Anda di halaman 1dari 12

“SEBAB-SEBAB KORUPSI DI INDONESIA”

Dosen Pengampu : Drs.H Kamaruddin, SE.,MM


Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Mata Kuliah : PANCASILA DAN ANTI KORUPSI

OLEH :

ANISHYA AULIA ZAHRA


1215.21.0024

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) NATUNA
T/A 2021-2022

i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum.wr.wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “SEBAB-SEBAB KORUPSI
DI INDONESIA" tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikut
beliau hingga akhir zaman. Aamiin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini di kemudian hari. Penulis juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya. Aamiin.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Ranai, 08 NOVEMBER 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………… I

Daftar Isi …………………………………………………………………………. Ii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang …………………………………………………………… 1


B. Rumusan Masalah ……………………………………………………….. 2
C. Tujuan Penulis …………………………………………………………… 2

Bab II Pembahasan

A. Pengertian Korupsi …………………...................……………………...... 3


B. Ciri-Ciri Korupsi....................................................................…………....... 3
C. Factor-Faktorpenyebab Korupsi................................................................... 4
D. Pelaku Tindak Korupsi…………........................…………………...….......
6

Bab III Penutup

A.Kesimpulan ……………………………………………………………………. 8

B.Saran ………………………………………………………………………….... 8

Daftar Pustaka..........................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Korupsi merupakan tindakan seseorang yang menyalahgunakan kepercayaan
dalam suatu masalah atau organisasi untuk mendapatkan keuntungan. Korupsi
merupakan suatu kejahatan luar biasa (extra ordinary crime) yang telah tumbuh
seiring dengan perkembangan peradaban manusia.

Menurut Pengertian Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang


Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi mengartikan bahwa Korupsi adalah Setiap
orang yang dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya
diri sendiri, menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara
atau perekonomian negara.”

Tindak pidana korupsi di Indonesia hingga saat ini menjadi salah satu
penyebab terpuruknya sistem perekonomian bangsa yang dibuktikan dengan
semakin meluasnya tindak pidana korupsidalam masyarakat dengan melihat
perkembangannya yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Meningkatnya
tindak pidana korupsi yang tidak terkendali akan membawa sisi negatif, tidak
hanya terhadap kehidupan perekonomian nasional denganmerugikan kondisi
keuangan negara, namun juga melanggar hak-hak sosial dan ekonomipada
kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya. Hal ini disebabkan karena
korupsi di Indonesia terjadi secara sistematik dan meluas dengan kurangnya
pertanggungjawaban pidana yang seharusnya dilakukan oleh pelaku tindak pidana
terkait.

Tindak pidana korupsi dalam jumlah besar berpotensi merugikan keuangan


negara sehingga dapat mengganggu sumber daya pembangunan dan

1
membahayakan stabilitas politik suatu negara. Korupsi juga dapat diindikasikan
sebagai alasan timbulnya bahaya terhadap keamanan umat manusia, karena telah
merambah ke dunia pendidikan, kesehatan, penyediaan sandang pangan rakyat,
keagamaan, dan fungsi-fungsi pelayanan sosial lain. Dalam penyuapan di dunia
perdagangan, baik 2 yang bersifat domestik maupun transnasional, korupsi jelas-
jelas telah merusak mental pejabat.Demi mengejar kekayaan, para pejabat negara
tidak takut melanggar hukum negara.Kasus-kasus tindak pidana korupsi sulit
diungkap karena para pelakunya terkait dengan wewenang atau kekuasaannya
yang dimiliki.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, terdapat beberapa
permasalahan yang penting untuk dibahas, yaitu :

1. Apa pengertian korupsi?


2. apa sajakah ciri-ciri korupsi?
3. Apasajakah faktor penyebab korupsi?
4. siapakah pelaku tindak korupsi
C. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah sebagai sarana pengetahuan umum tentang
tindak pidana korupsi bagi pembaca agar dapat mengetahui apa yang harus
dilakukan bila menemukan suatu tindak pidana korupsi yang terjadi pada
masyarakat disekitar kita.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin “corruptio” atau corruptus. Menurut
para ahli bahasa, corruptio berasal dari kata corrumpere, suatu kata dari Bahasa
Latin yang lebih tua. Kata tersebut kemudian menurunkan istilah corruption,
corrups (Inggris), corruption (Perancis), corruptie/korruptie (Belanda) dan
korupsi (Indonesia).

Korupsi adalah menggunakan kewenangan publik untuk mendapatkan


keuntungan atau manfaat indifidu. Ada pula yang menyebut korupsi adalah
mengambil bagian yang bukan menjadi haknya. Definisi lain, korupsi adalah
mengambil secara tidak jujur perbendaharaan milik publik atau barang yang
diadakan dari pajak yang dibayarkan masyarakat untuk kepentingan
memperkaya dirinya sendiri. Korupsi juga berarti tingkah laku yang
menyimpang dari tugas-tugas resmi suatu jabatan secara sengaja untuk
memperoleh keuntungan berupa status kekayaan atau uang untuk perorangan,
keluarga dekat atau kelompok sendiri.
B. Ciri-Ciri Korupsi
Menurut Evi Hartanti SH dalam bukunya menyebutkan bahwa ciri-ciri
korupsi adalah sebagai berikut:
1. Suatu pengkhianatan terhadap kepercayaan. Seseorang yang di berikan
amanah seperti pemimpin yang menyalahgunakan wewenangnya untuk
kepentingan pribadi, golongan, taua kelompoknya.
2. Penipuan terhadap badan pemerintah, lembaga swasta, atau masyarakat
umumnya. Usaha untuk memperoleh keuntungan dengan
mengatasnamakan suatu lembaga tertentu seperti penipuan memperoleh
hadian undian dari suatu perusahaan, padahal perusahaan yang
sesungguhnya tidak menyelenggarakan undian.

3
3. Dengan sengaja melalaikan kepentingan umum untuk kepentingan khusus.
Contohnya, mengalihkan anggaran keuangan yang semestinya untuk
kegiatan sosial ternyata di gunakan untuk kegiatan kampanye partai
politik.
4. Di lakukn dengan rahasia, kecuali dalam keadaan dimana orang-orang
yang berkuasa atau bawahannya menganggapnya tidak perlu. Korupsi
biasanya di lakukan tersembunyi untuk menghilangkan jejak
penyimpangan yang di lakukannya.
5. Melibatkan lebih dari satu orang atau pihak. Beberapa jenis korupsi
melibatkan adanya pemberi dan penerima
6. Adanya kewajiban dan keuntungan bersama, dalam bentuk uang atau yang
lain. Pemberi dan penerima suappada dasarnya bertujuan mengambil
keuntungan bersama.
7. Terpusatnya kegiatan korupsi pada mereka yang mengkehendaki
keputusan yang pasti dan mereka yang dapat memengaruhinya. Pemberian
suap pada kasus melibatkan petinggi Mahlkamah Konstitusi bertujuan
memengaruhi keputusnnya.
8. Adanya usaha untuk menutupi perbuatan korup dalam bentuk pengesahan
hokum. Adanya upaya melemahkan lembaga pemberantasan korupsi
melalui produk hokum yang di hasilkan suatu Negara atas inisiatif oknum-
oknum tertentu di pemerintahan.
C. Faktor Penyebab Korupsi
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya korupsi, baik berasal dari dalam
diri pelaku atau dari luar pelaku. Faktor penyebab korupsi antara lain :

1. Faktor Politik
Politik merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi. Hal ini dapat
dilihat ketika terjadi instabilitas politik, kepentingan politis para pemegang
kekuasaan, bahkan ketika meraih dan mempertahankan kekuasaan.

4
Perilaku korup seperti menyuap, politik uang merupakan fenomena yang
sering terjadi. Menurut Susanto korupsi pada level pemerintahan adalah
dari sisi penerimaan, pemerasan uang suap, pemberian perlindungan,
pencurian barang-barang publik untuk kepentingan pribadi, tergolong
korupsi yang disebabkan oleh konstlelasi politik.
2. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi juga merupakan salah satu penyebab terjadinya korupsi.
Hal ini dapat dijelaskan dari pendapatan atau gaji yang tidak mencukupi
kebutuhan. Selain rendahnya gaji atau pendapatan, banyak aspek ekonomi
lain yang menjadi penyebab terjadinya korupsi, di antaranya adalah
kekuasaan pemerintah yang dibarengi dengan faktor kesempatan bagi
pegawai pemerintah untuk memenuhi kekayaan mereka dan kroninya.
Terkait faktor ekonomi dan terjadinya korupsi, banyak pendapat
menyatakan bahwa kemiskinan merupakan akar masalah
korupsi.pernyataan tidak benar sepenuhnya, sebab banyak korupsi yang
dilakukan oleh pemimpin Asia dan Afrika, dan mereka tidak tergolong
orang miskin. Dengan demikian korupsi bukan disebabkan oleh
kemiskinan, tapi justru sebaliknya, kemiskinan disebakan oleh korupsi.
3. Faktor Organisasi
Organisasi dalam hal ini adalah organisasi yang luas, termasuk sistem
pengorganisasian lingkungan masyarakat. Organisai yang menjadi korban
korupsi atau dimana korupsi terjadi biasanya memberi andil terjadinya
korupsi karena membuka peluang atau kesempatan untuk melakukan
korupsi.
Aspek-aspek terjadinya korupsi dari sudut pandang organisasi meliputi:
(a) kurang adanya teladan dari pemimpin (b) tidak adanya kultur
organisasi yang benar, (c) sistem akuntabilitas dalam instansi kurang

5
D. Pelaku Tindak Pidana Korupsi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pelaku adalah orang yang melakukan
suatu perbuatan. Jadi dapat disimpulkan bahwa Pelaku Tindak Pidana adalah
orang yang melakukan perbuatan atau rangkaian perbuatan yang dapat dikenakan
hukuman pidana. 26 Menurut KUHP, macam pelaku yang dapat dipidana terdapat
pada pasal 55 dan 56 KUHP, yang berbunyi sebagai berikut:

1. Pasal 55 KUHP Dipidana sebagai pembuat sesuatu perbuatan pidana:


a. Mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang
turut serta melakukan perbuatan. b. Mereka yang dengan memberi atau
menjanjikan sesuatu, dengan menyalahgunakan kekuasaan atau
martabat, dengan kekerasan, ancaman atau penyesatan, atau dengan
memberi kesempatan, sarana atau keterangan, sengaja menganjurkan
orang lain supaya melakukan perbuatan. c. Terhadap penganjur, hanya
perbuatan yang sengaja yang dianjurkan sajalah yang diperhitungkan,
beserta akibat-akibatnya.
2. Pasal 56 KUHP. Dipidana sebagai pembantu sesuatu kejahatan :
Mereka yang dengan sengaja memberi bantuan pada waktu kejahatan
dilakukan.Mereka yang dengan sengaja memberi kesempatan, sarana,
atau keterangan untuk melakukan kejahatan.

Pada ketentuan Pasal 55 KUHP disebutkan perbuatan pidana, jadi baik


kejahatan maupun pelanggaran yang di hukum sebagai orang yang melakukan
disini dapat dibagi atas 4 macam, yaitu :

1. Pleger Orang ini ialah seorang yang sendirian telah mewujudkan


segala elemen dari peristiwa pidana. 27
2. Doen plegen Disini sedikitnya ada dua orang, doen plegen dan pleger.
Jadi bukan orang itu sendiri yang melakukan peristiwa pidana, akan

6
tetapi ia menyuruh orang lain, meskipun demikian ia dipandang dan
dihukum sebagai orang yang melakukan sendiri peristiwa pidana.
3. Medpleger Turut melakukan dalam arti kata bersama-sama
melakukan, sedikitdikitnya harus ada dua orang, ialah pleger dan
medpleger. Disini diminta, bahwa kedua orang tersebut semuanya
melakukan perbuatan pelaksanaan, jadi melakukan elemen dari
peristiwa pidana itu. Tidak boleh hanya melakukan perbuatan
persiapan saja, sebab jika demikian, maka orang yang menolong itu
tidak masuk medpleger, akan tetapi dihukum sebagai medeplichtige.
4. Uitlokker Orang itu harus sengaja membujuk melakukan orang lain,
sedang membujuknya harus memakai salah satu dari jalan seperti
yang disebutkan dalam Pasal 55 ayat (2), artinya tidak boleh memakai
jalan lain.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Korupsi adalah suatu tindak perdana yang memperkaya diri yang secara
langsung merugikan negara atau perekonomian negara. Jadi, unsur dalam
perbuatan korupsi meliputi dua aspek. Aspek yang memperkaya diri dengan
menggunakan kedudukannya dan aspek penggunaan uang Negara untuk
kepentingannya.Adapun penyebabnya antara lain, ketiadaan dan kelemahan
pemimpin,kelemahan pengajaran dan etika, kolonialisme, penjajahan rendahnya
pendidikan, kemiskinan, tidak adanya hukuman yang keras, kelangkaan lingkungan
yang subur untuk perilaku korupsi, rendahnya sumber daya manusia, serta struktur
ekonomi.Korupsi dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu bentuk, sifat,dan
tujuan.Dampak korupsi dapat terjadi di berbagai bidang diantaranya, bidang
demokrasi, ekonomi, dan kesejahteraan negara. 

B. Saran
Pemiskinan koruptor memang mendapat sambutan positif dari banyak kalangan.
Namun perlu dipertimbangkan lagi mengenai pelaksanaannya. Saran yang dapat
penulis sumbangkan, yaitu:

1. Perlu adanya rekonseptualisasi mengenai konsep pemiskinan koruptor.


Rekonseptualisasi dengan memberikan arahan yang jelas bagi penegak hukum
mengenai konsep pemiskinan koruptor, sehingga pelaksanaan pemiskinan koruptor
dapat dijalankan sebagai suatu terobosan hukum yang memberikan efek jera dalam
tindak pidana korupsi.

2. Perlu adanya suatu gerakan yang mendorong pelaksanaan pemiskinan koruptor.


Contohnya seperti pendidikan, pemahaman, penjelasan, integritas dari para penegak
hukum agar para penegak hukum di Indonesia melaksanakan sanksi pidana
pemiskinan koruptor dalam upaya pembera ntasan tindak pidana korupsi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Lamintang, PAF dan Samosir, Djisman. 1985. Hukum Pidana Indonesia


.Bandung : Penerbit Sinar Baru.

Muzadi, H. 2004. MENUJU INDONESIA BARU, Strategi Pemberantasan


Tindak Pidana Korupsi. Malang : Bayumedia Publishing.

Pujiyono, Kumpulan Tulisan Hukum Pidana, (Bandung: Mandar Maju,


2007)

Saleh, Wantjik. 1978. Tindak Pidana Korupsi  Di Indonesia . Jakarta :


GhaliaIndonesia

Satjipto Rahardjo, Membedah Hukum Progresif, (Jakarta: Kompas, 2006)

Anda mungkin juga menyukai