0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
42 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang penalaran demonstratif menurut pandangan Ibnu Rusyd dan jenis-jenis penalaran yang ada. Terdapat dua jenis penalaran yaitu penalaran langsung yang didasarkan pada satu premis dan penalaran tidak langsung yang didasarkan pada lebih dari satu premis. Penalaran langsung terdiri atas penalaran oposisi dan eduksi, sedangkan penalaran tidak langsung terdiri atas induktif dan deduktif
Dokumen tersebut membahas tentang penalaran demonstratif menurut pandangan Ibnu Rusyd dan jenis-jenis penalaran yang ada. Terdapat dua jenis penalaran yaitu penalaran langsung yang didasarkan pada satu premis dan penalaran tidak langsung yang didasarkan pada lebih dari satu premis. Penalaran langsung terdiri atas penalaran oposisi dan eduksi, sedangkan penalaran tidak langsung terdiri atas induktif dan deduktif
Dokumen tersebut membahas tentang penalaran demonstratif menurut pandangan Ibnu Rusyd dan jenis-jenis penalaran yang ada. Terdapat dua jenis penalaran yaitu penalaran langsung yang didasarkan pada satu premis dan penalaran tidak langsung yang didasarkan pada lebih dari satu premis. Penalaran langsung terdiri atas penalaran oposisi dan eduksi, sedangkan penalaran tidak langsung terdiri atas induktif dan deduktif
Dalam pandangan ibn Rusyd penalaran demonstratif (burhaniyah) belum di temui dimasa generasi muslim awal, namun hal ini bukan berarti bid,ah. Metode ini sama sekali tidak bertentangan dengan syariat. Ibnu Rusd menganjurkan kepada ummat Islam untuk mempelajari ilmu ini, kepada hasil pencapaian orang-orang terdahulu meskipun mereka tidak tidak beragama Islam. Hanya saja umat Islam perlu selektif terhadap warisan intelektual mereka, dengan mengambil yang tidak bertentangan dengan syariat dan membuang atau menolak hal hal yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Ibn rusyd menimpali meskipun belum di pakai oleh ulama salaf, kasus-kasus demikian bukan hambatan bagi umat Islam untuk berfikir kritis dan bebas. a) Penalaran langsung Penalaran langsung merupakan penalaran yang premisnya hanya sebuah proposisi dan langsung disusul dengan proposisi lain sebagai kesimpulannya. Penalaran langsung ditarik hanya dari satu premis saja. Penarikkan konklusi secara langsung dapat memberikan keterangan yang lengkap tentang proposisi yang diberikan, yaitu dengan menyatakan secara eksplisit apa-apa yang telah dinyatakan secara implisit didalam premis. Contoh : semua bintang sepak bola memakai sampo Rejois (S=P). Jadi, sebagian pemakai sampo Rejois adalah bintang film Istilah penalaran langsung berasal dari Aristoteles untuk menunjukkan penalaran, yang premisnya hanya terdiri dari sebuah proposisi saja. Konklusinya ditarik langsung dari proposisi yang satu itu dengan membandingkan subjek dan predikatnya. b) Penalaran tidak langsung Penalaran tidak langsung, penarikan konklusinya atas lebih dari satu proposisi. Konklusinya ditarik dari dua premis. Penalaran tidak langsung merupakan penalaran yang premisnya terdiri atas beberapa proposisi, sehingga dapat di simpulkan. Penalaran tidak langsung terbagi dua, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. 1. Penalaran induktif Merupakan penalaran yang di mulai dari proposisi-proposisi khusus, kemudian di simpulkan menjadi proposisi umum. Konklusi lebih luas dari pada premis. Contoh : logam memuai kalau di panaskan Memuai kalau dipanaskan Semua logam memuai kalau di panaskan 2. Penalaran deduktif Merupakan penalaran yang di mulai dari proposisi umum diperoleh dari kesimpulan yang bersifaf khusus. Konklusi lebih sempit dari pada premis. Contoh: Semua manusia akan mati Bambang adalah manusia Bambang akan mati D. Penalaran langsung 1. Penalaran langsung adalah penalaran yang didasarkan pada sebuah proposisi kemudian disusul proposisi lain sebagai kesimpulan dengan menggunakan term yang sama. Ada dua penalaran langsung yakni penalaran oposisi dan penalaran eduksi 2. Macam-macam penalaran langsung a. Penalaran Perlawanan/Oposisi Penalaran perlawanan atau oposisi adalah sebuah kegiatan menyimpulkan secara langsung dengan membandingkan antara proposisi yang satu dengan proposisi yang lain dalam term yang sama, tetapi bisa berbeda kuantitas ataupun kualitasnya untuk menentukan kesahihan sebuah proposisi. Hukum Penalaran Oposisi Proposisi tunggal berdasarkan kuantitas dan kualitasnya dapat dibedakan atas 4 macam sebagai berikut. Proposisi universal afirmatif, dirumuskan: œx.Px, “semua adalah P”. Proposisi universal negatif, dirumuskan: œx.-Px, “semua bukan P”. Proposisi partikular afirmatif, dirumuskan: ›x.Px, “ada yang P”. Proposisi partikular negatif, dirumuskan: ›x.-Px, “ada yang bukan P”. Perlawanan Kontradiksi (A – O dan I – E) Pertentangan antara dua pernyataan atas dasar term yang sama, tetapi berbeda dalam kuantitas dan kualitasnya. Hukumnya: Jika yang satu benar, maka yang lain tentu salah. Jika yang satu salah, yang lain tentu benar. Tidak ada kemungkinan ketiga. Perlawanan Kontraris (A – E) Pertentangan antara dua pernyataan universal atas dasar term yang sama, tetapi berbeda dalam kualitasnya. Hukumnya : Jika yang satu benar, yang lain tentu salah Jika yang satu salah, yang lain dapat benar, tapi juga dapat salah. Ada kemungkinan ketiga, yakni kedua-duanya sama-sama salah. Penalaran Tidak Langsung Proposisi Kategoris b. Penalaran Eduksi Penalaran eduksi ada tiga bentuk yakni bisa menukar kedudukan term, menegasikan term, dan bisa menukar dan menegasikan term dalam proposisi. 1. Konversi adalah jenis penyimpulan langsung dengan cara menukar kedudukan subjek dan predikat tanpa mengubah makna. 2. Inversi adalah jenis penyimpulan langsung dengan cara menegasikan (mengingkari) subjek dan predikat pada proposisi. 3. Kontraposisi adalah jenis penyimpulan langsung dengan cara menukar kedudukan subjek dan predikat serta menegasikannya.