Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP

HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR

Eni Arinawati1), St. Y. Slamet2), Chumdari3)


PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta
e-mail: eniarinawati@yahoo.com

Abstract: The influence of discovery learning model toward of the mathematics learning achievment viewed
from learning motivation. The aims of research are to know: (1) the influence of discovery learning and direct
instruction of learning model, (2) the influence of learning motivation high and low learning motivation, (3) the
interaction model of learning and learning motivation toward of mathematics learning achievment. This research
used a 2x2 factorial designs. The research result showed: (1) there is influence discovery learning and direct
instruction of learning model, (2) there is influence of high learning motivation and low learning motivation, (3)
there is no interaction between model of learning and learning motivation toward of the mathematics learning
achievment.

Abstrak: Pengaruh model pembelajaran Discovery Learning terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari
motivasi belajar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) pengaruh model pembelajaran Discovery Learning
dan model pembelajaran Langsung, (2) pengaruh motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah, (3)
interaksi model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika. Penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian desain faktorial 2x2. Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat pengaruh
model pembelajaran Discovery Learning dan model pembelajaran Langsung, (2) terdapat pengaruh motivasi
belajar tinggi dan motivasi belajar rendah, (3) tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan motivasi
belajar terhadap hasil belajar matematika.

Kata Kunci : Discovery Learning, Hasil Belajar Matematika, Motivasi Belajar

Matematika merupakan salah satu mata hidupan sehari-hari sering menemukan ada
pelajaran yang pasti diberikan kepada setiap benda-benda yang berbentuk bangun ruang
tingkat pendidikan anak mulai dari SD, SMP, seperti kardus, drum, kaleng, pipa, tempat
SMA sampai Perguruan Tinggi. Siswa dibe- makan dan lain sebagainya. Siswa dapat me-
kali dengan kemampuan berpikir logis, kritis, selesaikan permasalahan dalam matematika
analitis, sistematis, kreatif serta kemampuan terutama masalah matematika dalam kehidu-
bekerjasama sehingga akan terbentuk siswa pan sehari-hari dalam bidang bangun ruang
yang cerdas dan mampu memecahkan setiap dengan mempelajari bangun ruang.
persoalan yang dihadapinya pada mata pela- Berdasarkan hasil dari wawancara se-
jaran matematika bukan hanya kumpulan pe- belum perlakuan dengan guru kelas V SD
ngetahuan berupa fakta, konsep, dan prinsip Negeri Babadsari, terdapat beberapa faktor
saja melainkan suatu proses penemuan. Mata yang menyebabkan hasil belajar matematika
pelajaran matematika diarahkan untuk men- siswa rendah diantaranya: (1) pembelajaran
dorong siswa dapat berpikir kritis sehingga yang disajikan guru masih konvensional dan
mendapatkan pemahaman yang lebih menda- kurang menarik, (2) guru jarang mengguna-
lam khususnya materi bangun ruang sesuai kan media pembelajaran yang sesuai sehing-
dengan kompetensi dasar yang diteliti yaitu: ga pemahaman dasar siswa masih rendah, (3)
6.2 Memahami sifat-sifat bangun dan hubu- guru kurang mampu mendayagunakan media
ngan antar bangun. yang tersedia di sekolah, (4) guru mengalami
Sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ru- kesulitan dalam menemukan model dan me-
ang merupakan salah satu materi yang harus tode yang tepat untuk menyajikan pembe-
dipelajari oleh siswa kelas V semester II. Ba- lajaran yang inovatif, (5) motivasi belajar sis-
ngun ruang yang dipelajari dalam materi ini wa masih begitu rendah sehingga siswa me-
yaitu bangun ruang kubus, balok, prisma, li- alihkan perhatiannya dengan bermain sendiri
mas tabung dan kerucut. Pengajaran materi atau ramai dengan temannya. Hal inilah yang
sifat-sifat dan jaring-jaring bangun ruang ini menyebabkan hampir 50% dari keseluruhan
dimaksudkan siswa dapat memahami konsep siswa kelas V SD Negeri Babadsari dan SD
materi bangun ruang serta dapat mengaplika- Negeri I Lundong masih memperoleh nilai di
sikan dalam kehidupan sehari-hari. Pada ke- bawah KKM (yaitu < 67).
1) Mahasiswa Program Studi PGSD UNS
2,3) DosenProgram Studi PGSD UNS
2

Apabila permasalahan tersebut dibiar- vasi sangat diperlukan sebab seseorang yang
kan, maka akan menciptakan pembelajaran tidak mempunyai motivasi dalam belajar ti-
yang berpusat pada guru (teacher centered) dak mungkin dapat melakukan aktivitas bela-
dan siswa akan lebih banyak mendengarkan jar secara optimal.
dan mencatat penjelasan dari guru. Pembela- Tujuan penelitian ini adalah untuk me-
jaran matematika seharusnya siswa mampu ngetahui: (1) pengaruh model pembelajaran
membangun pengetahuannya sendiri sehing- Discovery Learning dan Langsung terha-dap
ga tidak sekedar hafalan belaka. Adapun pe- hasil belajar matematika, (2) pengaruh moti-
mecahan permasalahan ini adalah guru harus vasi belajar tinggi dan rendah terhadap hasil
memilih model pembelajaran yang tepat un- belajar matematika, (3) interaksi model pem-
tuk menciptakan pembelajaran efektif mau- belajaran dan motivasi belajar terhadap hasil
pun bermakna yaitu dengan menerapkan mo- belajar matematika.
del pembelajaran Discovery Learning.
Anitah (2009: 55) menyatakan bahwa, METODE
“Belajar penemuan atau discovery learning Penelitian kuantitatif eksperimental ini
merupakan suatu pembelajaran yang melibat- dilaksanakan di SD Negeri Se-Gugus Perma-
kan siswa dalam pemecahan masalah untuk di Kutowinangun Kebumen yang terdiri 6 SD.
pengembangan pengetahuan dan keterampi- Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bu-
lan”. Pelaksanaan model pembelajaran Dis- lan Januari sampai dengan bulan Mei 2014.
covery Learning diantaranya: guru menyaji- Rancangan yang digunakan dalam penelitian
kan masalah dengan mengajukan pertanyaan ini adalah desain faktorial 2x2 dengan mak-
tentang inti masalah misalnya bangun ruang, sud untuk mengetahui pengaruh dua variabel
siswa berusaha memecahkan dengan cara bebas terhadap variabel terikat.
mengenal masalah (merumuskan permasala- Populasi dalam penelitian ini adalah se-
han, merumuskan hipotesis, mengumpulkan luruh siswa Kelas V SD Negeri Se-Gugus
data, menganalisa data hasi, dan membuat Permadi Kecamatan Kutowinangun Kabupa-
kesimpulan) serta menyampaikan hasil pene- ten Kebumen. Sampel penelitian adalah seba-
litian dari masalah yang diteliti. gian siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus Per-
Banyak faktor yang mempengaruhi ke- madi Kecamatan Kutowinangun Kabupaten
berhasilan siswa dalam belajar baik dari da- Kebumen yang diambil sebanyak tiga SD.
lam diri siswa (internal) maupun dari luar sis- Kelompok eksperimen yaitu SD Negeri Ba-
wa (eksternal). Selain dari penggunaan mo- badsari, kelompok kontrol yaitu SD Negeri I
del pembelajaran faktor lain yang tidak kalah Lundong, dan yang digunakan kelompok uji
penting yang mempengaruhi keberhasilan be- coba instrumen yaitu SD Negeri I Mekarsari.
lajar siswa adalah adanya motivasi belajar. Teknik sampling yang akan digunakan
Hakikat motivasi belajar adalah dorongan in- adalah teknik cluster random sampling. Sugi-
ternal maupun eksternal pada siswa yang me- yono (2010: 117) menggunakan cluster ran-
lakukan belajar untuk mengadakan peruba- dom sampling bilamana populasi tidak terdiri
han tingkah laku siswa. Sukmadinata (2009: dari individu-individu, melainkan terdiri dari
61) menyatakan motivasi adalah “Kekuatan kelompok-kelompok individu atau cluster a-
yang menjadi pendorong kegiatan siswa yang tau sumber data yang sangat luas seperti pen-
menunjukan suatu kondisi untuk melakukan duduk suatu negara atau bangsa. Teknik pe-
suatu kegiatan untuk mencapai tujuan”. ngumpulan data yang digunakan yaitu teknik
Kegiatan belajar sangat diperlukan ada- tes, dokumentasi, angket, dan wawancara.
nya motivasi (Sardiman, 2012: 84). Hasil be- Pengujian prasyarat analisis yaitu uji
lajar akan menjadi optimal kalau ada motiva- normalitas dengan menggunakan metode Li-
si. Pendapat ini diperkuat oleh Syah (2006: liefors, uji homogenitas menggunakan meto-
132) yang menyatakan bahwa faktor-faktor de Barlett dan untuk menguji keseimbangan
yang mempengaruhi belajar siswa dilihat dari kemampuan awal antara kelompok eksperi-
faktor internal, salah satunya adalah motivasi men dan kontrol menggunakan uji-t. Analisis
itu sendiri untuk belajar. Oleh karena itu, da- data yang digunakan dalam penelitian ini a-
lam kegiatan pembelajaran matematika moti- dalah analisis variansi dua jalan dengan sel
3

tidak sama dengan tingkat signifikansi 0,05. Uji reliabilitas pada angket motivasi
Menurut Budiyono (2004: 206), tujuan dari belajar diperoleh r11= 0,999, jika dikonsulta-
analisis variansi dua jalan adalah untuk me- sikan dengan rtabel berarti reliabilitas angket
uji signifikasi efek dua variabel bebas terha- motivasi belajar sangat tinggi.
dap satu variabel terikat.
Uji lanjut atau komparasi ganda dari a- HASIL
nalisis variansi digunakan apabila analisis Adapun deskripsi data penelitian dari
variansi tersebut menunjukkan bahwa H0 di- masing-masing variabel sebagai berikut:
tolak sehingga terdapat perbedaan signifikan
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Skor Afektif
antar variabel. Tingkat perbedaan dapat dike-
Kelompok Eksperimen
tahui dengan menggunakan uji Scheffe untuk
mengetahui pengaruh variabel yang lebih ba- Kategori F F% Keterangan
ik dan lebih efektif. D = <60 0 0 Kurang
C = (60 – 69) 1 4,76 Cukup
Berdasarkan hasil perhitungan uji vali-
B = (70 – 79) 6 28,57 Baik
ditas tes kognitif dengan rumus Product Mo- A = (80 – 100) 14 66,67 Baik sekali
ment menunjukkan item yang valid sebanyak
40 soal dengan range skor validitas 0,402– Berdasarkan tabel 1. di atas, siswa yang
0,789 > 0,396 sedang untuk item yang tidak paling banyak mendapat skor antara 80–100
valid sebanyak 10 soal yaitu soal nomor 37, sebanyak 14 siswa dengan persentase sebesar
38, 39, 40, 43, 44, 45, 48, 49, dan 50 akan di- 66,67%. Hasil keseluruhan data afektif ke-
drop atau tidak digunakan dalam penelitian. lompok eksperimen diperoleh rata-rata skor
Hasil uji reliabilitas 40 soal yang valid dari sebesar 80,71.
tes hasil belajar metematika menggunakan Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skor Afektif
rumus Kuder-Richardson (KR-20) diperoleh Kelompok Kontrol
r11 = 0,786 yang berarti bahwa koefisien re-
Kategori F F% Keterangan
liabili-tas soal tes kognitif tinggi karena da-
D = <60 0 0 Kurang
lam penelitian ini, instrumen dikatakan relia- C = (60 – 69) 3 14,29 Cukup
bel apabila r11 ≥ 0,7. Untuk uji daya beda so- B = (70 – 79) 15 71,43 Baik
al diketahui bahwa 5 ada soal yang mempu- A = (80 – 100) 3 14,29 Baik
nyai daya beda jelek, 18 soal dengan daya sekali
beda cukup, 15 soal baik, dan 2 soal daya be- Berdasarkan tabel 2. di atas, siswa yang
da baik sekali. Sedangkan untuk uji taraf ke- paling banyak mendapat skor antara 70–79
sukaran soal diperoleh 15 soal dalam indeks sebanyak 15 siswa dengan persentase sebesar
mudah dan 25 soal dalam indeks sedang. 71,43%. Hasil keseluruhan skor afektif ke-
Uji validitas angket motivasi belajar lompok kontrol diperoleh rata-rata skor sebe-
siswa dilakukan dengan rumus Product Mo- sar 74,29.
ment. Dari 50 butir angket yang telah diuji
cobakan terdapat sebanyak 43 butir angket Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor Psiko-
yang valid dengan range skor -0,531 sampai motor Kelompok Eksperimen
0,773. Dari 50 butir angket yang telah diuji- Kategori F F% Keterangan
cobakan terdapat sebanyak 43 butir angket D = <60 0 0 Kurang
yang valid dengan range skor validitas 0,340 C = (60 – 69) 0 0 Cukup
– 0,773 > 0,334 sedangkan item yang tidak B = (70 – 79) 8 38,10 Baik
A = (80 – 100) 13 61,90 Baik
valid sebanyak 7 soal yaitu butir soal nomor sekali
9, 14, 16, 21, 39, 42, dan 44 tidak digunakan
dalam penelitian karena indikatornya sudah Berdasarkan tabel 3. di atas, siswa yang
diwakili item yang lain. paling banyak mendapat skor antara 80–100
Uji reliabilitas instrumen angket moti- sebanyak 13 siswa dengan persentase sebesar
vasi menggunakan rumus Alpha karena skor- 61,90%. Hasil keseluruhan psikomotor ke-
nya bukan 1 atau 0 melainkan dengan meng- lompok kontrol diperoleh rata-rata skor sebe-
gunakan skor antara 1-5. sar 80,00.
4

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Skor Psiko- Tabel 7. Distribusi Frekuensi Skor Angket
motor Kelompok Kontrol Motivasi Kelompok Eksperimen
Kategori F F% Keterangan
Persentase (%)
D = <60 0 0 Kurang Interval Frekuensi
Relatif Kumulatif
C = (60 – 69) 4 19,05 Cukup
112–124 1 5 5
B = (70 – 79) 15 71,43 Baik
125–137 2 10 14
A = (80 – 100) 2 9,52 Baik sekali
138–150 1 5 19
Berdasarkan tabel 4. di atas, siswa yang 151–163 3 14 33
paling banyak mendapatkan skor antara 70– 164–176 9 43 76
177–189 5 24 100
79 sebanyak 15 siswa dengan persentase se- Jumlah 21 100
besar 71,43%. Hasil keseluruhan skor psiko-
motor kelompok kontrol yang diperoleh se- Berdasarkan tabel 7. di atas, siswa yang
suai dengan rata-rata skor sebesar 74,05. paling banyak mendapat skor 164–176 seba-
nyak 9 siswa dengan persentase sebesar 43%.
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Skor Post- Hasil keseluruhan skor angket motivasi ke-
test Kelompok Eksperimen lompok eksperimen diperoleh rata-rata skor
Persentase (%) sebesar 164,14.
Interval Frekuensi
Relatif Kumulatif Tabel 8. Distribusi Frekuensi Skor Angket
52 – 58 3 14 14
59 – 65 2 10 24
Motivasi Kelompok Kontrol
66 – 72 1 5 29
Persentase (%)
73 – 79 2 10 39 Interval Frekuensi
Relatif Kumulatif
80 – 86 9 42 81
139–148 1 5 5
87 – 94 4 19 100
149–158 0 0 5
Jumlah 21 100
159–168 2 10 14
Berdasarkan tabel 5. di atas, siswa yang 169–178 6 29 43
paling banyak mendapat skor antara 80–86 179–188 7 33 76
189–198 5 24 100
sebanyak 9 siswa dengan persentase sebesar Jumlah 21 100
81%. Hasil keseluruhan data post-test ke-
lompok eksperimen yang diperoleh sesuai Berdasarkan tabel 8. di atas, yang pa-
dengan rata-rata skor sebesar 77,71. ling banyak mendapat skor 179–188 seba-
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Skor Post- nyak 7 siswa dengan persentase sebesar 33%.
test Kelompok Kontrol Hasil keseluruhan skor angket motivasi bela-
jar kelompok kontrol diperoleh rata-rata skor
Persentase (%) sebesar 178,48.
Interval Frekuensi
Relatif Kumulatif Keseluruhan data angket motivasi ter-
45 – 52 1 5 5
sebut dikelompokkan dalam dua kategori yai-
53 – 60 3 14 19
61 – 68 6 29 48 tu skor sama dengan atau skor di atas rerata
69 – 76 4 19 67 gabungan termasuk kategori motivasi belajar
77 – 84 4 19 76 tinggi sedangkan di bawah rerata termasuk
85 – 92 3 14 100 dalam kategori motivasi belajar rendah.
Jumlah 21 100 Pada kelompok eksperimen yang mem-
Berdasarkan tabel 6. di atas, siswa yang punyai motivasi belajar tinggi ada 14 siswa
paling banyak mendapat skor 61–68 seba- sedangkan motivasi belajar rendah ada 7 sis-
nyak 6 siswa dengan persentase sebesar 29%. wa. Pada kelompok kontrol yang mempunyai
Hasil keseluruhan data post-test kelompok motivasi belajar yang tinggi sebanyak 12 sis-
kontrol yang diperoleh sesuai dengan rata-ra- wa sedangkan motivasi yang belajar rendah
ta skor sebesar 70,52. ada 9 siswa.
5

Tabel 9. Deskripsi Hasil Belajar Matema- Tabel 11. Harga Statistik Uji dan Harga
tika Berdasarkan Interaksi Mo- Kritik Uji Normalitas Nilai
del Pembelajaran dan Motivasi UAS
Belajar
Sampel Lmaks Ltabel Keputusan Uji
Hasil Belajar Matematika Eksperimen 0,188 0,183 H0 tidak ditolak
Motivasi Kelompok Kelompok Kontrol 0,189 0,133 H0 tidak ditolak
Belajar Eksperimen Kontrol
Mean SD Mean SD Berdasarkan tabel 11. tampak bahwa
Tinggi 85,36 4,85 76,58 10,46 harga Lhitung untuk masing-masing sampel ti-
Rendah 62,43 7,65 62,44 8,60 dak melebihi harga Ltabel sehingga diperoleh
Berdasarkan tabel 9. di atas, rata-rata H0 tidak ditolak yang berarti sampel berasal
skor yang diperoleh pada kelompok eksperi- dari populasi yang berdistribusi normal.
men adalah 85,36 dengan standar deviasi se- Hasil uji homogen menggunakan uji
besar 4,85 untuk kategori motivasi tinggi se- Bartlett dengan statistik uji Chi-Kuadrat dan
dangkan untuk kategori motivasi rendah di- tingkat signifikansi 0.05 diperoleh nilai sta-
peroleh rata-rata skor 62,43 dengan standar tistik uji dari kelompok eksperimen dan kon-
deviasi sebesar 7,65. Kelompok kontrol di- trol adalah x2hitung = -0,649 dan x2tabel adalah
peroleh rata-rata skor adalah 76,58 dengan 3,841 karena x2hitung = -0,649˂ x2tabel(1-0.05);(2-1)
standar deviasi sebesar 10,46 untuk kategori maka H0 tidak ditolak. Hal ini berarti kedua
motivasi tinggi sedangkan kategori motivasi kelompok homogen.
rendah diperoleh rata-rata skor 62,44 dengan Sampel penelitian tersebut berasal dari
standar deviasi sebesar 8,60. populasi yang berdistribusi normal dan vari-
Sebelum analisis data terlebih dahulu ansinya homogen maka selanjutnya dilaku-
dila-kukan pengujian prasyarat analisis yaitu kan uji-t. Hasil uji keseimbangan dengan me-
uji normalitas, uji homogenitas, sedangkan gunakan uji-t diperoleh thitung = -0,168. Pada
untuk menguji keseimbangan kemampuan sampel thitung = -0,168 ∉DK = {t | t ˂ - 2,021
awal antara kelompok eksperimen dan kon- atau t > 2,021} maka H0 tidak ditolak. Hal ini
trol menggunakan uji-t. Uji keseimbangan di- berarti kemampuan awal kedua ke-lompok
lakukan untuk mengetahui apakah sampel dalam keadaan seimbang.
mempunyai kemampuan awal yang sama Tabel 12. Hasil Analisis Statistik Uji Nor-
atau tidak. Uji keseimbangan ini diambil dari malitas
nilai Ulangan Akhir Semester 1 (UAS 1) ma-
Sumber Lmaks Ltabel Keputusan
ta pelaja-ran matematika.
Kelompok H0 tidak
0,1381 0,184
Tabel 10. Rataan dan Variansi Data UAS Eksperimen ditolak
Kelompok H0 tidak
Jumlah 0,1443 0,184
Kelompok SD Kontrol ditolak
siswa
Motivasi H0 tidak
Kelompok 22 67,80 8,5 0,1051 0,149
Tinggi ditolak
Eksperimen
Motivasi H0 tidak
Kelompok 21 68,00 7,1 0,1190 0,220
Rendah ditolak
Kontrol
Berdasarkan tabel 10. dapat diketahui Dari tabel 12. harga L = maks {|F(z)–S
bahwa untuk kelompok eksperimen diperoleh (zi)|} pada kelompok ekperimen, kelompok
rata-rata skor sebesar 67,80 dengan standar kontrol, motivasi belajar tinggi, dan motivasi
deviasi sebesar 8,5. Sedangkan untuk kelom- belajar rendah tidak melebihi harga Ltabel se-
pok kontrol diperoleh rata-rata skor sebesar hingga H0 tidak ditolak berarti sampel ber-
68,00 dengan perolehan standar deviasi sebe- asal dari populasi yang termasuk berdistribu-
sar 7,1. si normal.
6

Tabel 13. Hasil Analisis Statistik Uji Ho- Tabel 15. Hasil Analisis Variansi Dua Ja-
mogenitas lan dengan Sel Tak Sama
Sumber x2hit x2tab Keputusan S JK DK RK Fhit Ftab
Kelompok -0,046 3,841 H0 tidak A 1163,21 1 1163,21 7,21 4,08
Eksperimen ditolak B 4327,27 1 4327,27 26,83 4,08
dan Kontrol
AB -799,60 1 -799,60 -4,96 4,08
Motivasi -0,760 3,841 H0 tidak
Tinggi dan ditolak G 6128,23 38 161,269 - -
Rendah T 10819,11 42 - - -
Antar Sel 2,441 7,815 H0 tidak
ditolak Berdasarkan tabel 15. di atas menun-
jukkan bahwa:
Nilai statistik uji dari kelompok ekspe-
1) Pada efek utama baris (A), H0 ditolak.
rimen dan kelompok kontrol adalah x2hitung =
Hal ini berarti terdapat perbedaan penga-
-0,046 sedangkan x2tabel untuk tingkat signifi-
ruh antara penggunaan model pembelaja-
kansi 0,05 adalah x20,05;1 = 3,841. Dikarena
ran Discovery Learning dan Langsung
x2hitung = -0,046< x20,05;1 = 3,841 maka H0 ti-
terhadap hasil belajar matematika.
dak ditolak. Ini berarti bahwa kedua kelom-
2) Pada efek utama kolom (B), H0 ditolak.
pok tersebut homogen.
Hal ini berarti terdapat perbedaan penga-
Nilai statistik uji dari kelompok siswa
ruh antara motivasi belajar tinggi serta
dengan motivasi belajar tinggi dan rendah
rendah terhadap hasil belajar matematika.
adalah x2hitung = -0,760 sedangkan x2tabel un-
3) Pada efek utama interaksi (AB), H0 tidak
tuk tingkat signifikansi 0,05 adalah x20,05;1 =
ditolak. Hal ini berarti tidak terdapat inte-
3,841. Dikarena x2hitung = -0,760 < x20,05;1 =
raksi antara penerapan model pembelaja-
3,841 maka H0 tidak ditolak. Ini berarti bah-
ran Discovery Learning dan Langsung
wa kedua kelompok tersebut homogen.
dengan motivasi belajar tinggi dan rendah
Nilai statistik uji antar sel adalah x2hitung
terhadap hasil belajar matematika.
= 2,441 sedangkan x2tabel untuk tingkat signi-
fikansi 0,05 adalah x20,05;3 = 7,815. Dikarena
PEMBAHASAN
x2hitung = 2,441 < x20,05;1 = 7,815 maka H0 ti-
dak ditolak. Ini berarti bahwa nilai statistik u- Hasil dari statistik uji hipotesis meng-
ji antar sel tersebut homogen. gunakan anava dua jalan dengan sel tak sama
dapat diketahui bahwa hipotesis pertama
Tabel 14. Rataan Skor Masing - Masing
(H0A) dan hipotesis kedua (H0B) ditolak se-
Sel
dangkan hipotesis ketiga (H0AB) tidak ditolak.
Model
Motivasi Belajar
Rataan
Salah satu manfaat yang dapat diper-
Tinggi Rendah oleh dari pembelajaran Discovery Learning
Pembelajaran Marginal
(B1) (B2) adalah munculnya sikap keilmiahan siswa,
Discovery
Learning (A1) 85,36 62,43 73,90 misalnya sikap objektif, rasa ingin tahu untuk
Langsung (A2) 76,58 62,44 69,51 menyelesaikan masalah dengan baik, dan
Rataan Marginal 80,970 62,435 berpikir kritis. Terpacunya rasa ingin tahu
siswa, menyebabkan siswa akan menjadi le-
Untuk pengujian hipotesis digunakan a- bih bersemangat untuk belajar dan mengeta-
nalisis variansi dua jalan dengan sel tak sama hui pengetahuannya. Rasa ingin tahu siswa
pada tingkat signifikansi α = 0,05. Adapun memberikan motivasi bagi siswa untuk men-
hasil perhitungan analisis variansi dua jalan cari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan atau
dengan sel tak sama terangkum pada tabel 11. masalah-masalah yang muncul dan dihadapi-
berikut: nya.
7

Hubungan antara rasa ingin tahu dan i- tinggi dibandingkan dengan rata-rata nilai a-
ngin menemukan penyelesaian dari masalah fektif psikomotor kelompok kontrol yang di-
dengan penerapan model pembelajaran Dis- beri perlakuan model pembelajaran langsung.
covery Learning, searah dengan motivasi be- Berdasarkan hasil anava dua jalan de-
lajar. Artinya semakin besar rasa ingin tahu ngan sel tak sama diketahui bahwa H0A dito-
siswa dan ingin menemukan penyelesaian da- lak karena Fhitung = 7,21 > Ftabel = 4,08. Hal i-
ri masalah, maka semakin besar pula motiva- ni berarti terdapat perbedaan pengaruh antara
si belajar yang dimiliki siswa. Jadi penerapan model pembelajaran Discovery Learning dan
model pembela-jaran Discovery Learning da- Langsung. Rataan marginal yaitu rataan baris
pat menumbuhkan dan membangkitkan moti- A1 = 73,90> rataan baris A2 = 69,51 menun-
vasi belajar siswa. Terbukti siswa mampu jukkan bahwa penerapan model pembelaja-
dan mau mencari tahu tentang problem ter- ran Discovery Learning menghasilkan hasil
masuk menemukan penyelesaiannya yang di- belajar matematika siswa yang lebih baik da-
munculkan di dalam kelas, dengan berbagai ripada model pembelajaran Langsung.
sumber. Pada proses pembelajaran, seorang
Menurut Jacobsen (2009: 210) adalah guru seharusnya memotivasi siswa untuk da-
model pembelajaran discovery learning, guru pat memecahkan permasalahan yang dihada-
akan lebih sedikit dalan menjelaskan sehing- pinya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Illahi
ga siswa lebih aktif dalam pembelajaran se- (2012: 34) yang menyatakan bahwa discove-
cara kognitif, mendorong pembelajaaran dan ry merupakan salah satu model yang melibat-
motivasi. Senada dengan Slavin (2011: 11) kan siswa secara langsung dalam kegiatan
menyatakan bahwa keunggulan model disco- belajar dan mengajar, sehingga siswa dapat
very learning yaitu membangkitkan keingin- menggunakan proses mentalnya untuk mene-
tahuan siswa dan memotivasi mereka untuk mukan konsep pengetahuan yang dipelajari-
terus bekerja dalam menemukan jawaban, nya. Suprihartiningrum (2013: 242) menyata-
siswa juga mempelajari kemampuan penyele- kan bahwa “Melalui pembelajaran penemuan
saian soal dan pemikiran kritis secara mandi- siswa diharapkan dapat terlibat dalam me-
ri karena mereka harus menganalisis dan me- selidiki suatu hubungan dan mengumpulkan
manipulasi data. Hal ini juga diperkuat oleh data”. Penerapan model ini mampu mencip-
pendapat Illahi (2012: 34) yang menyatakan takan suasana kelas yang demokratis, lingku-
bahwa discovery learning merupakan model ngan yang saling menghormati, memberi ke-
yang melibatkan siswa secara langsung da- sempatan pada siswa untuk belajar sendiri,
lam kegiatan belajar mengajar, sehingga sis- berpendapat sendiri, serta berdiskusi mencari
wa mampu menggunakan proses mentalnya jalan keluar dalam menghadapi masalah. Hal
untuk menemukan konsep pengetahuan yang ini dapat mengembangkan kemampuan ber-
dipelajarinya. Kesempatan siswa untuk terli- pikir siswa serta menumbuhkan kepercayaan
bat langsung dan bekerjasama dalam kegiat- pada diri sendiri yang kuat yang berdampak
an belajar mengajar juga sebagai kesempatan pada hasil belajar matematika yang lebih ba-
siswa untuk dapat memenuhi kebutuhan akan ik daripada kelompok dengan model pembe-
penghargaan dan aktualisasi diri. Jadi, model lajaran Langsung.
pembelajaran discovery learning dapat mem- Hasil anava dua jalan dengan sel tidak
beri ruang bagi siswa untuk memenuhi kebu- sama diketahui bahwa H0B ditolak dikarena
tuhannya sehingga siswa akan memiliki mo- Fhitung = 26,83 > Ftabel = 4,08. Hal ini berarti
tivasi yang tinggi dalam belajar. terdapat perbedaan pengaruh motivasi belajar
Penerapan model pembelajaran disco- tinggi dan motivasi belajar rendah. Hasil ana-
very learning tidak hanya berdampak pada va juga menunjukkan bahwa kelompok siswa
hasil belajar aspek kognitif saja, akan tetapi yang mempunyai motivasi tinggi mempunyai
juga berdampak pada aspek afektif dan psi- rataan marginal kolom yaitu 84,56 dan siswa
komotor setelah diberi perlakuan. Peningka- yang mempunyai motivasi rendah mempu-
tan rata-rata nilai afektif dan psikomotor ke- nyai rataan marginal kolom sebesar 62,44.
lompok eksperimen yang diberi perlakuan Hal ini berarti siswa dengan motivasi belajar
model pembelajaran discovery learning lebih tinggi memiliki tingkat pemahaman konsep
8

yang lebih baik daripada siswa dengan moti- Tidak adanya interaksi antara penera-
vasi belajar rendah. pan model pembelajaran dan motivasi belajar
Menurut Sardiman (2012: 84) kegiatan ini dimungkinkan karena banyak faktor yang
belajar sangat diperlukan adanya motivasi. mempengaruhi proses pembelajaran. Menu-
Hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada rut Syah (2006: 132) keberhasilan proses be-
motivasi. Makin tepat motivasi yang diberi- lajar mengajar dipengaruhi oleh faktor inter-
kan akan makin berhasil pula pelajaran itu. nal dan faktor eksternal. Faktor internal yang
Jadi motivasi akan senantiasa menentukan in- ada di dalam individu antara lain perhatian,
tensitas usaha belajar siswa. Pemberian peng- minat, bakat, motivasi, kesiapan, dan juga
hargaan baik berupa pujian, tepuk tangan, se- kelelahan. Faktor eksternal antara lain faktor
ta nilai yang baik membuat siswa lebih ter- di keluarga, faktor di sekolah, dan faktor ma-
motivasi dalam belajar. Hal ini juga diperku- syarakat. Faktor internal dan eksternal dalam
at dari pengamatan peneliti pada proses pem- belajar saling berkaitan dan mempengaruhi
belajaran, siswa yang mempunyai motivasi satu sama lain sehingga dalam proses pembe-
belajar tinggi cenderung lebih aktif bertanya lajaran tidak hanya dipengaruhi oleh model
dan memiliki rasa ingin tahu yang lebih ting- pembelajaran dan motivasi belajar. Pada pe-
gi. nelitian, peneliti tidak dapat mengkontrol se-
Berdasarkan hasil analisis mengguna- mua faktor yang terlibat dalam proses pem-
kan anava dua jalan dengan sel tak sama di- belajaran. Jadi, hasil penelitian menunjukkan
peroleh bahwa Fhitung = -4,96 < Ftabel = 4,08 bahwa tidak adanya interaksi di antara model
yang berarti H0AB tidak ditolak karena Fhitung pembelajaran dan tingkat motivasi belajar
termasuk anggota daerah kritik. Hal ini mem- terhadap hasil belajar matematika.
buktikan bahwa tidak adanya interaksi model
pembelajaran, siswa yang memiliki motivasi
SIMPULAN
belajar tinggi memiliki hasil belajar yang le-
bih baik daripada siswa yang memiliki moti- Terdapat perbedaan pengaruh model
vasi belajar rendah. Sebaliknya, seberapapun pembelajaran Discovery Learning terhadap
tingkat motivasi belajar baik tinggi maupun hasil belajar matematika. Terdapat perbedaan
rendah, kelompok yang diajar menggunakan pengaruh motivasi belajar tinggi dan rendah
model pembelajaran Discovery Learning me- terhadap hasil belajar matematika. Tidak ter-
miliki hasil belajar matematika yang lebih dapat interaksi model pembelajaran dan mo-
baik daripada kelom-pok yang diajar meng- tivasi belajar terhadap hasil belajar matema-
gunakan model pembe-lajaran Langsung. tika.

DAFTAR PUSTAKA
Anitah, S. (2009). Teknologi Pembelajaran. Surakarta: Inti Media.
Budiyono. (2004). Statistika untuk Penelitian. Surakarta: UNS Press.
Illahi, M T. (2012). Pembelajaran Discovery Strategy & Mental Vocational Skill. Jogjakarta:
DIVA Press.
Jacobsen, D.A., Eggen, P., & Kauchak, D. (2009). Methods for Teaching. Terj. Sri Mulyantini
Soetjipto. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sardiman. (2012). Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Slavin, R E. (2011). Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: Indeks.
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, N S. (2009). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Suprihartiningrum, Jamil. (2013). Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.
Syah, M. (2006). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai