Disusun oleh :
Kelompok 3
Pertama-tama kami panjatkan puja dan puji syukur atas rahmat dan ridho Allah
SWT, karena berkat rahmatNya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
selesai tepat waktu.
Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Aszrul AB, S.Kep, Ns, M.Kep
selaku dosen pengampu K3 & Safety Patien yang membimbing kami dalam pengerjaan
tugas makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang
selalu setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah
ini.
Tiada gading yang tak retak. Makalah yang kami susun ini pun tak luput dari
kesalahan.Karena dari itu, kami memohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini
masih terdapat kekurangan. Kami meminta kritik dan saran dari pembaca demi
tercapainya makalah yang lebih sempurna lagi kedepannya.
Penulis
DAFTAR ISI
Sampul
Kata Pengantar...........................................................................................................
Daftar Isi....................................................................................................................
Bab I Pendahuluan.....................................................................................................
Bab 2 Pembahasan............................................................................................
Bab 3 Kesimpulan..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
Pendahuluan
BAB II
Pembahasan
Limbah medis identik dengan limbah yang dihasilkan institusi kesehatan seperti
rumah sakit. Padahal, tidak semua limbah yang dihasilkan rumah sakit merupakan
limbah medis. Berikut limbah yang dihasilkan rumah sakit:
Limbah umum: limbah yang tidak membutuhkan penanganan khusus atau tidak
membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan misal bahan pengemas
Limbah patologis: terdiri dari jaringan-jaringan, organ, bagian tubuh, plasenta, bangkai
binatang, darah dan cairan tubuh
Limbah radioaktif: dapat berfase padat, cair atau gas yang terkontaminasi dengan
radionuklisida
Limbah kimiawi: dapat berupa padatan, cairan atau gas misalnya berasal dari prosedur-
prosedur medis. Pertimbangan terhadap limbah ini dapat ditinjau dari sudut: toksik,
korosif, mudah terbakar (flammable), reaktif (eksplosif, reaktif terhadap air, dan shock
sensitive), genotoxic (carcinogenic, mutagenic, teratogenic dan lain-lain), misalnya obat-
obatan cytotoxic. Limbah kimiawi yang tidak berbahaya adalah seperti gula, asam- asam
animo
Benda-benda tajam yang biasa digunakan dalam kegiatan rumah sakit: jarum suntik,
syring, gunting, pisau, kaca pecah, gunting kuku dan sebagainya yang dapat
menyebabkan orang tertusuk (luka) dan terjadi infeksi. Benda-benda ini mungkin
terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi atau bahan citotoksik
Limbah farmasi (obat-obatan): obat-obatan dan bahan kimiawi yang dikembalikan dari
ruangan pasien isolasi, atau telah tertumpah, kadaluwarsa atau terkontaminasi
Limbah citotoksik: bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan obat
citotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi citotoksik
Kontainer di bawah tekanan: seperti yang digunakan untuk peragaan atau pengajaran,
tabung yang mengandung gas dan aerosol yang dapat meledak bila diinsinerasi atau bila
mengalami kerusakan karena kecelakaan, misalnya tertusuk.
Limbah berpotensi menularkan penyakit (infectious): mengandung mikroorganisme
patogen yang bila terpapar dengan manusia akan dapat menimbulkan penyakit. Misalnya
jaringan dan stok dari agen-agen infeksi dari ruang bedah, dari autopsi pasien yang
mempunyai penyakit menular , dari pasien yang diisolasi, atau materi yang berkontak
dengan pasien (tabung, filter, serbet, jarumsuntik, sarung tangan)
Tahap awal dalam pengelolaan limbah medis adalah melakukan pencegahan pada
sumbernya. Upaya pencegahan pencemaran dan minimisasi limbah yang sering dikenal
dengan Produksi Bersih (Cleaner Production) akan memberikan keuntungan bagi
pengelola dan lingkungan. Dengan berkurangnya jumlah limbah yang harus
dimusnahkan dengan incinerator maka akan mengurangi jumlah biaya operasionalnya
dan akan mengurangi emisi yang dikeluarkan ke lingkungan. Berikut adalah beberapa
upaya dalam melakukan pencegahan timbulan limbah:
- Pelaksanaan House Keeping yang baik, dengan menjaga kebersihan lingkungan,
mencegah terjadinya ceceran bahan. Dengan pelaksanaan good house keeping yang
baik di laboratorium dan kamar rawat akan menghindarkan terjadinya ceceran bahan
kimia ataupun racikan obat.
- Pemakaian air yang efisien akan mengurangi jumlah air yang masuk kedalam
instalasi pengolahan limbah cair (IPLC).
- Pelaksanaan preventif maintenance, yang ketat akan menghindarkan terjadinya
kerusakan alat yang pada akhirnya dapat mengurangi jumlah limbah yang terjadi.
- Pengelolaan bahan-bahan atau obat-obatan yang tepat, rapi dan selalu terkontrol
sehingga tidak terjadi ceceran dan kerusakan bahan atau obat, berarti mengurangi
limbah yang terjadi.
Tahap selanjutnya terhadap limbah yang tidak bisa dihindari adalah langkah
segregasi atau pemilahan. Pemilahan dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan limbah
berdasarkan karakteristiknya. Limbah domestik harus terpisah dari limbah B3 ataupun
limbah infeksius. Hal ini bertujuan agar jumlah ataupun limbah yang harus ditreatmen
secara khusus (limbah B3) tidak terlalu besar (minimal). Limbah kimia dari laboratorium
dan sisa racikan obat harus memiliki tempat penampungan tersendiri agar tidak
mengkontaminasi limbah cair lainnya yang bukan limbah B3.
Tahap ketiga adalah pemanfaatan limbah. Limbah yang masih bisa dimanfaatkan
agar dipisahkan dari limbah yang tercemar oleh limbah B3 ataupun limbah infeksius.
Limbah domestik yang dapat didaur ulang ataupun dimanfaatkan harus dipisah dalam
tempat terpisah. Limbah domestik berupa kertas/karton, plastik, gelas dan logam masih
mempunyai nilai jual untuk di reuse. Begitu pula dengan limbah domestik berupa sampah
organik bisa untuk kompos. Limbah plastik bekas pengobatan lainnya seperti bekas infus
yang tidak terkontaminasi limbah B3 atau limbah infeksius dapat didaur ulang. Pada saat
ini hanya sekitar 19% limbah domestik dari rumah sakit yang sudah dimanfaatkan untuk
didaur ulang. Limbah berbahaya dan beracun sendiri tidak menutup kemungkinan untuk
dapat dimanfaatkan ataupun untuk direuse. Beberapa limbah kimia yang dapat
dimanfaatkan kembali antara lain adalah limbah radiologi seperti fixer dan developer
dengan dikirimkan ke pihak ke-3 yang berizin.
Adapun yang termasuk dengan limbah non medis adalah kertas, plastik, kaleng, sisa
makanan atau sampah yang tidak terkontaminasi darah dan cairan tubuh.
Kertas adalah benda berdimensi tipis yang terbuat dari serat pohon dan biasa digunakan
dalam kehidupan sehari-hari baik itu untuk menulis, menggambar, atau juga mencetak.
Plastik merupakan polimer; rantai panjang atom yang mengikat satu sama lain. Rantai ini
membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer". Plastik umumnya terdiri dari
polimer karbon saja atau dengan oksigen, nitrogen, chlorine atau belerang di tulang
belakang.
Kaleng adalah lembaran baja yang disalut timah. Bagi orang awan, kaleng sering
diartikan sebagai tempat wadah untuk minuman atau wadah yang terbuat dari logam dan
digunakan untuk mengemas makanan, minuman, atau produk lain. Dalam pengertian ini,
kaleng juga termasuk wadah yang terbuat dari aluminium.
Sampah makanan adalah makanan yang terbuang dan menjadi sampah. Definisi sampah
dapat dilihat dari berbagai sisi sehingga berbagai lembaga dan organisasi dapat
menggunakan definisi yang berbeda-beda mengenai sampah makanan ataupun makanan
yang terbuang.
pertama yaitu Pemilahan dan Pewadahan. Pewadahan limbah padat non-medis harus
dipisahkan dari limbah medis padat dan ditampung dalam kantong plastik warna hitam.
Syarat tempat pewadahan ini antara lain: Setiap tempat pewadahan limbah padat harus
dilapisi kantong plastik warna hitam sebagai pembungkus limbah padat dengan lambang
”domestik” warna putih Bila kepadatan lalat disekitar tempat limbah pada melebih 2 ekor
per-block grill, perlu dilakukan pengendalian.
Tahap kedua pengolahan limbah non medis merupakan tahap Pengumpulan,
Penyimpanan, dan Pengangkutan. Pada tahap ini jika ditempat pengumpulan sementara
tingkat kepadatan lalat lebih dari 20 ekor per-block grill atau tikus terlihat pada siang
hari, harus dilakukan pengendalian. Dalam keadaan normal harus dilakukan pengendalian
serangga dan binatang pengganggu yang lain minimal 1kali/bulan.
Tahap ketiga pengolahan limbah non medis merupakan tahap Pengolahan dan
Pemusnahan. Pengolahan dan pemusnahan limbah padat non-medis harus dilakukan
sesuai persyaratan kesehatan.
Bab III
Kesimpulan
Limbah medis merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan medis. Limbah medis ini
sangatlah berbahaya dan akan menimbulkan berbagai dampak negatif bila tidak ditangani dengan
baik. Berikut limbah yang dihasilkan rumah sakit, yaitu umum, patologis, radioaktif, kimiawi,
farmasi, citotoksik, dan infeksi.Sedangkan berikut beberapa jenis limbah biomedis, yaitu human
anatomical, tubuh hewan, laboratorium mikrobiologi, dan benda tajam.Berdasarkan wujudnya
limbah medis dibagi menjadi dua, yaitu padat dan cair.
Jika penanganan rumah tangga hanya dibedakan dalam sampah organik dan anorganik,
atau sampah kering dan sampah basah, maka penanganan limbah medis harus dibedakan
kedalam tiga kelompok yaitu limbah cair, limbah infeksus dan limbah noninfeksus.Limbah
medis rumah sakit merupakan limbah B3 (Bahan Berbahaya Beracun). Limbah rumah sakit jika
tidak tertangani dengan baik akan berdampak bagi manusia, mahluk hidup, serta lingkungan di
sekitar rumah sakit. Dampak tersebut dapat berupa pencemaran air, pencemaran daratan, serta
pencemaran udara yang mengurangi derajat kesehatan masyarakat.
Saat ini usaha rumah sakit dan pemerintah dalam upaya untuk menangani limbah medis
bermacam-macam bentuknya.Ada beberapa peraturan yang mengatur pengelolaan limbah medis,
diantaranya yaitu incinerator dan prisip 3R (Reuse, Recycle, Recovery).Setiap limbah medis
memiliki bahaya yang dapat menyerang pasien maupun petugas medis itu sendiri.Sehingga
petugas medis saat ini sudah dituntut untuk memiliki pengetahuan yang cukup mengenai limbah
medis, mulai dari jenisnya hingga pengelolaannya. Seiring berkembangnya teknologi dan
informasi, kesadaran para petugas medis dalam menangani limbah medis pun harus kian
meningkat.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.anneahira.com/limbah-medis.htm
http://www.scribd.com/doc/37312202/limbah-b3
http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=jenis+limbah+medis&source=web&cd=19&ved=0CFAQFjAIOAo&url=http
%3A%2F%2Fxa.yimg.com%2Fkq%2Fgroups%2F27209557%2F448086425%2Fname
%2FTugas%2BB%2BB3%2BKelompok
%2B5.docx&ei=gsLkTouOHoXVrQfb3oT7Bw&usg=AFQjCNH4j4Ub5Rpk9L4O0mkWnBAQ
p4G9qg
http://www.scribd.com/doc/49825062/limbah-medis
http://www.scribd.com/doc/33519413/Limbah-Medis-Dan-Kesehatan
http://www.proclean.co.id/index.php/cleaning-service-rumah-sakit
http://web.rshs.or.id/limbahrumahsakit/#:~:text=No.1204%2FMENKES%2FSK%2FX
%2F2004),pada%20tempat%20sampah%20berplastik%20hitam
https://radarsukabumi.com/kesehatan/rs-betha-medika/beragam-jenis-limbah-medis-dan-potensi-
bahayanya/#:~:text=Limbah%20non%20medis%20adalah%20limbah,terkontaminasi%20darah
%20dan%20cairan%20tubuh
http://manhut.fahutan.ipb.ac.id/bagaimana-kertas-dibuat/#:~:text=Kertas%20adalah%20benda
%20berdimensi%20tipis,%2C%20menggambar%2C%20atau%20juga%20mencetak
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Plastik
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kaleng
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Sampah_makanan
http://www.indonesian-publichealth.com/pengolahan-limbah-non-medis/