Oleh
IR.I KETUT ARSA WIJAYA,M.Si
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan yang Mahaesa atas karunianya
sehingga tulisan yang berjudul”Kajian Tentang Gulma pada Budidaya Tanaman
Jagung di Desa Munggu ,Kecamatan Menguwi,Kabupaten Badung ” dapat tersusun.
Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari sempurna,untuk itu penulis
berharap kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan tulisan ini. Akhir
kata penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan
pembacayang membacanya.
Denpasar,April 2016
Penulis.
ii
DAFTAR TABEL
3
iii
RINGKASAN
Penelitian yang berjudul “Kajian Tentang Gulma pada Budidaya Tanaman
Jagung di Desa Munggu, Kecamatan Menguwi, Kabupaten Badung “ pada bulan
April 2016. Pengambilan data dengan menggunakan petak kuadrat yang berukuran
50 cm x 50 cm sebanyak 2 kali pada setiap petakan percobaan..
iv
DAFTAR ISI
JUDUL........................................................................................................................
.i
KATA PENGANTAR...............................................................................................
.ii
DAFTAR TABEL....................................................................................................
.iii
RINGKASAN...........................................................................................................
.iv
DAFTAR ISI..............................................................................................................
v
BAB. I PENDAHULUAN.........................................................................................
1
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................
11
6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling esensial bagi manusia untuk
mempertahankan hidup dan kehidupan. Pangan sebagai sumber zat gizi (karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, mineral dan air) menjadi landasan utama untuk mencapai
kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Indonesia sebagai salah satu
negara agraris semestinya dapat memenuhi sumber kebutuhan pangannya sendiri,
dengan memanfaatkan semua potensi sumber daya manusia, sumberdaya alam, modal
sosial dan pemerintah, seharusnya Indonesia mampu menjadi salah satu negara
swasembada pangan.
Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan yang mendapat perioritas
dalam pembangunan pertanian Indonesia . DI indonesia peranan jagung sangat
penting baik sebagai bahan makanan, bahan baku industri maupun bahan pakan
ternak ( Najiyati dan Danarti,1994). Jagung sebagai bahan makanan merupakan
sumber karbohidrat selain padi.
Pertumbuhan dan hasil tanaman jagung , selain dipengaruhi oleh populasi
tanaman, juga dipengaruhi oleh kehadiran gulma pada pertanaman. Rendahnya hasil
jagung yang disebabkan oleh adanya kompetisi dengan gulma ,terutama terhadap
7
CO2, cahaya matahari, unsur hara dan ruang tumbuh (Sukman dan Yakup,1991).
Akibat kompetisi ini hasil tanaman jagung turun sampai 13 % bahkan di Columbia
penurunan hasil mencapai 45,6 % (Charmer,1976 dalam Purnomo,1986). Besarnya
penurunan hasil panen yang disebabkan oleh gulma sangat bervariasi tergantung dari
jenis tanaman pokok dan jenis gulma. Menurut Rukmana dan Saputra (1999)
kehilangan hasil jagung yang disebabkan oleh jenis gulma rumput belulang (Eleusine
indica L) berkisar 58,8 -72,1 %. Adanya gulma dalam jumlah yang cukup banyak
dan rapat selama musim petumbuhan akan menyebabkan kehilangan hasil secara total
(Sastrautomo,1990). Selanjutnya dikatakan pula besarnya kehilangan hasil tanaman
pangan akibat kompetisi sangatlah erat kaitannya dengan jumlah individu gulma yang
turut berperan dalam kompetisi serta siklus hidup dari gulmanya.
Akibat perilaku gulma yang menghambat pertumbuhan dan penurunan hasil
cendrung membuat manusia berusaha mengurangi atau menghilangkan gulma itu
(Moenandir, 1990). Pengendalian gulma dilaksanakan pada saat tertentu, yang bila
tak diberantas pada saat itu akan benar-benar menurunkan hasil akhir pertanaman.
Berdasarkan uraian di atas maka sangat penting dilakukan penelitian yang berjudul
“Kajian tentang Gulma pada Budidaya Tanaman Jagung di Desa Munggu,Kecamatan
Menguwi, Kabupaten Badung”.
Jenis –jenis gulma apa saja yang dapat tumbuh pada budidaya tanaman jagung dan
berapa persentase penyebarannya dari masing-masing gulma yang bersangkutan.
Di Indonesia peranan jagung sangat penting baik sebagai bahan makanan, bahan baku
industri maupun bahan pakan ternak. Pertumbuhan dan hasil jagung ,selain dipengaruhi
oleh populasi tanaman ,juga dipengaruhi oleh kehadiran gulma pada pertanaman.
Persaingan merupakan proses fisik antara dua jenis tumbuhan yang tumbuh
bersama dalam mengambil sumber daya yang diperlukan untuk pertumbuhannya
(Zimdahl, 1980). Dua atau lebih tumbuhan yang hidup pada lingkungan yang sama
membutuhkan persyaratan tumbuh yang sama, dan jika salah satu tidak tersedia dalam
jumlah yang cukup maka timbulah persaingan (Moenandir, 1988). Sumber daya
pertumbuhan yang diperebutkan dalam persaingan tersebut antara lain unsur hara,
cahaya, air dan ruang tumbuh (Kuntoharjo, 1980). Tjitrosoedirdjo dkk (1988)
menyatakan bahwa derajat persaingan dipengaruhi oleh jenis tanaman, spesies gulma,
densitas kedua jenis, umur tanaman dan gulma, lamanya waktu gulma berkompetisi,
status kesuburan tanah dan tersedianya air.
Persaingan antara tanaman dengan gulma mengakibatkan pertumbuhan tanaman
menjadi tertekan. Hal ini disebabkan karena gulma tumbuh lebih cepat, menghabiskan
sumber daya lebih banyak, mempunyai daya regenerasi tinggi sehingga populasinya
cepat bertambah, dan daya adaptasinya terhadap lingkungan sangat memungkinkan
gulma tumbuh baik walaupun keadaan lingkungan kurang mendukung. Gulma juga
menunjukkan efek allelopati terhadap tanaman, dimana allelopati atau senyawa beracun
yang dikeluarkannya menyebabkan keadaan lingkungan tanaman terganggu dan hal ini
kurang menguntungkan bagi tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman tidak normal dan
tidak mampu berproduksi dengan baik (Moenandir, 1988).
Tjitrosoedirdjo dkk. (1984) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi derajat kompetisi, yaitu spesies (jenis gulma), densitas tumbuhan, waktu,
distribusi gulma, kultur teknik, jenis (varietas tanaman budidaya) dan pemupukan.
Menurut Rukmana dan saputra (1999) keberadaan gulma pada areal tanaman budidaya
10
dapat menimbulkan kerugian ,baik dari segi kualitas maupun kuantitas hasil. Kerugian
yang ditimbulkan oleh gulma diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Penurunan hasil pertanian akibat persaingan dalam prolehan air, unsur hara dan
tempat hidup.
2. Penurunan kualitas hasil, misalnya biji tanaman tercampur dengan biji gulma
atau bagian lain dari gulma.
3. Menjadi inang hama dan penyakit.
4. Membuat tanaman keracunan akibat senyawa racun (alelopati) yang dikeluarkan
oleh gulma.
5. Menyulitkan pekerjaan dilapangan dan dalam pengolahan hasil.
6. Bisa merusak atau menghambat penggunaan alat pertaniaan.
7. Mengurangi jumlah dan kualitas air.
8. Menghambat pergerakan air.
9. Menimbulkan pendangkalan perairan sehingga produksi ikan menurun.
Pengendalian adalah mengurangi sebagian dari populasi gulma yang tumbuh agar
tidak merugikan baik secara ekonomis maupun ekologis terhadap tanaman pokok.
Sedangkan tindakan memberantas (eradikasi) hanya ditujukan terhadap gulma yang
sangat merugikan dan hanya terbatas pada tempat-tempat tertentu (Anon., 1976).
Pengendalian gulma pada tanaman jagung dapat dilakukan dengan beberapa
cara antara lain : 1) Pengendalian gulma dengan tangan; 2) Pengendalian secara
mekanik yaitu dengan menggunakan alat-alat sederhana seperti sabit maupun dengan
alat yang lebih modern ; 3) Pengendalian secara kultur teknik yaitu cara pengendalian
yang ditujukan kepada perbaikan lingkungan tempat tumbuh tanaman seperti mengatur
pengairannya dengan baik ; 4) pengendalian secara biologis yaitu dengan menggunakan
ternak sperti itik; 5) pengendalian yang bersifat kimiawi yaitu dngan menggunakan
herbisida yang bersifat selektif seperti Gramoxone, Zelan-D (bahan aktif 2,4-D); dan 6)
Pengendalian secara terpadu yaitu dengan mengkombinasikan beberapa cara yang telah
disebutkan tadi dengan harapan memperoleh hasil yang lebih baik seperti penyemprotan
dengan herbisida yang dilanjutkan dengan penyiangan dengan tangan dengan tujuan
gulma yang tidak mati akibat penggunaan herbisida tersebut dapat dihilangkan dengan
mencabutnya dengan tangan.
11
BAB III
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Varietas jagung varietas Bisi
2, pupuk ure 50 kg/ha, 100 kg SP 36 dan 100 kg KCL per hektar ,tali rafia, tas dan
kantong plastik serta pestisida .
Alat-alat yang digunakan yaitu alat pengolahan tanah (traktor), cangkul, sabit,
timbangan, oven dan alat-alat tulis.
3.4.Pelaksanaan Percobaan
penyebarannya yang dilakukan pada saat 3 minggu setelah tanam jagung dengan
menggunakan metode kuadrat berukuran 0,5 m x 0,5 m sebanyak 2 kali pada setiap
petak pengamatan.
3.6.Analisis Data
Hasil rata –rata pengamatan jenis dan populasi gulma menunjukkan bahwa jenis
gulma yang diperoleh sebanyak 3 jenis golongan gulma yaitu : Jenis gulma golongan
rerumputan (Panicum paludosum Roxb dan Oryza sativa L.); jenis gulma golongan
tekian (Cyperus rotundus L) dan jenis gulma golongan berdaun lebar ( Portulaca olera
L.), sedangkan besar populasi dari masing- masing gulma tersebut adalah Panicum
paludosum Roxb sebanyak 64,0 tanaman/m2; Oryza sativa L. Sebanyak 29 tanaman/m2;
Cyperus rotundus L sebanyak 22 tanaman/m2 dan Portulaca olera L sebanyak 1
tanaman/m2 (Tabel 1).
Tabel 1. Hasil rata-rata pengamatan populasi gulma pada tanaman jagung umur 3
minggu setelah tanam(tanaman/ m2).
Jenis gulma Ulangan Jumlah Rata-rata
I II III IV
Hasil pengamatan berat biomassa gulma kering oven pada masing-masing jenis
gulma adalah Panicum paludosum Roxb sebanyak 20,3 g/m2; gulma Oryza sativa L
sebanyak 8,4 g/m2 ; gulma Cyperus rotundus L.sebanyak 11,0 g/m2 dan gulma
Portulaca olera L sebanyak 0,9 g/m2 (Tabel 2)
Tabel 2. Hasil pengamatan berat biomassa kering oven jenis gulma pada tanaman
jagung umur 3 minggu setelah tanam (g/ m2).
No Jenis gulma Ulangan Jumlah Rata-rata
. I II III IV
1 Panicum paludosum Roxb. 21,3 25,2 15,1 19,5 81,1 20,3
2 Oryza sativa L 7,0 12,9 5,0 8,6 33,5 8,4
3 Cyperus rotundus L. 10,2 7,0 11,9 14,8 43,9 11,0
4 Portulaca olera L 1,0 2,7 0 0 3,7 0,9
Tabel 3. Hasil pengamatan persentase penyebaran jenis gulma pada tanaman jagung
umur 3 minggu setelah tanam (%).
No Jenis gulma Ulangan Jumlah Ratarata
. I II III IV penye
baran
Jumlah 399,6
4. 2 Pembahasan
Populasi gulma yang paling banyak ditemukan pada penelitian ini adalah gulma
Panicum paludosum Roxb. yaitu sebanyak 64,0 tanaman / m-2, yang selanjutnya diikuti
oleh gulma Oryza sativa L. sebanyak 28,5 tanaman/ m -2 ; gulma Cyperus rotundus L
sebanyak 21,75 tanaman /m-2 dan yang paling rendah adalah gulma Portulaca olera L
sebanyak 1,0 tanaman / m-2. Sukman dan Yakup (1991) menyatakan bahwa persaingan
gulma selama 6 minggu pertama atau setelah penanaman mempunyai pengaruh yang
besar terhadap hasil tanaman budidaya.
Hasil rata-rata berat biomassa gulma kering oven dari masing –masing gulma yang
tertinggi ditemukan pada gulma Panicum paludosum Roxb seberat 20,3 g /m2
sedangkan yang terendah pada gulma Portulaca olera L seberat 0,9 g / m-2. Sedangkan
hasil pengamatan tentang penyebaran gulma yang paling tinggi adalah gulma Panicum
paludosum Roxb. sebanyak 53,2 % dan yang terendah pada gulma Portulaca olera L
sebanyak 0,7 %.
Hasil identifikasi jenis gulma menunjukkan bahwa pada areal penelitian tanaman
jagung din Desa Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung, ditemukan 3
golongan gulma (4 jenis gulma) yaitu golongan gulma rerumputan (Panicum paludosum
Roxb, Oryza sativa L); golongan gulma tekian (Cyperus rotundus L.); golongan gulma
berdaun lebar (Portulaca olera L.). Rukmana dan Saputra mengatakan bahwa
kehilangan hasil tanaman budidaya jagung akibat gangguan oleh gulma sebesar 58,80 –
72 %. Selanjutnya Purnomo (1986) menyatakan bahwa kehilangan hasil tanaman jagung
akibat adanya kompetisi dengan gulma berkisar 13,0 %.
Berdasarkan hasil pengamatan di atas maka kehadiran gulma pada budidaya tanaman
jagung, perlu mendapat perhatian yang serius serta diperlukan pengambilan keputusan
yang tepat untuk melakukan tindakan pengendalian gulma yang efektif dan efisien agar
15
tidak terjadi penurunan hasil tanaman jagung yang banyak atau dapat mengurangi
penurunan hasil tanaman jagung akibat persaingan.
16
10
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berIkut:
5.2.Saran
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 1976. Pedoman Pengendalian Tumbuh-tumbuhan Pengganggu. Jakarta :
Departemen Pertanian.Direktorat Jendral Perkebunan.
Lovett, J.V. 1979. Plant Community Dinamics and Weed Management. Australia :
Departement of Agronomy and Soil Science University of New England. Armidale
NSW. 2351.
Moenandir,H.J.(1990) Persaingan Tanaman Budidaya dengan Gulma( Ilmu Gulma Buku
III).Jakarta. Rajawali Pers.Cet. I:101 hal.
Steel,R.G.D dan Torrie,J.H (1991). Prinsip dan Prosedur Statistika. Terjemahan Edisi ke dua .
Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.
Rukmana,H.R dan Saputra,U.S (1999). Gulma dan Teknik Pengendalian. Penerbit Kanisius
Yogyakarta Cet. Ke 5. 88 hal.
Sundaru, M., Mahyuddin, S., Bakar, J. 1976. Beberapa Jenis Gulma pada Padi Sawah.
Bogor : Lembaga Pusat Penelitian Pertanian.
Sukman,Y dan Yakup (1991). Gulma dan Teknik Pengendaliaannya. Jakarta. Rajawali
Press.157 hal.
11
18