Desti Pajriani
Universitas Tanjungpura
Pajrianidesti@gmail.com
ABSTRAK
Upaya untuk meningkatkan motivasi atau minat belajar siswa dapat dilakukan
dengan menggunakan media pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa kelas XII jurusan IPA di
Madrasah Aliyah Negeri 1 Ketapang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
dengan jenis penelitian korelasional untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara
variabel media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa. Populasi dalam penelitian
ini adalah semua siswa kelas XII jurusan IPA di Madrasah Aliyah Negeri 1 Ketapang
yang berjumlah 35 orang. Seluruh siswa tersebut dipilih menjadi sampel dalam penelitian
ini. Data diolah menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan uji korelasi product
moment. Berdasarkan analisis korelasi hasil perhitungan product moment diperoleh hasil
korelasi antara media pembelajaran (X) dan motivasi belajar (Y) yaitu (r) sebesar 0.345,
interprestasi nilai r berada pada 0.20 – 0.399 yang memiliki tingkat pengaruh rendah.
Koefisien determinasinya yaitu r 2 = 0.119 atau 11.9% yang berarti pengaruh media
pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa kelas XII jurusan IPA sebesar 11.9%,
sedangkan selisihnya 88.1% ditemukan di luar variabel media pembelajaran. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa media pembelajaran mempengaruhi motivasi belajar
siswa kelas XII jurusan IPA di Madrasah Aliyah Negeri 1 Ketapang, hubungan antara
media pembelajaran dan motivasi belajar siswa diperoleh pengaruh yang berada pada
kategori rendah. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa media pembelajaran
merupakan salah satu dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar
siswa. Penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
apabila dilakasanakan dengan baik, sehingga penelitian ini dapat dikembangkan untuk
mengetahui penggunaan media pembelajaran di sekolah.
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena
pendidikan bisa mempengaruhi kualitas hidup. Saat ini perkembangan teknologi terjadi
dengan begitu cepat, sehingga memaksa manusia harus bisa mengikuti perkembangan
zaman jika tidak ingin menjadi orang yang tertinggal.
Pendidikan yang didapatkan di bangku sekolah tidak semuanya dapat diterima
dengan baik oleh siswa, tidak semua siswa mempunyai pendapat, pemikiran, dan daya
tangkap yang sama terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Oleh karena
itu, guru yang merupakan komunikator dalam proses pembelajaran di dalam kelas harus
bisa menguasai kelas. Seorang guru harus bisa menciptakan suatu kondisi atau proses
yang mampu mengarahkan siswanya untuk melakukan aktivitas belajar. Karena hal ini,
seorang guru mempunyai peran yang sangat penting mengingat tugas seorang guru
sebagai motivator.
Untuk belajar dengan baik maka diperlukan motivasi yang baik pula. Siswa yang
mengikuti pelajaran tanpa adanya motivasi maka tidak akan mendapatkan hasil yang baik
dari proses belajar mengajar tersebut. Oleh karena itu, dapat di katakan bahwa motivasi
merupakan daya penggerak dari dalam diri siswa untuk dapat belajar, yang dapat
menjamin kelangsungan dari proses belajar mengajar dan memberikan arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang akan dicapai dalam proses belajar dapat terwujud.
Penggunaan media dalam proses belajar merupakan salah satu cara yang dapat digunakan
untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, karena media merupakan satu di antara hal
mutlak yang ada dalam proses belajar. Oleh karena itu, sebisa mungkin guru harus bisa
menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar.
Media pembelajaran dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, karena pemilihan
media yang bervariasi menuntut seorang guru untuk bisa lebih terampil dalam memilih
media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan metode pembelajaran yang akan
digunakan dalam mengajar, agar proses belajar dapat berlangsung dengan menyenangkan
dan siswa merasa termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Namun kenyataannya, masih
terdapat sebagian guru melaksanakan proses pembelajaran tanpa menggunakan media
pembelajaran. Hal ini menyebabkan ketika proses pembelajaran berlangsung, banyak
siswa yang tidak berkonsentrasi dalam belajar. Jika sudah seperti itu, siswa tidak lagi
memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru dan siswa tidak termotivasi,
sehingga pelajaran yang disampaikan guru menjadi sia-sia.
Atas dasar pemikiran tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
”Pengaruh Media Pembelajaran terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XII Jurusan IPA
di Madrasah Aliyah Negeri 1 Ketapang”.
TINJAUAN PUSTAKA
Media Pembelajaran
Pengertian media mengarah pada sesuatu yang dapat meneruskan informasi antara
sumber dan penerima pesan. Media merupakan segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi (Arsyad, 2011). Kemp dan Dayton
(1985:3), mengemukakan bahwa peran media dalam proses komunikasi adalah sebagai
alat pengirim yang mentransmisikan pesan dari pengirim kepada penerima pesan atau
informasi. Sejalan dengan hal tersebut Munadi (2012), menyatakan bahwa media
merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari
sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
Media pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat bantu pembelajaran, yaitu segala
sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemampuan atau keterampilan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar. Gagne dan Briggs (1975) dalam Arsyad (2011) mengemukakan bahwa media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik di gunakan untuk menyampaikan isi materi
pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, film, slide (gambar bingkai),
foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen
sumber belajar atau wahan fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan
siswa untuk belajar.
Beberapa pendapat ahli di atas maka dapat simpulkan bahwa media adalah salah satu
alternatif yang digunakan oleh seorang guru dalam menyampaikan sebuah materi di
depan kelas. Dengan menggunakan media seorang guru diharapkan bisa lebih mudah
dalam menyampaikan materi dan siswa juga dapat menerima pelajaran dengan baik dan
menyenangkan sehingga menimbulkan motivasi siswa untuk belajar.
Fungsi Media Pembelajaran
Dalam proses belajar-mengajar, media mempunyai fungsi penting. Secara umum,
media berfungsi sebagai penyampai pesan. Selain fungsi tersebut Hamalik (1994)
mengemukakan bahwa penggunaan media dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan rasa ingin tahu dan minat, membangkitkan motivasi dan rangsangan
dalam proses belajar-mengajar, serta dapat mempengaruhi psikologi siswa. Penggunaan
media juga dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman, menyajikan
materi/data dengan menarik, memudahkan menafsirkan data, dan memadatkan informasi.
Adapun fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh
guru.
Fungsi utama media pembelajaran adalah agar pesan atau informasi yang akan
disampaikan pemberi informasi (guru) dapat diserap secara maksimal oleh penerima
pesan (siswa). Dengan adanya media pembelajaran, informasi akan lebih epat dan mudah
diproses oleh para siswa tanpa harus melalui proses yang panjang yang akan
menjadikannya jenuh atau bosan.
Motivasi Belajar
Menurut W.S Winkel (2004) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan belajar. Pendapat yang sama pun diungkapkan oleh
Muhibbin Syah (2003) yang menegaskan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan
daya penggerak yang ada di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan
menjamin kelangsungan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek
belajar dapat tercapai.
Berdasarkan pengertian motivasi belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
motivasi belajar adalah serangkaian dorongan atau daya penggerak yang berasal dari
dalam diri sendiri maupun dari luar untuk melakukan aktivitas belajar sehingga
menimbulkan perubahan sehingga apa yang menjadi tujuan yang dikehendaki oleh
subyek belajar dapat tercapai.
HASIL
Untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran terhadap motivasi belajar kelas XII
Jurusan IPA di Madrasah Aliyah Negeri 1 Ketapang, digunakan angket sebagai teknik
pengumpulan data baik untuk variabel X maupun untuk variabel Y. Selanjutnya, dalam
hal pengujian hipotesis maka dilakukan uji kuantitatif menggunakan rumus statistik.
Nasil olah data variabel X dan Y adalah sebagai berikut:
Media Pembelajaran
Media Visual
Media visual perupakan satu media pembelajaran yang mengandalkan indera
pengelihatan siswa dalam menerima pelajaran, diharapkan dapat menarik motivasi belajar
siswa sehingga siswa akan lebih mudah dalam menerima pelajaran serta pelajaran dapat
berlangsung dengan lebih menyenangkan.
Penggunaan gambar untuk menarik minat belajar siswa dapat diketahui pada tabel
dibawah ini.
Tabel 1. Penggunaan Gambar Menarik Minat Belajar Siswa
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 4 11.43
b Sering 9 25.71
c Kadang-kadang 20 57.14
d Hampir Tidak Pernah 1 2.86
e Tidak Pernah 1 2.86
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah pada tabel 1 menunjukkan bahwa dari 35 responden sebanyak
4 responden atau 11.43% menyatakan selalu, 9 responden atau 25.71% menyatakan
sering, 20 responden atau 57.14% menyatakan kadang-kadang, 1 responden atau 2.86%
menyatakan hampir tidak pernah, dan 1 responden atau 2.86% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang kadang-kadang
menggunakan gambar dalam proses pembelajaran untuk menarik minat belajar siswa.
Penggunaan buku paket untuk menunjang proses belajar dapat diketahui pada tabel
dibawah ini.
Tabel 3. Penggunaan Buku Paket Menunjang Proses Belajar
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 26 74.29
b Sering 7 20.00
c Kadang-kadang 1 2.86
d Hampir Tidak Pernah 1 2.86
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 3 dari 35 responden sebanyak 26 responden
atau 74.29% menyatakan selalu, 7 responden atau 20.00% menyatakan sering, 1
responden atau 2.86% menyatakan kadang-kadang, 1 responden atau 2.86% menyatakan
hampir tidak pernah. Dan 0 responden atau 0.00% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu menggunakan
buku paket untuk menunjang proses belajar siswa.
Penggunaan buku paket relavan dengan materi yang diajarkan dapat diketahui pada
tabel dibawah ini.
Tabel 4. Penggunaan Buku Paket Relavan dengan Materi yang Diajarkan
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 19 54.29
b Sering 9 25.71
c Kadang-kadang 6 17.14
d Hampir Tidak Pernah 1 2.86
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah pada tabel 4 menunjukkan bahwa dari 35 responden sebanyak
19 responden atau 54.29% menyatakan selalu, 9 responden atau 25.71% menyatakan
sering, 6 responden atau 17.14% menyatakan kadang-kadang, 1 responden atau 2.86%
menyatakan hampir tidak pernah, dan 0 responden atau 0.00% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu menggunakan
buku paket yang relavan dengan materi yang di ajarkan.
Penggunaan modul dalam proses pembelajaran dapat diketahui pada tabel dibawah
ini.
Tabel 5. Penggunaan Modul dalam Proses Pembelajaran
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 15 42.86
b Sering 9 25.71
c Kadang-kadang 7 20.00
d Hampir Tidak Pernah 2 5.71
e Tidak Pernah 2 5.71
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 5 menunjukkan bahwa dari 35 responden
sebanyak 15 responden atau 42.86%menyatakan selalu, 9 responden atau 25.71%
menyatakan sering, 7 responden atau 20.00% manyatakan kadang-kadang, 2 responden
atau 5.71% manyatakan hampir tidak pernah, 2 responden atau 5.71% menyatakan tidak
pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu meggunakan
modul dalam proses pembeljaran.
Penggunaan modul membuat siswa lebih termotivasi belajar dapat diketahui pada
tabel dibawah ini.
Tabel 6. Penggunaan Modul Membuat Siswa Lebih Termotivasi Belajar
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 15 42.86
b Sering 8 22.86
c Kadang-kadang 9 25.71
d Hampir Tidak Pernah 1 2.86
e Tidak Pernah 2 5.71
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 6 menunjukkan bahwa 15 responden atau
42.86% dari 35 jumlah responden menyatakan selalu, 8 responden atau 22.86%
menyatakan sering, 9 responden atau 25.71% menyatakan kadang-kadang, 1 responden
atau 2.86% menyatakan hampir tidak pernah, dan 2 responden atau 5.71% menyatakan
tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu menggunakan
modul untuk membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar.
Penggunaan power point dalam proses pembelajaran dapat diketahui pada tabel
dibawah ini.
Tabel 7. Penggunaan Power Point dalm Proses Pembelajaran
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 8 22.86
b Sering 7 20.00
c Kadang-kadang 15 42.86
d Hampir Tidak Pernah 5 14.29
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 7 menunjukkan bahwa 8 dari 35 jumlah
responden atau 22.86% menyatakan selalu, 7 responden atau 20.00% menyatakan sering,
15 responden atau 42.86% menyatakan kadang-kadang, 5 responden atau 14.29%
menyatakan hampir tidak pernah, dan 0 responden atau 0,00% menyatakan tidak pernah.
Berdasarakan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang kadang-kadang
menggunakan power point dalam proses pembelajaran.
Media Audio
Media audio adalah salah satu media pembelajaran yang mengandalkan indera
pendengaran siswanya dalam memahami materi pelajaran.
Penggunaan radio dalam proses pembelajaran dapat diketahui pada tabel dibawah
ini.
Tabel 9. Penggunaan Radio dalam Proses Pembelajaran
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 8 22.86
b Sering 0 0.00
c Kadang-kadang 2 5.71
d Hampir Tidak Pernah 4 11.43
e Tidak Pernah 21 60.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah tabel 9 menunjukkan bahwa 8 responden atau 22.86%
menyatakan selalu, 0 responden atau 0.00% menyatakan kadang-kadang, 2 responden
atau 5.71% menyatakan kadang-kadang, 4 responden atau 11.43% menyatakan hampir
tidak pernah, 21 responden atau 60.00% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang tidak pernah
menggunakan radio dalam proses pembelajaran.
Penggunaan tape recorder dalam proses pembelajaran dapat diketahui pada tabel
dibawah ini.
Tabel 11. Penggunaan Tape Recorder dalam Proses Pembelajaran
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 4 11.43
b Sering 3 8.57
c Kadang-kadang 7 20.00
d Hampir Tidak Pernah 4 11.43
e Tidak Pernah 17 48.57
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 11 menunjukkan bahwa 4 responden atau
11.43% menyatakan selalu, 3 responden atau 8.57% menyatakan sering, 7 responden atau
20.00% menyatakan kadang-kadang, 4 responden atau 11.43% menyatakan hampir tidak
pernah, dan 17 responden atau 48.57% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang tidak pernah
menggunakan tape recorder dalam proses pembelajaran.
Penggunaan tape recorder dapat menarik minat belajar siswa dapat diketahui pada
tabel dibawah ini.
Tabel 12. Penggunaan Tape Recorder Menarik Minat Belajar
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 3 8.57
b Sering 5 14.29
c Kadang-kadang 5 14.29
d Hampir Tidak Pernah 4 11.43
e Tidak Pernah 18 51.43
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 12 menunjukkan bahwa dari 35 responden
sebanyak 3 responden atau 8.57% menyatakan selalu, 5 responden atau 14.29%
menyatakan sering, 5 responden atau 14.29% menyatakan kadang-kadang, 4 responden
atau 11.43% menyatakan hampir tidak pernah, dan 18 responden atau 51.43%
menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data, menunujukkan bahwa guru MAN 1 Ketapang tidak
pernah menggunakan tape recorder untuk menarik minat belajar siswa.
Penggunaan video dapat menarik minat belajar siswa dapat diketahui pada tabel
dibawah ini.
Tabel 14. Penggunaan Video Menarik Minat Belajar
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 11 31.43
b Sering 10 28.57
c Kadang-kadang 14 40.00
d Hampir Tidak Pernah 0 0.00
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 14 menunjukkan bahawa 11 responden atau
31.43% menyatakan selalu, 10 responden atau 28.57% menyatakan sering, 14 responden
atau 40.00% menyatakan kadang-kadang, 0 responden atau 0.00% menyatakan bahwa
guru hampir tidak pernah dan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang kadang-kadang
menggunakan video untuk menarik minat belajar siswa.
Motivasi Belajar
Menggairahkan siswa
Seorang guru dituntut untuk selalu manjaga minat belajar siswanya. Oleh karena itu
seorang guru haru bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa
akan lebih bergairah untuk mengikuti pelajaran yang di ajarkan oleh guru.
Guru berupaya menarik minat belajar siswa dapat diketahui pada tabel dibawah ini.
Tabel 15. Guru Berupaya Menarik Minat Belajar
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 20 57.14
b Sering 7 20.00
c Kadang-kadang 7 20.00
d Hampir Tidak Pernah 1 2.86
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 18 menunjukkan bahwa dari 35 responden ada
20 responden atau 57.14% menyatakan selalu, 7 responden atau 20.00% menyatakan
sering, 7 responden atau 20.00% menyatakan kadang-kadang, 1 responden atau 2.86%
menyatakan hampir tidak pernah, dan 0 responden atau 0.00% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu berupaya menarik
minat belajar siswa dalam proses pembelajaran.
Guru menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan dapat diketahui pada tabel
dibawah ini.
Tabel 16. Guru Menciptakan Kondisi Belajar yang Menyenangkan
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 20 57.14
b Sering 8 22.86
c Kadang-kadang 5 14.29
d Hampir Tidak Pernah 2 5.71
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data tabel 16 menunjukkan dari 35 jumlah responden
sebanyak 20 responden atau 57.14% menyatakan selalu, 8 responden atau 22.86%
menyatakan sering, 5 responden atau 14.29% menyatakan kadang-kadang, 2 responden
atau 5.71% menyatakan hampir tidak pernah, dan 0 responden atau 0.00% menyatakan
tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu menciptakan
kondisi belajar yang menyenangkan dalam proses belajar.
Guru memberi harapan kepada siswa untuk membuat siswa berhasil dalam proses
belajar dapat diketahui pada tabel dibawah ini.
Tabel 19. Guru Memberi Harapan untuk Membuat Siswa Berhasil
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 22 62.86
b Sering 7 22.00
c Kadang-kadang 5 14.29
d Hampir Tidak Pernah 1 2.86
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 19 menunjukkan bahwa 22 responden atau
62.86% menyatakan selalu, 7 responden atau 20.00% menyatakan sering, 5 responden
atau 14.29% menyatakan kadang-kadang, 1 responden atau 2.86% menyatakan hampir
tidak pernah, dan 0 responden atau 0.00% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa. Guru MAN 1 Ketapang selalu memberikan
harapan untuk membuat siswa berhasil dalam proses pembelajaran.
Siswa dapat berhasil sesuai dengan yang di harapkan dapat diketahui pada tabel
dibawah ini.
Tabel 20. Siswa Berhasil Sesuai yang Diharapkan
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 15 42.86
b Sering 9 25.71
c Kadang-kadang 7 20.00
d Hampir Tidak Pernah 4 11.43
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data tabel 20 menunjukkan bahwa 15 responden atau 42.86%
menyatakan selalu, 9 responden atau 25.71% menyatakan sering, 7 responden atau
20.00% menyatakan kadang-kadang, 4 responden atau 11.43% menyatakan hampir tidak
pernah, dan 0 respoden atau 0.00% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu membuat siswa
berhasil sesuai yang diharapkan.
Memberikan insentif
Guru harus bisa memberikan insentif kepada siswanya yang memiliki prestasi,
insentif yang dimaksud dapat berupa pujian, nilai yang bagus, maupun hadiah yang dapat
membuat siswanya lebih termotivasi untuk belajar.
Guru memberikan pujia apabila siswa berhasil dalam proses belajar dapat diketahui
pada tabel dibawah ini.
Tabel 21. Guru Memberikan Pujian apabila Siswa Berhasil dalam Proses Belajar
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 19 54.29
b Sering 10 28.57
c Kadang-kadang 5 14.29
d Hampir Tidak Pernah 0 0.00
e Tidak Pernah 1 2.86
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data tabel 21 menunjukkan bahwa 19 responden atau 54.29%
menyatakan selalu, 10 responden atau 28.57% menyatakan sering, 5 responden atau
14.29% menyatakan kadang-kadang, 0 responden atau 0.00% menyatakan hampir tidak
pernah, dan 1 responden atau 2.86% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu memberikan pujian
apabila siswa berhasil dalam proses belajar.
Pujian yang diberikan oleh guru dapar membuat siswa lebih berprestasi dalam proses
belajar dapat diketahui pada tabel dibawah ini.
Tabel 22. Pujian Membuat Siswa Lebih Berprestasi dalam Belajar
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 16 45.71
b Sering 14 40.00
c Kadang-kadang 4 11.43
d Hampir Tidak Pernah 1 2.86
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 22 menunjukkan bahwa 16 responden atau
45.71% menyatakan selalu, 14 responden atau 40.00% menyatakan sering, 4 responden
atau 11.43% menyatakan kadang-kadang, 1 responden atau 2.86% menyatakan hampir
tidak pernah, dan 0 responden atau 0.00% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu memberikan pujian
untuk membuat siswa lebih berprestasi dalam belajar.
Guru memberikan nilai yang bagus apabila siswa berhasil dalam proses
pembelajaran dapat diketahui pada tabel dibawah ini.
Tabel 23. Guru Memberikan Nilai Bagus apabila Siswa Berhasil dalam Belajar
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 18 51.43
b Sering 9 25.71
c Kadang-kadang 5 14.29
d Hampir Tidak Pernah 3 8.57
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data tabel 23 menunjukkan bahwa dari 35 jumlah responden
sebanyak 18 responden atau 51.43% menyatakan selalu, 9 responden atau 25.71%
menyatakan sering, 5 responden atau 14.59 % menyatakan kadang-kadang, 3 responden
atau 8.57% menyatakan guru hampir tidak pernah, dan 0 responden atau 0.00%
menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu memberikan nilai
bagus apabila siswa berhasil dalam proses belajar.
Nilai yang bagus dapat membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar dapat
diketahui pada tabel dibawah ini.
Tabel 24. Nilai Baugs Membuat Siswa Termotivasi dalam Belajar
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 20 57.14
b Sering 9 25.71
c Kadang-kadang 5 14.29
d Hampir Tidak Pernah 1 2.86
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 24 menunjukkan bahwa dari 35 responden
sebanayak 29 responden atau 57.41% menyatakan selalu, 9 responden atau 25.71%
menyatakan sering, 5 responden atau 14.29% menyatakan kadang-kadang, 1 responden
atau 2.86% menyatakan hampir tidak pernah, dan 0 responden atau 0.00% menyatakan
tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu memberikan nilai
yang bagus untuk membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar.
Bimbingan membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar dapat diketahui pada
tabel dibawah ini.
Tabel 26. Bimbingan Membuat Siswa Lebih Termotivasi dalam Belajar
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 17 48.57
b Sering 12 34.29
c Kadang-kadang 2 5.71
d Hampir Tidak Pernah 3 8.57
e Tidak Pernah 1 2.86
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 26 menunjukkan bahwa 17 responden atau
48.57% menyatakan selalu, 12 responden atau 34.29% menyatakan sering, 2 responden
atau 5.71% menyatakan kadang-kadang, 3 responden atau 8.57% menyatakan hampir
tidak pernah, dan 1 responden atau 2.86% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu memberikan
bimbingan untuk membuat siswa lebih termotivasi belajar.
Guru meluangkan waktu apabila ada siswa yang membutuhkan bimbingan dapat
diketahui pada tabel dibawah ini.
Tabel 27. Guru Meluangkan Waktu apabila Siswa Membutuhkan Bimbingan
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 20 57.14
b Sering 10 28.57
c Kadang-kadang 4 11.43
d Hampir Tidak Pernah 1 2.86
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 27 menunjukkan bahwa dari 35 respponden
sebanyak 20 responden atau 57.14% menyatakan selalu, 10 responden atau 28.57%
menyatakan sering, 4 responden atau 11.43% menyatakan kadang-kadang, 1 responden
atau 2.86% menyatakan hampir tidak pernah, dan 0 responden atau 0.00% menyatakan
tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu meluangkan waktu
apabila ada siswa yang membutuhkan bimbingan.
Guru memberikan teguran apabila siswa tidak mengikuti pelajaran dengan baik dapat
diketahui pada tabel dibawah ini.
Tabel 28. Guru Memberikan Teguran apabila Siswa Tidak Mengikuti Pelajaran dengan
Baik
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 28 80.00
b Sering 3 8.57
c Kadang-kadang 2 5.71
d Hampir Tidak Pernah 1 2.86
e Tidak Pernah 1 2.86
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hsil olah data pada tabel 28 menunjukkan bahwa 28 responden atau
80.00% menyatakan selalu, 3 responden atau 8.57% menyatakan sering, 2 responden atau
5.71% menyatakan kadang-kadang, 1 responden atau 2.86% menyatakan hampir tidak
pernah, 1 responden atau 2.86% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu memberikan
teguran apabila siswa tidak mengikuti pelajaran dengan baik.
Teguran dapat membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar dapat diketahui pada
tabel dibawah ini.
Tabel 29. Teguran Membuat Siswa Lebih Termotivasi untuk Belajar
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 10 28.57
b Sering 12 34.29
c Kadang-kadang 10 28.57
d Hampir Tidak Pernah 3 8.57
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 29 menunjukkan bahwa dari 35 responden
sebanyak 10 responden atau 28.57% menyatakan selalu, 12 responden atau 34.29%
menyatakan sering, 10 responden atau 28.57% menyatakan kadang-kadang, 3 responden
atau 8.57% menyatakan hampir tidak pernah, dan 0 reponden atau 0.00% menyatakan
tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang sering memberikan
teguran untuk membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar.
Teguran yang diberikan guru sifatnya mendidik dapat diketahui pada tabel dibawah
ini.
Tabel 30. Teguran Yang Diberikan Guru Sifatnya Mendidik
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 21 60.00
b Sering 8 24.86
c Kadang-kadang 4 11.43
d Hampir Tidak Pernah 2 5.71
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 30 menunjukkan bahwa dari 35 responden, 21
responden atau 60.00% menyatakan selalu, 8 responden atau 22.86% menyatakan sering,
4 responden atau 11.43% menyatakan kadang-kadang, 2 responden 5.71% menyatakan
hampir tidak pernah, dan 0 responden atau 0.00% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu memberikan
teguran yang sifatnya mendidik.
Analisis Data
Media Pembelajaran
Hasil analisis terhadap hasil rata-rata angket dari total jumlah siswa menunjukkan
valid, reliable dan terdistribusi normal. Kualitas jawaban responden akan dikategorikan
menjadi 5 bagian yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Berikut
perhitungan deskripsi nilai dari penggunaan media pembelajaran di kelas:
Tabel 31. Hasil Nilai dari Angket Penggunaan Media Pembelajaran
No Indikator n N % Kategori
1 Media Visual 1097 1400 78.36 Baik
2 Media Audio 313 700 44.71 Cukup Baik
3 Media Audio Visual 261 350 74.57 Baik
Jumlah 1671 2450 68.20 Baik
Sebagai indikator media pembelajaran, media visual seperti penggunaan gambar,
buku paket, modul, dan power point berada pada kategori baik dengan tingkat persentase
78.36%. Media audio seperti radio dan tape recorder berada pada kategori cukup baik
dengan tingkat persentase 44.71%. Media audio visual seperti pemutaran video berada
pada kategori baik dengan tingkat persentase74.57%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media pembelajaran di MAN 1 Ketapang berada pada kategori baik dengan
tingkat persentase 68.20%.
Motivasi Belajar
Berdasarkan data yang telah diolah, kualitas jawaban responden akan dikategorikan
menjadi 5 bagian yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, rendah, dan sangat rendah.
Berikut perhitungan deskripsi nilai dari motivasi belajar di kelas:
Tabel 32. Hasil Nilai dari Angket Motivasi Belajar
No Indikator n N % Kategori
1 Menggairahkan Siswa 450 525 85.71 Sangat tinggi
Memberikan Harapan
2 445 525 84.76 Sangat tinggi
Realistis
3 Memberikan Insentif 601 700 85.86 Sangat tinggi
Mengarahkan Prilaku
4 903 1050 86.00 Sangat tinggi
Siswa
Jumlah 2399 2800 85.68 Sangat tinggi
Seorang guru bisa menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang
menyenangkan sehingga siswa bergairah dan termotivasi untuk mengikuti pelajaran
dengan baik. Menggairahkan siswa adalah salah satu indikator motivasi belajar yang
berada pada kategori sangat tinggi dengan tingkat persentase 85.71%. Memberikan
harapan realistis berada pada kategori sangat baik dengan tingkat persentase 84.76%.
Memberikan insentif berada pada kategori sangat tinggi dengan tingkat persentase
85.86%. Mengarahkan perilaku siswa berada pada kategori sangat tinggi dengan tingkat
persentase 86.00%. Jadi, dapat disimpulkan motivasi belajar siswa kelas XII jurusan IPA
di MAN 1 Ketapang berada pada kategori sangat tinggi dengan tingkat persentase sebesar
85.68%.
Uji Korelasi Product Moment
Uji korelasi product moment dimaksud untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antara media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa kelas XII jurusan IPA di
MAN 1 Ketapang. Hasil uji korelasi product moment dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 33. Hasil Uji Korelasi Product Moment
Adjusted r Std Error Of The
Model R 𝑟2
Square Estime
1 0.345a 0.119 0.092 8.039
PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media pembelajaran mempengaruhi
motivasi belajar siswa kelas XII jurusan IPA di MAN 1 Ketapang, korelasi atau
hubungan antara media pembelajaran dan motivasi belajar siswa di peroleh pengaruh
yang berada pada kategori rendah. Hal ini berarti terdapat hubungan korelasional yang
positif antara media pembelajaran dengan motivasi belajar. Media pembelajaran yang
digunakan oleh guru beragam diantaranya media visual seperti gambar, buku paket,
modul power point, media audio seperti, radio, tape recorder dan media audio visual
seperti video yang dapat mempengaruhi dan meningkatkan motivasi belajar siswa dalam
memahami dan menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan
hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran di MAN 1
Ketapang sudah baik, hal ini dapat dilihat dari penggunaan media visual, media audio dan
media audio visual yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi dalam proses
pembelajaran. Hal ini berarati para guru di MAN 1 Ketapang sudah mengupayakan dan
mengembangkan media pembelajaran demi meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih
baik bagi siswa.
Sedangkan motivasi belajar siswa kelas XII Jurusan IPA di MAN 1 Ketapang sudah
sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dengan adanya keinginan siswa untuk selalu berusaha
berhasil dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat meraih prestasi yang baik.
Penggunaan media juga memberikan kontribusi dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa yang tergolong dalam kategori sangat tinggi ditinjau dari aspek diantaranya
menggairahkan siswa, memberikan insentif, memberikan harapan realistis dan
mengarahkan perilaku siswa. Dimana hal ini dapat diketahui dari pemberian meteri
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, didukung
dengan media pembelajaran yang memadai yang dapat memotivasi siswa untuk berhasil
dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, bahwa terdapat pengaruh variabel media
pembelajaran terhadap variabel motivasi belajar siswa kelas XII Jurusan IPA di MAN 1
Ketapang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran merupakan salah
satu dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Inti dari
penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa apabila dilakasanakan dengan baik, sehingga penelitian ini dapat di
kembangkan untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran di sekolah.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pemebahasan hasil penelitian mengenai pengaruh
media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa kelas XII jurusan IPA di Madrasah
Aliyah Negeri 1 Ketapang dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran di
MAN 1 Ketapang berada pada kategori baik, hal ini dapat di lihat dari penggunaan media
visual seperti gambar, buku paket, modul, dan power point, media audio seperti radio dan
tape recorder, serta media audio visual yaitu video. Motivasi belajar siswa kelas XII
jurusan IPA di MAN 1 Ketapang berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat
dari aspek menggairahkan siswa, memberikan harapan realistis, memberikan insentif dan
mengarahkan perilaku siswa. Adanya pengaruh yang positif media pembelajaran terhadap
motivasi belajar siswa kelas XII jurusan IPA di MAN 1 Ketapang dan tingkat
pengaruhnya tergolong rendah.
Bedasarkan data yang diperoleh, untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, maka
kepala sekolah MAN 1 Ketapang harus bisa menyediakan media pembelajaran yang
memadai, dan guru juga harus bmengusahakan menggunakan media pembelajaran yang
telah disediakan dengan baik dalam proses pembelajaran. Hal ini, untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa agar tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai dengan
baik. Hal ini berarti bahwa jika dalam pembelajaran guru menggunakan secara maksimal
media pembelajaran, maka motivasi siswa dalam belajar akan tinggi. Sebaliknya jika
dalam penggunaan media minim, maka motivasi siswa akan rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Rohani. 2010. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta
Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo
Djamarah, Syaiuful, Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Haling, Abdul, dkk. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Makassar: UNM
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Hamdani 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Sardiman. 2016. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Sudjono. 1994. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta