Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PENINGKATAN PROFESIONALISME PENDIDIK DAN TENAGA


KEPENDIDIKAN SERTA PENEMPATAN PERSONALIA SEKOLAH

Oleh :

Maria Marisa Murni

(17.31.6081)

Program Studi Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia

Unika St. Paulus Ruteng

2020/2021
BAB I

PENDAHULUAN

Pendidikan selalu memiliki korelasi positif terhadap kemajuan dan kualitas


suatu bangsa Pendidikan dalam bahasa yunani berasal dari kata pedagogik yaitu ilmu
menuntun anak. Dalam kamus besar bahasa indonesia pendidikan berasal dari kata dasar
didik (mendidik), yaitu memberi arah atau memberi latihan (ajaran atau pimpinan) mengenai
akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian : proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan, proses pembuatan, cara mendidik. Kihajar
Dewantara mengartikan pendidikan sebagai upaya untuk memajukan budi pekerti, pikiran
serta jasmani anak, agar dapat memajuka kesempurnaan hidup dan menghidupkan anak yang
selaras dengan alam dan masyarakatnya.

Guru merupakan komponen pendidikan yang sangat penting dalam kegiatan


belajar mengajar. Kedudukan guru merupakan posisi yang penting dalam dunia pendidikan,
khususnya di lembaga pendidikan formal. Kompetensi guru merupakan seperangkat
penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerja
secara cepat dan efektif. Sedangkan guru yang profesional adalah guru yang memiliki
kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga mampu melaksanakan
tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal. Guru adalah orang
yang berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Sudah selayaknya seorang guru diberikan
kesejahteraan berupa sertifikasi. Dapat dipahami bahwa sertifikasi proses poemberian
sertifikat pendidik kepada guru yang telah memenuhi persyaratan tertentu, yaitu memiliki
ualifikasi akademik, kompetensi, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan pendidikan nasional yang disertai dengan peningkatan kesejahteraan yang
layak.

Pengembangan profesional guru menjadi perhatian secara global, karena guru


memiliki peran dan tugas bukan hanya memberikan informasi-informasi ilmu pengetahuan
dan teknologi, melainkan juga membentuk sikap dan jiwa yang mampu bertahan dalam era
hiperkompetensi. Tugas guru adalah membantu peserta didik agar mampu melakukan
adaptasi terhadap berbagai tantangan kehidupan serta desakan yang berkmbang dalam dirinya
terutama dsalam mnghadapi era global seperti sekarang ini. Guru dalam menjalankan
profesinya dimungkinkan bertentangan dengan hati nuraninya, karena ia paham bagaimana ia
harus menjalankan profesinya karena tidak sesuai dengan kehendak pemberi petunjuk atau
atasan maka cara-cara para guru tidak dapat diwujudkan dalam tindakan nyata. Guru selalu
diintervensi. Tidak adanya kemandirian atau otonomi itulah yang mematikan profesi guru.

Setiap organisasi memiliki aktivitas-aktivitas pekerjaan tertentu dalam rangka


mencapai tujuan organisasi. Salah satu aktivitas tersebut adalah manajemen. Dengan melihat
unsur pekerjaan manajemen mengenai pemanfaatan sumber daya manusia maka timbul
unsur kelompok manusia yaitu manajemen personalia yang bersangkut paut dengan
pendayagunaan sumber manusia.sumber daya manusia di sekolah tidak lain adalah para guru
dan karyawan di sekolah, serta siswa dan masyarakat sekitar. pada prinsipnya yang dimaksud
denga personalia adalah orang-orang yang melaksanakan suatu tugas untuk mencapai tujuan.
Karena itu personel disekolah tentu saja meliputi guru yang disebut tenaga edukatif dan
unsur karyawan yang disebut tenaga administratif.Sekolah merupakan lembaga pendidikan
mempunyai tugas mendidik dan mengajar siswa yang masuk. Mendidik mempunyai arti
menyiapkan peserta didik menjadi dewasa yang mampu menyelesaikan tugas hidupnya
sendiri di masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENINGKATAN PROFESIONALISME TENAGA PENDIDIK DAN


KEPENDIDIKAN

Bila mengacu pada UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1,
yang dimaksud dengan tenaga pendidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri
dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. sementara pendidik adalah
tenaga pendidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar dan
sebutan lain sebagai kekhususannya, yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan.Pendidik dan tenaga penddikan merupakan pemangku
pendidikan yang menentukan wajah kualitas pendidikan. Untuk itu pemerintah melalui
sejumlah pengaturan mengatur dan menata profesionalisme pendidik dan tenaga
kependidikan. Melalui UU No 14 tahun 2005 trentang guru dan dosen, pemerintah mengatur
profesionalisme pendidik dengan menetapkan standar kualifikasi dan kompetensi yang harus
dimiliki pendidik untuk dapat disebut sebagai profesional.

Profesionalisme atau profesional berasal dari bahasa inggris berarti ahli, pakar dalam
bidang yang digeluti. Bila mengacu UU No 14 tahun 2005 profesional berarti pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma
tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Sedangkan prinsip profesionalitas yang harus
dipedomani oleh guru dan dosen sebagai salah satu unsur pemangku pendidikan yaitu:

1. Memiliki bakat,minat, panggilan jiwa dan idealisme


2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan
3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai dengan bidang
tugas
4. Memeiliki kompetensi
5. Memiliki tanggung jawab
6. Memperoleh penghasilan
7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan
8. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan
9. Memiliki organisasi profesi

Berkaitan dengan kompetensi, UU tersebut menetapkan bahwa pendidik/guru untuk


dapat disebut profesional harus memenuhi kualifikasi akademik dan empat kompetensi yaitu
pedagogik, kepribadian, sosial dan profesional. Kompetensi ini diperoleh melalui pendidikan
profesi. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan penidik untuk memahami peserta didik,
merancang dan melaksanakan pembelajaran, merancang dan melaksanakan evaluasi, dan
mengembangkan peserta didik. kompetensi kepribadian adalah kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, arif, dewasa dan berwibawa, menjadi teladan
bagi peserta didik , dan berakhlak mulia. Kompetensi sosial adalah kemampuan untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta dididk dan tenaga kependidikan ,
oran tua wali peserta didik dan masyarakat sekitar. kompetensi profesional adalah
kemampuan atau penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Menjadi
profesional memang telah menjadi keharusan bagi pemangku pendidikan. Menurut Houle,
pekerja profesional dicirikan 6 hal:

1. Memiliki landasan pengetahuan yang luas


2. Bersandarkan kompetensi individual
3. Memiliki sistem seleksi dan sertifikasi
4. Ada kerja sama dan kompetisi yang sehat antar sejawat
5. Adanya kesadaran profesional yang tinggi
6. Memiliki prinsip-prinsip etik
7. Memiliki sistem sanksi profesi
8. Adanya militansi individu
9. Memiliki organisasi profesi
B. PENEMPATAN PERSONALIA SEKOLAH

Personalia adalah semua anggota organisasi yang bekerja untuk kepentingan organisasi
yaitu untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Personalia organisasi oendidikan/sekolah
mencakup para guru, pegawai, wakil siswa. Menurut Shetty dan Vernon B. Bucher (1985)
sumber daya manusia terkandung aspek: kompetensi ketrampilan/skill, kemampuan, sikap,
prilaku, motivasi, dan komitmen.
Manajemen personalia harus ada pembagian tanggung jawab yang jelas, tegas dan
tepat sehingga program yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan suatu sistem. Berhasil
atau tidaknya suatu pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan sangat tergantung
dari unsur manusia yang memimpin dan melaksanakan tugas-tugas. Jadi dalam manajemen
personalia harus ada pembagian tanggung jawab yang jelas, tegas dan tepat sehingga program
yang telah ditetapkan dapat berjalan dengan suatu sistem.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan mempunyai tugas mendidik dan mengajar.


Berhasil atau tidaknya suatu lembaga pendidikan banyak tergantung dari guru dan personil
lain merupakan unsur ketenagaan didalamnya. Oleh karena itu dari semua unsur ketenagaan
tersebut dituntut persyaratan tertentu yang harus dimiliki, baik berupa kemampuan kerja
serta ilmu ketrampilan cukup yang mendukungnya, yang dikembangkan secara terus
menerus, baik atas prakarsa sendiri maupun dukungan lembaga.

Struktur penempatan personalia sekolah:

 Kepala sekolah
 Wakil kepala sekolah
 Komite sekolah
 Tata usaha
 Laboratorium dan perpustakaan
 Wali kelas
 Guru mata pelajaran
 Guru pembimbing
 siswa

Tujuan penempatan personalia sekolah:

1. Pemenuhan kebutuhan atau formasi organisasi


2. Kelancaran pelaksanaan tugas organisasi
3. Pengembangan wawasan dan ketrampilan

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penempatan :


1. Senioritas dalam pengangkatan
2. Usia
3. Kualifikasi pendidikan
4. Kompetensi
5. Penilaian kinerja
6. Pengalaman kerja
7. Pendidikan dan pelatihan
Struktur penempatan personalia sekolah

Berdasarkan konsep manajemen personalia sekolah tersebut, penempatan personalia


sekolah dilihat dari berbagai aspek pendudukung. Jadi dalam manajemen personalia harus
ada tanggung jawa yang jelas. Berhasil atau tidaknya proses pencapaian tujuan tergantung
dari unsur manusia yang memimpinnya. Dalam arti mampu, cakap dan mau melaksanakan
tugas secara teratur dan tertib berdasarkan sistem dan prosedur kerja yang telah ditetapkan.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Tenaga pendidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. sementara pendidik adalah tenaga
pendidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar dan sebutan
lain sebagai kekhususannya, yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelenggaraan pendidikan.Pendidik dan tenaga penddikan merupakan pemangku
pendidikan yang menentukan wajah kualitas pendidikan. Berdasarkan hasil pembahasan
diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan
disekolah sangat bergantung pada profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan.
Kemudian penempatan personalia sekolah yang berstruktur juga bisa mempengaruhi mutu
pendidikan di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai