PK Baru Edit

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 68

MEMORI PENINJAUAN KEMBALI

TERHADAP :

Atas Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan


Tinggi DKI Jakarta Nomor: 14/Pid.SUS-TPK/2020/PT.DKI tanggal
25 Juni 2020 Juncto Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor:
96/Pid.Sus.TPK/2019/PN.Jkt.Pst tanggal 12 Maret 2020

DENGAN TUNTUTAN :

Pasal 12 c Undang-undang Tipikor dan


Pasal 3 Undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang

MUHTAR EPENDY
( PEMOHON PENINJAUAN KEMBALI )

BANDUNG, 12 NOVEMBER 2021


DAFTAR ISI :

Surat Permohonan Pengajuan Peninjauan i

Kembali……………………………………………………………………….
MEMORI PENINJAUAN KEMBALI ( PK ) 1

……………………………………………………………………………………………
I. DASAR PENINJAUAN KEMBALI (PK) 1

……………………………………………………………………………………
II. LATAR BELAKANG MENGAJUKAN PENINJAUAN KEMBALI ( PK ) 1

……………………………………….
A. Adanya Alasan Nebis In 1

Idem…………………………………………………………………………………
1. KUHP Pasal 76 Ayat (1), Dan (2) 1

………………………………………………………………………
2. Surat Edaran Mahkamah Agung RI No. 3 Tahun 2

2002………………………………………
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 pasal 18 (5) 2

…………
B. Adanya Keputusan Yang Saling 2

Bertentangan…………………………………………………………
C. Adanya Kekhilafan 2

Hakim…………………………………………………………………………………………
III. ALASAN NE BIS IN 3

IDEM……………………………………………………………………………………………………..
IV. ALASAN ADANYA PUTUSAN YANG BERTENTANGAN/BERTOLAK 1

BELAKANG…………………. 3
V. ALASAN ADANYA KEKHILAFAN 1

HAKIM…………………………………………………………………………….. 5
VI. LAIN- 1

LAIN…………………………………………………………………………………………………………………………… 9
1. Upaya Memperoleh Keadilan Yang 1

Dihambat……………………………………………………………… 9
2. Penuntut Umum KPK Tidak Patuh Melaksanakan Eksekusi Atas Putusan
Inkracht Di Perkara 2

Lama……………………………………………………………………………………………………………….. 1
3. Upaya Pemaksaan Penyitaan Harta 2

Terpidana……………………………………………………………. 3
4. Perkara Seolah-Olah Sudah 2

Inkracht……………………………………………………………………………. 4
5. KPK Dapat Mengajukan 2

Kasasi……………………………………………………………………………………. 5
6. Perkara Pemohon PK Menghalangi/Merintangi Penyidikan M. AKIL
MOCHTAR…………………………………………………………………………………………………………… 2
………. 6
7. Indikasi Pemerasan Oleh Oknum 2

KPK………………………………………………………………………….. 7
8. Tuntutan Penuntut Umum KPK Di Tolak Oleh Majelis Hakim Baik Di Tingkat
Judex Factie, Tingkat Banding Dan Tingkat Kasasi 2

Inkracht…………………………………………………… 8
VII. PERMOHONAN PUTUSAN MAJELIS HAKIM AGUNG 2

RI……………………………………………………… 9
PENUTUP………………………………………………………………………………………………………………………………… 3

………. 0
 BUKU 2 : ALAT BUKTI MEMORI PENINJAUAN KEMBALI ( PK ).
 BUKU 3 : LAMPIRAN MEMORI PENINJAUAN KEMBALI ( PK)
 BUKU 4 : PENDAPAT AHLI HUKUM DAN YURISPRUDENSI PERKARA NE BIS IN IDEM

Bandung, 12 November 2021


Kepada Yth : Yang Mulia Ketua Mahkamah Agung R.I.
Jl. Medan Merdeka Utara
Jakarta

Melalui : Kantor Kepaniteraan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi


Pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
JI. Bungur Besar Raya
Jakarta Pusat

Dengan hormat,

Puji syukur Pemohon PK ucapkan kepada Allah SWT, atas terselesaikannya Pembuatan
Memori Peninjauan Kembali (PK) ini. Pemohon PK juga ucapkan terima kasih kepada Yang
Mulia Ketua Mahkamah Agung RI yang sudi meluangkan waktu untuk menerima dan menilai
memori ini. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang Mulia semuanya menjadi
penghuni Surga firdaus Beserta Seluruh keluarga besarnya. Aamiin ya Robbal AlAamiin.

Yang Mulia Ketua Mahkamah Agung RI yang di Rahmati Allah SWT.

Pemohon PK Untuk selanjutnya Dalam memori Peninjauan kembali (PK) ini disebut
sebagai Pemohon PK dengan ini mengajukan Permohonan Peninjauan kembali (PK ) atas:

- Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta Nomor:
14/Pid.SUS-TPK/2020/PT.DKI pada tanggal 25 Juni 2020 (lampiran 1) yang amar
putusannya berbunyi :
- Menyatakan terdakwa Muhtar Ependy terbukti secara sah dan meyakinkan menurut
HUKUM bersalah melakukan "Gabungan Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana
Pencucian Uang yang dilakukan secara bersama sama" sebagaimana diatur dan
diancam pidana dalam pasal 12 huruf C undang-undang RI Nomor 31 tahun 1999
tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2001tentang perubahan atas Undang-Undang
Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto pasal 55
ayat (1) ke-1 KUHPidana juncto pasal 65 ayat (1) KUHPidana sebagaimana dalam
dakwaan KESATU Pertama dan Pasal 3 Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 2010
tentang pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Juncto Pasal
55 ayat (1) ke-1 KUHPidana juncto Pasal 65 ayat (1) KUHPidana sebagaimana dalam
Dakwaan "KEDUA"
i

- Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara
selama 8 (Delapan ) tahun dan denda sebesar Rp.200.000.000,- (dua ratus juta
rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar, maka dapat diganti
dengan pidana kurungan selama 3 (tiga) bulan;
- Menetapkan barang barang bukti berupa :
1. BB Nomor 386-394 DI RAMPAS UNTUK NEGARA
2. BB Nomor 396-460 DI RAMPAS UNTUK NEGARA.

JUNCTO

- Putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dengan
Register Perkara Nomor: 96/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Jkt.Pst tanggal 12 Maret 2020
( lampiran 2) yang amarnya menyatakan sebagai berikut :
1. Menyatakan terdakwa Muhtar Ependy terbukti secara sah dan meyakinkan menurut
HUKUM bersalah melakukan "Gabungan Tindak Pidana Korupsi dan Tindak Pidana
Pencucian Uang yang dilakukan secara bersama sama" sebagaimana diatur dan
diancam pidana dalam pasal 12 huruf C undang-undang RI Nomor 31 tahun 1999,
tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2001tentang perubahan atas Undang-Undang
Nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto pasal 55
ayat (1) ke-1 KUHPidana juncto pasal 65 ayat (1) KUHPidana sebagaimana dalam
dakwaan KESATU Pertama dan Pasal 3 Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 2010
tentang pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang Juncto Pasal
55 ayat (1) ke-1 KUHPidana juncto Pasal 65 ayat (1) KUHPidana sebagaimana dalam
Dakwaan "KEDUA"
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa MUHTAR EPENDY dengan pidana penjara
selama 4 (Empat)tahun 6 (Enam) Bulan dan Pidana denda sebesar
Rp.200.000.000.00,- (dua ratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda
tersebut tidak dibayar, maka dapat diganti dengan pidana kurungan selama 3 (tiga)
bulan;
3. Menetapkan barang bukti berupa :
 BB Nomor 386-394 DI RAMPAS UNTUK NEGARA.
 BB Nomor 396-460 DI RAMPAS UNTUK NEGARA.

Hormat Saya,
Pemohon PK

Muhtar Ependy

ii

MEMORI PENINJAUAN KEMBALI ( PK )

I. DASAR PENINJAUAN KEMBALI (PK).


1. Adanya surat Panitera Pidana Mahkamah Agung RI Yang terhormat PANITERA
PIDANA MAHKAMAH AGUNG RI melalui surat nomor :
3552/Panmud.Pidsus/X/2020 tanggal 21 Oktober 2020 tentang pencabutan
permohonan kasasi; (Lampiran 3) Yang menindaklanjuti surat keterangan
tidak Mengajukan Memori Kasasi dari panitera Pengadilan Negeri jakarta
pusat No.12/Akta.Pid.Sus/TPK/2020/PN.Jkt.Pst. Tanggal 5 Agustus 2020 yang
menyatakan bahwa terpidana telah melakukan pencabutan permohonan
kasasi (Lampiran 4), Sehingga perkara Ini Dianggap Inkrach.
2. Putusan Perkara No. 14/Pid.SUS -TPK/2020/PT DKI.tanggal 25 juni 2020 Juncto
3. Putusan Perkara No 96 /PID. SUS/TPK/2019/PN.Jkt.Pst tanggal 12 maret 2020.

II. LATAR BELAKANG MENGAJUKAN PENINJAUAN KEMBALI ( PK )


1. Bahwa berdasarkan Pasal 263 ayat (1) KUHAP, menyatakan bahwa terhadap
putusan Pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, kecuali
Putusan Bebas atau lepas dari tuntutan hukum, terpidana atau ahli warisnya
dapat mengajukan permintaan Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung
RI, sebagai upaya hukum luar biasa. (Alat Bukti 01)
2. Bahwa menurut pasal 263 ayat(2)KUHAP ditentukan dasar atau Alasan
terpidana mengajukan upaya Hukum Peninjauan Kembali adalah :

A. ADANYA ALASAN NEBIS IN IDEM.


Ketentuan hukum atas Azas nebis in idem dalam Hukum Pidana
Indonesia diatur dalam;
1. KUHP PASAL 76 AYAT (1), DAN (2), Bab VIII tentang: Hapusnya
Kewenangan Menuntut Pidana Dan Menjalankan Pidana:

1. Kecuali dalam hal putusan hakim masih mungkin diulangi, orang


tidak boleh dituntut dua kali karena perbuatan yang oleh hakim
Indonesia terhadap dirinya telah diadili dengan putusan yang
menjadi tetap.Dalam artian hakim Indonesia, termasuk juga hakim
pengadilan swapraja dan adat, di tempat-tempat yang mempunyai
pengadilan-pengadilan tersebut.
2. Jika putusan yang menjadi tetap itu berasal dari hakim lain, maka
terhadap orang itu dan karena tindak pidana itu pula, tidak boleh
diadakan penuntutan dalam hal:
1. Putusan berupa pembebasan dari tuduhan atau lepas dari
tuntutan hukum;
2. putusan berupa pemidanaan dan telah dijalani seluruhnya atau
telah diberi ampun atau wewenang untuk menjalankannya telah
hapus karena daluwarsa. (Alat Bukti 02)

2. SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG RI No. 3 tahun 2002 .

Tentang Penanganan Perkara yang berkaitan dengan Azas Nebis in


idem.Sehubungan dengan banyaknya laporan mengenai pengulangan
perkara dengan obyek dan subyek yang sama dan telah diputus serta
mempunyai kekuatan hukum tetap baik dari tingkat judex factie
sampai dengan tingkat kasasi baik dari lingkungan Peradilan Umum,
Peradilan Agama, dan Peradilan Tata Usaha Negara, maka dengan ini
Mahkamah Agung meminta perhatian sungguh-sungguh dari seluruh
Ketua Pengadilan Tingkat Pertama mengenai masalah tersebut. Agar
azas "nebis in idem'" dapat terlaksana dengan baik dan demi kepastian
bagi pencari keadilan dengan menghindari adanya putusan yang
berbeda,(Alat Bukti 03)

3. UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA Nomor 39 Tahun 1999


tentang Hak Asasi Manusia, dalam pasal 18 (5) menyatakan bahwa
“Setiap orang tidak dapat dituntut untuk kedua kalinya dalam perkara
yang sama atas suatu perbuatan yang telah memperoleh putusan
pengadilan yang berkekuatan hukum tetap”.Pasal ini mengatur
tentang Hak Memperoleh Keadilan.(Alat Bukti 04)

Bahwa setiap perkara pidana hanya dapat disidangkan, diadili dan


diputus satu kali saja atau dengan kata lain, suatu perkara pidana yang
telah diputuskan oleh hakim tidak dapat diperiksa dan disidangkan
kembali untuk yang kedua kalinya. Asas ini merupakan salah satu
bentuk penegakan hukum bagi terdakwa dalam menciptakan
kepastian hukum Dan keadilan.

B. ADANYA KEPUTUSAN YANG SALING BERTENTANGAN.


Bahwa berdasarkan KUHP Pasal 263 ayat 2 butir b (Alat Bukti 05)Apabila
dalam berbagai putusan terdapat pernyataan bahwa sesuatu telah
terbukti, akan tetapi hal atau keadaan sebagai dasar dan alasan putusan
yang dinyatakan telah terbukti itu, ternyata telah bertentangan satu
dengan yang lain.

C. ADANYA KEKHILAFAN HAKIM.


Bahwa berdasarkan KUHP Pasal 263 ayat 2 butir c (Alat Bukti 06)Apabila
putusan itu dengan jelas memperlihatkan suatu kekhilafan hakim atau
suatu kekeliruan yang nyata. Atas dasar alasan yang sama sebagaimana
tersebut pada ayat (2) terhadap suatu putusan pengadilan yang telah
memperoleh kekuatan hukum tetap dapat diajukan permintaan
peninjauan kembali apabila dalam putusan itu suatu perbuatan yang
didakwakan telah dinyatakan terbukti akan tetapi tidak diikuti oleh suatu
pemidanaan.

2
III. ALASAN ADANYA NE BIS IN IDEM.

1. Bahwa perkara No 14/Pid.SUS -TPK/2020/PT DKI.tanggal 25 juni 2020 Juncto Pengadilan Negeri TIPIKOR
No 96 /PID. SUS/TPK/2019/PN.Jkt.Pst.tanggal 12 maret 2020. (Untuk selanjutnya Dalam memori Peninjauan
kembali (PK) ini disebut sebagai PERKARA BARU) TELAH NEBIS IN IDEM Berdasarkan pasal 76 ayat(1)dan(2)
KUHP dan SEMA mahkamah Agung RI no. 3 tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia " Dimana Objek Hukum dan Subjek Hukum yang sama dan telah
diperkarakan tidak boleh di Perkara 2 (dua) kali untuk menghindari putusan yang berbeda demi
kepastian hukum bagi pencari keadilan.
Karena fakta hukumnya adalah ;
A. Apa yang digugat dan diperkarakan sudah pernah diperkarakan.
B. Telah ada putusan yang berkekuatan hukum tetap dan bersifat positif seperti menolak gugatan
atau mengabulkan.
C. Objek Hukum yang diperkarakan sama.
D. Subjek Hukum yang diperkarakan sama.
E. Materi pokok yang diperkarakan sama .
F. Pengadilan yang Mengadili perkara pun sama.

Oleh karena itu dengan prinsip Nebis in Idem sudah sepatutnya tidak ada lagi perkara atas
harta Pemohon PK selaku obyek hukum.Karena telah jelas bahwa Penuntut Umum KPK
mendalilkan / Dasar dalam Dakwaan dan Tuntutan adalah mengenai Harta Pemohon PK Rp.
35.000.000.000,00 ( BB No.829-909 Yang di perkara baru ini dirubah menjadi BB no.386-394 dan BB
no.396-460 Disamarkan agar tidak terlihat Nebis In Idem) yang di peroleh dari pembayaran calon
walikota Palembang Romy Herton dan calon Bupati Empat lawang Budi Antoni Aljufri yang sudah
divonis dan Telah ada Putusan yang berkekuatan hukum tetap "TIDAK DIRAMPAS UNTUK
NEGARA " yang bukan diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana,
karena tidak ada hubungan kausalitas dengan perbuatan M. Akil Mochtar.

Adapun Fakta hukumnya bahwa perkara baru ini telah Nebis in idem, Pemohon PK Uraikan di
bawah ini;

A. Apa yang digugat dan diperkarakan sudah pernah diperkarakan.

a. Bahwa PERKARA LAMA dan PERKARA BARU Ini Bermula dari suatu peristiwa hukum yang sama,
Yaitu tentang Harta Pemohon PK Rp. 35.000.000.000,00 ( BB No.829-909 Yang di perkara baru ini
dirubah menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460) yang di peroleh dari pembayaran calon walikota
Palembang Romy Herton dan calon Bupati Empat lawang Budi Antoni Aljufri.

b. Dimana perkara baru hanyalah pengulangan saja dari perkara lama yang sudah pernah
diperkarakan, Didakwa, dituntut, di uji dipersidangan dan telah dipertimbangkan serta di
Vonis INKRACH Oleh Majelis Hakim baik tingkat Judex factie sampai Mahkamah Agung RI di
perkara M. Akil Mochtar No. no.336K/Pid.Sus/2015 tanggal 23 Pebruari 2015
juncto Pengadilan Tinggi no.63/Pid/TPK/2014/PT.DKI tanggal 12 November
2014 juncto pengadilan Negeri no.10/Pid.Sus/2015/PN.Jkt.Pst. tanggal 30 Juni
2014. (Untuk selanjutnya Dalam memori Peninjauan kembali (PK) ini disebut sebagai PERKARA
LAMA). Dengan Objek Hukum dan subjek hukum Serta kronologis peristiwa yang sama,
perbuatan locus dan tempus delik sama saksi-saksi sama, BAP para saksi sama,
pengadilan yang mengadilipun sama.
c. Pengulangan Persamaan perkara dimaksud di perlihatkan dalam tabel sebagai
berikut;

PERKARA LAMA PERKARA BARU


1 Bahwa JPU KPK telah mendakwa 1 Bahwa JPU KPK telah mendakwa
Pemohon PK (Subjek Hukum) Bersama- Pemohon PK (Subjek Hukum) Bersama-
sama M. Akil Mochtar didakwa sama M. Akil Mochtar didakwa
melakukan Perbuatan Tindak Pidana melakukan Perbuatan Tindak Pidana
Korupsi Tindak Pidana Pencucian Uang Korupsi Tindak Pidana Pencucian Uang
berkaitan dengan Penitipan uang berkaitan dengan Penitipan uang
sejumlah Rp.35.000.000,000,00 (Tiga sejumlah Rp.35.000.000,000,00 (Tiga
puluh lima milyar rupiah) yang berasal puluh lima milyar rupiah) yang berasal
dari pemberian Pihak pemohon yang dari pemberian Pihak pemohon yang
berperkara di MK terkait sengketa Pilkada berperkara di MK terkait sengketa Pilkada
di Kab. Empat lawang dan kota di Kab. Empat lawang dan kota
palembang(Alat bukti 07) palembang.(Alat bukti 08)
2 JPU KPK telah menuntut agar majelis JPU KPK telah menuntut agar majelis
Hakim dalam amar putusannya terhadap Hakim dalam amar putusannya terhadap
barang bukti Rp.35.000.000,000,00 (Tiga barang bukti Rp.35.000.000,000,00 (Tiga
puluh lima milyar rupiah) BB No.829-909 puluh lima milyar rupiah) BB No.829-909
(Yang di perkara baru ini dirubah menjadi (Yang di perkara baru ini dirubah menjadi
BB no.386-394 dan BB no.396-460 )di BB no.386-394 dan BB no.396-460 )di
rampas untuk negara dan terbukti TPPU rampas untuk negara dan terbukti TPPU
(Tindak Pidana Pencucian Uang) ( Alat (Tindak Pidana Pencucian Uang) ( Alat
bukti 09 ) bukti 10 )

d. Bahwa pengulangan Persamaan perkara atas Objek Hukum Harta Pemohon PK ( BB


No.829-909 Yang di perkara baru ini dirubah menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460 Disamarkan
agar tidak terlihat Nebis In Idem) diperlihatkan Dalam tabel sebagai berikut :

PENGULANGAN PERSAMAAN PERKARA OBJEK HUKUM ATAS HARTA PEMOHON


PK
DI PERKARA LAMA DAN PERKARA BARU DENGAN DAKWAAN DAN TUNTUTAN
YANG SAMA OLEH JPU KPK RI

PERKARA LAMA PERKARA BARU


Mahkamah Agung RI no.336K/Pid.Sus/2015 PENGADILAN TINGGI No. 14/Pid.SUS-
tanggal 23 Pebruari 2015 juncto Pengadilan TPK/2020/PT.DKI tanggal 25 Juni 2020 juncto
Tinggi no.63/Pid/TPK/2014/PT.DKI tanggal 12 Pengadilan Negeri No. 96/Pid.Sus-
November 2014 juncto pengadilan Negeri TPK/2019/PN.Jkt.Pst Tanggal 12 Maret 2020
no.10/Pid.Sus/2015/PN.Jkt.Pst. tanggal 30 Juni
2014.
NO NO JPU KPK telah menuntut agar majelis
BB JPU KPK telah menuntut agar majelis BB Hakim dalam amar putusannya
Lama Hakim dalam amar putusannya terhadap Baru terhadap barang bukti
barang bukti Rp.35.000.000,000,00 Rp.35.000.000,000,00 (Tiga puluh
(Tiga puluh lima milyar rupiah) BB lima milyar rupiah) BB No.829-909
No.829-909 (Yang di perkara baru ini (Yang di perkara baru ini dirubah
dirubah menjadi BB no.386-394 dan BB menjadi BB no.386-394 dan BB
no.396-460 ) di rampas untuk negara . no.396-460 )di rampas untuk negara .

829 Rumah Dituntut Dirampas Untuk 386 Rumah Dituntut Dirampas Untuk
Bend.Jago Negara Bend.Jago Negara
832 Rumah Cmpk Menolak Dirampas 387 Rumah Mengabulkan Dirampas
pth tmr Untuk Negara Cmpk pth tmr Untuk Negara
833 Rumah Menolak Dirampas 388 Rumah Mengabulkan Dirampas
Sukabumi Untuk Negara Sukabumi Untuk Negara
834 Rumah Menolak Dirampas 389 Rumah Mengabulkan Dirampas
Kebumen Untuk Negara Kebumen Untuk Negara
834 Surat Tanah Menolak Dirampas 390 Surat Tanah Mengabulkan Dirampas
Kebumen Untuk Negara Kebumen Untuk Negara
834 Sertifikat Tnh Menolak Dirampas 391 Sertifikat Mengabulkan Dirampas
Kbmn Untuk Negara Tnh Kbmn Untuk Negara
834 Surat Lelang Menolak Dirampas 392 Surat Lelang Mengabulkan Dirampas
T. Kbmn Untuk Negara T. Kbmn Untuk Negara
834 Surat Lelang Menolak Dirampas 393 Surat Lelang Mengabulkan Dirampas
T. Kbmn Untuk Negara T. Kbmn Untuk Negara
834 Menolak Dirampas 394 Mengabulkan Dirampas
Surat SSPD Surat SSPD
Untuk Negara Untuk Negara
835 Surat Setoran Menolak Dirampas 395 Surat Setoran Mengabulkan Dirampas
BRI Untuk Negara BRI Untuk Negara
836 Menolak Dirampas 396 Mengabulkan Dirampas
Tanah Sedau Tanah Sedau
Untuk Negara Untuk Negara
837 Mobil Toyota Menolak Dirampas 397 Mobil Toyota Mengabulkan Dirampas
Fortuner Untuk Negara Fortuner Untuk Negara
838 Mobil Toyota Menolak Dirampas 398 Mobil Toyota Mengabulkan Dirampas
Avanza Untuk Negara Avanza Untuk Negara
839 Mobil Honda Menolak Dirampas 399 Mobil Honda Mengabulkan Dirampas
Accord Untuk Negara Accord Untuk Negara
840 Mobil Toyota Menolak Dirampas 400 Mobil Toyota Mengabulkan Dirampas
Harrier Untuk Negara Harrier Untuk Negara
841 Mobil Nissan Menolak Dirampas 401 Mobil Nissan Mengabulkan Dirampas
Teana Untuk Negara Teana Untuk Negara
842 Mobil Opel Menolak Dirampas 402 Mobil Opel Mengabulkan Dirampas
Blazer Untuk Negara Blazer Untuk Negara
843 Mobil Toyota Menolak Dirampas 403 Mobil Toyota Mengabulkan Dirampas
Alphard Untuk Negara Alphard Untuk Negara
844 Mobil Menolak Dirampas 404 Mobil Mengabulkan Dirampas
Daihatsu Untuk Negara Daihatsu Untuk Negara
845 Mobil Suzuki Menolak Dirampas 405 Mobil Suzuki Mengabulkan Dirampas
X-Road Untuk Negara X-Road Untuk Negara
846 Mobil KIA Menolak Dirampas 406 Mobil KIA Mengabulkan Dirampas
Timor Untuk Negara Timor Untuk Negara
847 Mobil 407 Mobil
Menolak Dirampas Mengabulkan Dirampas
Daihatsu Daihatsu
Untuk Negara Untuk Negara
box/van box/van
848 Mobil Toyota Menolak Dirampas 408 Mobil Toyota Mengabulkan Dirampas
Yaris Untuk Negara Yaris Untuk Negara
849 Mobil Menolak Dirampas 409 Mobil Mengabulkan Dirampas
Daihatsu Terios Untuk Negara Daihatsu Terios Untuk Negara
850 Mobil Mercy Menolak Dirampas 410 Mobil Mercy Mengabulkan Dirampas
C180 Untuk Negara C180 Untuk Negara
851 Mobil Mercy Menolak Dirampas 411 Mobil Mercy Mengabulkan Dirampas
C180 Untuk Negara C180 Untuk Negara
852 Mobil Toyota Menolak Dirampas 412 Mobil Toyota Mengabulkan Dirampas
Kijang Untuk Negara Kijang Untuk Negara
853 Mobil Toyota Menolak Dirampas 413 Mobil Toyota Mengabulkan Dirampas
Kijang Untuk Negara Kijang Untuk Negara
854 BPKB Menolak Dirampas 414 BPKB Mengabulkan Dirampas
Toyota Kijang Untuk Negara Toyota Kijang Untuk Negara
855 BPKB Menolak Dirampas 415 BPKB Mengabulkan Dirampas
Toyota Kijang Untuk Negara Toyota Kijang Untuk Negara
856 Mobil KIA Menolak Dirampas 416 Mobil KIA Mengabulkan Dirampas
Travelo Untuk Negara Travelo Untuk Negara
857 Menolak Dirampas 417 Mengabulkan Dirampas
BPKB KIA BPKB KIA
Untuk Negara Untuk Negara
858 Mobil Menolak Dirampas 418 Mobil Mengabulkan Dirampas
ToyotaYaris Untuk Negara ToyotaYaris Untuk Negara
859 BPKB Menolak Dirampas 419 BPKB Mengabulkan Dirampas
Toyota Yaris Untuk Negara Toyota Yaris Untuk Negara
860 Menolak Dirampas 420 Mengabulkan Dirampas
Mobil BMW Mobil BMW
Untuk Negara Untuk Negara
861 Menolak Dirampas 421 Mengabulkan Dirampas
BPKB BMW BPKB BMW
Untuk Negara Untuk Negara
862 Mobil Suzuki Menolak Dirampas 422 Mobil Suzuki Mengabulkan Dirampas
X-Over Untuk Negara X-Over Untuk Negara
863 BPKB Suzuki Menolak Dirampas 423 BPKB Mengabulkan Dirampas
X-Over Untuk Negara Suzuki X-Over Untuk Negara
864 Mobil Menolak Dirampas 424 Mobil Mengabulkan Dirampas
Avanza Veloz Untuk Negara Avanza Veloz Untuk Negara
865 BPKB Menolak Dirampas 425 BPKB Mengabulkan Dirampas
Avanza Veloz Untuk Negara Avanza Veloz Untuk Negara
866 Mobil 426 Mobil
Menolak Dirampas Mengabulkan Dirampas
Mitsubhisi Mitsubhisi
Untuk Negara Untuk Negara
Kuda Kuda
867 Menolak Dirampas 427 Mengabulkan Dirampas
Mobil Mercy Mobil Mercy
Untuk Negara Untuk Negara
868 Menolak Dirampas 428 Mengabulkan Dirampas
BPKB Mercy BPKB Mercy
Untuk Negara Untuk Negara
869 Mobil Isuzu Menolak Dirampas 429 Mobil Isuzu Mengabulkan Dirampas
Panther Untuk Negara Panther Untuk Negara
876 Motor Jupiter Menolak Dirampas 430 Motor Jupiter Mengabulkan Dirampas
MX Untuk Negara MX Untuk Negara
877 Motor Suzuki Menolak Dirampas 431 Motor Suzuki Mengabulkan Dirampas
Shogun Untuk Negara Shogun Untuk Negara
878 Motor 432 Motor
Menolak Dirampas Mengabulkan Dirampas
Yamaha Jupiter Yamaha Jupiter
Untuk Negara Untuk Negara
Z Z
879 Motor 433 Motor
Menolak Dirampas Mengabulkan Dirampas
Yamaha Jupiter Yamaha Jupiter
Untuk Negara Untuk Negara
Z Z
880 Motor Honda Menolak Dirampas 434 Motor Honda Mengabulkan Dirampas
Supra Fit Untuk Negara Supra Fit Untuk Negara
881 Motor Menolak Dirampas 435 Motor Mengabulkan Dirampas
Yamaha Mio Untuk Negara Yamaha Mio Untuk Negara
882 Motor Jupiter Menolak Dirampas 436 Motor Mengabulkan Dirampas
MX Untuk Negara Jupiter MX Untuk Negara
883 Motor Honda Menolak Dirampas 437 Motor Honda Mengabulkan Dirampas
Blade Untuk Negara Blade Untuk Negara
884 Motor Supra Menolak Dirampas 438 Motor Supra Mengabulkan Dirampas
X 125 Untuk Negara X 125 Untuk Negara
885 Motor Suzuki Menolak Dirampas 439 Motor Suzuki Mengabulkan Dirampas
Skywave Untuk Negara Skywave Untuk Negara
886 Motor Honda Menolak Dirampas 440 Motor Honda Mengabulkan Dirampas
GL Pro Untuk Negara GL Pro Untuk Negara
887 Motor Honda Menolak Dirampas 441 Motor Honda Mengabulkan Dirampas
GL Max Untuk Negara GL Max Untuk Negara
888 Motor 442 Motor
Menolak Dirampas Mengabulkan Dirampas
Yamaha RX Yamaha RX
Untuk Negara Untuk Negara
King King
889 Menolak Dirampas 443 Mengabulkan Dirampas
Motor Fulsar Motor Fulsar
Untuk Negara Untuk Negara
890 Motor Jupiter Menolak Dirampas 444 Motor Jupiter Mengabulkan Dirampas
MX Untuk Negara MX Untuk Negara
891 Motor Suzuki Menolak Dirampas 445 Motor Suzuki Mengabulkan Dirampas
Smash Untuk Negara Smash Untuk Negara
892 Motor Honda Menolak Dirampas 446 Motor Honda Mengabulkan Dirampas
Tiger Untuk Negara Tiger Untuk Negara
893 447 Motor
Motor Menolak Dirampas Mengabulkan Dirampas
Yamaha Vega
Yamaha Vega R Untuk Negara Untuk Negara
R
894 Motor Menolak Dirampas 448 Motor Jupiter Mengabulkan Dirampas
Jupiter MX Untuk Negara MX Untuk Negara
895 Motor Menolak Dirampas 449 Motor Mengabulkan Dirampas
Yamaha Mio Untuk Negara Yamaha Mio Untuk Negara
896 Motor Honda Menolak Dirampas 450 Motor Honda Mengabulkan Dirampas
Win Untuk Negara Win Untuk Negara
897 Menolak Dirampas 451 Mengabulkan Dirampas
Motor Fulsar Motor Fulsar
Untuk Negara Untuk Negara
898 Menolak Dirampas 452 Mengabulkan Dirampas
Motor Fulsar Motor Fulsar
Untuk Negara Untuk Negara
899 Motor Suzuki Menolak Dirampas 453 Motor Suzuki Mengabulkan Dirampas
Sky Drive Untuk Negara Sky Drive Untuk Negara
900 Motor Honda Menolak Dirampas 454 Motor Honda Mengabulkan Dirampas
CBR 250 Untuk Negara CBR 250 Untuk Negara
901 Motor Menolak Dirampas 455 Motor Mengabulkan Dirampas
Yamaha Jupiter Untuk Negara Yamaha Jupiter Untuk Negara
902 Motor Menolak Dirampas 456 Motor Mengabulkan Dirampas
Yamaha Jupiter Untuk Negara Yamaha Jupiter Untuk Negara
903 Motor Honda Menolak Dirampas 457 Motor Honda Mengabulkan Dirampas
Beat Untuk Negara Beat Untuk Negara
904 Motor Honda Menolak Dirampas 458 Motor Honda Mengabulkan Dirampas
Beat Untuk Negara Beat Untuk Negara
905 Motor Honda Menolak Dirampas 459 Motor Honda Mengabulkan Dirampas
Beat Untuk Negara Beat Untuk Negara
906 Motor Honda Menolak Dirampas 460 Motor Honda Mengabulkan Dirampas
Vario Untuk Negara Vario Untuk Negara

e. Fakta Hukum Dengan Pengulangan persamaan objek Hukum dan Subjek Hukum di PERKARA BARU
ini Dengan PERKARA LAMA , Membuktikan bahwa Apa yang digugat dan diperkarakan Diperkara
baru ini sudah pernah Digugat dan diperkarakan Di perkara lama.
Sehingga sesuai amanat pasal 76 ayat(1)dan(2) KUHP dan SEMA mahkamah Agung RI no. 3 tahun
2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia , Perkara baru ini telah
Memenuhi Unsur azas Nebis in Idem "Dimana Objek Hukum dan Subjek Hukum yang sama dan
telah diperkarakan tidak boleh di Perkara 2 (dua) kali untuk menghindari putusan yang berbeda
demi kepastian hukum bagi pencari keadilan.
B.Telah ada putusan yang berkekuatan hukum tetap dan bersifat positif seperti menolak gugatan
atau mengabulkan.

Bahwa Pemohon PK selaku subjek Hukum dan HARTA Pemohon PK selaku objek hukum telah
memperoleh putusan yang berkekuatan hukum tetap (Inkracht Van Gewisjsde) Seperti Menolak
tuntutan . Sehingga PERKARA BARU ini telah termasuk katagori azas Nebis in Idem sesuai amanat
pasal 76 ayat(1)dan(2) KUHP dan SEMA mahkamah Agung RI no. 3 tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5
UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Adapun putusan Dari judex factie sampai Inkracht di tingkat Kasasi adalah;

a. Majelis hakim pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada pengadilan negeri jakarta pusat
no.10/Pid.Sus/2015/PN.Jkt.Pst tanggal 30 Juni 2014 memutuskan menyatakan bahwa :
• MENOLAK TUNTUTAN Penuntut Umum KPK ; Pemohon PK tidak terbukti melakukan Tindak Pidana
Pencucian Uang (TPPU ) (Alat bukti 11)
• MENOLAK TUNTUTAN Penuntut Umum KPK ; Harta Pemohon PK BB No.829-909 (Yang di perkara
baru ini dirubah JPU KPK menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460 Agar terlihat beda Objek Hukum
nya untuk menghindari Azas Ne Bis In Idem) tidak dirampas untuk negara (Alat bukti 12) Karena:
• DIPERTIMBANGGAN MAJELIS HAKIM ADALAH; Tidak terbukti adanya unsur penyertaan karena tidak
terbukti adanya hubungan kausalitas antara harta Pemohon PK dengan perbuatan M. Akil Mochtar (Alat
bukti13). Tidak terbukti adanya unsur Penitipan Dengan perbuatan M. Akil Mochtar (Alat bukti 14)

b. Majelis hakim di tingkat banding pada Pengadilan Tinggi Tindak Pidana Korupsi
putusan no.63/Pid/TPK/2014/PT.DKI tanggal 12 November 2014 memutuskan:
• "Menguatkan putusan pengadilan tindak pidana korupsi pada Pengadilan Negeri
Jakarta pusat no.10/Pid.Sus/2015/PN.Jkt.Pst tanggal 30 Juni 2014 (Alat bukti 15)
• Dan Harta Pemohon PK BB no.829-909 tidak dirampas untuk negara (Alat bukti 16)

c. Majelis Hakim Agung di tingkat kasasi Mahkamah Agung RI no. 336K/Pid.Sus/2015


tanggal 23 Februari 2015 memutuskan :
• Menolak Permohonan kasasi dari pemohon I : Penuntut Umum pada KPK (Alat bukti
17)
•Dan Harta Pemohon PK BB No.829-909 tidak dirampas untuk negara (Alat bukti 18)

d. Penuntut umum KPK Berkeberatan dengan Pertimbangan Majelis Hakim pada tingkat Judex
Factie ;
• Seharusnya terhadap barang bukti HARTA PEMOHON PK tersebut diberikan amar dirampas
untuk negara sebagaimana tuntutan Jaksa Penuntut Umum.(Alat bukti 19)
• Dan Penuntut umum KPK meminta Majelis Hakim Banding Agar HARTA PEMOHON PK di rampas
untuk Negara (Alat bukti 20)

e. Penuntut umum KPK Berkeberatan dengan Pertimbangan Majelis Hakim tingkat Banding ;
• Bahwa unsur "penyertaan" tidak terpenuhi menurut hukum. (Alat bukti 21).
•Bahwa tidak adanya unsur penitipan antara harta kekayaan yang dikelola MUHTAR EPENDY
dengan perbuatan Terdakwa M. Akil Mochtar.(Alat bukti 22).
• Bahwa Harta Diamarkan terlampir dalam berkas perkara, (Alat bukti 23).
•Bahwa seharusnya Harta diberikan amar dirampas untuk negara sebagaimana tuntutan Penuntut
Umum (Alat bukti 24)
• Penuntut Umum minta agar majelis hakim memberi amar putusan HARTA PEMOHON PK di
rampas untuk negara.(Alat bukti 25)
• Penuntut Umum minta agar majelis hakim memberi amar putusan agar Pemohon PK terbukti
tppu bersama sama m. Akil Mochtar (Alat bukti 26).

f. KEBERATAN Penuntut umum KPK dengan Pertimbangan Majelis Hakim Ditingkat Banding ;

" Bahwa Penuntut Umum tidak sependapat dengan amar Majelis Hakim terhadap barang bukti
tersebut, karena asset yang disita dari MUHTAR EPENDY tersebut jelas rnerupakan hasil dari
Tindak Pidana Korupsi yaitu terkait penerimaan terkait sengketa Pilkada Empat Lawang dan
Palembang di MKRI yang diberikan oleh BUDI ANTONI AL JUFRI dan ROMI HERTON kepada
Terdakwa M. AKIL MOCHTAR melalui MUHTAR EPENDY sebagaimana telah kami uraikan dalam
pembahasan pertimbangan mengenai "penyertaan" dalam point 2 diatas sehingga seharusnya
terhadap barang bukti tersebut diberikan amar dirampas untuk negara sebagaimana tuntutan
Jaksa Penuntut Umum.Majelis Hakim dalam putusannya juga tidak memberikan pertimbangan
mengapa terhadap barang bukti berupa asset tersebut di amarkan untuk terlampir dalam berkas
perkara, sehingga dalam hal ini Penuntut Umum berpendapat Majelis Hakim tidak cermat." (Alat
bukti 27).

Fakta Hukum Dengan Pengulangan persamaan objek Hukum dan Subjek Hukum di PERKARA BARU
ini Dengan PERKARA LAMA , Membuktikan Bahwa Telah ada putusan yang berkekuatan hukum
tetap dan bersifat positif seperti menolak gugatan atau mengabulkan.
Sehingga sesuai amanat pasal 76 ayat(1)dan(2) KUHP dan SEMA mahkamah Agung RI no. 3 tahun
2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia , Perkara baru ini telah
Memenuhi Unsur azas Nebis in Idem "Dimana Objek Hukum dan Subjek Hukum yang sama dan
telah diperkarakan tidak boleh di Perkara 2 (dua) kali untuk menghindari putusan yang berbeda
demi kepastian hukum bagi pencari keadilan.

C. Objek Hukum yang Diperkarakan sama.

Bahwa Objek Hukum Dalam PERKARA LAMA dan PERKARA BARU keduanya berawal dari perkara
hukum yang sama, sehingga objek dalam kedua perkara tersebut merupakan barang bukti yang
SAMA yang telah ditemukan oleh penyidik KPK dan Penuntut Umum KPK telah
mempersoalkan/mendalilkan dalam dakwaan, tuntutan dan di uji dalam persidangan dan telah di
vonis oleh Majelis Hakim dan telah inkrach yaitu HARTA Pemohon PK Rp. 35.000.000.000,00( BB
No.829-909 dalam perkara baru ini menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460) ( Seperti poin 1 huruf
A dan huruf d Kecil)

Sehingga PERKARA BARU ini telah termasuk katagori azas Nebis in Idem sesuai amanat pasal 76
ayat(1)dan(2) KUHP dan SEMA mahkamah Agung RI no. 3 tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU No.
39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.( Seperti poin 1 huruf A dan huruf d) satu perkara tidak
boleh diadili berulang-ulang jika objek dan Subjek perkara yang sama untuk menghindari putusan
yang berbeda demi kepastian hukum bagi pencari keadilan.

D. Subjek Hukum yang Diperkarakan sama.

Bahwa Subjek Hukum Dalam PERKATA LAMA DAN PERKARA BARU adalah SAMA yaitu Pemohon
PK bersama-sama M. Akil Mochtar (seperti di poin 1 huruf A dan huruf c kecil ) Sehingga PERKARA
BARU ini telah termasuk katagori azas Nebis in Idem sesuai amanat pasal 76 ayat(1)dan(2) KUHP dan
SEMA mahkamah Agung RI no. 3 tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia.

E. Materi pokok yang Diperkarakan sama .


Materi yang diputus di PERKARA LAMA dan PERKARA BARU merupakan perkara Tindak Pidana
Korupsi, yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi. Sehingga PERKARA BARU ini telah termasuk katagori azas Nebis in Idem sesuai
amanat pasal 76 ayat(1)dan(2) KUHP dan SEMA mahkamah Agung RI no. 3 tahun 2002 Serta pasal 18
ayat 5 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

F. Pengadilan yang Mengadili perkara pun sama.

Bahwa PERKATA LAMA DAN PERKARA BARU Disidang dan dituntut serta divonis di pengadilan
SAMA yaitu Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri jakarta pusat; Pengadilan Tinggi Tindak
Pidana Korupsi DKI Jakarta; dan Mahkamah Agung RI.

2. Bahwa Terkait dengan kualifikasi tersebut diatas (Poin 1 huruf A sampai huruf F)
Membuktikan bahwa Harta Pemohon PK BB Nomor 829-909 selaku Objek Perkara dan pemohon PK
selaku Subjek Perkara Baru Sudah pernah dijadikan objek di perkara Lama dan SUDAH PERNAH DI
SIDANGKAN DAN DIPERTIMBANGKAN SERTA DIPUTUSKAN OLEH MAJELIS HAKIM YANG BERKEKUATAN
HUKUM TETAP , sehingga Jaksa Penuntut Umum dan Peradilan tidak lagi memiliki hak untuk mengadili kedua
kali sebab sudah mempunyai status hukum,namun kenyataannya dijadikan objek perkara lagi termuat
dlm perkara baru. "

3. Bahwa Terkait dengan kualifikasi tersebut diatas (huruf A sampai huruf F) , maka terhadap
dijatuhinya Putusan Perkara Baru pada judex factie mengakibatkan terbit nya 2 (dua) buah
putusan atas 1 (satu) objek Hukum yang sama yang disebabkan oleh O bjek Hukum
diperiksa dan diadili kembali , berarti Pemohon PK akan menjalani 2 (dua) putusan
dalam perkara yang sama Dengan subjek Hukum dan objek Hukum sama, tempus
dan locus delicty sama,

Dengan Terbitnya 2 (dua) putusan Baru dan Putusan Lama itu telah menyalahi peraturan
hukum, yaitu melanggar asas nebis in idem yang diatur dalam Pasal 76 ayat (1) KUHP dan
Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia. " Dimana Objek Hukum dan Subjek Hukum yang sama dan telah
diperkarakan tidak boleh di Perkara 2 (dua) kali untuk menghindari putusan yang berbeda demi
kepastian hukum bagi pencari keadilan.

4. Bahwa dengan prinsip Nebis in Idem sudah sepatutnya tidak ada lagi perkara atas harta
Pemohon PK selaku obyek hukum.Karena telah jelas bahwa Penuntut Umum KPK
mendalilkan / Dasar dalam Dakwaan dan Tuntutan adalah mengenai HARTA PEMOHON PK
yang sudah divonis dan Telah ada Putusan yang berkekuatan hukum tetap yang bukan
diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana.

5. Bahwa dengan demikian baik Pemohon PK selaku subjek hukum dan HARTA
PEMOHON PK Rp. 35.000.000.000,00, BB No.829-909 (Yang di perkara baru ini
dirubah JPU KPK menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460 Agar terlihat beda Objek
Hukum nya untuk menghindari Azas Ne Bis In Idem) sebagai objek Hukum SUDAH
PERNAH DI SIDANGKAN DAN DIUJI Dalam perkara PERKARA LAMA, sehingga Jaksa
Penuntut Umum dan Peradilan tidak lagi memiliki hak sebagaimana yang telah di
atur dalam PASAL 76 AYAT (1), (2) KUHP Untuk menuntut dan menyidangkan
Pemohon PK dan HARTA PEMOHON PK Dalam PERKARA BARU ini.
6. Bahwa dengan demikian berdasarkan SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG RI
No. 3 tahun 2002 . Tentang Penanganan Perkara yang berkaitan dengan Azas Nebis
in idem, Maka sudah sepatutnya tidak ada lagi peradilan terhadap Pemohon PK,
selaku SUBJEK HUKUM dan HARTA PEMOHON PK Rp. 35.000.000.000,00 BB
No.829-909 (Yang di perkara baru ini dirubah JPU KPK menjadi BB no.386-394 dan BB
no.396-460 Agar terlihat beda Objek Hukum nya untuk menghindari Azas Ne Bis In
Idem) selaku OBJEK HUKUM atau setidaknya tidak ada putusan yang berbeda.
Karena telah Inkracht dan terhalang asas ne bis in idem Sebagaimana yang telah
diatur dalam kaidah dan norma hukum

7. Bahwa dengan demikian berdasarkan UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA


Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dalam pasal 18 (5) , Maka sudah
sepatutnya tidak ada lagi peradilan terhadap Pemohon PK selaku subjek Hukum
dan HARTA PEMOHON PK Rp. 35.000.000.000,00, BB No.829-909 (Yang di perkara
baru ini dirubah JPU KPK menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460 Agar terlihat
beda Objek Hukum nya untuk menghindari Azas Ne Bis In Idem) selaku Objek
Hukum. Karena telah Inkracht dan terhalang asas ne bis in idem Sebagaimana yang
telah diatur dalam kaidah dan norma hukum .

8. Bahwa dengan fakta hukum tersebut diatas, maka dapat dikatakan Judex Facti
dalam memeriksa, mengadili dan memutus PERKARA BARU telah melanggar prinsip
hukum Nebis in idem diatur dalam Pasal 76 ayat (1) KUHPidana dan SEMA
Mahkamah Agung RI no. 3 tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia yang artinya apabila sudah ada putusan (vonis)
pengadilan, orang tersebut tidak dapat lagi dituntut untuk kedua kalinya terhadap
perbuatan yang sama dilakukan itu juga; kecuali subjek dan Objek Hukum beda dan
perbuatan locus dan tempus delik beda.

9. Bahwa telah di insafi dengan kesadaran dan Pengakuan sendiri Penuntut umum
KPK Di perkara lama sependapat dan setuju dengan pertimbangan Hakim Ketua
Majelis dan Hakim Anggota lainnya dalam putusan Mahkamah Agung Ri No.
no.336K/Pid.Sus/2015 tanggal 23 Pebruari 2015 halaman 517-518; .(Alat bukti 28);
"Bahwa terkait penyitaan barang bukti mengacu pada Pasal 39 KUHAP, "jika
barang bukti tersebut diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak
pidana maka barang bukti tersebut dirampas untuk negara"

a. Bahwa dengan ditolaknya tuntutan JPU KPK oleh majelis Hakim Bahwa HARTA
PEMOHON PK Rp. 35.000.000.000,00, BB No.829-909 (Yang di perkara baru ini
dirubah JPU KPK menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460 Agar terlihat beda Objek
Hukum nya untuk menghindari Azas Ne Bis In Idem) Selaku Objek Hukum tidak
dirampas untuk negara. Membuktikan bahwa HARTA PEMOHON PK bukan
diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana dan Pemohon PK
selaku pemilik harta tersebut bukanlah pelaku korupsi seperti yang didakwakan Di
PERKARA BARU ini.
b. Untuk itu Pemohon PK selaku Pemilik harta tersebut dan HARTA PEMOHON PK
Rp. 35.000.000.000,00, BB No.829-909 (Yang di perkara baru ini dirubah JPU KPK
menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460 Agar terlihat beda Objek Hukum nya
untuk menghindari Azas Ne Bis In Idem) selaku objek Hukum tidak dapat diadili
berkali-kali atas perkara yang SAMA. Karena telah jelas bahwa Penuntut Umum KPK
mendalilkan / Dasar dalam Dakwaan dan Tuntutan adalah mengenai HARTA
PEMOHON PK yang sudah divonis dan Telah ada Putusan yang berkekuatan hukum
tetap yang bukan diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak
pidana.

10. Bahwa untuk menguji apakah PERKARA BARU memenuhi kreteria Ne Bis In Idem.
Pemohon PK juga mengutip pendapat 4 Ahli Hukum sebagai berikut :

A. PROF. MUHAMMAD YAHYA HARAHAP, SH (Pembahasan Permasalahan dan


Penerapan KUHAP, Penyidikan dan Penuntutan (Edisi 2) Penerbit : Sinar Grafika,
Jakarta 2003 Halaman 450);

"Perkara yang didakwakan kepada terdakwa telah diperiksa materi perkaranya,


diuji dan diadili di sidang pengadilan oleh Hakim dan Perkaranya telah diputus
dengan putusan positif, telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap"
yaitu seperti Di butir 1 Huruf A dan B serta huruf a, b, c.

Sehingga PERKARA BARU termasuk katagori Ne Bis In Idem. Sesuai pasal 76 KUHP
dan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU
No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

B. Dr. ALFITRA, S.H., M.Hum. (Dalam Buku : Hapusnya Hak dan Menuntut
Menjalankan pidana Penerbit : Raih Asa Sukses (RAS), Depok 2012 Pada halaman :
134-135).

" Ne bis in idem artiny suatu perkara yang sama tidak boleh lebih dari satu kali
diajukan untuk diputus oleh pengadilan. " yaitu seperti Di butir 1 Huruf A dan B
serta huruf a, b, c.

Sehingga PERKARA BARU termasuk katagori Ne Bis In Idem. Sesuai pasal 76 KUHP
dan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU
No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

C. PROF. DR. WIRJONO PRODJODIKORO S.H (Dalam Buku : Asas-Asas Hukum Pidana
di lndonesia.Penerbit : Refika Aditama, Bandung 2009 Pada Halaman :150)"

Ne bis in idem artinya perbuatan yang sama tidak boleh diajukan penuntutan lagi"
Dianggap "ne bis in idem" apabila terjadi pengulangan perkara Sama dengan obyek,
subjek, dan kronologis yang sama, dan telah diputus serta mempunyai kekuatan
hukum tetap.

Ne bis in idem tidak hanya berlaku bagi seseorang yang telah dihukum karena
melakukan tindak pidana, tetapi juga berlaku jika orang dalam perkara pertama
dibebaskan (vrijsprak) atau dilepaskan dari segala tuntutan (ontslag van
rechtsvervolging).
yaitu seperti Di butir 1 Huruf A dan B serta huruf a, b, c.

Sehingga PERKARA BARU Ini termasuk katagori Ne Bis In Idem. Sesuai pasal 76 KUHP
dan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU
No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

D. ASRIADI ZAINUDDIN, SH, MH ( Penanganan Perkara yang berkaitan Dengan Azas


Nebis In Idem, (Penerbit : Jurnal Al-Mizan Volume 10 Nomor, Juni 2014 Halaman
142) Terdapat 5 (lima) Kualifikasi suatu perkara dapat dinyatakan nebis in idem
yaitu ;

• Apa yang digugat dan diperkarakan sudah pernah diperkarakan.


•Telah ada putusan yang berkekuatan hukum tetap dan bersifat positif seperti •
menolak gugatan atau mengabulkan
• Obyek yang sama
• Subyek yang sama
• Materi pokok yang sama

yaitu seperti Di butir 1 Huruf A sampai Huruf F di atas.

Dengan mengunakan pendapat 4 Ahli Hukum diatas maka PERKARA BARU ini Telah
memenuhi syarat Ne Bis In Idem Sesuai pasal 76 KUHP dan Surat Edaran Mahkamah
Agung Nomor 3 Tahun 2002. Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia.

Lebih lengkap tentang pendapat 4 (Empat) Ahli Hukum diatas, tersaji dalam Buku 4
memori Peninjauan Kembali (PK) ini. (Halaman 1-8)

11. YURISPRUDENSI PERKARA YANG TELAH DI VONIS NEBIS IN IDEM .

Bahwa untuk menguji apakah PERKARA BARU ini memenuhi kreteria Ne Bis In Idem.
Pemohon PK juga mengutip 2 (dua) Yurisprudensi sebagai berikut :

A. Perkara atas nama Terdakwa BUHARI, S.Sos. bin BAIRUNAS telah Ne Bis In Idem;

1. PUTUSAN PENGADILAN NEGERI JAMBI NOMOR : 282/PID.SUS/2015/PN.Jmb.Di


perkuat dengan PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG RI NOMOR Nomor 321
K/PID.SUS/2016 telah menjatuhkan Putusan:
a. Menyatakan perkara No.282/PID.SUS/2015/PN.Jmb. atas nama Terdakwa BUHARI,
S.Sos. Bin BAIRUNAS Ne Bis In Idem.
b. Membebaskan Terdakwa BUHARI, S.Sos. Bin BAIRUNAS tersebut dari semua
dakwaan Penuntut Umum.

2. Petimbangan hakim; perkara sama, subjek dan objek Hukum sama, tempus dan
locus delicty sama.

3. Mengingat : Pasal 76 KUHP, Pasal–Pasal dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1981


Tentang KUHAP. dan segala Pasal dari perundang-undangan yang berhubungan.

Uraian selengkapnya Yurisprodensi tersaji dalam buku 4.( Hal. 9-15 )

B. Perkara atas nama Terdakwa FLORENSIA FENNY WIJAYA alias FENNY - TJONG
KIM PO; dan terdakwa AGUSTINUS WILLY alias WILLY - YUVENTIUS; telah Ne Bis In
Idem.

1. Putusan Mahkamah Agung RI Nomor 1853 K/PID.SUS/2014 Tanggal 9 Desember


2014 menjatuhkan putusan sebagai berikut ; Mengabulkan permohonan kasasi dari
pemohon kasasi/para terdakwa dan Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi
Banjarmasin Nomor 60/PID.SUS/2014/PT.BJM tanggal 14 Juli 2014 yang menguatkan
Putusan Pengadilan Negeri Banjarmasin Nomor 46/PID.SUS/2014/PN.BJM tanggal 5
juni 2014;

2. Dengan pertimbangan Mahkamah Agung RI yaitu bahwa terdakwa sudah pernah


diperiksa, diadili dan diputus dalam perkara yang sama yaitu putusan Pengadilan
Negeri Banjarmasin Nomor 1110/PID.SUS/2013/PN.BJM, sehingga suatu peraturan
hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak sebagaimana mestinya,

3. Memperhatikan Pasal 76 ayat (1) KUHP, Undang-Undang No. 48 Tahun 2009,


Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 dan Undang-Undang No. 14 Tahun 1985
sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun
2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009 serta
peraturan perundang-undangan lain
Uraian selengkapnya Yurisprudensi tersaji dalam buku 4.( Hal. 16-21 )

IV. ALASAN ADANYA PUTUSAN YANG BERTENTANGAN/BERTOLAK


BELAKANG.
1. Bahwa Berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung RI (SEMA) No.3 Tahun 2002 satu
perkara tidak boleh diadili berulang-ulang jika objek dan Subjek perkara yang sama
untuk menghindari putusan yang berbeda demi kepastian hukum bagi pencari
keadilan.
2. Bahwa terdapat perbedaan Putusan Hakim berkaitan dengan diri Pemohon PK
selaku subjek hukum dan harta terpidana selaku objek hukum dalam perkara tindak
perkara korupsi dan tindak pidana pencucian uang bersama-sama M.Akil Muchtar
dengan dakwaan dan tuntutan sama, baik di perkara lama maupun diperkara baru.
3. Bahwa perbedaan Putusan sebagaimana Di maksud, diperlihatkan Dalam tabel
sebagai berikut :

A. PERBEDAAN PUTUSAN MAJELIS HAKIM ATAS TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG (TPPU) TERHADAP TERPIDANA
SELAKU SUBYEK HUKUM DI PERKARA LAMA DAN PERKARA BARU DENGAN DAKWAAN DAN TUNTUTAN YANG SAMA

PERKARA LAMA PERKARA BARU


Mahkamah Agung RI no.336K/Pid.Sus/2015 tanggal 23 PENGADILAN TINGGI No. 14/Pid.SUS-TPK/2020/PT.DKI
Pebruari 2015 juncto Pengadilan Tinggi tanggal 25 Juni 2020 juncto Pengadilan Negeri No.
no.63/Pid/TPK/2014/PT.DKI tanggal 12 November 96/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Jkt.Pst Tanggal 12 Maret 2020
2014 juncto pengadilan Negeri
no.10/Pid.Sus/2015/PN.Jkt.Pst. tanggal 30 Juni 2014.
Majelis Hakim MENOLAK TUNTUTAN JPU KPK; Majelis Hakim MENGABULKAN TUNTUTAN JPU KPK;
Pemohon PK dan M. Akil Mochtar Tidak terbukti Pemohon PK dan M. Akil Mochtar Telah terbukti
bersama-sama melakukan Tindak Pidana Pencucian bersama-sama melakukan Tindak Pidana Pencucian
Uang (TPPU) Karena Tidak Terbukti adanya hubungan Uang (TPPU) (Alat Bukti 29 )
Kausalitas, Tidak Terbukti adanya Unsur penyertaan,
Tidak terbukti adanya unsur Penitipan dengan
Perbuatan M. Akil Mochtar (Alat Bukti 11 )

 Bahwa dengan demikian terdapat perbedaan PUTUSAN YANG BERTENTANGAN atas


diri Pemohon PK selaku subyek hukum dan juga melanggar prinsip Nebis In Idem
terutama SEMA No.3 Tahun 2002.
 Bahwa dengan prinsip Nebis in idem sudah sepatutnya tidak ada lagi perkara atas
diri Pemohon PK selaku subyek hukum

B. PERBEDAAN PUTUSAN MAJELIS HAKIM ATAS HARTA TERPIDANA SELAKU OBYEK HUKUM DI PERKARA LAMA DAN
PERKARA BARU DENGAN DAKWAAN DAN TUNTUTAN YANG SAMA

PERKARA LAMA PERKARA BARU


Mahkamah Agung RI no.336K/Pid.Sus/2015 tanggal 23 Pebruari PENGADILAN TINGGI No. 14/Pid.SUS-TPK/2020/PT.DKI tanggal 25
2015 juncto Pengadilan Tinggi no.63/Pid/TPK/2014/PT.DKI Juni 2020 juncto Pengadilan Negeri No. 96/Pid.Sus-
tanggal 12 November 2014 juncto pengadilan Negeri TPK/2019/PN.Jkt.Pst Tanggal 12 Maret 2020
no.10/Pid.Sus/2015/PN.Jkt.Pst. tanggal 30 Juni 2014.
NO Majelis Hakim MENOLAK TUNTUTAN JPU KPK; Agar NO Majelis Hakim MENGABULKAN TUNTUTAN JPU KPK;
BB BB
harta Pemohon PK BB no.829-909 Yang di perkara Agar harta Pemohon PK BB no.829-909 Yang di
Lama Baru
baru ini dirubah menjadi BB no.386-394 dan BB perkara baru ini dirubah menjadi BB no.386-394 dan
no.396-460 dirampas untuk Negara Karena tidak BB no.396-460 dirampas untuk Negara (Alat Bukti 30)
terbukti harta tersebut adalah hasil korupsi dan
TPPU Pemohon PK Bersama-sama M. Akil Mochtar
Karena Tidak Terbukti adanya hubungan Kausalitas,
Tidak ada Terbukti adanya Unsur penyertaan, Tidak
terbukti adanya unsur Penitipan dengan Perbuatan
M. Akil Mochtar (Alat Bukti 12 )
829 Rumah Bend.Jago Menolak Dirampas Untuk Negara 386 Rumah Bend.Jago Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
832 Rumah Cmpk pth tmr Menolak Dirampas Untuk Negara 387 Rumah Cmpk pth tmr Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
833 Rumah Sukabumi Menolak Dirampas Untuk Negara 388 Rumah Sukabumi Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
834 Rumah Kebumen Menolak Dirampas Untuk Negara 389 Rumah Kebumen Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
834 Surat Tanah Kebumen Menolak Dirampas Untuk Negara 390 Surat Tanah Kebumen Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
834 Sertifikat Tnh Kbmn Menolak Dirampas Untuk Negara 391 Sertifikat Tnh Kbmn Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
834 Surat Lelang T. Kbmn Menolak Dirampas Untuk Negara 392 Surat Lelang T. Kbmn Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
834 Surat Lelang T. Kbmn Menolak Dirampas Untuk Negara 393 Surat Lelang T. Kbmn Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
834 Surat SSPD Menolak Dirampas Untuk Negara 394 Surat SSPD Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
835 Surat Setoran BRI Menolak Dirampas Untuk Negara 395 Surat Setoran BRI Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
13

836 Tanah Sedau Menolak Dirampas Untuk Negara 396 Tanah Sedau Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
837 Mobil Toyota Fortuner Menolak Dirampas Untuk Negara 397 Mobil Toyota Fortuner Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
838 Mobil Toyota Avanza Menolak Dirampas Untuk Negara 398 Mobil Toyota Avanza Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
839 Mobil Honda Accord Menolak Dirampas Untuk Negara 399 Mobil Honda Accord Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
840 Mobil Toyota Harrier Menolak Dirampas Untuk Negara 400 Mobil Toyota Harrier Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
841 Mobil Nissan Teana Menolak Dirampas Untuk Negara 401 Mobil Nissan Teana Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
842 Mobil Opel Blazer Menolak Dirampas Untuk Negara 402 Mobil Opel Blazer Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
843 Mobil Toyota Alphard Menolak Dirampas Untuk Negara 403 Mobil Toyota Alphard Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
844 Mobil Daihatsu Menolak Dirampas Untuk Negara 404 Mobil Daihatsu Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
845 Mobil Suzuki X-Road Menolak Dirampas Untuk Negara 405 Mobil Suzuki X-Road Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
846 Mobil KIA Timor Menolak Dirampas Untuk Negara 406 Mobil KIA Timor Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
847 Mobil Daihatsu box/van Menolak Dirampas Untuk Negara 407 Mobil Daihatsu box/van Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
848 Mobil Toyota Yaris Menolak Dirampas Untuk Negara 408 Mobil Toyota Yaris Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
849 Mobil Daihatsu Terios Menolak Dirampas Untuk Negara 409 Mobil Daihatsu Terios Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
850 Mobil Mercy C180 Menolak Dirampas Untuk Negara 410 Mobil Mercy C180 Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
851 Mobil Mercy C180 Menolak Dirampas Untuk Negara 411 Mobil Mercy C180 Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
852 Mobil Toyota Kijang Menolak Dirampas Untuk Negara 412 Mobil Toyota Kijang Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
853 Mobil Toyota Kijang Menolak Dirampas Untuk Negara 413 Mobil Toyota Kijang Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
854 BPKB Toyota Kijang Menolak Dirampas Untuk Negara 414 BPKB Toyota Kijang Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
855 BPKB Toyota Kijang Menolak Dirampas Untuk Negara 415 BPKB Toyota Kijang Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
856 Mobil KIA Travelo Menolak Dirampas Untuk Negara 416 Mobil KIA Travelo Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
857 BPKB KIA Menolak Dirampas Untuk Negara 417 BPKB KIA Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
858 Mobil ToyotaYaris Menolak Dirampas Untuk Negara 418 Mobil ToyotaYaris Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
859 BPKB Toyota Yaris Menolak Dirampas Untuk Negara 419 BPKB Toyota Yaris Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
860 Mobil BMW Menolak Dirampas Untuk Negara 420 Mobil BMW Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
861 BPKB BMW Menolak Dirampas Untuk Negara 421 BPKB BMW Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
862 Mobil Suzuki X-Over Menolak Dirampas Untuk Negara 422 Mobil Suzuki X-Over Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
863 BPKB Suzuki X-Over Menolak Dirampas Untuk Negara 423 BPKB Suzuki X-Over Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
864 Mobil Avanza Veloz Menolak Dirampas Untuk Negara 424 Mobil Avanza Veloz Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
865 BPKB Avanza Veloz Menolak Dirampas Untuk Negara 425 BPKB Avanza Veloz Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
866 Mobil Mitsubhisi Kuda Menolak Dirampas Untuk Negara 426 Mobil Mitsubhisi Kuda Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
867 Mobil Mercy Menolak Dirampas Untuk Negara 427 Mobil Mercy Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
868 BPKB Mercy Menolak Dirampas Untuk Negara 428 BPKB Mercy Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
869 Mobil Isuzu Panther Menolak Dirampas Untuk Negara 429 Mobil Isuzu Panther Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
876 Motor Jupiter MX Menolak Dirampas Untuk Negara 430 Motor Jupiter MX Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
877 Motor Suzuki Shogun Menolak Dirampas Untuk Negara 431 Motor Suzuki Shogun Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
878 Motor Yamaha Jupiter Z Menolak Dirampas Untuk Negara 432 Motor Yamaha Jupiter Z Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
879 Motor Yamaha Jupiter Z Menolak Dirampas Untuk Negara 433 Motor Yamaha Jupiter Z Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
880 Motor Honda Supra Fit Menolak Dirampas Untuk Negara 434 Motor Honda Supra Fit Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
881 Motor Yamaha Mio Menolak Dirampas Untuk Negara 435 Motor Yamaha Mio Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
882 Motor Jupiter MX Menolak Dirampas Untuk Negara 436 Motor Jupiter MX Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
883 Motor Honda Blade Menolak Dirampas Untuk Negara 437 Motor Honda Blade Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
884 Motor Supra X 125 Menolak Dirampas Untuk Negara 438 Motor Supra X 125 Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
885 Motor Suzuki Skywave Menolak Dirampas Untuk Negara 439 Motor Suzuki Skywave Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
886 Motor Honda GL Pro Menolak Dirampas Untuk Negara 440 Motor Honda GL Pro Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
887 Motor Honda GL Max Menolak Dirampas Untuk Negara 441 Motor Honda GL Max Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
888 Motor Yamaha RX King Menolak Dirampas Untuk Negara 442 Motor Yamaha RX King Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
889 Motor Fulsar Menolak Dirampas Untuk Negara 443 Motor Fulsar Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
890 Motor Jupiter MX Menolak Dirampas Untuk Negara 444 Motor Jupiter MX Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
891 Motor Suzuki Smash Menolak Dirampas Untuk Negara 445 Motor Suzuki Smash Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
892 Motor Honda Tiger Menolak Dirampas Untuk Negara 446 Motor Honda Tiger Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
893 Motor Yamaha Vega R Menolak Dirampas Untuk Negara 447 Motor Yamaha Vega R Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
894 Motor Jupiter MX Menolak Dirampas Untuk Negara 448 Motor Jupiter MX Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
895 Motor Yamaha Mio Menolak Dirampas Untuk Negara 449 Motor Yamaha Mio Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
896 Motor Honda Win Menolak Dirampas Untuk Negara 450 Motor Honda Win Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
897 Motor Fulsar Menolak Dirampas Untuk Negara 451 Motor Fulsar Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
898 Motor Fulsar Menolak Dirampas Untuk Negara 452 Motor Fulsar Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
899 Motor Suzuki Sky Drive Menolak Dirampas Untuk Negara 453 Motor Suzuki Sky Drive Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
900 Motor Honda CBR 250 Menolak Dirampas Untuk Negara 454 Motor Honda CBR 250 Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
901 Motor Yamaha Jupiter Menolak Dirampas Untuk Negara 455 Motor Yamaha Jupiter Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
902 Motor Yamaha Jupiter Menolak Dirampas Untuk Negara 456 Motor Yamaha Jupiter Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
903 Motor Honda Beat Menolak Dirampas Untuk Negara 457 Motor Honda Beat Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
904 Motor Honda Beat Menolak Dirampas Untuk Negara 458 Motor Honda Beat Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
905 Motor Honda Beat Menolak Dirampas Untuk Negara 459 Motor Honda Beat Mengabulkan Dirampas Untuk Negara
906 Motor Honda Vario Menolak Dirampas Untuk Negara 460 Motor Honda Vario Mengabulkan Dirampas Untuk Negara

 Bahwa dengan demikian terdapat perbedaan PUTUSAN YANG BERTENTANGAN atas


Harta Pemohon PK selaku obyek hukum dan juga melanggar prinsip Nebis in idem
terutama SEMA No.3 Tahun 2002
• Bahwa dengan prinsip Nebis in Idem sudah sepatutnya tidak ada lagi perkara atas harta
Pemohon PK selaku obyek hukum.Karena telah jelas bahwa Penuntut Umum KPK
mendalilkan / Dasar dalam Dakwaan dan Tuntutan adalah mengenai HARTA PEMOHON PK
yang sudah divonis dan Telah ada Putusan yang berkekuatan hukum tetap yang bukan
diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana.

• Membuktikan bahwa pemohon PK selaku Subjek Perkara dan Harta milik Pemohon PK selaku Objek
Perkara Sudah dijadikan obyek perkara Lama dan SUDAH PERNAH DI SIDANGKAN DAN DIPUTUSKAN YANG
BERKEKUATAN HUKUM TETAP , sehingga Jaksa Penuntut Umum dan Peradilan tidak lagi memiliki hak untuk
mengadili kedua kali sebab sudah mempunyai status hukum,namun kenyataannya dijadikan objek perkara
lagi termuat dlm perkara baru. "

• Bahwa dengan demikian Terdapat 2 (dua) Putusan hukum yg bertentangan atas objek perkara dan
subjek perkara yang sama yang tidak dibenarkan menurut hukum karena melanggar asas hukum ""nebis
in idem:"yaitu melanggar ketentuan Pasal 76 ayat(1)dan(2) KUHP dan SEMA mahkamah Agung RI no.
3 tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia " Dimana
Objek Hukum dan Subjek Hukum yang sama dan telah diperkarakan tidak boleh di Perkara 2 (dua)
kali untuk menghindari putusan yang berbeda demi kepastian hukum bagi pencari keadilan.

V. ALASAN ADANYA KEKHILAFAN HAKIM

A. Bahwa Pemohon PK sangat berkeberatan terhadap Putusan PERKARA BARU


karena nyata mengandung kekeliruan dalam menerapkan hukum dan
melanggar ketentuan hukum acara, dengan alasan-alasan sebagai berikut:

1. Bahwa dengan prinsip Nebis in Idem, berdasarkan pasal 76 ayat (1)dan(2)


KUHP Sudah sepatutnya Majelis Hakim tidak menerima perkara Pemohon
PK untuk disidangkan. dan berdasarkan SEMA No. 3 tahun 2002 juga sudah
sepatutnya Majelis Hakim tidak menyidangkan perkara Pemohon PK. Serta
berdasarkan UU RI No. 39 tahun 1999 juga sudah sepatutnya Majelis
Hakim tidak Menyidangkan Perkara Pemohon PK.

2. Bahwa harta Pemohon PK Rp. 35.000.000.000,00, (BB No.829-909 Yang di


perkara baru ini dirubah menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460)
dalam putusan perkara M. Akil Mochtar TIDAK DIRAMPAS UNTUK
NEGARA karena tidak ada hubungan kausalitas, tidak ada unsur
penyertaan dan tidak ada unsur penitipan dengan perbuatan M. Akil
Mochtar.( seperti romawi III butir 1 huruf B huruf a sampai f )Sedangkan
dalam PERKARA BARU, Majelis Hakim telah Khilaf dengan memutuskan
bahwa harta Pemohon PK DIRAMPAS UNTUK NEGARA.

3. Dalam PERKARA BARU Majelis hakim menerima perkara yang dituntutkan


oleh Penuntut Umum KPK yang menyatakan bahwa harta SAYA /MUHTAR
EPENDY Rp. 35.000.000.000,00, (BB No.829-909 Yang di perkara baru ini
dirubah menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460) perlu diuji kembali
dalam persidangan tetapi menghasilkan vonis/putusan yang berbeda
dengan pengujian Atas harta Pemohon PK pada PERKARA LAMA ..( seperti
romawi IV butir 3.huruf A dan huruf B )
4. Bahwa adanya keputusan vonis Majelis Hakim yang berbeda terhadap
harta Pemohon PK Rp. 35.000.000.000,00, (BB No.829-909 Yang di
perkara baru ini dirubah menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460)
menunjukkan adanya khilaf Hakim dalam memutuskan PERKARA BARU.

5. Bahwa dalam putusan PERKARA LAMA terhadap Harta Pemohon PK Rp.


35.000.000.000,00, (BB No.829-909 Yang di perkara baru ini dirubah
menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460) Tidak dirampas untuk Negara
karena tidak terdapat adanya hubungan kausalitas, tidak terdapat adanya
unsur penyertaan dan tidak ada unsur penitipan dengan perbuatan M. Akil
Mochtar.( seperti romawi III butir 1 huruf B dan huruf a Sampai f) Bahwa
hal terdebut membuktikan tidak dapat dipersangkakan pasal 12 c atau
pasal 11 terhadap diri Pemohon PK dalam PERKARA BARU.

6. Bahwa dengan demikian PERKARA BARU tidak dapat diajukan lagi ke


tahap penuntutan dengan melimpahkan perkara ke pengadilan dalam
rangka pemeriksaan di tingkat pengadilan apalagi sampai di vonis bersalah
melakukan tindak pidana melanggar Pasal 12 huruf c Undang Undang
Tipikor Dan pasal 3 Undang Undang Tindak Pidana Pencucian Uang
karena telah di pertimbangkan, diputus Pengadilan dan berkekuatan
hukum tetap Di perkara lama (Nebis in idem);

7. Karena dalam PERKARA LAMA Pemohon PK tidak terbukti melakukan


Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) bersama-sama M. Akil Mochtar.
Sedangkan status M. Akil Mochtar adalah seorang HAKIM, sedangkan
Pemohon PK adalah orang SWASTA. Oleh karena itu Pemohon PK tidak
lagi dapat dituntut/diadili di persidangan dalam perkara serupa yaitu
Korupsi dan TPPU.
15

8. Bahwa di PERKARA BARU ini, Pemohon PK Didakwa berdasarkan pasal 12


c atau pasal 11 dan Majelis Hakim mempertimbangkan dan memvonis
bahwa Pemohon PK bersalah melangar pasal 12 c.

a. Fakta hukumnya, Harta Pemohon PK BB 829-909 selaku objek Hukum


Dan Pemohon PK selaku Subjek hukum sudah pernah di pertimbangkan
Diperkara lama Dan telah diputuskan INKRACH Diperkara lama ( seperti
romawi III butir 1 huruf B dan huruf a Sampai f) Dimana Majelis Hakim
telah menolak tuntutan JPU KPK yaitu Pemohon PK tidak terbukti TPPU
bersama sama dengan M. Akil Mochtar dan Menolak Harta Pemohon PK
BB 832-907 dirampas untuk negara. Dengan pertimbangan bahwa objek
dan subjek Hukum TIDAK ADA HUBUNGAN KAUSALITAS, TIDAK ADA
UNSUR PENYERTAAN DAN TIDAK ADA UNSUR PENITIPAN DENGAN
PERBUATAN M. AKIL MOCHTAR( seperti romawi III butir 1 huruf B dan
huruf a )

Bahwa dengan demikian vonis bersalah melanggar pasal 12c di PERKARA


BARU ini telah Nebis In idem. tidak dapat diajukan lagi ke tahap penuntutan dengan
melimpahkan perkara ke pengadilan dalam rangka pemeriksaan di tingkat
pengadilan, karena objek hukum BB 829-909 dan subjek Hukumnya telah di
pertimbangkan, diputus Pengadilan dan berkekuatan hukum tetap Di perkara lama.

b.. Fakta Hukumnya, Bahwa status Pemohon PK bukan pejabat negara, bukan
Hakim/Jaksa/Lawyer/Aparat penegak Hukum. Tapi hanya orang swasta.
Penerapan Hukum dengan pendakwaan pasal 12 c dan pasal 11. Vonis Majelis
Hakim dengan merujuk ke pasal 12 c adalah merupakan penerapan Hukum
yang keliru. (Alat Bukti 31)
Sekali lagi Jaksa Penuntut Umum dan penyidik telah mengetahui dengan
sangat jelas bahwa :
 PEMOHON PK BUKANLAH PEGAWAI NEGERI dan tidak pernah
mendaftar seleksi pegawai negeri.
 PEMOHON PK BUKAN PENYELENGGARA NEGARA dan hingga detik ini
saya tidak pernah terlibat sebagai penyelenggara negara.

c. Bahwa Klein Pemohon PK yang Pemohon PK layani adalah orang


swasta yang saat itu notabene sebagai calon bupati/calon walikota
sehingga tidak masuk dalam kategori yang dimaksud pasal 12 c.

d. Bahwa perolehan harta milik Pemohon PK bukanlah merupakan hasil


Korupsi baik dari APBD Maupun APBN. Namun murni hasil bisnis antara
pribadi swasta dengan swasta. Dimana para calon walikota Palembang
dan Bupati Empat Lawang bukan berstatus pejabat negara tapi sesama
orang swasta. (Alat Bukti 32).

e. Bahwa dari segi subjek pelaku, Objek Hukum , peristiwa locus dan
tempus delik maupun ketentuan yang diterapkan PERKARA BARU. adalah
pengulangan perkara yang sama dengan perkara yang sudah diputus oleh
pengadilan di PERKARA LAMA.

f. Bahwa apabila Saya/Muhtar Ependy diperiksa dan diadili kembali berarti


Saya/Muhtar Ependy selaku subyek Hukum dan Harta Saya/Muhtar
Ependy selaku objek Hukum akan menjalani/mendapatkan 2 (Dua)
putusan dalam perkara yang sama Yaitu perkara Tindak Pidana Korupsi
bersama-sama M. Akil Mochtar

g. Bahwa dengan fakta dan alasan tersebut Diatas, maka dapat dikatakan
Judex Facti dalam memeriksa, mengadili dan memutus PERKARA BARU ini
telah melanggar prinsip hukum Nebis in idem yang artinya orang tidak
boleh dituntut untuk kedua kalinya lantaran perbuatan yang sama
dilakukan telah diputus oleh pengadilan;

h. Bahwa prinsip hukum tersebut diatur dalam Pasal 76 ayat (1) KUHPidana
bertujuan untuk menjaga jangan sampai Sebuah perkara dituntut secara
berulang kali terhadap perbuatan yang sama sehingga mengakibatkan
terdapat beberapa putusan terhadap perbuatan yang sama. Selain itu
untuk menjamin terciptanya kepastian hukum dalam masyarakat, agar
Tersangka/Terdakwa/ Terpidana bisa menjalani hidup yang tenang, setelah
perkaranya diputus dan mempunyai kekuatan hukum tetap;

i. Bahwa makna dari prinsip hukum yaitu apabila sebuah perkara sudah
ada putusan (vonis) pengadilan maka perkara yang sama tersebut tidak
dapat lagi dituntut untuk kedua kalinya terhadap perbuatan itu
juga;Bahwa karena dalam PERKARA BARU terpenuhi alasan gugurnya hak
untuk menuntut hukuman, maka sebagai konsekuensi hukum penuntutan
Jaksa/Penuntut Umum harus dinyatakan tidak dapat diterima;

9. Judex Facti keliru memberikan pertimbangan dan menerapkan hukum, karena


PERKARA BARU ini telah Pernah di pertimbangkan serta diputus dan berkekuatan
hukum tetap Di perkara lama (nebis in idem); berdasarkan Fakta hukum
pertimbangan di bawah ini.;

a. Diperkara Lama.

Bahwa Majelis Hakim Judex factie dan Judex juris dalam pertimbangan Hukum
putusan Pengadilan di perkara Lama menyebutkan bahwa harta Barang Bukti No. 829-909 (Yang di
perkara baru ini dirubah penyidik KPK menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460 Agar terlihat beda
tidak terbukti adanya
Objek Hukum nya untuk menghindari Azas Ne Bis In idem) milik Pemohon PK
hubungan Kausalitas, Tidak terbukti adanya unsur Penyertaan dan tidak terbukti
adanya unsur Penitipan dengan Perbuatan M. Akil Mochtar ;

a.1. Tidak terbukti adanya Unsur Penyertaan Dengan Perbuatan Terdakwa M. Akil
Mochtar.

Diuraikan dalam halaman (surat Bukti Nomor 13 Fhoto Copy putusan Pengadilan tipikor pada
pengadilan Negeri Jakarta pusat no.10/Pid.Sus.TPK/2015/PN.Jkt.Pst , halaman 1,1299 s/d
1300,1545 1546).

“Menimbang, Bahwa sebagaimana telah dipertimbangkan Majelis Hakim dalam unsur


“Menempatkan, Mentransfer, Mengalihkan, Membelanjakan, Membayarkan,
Menghibahkan, Menitipkan, Membawakan ke luar negeri, Mengubah bentuk,
Menukarkan dengan mata uang, atau surat berharga atau perbuatan lain atas harta
kekayaan.” Di atas, Majelis Hakim tidak menemukan adanya hubungan
kausalitas antara harta kekayaan yang dikelola Muhtar Ependy dengan
perbuatan terdakwa. Selain Muhtar Ependy mentransfer uang sejumlah
Rp3.866.122.800,- (Tiga Milyar Delapan Ratus Enam Puluh Enam Juta Seratus Dua
Puluh Dua Ribu Delapan Ratus Rupiah) ke rekening CV. RATU SEMAGAT dan juga
diduga memberikan uang tunai terdakwa, tidak ditemukan alat bukti yang
meyakinkan Majelis Hakim bahwa harta kekayaan yang dikelola Muhtar Ependy
adalah harta kekayaan terdakwa yang dititipkan kepada Muhtar Ependy. Sepanjang
harta kekayaan Muhtar Ependy, Majelis Hakim berpendapat, secara yuridis hal ini
menjadi tanggung jawab pribadi Muhtar Ependy. Terdakwa tidak dapat dimintakan
tanggungjawab terhadap harta kekayaan yang tidak dikuasainya.” Menimbang,
Bahwa dengan demikian unsur “Penyertaan” tidak terpenuhi menurut hukum.

a. 2. Tidak terbukti adanya Unsur Penitipan Dengan Perbuatan Terdakwa M. Akil


Mochtar.

Diuraikan dalam halaman (surat Bukti Nomor 14 Fhoto Copy putusan Pengadilan tipikor pada
pengadilan Negeri Jakarta pusat no.10/Pid.Sus.TPK/2015/PN.Jkt.Pst , halaman 1,1286 s/d
1287,1545 1546).

“Menimbang, bahwa dalam surat dakwaannya Jaksa Penuntut Umum mendakwa


terdakwa telah menitipkan uang sejumlah 35 Milyar yang berasal dari pemberian uang
dalam kaitannya dengan perkara sengketa Pilkada di kabupaten Empat Lawang dan
Kota Palembang kepada Muhtar Ependy untuk dikelola. Namun berdasarkan
keterangan saksi-saksi, keterangan terdakwa dan barang bukti yang ditunjukan di
persidangan, Muhtar Ependy telah mentransfer uang sejumlah Rp 3.866.122.800,- ke
rekening CV. RATU SAMAGAT. Selain itu Muhtar Ependy juga diduga memberi
uang secara tunai kepada terdakwa. Namun berapa jumlahnya tidak terungkap dalam
fakta persidangan. Demikian juga dengan jumlah yang masih disimpan oleh Muhtar
Ependy. Apakah uang yang masih di tangan Muhtar Ependy merupakan uang titipan
yang dikelola Muhtar Ependy, hal ini juga tidak terungkap di persidangan. Kecuali
hubungan kedekatan antara terdakwa dengan Muhtar Ependy, tidak ditemukan alat
bukti yang meyakinkan Majelis Hakim bahwa harta yang dikelola Muhtar
Ependy adalah kekayaan terdakwa yang dititipkan kepada Muhtar Ependy
sepanjang mengenal harta kekayaan Muhtar Ependy, Majelis Hakim berpendapat
secara yuridis hal ini menjadi tanggungjawab pribadi Muhtar Ependy. Terdakwa
tidak dapat dimintakan tanggungjawab terhadap harta kekayaan yang tidak
dikuasainya.”

b. Diperkara Baru,

b.1. Bahwa Majelis Hakim Judex factie dan Pengadilan Banding dalam pertimbangan Hukum
putusan Pengadilan di perkara Baru menyebutkan bahwa harta Barang Bukti No. 829-909 (Yang di
perkara baru ini dirubah penyidik KPK menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460 Agar terlihat beda
Objek Hukum nya untuk menghindari Azas Ne Bis In idem) milik Pemohon PK terbukti adanya unsur
penyertaan.

Diuraikan dalam halaman (surat Bukti Nomor 33 Fhoto Copy putusan Pengadilan tipikor pada
pengadilan Negeri Jakarta pusat no.96/Pid.Sus.TPK/2019/PN.Jkt.Pst , halaman 1,601,715,716).

b. 1. " Ad.5. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana, tentang Penyertaan yakni “orang yang melakukan,
yang menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan

Bahwa mengenai pengertian “penyertaan”sebagaimana dimaksud Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dalam
dakwaan Kedua, Majelis mengambil alih pertimbangan dalam dakwaan Kesatu Pertama mengenai
maksud “perbarengan” baik doktrin maupun yurisprudensi sebagaimana telah Majelis pertimbangkan
dalam membuktikan dakwaan kesatu Pertama .

Menimbang, bahwa perbuatan Terdakwa Muhtar Ependy bersama-sama dengan M. Akil Mochtar
terhadap harta kekayaan berupa uang keseluruhan berjumlah Rp26.427.000.000,00(dua puluh enam
miliar empat ratus dua puluh tujuh juta rupiah) dan USD816,000.00 (delapan ratus enam belas ribu
dollar Amerika Serikat) tersebut, berdasarkan fakta hukum yang terungkap dipersidangan terdapat
kerjasama yang erat dan diinsyafi antara Terdakwa Muhtar Ependy dengan M. Akil Mochtar untuk
melakukan tindak pidana pencucian uang

Menimbang, bahwa dari fakta hukum yang terungkap dipersidangan telah terjadi kerjasama yang erat
dan diinsyafi antara Terdakwa Muhtar Ependy dengan saksi M. Akil Mochtar dalam upaya untuk
menyembunyikan harta kekayaannya yang berasal dari tindak pidana korupsi dengan cara
”menitipkan, menempatkan dan mentransfer harta kekayaan” padahal uang yang dititipkan,
ditempatkan dan ditransfer tersebut merupakan hasil tindak pidana korupsi yang diterima M. Akil
Mochtar bersama-sama dengan Terdakwa Muhtar Ependy dari Romi Herton terkait perkara sengketa
Pilkada di Kota Palembang dan dari Budi Anton terkait sengketa pilkada empat lawang;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta – fakta yang telah Majellis pertimbangkan Majelis meyakini
unsur “ orang yang melakukan, yang menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan
“ telah terpenuhi pada perbuatan Terdakwa "

c. Membuktikan bahwa pemohon PK selaku Subjek Perkara dan Harta milik Pemohon PK selaku Objek
Perkara Sudah dijadikan obyek perkara Lama dan SUDAH PERNAH DI SIDANGKAN DAN DI
PERTIMBANGKAN SERTA DIPUTUSKAN YANG BERKEKUATAN HUKUM TETAP , sehingga Jaksa Penuntut
Umum dan Peradilan tidak lagi memiliki hak untuk mengadili kedua kali sebab sudah mempunyai status
hukum,namun kenyataannya dijadikan objek perkara lagi termuat dlm perkara baru. "

d. Bahwa dengan demikian Terdapat 2 (dua) Pertimbangan Putusan hukum yg bertentangan (angka 9
huruf a dan b ) , atas objek perkara dan subjek perkara yang sama yang tidak dibenarkan menurut hukum
karena melanggar asas hukum ""nebis in idem:"yaitu melanggar ketentuan Pasal 76 ayat(1)dan(2)
KUHP dan SEMA mahkamah Agung RI no. 3 tahun 2002 Serta pasal 18 ayat 5 UU No. 39 tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia " Dimana Objek Hukum dan Subjek Hukum yang sama dan telah
diperkarakan tidak boleh di Perkara 2 (dua) kali untuk menghindari putusan yang berbeda demi
kepastian hukum bagi pencari keadilan.

10. Bahwa dengan prinsip Nebis in Idem sudah sepatutnya tidak ada lagi perkara atas harta
Pemohon PK selaku obyek hukum.Karena telah jelas bahwa Penuntut Umum KPK
mendalilkan / Dasar dalam Dakwaan dan Tuntutan adalah mengenai HARTA PEMOHON PK
BB 832-907 yang sudah divonis dan Telah ada Putusan yang berkekuatan hukum tetap yang
bukan diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana.

11. Bahwa dengan demikian PERKARA BARU tidak dapat diajukan lagi ke tahap
penuntutan dengan melimpahkan perkara ke pengadilan dalam rangka pemeriksaan
di tingkat pengadilan, karena telah di pertimbangkan, diputus Pengadilan dan
berkekuatan hukum tetap Di perkara lama (Nebis in idem);

12. Terdapat 2 putusan dalam perkara yang sejenis bertentangan dengan Amanah
pasal 65 KUHP dan pasal 66 KUHP
13. Bahwa berdasarkan uraian diatas, bahwa Putusan PERKARA BARU tidak dapat
dipertahankan lagi, oleh karena itu harus dibatalkan Oleh yang Mulia Majelis Hakim
Mahkamah Agung RI Karena telah Nebis In Idem .

14. Bahwa peristiwa peradilan pidana dalam PERKARA BARU ini yang menjadi
alasan-alasan keberatan saya/Muhtar Ependy tersebut dalam putusan Mahkamah
Agung pada tingkat Peninjauan Kembali (PK), KELAK AKAN MENJADI
YURISPRUDENSI;

VI. LAIN-LAIN

1. UPAYA MEMPEROLEH KEADILAN YANG DIHAMBAT (DIMANA PEMOHON PK


BARU DIBERIKAN SALINAN PUTUSAN BANDING 74 HARI KALENDER
SEDANGKAN JPU KPK DIBERIKAN 12 HARI KALENDER).

A. Bahwa berdasarkan putusan PERKARA BARU,Pemohon PK menyatakan


mengajukan kasasi melalui surat pengantar pernyataan kasasi No. W10.
PASI. PK. 01.01.02-0756/VII/2020 tanggal 06 juli 2020 (Lampiran 05) dan telah
membuat AKTA Kasasi No.1/Akta.Pid.Sus/TPK/2020/PN.Jkt.Pst. (Lampiran 06)
berdasarkan surat dari Panitera

B. Bahwa Pemohon PK baru diberikan salinan putusan banding sangat


Terlambat sehingga Pemohon PK gagal memenuhi tenggat waktu
menyampaikan memori kasasi.

a. Bahwa untuk menyusun memori kasasi diperlukan salinan putusan Majelis


Hakim ditingkat Banding. Dan Pemohon PK melalui PH (Penasehat Hukum)
telah mengajukan permohonan salinan putusan pada tanggal 20 juli
2020.(Lampiran 07)

b. Bahwa berdasarkan KUHAP Pasal 226 ayat 2 berbunyi: "Salinan surat


putusan pengadilan diberikan kepada penuntut umum dan penyidik,
sedangkan kepada Terdakwa atau penasehat hukumnya diberikan atas
permintaan" (Lampiran 08)

c. Bahwa berdasarkan SURAT EDARAN MAHAKAMAH AGUNG RI, SEMA


Nomor: 01 Tahun 2011 (Lampiran 09) disebutkan bahwa untuk perkara
pidana pengadilan wajib menyampaikan salinan putusan dalam jangka
waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak putusan diucapkan
kepada Terdakwa atau penasehat hukumnya, sementara putusan
pengadilan sudah diucapkan pada tanggal 25 Juni 2020 ( Lampiran 10),
Oleh karena itu seharusnya Pemohon PK selaku terdakwa melalui
penasehat hukum berhak mendapatkan salinan putusan selambat -
lambatnya tanggal 08 Juli 2020. Sebagaimana pihak JPU KPK terima tanggal
07 juli 2020.
d. Bahwa salinan putusan Peradilan ditingkat banding pada Pengadilan Tinggi
Jakarta perkara no.14/Pid.SUS -TPK/2020/PT DKI.tanggal 25 juni 2020 baru
Pemohon PK terima pada tanggal 16 September 2020. Sebaliknya pihak
JPU KPK menerima tanggal 07 juli 2021.

Bahwa Pemohon PK melalui penasehat hukum sudah meminta salinan


Putusan Banding no.14/PID-SUS-TPK/2020/PT.DKI pada tanggal 20 Juli
2020, sedangkan putusan perkara ditingkat banding tersebut baru
Pemohon PK dapatkan pada tanggal 16 September 2020.(Lampiran 11)
Sebaliknya pihak JPU KPK menerima tanggal 07 juli 2021 (Lampiran 12)
jadi ada upaya menghambat pemohon PK untuk memperoleh keadilan di
negeri ini. diskriminasi keadilan untuk memperoleh hak dan perlakuan
yang sama dalam Hukum.

e. Bahwa terdapat jedah waktu yang cukup lama sejak Pemohon PK


meminta salinan putusan perkara ditingkat banding pada tanggal 20 Juli
2020 sedangkan putusan baru Pemohon PK dapatkan pada tanggal 16
september 2020. Sehingga waktu untuk menyerahkan memori kasasi
sudah terlambat dari waktu yang ditentukan oleh Undang-undang.

f. Bahwa putusan perkara ditingkat banding tertanggal 25 Juni 2020,


sedangkan salinan putusan perkaranya baru Pemohon PK dapatkan pada
tanggal 16 September 2020, terdapat waktu 74 hari kelender baru
Pemohon PK dapatkan salinan putusan perkara tersebut.

g. Bahwa pengadilan telah lalai menyampaikan salinan putusan perkara


tersebut kepada Pemohon PK, sehingga Pemohon PK tidak dapat
menyusun memori kasasi atas putusan pengadilan tinggi tersebut.

h. Bahwa dari administrasi berkaitan dengan salinan putusan di dapat


informasi bahwa lamanya waktu untuk merealisasikan nomor 1 butir
huruf (d) melebihi batas waktu sebagai mana KUHAP Pasal 226 ayat 2 dan
SURAT EDARAN MAHKAMAH AGUNG RI (SEMA) No.1 tahun 2011 tersebut.

C. Dianggap terlambat dan dianggap membatalkan kasasi di Mahkamah Agung


RI.

Bahwa pada tanggal 26 Oktober 2020 Pemohon PK mendapat surat dari


PANITERA PIDANA MAHKAMAH AGUNG RI melalui surat nomor :
3552/Panmud.Pidsus/X/2020 tanggal 21 Oktober 2020(Lampiran 03) yang
berisikan pemberitahuan perkara dinyatakan inkrach. Menginggat Pemohon
PK di anggap telah mencabut upaya kasasi sebagaimana surat keterangan
dari Panitera Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri
Jakarta Pusat No.12/Akta.Pid.Sus/TPK/2020/PN.Jkt.Pst tanggal 5 Agustus 2020
keterangan tidak mengajukan memori Kasasi (Lampiran 04) .Padahal
Pemohon PK tidak pernah membuat surat pembatalan kasasi.
D. Pemberitahuan dari surat panitera Pidana Mahkamah Agung RI
No.3552/Panmud.Pidsus/X/2020 tanggal 21 Oktober 2020 perkara dianggap
Inkrach.
a. Bahwa sebagaimana uraian Pemohon PK di Huruf A dan Huruf B huruf a
sampai dengan huruf h, dimana upaya memperoleh keadilan yang
dihambat dan di akhiri dengan surat keterangan dari panitera Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi pada pengadilan negeri jakarta pusat
no.12/Akta.Pid.Sus/TPK/2020/PN.Jkt.Pst tanggal 5 Agustus 2020 dan surat
pemberitahuan dari panitera Pidana Mahkamah Agung RI
No.3552/Panmud.Pidsus/X/2020 tanggal 21 Oktober 2020 perkara
dianggap Inkracht.

b. Bahwa berbekal surat huruf D Huruf a diatas Pemohon PK di eksekusi di


Lapas cipinang kelas 1 jakarta (surat tersebut Pemohon PK tolak dan tidak
Pemohon PK tanda tangani). Karena Pemohon PK merasa hak kasasi
Pemohon PK di halanggi.

c. Bahwa berbekal surat huruf D huruf a diatas KPK mengusir keluarga


Pemohon PK agar segera mengosongkan Rumah yang di Paksa Inkracht;
Dimana KPK melalui Pimpinan Deputi Bidang
Penindasan.u.b.plh.koordinator unit labuksi Komisi Pemberantasan
Korupsi RI memberitahukan kepada Pemohon PK
20

dengan Surat No. B-387/PBB.04.00/26/11/2020 bahwa harta terpidana


akan dilakukan perampasan dan sekaligus memberitahukan untuk
mengosongkan terhadap aset-aset yang akan dirampa s.(Alat bukti 34)
Surat tersebut bertentangan dengan putusan pengadilan perkara lama
yang telah inkracht bahwa; Majelis Hakim Menolak Harta Pemohon PK
tidak dirampas untuk negara (Alat bukti 17)

d. Bahwa pada tanggal 20 Juli 2020 JPU KPK sedang mengajukan upaya kasasi
dan sampai dengan Memori PK ini Pemohon PK sampaikan belum ada
putusan Majelis Hakim Agung RI tentang upaya kasasi yang diajukan oleh
KPK tersebut.

e. Bahwa tidak ada pencabutan kasasi dari JPU KPK .

f. Bahwa dengan demikian penetapan status posisi perkara sudah Inkrach


adalah terlalu prematur dan menyalahi prosedur beracara di peradilan.

2. PENUNTUT UMUM KPK TIDAK PATUH MELAKSANAKAN EKSEKUSI ATAS


PUTUSAN INKRACHT DI PERKARA LAMA.

A. Bahwa dalam PERKARA LAMA Bahwa Pemohon PK dengan kedudukan


sebagai saksi ternyata ikut dijadikan tertuduh dan harta Pemohon PK BB No.
829-909 (Yang di perkara baru ini dirubah menjadi BB no.386-394 dan BB
no.396-460 ) ikut juga dilakukan penyitaan oleh penyidik KPK dan dijadikan
barang bukti/didakwa/diuji/disidangkan/dituntut/divonis oleh Majelis
Hakim.Dituduh sebagai hasil korupsi sehingga JPU KPK meminta agar majelis
hakim dalam amarnya memutuskan Agar Harta Pemohon PK dirampas Untuk
negara.(seperti Romawi III butir 2)
1. Bahwa JPU KPK telah mendakwa Pemohon PK (Subyek Hukum) Bersama-
sama M. Akil Mochtar didakwa melakukan Perbuatan Tindak Pidana
Korupsi Tindak Pidana Pencucian Uang berkaitan dengan Penitipan uang
sejumlah Rp.35.000.000.000,00 (Tiga puluh lima milyar rupiah) yang
berasal dari pemberian Pihak pemohon yang berperkara di MK terkait
sengketa Pilkada di Kab. Empat lawang dan kota palembang.

2. Bahwa JPU KPK telah menuntut agar majelis Hakim dalam amar
putusannya terhadap barang bukti Harta Pemohon PK BB No. 829-909
(Yang di perkara baru ini dirubah menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-
460 ) di rampas untuk negara (seperti Romawi III butir 2 )

Dengan alasan bahwa aset yang di sita dari saya / Muhtar Ependy tersebut
jelas merupakan hasil Tindak Pidana korupsi yaitu terkait penerimaan
terkait sengketa Pilkada Kab.Empat Lawang dan Kota palembang di MK RI
yang diberikan oleh Budi Antony Aljufri (Bupati terpilih kab.empat lawang)
dan Romi Herton (Walikota terpilih kota Palembang) kepada terdakwa M.
Akil Mochtar yang dititipkan kepada Pemohon PK untuk dikelola.

B. Bahwa dalam vonis PERKARA LAMA majelis hakim pengadilan Tindak Pidana
Korupsi pada pengadilan negeri jakarta pusat no.10/Pid.Sus/2015/PN.Jkt.Pst
tanggal 30 Juni 2014
21
memutuskan menyatakan bahwa : M. Akil Mochtar tidak terbukti
melakukan tindak pidana korupsi TPPU bersama sama Pemohon PK; namun
M. Akil Mochtar terbukti secara syah dan meyakinkan melakukan tindak
pidana korupsi TPPU bersama sama dengan pihak lain.(susi tur handayani dan
chairunissa dll).karena; (seperti Romawi III butir 3 huruf a sampai e).

1. Tidak terbukti adanya unsur penyertaan.


2. Tidak terbukti adanya unsur Penitipan Dengan perbuatan M. Akil
Mochtar.
3. Harta Pemohon PK tidak dirampas untuk negara.
4. Majelis hakim di tingkat banding pada Pengadilan Tinggi Tindak Pidana
Korupsi putusan no.63/Pid/TPK/2014/PT.DKI tanggal 12 November 2014
memutuskan : "Menguatkan putusan pengadilan tindak pidana korupsi
pada Pengadilan Negeri Jakarta pusat no.10/Pid.Sus/2015/PN.Jkt.Pst
tanggal 30 Juni 2014 Dan Harta terpidana BB no.829-909 tidak dirampas
untuk negara.
5. Majelis Hakim Agung di tingkat kasasi Mahkamah Agung RI no.
336K/Pid.Sus/2015 tanggal 23 Februari 2015 memutuskan : Menolak
Permohonan kasasi dari pemohon I : Penuntut Umum pada KPK Dan
Harta terpidana BB No.829-909 tidak dirampas untuk negara.

C. Bahwa dalam PERKARA LAMA harta Pemohon PK di nyatakan oleh majelis


hakim tidak terbukti merupakan hasil tindak pidana korupsi TPPU;karena
tidak ada hubungan kausalitas, tidak ada unsur penyertaan dan tidak ada
unsur penitipan dengan perbuatan M. Akil Mochtar dan oleh karena itu harta
Pemohon PK di nyatakan tidak dirampas untuk negara.

D. Bahwa sampai dengan keputusan peradilan yang Inkrach tidak ada


perubahan putusan Majelis Hakim Agung RI terhadap diri Pemohon PK dan
Harta Pemohon PK.

E. Bahwa dengan demikian sudah sepatutnya KPK selaku eksekutor


mengembalikan seluruh harta Pemohon PK BB No. 829-909 (Yang di
perkara baru ini dirubah menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460 )
kepada Pemohon PK tanpa terkecuali; menginggat pelaksanaan eksekusi atas
putusan M. Akil Mochtar yang sudah Inkrach; Namun KPK selaku eksekutor
tidak melaksanakan eksekusi tersebut.

F. Bahwa Penuntut Umum KPK dalam perkara M. Akil Mochtar /PERKARA LAMA
sependapat dan setuju dengan Ketua Majelis Hakim dan Anggota Majelis
Hakim lainnya bahwa harta yang boleh disita/dirampas untuk negara adalah
yang merupakan hasil tindak Pidana; "Bahwa terkait penyitaan barang bukti
mengacu pada Pasal 39 KUHAP, "jika barang bukti tersebut diperoleh dari
tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana maka barang bukti
tersebut dirampas untuk negara" dalam putusan Mahkamah Agung Ri No.
no.336K/Pid.Sus/2015 tanggal 23 Pebruari 2015 halaman 517-518; (Alat
bukti 28)

artinya jika barang bukti Yang telah divonis dalam Amar Putusan "Tidak
dirampas untuk Negara"

22

seperti Halnya harta Pemohon PK maka telah jelaslah aset harta Pemohon PK
bukanlah diperoleh dari Tindak Pidana atau sebagai Hasil dari Tindak Pidana.

G. Bahwa saat Pemohon PK selaku saksi dalam perkara M. Akil Mochtar, harta
saya /Muhtar Ependy sudah dalam Posisi disita. Beruntung bahwa majelis
hakim baik di tingkat judex Factie, tingkat banding dan tingkat kasasi di
perkara M. Akil Mochtar memutuskan bahwa harta Pemohon PK tidak terkait
dengan perkara M. Akil Mochtar dan bukan merupakan hasil tindak pidana.
Oleh karena itu Harta Pemohon PK tersebut harus di kembalikan kepada
Pemohon PK karena tidak di rampas untuk Negara.
H. Pada kenyataannya setelah vonis tersebut Inkracht, Jaksa Penuntut umum
KPK tidak pernah mengembalikan kepada Pemohon PK bahkan memaksakan
untuk menyita lagi dalam perkara Pemohon PK saat baru ini. Oleh karena itu
surat Berita Acara Penyitaan Saya tolak dan tidak saya tanda tangani karena
Pemohon PK menghormati dan menghargai putusan pengadilan bahwa
harta tersebut sudah pernah di dakwa, di uji, disidang, dituntut dan di vonis
Inkracht diputus tidak dirampas untuk negara. Namun dokumen penolakan
berita Acara penyitaan tersebut tidak diberikan ke Pemohon PK.

I. Sehingga sanggatlah aneh apabila saat sekarang Penuntut Umum KPK


bermaksud merampas /menyita harta Pemohon PK dan semua aset harus di
kosongkan sesuai surat perintah pengosongan Aset yang ditanda tangani
pimpinan KPK. (Alat bukti 34). Sedangkan harta/aset tersebut telah diputus
oleh Majelis Hakim diperkara lama adalah milik Pemohon PK,tidak dirampas
untuk Negara (Alat bukti 12)

J. Bahwa Pada saat perkara M. Akil Mochtar, harta Pemohon PK dianggap


sebagai harta M. Akil Mochtar sehingga dilakukan penyitaan dipasang PLANG
SITA ATAS nama. M. Akil Mochtar tahun 2013 oleh KPK sebagai barang sitaan
atas nama M. Akil Mochtar; kemudian pada saat persidangan judex Factie diuji
dan disidangkan serta divonis oleh Majelis Hakim bahwa harta tersebut tidak
ada hubungan Kausalitas, tidak ada unsur penyertaan, tidak ada unsur
Penitipan dengan perbuatan tindak pidana korupsi M. Akil Mochtar.
Menyadari kekeliruan tersebut KPK buru-buru menganti PLANG NAMA
PENYITAAN dari semula bertuliskan DISITA atas nama M. Akil Mochtar
menjadi PLANG atas nama Pemohon PK . (Alat bukti 35)

K. Harta Pemohon PK BB No. 829-909 (Yang di perkara baru ini dirubah


menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460 ) Sampai surat memori
Peninjauan kembali ini di ajukan tidak pernah dikembalikan kepada
Pemohon PK.

3. UPAYA PEMAKSAAN PENYITAAN HARTA PEMOHON PK

A. Bahwa mengalir atas penjelasan butir 2 huruf A sampai dengan huruf K


dimana harta Pemohon PK yang tidak pernah dikembalikan kepada
Pemohon PK.
23
B. Bahwa berdasarkan pemberitahuan dari panitera Pengadilan Tindak
Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, no.
12/Akta.Pid.Sus./TPK/2020/PN/Jkt.Pst tanggal 5 Agustus 2020 serta
pemberitahuan dari panitera pidana Mahkamah Agung
no.3552/Panmud.Pidsus/X/2020 tanggal 21 Oktober 2020 KPK melalui
Pimpinan Deputi Bidang Penindasan.u.b.plh.koordinator unit labuksi
Komisi Pemberantasan Korupsi RI memberitahukan kepada terpidana
bahwa harta Pemohon PK akan dilakukan perampasan dan sekaligus
memberitahukan untuk mengosongkan terhadap aset-aset yang akan
dirampas. (Alat bukti 34)

C. Bahwa landasan butir 3 huruf B diatas tidak sejalan dengan posisi status
kasus perkara Baru Pemohon PK Sebagaimana penjelasan terpidana
tentang upaya memperoleh peradilan yang dihalangi.(seperti butir 1
upaya memperoleh keadilan yang dihambat serta bertentangan dengan
putusan pengadilan diperkara lam,bahwa harta/aset tersebut tidak
dirampas untuk Negara (Alat bukti 12)

D. Bahwa selain daripada itu JPU KPK sendiri sedang mengajukan Kasasi dan
sampai dengan Surat Memori Peninjauan kembali ini Pemohon PK ajukan
belum ada putasan tentang upaya kasasi JPU KPK. (Lampiran 13)

E. Bahwa dengan demikian terbukti JPU KPK berupaya memaksakan


penyitaan/perampasan harta Pemohon PK sedangkan seharusnya :

1. Barang/Harta Pemohon PK BB No. 829-909 (Yang di perkara baru ini


dirubah menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460 ) harus sudah
dikembalikan kepada Pemohon PK semenjak eksekusi putusan M. Akil
Mochtar Tahun 2015

2. Bahwa Pemohon PK dihalangi memperoleh keadilan dan perkara


Pemohon PK dianggap seolah-olah sudah Inkrach .

3. Bahwa JPU KPK juga mengerti sedang mengajukan kasasi sehingga


posisi kasus juga belum Inkrach.

4. PERKARA SEOLAH-OLAH SUDAH INKRACH

A. Bahwa sebagaimana uraian Pemohon PK di butir 1 huruf A dan huruf B dan


huruf a sampai dengan huruf h dimana upaya memperoleh keadilan yang
dihambat dan di akhiri dengan surat keterangan dari panitera Pengadilan
Tindak Pidana Korupsi pada pengadilan negeri jakarta pusat
no.12/Akta.Pid.Sus/TPK/2020/PN.Jkt.Pst tanggal 5 Agustus 2020 (Lampiran 4)
dan surat pemberitahuan dari panitera Pidana Mahkamah Agung RI
No.3552/Panmud.Pidsus/X/2020 tanggal 21 Oktober 2020 (Lampiran 3)
perkara dianggap Inkrach .

B. Bahwa pada tanggal 20 Juli 2020 JPU KPK sedang mengajukan upaya kasasi
(Lampiran 13)dan sampai dengan Memori PK ini terpidana sampaikan belum
ada putusan Majelis Hakim Agung RI tentang upaya kasasi yang diajukan oleh
KPK tersebut.
24
C. Bahwa tidak ada pencabutan kasasi dari JPU KPK .

D. Bahwa dengan demikian penetapan status posisi perkara sudah Inkrach


adalah terlalu prematur dan menyalahi prosedur beracara di peradilan.
5. KPK DAPAT MENGAJUKAN KASASI.

A. Bahwa dalam PERKARA BARU Ini baik Pemohon PK dan JPU KPK bersama
sama menyatakan mengajukan kasasi .

B. Penuntut Umun KPK membuat memori Kasasi;

a. Bahwa upaya kasasi yang Pemohon PK ajukan tidak berhasil


menyampaikan memori kasasi sebagaimana penjelasan Pemohon PK di
Butir I Huruf A dan Huruf B Huruf a sampai huruf h ( Upaya Memperoleh
Keadilan Yang Dihambat ).

b. Bahwa JPU KPK berhasil menyampaikan memori kasasi Hari Senen


tanggal 20 Juli 2020 Sesuai surat pemberitahuan pernyataan Kasasi dan
Penyerahan Memori kasasi Nomor :
12/Akta.Pid.Sus/TPK/2020/PN.JKT.PST.

c. Bahwa Pemohon PK memperoleh copy memori kasasi yang diajukan oleh


JPU (Jaksa Penuntut Umum) KPK pada hari selasa tanggal 21 Juli 2020
(Lampiran 14)

d. Bahwa Pemohon PK dengan penuh keheranan menyikapi keberhasilan


KPK menyampaikan memori kasasi sedangkan dasar dan materi yang akan
di kasasi bersumber dari salinan putusan di tingkat banding .

e. Untuk diketahui oleh Majelis Hakim yang terhormat bahwa Pemohon PK


baru memperoleh salinan putusan di tingkat banding tanggal 16
September 2020 (Lampiran 11) . Padahal Pemohon PK melalui Penasehat
Hukum sudah memintanya sejak tanggal 20 Juli 2020. (Lampiran 7)
Pemohon PK menerima memori kasasi dari JPU KPK tanggal 20 Juli 2020,
guna Pemohon PK menyusun Kontra Memori Kasasi . (Lampiran 14)

f. Bahwa dari uraian huruf d diatas, terlihat bahwa KPK menyusun memori
kasasi sangat cepat dan Ternyata JPU KPK telah menerima salinan putusan
tanggal 7 juli 2021 menjadi pertanyaan Pemohon PK ,kenapa Pemohon PK
tidak diberikan sama dengan tanggal tersebut? Sedangkan Pemohon PK
sendiri baru menerima salinan putusan ditingkat banding tanggal 16
September 2020 (Lampiran 11) ( seolah-olah terjadi kondisi tidak
berimbang meskipun Pemohon PK melalui Penasehat Hukum sudah
memintanya secara patut ) .

g. Bahwa dengan demikian terlihat sistem peradilan ini dipermainkan oleh


Penuntut Umum KPK menurut versinya sendiri tidak mengikuti kaidah
hukum beracara di peradilan.

C. Belum ada putusan dari Mahkamah Agung RI tentang memori kasasi dari
KPK.
a. Bahwa pada Hari Senen tanggal 20 Juli 2020 JPU KPK sedang mengajukan
upaya kasasi dan sampai dengan Memori Peninjauan Kembali ini Pemohon
PK sampaikan tanggal 10 april 2021 belum ada putusan Majelis Hakim
Agung RI tentang upaya kasasi yang diajukan oleh KPK tersebut.

b. Bahwa tidak ada pencabutan kasasi dari Penuntut Umum KPK .

c. Bahwa dengan demikian penetapan status posisi perkara sudah Inkrach


adalah terlalu prematur dan menyalahi prosedur beracara di peradilan.

6. PERKARA PEMOHON PK MENGHALANGI/MERINTANGI PENYIDIKAN M. AKIL


MOCHTAR

A. Bahwa dalam PERKARA LAMA kedudukan Pemohon PK adalah sebagai


saksi.Namun baik Pemohon PK selaku subjek hukum dan harta terpidana BB
No. 829-909 (Yang di perkara baru ini dirubah menjadi BB no.386-394 dan
BBno.396-460) selaku objek hukum ikut diadili/dituduh/didakwa/dituntut dan
harta terpidana dituntut, dirampas dan diuji dan diberikan vonis.

B. Bahwa Pemohon PK dalam waktu yang tidak terlalu lama segera ditetapkan
sebagai tersangka dengan dakwaan Pasal 21 UU Nomor 31/1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah dirubah dengan UU
Nomor 20/2001 jo Pasal 64 ayat 1 KUHP serta pidana Pada pasal 22 jo pasal 36
UU Pemberantasan Tipikor dengan tuduhan menghalangi/merintangi
penyidikan perkara M. Akil Mochtar;

C. Sedangkan perkara M. Akil Mochtar sudah di vonis ditingkat pertama tanggal


30 Juni 2014 dan Pemohon PK ditetapkan sebagai tersangka tanggal 21 juli
2014 (Lampiran 15) termasuk Budi Antoni Bupati terpilih kab.Empat Lawang
(Lampiran 16) dan Romi Herton Walikota Palembang terpilih (Lampiran 17)

D. Bahwa penetapan tersangka atas diri Pemohon PK ditindak lanjuti dengan


persidangan perkara Pemohon PK dan Inkrach no.2368/Pid-sus/2015 tanggal
14 Desember 2015 Juncto Putusan Pengadilan Tinggi no.
14/Pid/TPK/2015/PT.DKI tanggal 10 Juni 2015 Juncto Putusan Pengadilan
Negeri no. 112/Pid.sus.tpk/2014/PN.jkt.pst tanggal 5 Maret 2015. (Lampiran
18)

26
E. Bahwa meskipun sungguh aneh namun Pemohon PK ikhlas menjalani vonis
atas perkara tersebut selama 5 tahun 3 bulan di Lapas Sukamiskin Bandung
Sampai tanggal 21 October 2019 .

F. Bahwa diri Pemohon PK selaku (Subjek Hukum) dan HARTA PEMOHON PK


selaku (Objek Hukum) sampai saat memori Peninjauan kembali ini dibuat
sudah dua kali didakwa/diuji/disidangkan dan divonis dalam peristiwa yang
Sama; Alur cerita yang Sama; Waktu dan tempat kejadian yang sama;Barang
Bukti yang Sama;Saksi-saksi dan BAP saksi yang Sama; Pengadilan yang
mengadili Sama (Nebis in Idem) (Romawi III Butir 1 huruf A huruf a sampai d) .

7. INDIKASI PEMERASAN OLEH OKNUM KPK

A. Bahwa berdasarkan vonis PERKARA LAMA Pemohon PK dinyatakan tidak


terbukti melakukan pidana TPPU bersama-sama M. Akil Mochtar dan harta
Pemohon PK BB No. 829-909 (Yang di perkara baru ini dirubah menjadi BB
no.386-394 dan BB no.396-460 ) tidak dirampas untuk negara karena tidak
terbukti adanya hubungan kausalitas, tidak terbukti adanya unsur penyertaan,
tidak terbukti adanya unsur penitipan dengan perbuatan M. Akil Mochtar.
(Romawi III Butir 1 huruf B huruf a sampai f) .

B. Bahwa seyogyanya KPK mengembalikan harta terpidana Sepenuhnya kepada


Pemohon PK sebagai pelaksanaan eksekusi putusan Majelis Hakim Agung RI
tanpa kurang sedikitpun dan tidak ada perkara baru terhadap diri Pemohon
PK mengingat pertimbangan putusan di (Romawi III Butir 2 dan 3 huruf a
sampai e Alasan Nebis in Idem) .

C. Bahwa KPK tidak pernah melakukan eksekusi mengembalikan harta Pemohon


PK BB No. 829-909 (Yang di perkara baru ini dirubah menjadi BB no.386-394
dan BB no.396-460 ) Kepada Pemohon PK sebagai pelaksanaan putusan M.
Akil Mochtar yang sudah inkrach.

D. Bahwa dalam rangka pengembalian harta Pemohon PK sebagai pelaksanaan


eksekusi vonis inkrach PERKARA LAMA oknum KPK mendatangi Pemohon PK
di Penjara Sukamiskin Bandung dalam pertemuan oknum tersebut
"Meminta" Pembagian aset. Namun Pemohon PK menolak dengan alasan
menghormati putusan Yang Mulia Majelis Hakim Agumg RI (tidak terbukti
TPPU dan tidak dirampas untuk negara) tetapi ternyata oknum tersebut
mengancam Pemohon PK akan diperkarakan TPPU yang senyatanya sudah
Nebis In Idem dalam perkara M. AKIL Mochtar/PERKARA LAMA.

E. Bahwa Pemohon PK dalam perkara perintangan/penghalangan no. Putusan


Mahkaamah Agung RI no.2368/Pid-sus/2015 tanggal 14 Desember 2015
Juncto Putusan Pengadilan Tinggi no. 14/Pid/TPK/2015/PT.DKI tanggal 10 Juni
2015 Juncto Putusan Pengadilan Negeri no. 112/Pid.sus.tpk/2014/PN.jkt.pst
tanggal 5 Maret 2015

27

Pemohon PK berhak mendapatkan remisi dan pembebasan bersyarat


(Lampiran 19) namun upaya untuk memperoleh itu dihalangi bahkan
Pemohon PK "ditetapkan sebagai tersangka di pemberitaan media masa
tanggal 15 Maret 2017 tanpa surat resmi sebagai tersangka.

Bahwa penetapan Pemohon PK sebagai tersangka perkara gabungan Korupsi


dan TPPU tanggal 15 Maret 2017 hanya lewat media massa (Lampiran 20)
baru disidangkan pada tanggal 7 Oktober 2019.(Lampiran 21) mendekati
terpidana bebas pada tanggal 21 Oktober 2019. Bahwa surat resmi baru4
sebagai tersangka Pemohon PK terima pada tanggal 30 Oktober 2018 saat
saya di BAP pertama di Lapas Sukamiskin Bandung.(Lampiran 22)

8. TUNTUTAN PENUNTUT UMUM KPK DI TOLAH OLEH MAJELIS HAKIM BAIK DI


TINGKAT JUDEX FACTIE, TINGKAT BANDING DAN TINGKAT KASASI INKRACHT.

1. Bahwa menyangkut diri Pemohon PK selaku subjek Hukum dan Harta


Pemohon PK selaku objek Hukum dalam PERKARA LAMA.(Romawi III Butir 1
huruf B huruf a sampai f) .

A. Perkara Harta Pemohon PK BB No. 829-909 (Yang di perkara baru ini


dirubah menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460 ) dan TPPU Pemohon
PK sudah diuji dalam perkara M.Akil Mochtar dengan Dakwaan nomor
:DAK: 04/24/02/2014 JAKARTA 10 FEBRUARI 2014 "Bahwa terdakwa M.
AKIL MOCHTAR bersama sama dengan MUHTAR EPENDY pada waktu
antara tgl 22 Oktober 2010 sampai dengan tgl 2 Oktober 2013..............
Telah melakukan TPPU " (Alat bukti 07)

B. Harta Pemohon PK di tuntut Dirampas untuk Negara. (Alat bukti 09)

C. Diperoleh keputusan Hakim yang telah INKRAH berupa menolak tuntutan


jaksa KPK agar M. Akil Mochtar dan Pemohon PK terbukti TPPU dan
menolak harta Pemohon PK di rampas untuk Negara di Putusan PERKARA
LAMA.

a. Pemohon PK tidak terbukti TPPU dan korupsi bersama -sama M. Akil


Mochtar
Majelis Hakim Menolak Tuntutan penuntut umum KPK; M. Akil
Mochtar tidak terbukti TPPU bersama-sama dengan Pemohon PK
dalam perkara Tindak Pidana Korupsi sengketa Pilkada kab. Empat
lawang dan kota palembang di Mahkamah Konstitusi RI. (Alat bukti
11)

b. Harta Pemohon PK Tidak di rampas untuk negara setelah di tuntut


JPU KPK untuk Dirampas. (Alat bukti 12)

Majelis Hakim Menolak Tuntutan penuntut umum KPK; Harta


Pemohon PK BB no.829-909 (Yang di perkara baru ini dirubah menjadi
BB no.386-394 dan BB no.396-460 ).tidak di rampas untuk negara .
9. Bahwa Penuntut Umum KPK dalam perkara M. Akil Mochtar sependapat dan
setuju dengan Ketua Majelis Hakim dan Anggota Majelis Hakim lainnya bahwa harta
yang boleh disita/dirampas untuk negara adalah yang merupakan hasil tindak Pidana;
"Bahwa terkait penyitaan barang bukti mengacu pada Pasal 39 KUHAP, "jika
barang bukti tersebut diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak
pidana maka barang bukti tersebut dirampas untuk negara" dalam putusan
Mahkamah Agung Ri No. no.336K/Pid.Sus/2015 tanggal 23 Pebruari 2015 halaman
517-518; (Alat bukti 28)

Artinya harta Pemohon PK bukan ranah perkara TPPU dan tidak Ada perkara
TPPU atas diri saya jika berdasarkan prinsip ne bis in idem sesuai KUHPidana pasal
76 Ayat (1) dan SEMA MAHKAMAH AGUNG RI Nomor 3 tahun 2002. Demi keadilan
dan kepastian hukum menghindari putusan tumpang tindih/berbeda dan
kriminalisasi secara ultra petita serta seseorang dihukum berulang ulang dalam
perkara yang sama di pengadilan yang sama.

10. Adanya kebohongan dari JPU KPK Menyatakan Bahwa Harta Pemohon PK BB No. 829-909
(Yang di perkara baru ini dirubah penyidik KPK menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460 Agar terlihat
beda Objek Hukum nya untuk menghindari Azas Ne Bis In idem) Selaku objek hukum belum pernah di
perkarakan dan Belum pernah di Vonis Hakim. Dan harus dituntut Ulang agar dirampas (Untuk
Negara yang ke -2 (dua) kalinya) (Alat bukti 36)padahal FAKTA HUKUM harta BB no. 829-909
sudah pernah di dakwa, dituntut, diuji, dipertimbangkan dan divonis Sesuai poin Nomor 1 huruf A
Dan B serta huruf a, b, c.

Kebohongan tersebut terlihat di poin no. 26 (BB Nomor 386-394)dan di poin no. 28 (BB Nomor
396-460)"Menyatakan BB Tersebut DIRAMPAS UNTUK NEGARA. Padahal sama seperti BB yang poin
1 sampai 25 Dan poin 27 serta poin 29 sampai 41 "SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M. Akil
Mochtar. Seharusnya JPU KPK jujur dalam menulis di poin No 26 dan 28 bahwa "BB TERSEBUT
SUDAH DIPUTUS DALAM PERKARA ATAS NAMA M. AKIL MOCHTAR JUGA"

1. BB Nomor 1-98 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar. 2. BB
Nomor 99-101 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Muhtar Ependy. 3. BB
Nomor 102-118 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton. 4. BB
Nomor 119-126 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar 5. BB
Nomor 127-144 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 6. BB
Nomor 145-150 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar. 7. BB
Nomor 151-155 SUDAH DI PUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 8. BB
Nomor 156-159 SUDAH DI PUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar 9. BB
Nomor 160-166 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 10. BB
Nomor 167-172 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Budi Antoni Aljufri 11. BB
Nomor 173-180 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar 12. BB
Nomor 181-186 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 13. BB
Nomor 187-193 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar 14. BB
Nomor 194-202 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 15. BB
Nomor 203-207 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar 16. BB
Nomor 208-209 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 17. BB
Nomor 210-211 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar 18. BB
Nomor 212 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Muhtar Ependy 19. BB
Nomor 213-215 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 20. BB Nomor
216-218 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar 21. BB Nomor 219-
228 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 22. BB Nomor 229
SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Muhtar Ependy 23. BB Nomor 230-231
SUDAH DI PUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar 24. BB Nomor 232-235
SUDAH DI PUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 25. BB Nomor 236-385 SUDAH
DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar. 26. BB Nomor 386-394 DI RAMPAS
UNTUK NEGARA (faktanya SUDAH DIPUTUS dalam perkara lama atas nama M.Akil Mochtar
"TIDAK DIRAMPAS UNTUK NEGARA ")

TETAPI OLEH JPU KPK DITULIS "DIRAMPAS UNTUK NEGARA" DAN BERBOHONG KALAU BB 386-
394 DIATAS BELUM PERNAH DI PERKARAKAN DAN BELUM DIPUTUS DALAN PERKARA ATAS NAMA
M. AKIL MOCHTAR (ALAT BUKTI 37)

27. BB Nomor 395 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar. 28. BB
Nomor 396-460 DI RAMPAS UNTUK NEGARA (faktanya SUDAH DIPUTUS dalam perkara lama atas
nama M.Akil Mochtar "TIDAK DIRAMPAS UNTUK NEGARA ")

TETAPI OLEH JPU KPK DITULIS "DIRAMPAS UNTUK NEGARA" DAN BERBOHONG KALAU BB 396-
460 DIATAS BELUM PERNAH DI PERKARAKAN DAN BELUM DIPUTUS DALAN PERKARA ATAS NAMA
M. AKIL MOCHTAR (ALAT BUKTI 38)

29. BB Nomor 461-476 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar 30. BB
Nomor 477-480 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 31. BB
Nomor 481-482 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Muhtar Ependy 32.BB Nomor
483 Terlampir dalam berkas perkara 33. BB Nomor 484-
488 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Muhtar Ependy 34. BB Nomor 489-499
SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar 35. BB Nomor 500-505
SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 36. BB Nomor 506-508
SUDAH DI DIPUTUS dalam perkara atas nama Muhtar Ependy 37. BB Nomor 509 Terlampir
dalam berkas perkara 38. BB Nomor 510-518 SUDAH
DIPUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 39. BB Nomor 519-535 Terlampir
dalam berkas perkara

40. BB Nomor 536-542 SUDAH DI PUTUS dalam perkara atas nama Romy Herton 41.
BB Nomor 543-570 SUDAH DIPUTUS dalam perkara atas nama M.Akil Mochtar

Bahwa pada dasarnya semua BB diatas mulai dari BB Nomor 1-570 SEMUA SUDAH DIPUTUS
INGKRAH DAN MEMPEROLEH HUKUM TETAP TIDAK DI RAMPAS UNTUK NEGARA.(seperti telah
Pemohon PK uraikan di( Romawi III Nomor 1 huruf C Dan Huruf a sampai f)

VII. PERMOHONAN PUTUSAN MAJELIS HAKIM AGUNG RI.

A. Bahwa dengan pertimbangan hukum Pasal 76 Ayat (1),(2)KUHP, Surat


Edaran Mahkamah Agung RI No. 03 Tahun 2002 dan Pasal 18 ayat 5 UU RI
No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.

B. Bahwa dalam Memori Peninjauan Kembali Perkara Baru ini terbukti bahwa
terdapat status Nebis in Idem; Kekhilafan Hakim; dan Adanya putusan yang
bertentangan/bertolak belakang.

C. MENGADILI :
Bahwa dengan pertimbangan sebagaimana Pemohon PK uraikan diatas butir
1 sampai dengan butir 8, maka Pemohon PK mengharapkan putusan Majelis Hakim
AGUNG RI yang seadil-adilnya yang antara lain sebagai berikut :
1. Menyatakan perkara No 14/Pid.SUS -TPK/2020/PT DKI.tanggal 25 juni
2020 Juncto Pengadilan Negeri TIPIKOR No 96 /PID.
SUS/TPK/2019/PN.Jkt.Pst.tanggal 12 maret 2020 atas nama Pemohon PK Ne Bis In
Idem.

2. Membebaskan Pemohon PK tersebut dari semua dakwaan Penuntut


Umum. VRIJPRACH.

3. Mengembalikan harta Pemohon PK sebagaimana dalam lampiran BB


no.386-394 dan BB no.396-460 ( yang didalam PERKARA LAMA adalah BB no.829-
909) Kepada Pemohon PK seluruhnya tanpa terkecuali.

4. Mengembalikan nama baik Pemohon PK secara patut dan kembali


seperti semula.

5. Membebankan biaya perkara kepada negara.

D. Atau Apabila Yang Mulia Majelis Hakim Agung RI berpendapat lain, mohon
putusan yang seadil-adilnya ( Ex Aquo Et Bono); dan memberikan keringanan hukuman
seringan-ringan.

PENUTUP

Demikian memori Peninjauan Kembali (PK) Pemohon PK sampaikan kepada yang


Mulia Majelis Hakim Agung pada Mahkamah Agung RI untuk menjadikan periksa dan
pertimbangan dalam menetapkan/memutuskan/mengadili perkara Pemohon PK. Dan
atas perkenan yang Mulia Majelis Hakim Agung Pemohon PK ucapkan banyak
terimakasih .

Bandung, 12 November 2021


Wassalam,
Hormat Kami,

( Muhtar Ependy )
30

BUKU 2
ALAT BUKTI PENINJAUAN KEMBALI (PK) ATAS NAMA PEMOHON PK

BUKTI JUMLAH
NO
KETERANGAN LEMBARAN
1 Copy Pasal 263 Ayat (1) KUHAP 1
2 Copy Pasal 76 ayat (1) dan (2) KUHP 1
3 Copy Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) RI No. 3 tahun 2002 1
4 Copy Undang Undang RI No. 39 tahun 1999 pasal 18 ayat (5) 1
5 Copy Pasal 263 Ayat (1) Butir b KUHAP 1
6 Copy Pasal 263 Ayat (1) Butir c KUHAP 1
7 Copy Objek Hukum Perkara Baru Aset Rp. 35.000.000.000,00 di permasalahkan 9
8 Copy Objek Hukum Perkara lama Aset Rp. 35.000.000. 000,00 yang telah di Inkracht
15
Sudah di Uji dan di vonis Tidak dirampas untuk Negara
9 Copy Dakwaan TPPU di perkara Lama 5
10 Copy Dakwaan TPPU di Perkara Baru 3
11 Copy Tuntutan agar Harta Rp. 35.000.000.000,00 Dirampas Untuk Negara Dan agar
14
terbukti TPPU Di perkara Lama
12 Copy Tuntutan agar Harta Rp. 35.000.000.000,00 Dirampas Untuk Negara Dan agar
12
terbukti TPPU Di perkara Baru
13 Copy Putusan PN jakarta Pusat Menolak tuntutan JPU tidak terbukti TPPU 2
14 Copy Putusan PN jakarta Pusat Menolak tuntutan JPU Aset Rp. 35.000.000.000,00
1
tidak dirampas Untuk Negara
15 Copy Putusan PN jakarta Pusat Tidak terbukti adanya unsur penyertaan 2
16 Copy Putusan PN jakarta Pusat Tidak terbukti adanya unsur penitipan 2
17 Copy Putusan PT DKI Menguatkan Putusan PN 4
18 Copy Putusan PT DKI Aset Rp. 35.000.000.000 Tidak dirampas untuk Negara 11
19 Copy Putusan Mahkamah Agung RI Menolak Kasasi JPU KPK 2
20 Copy Putusan Mahkamah Agung RI Aset Rp. 35.000.000.000 Tidak dirampas Negara 13
21 Copy JPU KPK keberatan di PT DKI atas Aset Rp. 35.000.000.000 tidak dirampas
1
Negara
22 Copy JPU KPK Di PT DKI Meminta agar Aset Rp. 35.000.000.000 dirampas Untuk 10
Negara
23 Copy JPU KPK keberatan di kasasi MA RI atas Putusan tidak terbukti unsur
2
penyertan
24 Copy JPU KPK keberatan di kasasi MA RI atas Putusan tidak terbukti unsur
2
penitipan
25 Copy JPU KPK keberatan di kasasi MA RI atas Putusan Aset di amar terlampir
10
dalam berkas
26 Copy JPU KPK keberatan di kasasi MA RI atas Putusan Seharusnya aset dirampas
1
Negara
27 Copy JPU KPK Meminta di kasasi MA RI Agar Aset Rp. 35.000.000.000,00 dirampas
12
Negara
28 Copy JPU KPK Meminta di kasasi MA RI Agar saya /Muhtar Ependy terbukti TPPU 1
29 Copy JPU KPK setuju bahwa harta yang di rampas hanya hasil tindak Pidana 2
30 Copy Kontra memory JPU KPK bahwa Harta Selaku objek hukum dan diri saya
3
Selaku subjek Hukum belum pernah di uji di persidangan
31 Copy putusan saya Terbukti TPPU bersama M.Akil Mochtar di perkara baru 6
32 Copy putusan Harta Saya dirampas untuk negara di perkara baru 7
33 Copy KTP identitas bahwa saya Wiraswasta bukan Hakim/Pejabat Negara 2
34 Copy Bidang usaha saya di dunia Bisnis Consultan Partai/Pilkada 3
35 Copy Surat Perintah pengosongan rumah Dari KPK RI 1
36 Copy Gambar Plang sitaan diganti dari Nama M. Akil Ke Pemohon PK 1
31

BUKU 3
LAMPIRAN PENINJAUAN KEMBALI (PK) ATAS NAMA PEMOHON PK

LAMPIRAN
KETERANGAN
JUMLAH
NO LEMBARAN

1 Copy Putusan Nomor: 14/Pid.SUS-TPK/2020/PT.DKI pada tanggal 25 Juni 2020 13

2 Copy Putusan Nomor: 96/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Jkt.Pst tanggal 12 Maret 2020 12

3 Copy surat Panitera Pidana Mahkamah Agung RI nomor :


1
3552/Panmud.Pidsus/X/2020 tanggal 21 Oktober 2020

4 Copy surat panitera Pengadilan Negeri jakarta pusat 1


No.12/Akta.Pid.Sus/TPK/2020/PN.Jkt.Pst. Tanggal 5 Agustus 2020

5 Copy Surat Pengajukan kasasi melalui surat pengantar pernyataan kasasi No. 1
W10. PASI. PK. 01.01.02-0756/VII/2020 tanggal 06 juli 2020

6 Copy surat panitera tentang Akta kasasi saya


2
No.1/Akta.Pid.Sus/TPK/2020/PN.Jkt.Pst
7 Copy surat meminta salinan putusan Banding tanggal 20 juli 2020 14

8 Copy KUHAP Pasal 226 ayat 2 1

9 Copy SURAT EDARAN MAHAKAMAH AGUNG RI, SEMA Nomor: 01 Tahun 2011 1

10 Copy Rileas Putusan Banding diBacakan tanggal 25 Juni 2020 1

11 Copy Surat salinan Putusan Banding no.14/PID-SUS-TPK/2020/PT.DKI pada 2


tanggal 20 Juli 2020, baru diterima pada tanggal 16 September 2020
12 Copy Surat Akta JPU KPK mengajukan Kasasi Nomor :
2
12/Akta.Pid.Sus/TPK/2020/PN.JKT.PST

13 Copy memori kasasi JPU (Jaksa Penuntut Umum) KPK pada hari selasa tanggal
2
21 Juli 2020
14 Copy Media tentang Pencabutan BAP 2

15 Copy Pemohon PK ditetapkan sebagai tersangka tanggal 21 juli 2014 4

16 Copy Media Budi Antoni Bupati terpilih kab.Empat Lawang 1

17 Copy Romi Herton Walikota Palembang terpilih (Lampiran 17) 1

18 Copy sidang pertama Dan putusan perkara menghalangi 3

19 Copy putusan mendapat remisi dan pembebasan bersyarat 1

20 Copy Media ditetapkan s sebagai tersangka TPPU 1

21 Copy Media Sidang TPPU tanggal 7 Oktober 2019


22 Copy BAP pertama TPPU dan baru diberi Surat Resmi Tersangka 30 Oktober 2018 1

23 Copy putusan mendapat remisi dan pembebasan bersyarat 1

32

BUKU 4
PENDAPAT 4 AHLI HUKUM DAN YURESPRODENSI
PERKARA TELAH NE BIS IN IDEM

I. PENDAPAT AHLI HUKUM ATAS PERKARA TELAH NE BIS IN IDEM………………………………………. 1


1. PROF. MUHAMMAD YAHYA HARAHAP, SH…………………………………………………………………. 1
2. PROF. DR. WIRJONO PRODJODIKORO SH……………………………………………………………………. 3
3. DR. ALFITRA, SH, MH………………………………………………………………………………………………….. 5
4. ASRIADI ZAINUDDIN, SH, MH……………………………………………………………………………………… 7
II. KASUS/PERKARA NEBIS IN IDEM TERDAKWA BUHARI, S.Sos. Bin BAIRUNAS
SEBAGAI YURISPRUDENSI PERKARA TERPIDANA SELAKU SUBJEK HUKUM
A. PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG RI NOMOR Nomor 321 K/PID.SUS/2016…………………. 9
B. PUTUSAN PENGADILAN NEGERI JAMBI NOMOR : 282/PID.SUS/2015/PN.Jmb…………… 9
a. Identitas terdakwa……………………………………………………………………………………………….. 9
b. Dakwaan Dari Penuntut Umum……………………………………………………………………………. 10
c. Tuntutan dari Penuntut Umum…………………………………………………………………………….. 10
d. Nota Pembelaan
 Terdakwa……………………………………………………………………………………………………….. 10
 Penasehat Hukum………………………………………………………………………………………….. 11
e. Pertimbangan Majelis Hakim di pengadilan Negeri Jambi……………………………………. 11
f. Mengadili…………………………………………………………………………………………………………….. 12
PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG RI NOMOR Nomor 321 K/PID.SUS/2016 ATAS
TERDAKWA BUHARI, S.Sos. Bin BAIRUNAS
A. MEMORI KASASI DARI JAKSA /PENUNTUT UMUM…………………………………………………….. 12
B. PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM MULIA MAHKAMAH AGUNG RI…………………………….. 13
M E N G A D I L I………………………………………………………………………………………………………………. 15
III. KASUS/PERKARA NEBIS IN IDEM TERDAKWA FLORENSIA FENNY WIJAYA alias FENNY-
TJONG KIM PO; dan terdakwa AGUSTINUS WILLY alias WILLY-YUVENTIUS SEBAGAI
YURISPRUDENSI PERKARA TERPIDANA SELAKU SUBJEK HUKUM
A. Putusan Pengadilan Negeri Banjarmasin No. 46/ PID.SUS/2014/ PN.BJM, tanggal 5
Juni 2014……………………………………………………………………………………………………………………. 16
B. Membaca putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 60/PID.SUS/2014/ T.BJM,
tanggal 14 Juli 2014……………………………………………………………………………………………………. 16
C. PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG RI No. 1853 K/PID.SUS/2014……………………………………. 16
I. Mengadili…………………………………………………………………………………………………………….. 16
II. Alasan kasasi dari pemohon Kasasi………………………………………………………................. 17
III. Pertimbangan dari Majelis hakim Mahkamah Agung RI……………………………………….. 19
IV. Pendapat Ahli Hukum perkara Ne Bis In Idem………………………………………………………. 20

34

I. PENDAPAT AHLI HUKUM ATAS PERKARA TELAH NE BIS IN IDEM

1. PROF. MUHAMMAD YAHYA HARAHAP, SH

Dalam Buku : Pembahasan Permasalahan dan


Penerapan
KUHAP,
PenyidikandanPenuntutan(Edisi2)
Penerbit : Sinar Grafika, Jakarta 2003.
Pada Halaman : 450

Menyatakan unsur "ne bis in idem" baru dapat dianggap melekat pada suatu perkara
mesti memenuhi syarat-syarat yang ditentukan pasal 76 yakni :
a. Perkaranya telah diputus dan diadili dengan putusan positif, yakni tindak pidana
yang didakwakan kepada terdakwa telah diperiksa materi perkaranya di sidang
pengadilan, kemudian atas hasil pemeriksaan hakim telah dijatuhkan putusan;
b. Putusan yang dijatuhkan telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap.
Jadi agar dalam suatu perkara melekat unsur ne bis in idem mesti terdapat kedua
(2) syarat tersebut.
Jadi suatu perkara tidak dapat diajukan kembali untuk yang kedua kalinya atau
dapat dikatakan sebagai ne bis in idem jika perkara sebelumnya sudah pernah
diperiksa, diadili dan telah diputus di Pengadilan yang sama dan telah mempunyai
kekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde), dan yang tetap bertalian dengan
tindak pidana yang sama, terhadap orang yang sama dalam hal ini pelapor, pengadu,
saksi dan terhadap terdakwa yang sama pula. Begitu pula terhadap waktu (tempus
delicti), dan tempat kejadian (locus delicti) yang sama pula, atau peristiwa pidana
maupun delik-delik yang disangkakan tetap bertalian dengan tindak pidana yang
terdahulu.
Biodata :
 Mantan Hakim Mahkamah Agung RI
 Wakil Ketua Mahkamah Agung Bid.Kriminalitas
 Wakil Ketua Pengadilan Negeri Medan

KESIMPULAN :
Bersama memori Peninjauan Kembali ini akan terlihat bahwa perkara terpidana No
14/Pid.SUS-TPK/2020/PT.DKI tanggal 25 Juni 2020 juncto Pengadilan Negeri No.
96/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Jkt.Pst Tanggal 12 Maret 2020 Telah memenuhi Unsur Ne
Bis In Idem diatas Dimana;

1. Perkaranya telah diputus dan diadili dengan putusan positif tidak dapat
diajukan kembali untuk yang kedua kalinya.
Bahwa perkara tentang Harta Pemohon PK Rp. 35.000.000.000,00 ( BB
No.829-909

35

Yang di perkara baru ini dirubah menjadi BB no.386-394 dan BB no.396-460)


selaku Objek Hukum yang di peroleh dari pembayaran calon walikota
Palembang Romy Herton dan calon Bupati Empat lawang Budi Antoni Aljufri
.dan perkara TPPU diri Pemohon PK Selaku Subjek Hukum telah di putus dan
di adili dengan Putusan positif ( Seperti tersaji di Romawi III butir 2 dan 3
serta butir 11 Alasan Ne Bis In Idem).

2. Putusan yang dijatuhkan telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap.


Perkara telah inkracht van gewijsde Dengan putusan Mahkamah Agung RI
no.336K/Pid.Sus/2015 tanggal 23 Pebruari 2015 juncto Pengadilan Tinggi
no.63/Pid/TPK/2014/PT.DKI tanggal 12 November 2014 juncto pengadilan
Negeri no.10/Pid.Sus/2015/PN.Jkt.Pst. tanggal 30 Juni 2014.dengan putusan
Majelis hakim menolak segala dakwaan dan tuntutan JPU KPK bahwa harta
Pemohon PK selaku objek Hukum tidak dirampas untuk negara dan diri
Pemohon PK selaku subyek Hukum tidak terbukti TPPU.

3. Oleh karena itu pihak KPK tidak boleh memperkarakan lagi perkara diatas
dengan tujuan inggin Diulang lagi Agar sesuai tuntutan . Dimana putusan
dirubah dari tidak di rampas untuk negara harus menjadi di rampas Untuk
negara, dari tidak terbukti TPPU Harus menjadi terbukti TPPU. Hal tersebut
melanggar pasal 76 KUHP Dan Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 3
Tahun 2002 tentang Penanganan Perkara yang Berkaitan dengan Asas Nebis In
ldem karena telah terjadi pengulangan perkara dengan obyek, subjek, dan
kronologis yang sama, dan telah diputus serta mempunyai kekuatan hukum
tetap.

4. Terkait dengan Unsur tersebut, maka terhadap dijatuhinya Putusan


Pengadilan Tinggi No. 14/Pid.SUS-TPK/2020/PT.DKI tanggal 25 Juni 2020
juncto Pengadilan Negeri No. 96/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Jkt.Pst Tanggal 12
Maret 2020 maka judex factie telah menyalahi peraturan hukum, yaitu
melanggar asas nebis in idem yang diatur dalam Pasal 76 ayat (1) KUHP dan
Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2002

36

2. PROF. DR. WIRJONO PRODJODIKORO S.H

Dalam Buku : Asas-Asas Hukum Pidana di lndonesia.


Penerbit : Refika Aditama, Bandung 2009.
Pada Halaman : 150

Ne bis in idem artinya tidak dua kali dalam hal yang sama. Dalam hal ini, perbuatan
yang sama tidak boleh diajukan penuntutan lagi. Ne bis in idem tidak hanya berlaku
bagi seseorang yang telah dihukum karena melakukan tindak pidana, tetapi juga
berlaku jika orang dalam perkara pertama dibebaskan (vrijsprak) atau dilepaskan dari
segala tuntutan (ontslag van rechtsvervolging). Jadi misalnya ada putusan
pembebasan terdakwa disebabkan kekeliruan dalam penuntutannya, maka tidak
boleh diajukan lagi penuntutan dengan maksud memperbaiki kekeliruan itu.
Pertama, dianggap "ne bis in idem" apabila terjadi pengulangan perkara dengan
obyek, subjek, dan kronologis yang sama, dan telah diputus serta mempunyai
kekuatan hukum tetap. Selain mengacu pada pasal 76 KUHP di atas, hal ini Juga
sesual dengan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Penanganan Perkara yang Berkaitan dengan Asas Nebis In ldem. Walaupun ada
perbedaan locus dan tempus delicti, namun terdapat pengulangan perkara dengan
obyek dan subyek yang sama dan telah diputus serta mempunyai kekuatan hukum
tetap baik dan tingkat judex facti sampai dengan tingkat kasasi baik dari lingkungan
Peradilan Umum, Peradilan Agama, dan Peradilan Tata Usaha Negara, maka ia dapat
dikategorlkan sebagai ne bis in idem.

Biodata :
B. Ketua Mahkamah Agung RI (1952-1966)
C. Menteri Koordinator untuk Kompartimen Hukum dan Dalam negeri, Kabinet
Dwikora I (Agustus 1964-Februari 1966)
D. Menteri Kehakiman, Kabinet Dwikora II (28 Maret 1966-12 Juli 1966)

KESIMPULAN :
Bersama memori Peninjauan Kembali ini akan terlihat bahwa perkara terpidana No
14/Pid.SUS-TPK/2020/PT.DKI tanggal 25 Juni 2020 juncto Pengadilan Negeri No.
96/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Jkt.Pst Tanggal 12 Maret 2020 Telah memenuhi 5
kualifikasi Nebis in idem diatas Dimana;
37

1. Perkara/perbuatan yang sama tidak boleh diajukan penuntutan lagi


Bahwa perkara/perbuatan yang sama tentang Harta Pemohon PK Rp.
35.000.000.000,00 ( BB No.829-909 Yang di perkara baru ini dirubah menjadi BB
no.386-394 dan BB no.396-460) selaku Objek Hukum yang di peroleh dari
pembayaran calon walikota Palembang Romy Herton dan calon Bupati Empat
lawang Budi Antoni Aljufri .dan perkara TPPU diri Pemohon PK Selaku subjek
Hukum telah di putus dan di adili dengan Putusan positif dan telah inkracht van
gewijsde.( Seperti tersaji di Romawi III butir 2 dan 3 serta butir 11 Alasan Ne Bis In
Idem).
2. Putusan yang dijatuhkan telah memperoleh kekuatan hukum yang tetap.maka
tidak boleh diajukan lagi penuntutan dengan maksud memperbaiki kekeliruan itu.
Perkara telah inkracht van gewijsde Dengan putusan Mahkamah Agung RI
no.336K/Pid.Sus/2015 tanggal 23 Pebruari 2015 juncto Pengadilan Tinggi
no.63/Pid/TPK/2014/PT.DKI tanggal 12 November 2014 juncto pengadilan Negeri
no.10/Pid.Sus/2015/PN.Jkt.Pst. tanggal 30 Juni 2014.dengan putusan Majelis
hakim menolak segala dakwaan dan tuntutan JPU KPK bahwa harta Pemohon PK
selaku objek Hukum tidak dirampas untuk negara dan diri Pemohon PK selaku
subyek Hukum tidak terbukti TPPU.

3. Oleh karena itu pihak KPK tidak boleh memperkarakan lagi perkara diatas dengan
tujuan inggin putusan dirubah dari tidak di rampas untuk negara harus menjadi di
rampas Untuk negara, dari tidak terbukti TPPU Harus menjadi terbukti TPPU. Hal
tersebut melanggar pasal 76 KUHP Dan Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor
3 Tahun 2002 tentang Penanganan Perkara yang Berkaitan dengan Asas Nebis In
ldem karena telah terjadi pengulangan perkara dengan obyek, subjek, dan
kronologis yang sama, dan telah diputus serta mempunyai kekuatan hukum
tetap.

4. Terkait dengan Unsur tersebut, maka terhadap dijatuhinya Putusan Pengadilan


Tinggi No. 14/Pid.SUS-TPK/2020/PT.DKI tanggal 25 Juni 2020 juncto Pengadilan
Negeri No. 96/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Jkt.Pst Tanggal 12 Maret 2020 maka judex
factie telah menyalahi peraturan hukum, yaitu melanggar asas nebis in idem yang
diatur dalam Pasal 76 ayat (1) KUHP dan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3
Tahun 2002
38

3. DR. ALFITRA, SH, MH

Dalam Buku : Hapusnya Hak dan Menuntut Menjalankan


pidana.
Penerbit : Raih Asa Sukses (RAS), Depok 2012
Pada halaman : 134-135
Asas Ne bis in idem (non is in idem) berasal dari bahasa latin yang berarti tidak atau
jangan dua kali yang sama. Dalam kamus Hukum, Ne bis in idem artiny suatu perkara
yang sama tidak boleh lebih dari satu kali diajukan untuk diputus oleh pengadilan.
Asas ini dalam peraturan perundang-undangan di negara kita diatur dalam pasal 76
KUHP.

Biodata :
1. Dosen Universitas Islam Negeri (UIN)
2. Dosen Universitas Bhayangkara
3. Dosen PTIK

KESIMPULAN :

Bersama memori Peninjauan Kembali ini akan terlihat bahwa perkara terpidana No
14/Pid.SUS-TPK/2020/PT.DKI tanggal 25 Juni 2020 juncto Pengadilan Negeri No.
96/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Jkt.Pst Tanggal 12 Maret 2020 Telah memenuhi Unsur
Nebis in idem diatas Dimana;

1. suatu perkara yang sama tidak boleh lebih dari satu kali diajukan untuk diputus
oleh pengadilan.
Bahwa perkara/perbuatan yang sama tentang Harta Pemohon PK Rp.
35.000.000.000,00 ( BB No.829-909 Yang di perkara baru ini dirubah menjadi BB
no.386-394 dan BB no.396-460) selaku Objek Hukum yang di peroleh dari
pembayaran calon walikota Palembang Romy Herton dan calon Bupati Empat
lawang Budi Antoni Aljufri .dan perkara TPPU diri Pemohon PK Selaku Subjek
Hukum telah di putus dan di adili dengan Putusan positif dan telah inkracht van
gewijsde.(tersaji di romawi III butir 2 dan 3 serta butir 11 Alasan Ne Bis In Idem).

39

2. Perkara telah inkracht van gewijsde Dengan putusan Mahkamah Agung RI


no.336K/Pid.Sus/2015 tanggal 23 Pebruari 2015 juncto Pengadilan Tinggi
no.63/Pid/TPK/2014/PT.DKI tanggal 12 November 2014 juncto pengadilan Negeri
no.10/Pid.Sus/2015/PN.Jkt.Pst. tanggal 30 Juni 2014.dengan putusan Majelis
hakim menolak segala dakwaan dan tuntutan JPU KPK bahwa harta Pemohon PK
selaku objek Hukum tidak dirampas untuk negara dan diri Pemohon PK selaku
subyek Hukum tidak terbukti TPPU.

3. Putusan yang dijatuhkan di butir 2 diatas telah memperoleh kekuatan hukum


yang tetap.maka tidak boleh diajukan lagi penuntutan Agar diputus lagi untuk ke
dua kali lagi.

4. Oleh karena itu pihak KPK tidak boleh memperkarakan lagi perkara diatas dengan
tujuan Agar ada putusan baru ke dua kali yaitu inggin putusan dirubah dari tidak
di rampas untuk negara harus menjadi di rampas Untuk negara, dari tidak
terbukti TPPU Harus menjadi terbukti TPPU. Hal tersebut melanggar pasal 76
KUHP Dan Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 3 Tahun 2002 tentang
Penanganan Perkara yang Berkaitan dengan Asas Nebis In ldem karena telah
terjadi pengulangan perkara dengan obyek, subjek, dan kronologis yang sama,
dan telah diputus serta mempunyai kekuatan hukum tetap.

5. Terkait dengan Unsur tersebut, maka terhadap dijatuhinya Putusan Pengadilan


Tinggi No. 14/Pid.SUS-TPK/2020/PT.DKI tanggal 25 Juni 2020 juncto Pengadilan
Negeri No. 96/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Jkt.Pst Tanggal 12 Maret 2020 maka judex
factie telah menyalahi peraturan hukum, yaitu melanggar asas nebis in idem yang
diatur dalam Pasal 76 ayat (1) KUHP dan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3
Tahun 2002

40
4. ASRIADI ZAINUDDIN, SH, MH

Dalam buku : Penanganan Perkara yang Berkaitan dengan Azas Nebis in Idem
Penerbit : Jurnal Al-Mizan Volume 10 Nomor, Juni 2014.
Pada Halaman : 142

Kualifikasi suatu perkara dapat dinyatakan Nebis in Idem ada 5, yaitu :


 Apa yang digugat dan diperkarakan sudah pernah diperkarakan
 Telah ada putusan yang berkekuatan hukum tetap dan bersifat positif seperti menolak
gugatan atau mengabulkan
 Obyek yang sama
 Subyek yang sama
 Materi pokok yang sama

Biodata :
A. Lektor, Mata Kuliah Hukum Islam, IAIN Gorontalo

KESIMPULAN;

A. Bersama memori Peninjauan Kembali ini akan terlihat bahwa perkara terpidana No
14/Pid.SUS-TPK/2020/PT.DKI tanggal 25 Juni 2020 juncto Pengadilan Negeri No.
96/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Jkt.Pst Tanggal 12 Maret 2020 Telah memenuhi 5 kualifikasi
Nebis in idem diatas;

1. Apa yang digugat dan diperkarakan sudah pernah diperkarakan.


Bahwa Putusan Mahkamah Agung RI no.336K/Pid.Sus/2015 tanggal 23 Pebruari
2015 juncto Pengadilan Tinggi no.63/Pid/TPK/2014/PT.DKI tanggal 12 November
2014 juncto pengadilan Negeri no.10/Pid.Sus/2015/PN.Jkt.Pst. tanggal 30 Juni 2014.
dan Putusan No 14/Pid.SUS-TPK/2020/PT.DKI tanggal 25 Juni 2020 juncto
Pengadilan Negeri No. 96/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Jkt.Pst Tanggal 12 Maret 2020
Bermula dari suatu peristiwa hukum yang sama, yaitu; Pada hari dan tanggal antara
bulan juni 2010 sampai dengan bulan October 2013 atau setidak-tidaknya pada
waktu-waktu lain dalam tahun 2010 sampai dengan tahun 2013 di jakarta atau
setidak-tidaknya disuatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum
Pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada pengadilan Negeri Jakarta Pusat.( Seperti
tersaji di Romawi III butir 2 dan 3 serta butir 11 Alasan Ne Bis In Idem). Terpidana
selaku subjek Hukum dan harta terpidana selaku objek Hukum telah diperkarakan
dan perkara tersebut telah diputus dalam putusan Putusan Mahkamah Agung RI
no.336K/Pid.Sus/2015 tanggal 23 Pebruari 2015 juncto Pengadilan Tinggi
no.63/Pid/TPK/2014/PT.DKI tanggal 12 November 2014 juncto pengadilan Negeri
no.10/Pid.Sus/2015/PN.Jkt.Pst. tanggal 30 Juni 2014, maka terpidana seharusnya
tidak boleh diperkarakan kembali, namun dalam kasus ini terdakwa kembali
diperkarakan dan diputus dalam Putusan Putusan No 14/Pid.SUS-TPK/2020/PT.DKI
tanggal 25 Juni 2020 juncto Pengadilan Negeri No. 96/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Jkt.Pst
Tanggal 12 Maret 2020.

2. Telah ada putusan yang berkekuatan hukum tetap dan bersifat positif seperti
menolak gugatan atau mengabulkan.
Bahwa terpidana Muhtar Ependy selaku subjek Hukum dan harta terpidana selaku
objek hukum telah memperoleh putusan yang berkekuatan hukum tetap (Inkracht
Van Gewisjsde)Putusan Mahkamah Agung RI no.336K/Pid.Sus/2015 tanggal 23
Pebruari 2015 juncto Pengadilan Tinggi no.63/Pid/TPK/2014/PT.DKI tanggal 12
November 2014 juncto pengadilan Negeri no.10/Pid.Sus/2015/PN.Jkt.Pst. tanggal
30 Juni 2014. Dalam perkara Tindak Pidana Korupsi UU Nomor 31 tahun 1999
bersama-sama M. Akil Mochtar

41
yaitu; Menolak Tuntutan dan Menerima Tuntutan Penuntut Umum KPK ( Seperti
tersaji di Romawi III butir 3 Dan butir 11 Alasan Ne Bis In Idem) Tanggal 12 maret
2020 Pemohon PK kembali dijatuhi pidana penjara selama 4 tahun dan subsider 200
juta rupiah dan ditingkat banding naik menjadi 8 tahun subsider 200 juta rupiah
dalam Putusan Putusan No 14/Pid.SUS-TPK/2020/PT.DKI tanggal 25 Juni 2020 juncto
Pengadilan Negeri No. 96/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Jkt.Pst Tanggal 12 Maret 2020.yang
mana sidang pertama berlansung oktober 2019

3. Objek yang sama.


Bahwa Putusan Mahkamah Agung RI no.336K/Pid.Sus/2015 tanggal 23 Pebruari 2015
juncto Pengadilan Tinggi no.63/Pid/TPK/2014/PT.DKI tanggal 12 November 2014
juncto pengadilan Negeri no.10/Pid.Sus/2015/PN.Jkt.Pst. tanggal 30 Juni 2014.
Maupun Putusan No.14/Pid.SUS-TPK/2020/PT.DKI tanggal 25 Juni 2020 Juncto
perkara No.96/PID.SUS/TPK/2019/PN.Jkt.Pst tanggal 12 Maret 2020 keduanya
berawal dari perkara yang sama,sehingga objek dalam kedua putusan tersebut
merupakan barang bukti yang SAMA yang telah ditemukan oleh penyidik KPK dan
Penuntut Umum KPK telah mempersoalkan/mendalilkan dalam dakwaan,
tuntutannya dan di uji dalam persidangan dan telah di vonis oleh Majelis Hakim dan
telah inkrach yaitu berupa BB No.829-909 (dalam perkara saat ini menjadi BB
No.386-394 dan 396-460). Barang bukti tersebut didapat dari suatu peristiwa hukum
yang SAMA dan hanya merupakan pengulangan saja sehingga perkara Tindak pidana
Tipikor ini telah Nebis in Idem. (alat bukti..........)

4. Subjek yang sama.


Subjek dalam Putusan pertama Mahkamah Agung RI no.336K/Pid.Sus/2015 tanggal
23 Pebruari 2015 juncto Pengadilan Tinggi no.63/Pid/TPK/2014/PT.DKI tanggal 12
November 2014 juncto pengadilan Negeri no.10/Pid.Sus/2015/PN.Jkt.Pst. tanggal
30 Juni 2014, kemudian putusan ke (2) dua Putusan Mahkamah Agung RI no.
2368/Pid-sus/2015/ tanggal 14 Desember 2015 juncto Pengadilan Tinggi no.
14/Pid/TPK/2015/PT.DKI tanggal 10 juni 2015 juncto pengadilan Negeri TIPIKOR
no.112/Pid sus.tpk/2014/PN.jkt.pst tanggal 5 Maret 2015 dan perkara ke 3 (tiga)
Putusan No.14/Pid.SUS-TPK/2020/PT.DKI tanggal 25 Juni 2020 Juncto perkara
No.96/PID.SUS/TPK/2019/PN.Jkt.Pst tanggal 12 Maret 2020 (seperti poin 4 Angka 1
huruf b, Angka 2 Dan Angka 3)adalah SAMA SUBJEK HUKUM NYA yaitu terpidana
bersama-sama M. Akil Mochtar . Ke tiga putusan tersebut merupakan putusan dari
Pengadilan yang sama pengadilan Tindak Pidana Korupsi pada Pengadilan Negeri
jakarta pusat; Pengadilan Tinggi Tindak Pidana Korupsi DKI Jakarta; dan Mahkamah
Agung RI.

5. Materi pokok yang sama


Materi yang diputus merupakan perkara Tindak Pidana Korupsi , yang diatur dalam
Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi sebagai mana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001
tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Juncto pasal 64 ayat (1) KUHPidana. Dan
Tindak Pidana Pencucian Uang yang diatur dan di Ancam Pidana dalam pasal 3
Undang - Undang RI Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan
Tindak Pidana Pencucian Uang Juncto Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHPidana Juncto pasal
65 ayat (1) KUHPidana. (alat bukti.....)
Terkait dengan kualifikasi tersebut, maka terhadap dijatuhinya Putusan Pengadilan
Tinggi No. 14/Pid.SUS-TPK/2020/PT.DKI tanggal 25 Juni 2020 juncto Pengadilan
Negeri No. 96/Pid.Sus-TPK/2019/PN.Jkt.Pst Tanggal 12 Maret 2020 maka judex factie
telah menyalahi peraturan hukum, yaitu melanggar asas nebis in idem yang diatur
dalam Pasal 76 ayat (1) KUHP dan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 3 Tahun
2002

42

II. KASUS/PERKARA NEBIS IN IDEM TERDAKWA BUHARI, S.Sos. Bin


BAIRUNAS SEBAGAI YURISPRUDENSI PERKARA TERPIDANA SELAKU
SUBJEK HUKUM

( Secara yuridis dengan benar bahwa Apa yang digugat dan di perkarakan sudah
pernah di Perkarakan; Telah ada Putusan yang berkekuatan hukum tetap dan
bersifat positif seperti menolak tuntutan atau mengabulkan tuntutan; Pokok
perkara sama; tempus dan locus delicty sama; subjek dan objek hukum sama;
lembaga Pengadilan yang mengadili sama )

A. PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG RI NOMOR Nomor 321 K/PID.SUS/2016


DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
memeriksa perkara pidana khusus pada tingkat kasasi Majelis Hakim Agung telah
memutuskan:

1. Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/JAKSA/PENUNTUT


UMUM PADA KEJAKSAAN NEGERI JAMBI tersebut;

2. Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Jambi Nomor


282/PID.SUS/2015/PN.Jmb., tanggal 03 Desember 2015 sekedar
mengenai amar putusan yang membebaskan Terdakwa, sehingga
berbunyi sebagai berikut :
" Menyatakan perkara Nomor 282/Pid.Sus/2015/PN.Jmb., atas nama
Terdakwa BUHARI, S.Sos., bin BAIRUNAS, Ne Bis In Idem" (lampiran
01)

Juncto;

B. PUTUSAN PENGADILAN NEGERI JAMBI NOMOR : 282/PID.SUS/2015/PN.Jmb.


DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Negeri Jambi, yang mengadili perkara pidana pada tingkat pertama,
dengan acara pemeriksaan biasa, telah menjatuhkan Putusan:

1. Menyatakan perkara No.282/PID.SUS/2015/PN.Jmb. atas nama


Terdakwa BUHARI, S.Sos. Bin BAIRUNAS Ne Bis In Idem.
2. Membebaskan Terdakwa BUHARI, S.Sos. Bin BAIRUNAS tersebut dari
semua dakwaan Penuntut Umum. (lampiran 02)

PUTUSAN PENGADILAN NEGERI JAMBI NOMOR : 282/PID.SUS/2015/PN.Jmb.


DALAM PERKARA TERDAKWA ; BUHARI, S.Sos. Bin BAIRUNAS

A. IDENTITAS TERDAKWA :

1. Nama lengkap : BUHARI, S.Sos. Bin BAIRUNAS.


2. Tempat Lahir : Jambi.
3. Umur/Tanggal lahir : 46 tahun / 18 Juli 1968.
43

4. Jenis kelamin : Laki-laki.


5. Kebangsaan : Indonesia.
6. Tempat tinggal : Jl. H. Agus Salim, Lrg.Aster No.17 Rt.06,
Kel. Handil Jaya, Kec. Jelutung – Kota Jambi.
7. Agama : Islam.
8. Pekerjaan : Mantan Kepala Unit BRI Talang Banjar KC.Jambi.
9. Pendidikan : S1

B. DAKWAAN DARI PENUNTUT UMUM :

Bahwa Terdakwa didakwa oleh Penuntut Umum dengan susunan dakwaan


Alternatif atau Pilihan, yang pada pokoknya Pertama melanggar Pasal 3 UU No. 8
Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
Uang Jo pasal 64 ayat (1) KUH Pidana Atau Ke-da melanggar Pasal 4 UU No. 8
Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian
Uang Jo pasal 64 ayat (1) KUH Pidana ( halaman 5-14). (lampiran 03)

Majelis Hakim telah memutuskan Putusan Sela, No. : 282/PID.SUS/2015/PN.Jmb.


yang pada pokoknya Menyatakan Eksepsi Penasihat Hukum Terdakwa Tidak
Dapat Diterima dan Memerintahkan Pemeriksaan Persidangan Terdakwa BUHARI,
S.Sos. Bin BAIRUNAS dilanjutkan.(halaman 14). (lampiran 04)

C. TUNTUTAN DARI PENUNTUT UMUM :


Surat Tuntutan Pidana Penuntut Umum, yang pada pokoknya menuntut supaya
Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan sbb. :

1. Menyatakan terdakwa BUHARI.S.Sos Bin BAIRUNAS bersalah melakukan


tindak pidana Korupsi
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa berupa pidana selama 8 (delapan)
Tahun dan denda sebesar Rp.4.000.000.000,- (empat milyar rupiah) Subsidair
1 (satu) tahun.. (lampiran 05)

D. NOTA PEMBELAAN :
1. Nota Pembelaan Dari Terdakwa :

a. Terdakwa memohon kepada Majelis Hakim yang mengadili perkara ini


untuk membebaskan Terdakwa dari dakwaan Penuntut Umum, dengan
alasan karena dalam perbuatan yang sama Terdakwa dijatuhi hukum
karena Tindak Pidana Korupsi dan dijatuhi pidana penjara selama 6
(enam) tahun, ditambah denda sebesar 4,5 milyar, jika tidak diganti
maka Terdakwa harus menjalani pidana penjara selama 3 (tiga) tahun
dan denda sebesar 200 juta rupiah dan jika tidak dibayar maka harus
menjalani hukum 4 (empat) bulan penjara, sehingga total hukuman
Terdakwa dalam perkara Tindak Pidana Korupsi itu menjadi 9 (Sembilan)
tahun 4 (empat) bulan penjara. ( halaman 4). (lampiran 06)
44

2. Nota pembelaan dari Penasehat Hukum.

a. Nota pembelaan oleh Penasihat Hukum Terdakwa yang pada pokoknya


Penasihat Hukum Terdakwa tidak sependapat dengan Penuntut Umum
yang menyatakan bahwa Terdakwa telah terbukti melakukan Tindak
Pidana Pencucian Uang sebagaimana dakwaan ke-dua pasal 4 UU No. 8
tahun 2010 Jo pasal 64 ayat (1) KUHP, karena fakta hukum yang terungkap
dalam persidangan, berkenaan dengan tindak pidana korupsi (perkara asal)
sedangkan terkait perkara TPPU tidak terbukti dan dengan alasan itu,

b. Penasihat Hukum Terdakwa mohon supaya Terdakwa dibebaskan dari


dakwaan Penuntut Umum.

E. PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM DI PENGADILAN NEGERI JAMBI :

- Menimbang, bahwa ternyata perbuatan dan jumlah kerugian Negara dalam


Tindak Pidana yang dilakukan oleh Terdakwa dalam perkara aquo adalah
sama dengan Tindak Pidana dan jumlah kerugian Negara dalam perkara ini,
maka dengan merujuk pada Pasal 76 KUHP yang pada pokoknya mengatur
bahwa “Orang” tidak boleh dituntut 2 (dua) kali karena perbuatan yang
baginya telah diputus oleh Hakim dan putusan itu telah berkekuatan hukum
tetap yang dikenal dengan terminolgi “Ne Bis In Idem atau Exeptio Rei
Judicatae atau Gewijsde Zaak” dan norma hukum ini diatur pula dalam Pasal
63 KUHP. yang pada pokoknya mengatur bahwa “Sesuatu Perbuatan yang
termasuk dalam beberapa ketentuan pidana, maka hanyalah dikenakan satu
saja dari ketentuan itu”.
- Menimbang, bahwa hal lain yang menurut Majelis Hakim patut juga untuk
dipertimbangkan berkaitan dengan terminology “Ne Bis In Idem” ini adalah
bahwa tempus dan locus delicty dari perbuatan Terdakwa dalam perkara
Tindak Pidana Korupsi No.13/Pid.Sus-TPK/PT.JMB tanggal 02 September
2015, Jo. Putusan No.02/ Pid.Sus-TPK/PN.JMB dan perkara ini adalah sama.

- Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, maka Majelis Hakim


berpendapat adalah tidak adil dan akan melanggar hak Terdakwa apabila
Terdakwa akan dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana lagi untuk yang
kedua kalinya dalam perbuatan pidana yang sama

- Menimbang, bahwa karena Pasal dakwaan Ke-dua Penuntut Umum, in casu


Pasal 4 UU No. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang, yang perbuatannya, jumlah kerugian Negara, locus
dan tempus delictynya adalah sama dengan uraian dakwaan Penuntut
Umum dalam dakwaan Pertama yang telah dinyatakan Ne Bis In Idem oleh
Majelis Hakim, maka secara mutatis-mutandis uraian pertimbangan Majelis
Hakim dalam mempertimbangkan dakwaan Pertama aquo, akan diambil-alih
menjadi pertimbangan Majelis Hakim dalam mempertimbangkan dakwaan
ke-dua dan karena dakwaan Ke-dua Penuntut Umum juga dinyatakan Ne Bis
In Idem.

45

- Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, maka Majelis Hakim


berpendapat adalah adil apabila tuntutan Penuntut Umum terhadap
Terdakwa dinyatakan Ne Bis In Edem.

- Menimbang, bahwa karena Tuntutan Penuntut Umum dinyatakan Ne Bis In


Idem, maka biaya perkara akan dibebankan kepada Negara.

- Mengingat : Pasal 76 KUHP, Pasal–Pasal dalam Undang-Undang No. 8 Tahun


1981 Tentang KUHAP. dan segala Pasal dari perundang-undangan yang
berhubungan.(lampiran 07.)

F. MENGADILI :

1. Menyatakan perkara No.282/PID.SUS/2015/PN.Jmb. atas nama Terdakwa


BUHARI, S.Sos. Bin BAIRUNAS Ne Bis In Idem.

2. Membebaskan Terdakwa BUHARI, S.Sos. Bin BAIRUNAS tersebut dari semua


dakwaan Penuntut Umum.

Demikianlah diputuskan dalam Rapat Permusyawaratan Majelis Hakim


Pengadilan Negeri Jambi pada hari SELASA tanggal 24 NOPEMBER 2015, oleh
kami MANSUR B, Bc. IP, SH. M.Hum. sebagai Hakim Ketua Majelis dan LUCAS
SAHABAT DUHA, SH., MH. serta PALUKO HUTAGALUNG, SH., MH. masing-
masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana diucapkan pada hari KAMIS
tanggal 03 DESEMBER 2015 dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim

Ketua Majelis tersebut didampingi Hakim-Hakim Anggota dan dibantu oleh


SAMSURIZAL sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri tersebut,
dihadapan M. ZUHDI,SH,SH. sebagai Penuntut Umum dan Terdakwa tersebut
didampingi oleh Penasihat Hukum Terdakwa.-.

PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG RI NOMOR Nomor 321 K/PID.SUS/2016.


ATAS TERDAKWA BUHARI, S.Sos. Bin BAIRUNAS

A. MEMORI KASASI DARI JAKSA /PENUNTUT UMUM.


Memori kasasi tanggal 28 Desember 2015 dari Jaksa/Penuntut Umum sebagai
Pemohon Kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jambi pada
tanggal 28 Desember 2015; alasan yang diajukan oleh Pemohon
Kasasi/Jaksa/Penuntut Umum pada pokoknya sebagai berikut :. (lampiran 08)

1. Bahwa Majelis Hakim telah membuat pertimbangan yang keliru dan


bertentangan dengan azas hukum pembuktian karena menganggap fakta
hukum yang terungkap dalam persidangan terkait Tindak Pidana Pencucian
Uang (in casu Pasal 3) seolah-olah sudah diperiksa dipersidangan
sebelumnya dalam perkara Tindak Pidana Korupsi sesuai putusan
Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri dalam perkara Tindak Pidana
Korupsi sehingga Majelis Hakim berpendapat bahwa perkara tersebut tidak
dapat dijatuhi hukuman karena Ne Bis In Idem,

46
2. Bahwa pertimbangan Hakim yang mengatakan perkara Tindak Pidana
Korupsi yang telah inkracht dan telah dijalani oleh Terdakwa merupakan
perkara Ne Bis In Idem dengan perkara Tindak Pidana Pencucian Uang dalam
perkara in casu merupakan pertimbangan yang sangat keliru dan
bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang
Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

bahwa perkara Tindak Pidana Pencucian Uang yang kami ajukan ini atas diri
Terdakwa bukan merupakan perkara yang sama dan telah diajukan di
persidangan bersamaan dengan perkara Tindak Pidana Korupsi, oleh karena
itu tidak dapat dikatakan Ne Bis In Idem.

3. Bahwa dalam pertimbangan hukumnya pada halaman 65 dalam pokoknya


menyatakan, “Maka Majelis Hakim berpendapat adalah tidak adil dan akan
melanggar hak Terdakwa apabila Terdakwa akan dinyatakan bersalah dan
dijatuhi pidana lagi untuk yang kedua kalinya dalam perbuatan pidana yang
sama”, merupakan pertimbangan yang keliru
4. Bahwa Hakim Pengadilan Tingkat Pertama telah keliru dan salah menerapkan
hukum dalam mengartikan bahwa Terdakwa telah melakukan 1 (satu)
perbuatan (een on hatzelfde feit) tindak pidana dalam rangkaian yang
dilakukan oleh Terdakwa melanggar beberapa ketentuan samenloov
(penyertaan)

B. PERTIMBANGAN MAJELIS HAKIM MULIA MAHKAMAH AGUNG RI :.


Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan kasasi dari jaksa /penuntut umum
tersebut Mahkamah Agung berpendapat :

1. Bahwa alasan kasasi Pemohon Kasasi/Jaksa/Penuntut Umum tidak dapat


dibenarkan, karena Judex Facti tidak salah menerapkan hukum. Judex Facti
telah mempertimbangkan hal-hal yang relevan secara yuridis dengan benar
bahwa Terdakwa telah dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana dalam
perkara Nomor 13/Pid.Sus-Tpk/PT.Jmb., Jo. Nomor 02/Pid.Sus-TPK/PN.Jmb.,
maka perkara a quo Nomor 282/Pid.Sus/2015/PN.Jmb., atas nama
Terdakwa BUHARI, S.Sos., bin BAIRUNAS terhalang asas ne bis in idem
sesuai Pasal 76 KUHP, dengan pertimbangan :

- Bahwa dalam perkara Nomor 02/Pid.Sus-TPK/PN. Jmb., Jo. Nomor 13/


Pid.Sus-Tpk/PT.Jmb., Terdakwa telah didakwa melakukan tindak pidana
korupsi dan telah diputus bersalah melakukan tindak pidana korupsi
secara berlanjut sehingga dijatuhi pidana penjara selama 6 (enam) tahun
dan denda sebesar Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dengan
ketentuan apabila denda tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan
selama 4 (empat) bulan.

47
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, permohonan
kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/Jaksa/Penuntut Umum
tersebut harus ditolak dengan memperbaiki amar putusan sekedar
mengenai amar putusan yang membebaskan Terdakwa, sehingga amarnya
seperti tersebut di bawah ini;

Menimbang, bahwa dalam musyawarah Majelis Hakim tanggal 29 Maret


2016 terhadap alasan-alasan kasasi dari Pemohon Kasasi/Jaksa/Penuntut
Umum tersebut telah terdapat perbedaan pendapat (dissenting opinion)
dimana Ketua Majelis Prof. Dr. Surya Jaya, S.H., M.Hum., berpendapat lain
dengan pertimbangan sebagai berikut :

2. Bahwa Kasasi Jaksa/Penuntut Umum formal tidak dapat diterima, karena


terhadap putusan pengadilan yang pemeriksaan perkaranya dinyatakan Nebis
In Idem tidak dapat diajukan pemeriksaan kasasi meskipun dalam amar
putusannya ada dinyatakan membebaskan Terdakwa dari semua dakwaan.

Sesungguhnya perkara Nomor 282/Sus/2015/PN.Jmb., atas nama Terdakwa


BUHARI, S.Sos., bukanlah perkara yang dinyatakan “bebas dari segala
dakwaan Jaksa/Penuntut Umum”, karena materi/substansi pertimbangan
Judex Facti adalah menyangkut masalah “ne bis in idem” Pasal 76 KUHPidana,
karena pertimbangan Judex Facti mempersoalkan ada perkara putusan Nomor
13/Sus-TPK/PT.Jmb., Jo. Putusan Nomor 02/Sus-TPK/PN.Jmb., bahwa perkara
ini belum mempertimbangkan apakah Terdakwa terbukti atau tidak terbukti
melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan Jaksa/Penuntut Umum.
Seharusnya Jaksa/Penuntut Umum mengajukan upaya hukum biasa yaitu
upaya hukum banding ke Pengadian Tinggi. Namun dalam kenyataannya
mengajukan upaya hukum kasasi, meskipun pengajuan permohonan kasasi
telah memenuhi syarat tenggang waktu untuk menyatakan dan memasukan
risalah kasasi maka permohonan kasasi Jaksa/Penuntut Umum tetap tidak
dapat diterima.

Menimbang, bahwa oleh karena terjadi perbedaan pendapat dalam Majelis


Hakim dan telah diusahakan dengan sungguh-sungguh tetapi tidak tercapai
mufakat, maka sesuai Pasal 182 Ayat (6) KUHAP Majelis Hakim setelah
bermusyawarah mengambil keputusan dengan suara terbanyak yaitu menolak
permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/Jaksa/Penuntut Umum dengan
perbaikan sekedar mengenai amar putusan yang membebaskan Terdakwa;

Menimbang, bahwa karena permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/


Jaksa/Penuntut Umum ditolak dengan perbaikan, dan perkara a quo tetap
dinyatakan ne bis in idem, maka biaya perkara dalam tingkat kasasi ini
dibebankan kepada Negara;

Memperhatikan Pasal 76 KUHP, Undang-Undang Nomor 48 Tahun


2009,Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 dan Undang-Undang Nomor 14
Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2004, dan perubahan kedua dengan Undang-Undang
Nomor 3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang
bersangkutan;. (lampiran 09)
48

MENGADILI:

- Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/JAKSA/PENUNTUT


UMUM PADA KEJAKSAAN NEGERI JAMBI tersebut;

- Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Jambi Nomor


282/PID.SUS/2015/PN.Jmb., tanggal 03 Desember 2015 sekedar mengenai
amar putusan yang membebaskan Terdakwa, sehingga berbunyi sebagai
berikut :

1. Menyatakan perkara Nomor 282/Pid.Sus/2015/PN.Jmb., atas nama


Terdakwa BUHARI, S.Sos., bin BAIRUNAS, Ne Bis In Idem.

Menetapkan barang bukti berupa :(ada dalam putusan).


Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari
Selasa, tanggal 29 Maret 2016 oleh Dr. Artidjo Alkostar,S.H., LLM., Hakim
Agung/Ketua Kamar Pidana Mahkamah Agung yang ditetapkan oleh Ketua
Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Prof. Dr. Surya Jaya, S.H., M.Hum., dan Sri
Murwahyuni, S.H., M.H., Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam
sidang terbuka untuk umum pada hari dan tanggal itu juga oleh Ketua Majelis
beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut, dibantu oleh Emmy Evelina Marpaung, S.H.,
Panitera Pengganti dan tidak dihadiri oleh Pemohon Kasasi/Jaksa/Penuntut Umum
dan Terdakwa.

48
III. KASUS/PERKARA NEBIS IN IDEM TERDAKWA FLORENSIA FENNY
WIJAYA alias FENNY - TJONG KIM PO; dan terdakwa AGUSTINUS
WILLY alias WILLY-YUVENTIUS SEBAGAI YURISPRUDENSI PERKARA
TERPIDANA SELAKU SUBJEK HUKUM

( Secara yuridis dengan benar bahwa Apa yang digugat dan di perkarakan sudah
pernah di Perkarakan; Telah ada Putusan yang berkekuatan hukum tetap
danbersifat positif seperti menolak tuntutan atau mengabulkan tuntutan;
Pokokperkara sama; tempus dan locus delicty sama; subjek dan objek hukum
sama; lembaga Pengadilan yang mengadili sama )

I. PUTUSAN PENGADILAN DARI JUDEX FACTIE , TINGKAT BANDING DAN KASASI.

A. putusan Pengadilan Negeri Banjarmasin No. 46/ PID.SUS/2014/ PN.BJM,


tanggal 5 Juni 2014 yang amar lengkapnya sebagai berikut:
 Menyatakan Terdakwa 1. FLORENSIA FENNY WIJAYA alias FENNY - TJONG
KIM PO (Alm.) dan Terdakwa 2. AGUSTINUS WILLY alias WILLY - YUVENTIUS
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“Permufakatan jahat secara tanpa hak dan melawan hukum memiliki,
menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan
tanaman yang beratnya melebihi 5 gram”;

 Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa 1. FLORENSIA FENNY WIJAYA


alias FENNY - TJONG KIM PO (Alm.) dan Terdakwa 2. AGUSTINUS WILLY
alias WILLY - YUVENTIUS dengan pidana penjara masing-masing selama 6
(enam) tahun dan denda masing-masing sebesar Rp10.000.000.000,00
(sepuluh miliar rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak
dibayar diganti dengan hukuman penjara masing-masing selama 4 (empat)
bulan;

B. Membaca putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 60/PID.SUS/2014/


T.BJM, tanggal 14 Juli 2014 yang amar lengkapnya sebagai berikut:

1. Menerima permintaan banding dari Penasihat Hukum Para Terdakwa;


2. Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Banjarmasin tanggal 5 Juni
2014 No. 46/PID.SUS/2014/PN.BJM., yang dimohonkan banding
tersebut;

C. PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG RI No. 1853 K/PID.SUS/2014.atas nama


Terdakwa: FLORENSIA FENNY WIJAYA alias FENNY - TJONG KIM PO dan
AGUSTINUS WILLY alias WILLY - YUVENTIUS ( lampiran 01)
1. MENGADILI;
 Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi/para Terdakwa:
FLORENSIA FENNY WIJAYA alias FENNY - TJONG KIM PO dan
AGUSTINUS WILLY alias WILLY - YUVENTIUS tersebut;

49
 Membatalkan Putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 60/Pid.Sus/
2014/PT.BJM, tanggal 14 Juli 2014 yang menguatkan Putusan
Pengadilan Negeri Banjarmasin No. 46/Pid.Sus/2014/PN.BJM, tanggal 5
Juni 2014;MENGADILI SENDIRI;1. Menyatakan penuntutan Penuntut
Umum tidak dapat diterima; (halaman 12)

II. ALASAN KASASI DARI PEMOHON KASASI.


bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi pada pokoknya adalah
sebagai berikut: ( lampiran 02)

A. Bahwa Pemohon Kasasi 1. FLORENSIA FENNY WIJAYA alias FENNY - TJONG


KIM PO (Alm.) dan Pemohon Kasasi 2. AGUSTINUS WILLY alias WILLY -
YUVENTIUS sangat berkeberatan terhadap Putusan Pengadilan Tinggi
Banjarmasin No. 60/PID.SUS/2014/PT.BJM, tanggal 14 Juli 2014 dengan
menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Banjarmasin No. 46/Pid.Sus/2014/
PN.BJM, tanggal 5 Juni 2014 tersebut, karena nyata mengandung kekeliruan
dalam menerapkan hukum dan melanggar ketentuan hukum acara, dengan
alasan-alasan sebagai berikut:

1. Judex Facti keliru memberikan pertimbangan dan menerapkan hukum,


karena perkara pidana a quo telah diputus dan berkekuatan hukum tetap
(nebis in idem);

a. Bahwa Pemohon Kasasi 1. FLORENSIA FENNY WIJAYA alias FENNY -


TJONG KIM PO (Alm.) dan Pemohon Kasasi 2. AGUSTINUS WILLY alias
WILLY - YUVENTIUS melakukan perbuatan yang didakwakan Penuntut
Umum dalam perkara pidana No. 46/PID.SUS/ 2014/PN.BJM, a quo
adalah sama dalam hal subjek pelaku, fakta dan dasar hukum serta
pertanggungjawaban pidana dengan perkara pidana yang telah
diperiksa dan diadili oleh dan berdasarkan Putusan Pengadilan Negeri
Banjarmasin No. 1110/PID.SUS/2013/PN.BJM, tanggal 7 November
2013 dan telah berkekuatan hukum tetap;

b. Bahwa Pemohon Kasasi 1. FLORENSIA FENNY WIJAYA alias FENNY -


TJONG KIM PO (Alm.) dan Pemohon Kasasi 2. AGUSTINUS WILLY alias
WILLY - YUVENTIUS melakukan perbuatan yang didakwakan Penuntut
Umum dalam perkara pidana No. 46/PID.SUS/ 2014/PN.BJM, a quo
adalah perkara yang telah divonis bersalah berdasarkan Putusan
Pengadilan Negeri Banjarmasin No. 1110/PID.SUS/ 2013/PN.BJM,
tanggal 7 November 2013 dan telah berkekuatan hukum tetap;

c. Bahwa dengan demikian perkara pidana No. 46/Pid.Sus/2014/PN.BJM,


a quo tidak dapat diajukan lagi ke tahap penuntutan dengan
melimpahkan perkara ke pengadilan dalam rangka pemeriksaan di
tingkat pengadilan, karena telah diputus dan berkekuatan hukum tetap
(nebis in idem);

50
2. Judex Facti melanggar ketentuan hukum acara pidana dalam menerapkan
hukum pembuktian, karena perkara pidana a quo telah diputus dan
berkekuatan hukum tetap (nebis in idem);

a. Bahwa pengajuan kembali Pemohon Kasasi 1. FLORENSIA FENNY


WIJAYA alias FENNY -TJONG KIM PO (Alm.) dan Pemohon Kasasi 2.
AGUSTINUS WILLY alias WILLY - YUVENTIUS untuk kedua kalinya ke
persidangan dalam perkara pidana yang sama adalah pelanggaran
terhadap ketentuan Hukum Acara Pidana, berdasarkan kaidah hukum
sebagai berikut:

 Bahwa dalam pasal 141 Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang


Hukum Acara Pidana ditentukan bahwa Penuntut Umum dapat
melakukan penggabungan perkara dan membuatnya dalam satu
Surat Dakwaan, apabila pada waktu yang sama atau hampir
bersamaan ia menerima beberapa berkas perkara dalam hal:

- Beberapa tindak pidana yang dilakukan oleh seorang yang sama


dan kepentingan pemeriksaan tidak menjadikan halangan
terhadap penggabungannya;

- Beberapa tindak pidana yang bersangkut-paut satu dengan yang


lain;

- Beberapa tindak pidana yang bersangkut-paut satu dengan yang


lain, akan tetapi yang satu dengan yang lain itu ada
hubungannya, yang dalam hal ini penggabungan tersebut perlu
bagi kepentingan pemeriksaan; Bahwa dalam penjelasan Pasal
141 huruf b Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum
Acara Pidana menentukan bahwa yang dimaksud dengan
“Tindak pidana dianggap mempunyai sangkut paut satu dengan
yang lain”, apabila tindak pidana tersebut dilakukan:
3. Judex Facti tidak mempertimbangkan secara substansial dan faktual
alasan-alasan keberatan para Pemohon Kasasi, bukan pengulangan dari
nota pembelaan dan memori banding;

b. Bahwa adalah keliru, apabila alasan-alasan keberatan Pemohon Kasasi


1. FLORENSIA FENNY WIJAYA alias FENNY - TJONG KIM PO (Alm.) dan
Pemohon Kasasi 2. AGUSTINUS WILLY alias WILLY - YUVENTIUS
tersebut di atas hanya dipertimbangkan dengan menyatakan bahwa
alasan alasan tersebut hanya sebagai pengulangan dari Pembelaan dan
Memori Banding.

 Hakikat dari alasan-alasan keberatan dari Pemohon Kasasi 1.


FLORENSIA FENNY WIJAYA alias FENNY - TJONG KIM PO (Alm.) dan
Pemohon Kasasi 2. AGUSTINUS WILLY alias WILLY - YUVENTIUS
tersebut adalah tidak atau belum dipertimbangkan secara
substansial dan faktual;

51
 Bahwa peristiwa peradilan pidana dalam perkara a quo yang
menjadi alasan-alasan keberatan Pemohon Kasasi 1. FLORENSIA
FENNY WIJAYA alias FENNY - TJONG KIM PO (Alm.) dan Pemohon
Kasasi 2. AGUSTINUS WILLY alias WILLY - YUVENTIUS tersebut dalam
putusan Mahkamah Agung pada tingkat kasasi, kelak menjadi
yurisprudensi;

B. Berdasarkan uraian hukum tersebut di atas, maka telah nyata dan jelas bahwa
Pemohon Kasasi 1. FLORENSIA FENNY WIJAYA alias FENNY - TJONG KIM PO
(Alm.) dan Pemohon Kasasi 2. AGUSTINUS WILLY alias WILLY - YUVENTIUS,
tidak terbukti secara sah dan meyakinkan telah melakukan tindak pidana
sebagaimana didakwakan Penuntut Umum untuk kedua kalinya, yaitu: Pasal
132 ayat (1) jo. Pasal 112 ayat (2) UndangUndang RI No. 35 Tahun 2009
tentang Narkotika, karena perkara pidana a quo telah diputus dan
berkekuatan hukum tetap (nebis in idem);

III. PERTIMBANGAN DARI MAJELIS HAKIM MAHKAMAH AGUNG RI.


Menimbang, bahwa atas alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung berpendapat:
( lampiran 03)

A. Bahwa alasan kasasi Terdakwa dapat dibenarkan, Judex Facti salah


menerapkan hukum dalam hal menyatakan Terdakwa terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana melanggar Pasal 132 ayat (1)
jo. Pasal 112 ayat (2) Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 dengan
pertimbangan:
1. Bahwa alasan memori kasasi Terdakwa bahwa sebelum perkara a quo
putusan No. 46/PID.SUS/2014/PN.BJM, tanggal 5 Juni 2014 jo. Putusan No.
60/PID.SUS/ 2014/PT.BJM, tanggal 14 Juli 2014. Terdakwa sudah pernah
diperiksa, diadili dan diputus dalam perkara yang sama yaitu putusan
Pengadilan Negeri Banjarmasin No. 1110/PID.SUS/2013/PN.BJM, tanggal
7 .November 2013. Putusan ini sudah mempunyai kekuatan hukum tetap
dan menyatakan Terdakwa bersalah melakukan tindak pidana;

Bahwa dari segi subjek pelaku, perbuatan locus dan tempus delik maupun
ketentuan yang diterapkan Putusan No. 46/PID.SUS/2014/PN.BJM, tanggal
5 Juni 2014 jo. Putusan No. 60/PID.SUS/2014/PT.BJM, tanggal 14 Juli 2014
adalah pengulangan perkara yang sama dengan perkara yang sudah
diputus Pengadilan Negeri Banjarmasin No. 1110/PID.SUS/2013/PN.BJM,
tanggal 7 November 2013;

2. Bahwa apabila Terdakwa diperiksa dan diadili kembali berarti Terdakwa


akan menjalani dua putusan dalam perkara yang sama;

3. Bahwa dengan fakta dan alasan pertimbangan tersebut, maka dapat


dikatakan Judex Facti dalam memeriksa, mengadili dan memutus perkara a
quo telah melanggar prinsip hukum nebis in idem yang artinya orang tidak
boleh dituntut untuk kedua kalinya lantaran perbuatan yang sama
dilakukan telah diputus oleh pengadilan;

52
4. Bahwa prinsip hukum tersebut diatur dalam Pasal 76 ayat (1) KUHPidana
bertujuan untuk menjaga jangan sampai orang dituntut secara berulang
kali terhadap perbuatan yang sama sehingga mengakibatkan terdapat
beberapa putusan terhadap perbuatan yang sama. Selain itu untuk
menjamin terciptanya kepastian hukum dalam masyarakat, agar
Tersangka/Terdakwa/ Terpidana bisa menjalani hidup yang tenang, setelah
perkaranya diputus dan mempunyai kekuatan hukum tetap;

5. Bahwa makna dari prinsip hukum yaitu apabila sudah ada putusan (vonis)
pengadilan orang tersebut tidak dapat lagi dituntut untuk kedua kalinya
terhadap perbuatan itu juga;

6. Bahwa karena dalam perkara a quo terpenuhi alasan gugurnya hak untuk
menuntut hukuman, maka sebagai konsekuensi hukum penuntutan
Jaksa/Penuntut Umum harus dinyatakan tidak dapat diterima;

B. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan di atas Mahkamah Agung


berpendapat, bahwa putusan Pengadilan Tinggi Banjarmasin No. 60/Pid.Sus/
2014/PT.BJM, tanggal 14 Juli 2014 yang menguatkan Putusan Pengadilan
Negeri Banjarmasin No.46/Pid.Sus/2014/PN.BJM, tanggal 5 Juni 2014 tidak
dapat dipertahankan lagi, oleh karena itu harus dibatalkan dan Mahkamah
Agung akan mengadili sendiri perkara tersebut seperti tertera di bawah ini:

C. Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi dari Pemohon


Kasasi/Terdakwa dikabulkan dan penuntutan Jaksa/Penuntut Umum
dinyatakan tidak dapat diterima, maka biaya perkara pada semua tingkat
peradilan dibebankan kepada Negara;

D. Memperhatikan Pasal 76 ayat (1) KUHP, Undang-Undang No. 48 Tahun 2009,


Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 dan Undang-Undang No. 14 Tahun 1985
sebagaimana yang telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang No. 5
Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2009
serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutank bl

IV. PENDAPAT AHLI HUKUM PERKARA INI TELAH NEBIS IN IDEM.

berikut ini beberapa pendapat kualifikasi suatu perkara dapat dinyatakan sebagai
Nebis In Idem, seperti Kualifikasi suatu perkara dapat dinyatakan nebis in idem
ada 5 yaitu Asriadi Zainuddin (2014,142);

a. Apa yang digugat dan diperkarakan sudah pernah diperkarakan.


Putusan Pengadilan Negeri Banjarmasin Nomor 1110/PID.SUS/2013/PN.BJM
dan Putusan Pengadilan Negeri Banjarmasin Nomor 46 bermula dari suatu
peristiwa hukum yang sama,

54

yaitu pada tanggal 23 Maret 2013 di Jalan Ahmad Yani KM 5.5 Komplek Bumi
Kasturi RT 50 RW 39 kelurahan Pemurus Dalam, Kecamatan Banjarmasin
Timur Kota Banjarmasin. Terdakwa telah diperkarakan dan perkara tersebut
telah diputus dalam putusan Nomor 1110/PID.SUS/2013/PN.BJM, maka
terdakwa seharusnya tidak boleh diperkarakan kembali, namun dalam kasus
ini terdakwa kembali diperkarakan dan diputus dalam Putusan Pengadilan
Negeri Banjarmasin Nomor 46/PID.SUS/2014/PN.BJM.

b. Telah ada putusan yang berkekuatan hukum tetap dan bersifat positif
seperti menolak gugatan atau mengabulkan.
Terdakwa Fenny dan Agustinus telah dijatuhi pidana dalam Putusan
Pengadilan Negeri Banjarmasin Nomor 1110/PID.SUS/2013/PN.BJM yang
dijatuhkan pada kamis 07 Nopember 2013, kedua-nya dijatuhi hukuman
pidana penjara selama 6 tahun dan denda sebesar 2 miliar rupiah. Senin 02
Juni 2014 kedua terdakwa tersebut kembali dijatuhi pidana penjara selama 6
tahun dan denda 10 miliar rupiah dalam Putusan Pengadilan Negeri
Banjarmasin Nomor 46/PID.SUS/2014/PN.BJM yang mana sidang pertama
berlangsung pada 19 Februari 2014.

c. Objek yang sama


Putusan Pengadilan Negeri Banjarmasin Nomor 1110/PID.SUS/2013/PN.BJM
maupun putusan Pengadilan Negeri Banjarmasin Nomor
46/PID.SUS/2014PN.BJM keduanya berawal dari perkara yang sama, sehingga
objek dalam kedua putusan tersebut merupakan barang bukti yang telah
ditemukan oleh penyidik yaitu berupa 49 butir ekstasi warna cokelat dengan
berat 14,56 gram yang mana ekstasi tersebut dibeli dari terdakwa fenny yang
mana merupakan istri dari terdakwa 2 Agustinus, kemudian dilakukan
penggeledahan terhadap kediaman fenny dan ditemukan barang bukti lain
yaitu ekstasi sebanyak 199 butir dengan berat total 58,4 gram. Kedua barang
bukti tersebut didapat dari suatu peristiwa hukum yang terjadi di hari yang
sama dan saling berkaitan sehingga merupakan satu kesatuan yang tida
terpisahkan.

d. Subjek yang sama


Subjek dalam Putusan Pengadilan Negeri Banjarmasin Nomor
1110/PID.SUS/2013/PN.BJM terdapat 3 terdakwa yaitu Kaspul Anwar,
Florensia Fenny Wijaya dan Agustinus Willy, kemudian terdakwa Florensia
Fenny Wijaya dan Agustinus Willy diadili kembali dan diberi hukuman pidana
dalam Putusan Pengadilan Negeri Banjarmasin Nomor
46/PID.SUS/2014/PN.BJM. Kedua putusan tersebut merupakan putusan dari
pengadilan negeri Banjarmasin.

e. Materi pokok yang sama


Materi yang diputus merupakan perkara narkotika, yang diatur dalam
Undangundang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika.

55

Anda mungkin juga menyukai