Anda di halaman 1dari 30

PENGARUH EDUKASI PENGGUNAAN MASKER TERHADAP

PENCEGAHAN COVID-19 DI KELURAHAN MAPANGET

BARAT, KECAMATAN MAPANGET

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH :

TESALONIKA KARUNDENG
NIM : 1814201291

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA

FAKULTAS KEPERAWATAN

MANADO

2021

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Muncul di penghujung tahun 2019 dan mulai masuk ke Indonesia

pada awal tahun 2020, virus corona semakin merajalela. Tak hanya di

negara asalnya yaitu Tiongkok, negara-negara lain di Asia bahkan Eropa

juga sedang berjuang melawan ganasnya virus yang mematikan ini,

termasuk di negara Indonesia. Di Kabupaten Boyolali sendiri, kasus

masyarakat yang terpapar covid-19 juga semakin meningkat. Menurut

informasi resmi dari Pemerintah Boyolali per tanggal 4 Agustus 2020,

angka kumulatif kasus covid-19 mencapai 226 kasus. Sebanyak 144 orang

dirawat, 73 orang sembuh, dan 9 orang meninggal dunia.

Kementrian Kesehatan RI menyebutkan bahwa penularan virus ini

dapat secara langsung dari orang yang terpapar dan mengeluarkan

percikan cairan saat batuk maupun bersin atau secara tak langsung melalui

benda-benda yang terkena percikan cairan orang yang terpapar. Penularan

juga bisa melalui udara. Setelah mencari informasi dari beberapa

penduduk di Kecamatan Mapanget tepatnya di Mapanget Barat ada juga

beberapa orang yang positif terpapar Virus Corona dan juga daerah

disekitarnya. Hal ini tentunya menjadi suatu keresahan tersendiri untuk

warga .
Masih tingginya penyebaran virus ditengah masyarakat

menandakan masih tingginya risiko penularan, dibuktikan dengan masih

tingginya jumlah kasus Covid-19 setiap harinya. Kurangnya tingkat

penggunaan masker menjadi salah satu faktor penyebab penyumbang

kasus dikarenakan sudah banyak yang mulai tidak menaati protokol

kesehatan seperti tidak menggunakan masker mulai dari kegiatan sehari-

hari dalam berpapasan dengan orang lain dan penggunaan masker yang

tidak di anjurkan seperti masker bahan skuba.

Untuk itu dilakukannya penelitian ini yaitu untuk memberikan

edukasi tentang penggunaan masker di masyarakat Kelurahan Mapanget

Barat sebagai upaya pencegahan penularan virus Corona yang diharapkan

mampu meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berperan dalam

melakukan anjuran pemerintah untuk meminimalisir terinfeksinya Covid-

19.

B. Rumusan Masalah

Apakah ada pengaruh dilaksanakan edukasi penggunaan masker terhadap

pencegahan Covid-19 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh edukasi penggunaan masker yang benar

terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap masyarakat sebagai

upaya pencegahan Covid-19 di Keluarahan Mapanget Barat.

2. Tujuan Khusus

1) Mengidentifikasi penggunaan masker pada masyarakat di

Kelurahan Mapanget Barat

2) Mengidentifikasi kasus Covid-19 pada masyarakat di Kelurahan

Mapanget Barat

3) Menganalisis pengetahuan dan sikap masyarakat di Kelurahan

Mapanget Barat setelah dilaksanakan edukasi penggunaan masker

yang benar

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat disumbangkan untuk perkembangan ilmu

serta dapat menjadi acuan dan salah satu sumber informasi bagi

penelitian selanjutnya.

2. Bagi Lokasi Penelitian

Sebagai informasi bagi masyarakat untuk menambah pengetahuan

keluarga dalam menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

di kehidupan sehari-hari.

3. Bagi Peneliti lanjutan


Peneliti dapat memperluas wawasan serta menjadi pengalaman yang

sangat berharga dalam mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh

selama pendidikan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Masyarakat

1. Pengertian Masyarakat

Banyak deskripsi yang dituliskan oleh para pakar mengenai pengertian

masyarakat. Dalam bahasa Inggris dipakai istilah society yang berasal dari

kata Latin socius, berarti “kawan”. Istilah masyarakat sendiri berasal dari

akar kata Arab syaraka yang berarti “ikut serta, berpartisipasi”.

Masyarakat adalah sekumpulan manusia saling “bergaul”, atau dengan

istilah ilmiah, saling “berinteraksi” (Koentjaraningrat, 2009: 116).

Menurut Phil Astrid S. Susanto (1999: 6), masyarakat atau society

merupakan manusia sebagai satuan sosial dan suatu keteraturan yang

ditemukan secara berulangulang, sedangkan menurut Dannerius Sinaga

(1988: 143), masyarakat merupakan orang yang menempati suatu wilayah

baik langsung maupun tidak langsung saling berhubungan sebagai usaha


pemenuhan kebutuhan, terkait sebagai satuan sosial melalui perasaan

solidaritas karena latar belakang sejarah, politik ataupun kebudayaan yang

sama. Dari beberapa pengertian tersebut, dapat dimaknai bahwa

masyarakat merupakan kesatuan atau kelompok yang mempunyai

hubungan serta beberapa kesamaan seperti sikap, tradisi, perasaan dan

budaya yang membentuk suatu keteraturan. Adapun macam-macam

masyarakat yaitu:

a. Masyarakat modern

Masyarakat modern merupakan masyarakat yang sudah tidak

terikat pada adat-istiadat. Adat-istiadat yang menghambat

kemajuan segera ditinggalkan untuk mengadopsi nila-nilai baru

yang secara rasional diyakini membawa kemajuan, sehingga

mudah menerima ide-ide baru (Dannerius Sinaga, 1988: 156).

b. Masyarakat tradisional

Masyarakat tradisional merupakan masyarakat yang masih terikat

dengan kebiasaan atau adat-istiadat yang telah turun-temurun.

Keterikatan tersebut menjadikan masyarakat mudah curiga

terhadap hal baru yang menuntut sikap rasional, sehingga sikap

masyarakat tradisional kurang kritis (Dannerius Sinaga, 1988:

152). Menurut Rentelu, Pollis dan Shcaw yang dikutip dalam (P. J

Bouman. 1980: 53) masyarakat tradisional merupakan masyarakat

yang statis tidak ada perubahan dan dinamika yang timbul dalam

kehidupan.
B. Konsep Covid-19

1. Pengertian Virus Corona

Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus

2 (SARS-CoV-2) adalah virus yang menyerang sistem

pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID

19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan ringan pada sistem

pernapasan, infeksi paru-paru yang berat, hingga kematian. Severe acute

respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang lebih dikenal

dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang

menular ke manusia. Walaupun lebih bayak menyerang lansia, virus ini

sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga

orang dewasa, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui. Selain virus SARS-

CoV-2 atau virus Corona, virus yang juga termasuk dalam kelompok ini

adalah virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan

virus penyebab Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Meski

disebabkan oleh virus dari kelompok yang sama, yaitu coronavirus,

COVID-19 memiliki beberapa perbedaan dengan SARS dan

MERS, antara lain dalam hal kecepatan penyebaran dan keparahan gejala.

Masa inkubasi Covid-19 masih terus diteliti oleh para ahli karena virus

corona yang memicu penyakit ini merupakan jenis baru. Badan Kesehatan

Dunia atau WHO menyebutkan masa inkubasi corona mencapai 1-14 hari.
Tapi WHO juga menemukan banyak kasus Covid-19 dengan masa

inkubasi cuma 5 hari.

2. Etiologi Virus Corona

Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus,

yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian

besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan

sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan

infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory

Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Ada

dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia.

Namun, kemudian diketahui bahwa virus Corona juga menular dari

manusia ke manusia.

Seseorang dapat tertular COVID-19 melalui berbagai cara, yaitu:

1) Droplets atau tetesan cairan yang berasal dari batuk dan bersih

2) Kontak pribadi seperti menyentuh dan berjabat tangan

3) Menyentuh benda atau permukaan dengan virus di atasnya, kemudian

menyentuh mulut, hidung, atau mata sebelum mencuci tangan

4) Kontaminasi tinja (jarang terjadi)

3. Gejala Covid-19
Secara umum, ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang

terinfeksi virus Corona, yaitu: Demam, batuk kering atau batuk tidak

berdahak dan sesak napas.

4. Klasifikasi

Tujuh tipe klasifikasi virus Corona yang bisa menginfeksi manusia

adalah :

1) 229E (alpha coronavirus)

2) NL63 (alpha coronavirus)

3) OC43 (beta coronavirus)

4) HKU1 (beta coronavirus)

5) MERS-CoV (beta coronavirus yang menyebabkan Sindrom Pernafasan

di Timur Tengah, atau MERS)

6) SARS-CoV (beta coronavirus yang menyebabkan Sindrom Pernafasan

Akut Parah, atau SARS)

7) SARS-CoV-2 (CoV baru atau COVID-19). Nama SARS-CoV-2

diberikan untuk mengidentifikasikan famili virus.

Klasifikasi Kasus Covid-19 untuk masyarakat :

1) Orang Tanpa Gejala (OTP)

Orang tanpa gejala yang memiliki kontak dengan kasus positif

(Isolasi diri dirumah)

2) Orang Dalam Pemantauan (ODP)

Orang yang memiliki gejala ringan, dan membutuhkan pemeriksaan


(Isolasi diri dirumah)

3) Pasien Dalam Pengawasan (PDP)

Pasien yang meemiliki gejala ringan/sedang/berat yang memiliki

riwayat perjalanan/kontak dan membutuhkan pemeriksaan

(Ringan : Isolasi diri dirumah, Sedang : Rawat di RS Darurat, Berat :

Rawat di RS Rujukan)

4) Konfirmasi

Pasien yang terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan positif

(Ringan : Isolasi diri dirumah, Sedang : Rawat di RS Darurat, Berat :

Rawat di RS Rujukan)

5. Komplikasi Covid-19

Pada kasus yang parah, infeksi COVID-19 bisa menyebabkan komplikasi

serius berupa: Edema paru, Gagal napas akut, Pneumonia, Gagal jantung

akut, Gagal hati akut, Infeksi sekunder pada organ lain, Gagal ginjal,

Gangguan pembekuan darah, Rhabdomyolysis, ARDS (acute respiratory

distress syndrome), Syok septik, Kematian. Selain itu, saat ini muncul

istilah long haul COVID-19. Istilah ini merujuk kepada seseorang yang

sudah dinyatakan sembuh melalui hasil pemeriksaan PCR yang sudah

negatif, namun tetap merasakan keluhan seperti lemas, batuk, nyeri sendi,

nyeri dada, sulit berkonsentrasi, jantung berdebar, atau demam yang hilang

timbul.

6. Diagnosis Covid-19
Untuk menentukan apakah pasien terinfeksi COVID-19, dokter akan

menanyakan gejala yang dialami pasien, riwayat perjalanan pasien, dan

apakah sebelumnya pasien ada kontak dekat dengan orang yang diduga

terinfeksi COVID-19. Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan

berikut:

1) Rapid test, untuk mendeteksi antibodi (IgM dan IgG) yang diproduksi

oleh tubuh untuk melawan virus Corona

2) Tes PCR  (polymerase chain reaction) atau swab test,

untuk mendeteksi virus Corona di dalam dahak

3) CT scan atau Rontgen dada, untuk mendeteksi infiltrat atau cairan di

paru-paru

4) Tes darah lengkap, untuk memeriksa kadar sel darah putih dan C-

reactive protein

Perlu diketahui, rapid test pada COVID-19 hanya digunakan sebagai tes

skrining atau pemeriksaan awal, bukan untuk memastikan diagnosis

COVID-19. Hasil rapid test positif belum tentu menandakan Anda terkena

COVID-19. Anda bisa saja mendapatkan hasil positif bila pernah

terinfeksi virus lain atau coronavirus jenis lain. Sebaliknya, hasil rapid test

COVID-19 negatif juga belum tentu menandakan bahwa Anda terbebas

dari COVID-19. Oleh sebab itu, apa pun hasil rapid test Anda,

konsultasikan dengan dokter agar dapat diberikan pengarahan lebih lanjut,

termasuk perlu tidaknya mengonfirmasi hasil tes tersebut dengan tes PCR.

B. Konsep Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)


1. Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan

yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga

dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif

dalam kegiatan-kegiatan Kesehatan di masyarakat (Pusat Promosi

Kesehatan Kemenkes RI, 2016).

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah perilaku yang dilakukan

seorang untuk selalu memperhatikan kebersihan, kesehatan, dan

berperilaku sehat (Dinkes, 2006)

2. Tujuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan

kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat

berperan aktiv mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dalam

kehidupan sehari-hari.

3. PHBS dalam Tatanan Rumah Tangga

PHBS tatanan rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota

rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksananakan perilaku hidup

bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di

masyarakat. PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mencapai rumah

tangga sehat. Di rumah tangga, sasaran primer harus mempraktikkan

perilaku yang dapat menciptakan rumah tangga ber-PHBS, yang


mencakup persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, memberi bayi ASI

eksklusif, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih,

mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat,

memberantas jentik nyamuk, makan buah dan sayur setiap hari,

melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok di dalam rumah

(Permenkes Nomor 2269 Tahun 2011)

4. Indikator PHBS di Rumah Tangga

1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang

ditolong oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan tenaga

persalinan lainnya). Persalinan yang ditolong oleh tenaga

kesehatan diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan

bayi. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan akan lebih

menjamin keselamatan ibu maupun bayi.

2. Memberi bayi ASI eksklusif

ASI eksklusif adalah memberikan ASI saja tanpa memberi

makanan dan minuman lain kepada bayi sejak lahir sampai usia 6

bulan. ASI banyak mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh

tubuh. Bayi yang diberikan ASI tidak sering sakit karena ASI

mengandung kekebalan seperti leukosit 4000/ml, mengandung

IgA.

3. Menimbang bayi dan balita setiap bulan


Tujuannya adalah agar balita yang dimaksud dapat dipantau

pertumbuhannya setiap bulan dari usia 1 tahun sampai 5 tahun di

Posyandu. Menimbang balita setiap bulan maka dapat diukur

pertumbuhannya. Menimbang berat badan juga merupakan

skrining atau deteksi penyimpangan tumbuh kembang.

4. Menggunakan air bersih Air

Adalah kebutuhan dasar setiap makhluk hidup untuk melakukan

aktivitasnya. Air dipergunakan sehari-hari untuk minum, memasak,

mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur,

mencuci pakaian, dan sebagianya. Oleh karena itu, air yang

digunakan harus bersih, agar tidak terkena penyakit atau terhindar

dari penyakit. Air bersih secara fisik dapat dibedakan melalui

indera kita, antara lain (dapat dilihat,dirasa, dicium, dan diraba)

berikut merupakan syaratsyarat air bersih secara fisik yaitu :

a. Air tidak berwarna harus bening/jernih

b. Air tidak keruh, harus bebas dari debu, pasir, sampah, busa, dan

kotoran lainnya

c. Air tidak berasa, tidak berasa asin, asam, payau, dan pahit, harus

terbebas dari bahan kimia beracun

d. Air tidak berbau, seperti bau amis, anyir, busuk atau belerang.

Manfaat menggunakan air bersih yaitu terhindar dari gangguan

penyakit seperti diare, kolera, disentri, thypus, kecacingan,


penyakit mata, kulit atau keracunan serta setiap anggota keluarga

terpelihara kebersihan dirinya.

 Terdapat cara untuk menjaga kebersihan sumber air bersih

yaitu:

a. Jarak letak sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan

sampah, paling sedikit 10 meter.

b. Sumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemar

c. Sumur gali, pompa, kran umum, dan mata air harus dijaga

bangunannya agar tidak rusak seperti lantai sumur sebaiknya kedap

air dan tidak boleh retak, bibir sumur harus diplester dan sumur

sebaiknya diberi penutup

d. Tidak ada genangan air di sekitar sumber air, bercak-bercak

kotoran,dan tidak berlumut pada lantai/dinding sumur.

5. Mencuci tangan pakai sabun

Mencuci tangan pakai sabun adalah tindakan membersihkan tangan

dengan air bersih mengalir dan memakai sabun untuk

membersihkan kotoran/membunuh kuman serta mencegah

penularan penyakit. Jika tangan kotor maka tubuh sangat berisiko

terhadap masuknya mikroorganisme yang menempel di tangan.

Cuci tangan dengan sabun dapat membunuh bakteri.

a. Waktu yang tepat untuk mencuci tangan

1) Setelah buang air besar


2) Sebelum makan dan menyuapi anak

3) Sebelum menyusui bayi

4) Setiap kali tangan kotor (setelah memegang uang, binatang,

berkebun, dan lain-lain)

5) Sebelum memegang makanan dan setelah makan

6) Setelah bersin, batuk dan membuang ingus

b. Manfaat mencuci tangan

1) Membunuh kuman penyakit yang ada di tangan

2) Mencegah penularan penyakit seperti diare, kolera, disentri,

typus, cacingan, penyakit kulit, ISPA, SARS

3) Tangan menjadi bersih dan bebas kuman

c. Cara mencuci tangan yang benar adalah sebagai berikut :

1) Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan menggunakan

sabun khusus anti bakteri

2) Menggosok tangan setidaknya selama 15 – 20 detik

3) Membersihkan bagian telapak tangan, pergelangan tangan,

punggung tangan, sela – sela jari dan kuku.

4) Membasuh tangan sampai bersih dengan air mengalir

5) Mengeringkan dengan handuk bersih


6) Menggunakan tisu atau handuk sebagai penghalang ketika

mematikan kran air.

6. Menggunakan jamban sehat

Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas

pembuangan kotoran manusia, yang terdiri atas tempat jongkok

atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa

(cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran

dan air bersih untuk membersihkannya. Jenis-jenis jamban yang

dianjurkan yaitu:

a. Jamban cemplung

Jamban yang penampungannya berupa lubang yang berfungsi

menyimpan kotoran/tinja dan meresapkan cairan kotoran/tinja ke

dalam tanah dan mengendapkan kotoran ke dasar lubang dan

diharuskan ada penutup

b. Jamban tangki

Jamban berbentuk leher angsa yang penampungannya berupa

tangki septik kedap air yang berfungsi sebagai wadah proses

penguraian kotoran manusia yang dilengkapi resapan. Penggunaan

jamban akan bermanfaat untuk menjaga lingkungan bersih, sehat

dan tidak berbau. Jamban mencegah pencemaran sumber air yang

ada di sekitarnya. Jamban yang sehat juga memiliki syarat seperti

tidak mencemari sumber air, tidak berbau, mudah dibersihkan,


penerangan, dan ventilasi yang cukup. Alasan harus menggunakan

jamban:

a. Menjaga lingkungan bersih, sehat, dan tidak berbau

b. Tidak mencemari sumber air yang ada di sekitarnya

c. Tidak mengundang lalat atau serangga yang dapat menjadi

penular penyakit diare, kolera, disentri, typus, cacingan, penyakit

saluran pencernaan, penyakit kulit dan keracunan.

 Syarat jamban sehat, yaitu :

a. Tidak mencemari sumber air minum ( jarak sumber air minum

dengan penampungan minimal 10 meter)

b. Tidak berbau

c. Kotoran tidak terjamah serangga dan tikus

d. Tidak mencemari tanah sekitar

e. Mudah dibersihkan dan aman digunakan

f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung

g. Penerangan dan ventilasi yang cukup

h. Lantai kedap air dan luas ruangan memadai

i. Tersedia air, sabun dan alat pembersih

Cara memelihara agar jamban sehat, yaitu :


a. Lantai jamban selalu bersih dan tidak ada genangan air

b. Bersihkan jamban secara teratur

c. Di dalam jamban tidak ada kotoran yang terlihat

d. Tidak ada serangga dan tikus yang berkeliaran

e. Tersedia alat pembersih dan air bersih

f. Bila ada kerusakan, segara perbaiki

7. Memberantas jentik nyamuk

Melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk di rumah satu kali

seminggu agar tidak terdapat jentik nyamuk pada tempat-tempat

penampungan air, vas bunga, pot bunga/alas pot bunga, wadah

penampungan air dispenser, wadah pembuangan air kulkas dan

barangbarang bekas/tempat-tempat yang bisa menampung air yang

dilakukan secara teratur setiap minggu. Pemberantasan sarang

nyamuk dengan cara 3M plus (menguras. menutup dan mengubur

plus menghindari gigitan nyamuk).

 Pemberantasan sarang nyamuk dengan cara 3M plus yaitu:

a. Menguras dan menyilat tempat-tempat penampungan air seperti

bak mandi, tatakan kulkas, alas/tatakan pot kembang


b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak

kontrol, lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung

air hujan

c. Mengubur atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat

menampung air seperti ban bekas, kaleng bekas, plastik-plastik

yang dibuang sembarangan.

d. Plus menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan

kelambu, memakai obat atau lotion yang dapat mencegah gigitan

nyamuk, menghindari kebiasaan menggantung pakaian dalam

kamar, mengupayakan pencahayaan dan ventilasi yang memadai,

menaburkan larvasida di tempat-tempat yang sulit dikuras,

memelihara ikan pemakan jentik di kolam/bak penampungan air,

dan menanam tanaman anti nyamuk.

8. Makan sayur dan buah setiap hari

Pilihan buah dan sayur yang bebas peptisida dan zat berbahaya

lainnya. Biasanya ciri-ciri sayur dan buah yang baik ada sedikit

lubang bekas dimakan ulat dan tetap segar. Anggota keluarga umur

10 tahun keatas mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi

sayuran atau sebaliknya setiap hari.

9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Semua anggota kelurga sebaiknya melakukan aktivitas fisik

minimal 30 menit setiap hari misalnya jalan, lari, senam, dan


sebagainya. Aktifitas fisik dilakukan secara teratur paling sedikit

30 menit dalam sehari, sehingga dapat menyehatkan jantung, paru-

paru, dan alat tubuh lainnya.

10. Tidak merokok didalam rumah

Tidak boleh merokok di dalam rumah dimaksudkan agar tidak

menjadikan anggota keluarga lainnya sebagai perokok pasif yang

berbahaya bagi kesehatan. Karena dalam satu batang rokok yang

dihisap akan dikeluarkan sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya

seperti nikotin, tar dan carbonmonoksida (CO). Perokok aktif

adalah orang yang mengkonsumsi rokok secara rutin dengan

sekecil apapun, walau hanya 1 batang dalam sehari; atau orang

yang menghisap rokok walau tidak rutin sekalipun atau sekedar

coba-coba dan cara menghisap rokok hanya sekedar

menghembuskan asap walau tidak diisap masuk ke dalam paru-

paru. Perokok pasif adalah orang yang bukan perokok tapi

menghirup asap rokok orang lain.

5. Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Kebijakan pembangunan kesehatan ditekankan pada upaya promotif dan

preventif agar orang yang sehat menjadi lebih sehat dan produktif. Pola

hidup sehat merupakan perwujudan paradigma sehat yang berkaitan

dengan perilaku perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat yang


berorientasi sehat dapat meningkatkan, memelihara, dan melindungi

kualitas kesehatan baik fisik, mental, spiritual maupun sosial.

BAB III

KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual penelitian adalah suatu uraian atau visualisasi

hubungan atau kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau

antara variabel yang satu dengan yang lain dari masalah yang ingin diteliti

(Notoatmodjo, 2012)

Variabel Independen Variabel

Edukasi Pelaksanaan Pengetahuan dan


Dependen
penggunaan edukasi sikap masyarakat di
masker yang benar penggunaan Kelurahan Map.Bart
masker yang setelah dilaksanakan
benar edukasi

Variable independen : Edukasi Penggunaan Masker, alat ukur SOP

Variable Dependen : Pencegahan Covid, alat ukur lembar observasi (baik ..)

Tabel 3.1
B. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah

Ha : Pemberian edukasi penggunaan masker yang benar dapat meningkatkan

pengetahuan dan sikap masyarakat sebagai upaya pencegahan Covid-19 di

Kelurahan Mapanget Barat Lingkungan III.

C. Definisi Operasional

Definisi operasional pada penelitian ini adalah penggunaan masker pada

masyarakat di tinjau dari pengetahuan dan sikap.

No Variable Definisi Operasional Alat Skala Skor


Ukur Ukur
1. Edukasi penggunaan Pemberian informasi Wawancara Ordinal
masker yang benar tentang penggunaan
masker yang benar
melalui metode
bimbingan dan
penyuluhan dengan
strategi memberikan
pengajaran lisan agar
dapat memberi
dorongan untuk tetap
menggunakan masker
selama masa pandemi

2. Pengetahuan Hasil tahu responden Kuesioner Ordinal 1. Benar : 1


masyarakat dalam terhadap edukasi 2. Salah : 0
penggunaan masker yang sudah diberikan
yg benar

3. Sikap masyarakat Kemampuan Lembar Ordinal Skala dikotomis:


setelah diberikan responden observasi 1. Ya
edukasi menerapkan hal-hal (Check list) 2. Tidak
yang telah
diedukasikan
Tabel 3.2

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasi Eksperiment

menggunakan rancangan one group pre test post test desain.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian : Pada rumah-rumah keluarga di Kelurahan Mapanget Barat

Lingkungan III.

2. Waktu Penelitian : Penelitian ini dilakukan pada tanggal 5 Oktober 2021

sampai dengan 15 Oktober 2021.


C. Populasi Dan Sample

1. Populasi

Populasi yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah seluruh

keluarga yang berada di Lingkungan III Kelurahan Mapanget Barat yang

berjumlah 20 KK (Keluarga).

2. Sample

Sample dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga (20 KK) yang

bertempat tinggal di Kelurahan Mapanget Barat khususnya di Lingkungan

III.

D. Instrumen Penelitian

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian yaitu pedoman

wawancara, kuesioner dan lembar observasi check list yang dilakukan secara

mendalam.

Untuk pedoman wawancara terdapat materi-materi mengenai mengedukasikan

penggunaan masker yang benar serta penularan virus Covid-19 yang cepat jika

tidak menggunakan masker

a. Pengertian, tanda dan gejala, dan penyebab Covid-19

b. Pencegahan tertular Covid-19 dengan penggunaan masker

c. Pengertian masker

d. Jenis masker yang dianjurkan

e. Langkah-langkah memakai dan melepas masker yang benar


Untuk kuesioner terdiri dari 10 pertanyaan dan lembar observasi terdiri dari 10

pertanyaan checklist.

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam studi kasus ini menggunakan metode

wawancara, kuesioner dan lembar observasi.

a. Wawancara

Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data

secara lisan dari responden atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan

wawancara (Setiadi, 2007: 170).

b. Kuesioner

Kuesioner adalah cara pengumpulan informasi dalam jumlah besar yang relatif murah,

cepat dan efisien. Dengan kuesioner kita juga bisa mendapatkan data dari sampel orang

banyak. Pengumpulan datanya juga relatif cepat karena peneliti tidak perlu hadir pada

saat pengisian kuesioner. 

c. Lembar Observasi

Metode Checklist adalah salah satu metode informal observasi dimana observer

sudah menentukan indikator perilaku yang akan di observasi dari subjek dalam

satu tabel.

F. Pengumpulan Data

1. Tahap Persiapan
Sebelum melakukan penelitian perlu adanya persiapan meliputi :

a. Menentukan masalah dan mengajukan judul kepada pembimbing

b. Menyusun proposal penelitian

c. Mengurus surat-surat perizinan

d. Melakukan survey kembali di tempat penelitian

e. Menjelaskan kepada calon-calon responden tentang penelitian yang

akan dilakukan dan bila bersedia diperkenankan mengisi inform

consent

f. Menyiapkan materi (edukasi) yang akan disampaikan

g. Pembagian kuesioner kepada responden untuk disi semua

pertanyaan yang ada di dalamnya

h. Pengumpulan data, dan setelah data terkumpul dilakukan analisa

data

i. Penyusunan laporan hasil penelitian

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah mendapatkan surat pengantar dari Fakultas, selanjutkan peneliti

terlebih dahulu mendapatkan pesetujuan atau izin dari tempat penelitian

yaitu dari Kepala Kelurahan Mapanget Barat serta menjelaskan maksud

dan tujuan penelitian. Sebelum pengumpulan data, sebelum peneliti

menjelaskan kepada setiap responden mengenai data yang didapatkan

nanti akan terjamin kerahasiaannya agar komunikasi atau wawancara nanti


dapat terlaksana dengan baik dan lancar serta data-data yang diperoleh

lebih akurat.

G. Pengolahan Data

Sistem pengolahan data yang digunakan yaitu sebagai berikut :

a. Pemeriksaan Data (editing data)

Data yang telah dikumpulan diperiksa segera mungkin berkenaan dengan

ketepatan dan kelengkapan jawaban, sehingga memudahkan pengolahan

selanjutnya.

b. Pemberian skor (scoring)

c. Tabusi (tabulating)

Selanjutnya dilakukan pengolahan data kedalam suatu tabel menurut sifat-

sifat yang dimiliki yang mana sesuai dengan tujuan penelitian ini,

kemudian data dianalisa melalui penghitungan statistik dan menjumlahkan

hasil perhitungan melalui komputerisasi.

H. Analisis Data

Analisa Bivariat, dilakukan untuk melihat pengaruh antara variabel

dependen dengan variable independen, menggunakan uji Chi-square untuk

mengetahui apakah ada pengaruh setelah dilaksanakan edukasi penggunaan

masker yang benar di Kelurahan Mapanget Barat.

REVISI: UJI T / BEDA

I. Etika Penelitian
Hidayat (2007) etika penelitian keperawatan sangat penting karena penelitian

keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, sehingga perlu

memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan responden

penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent tersebut

diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan

untuk menjadi responden. Tujuan informed consent adalah agar subjek mengerti

maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika subjek bersedia,

mereka harus menandadatangani lembar persetujuan. Jika responden tidak

bersedia, maka peneliti harus menghormati hak pasien.

2. Tanpa nama (Anonimity)

Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama

responden dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Peneliti memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan

kepada pihak yang terkait dengan peneliti.


DAFTAR PUSTAKA

Anik Maryunani, 2013. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Jakarta : Trans Info
Media
Anggraeni, D.M & Saryono (2013). Metode penelitian kwantitaf dan kwalitatif
Dalam Bidang Kesehatan, Yogjakarta: Nuha Medika.
Hidayat A.A. 2007. Metode penelitian keperawatan dan teknik analisa data.
Penerbit Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai