan dakwaan Pasal 21 UU Nomor 31/1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah dirubah dengan UU
Nomor 20/2001 jo Pasal 64 ayat 1 KUHP serta pidana Pada pasal 22 jo pasal 36
UU Pemberantasan Tipikor dengan tuduhan menghalangi/merintangi
penyidikan perkara M. Akil Mochtar;
26
E. Bahwa meskipun sungguh aneh namun Pemohon PK ikhlas menjalani vonis
atas perkara tersebut selama 5 tahun 3 bulan di Lapas Sukamiskin Bandung
Sampai tanggal 21 October 2019 .
27
Artinya harta Pemohon PK bukan ranah perkara TPPU dan tidak Ada perkara
TPPU atas diri saya jika berdasarkan prinsip ne bis in idem sesuai KUHPidana pasal
76 Ayat (1) dan SEMA MAHKAMAH AGUNG RI Nomor 3 tahun 2002. Demi keadilan
dan kepastian hukum menghindari putusan tumpang tindih/berbeda dan
kriminalisasi secara ultra petita serta seseorang dihukum berulang ulang dalam
perkara yang sama di pengadilan yang sama.
10. Adanya kebohongan dari JPU KPK Menyatakan Bahwa Harta Pemohon PK BB No. 829-909
(Yang di perkara baru ini dirubah penyidik KPK menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460 Agar terlihat
beda Objek Hukum nya untuk menghindari Azas Ne Bis In idem) Selaku objek hukum belum pernah di
perkarakan dan Belum pernah di Vonis Hakim. Dan harus dituntut Ulang agar dirampas (Untuk
Negara yang ke -2 (dua) kalinya) (Alat bukti 36)padahal FAKTA HUKUM harta BB no. 829-909
sudah pernah di dakwa, dituntut, diuji, dipertimbangkan dan divonis Sesuai poin Nomor 1 huruf A
Dan B serta huruf a, b, c.
Kebohongan tersebut terlihat di poin no. 26 (BB Nomor 386-394)dan di poin no. 28 (BB Nomor
396-460)"Menyatakan BB Tersebut DIRAMPAS UNTUK NEGARA. Padahal sama seperti BB yang poin
1 sampai 25 Dan poin 27 serta poin 29 sampai 41 "SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M. Akil
Mochtar. Seharusnya JPU KPK jujur dalam menulis di poin No 26 dan 28 bahwa "BB TERSEBUT
SUDAH DIPUTUS DALAM PERKARA ATAS NAMA M. AKIL MOCHTAR JUGA"
1. BB Nomor 1-98 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar. 2. BB
Nomor 99-101 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Muhtar Ependy. 3. BB
Nomor 102-118 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton. 4. BB
Nomor 119-126 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar 5. BB
Nomor 127-144 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 6. BB
Nomor 145-150 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar. 7. BB
Nomor 151-155 SUDAH DI PUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 8. BB
Nomor 156-159 SUDAH DI PUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar 9. BB
Nomor 160-166 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 10. BB
Nomor 167-172 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Budi Antoni Aljufri 11. BB
Nomor 173-180 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar 12. BB
Nomor 181-186 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 13. BB
Nomor 187-193 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar 14. BB
Nomor 194-202 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 15. BB
Nomor 203-207 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar 16. BB
Nomor 208-209 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 17. BB
Nomor 210-211 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar 18. BB
Nomor 212 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Muhtar Ependy 19. BB
Nomor 213-215 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 20. BB Nomor
216-218 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar 21. BB Nomor 219-
228 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 22. BB Nomor 229
SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Muhtar Ependy 23. BB Nomor 230-231
SUDAH DI PUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar 24. BB Nomor 232-235
SUDAH DI PUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 25. BB Nomor 236-385 SUDAH
DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar. 26. BB Nomor 386-394 DI RAMPAS
UNTUK NEGARA (faktanya SUDAH DIPUTUS dalam perkara lama atas nama M.Akil Mochtar
"TIDAK DIRAMPAS UNTUK NEGARA ")
TETAPI OLEH JPU KPK DITULIS "DIRAMPAS UNTUK NEGARA" DAN BERBOHONG KALAU BB 386-
394 DIATAS BELUM PERNAH DI PERKARAKAN DAN BELUM DIPUTUS DALAN PERKARA ATAS NAMA
M. AKIL MOCHTAR (ALAT BUKTI 37)
27. BB Nomor 395 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar. 28. BB
Nomor 396-460 DI RAMPAS UNTUK NEGARA (faktanya SUDAH DIPUTUS dalam perkara lama atas
nama M.Akil Mochtar "TIDAK DIRAMPAS UNTUK NEGARA ")
TETAPI OLEH JPU KPK DITULIS "DIRAMPAS UNTUK NEGARA" DAN BERBOHONG KALAU BB 396-
460 DIATAS BELUM PERNAH DI PERKARAKAN DAN BELUM DIPUTUS DALAN PERKARA ATAS NAMA
M. AKIL MOCHTAR (ALAT BUKTI 38)
29. BB Nomor 461-476 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar 30. BB
Nomor 477-480 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 31. BB
Nomor 481-482 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Muhtar Ependy 32.BB Nomor
483 Terlampir dalam berkas perkara 33. BB Nomor 484-
488 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Muhtar Ependy 34. BB Nomor 489-499
SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar 35. BB Nomor 500-505
SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 36. BB Nomor 506-508
SUDAH DI DIPUTUS dalam perkara atas nama Muhtar Ependy 37. BB Nomor 509 Terlampir
dalam berkas perkara 38. BB Nomor 510-518 SUDAH
DIPUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 39. BB Nomor 519-535 Terlampir
dalam berkas perkara
40. BB Nomor 536-542 SUDAH DI PUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 41.
BB Nomor 543-570 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar
Bahwa pada dasarnya semua BB diatas mulai dari BB Nomor 1-570 SEMUA SUDAH DIPUTUS
INGKRAH DAN MEMPEROLEH HUKUM TETAP TIDAK DI RAMPAS UNTUK NEGARA.(seperti telah
Pemohon PK uraikan di( Romawi III Nomor 1 huruf C Dan Huruf a sampai f)
B. Bahwa dalam Memori Peninjauan Kembali Perkara Baru ini terbukti bahwa
terdapat status Nebis in Idem; Kekhilafan Hakim; dan Adanya putusan yang
bertentangan/bertolak belakang.
C. MENGADILI :
Bahwa dengan pertimbangan sebagaimana Pemohon PK uraikan diatas butir
1 sampai dengan butir 8, maka Pemohon PK mengharapkan putusan Majelis Hakim
AGUNG RI yang seadil-adilnya yang antara lain sebagai berikut :
1. Menyatakan perkara No 14/Pid.SUS -TPK/2020/PT DKI.tanggal 25 juni
2020 Juncto Pengadilan Negeri TIPIKOR No 96 /PID.
SUS/TPK/2019/PN.Jkt.Pst.tanggal 12 maret 2020 atas nama Pemohon PK Ne Bis In
Idem.
D. Atau Apabila Yang Mulia Majelis Hakim Agung RI berpendapat lain, mohon
putusan yang seadil-adilnya ( Ex Aquo Et Bono); dan memberikan keringanan hukuman
seringan-ringan.
PENUTUP
( Muhtar Ependy )
30
BUKU 2
ALAT BUKTI PENINJAUAN KEMBALI (PK) ATAS NAMA PEMOHON PK
BUKTI JUMLAH
NO
KETERANGAN LEMBARAN
1 Copy Pasal 263 Ayat (1) KUHAP 1
2 Copy Pasal 76 ayat (1) dan (2) KUHP 1
3 Copy Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) RI No. 3 tahun 2002 1
4 Copy Undang Undang RI No. 39 tahun 1999 pasal 18 ayat (5) 1
5 Copy Pasal 263 Ayat (1) Butir b KUHAP 1
6 Copy Pasal 263 Ayat (1) Butir c KUHAP 1
7 Copy Objek Hukum Perkara Baru Aset Rp. 35.000.000.000,00 di permasalahkan 9
8 Copy Objek Hukum Perkara lama Aset Rp. 35.000.000. 000,00 yang telah di Inkracht
15
Sudah di Uji dan di vonis Tidak dirampas untuk Negara
9 Copy Dakwaan TPPU di perkara Lama 5
10 Copy Dakwaan TPPU di Perkara Baru 3
11 Copy Tuntutan agar Harta Rp. 35.000.000.000,00 Dirampas Untuk Negara Dan agar
14
terbukti TPPU Di perkara Lama
12 Copy Tuntutan agar Harta Rp. 35.000.000.000,00 Dirampas Untuk Negara Dan agar
12
terbukti TPPU Di perkara Baru
13 Copy Putusan PN jakarta Pusat Menolak tuntutan JPU tidak terbukti TPPU 2
14 Copy Putusan PN jakarta Pusat Menolak tuntutan JPU Aset Rp. 35.000.000.000,00
1
tidak dirampas Untuk Negara
15 Copy Putusan PN jakarta Pusat Tidak terbukti adanya unsur penyertaan 2
16 Copy Putusan PN jakarta Pusat Tidak terbukti adanya unsur penitipan 2
17 Copy Putusan PT DKI Menguatkan Putusan PN 4
18 Copy Putusan PT DKI Aset Rp. 35.000.000.000 Tidak dirampas untuk Negara 11
19 Copy Putusan Mahkamah Agung RI Menolak Kasasi JPU KPK 2
20 Copy Putusan Mahkamah Agung RI Aset Rp. 35.000.000.000 Tidak dirampas Negara 13
21 Copy JPU KPK keberatan di PT DKI atas Aset Rp. 35.000.000.000 tidak dirampas
1
Negara
22 Copy JPU KPK Di PT DKI Meminta agar Aset Rp. 35.000.000.000 dirampas Untuk 10
Negara
23 Copy JPU KPK keberatan di kasasi MA RI atas Putusan tidak terbukti unsur
2
penyertan
24 Copy JPU KPK keberatan di kasasi MA RI atas Putusan tidak terbukti unsur
2
penitipan
25 Copy JPU KPK keberatan di kasasi MA RI atas Putusan Aset di amar terlampir
10
dalam berkas
26 Copy JPU KPK keberatan di kasasi MA RI atas Putusan Seharusnya aset dirampas
1
Negara
27 Copy JPU KPK Meminta di kasasi MA RI Agar Aset Rp. 35.000.000.000,00 dirampas
12
Negara
28 Copy JPU KPK Meminta di kasasi MA RI Agar saya /Muhtar Ependy terbukti TPPU 1
29 Copy JPU KPK setuju bahwa harta yang di rampas hanya hasil tindak Pidana 2
30 Copy Kontra memory JPU KPK bahwa Harta Selaku objek hukum dan diri saya
3
Selaku subjek Hukum belum pernah di uji di persidangan
31 Copy putusan saya Terbukti TPPU bersama M.Akil Mochtar di perkara baru 6
32 Copy putusan Harta Saya dirampas untuk negara di perkara baru 7
33 Copy KTP identitas bahwa saya Wiraswasta bukan Hakim/Pejabat Negara 2
34 Copy Bidang usaha saya di dunia Bisnis Consultan Partai/Pilkada 3
35 Copy Surat Perintah pengosongan rumah Dari KPK RI 1
36 Copy Gambar Plang sitaan diganti dari Nama M. Akil Ke Pemohon PK 1
31
BUKU 3
LAMPIRAN PENINJAUAN KEMBALI (PK) ATAS NAMA PEMOHON PK
LAMPIRAN
KETERANGAN
JUMLAH
NO LEMBARAN
5 Copy Surat Pengajukan kasasi melalui surat pengantar pernyataan kasasi No. 1
W10. PASI. PK. 01.01.02-0756/VII/2020 tanggal 06 juli 2020
9 Copy SURAT EDARAN MAHAKAMAH AGUNG RI, SEMA Nomor: 01 Tahun 2011 1
13 Copy memori kasasi JPU (Jaksa Penuntut Umum) KPK pada hari selasa tanggal
2
21 Juli 2020
14 Copy Media tentang Pencabutan BAP 2
32
BUKU 4
PENDAPAT 4 AHLI HUKUM DAN YURESPRODENSI
PERKARA TELAH NE BIS IN IDEM
34
Menyatakan unsur "ne bis in idem" baru dapat dianggap melekat pada suatu perkara
mesti memenuhi syarat-syarat yang ditentukan pasal 76 yakni :
a. Perkaranya telah diputus dan diadili dengan putusan positif, yakni tindak pidana
yang didakwakan kepada terdakwa telah diperiksa materi perkaranya di sidang
pengadilan, kemudian atas hasil pemeriksaan hakim telah dijatuhkan putusan;
b. Putusan yang dijatuhkan telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap.
Jadi agar dalam suatu perkara melekat unsur ne bis in idem mesti terdapat kedua
(2) syarat tersebut.
Jadi suatu perkara tidak dapat diajukan kembali untuk yang kedua kalinya atau
dapat dikatakan sebagai ne bis in idem jika perkara sebelumnya sudah pernah
diperiksa, diadili dan telah diputus di Pengadilan yang sama dan telah mempunyai
kekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde), dan yang tetap bertalian dengan
tindak pidana yang sama, terhadap orang yang sama dalam hal ini pelapor, pengadu,
saksi dan terhadap terdakwa yang sama pula. Begitu pula terhadap waktu (tempus
delicti), dan tempat kejadian (locus delicti) yang sama pula, atau peristiwa pidana
maupun delik-delik yang disangkakan tetap bertalian dengan tindak pidana yang
terdahulu.
Biodata :
Mantan Hakim Mahkamah Agung RI
Wakil Ketua Mahkamah Agung Bid.Kriminalitas
Wakil Ketua Pengadilan Negeri Medan
KESIMPULAN :
Bersama memori Peninjauan Kembali ini akan terlihat bahwa perkara terpidana No
14/Pid.SUS-TPK/2020/PT.DKI tanggal 25 Juni 2020 juncto Pengadilan Negeri No.
96/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Jkt.Pst Tanggal 12 Maret 2020 Telah memenuhi Unsur Ne
Bis In Idem diatas Dimana;
1. Perkaranya telah diputus dan diadili dengan putusan positif tidak dapat
diajukan kembali untuk yang kedua kalinya.
Bahwa perkara tentang Harta Pemohon PK Rp. 35.000.000.000,00 ( BB
No.829-909
35
3. Oleh karena itu pihak KPK tidak boleh memperkarakan lagi perkara diatas
dengan tujuan inggin Diulang lagi Agar sesuai tuntutan . Dimana putusan
dirubah dari tidak di rampas untuk negara harus menjadi di rampas Untuk
negara, dari tidak terbukti TPPU Harus menjadi terbukti TPPU. Hal tersebut
melanggar pasal 76 KUHP Dan Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 3
Tahun 2002 tentang Penanganan Perkara yang Berkaitan dengan Asas Nebis In
ldem karena telah terjadi pengulangan perkara dengan obyek, subjek, dan
kronologis yang sama, dan telah diputus serta mempunyai kekuatan hukum
tetap.
36
Ne bis in idem artinya tidak dua kali dalam hal yang sama. Dalam hal ini, perbuatan
yang sama tidak boleh diajukan penuntutan lagi. Ne bis in idem tidak hanya berlaku
bagi seseorang yang telah dihukum karena melakukan tindak pidana, tetapi juga
berlaku jika orang dalam perkara pertama dibebaskan (vrijsprak) atau dilepaskan dari
segala tuntutan (ontslag van rechtsvervolging). Jadi misalnya ada putusan
pembebasan terdakwa disebabkan kekeliruan dalam penuntutannya, maka tidak
boleh diajukan lagi penuntutan dengan maksud memperbaiki kekeliruan itu.
Pertama, dianggap "ne bis in idem" apabila terjadi pengulangan perkara dengan
obyek, subjek, dan kronologis yang sama, dan telah diputus serta mempunyai
kekuatan hukum tetap. Selain mengacu pada pasal 76 KUHP di atas, hal ini Juga
sesual dengan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Penanganan Perkara yang Berkaitan dengan Asas Nebis In ldem. Walaupun ada
perbedaan locus dan tempus delicti, namun terdapat pengulangan perkara dengan
obyek dan subyek yang sama dan telah diputus serta mempunyai kekuatan hukum
tetap baik dan tingkat judex facti sampai dengan tingkat kasasi baik dari lingkungan
Peradilan Umum, Peradilan Agama, dan Peradilan Tata Usaha Negara, maka ia dapat
dikategorlkan sebagai ne bis in idem.
Biodata :
B. Ketua Mahkamah Agung RI (1952-1966)
C. Menteri Koordinator untuk Kompartimen Hukum dan Dalam negeri, Kabinet
Dwikora I (Agustus 1964-Februari 1966)
D. Menteri Kehakiman, Kabinet Dwikora II (28 Maret 1966-12 Juli 1966)
KESIMPULAN :
Bersama memori Peninjauan Kembali ini akan terlihat bahwa perkara terpidana No
14/Pid.SUS-TPK/2020/PT.DKI tanggal 25 Juni 2020 juncto Pengadilan Negeri No.
96/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Jkt.Pst Tanggal 12 Maret 2020 Telah memenuhi 5
kualifikasi Nebis in idem diatas Dimana;
37
3. Oleh karena itu pihak KPK tidak boleh memperkarakan lagi perkara diatas dengan
tujuan inggin putusan dirubah dari tidak di rampas untuk negara harus menjadi di
rampas Untuk negara, dari tidak terbukti TPPU Harus menjadi terbukti TPPU. Hal
tersebut melanggar pasal 76 KUHP Dan Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor
3 Tahun 2002 tentang Penanganan Perkara yang Berkaitan dengan Asas Nebis In
ldem karena telah terjadi pengulangan perkara dengan obyek, subjek, dan
kronologis yang sama, dan telah diputus serta mempunyai kekuatan hukum
tetap.
Biodata :
1. Dosen Universitas Islam Negeri (UIN)
2. Dosen Universitas Bhayangkara
3. Dosen PTIK
KESIMPULAN :
Bersama memori Peninjauan Kembali ini akan terlihat bahwa perkara terpidana No
14/Pid.SUS-TPK/2020/PT.DKI tanggal 25 Juni 2020 juncto Pengadilan Negeri No.
96/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Jkt.Pst Tanggal 12 Maret 2020 Telah memenuhi Unsur
Nebis in idem diatas Dimana;
1. suatu perkara yang sama tidak boleh lebih dari satu kali diajukan untuk diputus
oleh pengadilan.
Bahwa perkara/perbuatan yang sama tentang Harta Pemohon PK Rp.
35.000.000.000,00 ( BB No.829-909 Yang di perkara baru ini dirubah menjadi BB
no.386-394 dan BB no.396-460) selaku Objek Hukum yang di peroleh dari
pembayaran calon walikota Palembang Romy Herton dan calon Bupati Empat
lawang Budi Antoni Aljufri .dan perkara TPPU diri Pemohon PK Selaku Subjek
Hukum telah di putus dan di adili dengan Putusan positif dan telah inkracht van
gewijsde.(tersaji di romawi III butir 2 dan 3 serta butir 11 Alasan Ne Bis In Idem).
39
4. Oleh karena itu pihak KPK tidak boleh memperkarakan lagi perkara diatas dengan
tujuan Agar ada putusan baru ke dua kali yaitu inggin putusan dirubah dari tidak
di rampas untuk negara harus menjadi di rampas Untuk negara, dari tidak
terbukti TPPU Harus menjadi terbukti TPPU. Hal tersebut melanggar pasal 76
KUHP Dan Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Penanganan Perkara yang Berkaitan dengan Asas Nebis In ldem karena telah
terjadi pengulangan perkara dengan obyek, subjek, dan kronologis yang sama,
dan telah diputus serta mempunyai kekuatan hukum tetap.
40
4. ASRIADI ZAINUDDIN, SH, MH
Dalam buku : Penanganan Perkara yang Berkaitan dengan Azas Nebis in Idem
Penerbit : Jurnal Al-Mizan Volume 10 Nomor, Juni 2014.
Pada Halaman : 142
Biodata :
A. Lektor, Mata Kuliah Hukum Islam, IAIN Gorontalo
KESIMPULAN;
A. Bersama memori Peninjauan Kembali ini akan terlihat bahwa perkara terpidana No
14/Pid.SUS-TPK/2020/PT.DKI tanggal 25 Juni 2020 juncto Pengadilan Negeri No.
96/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Jkt.Pst Tanggal 12 Maret 2020 Telah memenuhi 5 kualifikasi
Nebis in idem diatas;
2. Telah ada putusan yang berkekuatan hukum tetap dan bersifat positif seperti
menolak gugatan atau mengabulkan.
Bahwa terpidana Muhtar Ependy selaku subjek Hukum dan harta terpidana selaku
objek hukum telah memperoleh putusan yang berkekuatan hukum tetap (Inkracht
Van Gewisjsde)Putusan Mahkamah Agung RI no.336K/Pid.Sus/2015 tanggal 23
Pebruari 2015 juncto Pengadilan Tinggi no.63/Pid/TPK/2014/PT.DKI tanggal 12
November 2014 juncto pengadilan Negeri no.10/Pid.Sus/2015/PN.Jkt.Pst. tanggal
30 Juni 2014. Dalam perkara Tindak Pidana Korupsi UU Nomor 31 tahun 1999
bersama-sama M. Akil Mochtar
41
yaitu; Menolak Tuntutan dan Menerima Tuntutan Penuntut Umum KPK ( Seperti
tersaji di Romawi III butir 3 Dan butir 11 Alasan Ne Bis In Idem) Tanggal 12 maret
2020 Pemohon PK kembali dijatuhi pidana penjara selama 4 tahun dan subsider 200
juta rupiah dan ditingkat banding naik menjadi 8 tahun subsider 200 juta rupiah
dalam Putusan Putusan No 14/Pid.SUS-TPK/2020/PT.DKI tanggal 25 Juni 2020 juncto
Pengadilan Negeri No. 96/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Jkt.Pst Tanggal 12 Maret 2020.yang
mana sidang pertama berlansung oktober 2019
42
( Secara yuridis dengan benar bahwa Apa yang digugat dan di perkarakan sudah
pernah di Perkarakan; Telah ada Putusan yang berkekuatan hukum tetap dan
bersifat positif seperti menolak tuntutan atau mengabulkan tuntutan; Pokok
perkara sama; tempus dan locus delicty sama; subjek dan objek hukum sama;
lembaga Pengadilan yang mengadili sama )
Juncto;
A. IDENTITAS TERDAKWA :
D. NOTA PEMBELAAN :
1. Nota Pembelaan Dari Terdakwa :
45
F. MENGADILI :
46
2. Bahwa pertimbangan Hakim yang mengatakan perkara Tindak Pidana
Korupsi yang telah inkracht dan telah dijalani oleh Terdakwa merupakan
perkara Ne Bis In Idem dengan perkara Tindak Pidana Pencucian Uang dalam
perkara in casu merupakan pertimbangan yang sangat keliru dan
bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.
bahwa perkara Tindak Pidana Pencucian Uang yang kami ajukan ini atas diri
Terdakwa bukan merupakan perkara yang sama dan telah diajukan di
persidangan bersamaan dengan perkara Tindak Pidana Korupsi, oleh karena
itu tidak dapat dikatakan Ne Bis In Idem.
47
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, permohonan
kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/Jaksa/Penuntut Umum
tersebut harus ditolak dengan memperbaiki amar putusan sekedar
mengenai amar putusan yang membebaskan Terdakwa, sehingga amarnya
seperti tersebut di bawah ini;
MENGADILI:
48
III. KASUS/PERKARA NEBIS IN IDEM TERDAKWA FLORENSIA FENNY
WIJAYA alias FENNY - TJONG KIM PO; dan terdakwa AGUSTINUS
WILLY alias WILLY-YUVENTIUS SEBAGAI YURISPRUDENSI PERKARA
TERPIDANA SELAKU SUBJEK HUKUM
( Secara yuridis dengan benar bahwa Apa yang digugat dan di perkarakan sudah
pernah di Perkarakan; Telah ada Putusan yang berkekuatan hukum tetap
danbersifat positif seperti menolak tuntutan atau mengabulkan tuntutan;
Pokokperkara sama; tempus dan locus delicty sama; subjek dan objek hukum
sama; lembaga Pengadilan yang mengadili sama )
49
Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 60/Pid.Sus/
2014/PT.BJM, tanggal 14 Juli 2014 yang menguatkan Putusan
Pengadilan Negeri Banjarmasin No. 46/Pid.Sus/2014/PN.BJM, tanggal 5
Juni 2014;MENGADILI SENDIRI;1. Menyatakan penuntutan Penuntut
Umum tidak dapat diterima; (halaman 12)
50
2. Judex Facti melanggar ketentuan hukum acara pidana dalam menerapkan
hukum pembuktian, karena perkara pidana a quo telah diputus dan
berkekuatan hukum tetap (nebis in idem);
51
Bahwa peristiwa peradilan pidana dalam perkara a quo yang
menjadi alasan-alasan keberatan Pemohon Kasasi 1. FLORENSIA
FENNY WIJAYA alias FENNY - TJONG KIM PO (Alm.) dan Pemohon
Kasasi 2. AGUSTINUS WILLY alias WILLY - YUVENTIUS tersebut dalam
putusan Mahkamah Agung pada tingkat kasasi, kelak menjadi
yurisprudensi;
B. Berdasarkan uraian hukum tersebut di atas, maka telah nyata dan jelas bahwa
Pemohon Kasasi 1. FLORENSIA FENNY WIJAYA alias FENNY - TJONG KIM PO
(Alm.) dan Pemohon Kasasi 2. AGUSTINUS WILLY alias WILLY - YUVENTIUS,
tidak terbukti secara sah dan meyakinkan telah melakukan tindak pidana
sebagaimana didakwakan Penuntut Umum untuk kedua kalinya, yaitu: Pasal
132 ayat (1) jo. Pasal 112 ayat (2) UndangUndang RI No. 35 Tahun 2009
tentang Narkotika, karena perkara pidana a quo telah diputus dan
berkekuatan hukum tetap (nebis in idem);
Bahwa dari segi subjek pelaku, perbuatan locus dan tempus delik maupun
ketentuan yang diterapkan Putusan No. 46/PID.SUS/2014/PN.BJM, tanggal
5 Juni 2014 jo. Putusan No. 60/PID.SUS/2014/PT.BJM, tanggal 14 Juli 2014
adalah pengulangan perkara yang sama dengan perkara yang sudah
diputus Pengadilan Negeri Banjarmasin No. 1110/PID.SUS/2013/PN.BJM,
tanggal 7 November 2013;
52
4. Bahwa prinsip hukum tersebut diatur dalam Pasal 76 ayat (1) KUHPidana
bertujuan untuk menjaga jangan sampai orang dituntut secara berulang
kali terhadap perbuatan yang sama sehingga mengakibatkan terdapat
beberapa putusan terhadap perbuatan yang sama. Selain itu untuk
menjamin terciptanya kepastian hukum dalam masyarakat, agar
Tersangka/Terdakwa/ Terpidana bisa menjalani hidup yang tenang, setelah
perkaranya diputus dan mempunyai kekuatan hukum tetap;
5. Bahwa makna dari prinsip hukum yaitu apabila sudah ada putusan (vonis)
pengadilan orang tersebut tidak dapat lagi dituntut untuk kedua kalinya
terhadap perbuatan itu juga;
6. Bahwa karena dalam perkara a quo terpenuhi alasan gugurnya hak untuk
menuntut hukuman, maka sebagai konsekuensi hukum penuntutan
Jaksa/Penuntut Umum harus dinyatakan tidak dapat diterima;
berikut ini beberapa pendapat kualifikasi suatu perkara dapat dinyatakan sebagai
Nebis In Idem, seperti Kualifikasi suatu perkara dapat dinyatakan nebis in idem
ada 5 yaitu Asriadi Zainuddin (2014,142);
54
yaitu pada tanggal 23 Maret 2013 di Jalan Ahmad Yani KM 5.5 Komplek Bumi
Kasturi RT 50 RW 39 kelurahan Pemurus Dalam, Kecamatan Banjarmasin
Timur Kota Banjarmasin. Terdakwa telah diperkarakan dan perkara tersebut
telah diputus dalam putusan Nomor 1110/PID.SUS/2013/PN.BJM, maka
terdakwa seharusnya tidak boleh diperkarakan kembali, namun dalam kasus
ini terdakwa kembali diperkarakan dan diputus dalam Putusan Pengadilan
Negeri Banjarmasin Nomor 46/PID.SUS/2014/PN.BJM.
b. Telah ada putusan yang berkekuatan hukum tetap dan bersifat positif
seperti menolak gugatan atau mengabulkan.
Terdakwa Fenny dan Agustinus telah dijatuhi pidana dalam Putusan
Pengadilan Negeri Banjarmasin Nomor 1110/PID.SUS/2013/PN.BJM yang
dijatuhkan pada kamis 07 Nopember 2013, kedua-nya dijatuhi hukuman
pidana penjara selama 6 tahun dan denda sebesar 2 miliar rupiah. Senin 02
Juni 2014 kedua terdakwa tersebut kembali dijatuhi pidana penjara selama 6
tahun dan denda 10 miliar rupiah dalam Putusan Pengadilan Negeri
Banjarmasin Nomor 46/PID.SUS/2014/PN.BJM yang mana sidang pertama
berlangsung pada 19 Februari 2014.
55