Anda di halaman 1dari 21

Kepemimipinan

Rekayasa Ide
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Yang Diampu

Oleh Dosen Mata Kuliah Kepemimpinan

Dr. Fajar Apollo Sinaga, S.Si., M.Si., Apt Dosen -

IKOR

DIVA PAUL VAGABONE PURBA


6213321016

PENDIDIKAN KEPELATIHAN

OLAHRAGA FAKULTAS ILMU

KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasalah

Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan pemerataankualitas


sumber daya manusia melalui pendidikan, yaitu diantaranya dengan pengadaan sarana dan
prasaran pendidikan, pengadaan tenaga guru kontrak, penataran, penyempurnaan kurikulum dan
sebagainya yang memungkinkan. Permasalahan yang mendasar sebenarnya yaitu mampu atau
tidak sumber daya pendidikan yang ada atau belum ada untuk dikelola secara efektif dan efisien
oleh setiap lembaga penyelenggara pendidikan itu sendiri. Oleh karena itu suatu terobosan dalam
mewujudkan tujuan pendiikan adalah dengan cara meningkatkan fungsi dan peran kepalasekolah
dasaruntukmenciptakansekolahsebagailingkunganpendidikanyangdapatmenghasilkanlulusan
dengan beragam tingkat pengetahaun, kemampuan serta nilai atau sikap yang memungkinkan
untuk menjadi warga masyarakat dan warga negara yang bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, beriman dan berbudi pekerti luhur.

Tujuan yang sangat mulia tersebut tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari tenaga
kependidikan yang profesional. Salah satu tenaga kependidikan yang paling menentukan dalam
pengelolaan pendidikan dasar adalah kepala sekolah yang bertanggung jawab atas
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan
lainnya dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana. Tugas dan tanggung jawab
yang harus diemban oleh kepala sekolah dalam memimpin atau mengelola sekolah yaitu
meningkatkan mutu pendidikan, artinya bahwa seorang kepala sekolah dituntut untuk mampu
mengelola seluruh sumber daya pendidikan yang ada di sekolah, sehingga mampu mendukung
terhadap perwujudkan tujuan pendidikan yang akan dicapai. Keadaan tersebut sebagaimana
diungkapkan dalam konsep Total Quality Manajemen bahwa mutu suatu produk ditentukan oleh
pengelolaaninput,prosessampaidenganoutput.Dengankatalainbahwamutusuatuprodukakan bagus
apabila bahan dasarnya diproses dengan benar dan dikontrol dengan tepat. Demikian pula
hanyadalampenyelenggaraanataupengelolaanlembagapendidikan,termasuksekolahdasar.
Sementarapadapendidikandasar,khususnyasekolahdasardiIndonesia,siswayangmasuk(input) tidak
diseleksi secara khusus, asal memenuhi persyaratan administratif mereka bisa diterima. Dengan
demikian, yang paling menentukan kualitas lulusan terletak pada pembelajarannya. Oleh karena
itu suatu langkah yang perlu ditingkatkan dalam penyelenggaraan atau pengelolaan pendidikan di
sekolah dasar yaitu menciptakan suatu sistem pengelolaan yang berkualitas. Dalam hal ini kepala
sekolah dituntut untuk memiliki kemampuan manajerial yang profesional dalam peranannya
memimpin sekolah.

Permasalahan-permasalahan yang terjadi di lapangan, sehingga menjadi kendali sekolah


dasar menjadi tidak bermutu antara lain: karena tidak ada standar input (siswa), sehingga
kemampuan dan karakteristik siswa sangat beragam, sistem guru kelas berdampak pada
menurunnya kinerja guru, kurikulum pada beberapa mata pelajaran masih dianggap terlalu luas,
sehinggamemberatkanbagisiswauntukmempelajarinyadanmasihadanyaguruyangkurangaktif
dalampembelajaran.Permasalahan-permasalahantersebuttentunyamerupakansuatukendalabagi
dunia pendidikan di sekolah dasar yang keberadaannya perlu segera ditangani benar-benar,
sehingga tidak mengganggu atau menghambat terwujudnya tujuan pendidikan yang akan dicapai.
Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut diperlukan upaya-upaya
dalam bentuk strategi kepala sekolah untuk menanganinya. Dengan harapan mutu pembelajaran
yang merupakan produktivitas sekolah tetap dipertahankan tingkat keefektifan, keefisienan dan
relevansinya.

1.2 Tujuan danmanfaat

Adapun tujuan dalam rekayasa ide ini adalah untuk mengetahui


BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN

Sejalandengantantangankehidupanglobal,pendidikanmerupakanhalyangsangat
penting karena pendidikan salah satu penentu mutu Sumber Daya Manusia. Dimana
dewasa ini keunggulan suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan
alam, melainkan pada keunggulan Sumber Daya Manusia (SDM). Dimana mutu Sember
DayaManusia(SDM)berkorelasipositifdenganmutupendidikan,mutupendidikansering
diindikasikan dengan kondisi yang baik, memenuhi syarat, dan segala komponen yang
harus terdapat dalam pendidikan, komponen-komponen tersebut adalah masukan, proses,
keluaran, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana sertabiaya.
Mutu pendidikan tercapai apabila masukan, proses, keluaran, guru, sarana dan
prasaranasertabiayaapabilaseluruhkomponentersebutmemenuhisyarattertentu.Namun dari
beberapa komponen tersebut yang lebih banyak berperan adalah tenaga kependidikan
yang bermutu yaitu yang mampu menjawab tantangan-tantangan dengan cepat dan
tanggung jawab. Tenaga kependidikan pada masa mendatang akan semakin kompleks,
sehinggamenuntuttenagakependidikanuntuksenantiasamelakukanberbagaipeningkatan
dan penyesuaian penguasaankompetensinya.
Pendidikan yang bermutu sangat membutuhkan tenaga kependidikan yang
professional. Tenaga kependidkan mempunyai peran yang sangat strategis dalam
pembentukanpengetahuan,ketrampilan,dankarakterpesertadidik.Olehkarenaitutenaga
kependidikanyangprofessionalakanmelaksanakantugasnyasecaraprofessionalsehingga
menghasilkantamatanyanglebihbermutu.Menjaditenagakependidikanyangprofesional
tidakakanterwujudbegitusajatanpaadanyaupayauntukmeningkatkannya,adapunsalah satu
cara untuk mewujudkannya adalah dengan pengembangan profesionalisme ini
membutuhkan dukungan dari pihak yang mempunyai peran penting dalam hal ini adalah
kepala sekolah, dimana kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan yang sangat
penting karena kepala sekolah berhubungan langsung dengan pelaksanaan program
pendidikan disekolah.
Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan
kebijaksanaan kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan salah satu pemimpin
pendidikan. Karena kepala sekolah merupakan seorang pejabat yang profesional dalam
organisasi sekolah yang bertugas mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama
dengan guru-guru dalam mendidik siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan
keprofesionalan kepala sekolah ini pengembangan profesionalisme tenaga kependidikan
mudah dilakukan karena sesuai dengan fungsinya, kepala sekolah memahami kebutuhan
sekolah yang ia pimpin sehingga kompetensi guru tidak hanya mandeg pada kompetensi
yang ia miliki sebelumnya, melainkan bertambah dan berkembang dengan baik sehingga
profesionalisme guru akan terwujud. Karena tenaga kependidikan profesional tidak hanya
menguasaibidangilmu,bahanajar,danmetodeyangtepat,akantetapimampumemotivasi
peserta didik, memiliki keterampilan yang tinggi dan wawasan yang luas terhadap dunia
pendidikan.
Profesionalisme tenaga kependidikan juga secara konsinten menjadi salah satu
faktor terpenting dari mutu pendidikan. Tenaga kependidikan yang profesional mampu
membelajarkan murid secara efektif sesuai dengan kendala sumber daya dan lingkungan.
Namun,untukmenghasilkanguruyangprofesionaljugabukanlahtugasyangmudah.Guru
harus harus lebih dinamis dan kreatif dalam mengembangkan proses pembelajaran siswa.
Agar proses pendidikan dapat berjalan efektif dan efisien, guru dituntut memiliki
kompetensi yang memadai, baik dari segi jenis maupunisinya
Adaduafaktoryangdapatmenjelaskanmengapaupayaperbaikanmutupendidikan
selama ini kurang atau tidak berhasil. Pertama strategi pembangunan pendidikan selama
ini lebih bersifat input oriented. Strategi yang demikian lebih bersandar kepada asumsi
bahwa bilamana semua input pendidikan telah dipenuhi, seperti penyediaan buku-buku
(materi ajar) dan alat belajar lainnya, penyediaan sarana pendidikan, pelatihan guru dan
tenaga kependidikan lainnya, maka secara otomatis lembaga pendidikan ( sekolah) akan
dapat menghasilkan output (keluaran) yang bermutu sebagai mana yang diharapkan.
Ternyatastrategiinput-outputyangdiperkenalkanolehteorieducationproductionfunction
(Hanushek, 1979,1981) tidak berfungsi sepenuhnya di lembaga pendidikan (sekolah),
melainkan hanya terjadi dalam institusi ekonomi danindustri.
Kedua, pengelolaan pendidikan selama ini lebih bersifat macro-oriented, diatur
oleh jajaran birokrasi di tingkat pusat. Akibatnya, banyak faktor yang diproyeksikan di
tingkat makro (pusat) tidak terjadi atau tidak berjalan sebagaimana mestinya di tingkat
mikro (sekolah). Atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa komleksitasnya cakupan
permasalahan pendidikan, seringkali tidak dapat terpikirkan secara utuh dan akurat oleh
birokrasi pusat.

BAB III
METODE PELAKSANAAN
Dalam melaksanakan kinerjanya yang baik, kepala sekolah dapat melakukan bberapa
metode seperti melakukan pembinaan-pembinaan terhadap guru berupa pembinaan peningkatan
kemampuan, artinya untuk melakukan kegiatan pendidikan secara efektif dan efisien, para
guru harus mempunyai kemampuan yang memadai dalam proses pembelajaran
Beberapa strategi yang diterapkan kepala sekolah dalam meningkatkan kemapuan
guru yaitu dengan membina guru dalam kegiatan proses pembelajaran, membimbing dalam
menyiapkan perangkat pembelajaran, melakukan pembinaan proses pembelajaran sebagaimana
yangdirencanakan.
Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan disiplin guru adalah dengan
cara : a). Melaksanakan disipli sesuai denganaturan
b). Membantu para guru dalam meningkatkan standar prilaku,
c). Melaksanakan semua aturan yang telah disepakatibersama
Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi guru adalah: memotivasi para
guru dengan cara menciptakan situasi yang harmonis dan saling bekerjasama sesame guru,
berusaha memenuhi perlengkapan yang diperlukan guru dalam melaksanakan tugasnya,
memberikan penghargaan danhukuman.
Strategi dalam kepala sekolah dalam meningkatkan komitmen guru adalah:
mengirim para guru untuk mengikuti seminar-seminar dan pelatihan-pelatihan, mendatangkan
para tutor kesekolah, memberikan kesempatankepadaparaguruuntukmelanjutkan
pendidikannya,menempatkangurupadaproporsiyangsesuaidenganbidangnya,danmengadakan
rapat guru setiap semester untuk mengevaluasi kinerja guru sekaligus memberikan pengarahan-
pengarahan terhadap sasaran yang belumtercapai

BAB IV
PEMBAHASAN
Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu organisasi
karenasebagianbesarkeberhasilandankegagalansuatuorganisasiditentukanolehkepemimpinan
dalam organisasi tersebut. Yang dimaksud dengan kepemimpinan seperti yang dikemukakanoleh
JamesM.BlackpadaManajemem:aGuidetoExecutiveCommanddalam(SadiliSamsudin,2006:
287) adalah kemampuan meyakinkan dan menggerakkan orang lain agar mau bekerja sama di
bawah kepemimpinannya sebagai suatu tim untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Sementara R. Soekarto Indrafachrudi (2006: 2) mengartikan kepemimpinan sebagai suatu
kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapailah tujuan itu.
Kemudian menurut Maman Ukas (2004:268) kepemimpinan adalah kemampuan yang dimiliki
oleh seseorang untuk dapat mempengaruhi orang lain, agar ia mau berbuat sesuatu yang dapat
membantu pencapaian suatu maksud dan tujuan.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah
kemampuan yang dimiliki seseorang dalam mempengaruhi orang lain untuk mau bekerja sama
agar mau melakukan tindakan dan perbuatan dalam mencapai tujuan bersama.
Kepala sekolah adalah seorang pemimpin sekolah atau pemimpin suatu lembaga tempat
menerima dan memberi pelajaran. Kepala sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang
diberitugasuntukmemimpinsuatusekolahdimanadiselenggarakanprosesbelajarmengajar,atau
tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima
pelajaran. (Wahjosumidjo, 2002: 83). Kepala sekolah adalah seorang guru (jabatan fungsional)
yang diangkat untuk menduduki jabatan struktural (kepala sekolah) di sekolah. (Rahman, 2006:
106). Kepala sekolah adalah seorang guru yang mempunyai kemampuan untuk memimpin segala
sumber daya yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didayagunakan secara maksimal untuk
mencapai tujuanbersama.
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam
meningkatkankualitaspendidikan.SebagaimanadikemukakandalamPasal12ayat1PP28tahun 1990
bahwa kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,
administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta
pemeliharaan sarana dan prasarana.
Kepala sekolah diangkat melalui prosedur serta persyaratan tertentu yang bertanggung
jawab atas tercapainya tujuan pendidikan melalui upaya peningkatan profesionalisme tenaga
kependidikan yang mengimplikasikan meningkatkanya prestasi belajar peserta didik. Kepala
sekolah yang professional akan berfikir untuk membuat perubahan tidak lagi berfikir bagaimana
suatu perubahan sebagaimana adanya sehingga tidak terlindas oleh perubahan tersebut. Untuk
mewujudkankepalasekolahyangprofesionaltidaksemudahmembalikkantelapaktangan,semua itu
butuh proses yang panjang. Namun kenyataan di lapangan masih banyak kepala sekolah yang
tidak menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pemimpin pendidikan. Ini disebabkan karena
dalam proses pengangkatannya tidak ada trasnparansi, rendahnya mental kepala sekolah yang
ditandai dengan kurangnya motivasi dan semangat serta kurangnya disiplin dalam melakukan
tugas, dan seringnya datang terlambat serta banyak faktor penghambat lainnya untuk
meningkatkan kualitas pendidikan yang mengimplikasikan rendahnya produktivitas kerja kepala
sekolah yang berimplikasi juga pada mutu (input, proses, danoutput).
Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung pada kecakapan dan kebijaksanaan
kepemimpinan kepala sekolah yang merupakan salah satu pemimpin pendidikan. Karena kepala
sekolah merupakan seorang pejabat yang profesional dalam organisasi sekolah yang bertugas
mengatur semua sumber organisasi dan bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa
untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan keprofesionalan kepala sekolah ini pengembangan
profesionalisme tenaga kependidikan mudah dilakukan karena sesuai dengan fungsinya, kepala
sekolah memahami kebutuhan sekolah yang ia pimpin sehingga kompetensi guru tidak hanya
mandeg pada kompetensi yang ia miliki sebelumnya, melainkan bertambah dan berkembang
dengan baik sehingga profesionalisme guru akan terwujud.
Sekolah sebagai pendidikan formal bertujuan membentuk manusia yang berkepribadian,
dalam mengembangkan intelektual peserta didik dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kepala sekolah sebagai pemimpin pada sebuah lembaga pendidikan formal, mempunyai peran
sangat penting dan menentukan dalam membantu para guru dan muridnya. Di dalam
kepemimpinnya kepalasekolahharusdapatmemahami,mengatasidanmemperbaikikekurangan-
kekurangan yang terjadi di lingkunagn sekolah secara menyeluruh. Untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di sekolah yang dipimpinnya, seorang kepala sekolah harus mampu meningkatkan
kinerja para pendidik termasuk tenaga kependidikan yang berada di bawahkewenangannya.
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seorang guru. Maka sebagai pimpinan
tertinggidisekolah,seorangkepalasekolahharusmampumemberikanenergipositifyangmampu
menggerakkan para guru untuk melaksanakan tugasnya secara sungguh-sungguh dan penuh
tanggungjawabsehinggakinerjamerekamenjadilebihbaikdanlebihbaiklagi.Sebagaipemimpin yang
mempunyai pengaruh, seorang kepala sekolah harus terus berusaha agar ide, nasehat, saran
dan(jikaperlu)instruksidanperintahdankebijakannyadiikutiolehparagurubinaannya.Dengan
demikian ia dapat mengadakan perubahan-perubahan dalam cara berfikir, dalam bersikap dan
dalambertindakatauberperilaku.Makamenjadituntutanbagiseorangkepalasekolahharusselalu
merefresh pengetahuan dan wawasan keilmuannya agar nantinya dapat mendukung tugasnya
sebagai seorangpimpinan.
Banyak faktor penghambat tercapainya kualitas kepemimpinan seorang kepala sekolah
seperti proses pengangkatannya tidak transparan, rendahnya mental kepala sekolah yang ditandai
dengan kurangnya motivasi dan semangat serta kurangnya disiplin dalam melakukan tugas dan
seringnya datang terlambat, wawasan kepala sekolah yang masih sempit serta banyak faktor lain
yang menghambat kinerja seorang kepala sekolah untuk meningkatkan kualitas pendidikan pada
lembaga yang dipimpinnya. Ini mengimplikasikan rendahnya produktivitas kerja kepala sekolah
yang berimplikasi juga pada mutu (input, proses dan output).
Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinannya, kepala sekolah harus melakukan
pengelolaan dan pembinaan terhadap seluruh komponen sekolah melalui kegiatan administrasi,
manajemen dan kepemimpinan yang sangat tergantung pada kemampuan manajerial seorang
kepala sekolah. Sehubungan dengan itu, kepala sekolah sebagai supervisor berfungsi untuk
mengawasi, membangun, mengoreksi dan mencari inisiatif terhadap jalannya seluruh kegiatan
pendidikan yang dilaksanakan di lingkungan sekolah. Disamping itu, kepala sekolah sebagai
pemimpinlembagapendidikanberfungsimewujudkanhubunganmanusiawi(humanrelationship)
yangharmonisdalamrangkamembinadanmengembangkankerjasamaantarpersonal,agarsecara
serempak bergerak kearah pencapaian tujuan melalui kesediaan melaksanakan tugas masing-
masing secara bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab yang dalam bahasa sekarangdikemas
dalam istilah profesional. Oleh karena itu, segala penyelenggaraan pendidikan akan mengarah
kepada usaha meningkatkan mutu pendidikan yang sangat dipengaruhi oleh guru dalam
melaksanakan tugasnya secara operasional. Untuk itu kepala sekolah harus melakukan supervisi
sekolah yang memungkinkan kegiatan operasional itu berlangsung dengan baik.

Tugas dan Peranan Kepala Sekolah


Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang paling berperan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan. Oleh karena itu, seorang kepala sekolah haruslah orang yang
profesional. Secara profesional seorang kepala sekolah memiliki tugas-tugas sebagai berikut:
1. Kepala sekolah berperilaku sebagai saluran komunikasi di lingkungan sekolah yang
dipimpinnya. Segala informasi yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan di sekolah
harus selalu terpantau oleh kepalasekolah.
2. Kepala sekolah bertindak dan bertanggung jawab atas segala tindakan yangdilakukan
oleh bawahan. Perbuatan yang dilakukan oleh para guru, siswa, staf, dan orang tua siswa tidak
dapat dilepaskan dari tanggung jawab kepalasekolah.
3. Dengan waktu dan sumber yang terbatas seorang kepala sekolah harus mampu
menghadapi berbagai persoalan. Dengan segala keterbatasan, seorang kepala sekolah harus dapat
mengaturpendistribusiantugassecaracepatsertadapatmemprioritaskanbilaterjadikonflikantara
kepentingan bawahan dengan kepentingansekolah.
4. Kepala sekolah harus berfikir secara analitik dan konsepsional. Kepala sekolah harus
dapat memecahkan persoalan melalui satu analisis, kemudian menyelesaikan persoalan dengan
satu solusi. Serta harus dapat melihat setiap tugas sebagai satu keseluruhan yang salingberkaitan.
5. Kepala sekolah adalah seorang mediator atau juru penengah. Dalam lingkungan
sekolahsebagaisuatuorganisasididalamnyaterdiridarimanusiayangmempunyailatarbelakang
yangberbeda-bedayangbisamenimbulkankonflik.Untukitu,kepalasekolahharusjadipenengah
dalam konfliktersebut.
6. Kepala sekolah adalah seorang politisi. Kepala sekolah harus dapat membangun
hubungan kerja sama melalui pendekatan persuasi dan kesepakatan (compromise). Peran politis
kepalasekolahdapatberkembangsecaraefektif,apabila:(1)dapatdikembangkanprinsipjaringan
salingpengertianterhadapkewajibanmasing-masing,(2)terbentuknyaaliansiataukoalisi,seperti
organisasi profesi, OSIS, BP3, komite sekolah, dan sebagainya; (3) terciptanya kerjasama
(cooperation) dengan berbagai pihak, sehingga aneka macam aktivitas dapat dilaksanakan.
7. Kepala sekolah adalah seorang diplomat. Dalam berbagai forum pertemuan kepala
sekolah adalah wakil resmi dari sekolah yang dipimpinnya.
8. Kepala sekolah harus mampu mengambil keputusan-keputusan sulit. Tidak ada satu
organisasipunyangberjalanmulustanpamasalah.Demikianpulasekolahsebagaisuatuorganisasi tidak
luput dari persoalan dan kesulitan-kesulitan. Dan apabila terjadi kesulitan-kesulitan, kepala
sekolah diharapkan berperan sebagai orang yang dapat menyelesaikan persoalan yang sulit
tersebut (Wahjosumidjo (2002:97).
Dalam menjalankan kepemimpinannya, selain harus tahu dan paham tugasnya sebagai
pemimpin, yang tak kalah penting dari itu semua adalah seyogyanya kepala sekolah memahami
dan mengetahui perannya. Adapun peran kepala sekolah dalam menjalankan peranannya sebagai
manajer seperti yang diungkapkan oleh Wahjosumidjo (2002:90) adalah:
(a) Peranan hubungan antarperseorangan;
(b) Perananinformasional;
(c) Sebagai pengambilkeputusan.
Peranan hubungan antar perseorangan meliputi:
a. Figurehead yang berarti lambang dengan pengertian kepala sekolah sebagai lambang
sekolah;
b. Kepemimpinan (leadership) yang artinya kepala sekolah adalah pemimpin yangharus
mampu menggerakkan seluruh sumber daya yang ada di sekolah sehingga dapat melahirkan etos
kerja dan produktifitas yang tinggi untuk mencapaitujuan;
c. Penghubung (liasion) yang artinya kepala sekolah menjadi penghubung antara
kepentingan sekolah dengan kepentingan lingkungan di luar sekolah. Sedangkan secara internal
kepala sekolah menjadi perantara antara guru (pendidik), tenaga kependidikan dan peserta didik
(siswa).
Peranan informasional meliputi:
a. Kepala sekolah sebagai monitor, artinya kepala sekolah harus selalu mengadakan
pengamatan terhadap lingkungan karena kemungkinan muncul informasi-informasi baru yang
berpengaruh terhadap sekolah yangdipimpinnya;
b. Kepalasekolahsebagaidisseminator,artinyakepalasekolahbertanggungjawabpenuh
untuk menyebarluaskan dan membagi-bagi informasi kepada para guru (pendidik), tenaga
kependidikan serta orang tuasiswa;
c. Kepala sekolah sebagai spokesman, artinya kepala sekolah memiliki tugas
menyebarkan informasi kepada lingkungan di luar sekolah yang dianggapperlu.
Sedangkan yang berkaitan dengan peranan kepala sekolah sebagai pengambil keputusan
meliputi:
a. Enterpreneur,artinyakepalasekolahselaluberusahamemperbaikipenampilansekolah
melalui berbagai macam ide dan gagasan pemikiran berupa program-program yang baru serta
melakukan survey untuk mempelajari berbagai persoalan yang timbul di lingkungansekolah;
b. Disturbance handler (orang yang memperhatikan gangguan), artinya kepala sekolah
harus mampu mengantisipasi gangguan yang timbul dengan memperhatikan situasi danketepatan
keputusan yang diambil;
c. A Resource Allocater (orang yang menyediakan segala sumber), artinya kepala
sekolah bertanggung jawab untuk menentukan dan meneliti siapa yang akan memperoleh atau
menerima sumber-sumber yang disediakan dan harusdidelegasikan;
d. Anegotiatorroles,artinyakepalasekolahharusmampumengadakanpembicaraandan
musyawarah dengan pihak luar dalam memenuhi kebutuhansekolah.

Peranan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan


Secaragarisbesar,ruanglingkuptugaskepalasekolahdapatdiklasifikasikankedalamdua
aspekpokok,yaitupekerjaandibidangadministrasisekolahdanpekerjaanyangberkenaandengan
pembinaanprofesionalkependidikan.Untukmelaksanakantugastersebutdengansebaik-baiknya, ada
tiga jenis keterampilan pokok yang harus dimiliki oleh kepala sekolah sebagai pemimpin
pendidikan yaitu keterampilan teknis (technical skill), keterampilan berkomunikasi (human
relations skill), dan keterampilan konseptual (conceptualskill).
Menurut persepsi banyak guru, keberhasilan kepemimpinan kepala sekolah terutama
dilandasi oleh kemampuannya dalam memimpin. Kunci bagi kelancaran kerja kepala sekolah
terletak pada stabilitas dan emosi, serta rasa percaya diri. Hal ini merupakan landasan psikologis
untuk memperlakukan stafnya secara adil, memberikan keteladanan dalam bersikap, bertingkah
laku dan melaksanakan tugas.
Dalam konteks ini, kepala sekolah dituntut untuk menampilkan kemampuannya membina
kerja sama dengan seluruh personel dalam iklim kerja terbuka yang bersifat kemitraan, serta
meningkatkan partisipasi aktif dari orang tua murid. Dengan demikian, kepala sekolah bisa
mendapatkan dukungan penuh dari setiap program kerjanya.
Keterlibatan kepala sekolah dalam proses pembelajaran siswa lebih banyak dilakukan
secara tidak langsung, yaitu melalui pembinaan terhadap para guru dan upaya penyediaan sarana
belajar yang diperlukan.
Kepala sekolah sebagai komunikator bertugas menjadi perantara untuk meneruskan
instruksi kepada guru, serta menyalurkan aspirasi personel sekolah kepada instansi kepada para
guru, serta menyalurkan aspirasi personel sekolah kepada instansi vertikal maupun masyarakat.
Pola komunikasi dari sekolah pada umumnya bersifat kekeluargaan dengan memanfaatkan waktu
senggangmereka.Alurpenyampaianinformasiberlangsungduaarah,yaitukomunikasitop-down,
cenderung bersifat instruktif, sedangkan komunikasi bottom-up cenderung berisi pernyataan atau
permintaan akan rincian tugas secara teknis operasional. Media komunikasi yang digunakan oleh
kepala sekolah ialah: rapat dinas, surat edaran, buku informasi keliling, papan data, pengumuman
lisan serta pesan berantai yang disampaikan secaralisan.
Dalambidangpendidikan,yangdimaksuddenganmutumemilikipengertiansesuaidengan
maknayangterkandungdalamsikluspembelajaran.Secararingkasdapatdisebutkanbeberapakata
kunci pengertian mutu, yaitu: sesuai standar (fitness to standard), sesuai penggunaan
pasar/pelanggan (fitness to use), sesuai perkembangan kebutuhan (fitness to latent requirements),
dan sesuai lingkungan global (fitness to global environmental requirements). Adapun yang
dimaksud mutu sesuai dengan standar, yaitu jika salah satu aspek dalam pengelolaan pendidikan
itu sesuai dengan standar yang telahditetapkan.
Garvin seperti dikutip Gaspersz mendefinisikan delapan dimensi yang dapat digunakan
untuk menganalisis karakteristik suatu mutu, yaitu: (1) kinerja (performance), (2) feature, (3)
kehandalan (reliability), (4) konfirmasi (conformance), (5) durability, (6) kompetensi pelayanan
(servitability),(7)estetika(aestetics),dan(8)kualitasyangdipersepsikanpelangganyangbersifat
subjektif.
Dalam pandangan masyarakat umum sering dijumpai bahwa mutu sekolah atau
keunggulan sekolah dapat dilihat dari ukuran fisik sekolah, seperti gedung dan jumlah
ekstrakurikuler yang disediakan. Ada pula masyarakat yang berpendapat bahwa kualitas sekolah
dapatdilihatdarijumlahlulusansekolahtersebutyang diterimadijenjangpendidikanselanjutnya.
Untuk dapat memahami kualitas pendidikan formal di sekolah, perlu kiranya melihat pendidikan
formaldisekolahsebagaisuatusistem.Selanjutnyamutusistemtergantungpadamutukomponen yang
membentuk sistem, serta proses yang berlangsung hingga membuahkanhasil.
Dalam pelaksanaan manajemen peningkatan mutu, kepala sekolah harus senantiasa
memahamisekolahsebagaisuatusistemorganisasi.Untukitu,kepalasekolahharuslebihberperan
sebagai pemimpin dibandingkan sebagai manager. Sebagai leader, maka kepala sekolahharus:
1. Lebih banyak mengarahkan daripada mendorong ataumemaksa.
2. Lebih bersandar pada kerjasama dalam menjalankan tugas dibandingkan bersandar
pada kekuasaan atau SK.
3. Senantiasamenanamkankepercayaanpadadirigurudanstafadministrasi.Bukannya
menciptakan rasatakut.
4. Senantiasa menunjukkan bagaimana cara melakukan sesuatu daripada menunjukkan
bahwa ia tahusesuatu.
5. Senantiasa mengembangkan suasana antusias bukannya mengembangkan suasana
yangmenjemukan.
6. Senantiasa memperbaiki kesalahan yang ada daripada menyalahkan kesalahan pada
seseorang, bekerja dengan penuh ketangguhan bukannya ogah-ogahan karena serba kekurangan
(Boediono,1998).
Menurut Poernomosidi Hadjisarosa (1997 dalam Slamet, PH, 2000), kepala sekolah
merupakan salah satu sumber daya sekolah yang disebut sumber daya manusia jenis manajer
(SDM-M) yang memiliki tugas dan fungsi mengkoordinasikan dan menyerasikan sumber daya
manusia jenis pelaksana (SDM-P) melalui sejumlah input manajemen agar SDM-Pmenggunakan
jasanya untuk bercampur tangan dengan sumber daya selebihnya (SD-slbh), sehingga proses
belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik untuk menghasilkan output yangdiharapkan.
Secara umum, karakteristik kepala sekolah tangguh dapat dituliskan sebagai berikut
(Slamet, PH, 2000):
a. Memiliki wawasan jauh ke depan (visi) dan tahu tindakan apa yang harus dilakukan
(misi) serta paham benar tentang cara yang akan ditempuh(strategi);
b. Memiliki kemampuan mengkoordinasikan dan menyerasikan seluruh sumber daya
terbatasyangadauntukmencapaitujuanatauuntukmemenuhikebutuhansekolah(yangumumnya
takterbatas);
c. Memiliki kemampuan mengambil keputusan dengan terampil (cepat, tepat, cekat, dan
akurat);
d. Memiliki kemampuan memobilisasi sumber daya yang ada untuk mencapai tujuan dan
yang mampu menggugah pengikutnya untuk melakukan hal-hal penting bagi tujuansekolahnya;
e. Memilikitoleransiterhadapperbedaanpadasetiaporangdantidakmencariorang-orang
yang mirip dengannya, akan tetapi sama sekali tidak toleran terhadap orang-orang yang
meremehkan kualitas, prestasi, standar, dannilai-nilai;
f. Memiliki kemampuan memerangi musuh-musuh kepala sekolah, yaitu ketidakpedulian,
kecurigaan, tidak membuat keputusan, mediokrasi, imitasi, arogansi, pemborosan, kaku, dan
bermuka dua dalam bersikap danbertindak.
Adapunperankepalasekolahdalampeningkatanmutupendidikandapatdijelaskansebagai
berikut:
1. Kepala sekolah menggunakan “pendekatan sistem” sebagai dasar cara berpikir, cara
mengelola, dan cara menganalisis kehidupan sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah harus
berpikir sistem (bukan unsystem), yaitu berpikir secara benar dan utuh, berpikir secara runtut
(tidak meloncat-loncat), berpikir secara holistik (tidak parsial), berpikir multi-inter-lintas disiplin
(tidak parosial), berpikir entropis (apa yang diubah pada komponen tertentu akan berpengaruh
terhadap komponen-komponen lainnya); berpikir “sebab-akibat” (ingat ciptaan-Nya selalu
berpasang-pasangan); berpikir interdipendensi dan integrasi, berpikir eklektif(kuantitatif
+kualitatif), dan berpikir sinkretisme.
2. Kepalasekolahmemilikiinputmanajemenyanglengkapdanjelas,yangditunjukkan oleh
kelengkapan dan kejelasan dalam tugas (apa yang harus dikerjakan, yang disertai fungsi,
kewenangan, tanggung jawab, kewajiban, dan hak), rencana (deskripsi produk yang akan
dihasilkan), program (alokasi sumber daya untuk merealisasikan rencana), ketentuan-
ketentuan/limitasi(peraturanperundang-undangan,kualifikasi,spesifikasi,metodekerja,prosedur
kerja, dsb.), pengendalian (tindakan turun tangan), dan memberikan kesan yang baik kepadaanak
buahnya.
3. Kepalasekolahmemahami,menghayati,danmelaksanakanperannyasebagaimanajer
(mengkoordinasi dan menyerasikan sumber daya untuk mencapai tujuan), pemimpin
(memobilisasi dan memberdayakan sumber daya manusia), pendidik (mengajak nikmat untuk
berubah), wirausahawan (membuat sesuatu bisa terjadi), penyedia (mengarahkan, membimbing
dan memberi contoh), pencipta iklim kerja (membuat situasi kehidupan kerja nikmat),
pengurus/administrator (mengadminitrasi), pembaharu (memberi nilai tambah), regulator
(membuat aturan-aturan sekolah), dan pembangkit motivasi(menyemangatkan).
Menurut Enterprising Nation (1995), manajer tangguh memiliki delapan kompetensi,
yaitu:(a)peopleskills,(b)strategicthinker,(c)visionary,(d)flexibleandadaptabletochange,(e) self-
management,(f)teamplayer,(g)abilitytosolvecomplexproblemandmakedecisions,and
(h) ethical/high personal standards.
Sedang American Management Association (1998) menuliskan 18 kompetensi yangharus
dimilikimanajertangguh,yaitu:(a)efficiencyorientation,(b)proactivity,(c)concernwithimpact,
(d) diagnostic use of concepts, (e) use of unilateral power, (f) developing others, (g)spontaneity,
(h) accurate self-assessment, (i) self-control, (j) stamina and adaptability, (k) perceptual
objectivity, (l) positive regard, (m) managing group process, (n) use of sosialized power, (o) self-
confidence, (p) conceptualization, (q) logical thought, and (r) use of oralpresentation.
1. Kepala sekolah memahami, menghayati, dan melaksanakan dimensi-dimensi tugas
(apa), proses (bagaimana), lingkungan, dan keterampilan personal, yang dapat diuraikan sebagai
berikut: (a) dimensi tugas terdiri dari: pengembangan kurikulum, manajemen personalia,
manajemen kesiswaan, manajemen fasilitas, pengelolaan keuangan, hubungan sekolah
masyarakat, dsb; (b) dimensi proses, meliputi pengambilan keputusan, pengelolaankelembagaan,
pengelolaan program, pengkoordinasian, pemotivasian, pemantauan dan pengevaluasian, dan
pengelolaanprosesbelajarmengajar;(c)dimensilingkunganmeliputipengelolaanwaktu,tempat,
sumber daya, dan kelompok kepentingan; dan (d) dimensi keterampilan personal meliputi
organisasi diri, hubungan antar manusia, pembawaan diri, pemecahan masalah, gaya bicara dan
gaya menulis (Lipham, 1974; Norton, 1985).
2. Kepala sekolah mampu menciptakan tantangan kinerja sekolah (kesenjangan antara
kinerjayangaktual/nyatadankinerjayangdiharapkan).Berangkatdarisini,kemudiandirumuskan
sasaran yang akan dicapai oleh sekolah, dilanjutkan dengan memilih fungsi-fungsi yang
diperlukanuntukmencapaisasaran,lalumelakukananalisisSWOT(Strength,Weaknes,
Opportunity, Threat) untuk menemukan faktor-faktor yang tidak siap (mengandung persoalan),
danmengupayakanlangkah-langkahpemecahanpersoalan.Sepanjangmasihadapersoalan,maka
sasaran tidak akan pernahtercapai.
3. Kepala sekolah mengupayakan teamwork yang kompak/kohesif dan cerdas, serta
membuat saling terkait dan terikat antar fungsi dan antar warganya, menumbuhkan
solidaritas/kerjasama/kolaborasi dan bukan kompetisi sehingga terbentuk iklim kolektifitas yang
dapat menjamin kepastian hasil/outputsekolah.
4. Kepala sekolah menciptakan situasi yang dapat menumbuhkan kreativitas dan
memberikan peluang kepada warganya untuk melakukan eksperimentasi-eksperimentasi untuk
menghasilkan kemungkinan-kemungkinan baru, meskipun hasilnya tidak selalu benar (salah).
Dengan kata lain, kepala sekolah mendorong warganya untuk mengambil dan mengelola resiko
serta melindunginya sekiranya hasilnyasalah.
5. Kepala sekolah memiliki kemampuan dan kesanggupan menciptakan sekolahbelajar
.
6. Kepala sekolah memiliki kemampuan dan kesanggupan melaksanakan Manajemen
Berbasis Sekolah sebagai konsekuensi logis dari pergeseran kebijakan manajemen, yaitu
pergeserandariManajemenBerbasisPusatmenujuManajemenBerbasisSekolah(dalamkerangka
otonomidaerah).
7. Kepala sekolah memusatkan perhatian pada pengelolaan proses belajar mengajar
sebagaikegiatanutamanya,danmemandangkegiatan-kegiatanlainsebagaipenunjang/pendukung
proses belajar mengajar. Karena itu, pengelolaan proses belajar mengajar dianggap memiliki
tingkat kepentingan tertinggi dan kegiatan-kegiatan lainnya dianggap memiliki tingkat
kepentingan lebihrendah.
8. Kepalasekolahmampudansanggupmemberdayakansekolahnya(SlametPH,2000),
terutama sumber daya manusianya melalui pemberian kewenangan, keluwesan, dansumberdaya.
Olehsebabitu,untukmemenuhikebutuhantersebuttaklepasdariperankepalasekolah sebagai
pengelola dalam lembaga pendidikan. Adapun yang dimaksud denganperankepala sekolah dalam
meningkatkan mutu pendidikan di sini adalah usaha-usaha yangdilakukankepala sekolah untuk
mencapai kemajuan dan kesempurnaan pendidikan yangdipercayakankepadanya.
Berikutiniakandiuraikantentangperankepalasekolahdalammeningkatkanmutupendidikan,
yang meliputi perannnya sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator,
dan motivator.
1. Kepala Sekolah sebagai Pendidik(Edukator)
Sebagaiedukator,kepalasekolahbertugasuntukmembimbingguru,tenagakependidikan,
peserta didik, mengikuti perkembangan iptek, dan memberi teladan yang baik.Dalam melakukan
fungsinyasebagaiedukator,kepalasekolahharusmemilikistrategiyangtepatuntukmeningkatkan
profesionalismetenagakependidikandisekolahnya,menciptakaniklimsekolahyangkondusif,
memberikannasehatkepadawargasekolah,memberikandorongankepadaseluruhtenaga
kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik, sepertiteamteaching,
moving class, dan mengadakan program akselerasi bagi peserta didik yang cerdas diatasnormal.
Upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkankinerjanyasebagai edukator,
khususnya dalam peningkatan kinerja tenaga kependidikan dan prestasibelajarpeserta
didikadalahsebagaiberikut:a)mengikutsertakanguru-
gurudalampenataran,ataupendidikanlanjutan;b)menggerakkantimevaluasihasilbelajarpesertadidik
;c)menggunakanwaktubelajar
secaraefektifdisekolah,dengancaramendorongparaguruuntukmemulaidanmengakhiri
pembelajaransesuaiwaktuyangtelahditentukan,sertamemanfaatkannyasecaraefektifdan
efisien untuk kepentingan pembelajaran; dan sebagainya.
2. Kepala Sekolah sebagaiManajer
Untuk melakukan peran dan fungsinya sebagai manajer, kepala sekolah harus memiliki
strategi yang tepat untuk: a) memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerjasama atau
kooperatif; b) memberi kesempatan kepada para tenaga kependidikan untuk meningkatkan
profesinya;danc)mendorongketerlibatanseluruhtenagakependidikanyangmenunjangprogram
sekolah.
3. Kepala Sekolah sebagaiAdministrator
Administrasimerupakansuatuprosesyangmenyeluruhdanterdiridaribermacamkegiatan atau
aktivitas di dalam pelaksanaannya. Sebagai administator, kepala sekolah bertanggung jawab atas
kelancaran segala pekerjaan dan kegiatan administratif di sekolahnya. Aktivitasadministratif
adalah semua kegiatan yang berkaitan dengan pencatatan, penyusunan dan dokumentasi program
dan kegiatan sekolah. Secara spesifik, kepala sekolah juga dituntut untuk mengelola kurikulum,
mengelola administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kearsipan, dan mengelola
administrasikeuangan.
4. Kepala Sekolah sebagaiSupervisor
Supervisi juga dapat diartikan sebagai pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf
sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar
mengajar dengan lebih baik sesuai dengan tujuan pendidikan. Kepala sekolah sebagai supervisor
mempunyai peran dan tanggung jawab untuk membina, memantau, dan memperbaiki proses
pembelajaran aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Supervisi kepala sekolah dapat dilakukan
secara individual maupun kelompok.
Di antara tugas-tugas kepala sekolah sebagai supervisor adalah: 1) Membantu stafnya
menyusun program; 2) Membantu stafnya mempertinggi kecakapan dan keterampilan mengajar;
dan 3) Mengadakan evaluasi secara kontinyu tentang kesanggupan stafnya dan tentang kemajuan
programpendidikanpadaumumnya.Keberhasilanperankepalasekolahsebagaisupervisorantara lain
dapat ditunjukkan oleh: 1) meningkatnya kesadaran guru dan staf untuk meningkatkan
kinerjanya; dan 2) meningkatnya keterampilan guru dan staf dalam melaksanakantugasnya.
5. Kepala Sekolah sebagaiLeader
Kepemimpinankepalasekolahmerupakansalahsatufaktoryangdapatmendorongsekolah
dapat mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran sekolah melalui program-program yang
dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Untuk kepentingan tersebut, kepala sekolah harus
mampu mempengaruhi dan menggerakkan sumber daya sekolah dalam kaitannya dengan
perencanaandanevaluasiprogramsekolah,pengembangankurikulum,pembelajaran,pengelolaan
ketenagaan, sarana dan sumber belajar, keuangan, pelayanan siswa, hubungan sekolah dengan
masyarakat, penciptaan iklim sekolah, dansebagainya.
6. Kepala sekolah SebagaiInovator
Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai inovator, kepala sekolah harus
memilikistrategiyangtepatuntukmenjalinhubunganyangharmonisdenganlingkungan,mencari
gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga
kependidikan di sekolah dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif. Peran
kepala sekolah sebagai inovator akan tercermin dari cara-cara ia melakukan pekerjaannya secara
konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional dan obyektif, keteladanan, disiplin, serta
adaptabel danfleksibel.
7. Kepala sekolah SebagaiMotivator
Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberikan
motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya.
Motivasiinidapattumbuhmelaluipengaturanlingkunganfisik,pengaturansuasanakerja,disiplin,
dorongan, penghargaan secara efektif dan penyediaan berbagai sumber belajar melalui
pengembangan pusat sumberbelajar.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Kepalasekolahdalamkontekspenyelenggaraanpendidikanmemilikiperananyangsangat
strtaegissebagaipemimpin,administratordansupervisorpendidikan.Olehkarenaitulahtanggung
jawab sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajarannya terletak di tangan kepala sekolah.
Strategi yang dilakukan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan merupakan pilihan
yang terbaik sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah yang dipimpinnya. Permasalahan-
permasalahan yang dihadapi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran bersumber
dari permasalahan guru serta fasilitas pendidikan yang dimiliki oleh sekolah. Oleh karena itu
strategiyangditetapkankepalasekolahpundiorientasikankepadaguru(personil)danjugafasilitas
pendidikan yang tersedia. Strategi yang ditetapkan kepala sekolah dalam meningkatkan mutu
pembelajaranmeliputi:peningkatankemampuanmengajarguru,pendayagunaanmediadansarana
pendidikan, pelaksanaan supervisi secara rutin, menjalin kerjasama dengan masyarakat dan
penerapan disiplin yang ketat, baik bagi guru maupun bagi siswa.

5.2 Saran

Strategi kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran, maka saran yang dapat
diajukanuntukkepalasekolahadalah:meningkatkandanmengembangkankualitasguru,sehingga
diperoleh pengembangan kemampuan, keterampilan dan sikap seorang guru yang profesional.
Keadaan ini bisa dilakukan dengan menganjurkan para guru untuk melanjutkan pendidikan
formalnya, mengikutsertakan dalam pelatihan-pelatihan, diklat, penataran ataupun menganjurkan
untuk aktif dalam mengikuti kegiatan KKG, lebih meningkatkan jalinan kerjasama dnegn
masyarakat.Keadaaaninimengingatmasyarakatsebagaisalahsatusumberdayapendidikanyang
potensial dalam mendukung dan membantu penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Kerjasama
yangdilakukaninitidakhanyasebataspengadaandana,tetapiterlibatlangsungdalamperencanaan dan
pengawasan serta evaluasi program pendidikan yang diselenggarakan disekolah

Daftar Pustaka
http://madarasahku.blogspot.co.id/2013/03/peran-kepemimpinan-kepala-sekolah-
dalam.htmlhttp://kuliahgratis.net/peran-kepala-sekolah-terhadap-mutu-
pendidikan/http://id.scribd.com/doc/77035107/Peran-Kepala-Sekolah-Dalam-Meningkatkan-
Mutu-
Pendidikan#scribd
http://kampus215.blogspot.co.id/2012/08/peran-kepala-sekolah-dalam-meningkatkan_2028.html

Anda mungkin juga menyukai