Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Mekanika Tanah
II
1. Penyelidikan Tanah
2. Uji Lapangan (Insitu Test)
3. Penyelidikan Air Tanah

Fakultas Program Studi TatapMuka Kode MK DisusunOleh

01
Teknik Teknik Sipil W111700013 Eka Nur Fitriani, ST., MT.

Abstract Kompetensi
Modul ini membahas mengenai Diharapkan setelah membaca modul ini
pengujian tanah di lapangan yang mahasiswa dapat :
meliputi standard penetration test 1. Memahami mengenai penyelidikan
(SPT), Sondir (Cone penetration tanah
test/CPT), Uji baling-baling lapangan 2. Memahami pengujian tanah di
(Vane Shear Test/FVT), Uji beban lapangan yang meliputi standard
lateral silinder (Pressuremeter penetration test (SPT), Sondir
Test/PMT), Uji beban lateral pipih (Cone penetration test/CPT), Uji
(Dilatometer Test/DMT), Uji beban baling-baling lapangan (Vane
pelat (Plate Load Test/Plate Bearing Shear Test/FVT), Uji beban lateral
Test) serta penyelidikan air tanah. silinder (Pressuremeter Test/PMT),
Uji beban lateral pipih (Dilatometer
Test/DMT), Uji beban pelat (Plate
Load Test/Plate Bearing Test)
3. Memahami penyelidikan air tanah.
Pembahasan

1. PENDAHULUAN

Penyelidikan tanah merupakan suatu upaya memperoleh informasi bawah tanah untuk
perencanaan pondasi bangunan sipil. Penyelidikan tanah mencangkup antara lain,
pengeboran tanah, pengambilan contoh tanah, pengujian lapangan, pengujian laboratorium
dan observasi air tanah. Penyelidikan tanah merupakan bagian yang penting dalam
perencanaan pondasi sehingga harus dilakukan oleh personal yang trampil dalam melakukan
explorasi dan diawasi oleh ahli geoteknik.

Modul ini membatasi pada penyelidikan tanah (soil investigastion) saja yang merupakan
penyelidikan tanah (site investigation). Penyelidikan lapangan mempunyai cakupan yang lebih
luas, antara lain survey geologi serta topografi lingkungan sekitarnya, studi sejarah
penggunaan lahan sebelumnya, penyelidikan dampak fisik dan lingkungan pada sekitar objek
bangunan, fotografi udara dan sebagainya.

2. SASARAN PENYELIDIKAN TANAH

Sasaran penyelidikan meliputi antara lain :

1. Stratifikasi lapisan tanah di proyek


2. Sifat indeks pada setiap lapisan tanah
3. Sifat mekanis pada setiap lapisan tanah, antara lain kekuata geser serta
kompresibilitas
4. Kondisi air tanah
5. Komposisi kimia air tanah yang dapat memberi dampak korosi pada konstruksi bawah
tanah
6. Jenis pondasi bangunan yang sudah ada di sekitarnya

3. TAHAPAN PENYELIDIKAN TANAH

Penyelidikan tanah umumnya dibagi menjadi beberapa tahapan, antara lain, inspeksi
lapangan, penyelidikan awal, penyelidikan detail dan penyelidikan tambahan.

2019 Mekanika Tanah II PusatBahan Ajar dan eLearning


2 Eka Nur Fitriani, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
a. Inspeksi lapangan meliputi pengumpulan informasi, antara lain, dampak pada bangunan
lain disekitar proyek, data pondasi bangunan lain disekitar proyej, sejarah penggunaan
terdahulu yang mungkin berdampak pada perencanaan pondasi, data penyelidikan tanah
terdahulu yang mungkin ada dan informasi geologi sekitar proyek.
b. Penyelidikan awal meliputi pengeboran atau sondir dengan jumlah minimum untuk
mengetahui stratifikasi tanah di lokasi proyek.
c. Penyelidikan detil meliputi pengeboran berdasarkan letak dan informasi lengkap
bangunan sipil yang akan dibangun diikuti program pengambilan contoh tanah dan uji
laboratorium yang lengkap. Sering juga diikuti uji lapangan lainnya seperti uji
pressuremeter, uji dilatometer, uji pompa air, dll.
d. Penyelidikan tambahan dilakukan untuk klarifikasi keragu-raguan hasil penyelidikan
terdahulu atau adanya penyimpangan pelaksanaan lapangan dengan hasil penyelidikan

KEDALAMAN PENYELIDIKAN TANAH

Penyelidikan tanah harus mencapai kedalaman dimana tanah memberikan daya


dukungannya atau mengkontribusi penurunan akibat struktur yang akan dibangun.
Kedalaman penyelidikan tanah tergantung pada jenis struktur, jenis tanah dan prakiraan awal
jenis pondasi yang akan digunakan. Sebagai pedoman, kedalaman penyelidikan diatur
sebagai berikut seperti dilustrasikan juga pada Gambar 1 :

a. Pondasi telapak dan lajur : 3 kali lebar pondasi atau minimum 9m dibawah dasar pondasi
b. Pondasi rakit : 2 kali lebar pondasi dibawah dasar pondasi
c. Pondasi tiang group tunggal : 2 kali lebar group dibawah ujung tiang
d. Pondasi tiang-rakit : 2 kali lebar bangunan dibawah 2/3 panjang tiang
e. Dinding penahan tanah : terbesar dari 0,7 kali lebar galian atau 1 kali tinggi galian
f. Timbunan tanah : 2 kali lebar timbunan
g. Apabila ditemui tanah keras atau batuan sebelum memenuhi kedalaman yang diatur
diatas, penyelidikan harus menembus tanah keras atau batuan sedikitnya 5m pada
beberapa titik penyelidikan.

KONFIGURASI PENYELIDIKAN TANAH

Konfigurasi penyelidikan (jumlah, jarak dan posisi) tergantung pada kompleks tidaknya kondisi
tanah, jenis proyek serta pengalaman setempat. Tabel 1 memberi penuntun untuk
penempatan penyelidikan tanah. Pada dasarnya, ketentuan di bawah ini dapat digunakan
sebagai pedoman :

2019 Mekanika Tanah II PusatBahan Ajar dan eLearning


3 Eka Nur Fitriani, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
a. Penyelidikan awal : jarak titik 100 s/d 200 m untuk tanah normal dan 50 s/d 100 m untuk
tanah lunak
b. Penyelidikan detail : jarak titik 15 s/d 25 m untuk bangunan persegi (gedung, jembatan
dll) dan 25 s/d 50 m untuk konstruksi memanjang (jalan, terowongan dll)
c. Minimum titik penyelidikan pada tanah detail : 3 sampai 5 lokasi diatur pada pola teratur
misalkan keempat sudut dan tenagh sebuah bangunan, atau di kaki, lereng dan bahu
sebuah lereng
d. Selalu tempatkan titik penyelidikan pada posisi bangunan yang berat dan penting dan
pada lokasi dimana diduga terdapat perubahan stratifikasi yang menyolok.

Jumlah titik penyelidikan yang dimaksud diatas dapat berupa kombinasi titik bor dan sondir.
Penyelidikan dengan sondir tanpa bor hanya diperbolehkan untuk penyelidikan awal atau
untuk bangunan kecil (misalkan gedung dibawah 3 lantai atau jembatan dengan bentang lebih
kecil dari 4 m). untuk menghemat biaya dan waktu penyelidikan, sering dilakukan kombinasi
tituk bor dan titik sondir tergantung besar dan pentingnya proyek. Pengeboran lebih dititik
beratkan pada stratifikasi tanah. Apabila terdapat kelainan hasil sondir dengan hasil
pengeboran, dilakukan pengeboran tambahan untuk konfirmasi hasil sondir.

4. UJI LAPANGAN (INSITU TEST)

Uji lapangan dapat dilakukan untuk menentukan sifat tanah disamping uji laboratorium.
Terdapat dua golongan uji lapangan. Golongan pertama merupakan uji sederhana yang
memberi parameter untuk dikorelasikan dengan sifat mekanis tanah secara empiris.
Golongan kedua merupakan uji coba yang langsung memberi sifat mekanis tanah.

Beberapa uji lapangan sederhana yang sering dilakukan di Indonesia antara lain :

1. Uji penetrasi standar (standard penetration test) yang lebih dikenal dengan SPT
2. Uji sondir (cone penetration test) yang sering disingkat CPT

Nilai SPT atau tekanan konus dari uji lapangan sering dikorelasikan dengan sifat mekanis
tanah.

Uji lapangan yang langsung memberi sifat mekanis tanah antara lain :

1. Uji baling-baling (field vane shear test) yang memberi sifat kekuatan tanah.
2. Uji tekan lateral slinder (pressuremeter test atau lateral load test /LLT) yang memberi sifat
deformasi tanah serta korelasi sifat-sifat lainnya.

2019 Mekanika Tanah II PusatBahan Ajar dan eLearning


4 Eka Nur Fitriani, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
3. Uji tekan lateral pipih (flat dilatometer test) yang memberi sifat deformasi tanah serta
korelasi sifat-sifat lainnya.
4. Uji tekan pelat (plate bearing test) yang memberi sifat deformasi tanah serta korelasi sifat-
sifat lainnya.

Tabel 1 merangkum jenis-jenis uji lapangan beserta kegunaan dan tujuannya.

STANDARD PENETRATION TEST (SPT)

Uji SPT yang sangat popular adalah uji coba yang sederhana dan sangat berguna untuk
mendapatkan sifat tanah kwalitatif berdasarkan korelasi empiris yang banyaj diusulkan oleh
para pakar geoteknik. Disamping korelasi empiris, uji SPT juga memberikan contoh tanah
terganggu yang dapat digunakan untuk identifikasi tanah serta uji laboratorium untuk sifat
indeks.

Uji SPT dilakukan dengan memukul sebuah tabung standar kedasar lubang bor sedalam 450
mm dengan menggunakan sebuah palu severat 63,5 kg yang jatuh bebas dengan ketinggian
760 mm. Jumlah pukulan yang dibutuhkan untuk penetrasi setiap 150 mm dicatat. Jumlah
pukulan untuk 150 mm awal diabaikan akibat gangguan yang mungkin terjadi pada saat
pengeboran. Jumlah penetrasi pada 300 mm terakhhir dicatat sebagai nilai N (N-Value) yang
sering dikorelasikan dengan berbagai sifat tanah, antara lain kekerasan atau kepadatan
tanah, kekuatan geser tanah serta modulus elastisitas tanah. Beberapa alat pemukur
(hammer) SPT otomatis dan manual ditampilkan pada Gambar 2. Ukuran tabung SPT yang
dianjurkan oleh ASTM D 1586 diperlihatkan pada Gambar 3.

Korelasi Umum SPT

Korelasi umum yang sering digunakan sebagai berikut :

a. Kepadatan dan Kekerasan Tanah


Tanah Jenis Pasiran
Nilai N Kepadatan (Relative Density)
0-4 Sangat lepas (very loose)
4 – 10 Lepas (Loose)
10 – 30 Sedang (Medium)
30 – 50 Padat (Dense)
> 50 Sangat Padat (Very dense)

2019 Mekanika Tanah II PusatBahan Ajar dan eLearning


5 Eka Nur Fitriani, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Tanah Jenis lempung atau lanau
Nilai N Kekerasan (Consistency)
0–2 Sangat lunak (Very soft)
2–4 Lunak (Soft)
4–8 Sedang (Medium stiff)
8 – 15 Keras (Stiff)
15 – 30 Sangat Keras (Very Stiff)
> 30 Keras sekali (Hard)

b. Kuat Geser Tidak Alir (undrained shear strength) untuk Tanah Liat
Gambar 4 menunjukkan korelasi nilai N-SPT dengan kuat geser tak alir (undrained shear
strength) untuk tanah liat. Korelasi yang dianggap cukup konservatif dan masih relevan
untuk tanah endapan vulkanik di Jakarta adalah : su = 6,25 N (kPa). Untuk kedalaman
dangkal, su = 7 s/d 8 N (kPa) masih dianggap dalam batas wajar.

c. Sudut Geser Pasir


Gambar 5 menunjukkan korelasi nilai N-SPT dengan sudut geser pasir dari beberapa
praktisi untuk berbagai jenis pasir

Batasan Korelasi Nilai N-SPT


Mengingat bahwa nilai N banyak dikorelasikan pada sifat-sifat mekanis tanah, dianjurkan
kepada semua praktisi geoteknik untuk melakukan SPT dengan jatuh bebas dan
menggunakan hammer dengan berat dan tinggi jatuh standard. Dengan demikian, korelasi-
korelasi empiris yang telah didapat dari pengalaman terdahulu dapat dipakai dengan tingkat
akurasi yang baik.

Perlu diketahui bahwa korelasi empiris yang berlaku untuk suatu daerah belum tentu berlaku
untuk daerah lain. Korelasi-korelasi sangat tergantung dengan jenis tanah, pengaruh geologi
serta kebiasaan kerja untuk melakukan SPT. Oleh karena itu, korelasi-korelasi empiris harus
dibuat berdasarkan pengalaman setempat dengan jumlah yang memadai.

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan tidak standarnya energy pukulan SPT misalkan
cara menjatuhkan palu, kedalaman uji coba, besarnya stang bor serta besarnya lubang bor.
Telah banyak usaha untuk mencari faktor-faktor koreksi untuk memperhitungkan pengaruh
kedalaman, jenis palu SPT yang dipakai dan segalanya. Faktor koreksi energy tersebut lebih

2019 Mekanika Tanah II PusatBahan Ajar dan eLearning


6 Eka Nur Fitriani, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
menjamin standarisasi energy SPT. Namun demikian, korelasi dengan sifat-sifat tanah dari
nilai N yang telah dikoreksi masih perlu dicari.

SONDIR (CONE PENETRATION TEST/CPT)


Sondir merupakan salah satu uji lapangan yang popular di tanah air karena beberapa
keunggulan antara lain :
a. penggunaan yang sederhana;
b. dapat memberi gambaran tanah dengan cepat; dan
c. memberi profil kekuatan tanah secara menerus.
Kelemahan sondir adalah tidak dapat melihat contoh tanah.

Sondir Mekanis
Sondir mekanis dilakukan dengan mendorong sebuah konus ke dalam tanah dengan luas
proyeksi sebesar 10 cm2 bersudut kemiringan 60 derajat. Tekanan yang dibutuhkan untuk
mendorong konus disebut tekanan konus (conus resistance, qc). Pada sondir jenis bikonus
terdapat selubung gesek dibelakang konus dengan luas selimut sebesar 150 cm2. Tekanan
yang dibutuhkan untuk mendorong selubung gesek dissebut tekanan friksi (local friction, fs).
penetrasi sondir dilakukan dengan kecepatan standar yaitu 20 mm per detik. Pengukuran
tekanan konus dan tekanan friksi pada jenis sondir mekanik dilakukan setiap 20 cm. Gambar
6 menunjukkan ukuran standard konus yang dianjurkan oleh ASTM D3441.

Untuk tanah liat yang lunak dan uji sondir dengan kedalaman besar, berat tiang tekan dalam
(inner rods) akan lebih besar dari pada daya dukung tanah. Oleh karena itu, tekanan konus
dan friksi harus dikoreksi dengan berat tiang. Pembersihan berkala untuk tiang tekan dan
bikonus harus dilakukan untuk mengurangi gesekan yang dapat memberi hasil uji yang
cenderung membesar.

Sondir Elektrik
Belakangan ini telah terdapat sondir elektrik untuk mengukur tekanan konus dan tekanan friksi
secara menerus dengan akurasi jauh lebih baik dari pada sondir mekanik. Koreksi berat tiang
tekan seperti yang dilakukan untuk sondir mekanik tidak perlu dilakukan untuk sondir listrik
karena sensor tepat berada diujung konus. Dengan demikian, sondir elektrik cukup sensitive
untuk tanah liat sangat lunak sehingga baik digunakan untuk proyek-proyek reklamasi.
Gambar 7 menunjukkan konus elektrik yang dianjurkan ASTM.

2019 Mekanika Tanah II PusatBahan Ajar dan eLearning


7 Eka Nur Fitriani, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Untuk sondir elektrik, telah diciptakan pula sensor untuk mengukur tekanan air pori yang
sangat berguna untuk penentuan jenis tanah, yaitu :
a. tekanan air pori yang cenderung sama dengan tekanan air hidrostatis menunjukkan tanah
jenis pasiran;
b. tekanan air pori yang lebih besar dari tekanan hidrostatis menunjukkan tanah liat lunak
hingga sedang, dan
c. untuk tanah liat atau pasir sangat padat, tekanan air pori cenderung lebih kecil daripada
tekanan hidrostatis.
Uji dissipation yang menghentikan penetrasi sondir dan membiarkan air pori kembali ke
kondisi hidrostatis sangat berguna untuk mempelajari kecepatan konsolidasi (rate of
consolidation). Apabila tekanan air pori dibiarkan terus sampai stabil, tekanan air tersebut
menunjukkan tekanan hidrostatisnya.

Korelasi Umum Hasil Sondir


Hasil sondir biasanya ditampilkan dalam grafik tekanan konus (qc), tekanan friksi (fs) serta
perbandingan friksi dank onus (FR=fs/qc x 100%) dengan kedalaman. Untuk sondir elektrik,
grafik tegangan air pori juga ditampilkan dengan kedalaman. Dari grafik sondir, dapat
diperoleh korelasi dengan jenis tanah serta sifat mekanis lainnya.

a. Identifikasi Jenis Tanah


Korelasi untuk identifikasi tanah ditampilkan pada gambar 8 dan 9 untuk sondir mekanis
dan sondir listrik. Penggunaan tabel korelasi tersebut perlu diverivikasi dengan data
pengeboran untuk memastikan akurasi.

b. Hubungan Sondir dengan Nilai N-SPT


Nilai konus sondir sering dikorelasikan dengan nilai N-SPT seperti yang diberikan pada
Gambar 10 untuk sondir listrik pada beberapa macam tanah. Korelasi q c (kN/m2)/N juga
dirangkum oleh Schmertmann (1978) sebagai berikut :
Jenis Tanah Sondir Elektrik Sondir Mekanik
Campuran Pasir dan Kerikil (Sand and Gravel Mixtures) 800 600
Pasir (sand) 500 400
Lanau kepasiran (Sandy silt) 400 300
Campuran tanah liat-lanau dan pasir (clay-silt-sand misture) 200 200
Tanah liat tidak sensitif (Insensitive clays) 100 150
Tanah liat sensitif (Sensitive clays) Tidak terhingga karena nilai N
mendekati nol

2019 Mekanika Tanah II PusatBahan Ajar dan eLearning


8 Eka Nur Fitriani, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
c. Kuat Geser Tak Alir (Undrained Shear Strength untuk Tanah Liat)
Untuk sondir mekanis, kuat geser tak alir untuk tanah liat dapat diinterprestasi seperti
halnya pada rumus Terzagi sebagai berikut :

qc = su Nc + σvo sehingga su = (qc – σvo) / Nc

dimana : su = Undrained shear strength


qc = nilai konus
Nc = faktor konus yang diusulkan sebesar 16 untuk estimasi awal
σvo = tekanan tanah total (total overburden pressure)

untuk sondir listrik interprestasinya serupa sebagai berikut :


su = (qt – σvo) / Nkt
qt = qc + u (1-a)

dimana : su = Undrained shear strength


qt = nilai konus yang dikoreksi
qc = nilai konus yang terukur
σvo = tekanan tanah total (total overburden pressure)
u = tekanan air pori yang terukur sewaktu penetrasi
a = Rasio perbandingan luasan konus yang tergantung dari pabrik
pembuat sondir elektrik. Rasio yang umum adalah 0.6 sampai 0.9
Nkt = faktor konus yang bervariasi sangat lebar dari 4 sampai 30 tergantung
dari banyak faktor. Untuk marine clay di Asia Tenggara, nilai sebesar
9 sampai 14 diusulkan untuk estimasi

Kuat geser tak alir untuk sondir elektrik juga diusulkan dicari dari tekanan air pori sebagai
berikut :

su = Δu/ NΔu
Δu = u – uo

dimana : su = Undrained shear strength


Δu = tekanan air pori berlebih (excess pore water pressure)
u = tekanan air pori yang terukur sewaktu penetrasi
uo = tekanan air pori hidrostatik

2019 Mekanika Tanah II PusatBahan Ajar dan eLearning


9 Eka Nur Fitriani, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
NΔu = faktor air pori yang bervariasi sangat lebar dari 2 sampai 20. Untuk
marine clay di Asia Tenggara, nilai sebesar 7 samapi 8 diusulkan
untuk estimasi awal.

d. Koefisien Konsolidasi dari Uji Disipasi


Koefisien konsolidasi lateral dan uji disipasi yang diusulkan Senneset dkk (1982) adalah
sebagai berikut :
ch = ro2 (T/t)
ch = 𝜆𝑐 𝑟𝑜 2 |(𝑑𝑢/𝑑𝑡) − Δ𝑈|

dimana : ch = Koefisien konsolidasi lateral


ro = radius dari filter
T = faktor waktu (Time Factor) yang dapat dicari dari gambar 11
t = selang waktu (Elapsed time)
λc = faktor kecepatan (rate factor) yang dapat dicari pada gambar 11
Δu = tekanan air pori berlebih (excess pore water pressure)
du/dt = Kecepatan disipasi

Penggunaan dan Batasan Sondir


Sondir digunakan untuk mengetahui profil tanah dan mencari kuat geser tanah melalui
korelasi empiris. Sondir elektrik dengan uji disipasi berguna untuk mencari koefisien
konsolidasi tanah lateral yang sering dipakai pada perencanaan reklamasi dengan vertical
drain.

Penyelidikan tanah dengan sondir tanpa dibarengi pengeboran sangat tidak dianjurkan
terutama pada daerah baru tanpa pengalaman yang memadai karena sondir tidak dapat
memperoleh contoh tanah. Sondir yang tidal dapat menembus tanah keras bukan jaminan
bahwa lapisan keras tersebut cukup tebal. Oleh karena itu, sondir hanya dilakukan sebagai
pelengkap penyelidikan yang dikombinasikan dengan pengeboran dan pengambilan contoh
tanah.

Kelemahan sondir elektrik adalah mahalnya investasi serta mudah rusaknya komponen
elektronik. Tidak terdapatnya pusat reparasi lokal dengan dukungan komponen elektronik
yang memadai sering menghambat progress penyelidikan tanah bila sondir elektroniknya
rusak.

2019 Mekanika Tanah II PusatBahan Ajar dan eLearning


10 Eka Nur Fitriani, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
Pada penggunaan sondir elektrik, posisi filter untuk pengukuran tekanan air pori perlu
diperhatikan karena berbeda untuk sondir elektrik yang satu dengan yang lain tergantung dari
produsen. Respon tekanan air pori akan berbeda-beda tergantung pada posisi filter. Gambar
12 memberi beberapa konus elektrik dengan berbagai posisi filter. Oleh karena itu,
penggunaan korelasi yang didapat dari tulisan-tulisan ilmiah harus diperhatikan apakah konus
yang digunakan adalah sejenis. Seperti halnya pada semua korelasi empiris, pengalaman
setempat dibutuhkan sehingga korelasi tersebut tidak dapat digunakan secara universal.

5. PENYELIDIKAN AIR TANAH

Pengetahuan tentang air tanah merupakan salah satu unsur penting dalam perencanaan
pondasi. Yang perlu diketahui tentang air tanah antara lain :

1. Muka air tanah.


2. Sifat rembesan air tanah.

Muka air tanah perlu dicari untuk perencanaan ruang bawah tanah (basement), antara lain,
tekanan hodrostatis, besarnya gaya apung, kemungkinan mengembangnya dasar galian
(heaving) pada pembangunan basement. Sifat rembesan air tanah perlu untuk control air
tanah pada galian tanah serta pengaruhnya pada lingkungan sekitarnya.

Penyelidikan muka air tanah antara lain dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain :

1. Pemantauan muka air tanah pada lubang bor


2. Pemantauan pada pipa/sumur observasi (standpipe)
3. Pengukuran pada piezometer

Penyelidikan sifat rembesan air tanah dilakukan dengan :

1. Uji rembesan pada lubang bor


2. Uji pompa pada lubang bor
3. Uji pompa skala besar

2019 Mekanika Tanah II PusatBahan Ajar dan eLearning


11 Eka Nur Fitriani, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id
DaftarPustaka

1. Das, Braja M. 1995. Mekanika Tanah Jilid 1. Jakarta. Penerbit Erlangga.

2019 Mekanika Tanah II PusatBahan Ajar dan eLearning


12 Eka Nur Fitriani, ST., MT. http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai