FISIKA TEKNIK
Konsep kalor atau panas berkaitan dengan
Perpindahan Panas Secara Radiasi
05
Teknik Teknik Sipil FISTEK2020 Tim Dosen Fisika Teknik
Abstract Kompetensi
Kalor merupakan salah satu bentuk energi, yang Agar Mahasiswa dapat menjelaskan
dapat mengakibatkan perubahan suhu maupun konsep kalor atau panas berkaitan
perubahan wujud zat. Dalam Bab inipun dibahas dengan perpindahan panas radiasi
mengenai konsep kalor atau panas berkaitan dengan
perpindahan panas radiasi
Radiasi
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) (2008), menyatakan bahwa Radiasi adalah
pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam bentuk panas, partikel atau gelombang
elektromagnetik/cahaya (foton) dari sumber radiasi. Ada beberapa sumber radiasi yang kita
kenal di sekitar kehidupan kita, contohnya adalah televisi, lampu penerangan, alat pemanas
makanan (microwave oven), komputer, dan lain-lain. Radiasi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik atau disebut juga dengan foton adalah jenis radiasi yang tidak mempunyai
massa dan muatan listrik. Misalnya adalah gamma dan sinar-X, dan juga termasuk radiasi
tampak seperti sinar lampu, sinar matahari, gelombang microwave, radar dan handphone.
United States Nuclear Regulatory Commision (NRC) adalah salah satu sumber
informasi resmi yang dijadikan standar di beberapa negara untuk penetapan garis pedoman
pada proteksi radiasi. NRC telah menyatakan bahwa dosis individu terpapar radiasi maksimal
adalah
Sv atau 5 rem/tahun. Walaupun NRC adalah badan resmi yang berkenaan dengan batas
pencahayaan ionisasi radiasi, namun ada kelompok lain yang juga merekomendasikan hal
serupa. Salah satu kelompok tersebut adalah National Council on Radiation Protection (NCRP),
yang merupakan kelompok ilmuwan pemerintah yang rutin mengadakan pertemuan untuk
membahas riset radiasi terbaru dan mengupdate rekomendasi mengenai keamanan radiasi.
Menurut NCRP (2009), tujuan dari proteksi radiasi adalah :
1) Mencegah radiasi klinis yang penting, dengan mengikuti batas dosis minimum yang tidak
melebihi 50 mSv (5 rem) per tahun.
2) Membatasi resiko terhadap kanker dan efek kelainan turunan pada masyarakat.
Maximum Allowable Dose Index (MADI) menyatakan bahwa dosis maksimum yang
diijinkan adalah jumlah maksimum penyerapan radiasi yang sampai pada seluruh tubuh
individu, atau sebagai dosis spesifik pada organ tertentu yang masih dipertimbangkan aman.
Aman dalam hal ini berarti tidak adanya bukti bahwa individu mendapatkan dosis maksimal
yang telah ditetapkan, dimana cepat atau lambat efek radiasi tersebut dapat membahayakan
tubuh secara keseluruhan atau bagian tertentu.
Perpindahan panas yang timbul karena Radiasi
Energi radiasi dikeluarkan oleh benda karena temperatur, yang dipindahkan melalui
ruang antara, dalam bentuk gelombang elektromagnetik Bila energi radiasi menimpa suatu
bahan, maka sebagian radiasi dipantulkan(refleksi) , sebagian diserap(absorption) dan sebagian
diteruskan(transmisi) seperti gambar diatas. Sedangkan besarnya laju energi :
Q/t = e σ AT4
dimana :
Q/t = laju perpindahan panas (W)
σ = konstanta boltzman (5,669.10-8W/m2.K4)
A = luas permukaan benda (m2)
T = suhu absolut benda (K)
Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2007 tentang Keselamatan Radiasi Pengion dan
Keamanan Sumber Radioaktif menyatakan bahwa Petugas Proteksi Radiasi (PPR) adalah
petugas yang ditunjuk oleh Pemegang Izin dan oleh BAPETEN dinyatakan mampu
melaksanakan perkerjaan yang berhubungan dengan Proteksi Radiasi.
Perka BAPETEN No. 1 Tahun 2010 tentang Kesiapsiagaan dan Penaggulangan
Kedaruratan Nuklir menyatakan bahwa, keselamatan radiasi adalah tindakan yang dilakukan
untuk melindungi pasien, pekerja, anggota masyarakat dan lingkungan hidup dari bahaya
radiasi. Sedangkan proteksi radiasi adalah tindakan yang dilakukan untuk mengurangi
pengaruh radiasi yang merusak akibat paparan radiasi. Paparan radiasi merupakan penyinaran
radiasi yang diterima oleh manusia atau materi, baik disengaja atau tidak, yang berasal dari
radiasi interna maupun eksterna.
Dari segi ilmiah dan teknik, ruang lingkup proteksi radiasi meliputi:
1) Pengukuran fisika berbagai jenis radiasi dan zat radioaktif.
2) Menentukan hubungan antara tingkat kerusakan biologi dengan dosis radiasi yang diterima
organ/jaringan.
3) Penelaahan transportasi radionuklida di lingkungan.
4) Melakukan desain terhadap perlengkapan kerja, proses dan sebagainya untuk
mengupayakan keselamatan radiasi baik di tempat kerja maupun lingkungan.
PENAHAN RADIASI
Karena radiasi alpha memiliki jangkauan pancaran yang pendek, maka radiasi alpha
dapat ditahan menggunakan materi yang sangat tipis. Misalnya Polonium-212 yang merupakan
pemancar radiasi alpha berenergi tertinggi (10,55 MeV). Di dalam suatu materi, jarak tembus
radiasi alpha tidak lebih dari 11,6 cm, dan karena jarak tembus di dalam air menjadi 1/500 dari
jarak tembus di udara, maka pada penahanan pemancar alpha yang berenergi kurang lebih 10
MeV, semuanya dapat diserap oleh air setebal 0,2 mm atau cukup menggunakan selembar
kertas tebal.
Meskipun tidak sependek alpha, jangkauan radiasi beta juga pendek dan dapat ditahan
dengan bahan yang relatif tipis. Misalnya, radiasi beta berenergi 1 MeV dapat ditahan dengan
aluminium setebal 3,5 mm. Apabila radiasi beta yang berenergi tinggi mengalami penurunan,
akan dipancarkan sinar-X dengan atenuasi radiasi sepanjang jangkauan pancarannya. Terhadap
sinar X tersebut juga harus dilakukan penahanan. Semakin besar nomor atom suatu materi,
semakin mudah terjadi atenuasi, sehingga untuk penahanan radiasi beta dapat digunakan
lembar plastik dengan tebal 1,0-1,5 mm. Penahanan radiasi positron sama seperti pada radiasi
beta, namun yang terpenting dalam penahanan radiasi ini tidak terbentuk radiasi gamma yang
merupakan penggabungan antara radiasi positron dengan elektron.
Jika radiasi gamma dengan intensitas tertentu menembus bahan penahan, maka
intensitas radiasinya akan berkurang secara eksponensial sebanding dengan tebal bahan
penahan. Koefisien pengurangan intensitas radiasi gamma yang berenergi antara 1-3 MeV tidak
berubah karena tebal bahan, sehingga dapat dianggap bahwa kemampuan penahanan hanya
berkaitan dengan rapat jenis materi.
4. Penahanan sinar-X
Apabila partikel beta berkecepatan tinggi melaju menembus materi, maka intensitas
sinar-X yang diperoleh dari pemancaran akan menjadi besar dan sebanding dengan nomor atom
target. Semakin tinggi energi sinar-X, maka semakin besar penyebarannya ke arah depan.
Energi sinar-X sebanding dengan arah penyebarannya. Pada zat radioaktif tertentu sinar-X
dapat terbentuk di dalam zat itu sendiri. Sehingga pada zat radioaktif tersebut diperlukan
penahan untuk sinar-X terutama pada jenis zat radioaktif pemancar radiasi beta berenergi tinggi
yang juga disertai dengan pemancaran radiasi gamma. Dari hal tersebut, dapat diketahui bahwa
untuk bahan penahan zat radioaktif yang dapat memancarkan radiasi beta berenergi tinggi,
sebaiknya digunakan timbal yang memiliki lapisan materi bernomor atom kecil di bagian
dalamnya misalnya plastik atau aluminium
Sama seperti radiasi gamma, neutron berkurang energinya secara eksponensial sebanding
dengan tebal bahan penahan, oleh karena itu dapat dipakai koefisien build up. Tampang lintang
reaksi neutron bergantung pada jenis bahan penahannya. Pada reaksi penangkapan neutron
berenergi rendah, biasanya diperlukan tampang lintang yang luas. Kadmium dan boron
memiliki tampang lintang yang luas, sehingga dengan bahan yang tipis dari unsur tersebut
neutron berenergi rendah dapat ditahan. Dalam penahanan neutron berkecepatan tinggi,
digunakan cara penangkapan setelah kecepatan neutron berkurang karena hamburan elastis.
Untuk mengurangi kecepatan neutron secara efisien, digunakan unsur ringan misalnya
hidrogen dalam parafin atau air sebagai bahan pengurang kecepatan (moderator). Perlu
dipertimbangkan juga penahanan radiasi sekunder seperti radiasi gamma yang dipancarkan saat
terjadi reaksi penangkapan neutron berenergi rendah karena telah berkurang kecepatannya.
6. Labirin
Radiasi gamma yang terhambur bergantung pada jarak terhadap permukaan dinding
penghambur, bahan dinding dan lain-lain, sehingga intensitas pancaran radiasinya menjadi jauh
lebih kecil. Hal ini menunjukkan bahwa labirin sangat berpengaruh terhadap penahanan
gamma.. Efek penahanan labirin pada radiasi neutron tidak sebesar radiasi gamma.
(Sumber : : http://lib.ui.ac.id/bo/uibo/detail.jsp?id=20238759&lokasi=lokal)
Adapun desain ruangan yang harus dimiliki pada setiap instalasi radiologi meliputi ukuran
ruangan minimal ruangan radiasi sinar-x adalah panjang 4 meter, lebar 3 meter, tinggi 2,8
meter. Ukuran tersebut tidak termasuk ruang operator dan kamar ganti pasien. Tebal dinding
suatu ruangan radiasi sinar-x sedemikian rupa sehingga penyerapan radiasinya setara dengan
penyerapan radiasi dari timbal setebal 2 mm. Tebal dinding yang terbuat dari beton dengan
rapat jenis 2,35 gr/cc adalah 15 cm. Tebal dinding yang terbuat dari bata dengan plester adalah
25 cm. Pintu dan Jendela. Pintu serta lobang-lobang yang ada di dinding (misal lobang stop
kontak, dll) harus diberi penahan-penahan radiasi yang setara dengan 2 mm timbal. Di depan
pintu ruangan radiasi harus ada lampu merah yang menyala ketika meja kontrol pesawat
dihidupkan (BAPETEN, 2012).
Zemansky, Sears. (1982). Fisika untuk Universitas Mekanika, Panas, Bunyi. Bina Cipta,
Jakarta.
Frederick J. Bueche(1989).Teori dan Soal-soal Fisika, Alih Bahasa B. Darmawan, Seri Buku
Schaum, Penerbit Erlangga, Jakarta..
Serway, Jewett (2009). Fisika untuk Sains dan Teknik, , Salemba Teknika, Jakarta.