Anda di halaman 1dari 4

TUJUAN KOLABARASI PERAWAT DAN TENAGA KESEHATAN LAIN UNTUK

MENERAPKAN KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

NAMA : YUKE WULANDARI PANE

181101013

EMAIL : yukepane0202@gmail.com

ABSTRAK

Kolaborasi adalah hubungan kerja diantara tenaga kesehatan dalam memberikan


pelayanan kepada pasien/klien adalah dalam melakukan diskusi tentang diagnosa,
melakukan kerja sama dalam asuhan kesehatan , saling berkonsultasi atau komunikasi serta
masing –masing bertanggung jawab pada pekerjaannya. Apapun bentuknya dan tempatnya,
kolaborasi meliputi suatu pertukaran pandangan atau ide yang memberikan perspektif kepada
seluruh kolaborator. Kolaborasi merupakan proses kelompok yangmembutuhkan sharing
pengetahuan yang direncanakan yang disengaja, dan menjadi tanggung jawab bersama untuk
merawat pasien. Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau perawat
klinik bekerja dengan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam lingkup
praktekprofessional keperawatan, dengan pengawasan dan supervisi sebagai pemberi
petunjuki pengembangan kerjasama atau mekanisme yang ditentukan oleh pertukaran suatu
negara dimana pelayanan diberikan.

Kata kunci : Tujuan kolaborasi perawat dan tenaga kerja lain, keselamatan pasien,
rumah sakit

LATAR BELAKANG anggota lain. Perawat sebagai anggota


membawa perspektif yang unik dalam tim
dalam kolaborasi perawat dan interdisplin.perawat memfasilitasi dan
tenaga kerja lain harus berkontribusi untuk membantu pasien untuk mendapatkan
mengidentifikasi cara-cara meningkatkan pelayanan kesehatan dari praktek profesi
mutu ashuan klien. Agar hubungan kesehatan lain. Perawat berperan sebagai
kolaborasi dapat optimal, semua anggota penghubung penting antara pasien dan
profesi harus mempunyai keinginan untuk pemberi pelayanan kesehatan.
bekerja sama. Perawat dan dokter Berkonsultasi dengan anggota tim lain
merencanakan dan mempraktekkan sebagai membuat relevan pemberian
sebagai kolega. Dalam memberikan pengobatan.
pelayanan kesehatan efektif, bertanggung
jawab dan saling menghargai sesama
Elemen kunci kolaborasi dalam untuk menerapkan kesehatan pada pasien
kerja sama tim multidisiplin dapat di rumah sakit.
digunakan untuk mencapai tujuan
kolaborasi tim seperti :

Memberikan pelayanan kesehatan METODE


yang berkualitas dengan menggabungkan Metode yang digunakan dalam penelitian
keahlian unik profesional,produktivitas tujuan kolaborasi perawat dan tenaga kerja
maksimal serta efektifitas dan efisiensi lain untuk menerapkan kesehatan pasien di
sumber daya,meningkatkan rumah sakit adalah metode litelture review
profesionalisme dan kepuasan kerja, yaitu menggunakan kemampuan dan
meningkatnya kofensifitas antar pemahaman dalam kolaborasi perawat dan
professional, kejelasan peran dalam tenaga kerja lain untuk menerapkan
berinteraksi antar proffesional, kesehatan pasien dirumah sakit sehingga
menumbuhkan komunikasi, kolegalitas, mampu menjelaskan dan menerapkan
menghargai dan memahami orang lain. sesuai dengan prosedur.
Setiap tenaga profesi tersebut
mempunyai tanggung jawab terhadap
kesehatan pasien, hanya pendekatannya HASIL
saja yang berbeda disesuaikan dengan
Hasil dari penelitian tujuan kolaborasi
profesinya masing-masing. Bila setiap
perawat dan tenaga kerja lain untuk
profesi telah dapat saling menghargai,
menerapkan kesehatan pasien dirumah
maka hubungan kerja sama kolaborasi
sakit yang menggunakan metode litelature
akan dapat terjalin dengan baik sehingga
review menghasilkan suatu pembelajaran
pelayanan akan efektif. Apabila pasien
melalui pemahaman dari penelitian ini
sembuh maka pasien akan merasa puas dan
untuk mengetahui bahwa antar sesama
tentu para tenaga kesehatan pun akan
tenaga kesehatan harus selalu
merasa puas atas hasil kerjanya. Namun
berkontribusi pada tenaga kesehatan lain
demikian dalam proses pelayanan
untuk memberi pelayanan kepa dapasien.
pengobatan dan pelayanan perawatan tentu
terjadi proses perubahan kelompok multi
disiplin menjadi tim antar disiplin yang
mempunyai ciri-ciri khs tertentu yang
diperlukan pada suatu proses kolaboratif
PEMBAHASAN
termasuk ndiantaranya kerja sama,
koordinasi, saling berbagi, kompromi, hasil penelitian menunjukkan
rekanan, saling ketergantungan dan bahwa sikap perawat dan dokter tentang
kebersamaan. praktik kolaborasi terbanyak adalah
berunding atau kompromi. Menurut
Sullivan, kompromi atau berunding
TUJUAN menjadi pilihan ketika tujuan yang akan
diselesaikan benar-benar merupakan
Bertujuan untuk mengetahui tujuan perselisihan tidak berguna. Sikap perawat
kolaborasi perawat dan tenaga kerja lain
yang sering ditunjukkan adalah meminta keluhan yang muncul dari masing masing
masukan sejawat untuk memperkuat profesi harus difasilitasi untuk
sistem pendukung, menceritakan kesulitan penyelesaiannya salah satu teknik atau
pasien, sedanghkan pada dokter adalah cara yang dapat dilakukan menurut Robert
menyampaikan apabila tindakan perawat (2001) adalah identifikasi area
kurang tepat dan memberi saran interdependensi yang tepat untuk
pendekatan yang bermanfaat. Masing kolaborasi, tetap membuka jalur
masing profesi sudah jelas tentang peran komunikasi diantara setiap orang yang
dan fungsinya masing masing keberanian terlibat masalah maupun dalam rangkaian
mengambil sikap pada dokter dalam hal ini tindakan.
masih dominan karena dokter berani
mengingatkan tindakan kurang tepat dan
memberi cara pendekatan bermanfaat. PENUTUP
Melihat fakta jelas bahwa baik Kolaborasi merupakan proses
perawat dan dokter punya sikap yang sama kelompok yangmembutuhkan sharing
tentang praktik kolaborasi. Bahwa profesi pengetahuan yang direncanakan yang
berbeda tetapi kerja sama harus tetap disengaja, dan menjadi tanggung jawab
dilakukan sesuai dengan wewenang dan bersama untuk merawat pasien. Kolaborasi
tanggung jawab masing masing profesi. adalah suatu proses dimana praktisi
Rumah sakit harus memfasilitasi sarana keperawatan atau perawat klinik bekerja
dan prasarana kolaborasi menyediakan dengan dokter untuk memberikan
waktu untuk mendukung kegiatan pelayanan kesehatan dalam lingkup
kolaborasi, dan membuat kebijakan terkait praktekprofessional keperawatan.
pelaksanaan kolaborasi. Permasalahan atau
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. S. (1996). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka Cipta

Azwar, A. (2010). Pengantar Administrasi Kesehatan. Edisi 3. Tangerang : Binarupa Aksara

Depkes RI. (2008). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Jakarta : Bakti Husada

Hamid. A., Y. (2008). Buku Ajar Riset Keperawatan: konsep, etika, instrumentasi. Ed 2. Jakarta :
Buku Kedokteran EGC

Kemenkes RI. (2011). Standar Akreditas Rumah Sakit. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI

Notoatmodjo. S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Nursalam & Efendi, F. (2008). Pendidikan Dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4
Vol.1. Jakarta : EGC

R.H.Simamora. (2019). Buku Ajar Pelaksanaan identifikasi pasien. Uwais Inspirasi Indonesia

R.H.Simamora. (2019). The infiuence of Training handover based SBAR Communication for
Improving patient safety. Indian journal of public health research & Development

Samra, R. et al. (2016). How to Monitor Patient Safety in Primary Care? Healthcare Profesionals.
Views, Journal of the Royal Society of Medicine

Sumarni. (2017). Analisis Implementasi Patient Safety Terkait Peningkatan Mutu Pelayanan
Kesehatan di Rumah Sakit. Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia

Supinganto, agus. (2015). Identifikasi Komunikasi Efektif SBAR di RSUD Kota Mataram, STIKES
YARSI Mataram

Stephen P. Robbins, T. A. J. (2008). Perilaku Organisasi. 12th edn. Jakarta : Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai