Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PMKP

INSTALASI RAWAT INAP


TRIWULAN I
( JANUARI, FEBRUARI, MARET )
TAHUN 2019
LAPORAN PMKP UNIT INSTALASI RAWAT INAP
TRIWULAN I (JANUARI, PEBRUARI, MARET) TAHUN 2019

I. PENDAHULUAN

Aktivitas upaya peningkatan mutu dan keselamatan pasien di RSUD


Ngimbang sejak tahun 2017 mulai mengacu kepada standar akreditasi rumah
sakit internasional ( Joint Commission Acreditation ) yang disadur oleh Komite
Akreditasi Rumah Sakit. Komite PMKP sebagai komite yang diberi tugas
sebagai pusat monitoring dan koordinasi kegiatan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien di rumah sakit perlu menterjemahkan standar – standar
tersebut dalam rencana – rencana kegiatan yang praktis untuk mendukung
tercapainya target dari standar yang ada.
Dalam rangka mendukung program PMKP yang mulai berjalan di
RSUD Ngimbang, maka laporan tiap unit sangat dibutuhkan dalam rangka
menunjang pelayanan yang bermutu dan mengutamakan keselamatan
pasien. Keberhasilan program PMKP sangat membutuhkan dukungan dari
semua unit tidak terkecuali INSTALASI RAWAT INAP.
II. INDIKATOR MUTU UNIT INSTALASI RAWAT INAP

CAPAIAN
N STANDAR KETERANGA
INDIKATOR JANUAR PEBRUAR MARE
O T N
I I T

Pemberi pelayanan di rawat


1 100% 100% 100% 100% TERCAPAI
inap

Kepatuhan pemberian label


2 obat high alert di ruang 100% 100% 100% 100% TERCAPAI
rawat inap
Penegakan diagnosis
tuberculosis melalui
3 100% 100% 100% >60% TERCAPAI
pemeriksaan mikrokospik
tubercolis di rawat inap
TIDAK
4 Jam visite dokter spesialis 73% 79% 83% 100%
TERCAPAI
Tidak adanya kejadian
5 pasien jatuh yang berakibat 100% 100% 100% 100% TERCAPAI
kecelakaan / kematian
Angka ketidaklengkapan
asesment awal medis dalam TIDAK
6 7,8% 9,7% 10,7% 0%
24 jam pada pasien rawat
inap TERCAPAI

Angka kejadian tertusuk


7 0% 0% 0% 0% TERCAPAI
jarum

Aspirin diresepkan untuk


pasien dengan AMI saat
8 100% 100% 100% 100% TERCAPAI
pulang/
keluar rumah sakit
Kepatuhan prosedur
pemberian obat dengan
prinsip readback 40,30 TIDAK
9 44,3% 34% 100%
dari petugas rawat inap %
kepada DPJP ditanda
tangani TERCAPAI
III. URAIAN INDIKATOR MUTU UNIT INSTALASI RAWAT INAP

1. Pemberi pelayanan di rawat inap

Pemberi pelayanan di rawat inap


100% 100% 100%
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Analisa:
Indikator mutu 1 unit INSTALASI RAWAT INAP yaitu Pemberi
pelayanan di rawat inap pada TRIWULAN I tahun 2019 sudah
mencapai standart yang ditentukan yaitu 100% dengan rincian bulan
JANUARI capaian 100%,PEBRUARI capaian 100% dan bulan
MARET juga 100%.

Rencana Tindak Lanjut:


Pertahankan Pemberi pelayanan di rawat inap.
2. Kepatuhan pemberian label obat high alert di ruang rawat inap.

Kepatuhan pemberian label obat high alert di ruang rawat


inap
100% 100% 100%
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Analisa:
Indikator mutu 2 unit INSTALASI RAWAT INAP yaitu Kepatuhan
pemberian label obat high alert di ruang rawat inap mencapai
standart yang ditentukan yaitu 100%. dengan rincian bulan JANUARI
capaian 100 %,PEBRUARI capaian 100% dan bulan MARET juga
100%.

Rencana tindak lanjut :


Pertahankan kepatuhan pemberian label obat high alert di ruang
rawat inap.
3. Penegakan diagnosis tuberculosis melalui pemeriksaan
mikrokospik tubercolis di rawat inap

Penegakan diagnosis tuberculosis melalui pemeriksaan


mikrokospik tubercolis di rawat inap
100% 100% 100%
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Analisa:
Indikator mutu 3 unit INSTALASI RAWAT INAP yaitu Penegakan
diagnosis tuberculosis melalui pemeriksaan mikrokospik tubercolis di
rawat inap sudah mencapai standart yang ditentukan yaitu > 60%
dengan rincian bulan JANUARI capaian 100%,PEBRUARI capaian
100% dan bulan MARET juga 100%.

Rencana tindak lanjut:


Pertahankan penegakan diagnosis tuberculosis melalui pemeriksaan
mikrokospik tubercolis di rawat inap
.
4. Jam visite dokter spesialis

Jam visite dokter spesialis

100%
83%
90% 79%
73%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Analisa:
Indikator mutu 4 unit INSTALASI RAWAT INAP yaitu Jam visite dokter
spesialis tidak mencapai standart yang ditentukan yaitu 100% dengan
rincian bulan JANUARI capaian 73%,PEBRUARI capaian 79% dan bulan
MARET juga 83%.hal ini dikarenakan jadwal dokter yang telalu padat dan
dokter spesialis selain bertanggung jawab visite di IRNA juga memberikan
pelayanan di IRJA.

Rencana tindak lanjut:


 Bekerjasama dengan komite medik dan bidang pelayanan untuk
mengingatkan kembali ketepatan jam visite pada doter spesialis.
 Mengajukan penambahan SDM yaitu dokter spesialis.
5. Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat kecelakaan /
kematian

Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat


kecelakaan / kematian
100% 100% 100%
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Analisa:
Indikator mutu 5 unit INSTALASI RAWAT INAP yaitu Tidak adanya
kejadian pasien jatuh yang berakibat kecelakaan / kematian sudah
mencapai standart yang ditentukan yaitu 100 % dengan rincian bulan
JANUARI capaian 100%,PEBRUARI capaian 100% dan bulan
MARET juga 100%.

Rencana tindak lanjut:


Pertahankan Tidak adanya kejadian pasien jatuh yang berakibat
kecelakaan / kematian.
6. Angka ketidaklengkapan asesment awal medis dalam 24 jam
pada pasien rawat inap

Angka ketidaklengkapan asesment awal medis dalam 24 jam


pada pasien rawat inap

12% 11%
10%
10%
8%
8%

6%

4%

2%

0%

Analisa:
Indikator mutu 6 unit INSTALASI RAWAT INAP yaitu Angka
ketidaklengkapan asesment awal medis dalam 24 jam pada pasien rawat
inap tidak mencapai standart yang ditentukan yaitu 0% dengan rincian
bulan JANUARI capaian 7,8%,PEBRUARI capaian 9,7% dan bulan
MARET juga 10,7%.hal ini dikarenakan tingkat kesadaran dokter terutama
disiplin dokter untuk mengisi asesmen awal medis masih kurang.

Rencana tindak lanjut:


 Bekerjasama dengan komite medik dan bidang pelayanan untuk
mengingatkan kembali kedisiplinan dokter untuk melengkapi
asesmen awal medis pasien rawat inap.
 Mensosialisasikan kepada dokter bahwa asesment awal medis
pasien rawat inap harus diisi sesuai waktu yang ditentukan.
7. Angka kejadian tertusuk jarum

Angka kejadian tertusuk jarum

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10% 0% 0% 0%
0%

Analisa:
Indikator mutu 7 unit INSTALASI RAWAT INAP yaitu Angka kejadian
tertusuk jarum sudah mencapai standart yang ditentukan yaitu 0 %
dengan rincian bulan JANUARI capaian 0%,PEBRUARI capaian 0%
dan bulan MARET juga 0%.

Rencana tindak lanjut:


Pertahankan angka kejadian tertusuk jarum tidak pernah terjadi
8. Aspirin diresepkan untuk pasien dengan AMI saat pulang/ keluar
rumah sakit

Aspirin diresepkan untuk pasien dengan AMI saat pulang/


keluar rumah sakit
100% 100% 100%
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Analisa:
Indikator mutu 8 unit INSTALASI RAWAT INAP yaitu Aspirin
diresepkan untuk pasien dengan AMI saat pulang/ keluar rumah sakit
sudah mencapai standart yang ditentukan yaitu 100 % dengan rincian
bulan JANUARI capaian 100%,PEBRUARI capaian100% dan bulan
MARET juga 100%.

Rencana tindak lanjut:


Pertahankan Aspirin diresepkan untuk pasien dengan AMI saat
pulang/ keluar rumah sakit
9. Kepatuhan prosedur pemberian obat dengan prinsip readback
dari petugas rawat inap kepada DPJP ditanda tangani

Kepatuhan prosedur pemberian obat dengan prinsip


readback dari petugas rawat inap kepada DPJP ditanda
tangani

100%
90%
80%
70%
60% 44%
50%
40%
34%
40%
30%
20%
10%
0%

Analisa:
Indikator mutu 9 unit INSTALASI RAWAT INAP yaitu Kepatuhan
prosedur pemberian obat dengan prinsip readback dari petugas rawat
inap kepada DPJP ditanda tangani tidak mencapai standart yang
ditentukan yaitu 100% dengan rincian bulan JANUARI capaian
44,3%,PEBRUARI capaian 34% dan bulan MARET juga 40,3%.hal ini
dikarenakan tingkat kesadaran dokter terutama untuk untuk membaca
ulang SBAR dan menandatanganinya masih kurang.

Rencana tindak lanjut:


 Bekerjasama dengan komite medik dan bidang pelayanan untuk
mengingatkan kembali kedisiplinan dokter untuk me readback SBAR
dan menandatanganinya.
 Mensosialisasikan kepada dokter bahwa SBAR harus dibaca ulang
dan ditandatangani.
Inti dari permasalah indikator mutu yang ada di unit INSTALASI
RAWAT INAP pada TRIWULAN I tahun 2019, dari 9 indikator 6 indikator
sudah mencapai standart yang ditentukan dan 3 indikator yang belum
mencapai standart, sehingga dilakukan PDSA.

PDSA indikator 4. Jam visite dokter spesialis

 Plan (P) : Sosialisasikan jam visite dokter spesialis kepada DPJP


Koordinasi dengan komite medik dan bidang pelayanan
untuk mengingatkan ketepatan jam visite dokter
spesialis
 Do (D) : mensosialisasikan jam visite dokter spesialis kepada DPJP
Koordinasi dengan komite medik dan bidang pelayanan
untuk mengingatkan ketepatan jam visite dokter spesialis
 Study (S): Dari hasil visite DPJP dalam 1 bulan ada beberapa
hari yang tidak tepat waktu visite.
 Action (A): Melaporkan evaluasi ke komite medis dan bagian
pelayanan tentang visite doter.
PDSA indikator 6. Angka ketidaklengkapan asesment awal medis dalam
24 jam pada pasien rawat inap

 Plan (P) : kerjasama dengan komite medik dan bidang pelayanan


untuk mengingatkan kembali kedisiplinan dokter untuk
melengkapi asesmen awal medis pasien rawat inap.
Sosialisasikan kepada dokter bahwa asesment awal medis pasien
rawat inap harus diisi sesuai waktu yang ditentukan.
 Do (D) : Bekerjasama dengan komite medik dan bidang pelayanan
untuk mengingatkan kembali kedisiplinan dokter untuk melengkapi
asesmen awal medis pasien rawat inap.
Mensosialisasikan kepada dokter bahwa asesment awal medis
pasien rawat inap harus diisi sesuai waktu yang ditentukan.
 Study (S): Dari hasil rekam medis didapatkan asesment awal
medis rawat inap beberapa tidak lengkap.
 Action (A): Melaporkan evaluasi ke komite medis dan bagian
pelayanan tentang tentang angka ketidaklengkapan asesment
awal medis dalam 24 jam pasien rawat inap .
PDSA indikator 9. Kepatuhan prosedur pemberian obat dengan prinsip
readback dari petugas rawat inap kepada DPJP ditanda tangani

 Plan (P) : Kerjasama dengan komite medik dan bidang pelayanan


untuk mengingatkan kembali kedisiplinan dokter untuk me readback
SBAR dan menandatanganinya.

Sosialisasikan kepada dokter bahwa SBAR harus dibaca ulang dan


ditandatangani.

 Do (D) : bekerjasama dengan komite medik dan bidang pelayanan


untuk mengingatkan kembali kedisiplinan dokter untuk me readback
SBAR dan menandatanganinya.

Mensosialisasikan kepada dokter bahwa SBAR harus dibaca ulang


dan ditandatangani.

 Study (S): Dari jumlah instruksi verbal DPJP dalam SBAR


sebagian besar belum di readback dan ditandatangani DPJP
 Action (A): Melaporkan ke komite medis dan bagian pelayanan
tentang tentang angka evaluasi kepatuhan prosedur pemberian
obat dengan prisip readback dari petugas rawat inap kepada
DPJP ditandatangani pencapaianya jauh dari standart .
IV. LAPORAN INSIDENSI

N Jenis
Insiden Tipe Insiden Grading
o Insiden
1. - -

Tidak ada kejadian insidensi di unit INSTALASI RAWAT INAP pada


TRIWULAN I tahun 2019.

V. PENUTUP
Demikian laporan ini dibuat, masih banyak kekurangan dalam
pelaksanaan dan pelaporan indikator mutu unit. Mengharap dukungan dari
pimpinan RS dalam penerapan semua indikator unit di CSSD dan
loundry. Semoga laporan ini dapat dijadikan masukan untuk rencana
kegiatan RS selanjutnya.

Ngimbang, 8 APRIL 2019


Kepala INSTALASI RAWAT INAP

dr.Sri Maryati

Anda mungkin juga menyukai