Anda di halaman 1dari 2

Nama : Juana All Mahendra

Kelas : Ilmu Kalam SAA 2-A


NIM : 11200321000011

Perbedaan Aliran Maturidiyah dengan Asyari’yah


Disini saya akan mencoba melakukan analisis perbandingan antara aliran Maturidiyah dan
Asyari’yah. Ada beberapa porsi atau bidang yang menjadikan kedua aliran ini berbeda dari segi
pahamnya, yakni sebagai bahan pembahasan atau persoalan pada konsep wahyu dan akal, iman
dan kufur, pelaku dosa besar dan perbuatan tuhan tentu keduanya tidak sama dalam segi
memahami atau menghukumi pembahasan diatas, baik kali ini akan saya coba untuk
membandingkan keduanya dan nanti agar bisa dilihat apa saja yang menjadi titik perbedaannya.
1. Akal dan Wahyu
Aliran Asy’ariyah yang mana termasuk golongan Ahlusunnah Waljama’ah memberikan
peranan yang lebih kepada wahyu. Menurut Asy’ari, segala kewajiban yang harus
dilakukan oleh manusia hanya dapat dilakukan oleh wahyu. Akal tidak dapat membuat
sesuatu menjadi wajib dan tidak dapat mengetahui bahwa mengerjakan yang baik dan
meninggalkan yang buruk itu wajib bagi manusia. Sedangkan Maturudiyah sendiri
dalam hal ini dibagi menjadi dua kelompok. Yakni Maturidiyah Samarkand dan
Maturidiyah Bukhara. Maturidiyah Samarkand berpendapat bahwa akal dapat
mengetahui eksistensi Tuhan, oleh karenanya Allah sendiri memerintah manusia untuk
menyelidiki dan merenungi alam ini. Hal ini menunjukkan bahwa manusia dapat
mencapai ma’rifatullah. Oleh sebab itu akal sudah mengetahui tentang kewajiban
mengetahui tuhan sebelum datangnya wahyu. Sedangkan Maturidiyah Bukhara
mengetahui Tuhan dalam artian berterimakasih kepada tuhan sebelum adanya wahyu
tidak wajib bagi manusia, Maturidiyah Bukhara berpendapat bahwa sebelum datangnya
Rasul percaya kepada tuhan tidaklah wajib dan tidak berdosa. Dari sinilah kelihatan
bahwasannya Maturudiyah Bukhara lebih mendekati faham Asy ‘ariyah yang lebih
mengutamakan wahyu daripada akal.
2. Iman dan Kufur
Aliran Asy’ariyah berpendapat iman secara esensial adalah tashdiq bi al-janan i
(membenarkan dengan kalbu). Sedangkan qaul dengan lisan dan melakukan berbagai
kewajiban utama (amal bi al-arkan) hanya merupakan furu’ (cabang-cabang) iman. Jadi
siapa pun yang membenarkan ke-Esaan Allah dengan kalbumya dan juga membenarkan
utusan-utusan-Nya beserta apa yang mereka bawa dari-Nya telah beriman. Sedangkan
Maturidiyah berpendapat bahwa iman adalah tashdiq bi al-qalb (meyakini dengan hati).
Bukan semata-mata iqrar bi al-lisan (mengucapkan dengan lisan). Ia berargumen dengan
surah Al-Hujurat (49) ayat 14 :

۞ ‫ت ااْل َ ْع َرابُ ٰا َمنَّا ۗ قُلْ لَّ ْم تُ ْؤ ِمنُوْ ا َو ٰل ِك ْن قُوْ لُ ْٓوا اَ ْسلَ ْمنَا َولَ َّما يَ ْد ُخ ِل ااْل ِ ْي َمانُ فِ ْي قُلُوْ بِ ُك ْم َۗواِ ْن تُ ِط ْيعُوا هّٰللا َ َو َرسُوْ لَهٗ اَل يَلِ ْت ُك ْم‬ِ َ‫قَال‬
‫هّٰللا‬
‫ا ۗاِ َّن َ َغفُوْ ٌر َّر ِح ْي ٌم‬jkًٔ‫ِّم ْن اَ ْع َمالِ ُك ْم َش ْئـ‬
14. Orang-orang Arab Badui berkata, “Kami telah beriman.” Katakanlah (kepada
mereka), “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah ‘Kami telah tunduk (Islam),’ karena
iman belum masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya,
Dia tidak akan mengurangi sedikit pun (pahala) amal perbuatanmu. Sungguh, Allah
Maha Pengampun, Maha Penyayang.”
Ayat tersebut difahami Al Maturuidi sebagai usaha penegasan bahwa keimanan itu tidak
cukup hanya dengan perkataan saja, tanpa diyakini dengan hati.
3. Pelaku Dosa Besar
Aliran Asy’ariyah berpendapat bahwa pelaku dosa besar tidak kafir.
Aliran Maturidiyah baik yang Samarkand atau Bukhara sepakat meyakini pelaku dosa
besar masih mukmin dikarenakan keimanan dalam dirinya.
4. Perbuatan Tuhan
Aliran Asy’ariyah berpendapat :
a. Perbuatan Tuhan bersifat wajib (Jaiz) dan tidak satupun dari-Nya yang mempunyai
sifat wajib.
b. Aliran Asy’ariyah menerima faham pemberian beban diluar kemampuan manusia
karena perbuatan manusia karena perbuatan manusia pada hakikatnya adalah
perbuatan Tuhan dan diwujudkan dengan daya Tuhan bukan dengan daya manusia.
c. Asy’ariyah juga berpendapat bahwasannya Tuhan tidak mempunyai kewajiban
menepati janji dan menjalankan ancaman yang ada dalam Al-Qur’an dan Hadits.
Aliran Maturidiyah berpendapat :
a. Maturidiyah Samarkand memberikan batasan pada kekuasaan dan kehendak mutlak
Tuhan, mereka berpendapat bahwa perbuatan Tuhan hanyalah menyangkut hal-hal
yang baik saja. Dengan demikian Tuhan berkewajiban melakukan yang baik bagi
manusia.. demikian juga dengan halnya pengiriman Rasul, Maturidiyah Samarkand
sebagai kewajiban Tuhan.
b. Maturidiyah Bukhara berpendapat sama dengan aliran Asy’ariyah mengenai aham
bahwa Tuhan tak memiliki kewajiban, namun Tuhan pasti menepati janji-Nya, seperti
memberi upah kepada orang yang telah berbuat kebaikan.

Anda mungkin juga menyukai