Anda di halaman 1dari 16

MODUL PERKULIAHAN

FISIKA TEKNIK
Konsep kalor atau panas berkaitan dengan
Perpindahan Panas Secara Radiasi

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

05
Teknik Teknik Sipil FISTEK2020 Tim Dosen Fisika Teknik

Abstract Kompetensi
Kalor merupakan salah satu bentuk energi, yang Agar Mahasiswa dapat menjelaskan
dapat mengakibatkan perubahan suhu maupun konsep kalor atau panas berkaitan
perubahan wujud zat. Dalam Bab inipun dibahas dengan perpindahan panas radiasi
mengenai konsep kalor atau panas berkaitan dengan
perpindahan panas radiasi
Radiasi
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) (2008), menyatakan bahwa Radiasi adalah
pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang
elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Ada beberapa sumber radiasi yang kita
kenal di sekitar kehidupan kita, contohnya adalah televisi, lampu penerangan, alat pemanas
makanan (microwave oven), komputer, dan lain-lain. Radiasi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik atau disebut juga dengan foton adalah jenis radiasi yang tidak mempunyai
massa dan muatan listrik. Misalnya adalah gamma dan sinar-X, dan juga termasuk radiasi
tampak seperti sinar lampu, sinar matahari, gelombang microwave, radar dan handphone.

Gambar 1. Radiasi pengion dan non-pengion Sumber : Ensiklopedi BATAN, 2008

2020 Fisika Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 http://www.mercubuana.ac.id
Secara garis besar radiasi digolongkan ke dalam radiasi pengion dan radiasi non-
pengion (BATAN, 2008).
1) Radiasi Pengion
Radiasi pengion adalah jenis radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi
(terbentuknya ion positif dan ion negatif) apabila berinteraksi dengan materi. Jenis radiasi
pengion adalah partikel alpha, partikel beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron. Setiap jenis
radiasi memiliki karakteristik khusus. Yang termasuk radiasi pengion adalah partikel alfa
(α), partikel beta (β), sinar gamma (γ), sinar-X dan partikel neutron (BATAN, 2008).
2) Radiasi Non-Pengion
Radiasi non-pengion adalah jenis radiasi yang tidak akan menyebabkan efek ionisasi
apabila berinteraksi dengan materi. Radiasi non-pengion tersebut berada di sekeliling
kehidupan kita. Jenis radiasi non-pengion antara lain adalah gelombang radio (yang
membawa informasi dan hiburan melalui radio dan televisi), gelombang mikro (yang
digunakan dalam microwave oven dan transmisi seluler handphone), sinar inframerah
(yang memberikan energi dalam bentuk panas), cahaya tampak (yang bisa kita lihat), dan
sinar ultraviolet (yang dipancarkan matahari) (BATAN, 2008).
Satuan radiasi ada beberapa macam. Satuan radiasi ini tergantung pada kriteria
penggunaannya, yaitu (BATAN, 2008) :
1) Satuan untuk Paparan Radiasi
Paparan radiasi dinyatakan dengan satuan Rontgen, atau sering disingkat dengan
R, satuan Rontgen adalah suatu satuan yang menunjukkan besarnya intensitas sinar-X atau
sinar gamma yang dapat menghasilkan ionisasi di udara dalam jumlah tertentu. Satuan
Rontgen penggunaannya terbatas untuk mengetahui besarnya paparan radiasi sinar-X atau
sinar gamma di udara. Satuan Rontgen belum bisa digunakan untuk mengetahui besarnya
paparan yang diterima oleh suatu medium, khususnya oleh jaringan kulit manusia.
2) Satuan Dosis Absorbsi Medium
Radiasi pengion yang mengenai medium akan menyerahkan energinya kepada
medium. Dalam hal ini medium menyerap radiasi. Mengetahui banyaknya radiasi yang
terserap oleh suatu medium digunakan satuan dosis radiasi terserap atau Radiation
Absorbed Dose yang disingkat Rad. Jadi dosis absorbsi merupakan ukuran banyaknya
energi yang diberikan oleh radiasi pengion kepada medium. Dalam satuan SI, satuan dosis
radiasi serap disebut dengan Gray yang disingkat Gy. Dalam hal ini 1 Gy sama dengan
energi yang diberikan kepada medium sebesar 1 Joule/kg. Dengan demikian maka,
1 Gy = 100 Rad. Hubungan antara Rontgen dengan Gray adalah : 1 R = 0,00869 Gy
2020 Fisika Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning
3 http://www.mercubuana.ac.id
3) Satuan Dosis Ekuivalen
Satuan untuk dosis ekuivalen lebih banyak digunakan berkaitan dengan pengaruh
radiasi terhadap tubuh manusia atau sistem biologis lainnya. Dosis ekuivalen ini semula
berasal dari pengertian Rontgen Equivalen Of Man atau disingkat dengan Rem yang
kemudian menjadi nama satuan untuk dosis ekuivalen. Hubungan antara dosis ekuivalen
dengan dosis absobrsi dan quality faktor adalah sebagai berikut :
Dosis ekuivalen (Rem) = Dosis serap (Rad) X Q
Dosis ekuivalen dalam satuan SI mempunyai satuan Sievert yang disingkat dengan Sv.
Hubungan antara Sievert dengan Gray dan Quality adalah sebagai berikut :
Dosis ekuivalen (Sv) = Dosis serap (Gy) X Q Berdasarkan perhitungan :
1 Gy = 100 Rad, maka 1 Sv = 100 Rem.

United States Nuclear Regulatory Commision (NRC) adalah salah satu sumber
informasi resmi yang dijadikan standar di beberapa negara untuk penetapan garis pedoman
pada proteksi radiasi. NRC telah menyatakan bahwa dosis individu terpapar radiasi maksimal
adalah
Sv atau 5 rem/tahun. Walaupun NRC adalah badan resmi yang berkenaan dengan batas
pencahayaan ionisasi radiasi, namun ada kelompok lain yang juga merekomendasikan hal
serupa. Salah satu kelompok tersebut adalah National Council on Radiation Protection (NCRP),
yang merupakan kelompok ilmuwan pemerintah yang rutin mengadakan pertemuan untuk
membahas riset radiasi terbaru dan mengupdate rekomendasi mengenai keamanan radiasi.
Menurut NCRP (2009), tujuan dari proteksi radiasi adalah :
1) Mencegah radiasi klinis yang penting, dengan mengikuti batas dosis minimum yang tidak
melebihi 50 mSv (5 rem) per tahun.
2) Membatasi resiko terhadap kanker dan efek kelainan turunan pada masyarakat.
Maximum Allowable Dose Index (MADI) menyatakan bahwa dosis maksimum yang
diijinkan adalah jumlah maksimum penyerapan radiasi yang sampai pada seluruh tubuh
individu, atau sebagai dosis spesifik pada organ tertentu yang masih dipertimbangkan aman.
Aman dalam hal ini berarti tidak adanya bukti bahwa individu mendapatkan dosis maksimal
yang telah ditetapkan, dimana cepat atau lambat efek radiasi tersebut dapat membahayakan
tubuh secara keseluruhan atau bagian tertentu.
Perpindahan panas yang timbul karena Radiasi

2020 Fisika Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 http://www.mercubuana.ac.id
Perpindahan panas radiasi adalah proses di mana panas mengalir dari benda yang
bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah bila benda-benda itu terpisah di dalam ruang,
bahkan jika terdapat ruang hampa di antara benda - benda tersebut.

Gambar Perpindahan panas radiasi (J.P.Holman, hal: 343).

Energi radiasi dikeluarkan oleh benda karena temperatur, yang dipindahkan melalui
ruang antara, dalam bentuk gelombang elektromagnetik Bila energi radiasi menimpa suatu
bahan, maka sebagian radiasi dipantulkan(refleksi) , sebagian diserap(absorption) dan sebagian
diteruskan(transmisi) seperti gambar diatas. Sedangkan besarnya laju energi :

Q/t = e σ AT4

dimana :
Q/t = laju perpindahan panas (W)
σ = konstanta boltzman (5,669.10-8W/m2.K4)
A = luas permukaan benda (m2)
T = suhu absolut benda (K)

2020 Fisika Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 http://www.mercubuana.ac.id
BAHAYA RADIASI
Efek Radiasi Pengion Terhadap Tubuh Manusia
Radiasi pengion adalah radiasi radiasi yang mampu menimbulkan ionisasi pada suatu
bahan yang dilalui. Ionisasi tersebut diakibatkan adanya penyerapan tenaga radiasi pengion
oleh bahan yang terkena radiasi. Dengan demikian banyaknya jumlah ionisasi tergantung dari
jumlah tenaga radiasi yang diserap oleh bahan (BATAN, 2008).
Sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetik dan sel somatik. Sel genetik adalah sel
telur pada perempuan dan sel sperma pada laki- laki, sedangkan sel somatik adalah sel-sel
lainnya yang ada dalam tubuh. Berdasarkan jenis sel, maka efek radiasi dapat dibedakan atas
efek genetik dan efek somatik. Efek genetik atau efek pewarisan adalah efek yang dirasakan
oleh keturunan dari individu yang terkena paparan radiasi. Sedangkan, efek somatik adalah
efek radiasi yang dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi (BATAN, 2008).
Ditinjau dari dosis radiasi (untuk kepentingan proteksi radiasi), efek radiasi dibedakan
atas efek deterministik dan efek stokastik. Efek deterministik adalah efek yang disebabkan
karena kematian sel akibat paparan radiasi, sedangkan efek stokastik adalah efek yang terjadi
sebagai akibat paparan radiasi dengan dosis yang menyebabkan terjadinya perubahan pada sel
(BATAN, 2008).
Efek deterministik pada organ reproduksi atau gonad adalah sterilitas atau kemandulan.
Pajanan radiasi pada testis akan mengganggu proses pembentukan sel sperma yang akhirnya
akan mempengaruhi jumlah sel sperma yang akan dihasilkan. Dosis radiasi 0,15 Gy merupakan
dosis ambang terjadinya sterilitas yang bersifat sementara karena sudah mengakibatkan
terjadinya penurunan jumlah sel sperma selama beberapa minggu. Pengaruh radiasi pada sel
telur sangat bergantung pada usia. Semakin tua usia, semakin sensitif terhadap radiasi karena
semakin sedikit sel telur yang masih tersisa dalam ovarium. Selain sterilitas, radiasi dapat
menyebabkan menopuse dini sebagai akibat dari gangguan hormonal sistem reproduksi
(BATAN, 2008).

Dosis ambang sterilitas menurut International Commission on Radiological Protection


(ICRP) 60 adalah 2,5 – 6 Gy. Pada usia yang lebih muda (20-an), sterilitas permanen terjadi
pada dosis yang lebih tinggi yaitu mencapai 12 – 15 Gy.

2020 Fisika Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 http://www.mercubuana.ac.id
PROTEKSI RADIASI
Dasar Proteksi dan Keselamatan Radiasi
Keselamatan radiasi merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari
masalah kesehatan manusia maupun lingkungan yang berkaitan dengan pemberian
perlindungan kepada seseorang atau sekelompok orang ataupun kepada keturunannya terhadap
kemungkinan yang merugikan kesehatan akibat paparan radiasi. Keselamatan radiasi adalah
bagian dari keselamatan secara keseluruhan. Terminologi keselamatan radiasi dan proteksi
radiasi sering digunakan secara bersamaan. Proteksi radiasi berhubungan dengan pembatasan
dosis radiasi sedangkan keselamatan radiasi berhubungan dengan mengurangi potensi
kecelakaan radiasi. Menurut PP No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan
Keamanan Sumber Radioaktif, keselamatan radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk
melindungi pekerja, anggota masyarakat dan lingkungan hidup dari bahaya radiasi, sedangkan
proteksi radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi pengaruh radiasi yang
merusak akibat papaparan radiasi.

Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan
Keamanan Sumber Radioaktif menyatakan bahwa Petugas Proteksi Radiasi (PPR) adalah
petugas yang ditunjuk oleh Pemegang Izin dan oleh BAPETEN dinyatakan mampu
melaksanakan perkerjaan yang berhubungan dengan Proteksi Radiasi.
Perka BAPETEN No. 1 Tahun 2010 tentang Kesiapsiagaan dan Penaggulangan
Kedaruratan Nuklir menyatakan bahwa, keselamatan radiasi adalah tindakan yang dilakukan
untuk melindungi pasien, pekerja, anggota masyarakat dan lingkungan hidup dari bahaya
radiasi. Sedangkan proteksi radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi
pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan radiasi. Paparan radiasi merupakan penyinaran
radiasi yang diterima oleh manusia atau materi, baik disengaja atau tidak, yang berasal dari
radiasi interna maupun eksterna.
Dari segi ilmiah dan teknik, ruang lingkup proteksi radiasi meliputi:
1) Pengukuran fisika berbagai jenis radiasi dan zat radioaktif.
2) Menentukan hubungan antara tingkat kerusakan biologi dengan dosis radiasi yang diterima
organ/jaringan.
3) Penelaahan transportasi radionuklida di lingkungan.
4) Melakukan desain terhadap perlengkapan kerja, proses dan sebagainya untuk
mengupayakan keselamatan radiasi baik di tempat kerja maupun lingkungan.

2020 Fisika Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 http://www.mercubuana.ac.id
Proteksi radiasi dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
1) Proteksi radiasi kerja yang merupakan perlindungan pekerja.
2) Proteksi radiasi medis yang merupakan perlindungan pasien dan pekerja radiasi.
3) Proteksi radiasi masyarakat yang merupakan perlindungan individu, anggota masyarakat
dan penduduk secara keseluruhan.
Prosedur yang biasa dipakai untuk mencegah dan mengendalikan bahaya radiasi adalah:
1) Meniadakan bahaya radiasi dengan mentaati dan melaksanakan peraturan proteksi radiasi.
2) Mengisolasi bahaya radiasi dari manusia dengan merancang tempat kerja dan menggunakan
peralatan proteksi radiasi yang baik serta penahan radiasi yang memadai sehingga kondisi
kerja dan lingkungannya aman.
3) Mengisolasi manusia dari bahaya radiasi yang memerlukan pemonitoran dan pengawasan
secara terus menerus baik pekerja radiasi maupun lingkungannya.

PENAHAN RADIASI

Penahanan radiasi bertujuan mengurangi intensitas radiasi dengan memanfaatkan


interaksi radiasi dengan materi. Radiasi alpha dan beta dapat ditahan dengan baik oleh benda
yang relatif tipis. Sedang untuk radiasi beta yang berenergi tinggi, diperlukan bahan penahan
seperti halnya yang digunakan untuk menahan sinar-X. Pada radiasi positron penahanan radiasi
dilakukan hingga bebas radiasi. Untuk penahanan radiasi gamma berlaku hukum kuadrat
terbalik. Sedang radiasi gamma yang merupakan radiasi langsung berkurang secara
eksponensial terhadap tebal bahan penahan. Pengaruh radiasi gamma karena penyebaran pada
bahan penahan perlu dikoreksi dengan menggunakan koefisien build up (build up factor).
Radiasi neutron juga berkurang secara eksponensial terhadap tebal bahan penahan dan faktor
koefisien build up juga dapat digunakan. Pada penahanan radiasi neutron termal, tebal materi
dapat dikurangi apabila menggunakan materi yang memiliki tampang lintang tangkapan
neutron yang besar. Untuk menahan radiasi neutron cepat dapat digunakan cara penangkapan
neutron setelah kecepatannya berkurang akibat hamburan elastis, tetapi radiasi gamma yang
terpancar juga harus ditahan. Labirin sangat berpengaruh terhadap penahanan radiasi gamma.
Penahanan radiasi ditujukan untuk mencegah paparan radiasi pada tubuh manusia dan
kerusakan pada alat ukur radiasi. Prinsip penahanan radiasi adalah mengurangi intensitas

2020 Fisika Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 http://www.mercubuana.ac.id
radiasi yang didasarkan pada interaksi radiasi dengan materi, yaitu dengan mengubah
energi radiasi menjadi energi panas sehingga paparan radiasinya menjadi berkurang. Karena
interaksi radiasi dengan materi berbeda menurut jenis materi dan energi radiasi, maka cara
penahanan yang digunakan juga berbeda. Umumnya intensitas radiasi dapat dikurangi dengan
menambah tebal materi yang digunakan sebagai penahan. Selanjutnya akan diuraikan tentang
penahanan radiasi yang banyak dikenal, yaitu alpha, beta, gamma, sinar-X, dan neutron. Namun
yang utama adalah uraian tentang penahanan radiasi gamma, sinar-X, dan neutron, yang
mempunyai daya tembus besar terhadap materi.

1. Penahanan radiasi alpha.

Karena radiasi alpha memiliki jangkauan pancaran yang pendek, maka radiasi alpha
dapat ditahan menggunakan materi yang sangat tipis. Misalnya Polonium-212 yang merupakan
pemancar radiasi alpha berenergi tertinggi (10,55 MeV). Di dalam suatu materi, jarak tembus
radiasi alpha tidak lebih dari 11,6 cm, dan karena jarak tembus di dalam air menjadi 1/500 dari
jarak tembus di udara, maka pada penahanan pemancar alpha yang berenergi kurang lebih 10
MeV, semuanya dapat diserap oleh air setebal 0,2 mm atau cukup menggunakan selembar
kertas tebal.

2. Penahanan radiasi beta.

Meskipun tidak sependek alpha, jangkauan radiasi beta juga pendek dan dapat ditahan
dengan bahan yang relatif tipis. Misalnya, radiasi beta berenergi 1 MeV dapat ditahan dengan
aluminium setebal 3,5 mm. Apabila radiasi beta yang berenergi tinggi mengalami penurunan,
akan dipancarkan sinar-X dengan atenuasi radiasi sepanjang jangkauan pancarannya. Terhadap
sinar X tersebut juga harus dilakukan penahanan. Semakin besar nomor atom suatu materi,
semakin mudah terjadi atenuasi, sehingga untuk penahanan radiasi beta dapat digunakan
lembar plastik dengan tebal 1,0-1,5 mm. Penahanan radiasi positron sama seperti pada radiasi
beta, namun yang terpenting dalam penahanan radiasi ini tidak terbentuk radiasi gamma yang
merupakan penggabungan antara radiasi positron dengan elektron.

2020 Fisika Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 http://www.mercubuana.ac.id
3. Penahanan radiasi gamma (Sinar-X).
A. Hukum kuadrat terbalik.
Apabila radiasi gamma dari sumber radiasi terpancar ke segala arah, intensitas
radiasi gamma di suatu titik akan menjadi lemah karena berbanding terbalik dengan
kuadrat jaraknya dari sumber radiasi. Hal ini disebut hukum kuadrat terbalik. Oleh karena
intensitas radiasi gamma menjadi lemah berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya
dari sumber radiasi, maka jarak dari sumber radiasi merupakan faktor utama dalam
melakukan penahanan. Untuk radiasi gamma yang mempunyai aktivitas 1 Currie,
persentase paparan radiasinya pada titik yang berjarak 1 m disingkat rhm (Rontgen per
jam pada jarak 1 m), yang disebut juga konstanta gamma. Konstanta gamma dari
beberapa sumber radiasi ditunjukkan pada tabel berikut

2020 Fisika Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 http://www.mercubuana.ac.id
B. Penyerapan radiasi gamma oleh bahan penahan.

Jika radiasi gamma dengan intensitas tertentu menembus bahan penahan, maka
intensitas radiasinya akan berkurang secara eksponensial sebanding dengan tebal bahan
penahan. Koefisien pengurangan intensitas radiasi gamma yang berenergi antara 1-3 MeV tidak
berubah karena tebal bahan, sehingga dapat dianggap bahwa kemampuan penahanan hanya
berkaitan dengan rapat jenis materi.

Berkas radiasi Sempit

2020 Fisika Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 http://www.mercubuana.ac.id
C. Koreksi hamburan.

Hukum eksponensial yang menunjukkan pengurangan intensitas radiasi apabila melalui


suatu materi, berlaku ketika berkas radiasi sejajar melewati celah bahan penahan, Sampai saat
ini dianggap bahwa radiasi gamma dalam materi akan lepas dari berkas radiasi sejajar setelah
bertumbukan dan selanjutnya akan terhambur. Walaupun radiasi tidak dalam bentuk berkas
radiasi sejajar, dalam bahan penahan yang tipis jumlah hamburan radiasi gamma sangat sedikit,
maka hukum eksponensial masih bisa digunakan. Sebaliknya, radiasi yang terhambur dalam
materi akan menjadi banyak bila bahan penahan semakin tebal. Maka, intensitas yang
dihasilkan akan lebih rendah daripada intensitas radiasi yang dihitung dengan hukum
eksponensial. Pengaruh radiasi yang telah terhambur dikoreksi menggunakan koefisien build
up. Koefisien build up bergantung pada energi radiasi, tebal materi yang dilewati dan geometri
sumber radiasi. Tentu saja koefisien build up tersebut merupakan nilai yang lebih besar dari 1,
dan cenderung bertambah bila bahan penahannya semakin tebal. Karena materi bernomor atom
besar memiliki koefisien penyerapan massa yang besar terhadap radiasi gamma dan rapat
jenisnya pada umumnya tinggi, maka materi seperti ini dapat menahan radiasi gamma secara
efisien. Dengan mempertimbangkan sifat dan penggunaannya yang mudah, materi yang
digunakan sebagai bahan penahan gamma misalnya timbal, besi, beton kongkrit. Selanjutnya,
penahanan sinar-X hampir sama seperti gamma, tetapi karena berenergi rendah, maka bahan
penahan yang digunakan cukup tipis saja.

4. Penahanan sinar-X

Apabila partikel beta berkecepatan tinggi melaju menembus materi, maka intensitas
sinar-X yang diperoleh dari pemancaran akan menjadi besar dan sebanding dengan nomor atom
target. Semakin tinggi energi sinar-X, maka semakin besar penyebarannya ke arah depan.
Energi sinar-X sebanding dengan arah penyebarannya. Pada zat radioaktif tertentu sinar-X
dapat terbentuk di dalam zat itu sendiri. Sehingga pada zat radioaktif tersebut diperlukan
penahan untuk sinar-X terutama pada jenis zat radioaktif pemancar radiasi beta berenergi tinggi
yang juga disertai dengan pemancaran radiasi gamma. Dari hal tersebut, dapat diketahui bahwa
untuk bahan penahan zat radioaktif yang dapat memancarkan radiasi beta berenergi tinggi,
sebaiknya digunakan timbal yang memiliki lapisan materi bernomor atom kecil di bagian
dalamnya misalnya plastik atau aluminium

2020 Fisika Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 http://www.mercubuana.ac.id
5. Penahanan radiasi neutron

Sama seperti radiasi gamma, neutron berkurang energinya secara eksponensial sebanding
dengan tebal bahan penahan, oleh karena itu dapat dipakai koefisien build up. Tampang lintang
reaksi neutron bergantung pada jenis bahan penahannya. Pada reaksi penangkapan neutron
berenergi rendah, biasanya diperlukan tampang lintang yang luas. Kadmium dan boron
memiliki tampang lintang yang luas, sehingga dengan bahan yang tipis dari unsur tersebut
neutron berenergi rendah dapat ditahan. Dalam penahanan neutron berkecepatan tinggi,
digunakan cara penangkapan setelah kecepatan neutron berkurang karena hamburan elastis.
Untuk mengurangi kecepatan neutron secara efisien, digunakan unsur ringan misalnya
hidrogen dalam parafin atau air sebagai bahan pengurang kecepatan (moderator). Perlu
dipertimbangkan juga penahanan radiasi sekunder seperti radiasi gamma yang dipancarkan saat
terjadi reaksi penangkapan neutron berenergi rendah karena telah berkurang kecepatannya.

6. Labirin

Radiasi gamma yang terhambur bergantung pada jarak terhadap permukaan dinding
penghambur, bahan dinding dan lain-lain, sehingga intensitas pancaran radiasinya menjadi jauh
lebih kecil. Hal ini menunjukkan bahwa labirin sangat berpengaruh terhadap penahanan
gamma.. Efek penahanan labirin pada radiasi neutron tidak sebesar radiasi gamma.

Efek labirin pada ruang radiasi

2020 Fisika Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


13 http://www.mercubuana.ac.id
APLIKASI TEKNIK SIPIL UNTUK PROTEKSI RADIASI
Material Beton penahan radiasi yang menggunakan agregat barit dan bahan campur
fly ash
Beton sebagai bahan konstruksi semakin luas penggunaannya, sejalan dengan
berkembangnya teknologi beton dewasa ini, mulai dari konstruksi ringan sampai konstruksi
berat dan konstruksi yang khusus. Penggunaan beton pada konstruksi yang khusus misalnya
terdapat pada pembangunan struktur-struktur yang berhubungan dengan radiasi, seperd di
bidang kedokteran nuklir, pusat penelitian nuklir, dan fasilitasfasilitas nuklir lainnya. Struktur
penahan radiasi dapat menggunakan berbagai tipe beton. Sifat-sifat yang dibutuhkan dari beton
penahan radiasi adalah beton hams memiliki kandungan hidrogen tinggi, yang digunakan untuk
menangkap neutron cepat, beton juga harus mempunyai daya tahan terhadap tegangan panas
yang diakibatkan panas dari penangkapan neutron, dan beton hams mempunyai massa yang
padat, yang berguna untuk mengatenuasi sinar gamma. Diketahui bahwa kemampuan beton
menyerap sinar gamma, proporsional terhadap densitasnya, ketebalan perisai/penahan bisa
dikurangi bila mempergunakan beton dengan densitas tinggi. Beton dengan densitas tinggi
dapat diperoleh dengan menggunakan materialmaterial yang mempunyai berat jenis tinggi
sebagai pengganti agregat biasa, seperti Barit (BaS04), Hematit (Fe2O3), Magnetit (FeFe2O4),
Gutit (HFeO2), Ilmenit (FeTiO3), dan bahan lain yang sejenis. Dengan memperhatikan hal
diatas, penelitian ini dimaksud untuk mengetahui sifat-sifat mekanik dan untuk mengetahui
pengaruh dari peradiasian pada beton barit (sebagai beton berat) yang menggunakan admixture
fly ash. Penggunaan fly ash di sini diharapkan dapat meningkatkan kerapatan beton, oleh karena
partikelpartikel fly ash yang sangat kecil (lebih kecil dari partikel-partikel semen) dapat
mengisi rongga-rongga yang ada, sehingga penyerapan beton barit terhadap radiasi juga
meningkat.

(Sumber : : http://lib.ui.ac.id/bo/uibo/detail.jsp?id=20238759&lokasi=lokal)

2020 Fisika Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


14 http://www.mercubuana.ac.id
Desain Bangunan
Base on Structural Shielding Design and Evaluation for Megavoltage X- and Gamma-
Ray Radiotherapy Facilities

Adapun desain ruangan yang harus dimiliki pada setiap instalasi radiologi meliputi ukuran
ruangan minimal ruangan radiasi sinar-x adalah panjang 4 meter, lebar 3 meter, tinggi 2,8
meter. Ukuran tersebut tidak termasuk ruang operator dan kamar ganti pasien. Tebal dinding
suatu ruangan radiasi sinar-x sedemikian rupa sehingga penyerapan radiasinya setara dengan
penyerapan radiasi dari timbal setebal 2 mm. Tebal dinding yang terbuat dari beton dengan
rapat jenis 2,35 gr/cc adalah 15 cm. Tebal dinding yang terbuat dari bata dengan plester adalah
25 cm. Pintu dan Jendela. Pintu serta lobang-lobang yang ada di dinding (misal lobang stop
kontak, dll) harus diberi penahan-penahan radiasi yang setara dengan 2 mm timbal. Di depan
pintu ruangan radiasi harus ada lampu merah yang menyala ketika meja kontrol pesawat
dihidupkan (BAPETEN, 2012).

2020 Fisika Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


15 http://www.mercubuana.ac.id
References
Muslim. (2006). Konsep Dasar Fisika. Bandung: UPI Press.

Zemansky, Sears. (1982). Fisika untuk Universitas Mekanika, Panas, Bunyi. Bina Cipta,
Jakarta.
Frederick J. Bueche(1989).Teori dan Soal-soal Fisika, Alih Bahasa B. Darmawan, Seri Buku
Schaum, Penerbit Erlangga, Jakarta..
Serway, Jewett (2009). Fisika untuk Sains dan Teknik, , Salemba Teknika, Jakarta.

P.A, T. (1998). Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta: Erlangga.

Structural Shielding Design and Evaluation for Megavoltage X- and Gamma-Ray


Radiotherapy Facilities

2020 Fisika Teknik Pusat Bahan Ajar dan eLearning


16 http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai