Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN

TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XII JURUSAN IPA


DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 KETAPANG

Desti Pajriani
Universitas Tanjungpura
Pajrianidesti@gmail.com

ABSTRAK
Upaya untuk meningkatkan motivasi atau minat belajar siswa dapat dilakukan
dengan menggunakan media pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa kelas XII jurusan IPA di
Madrasah Aliyah Negeri 1 Ketapang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
dengan jenis penelitian korelasional untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara
variabel media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa. Populasi dalam penelitian
ini adalah semua siswa kelas XII jurusan IPA di Madrasah Aliyah Negeri 1 Ketapang
yang berjumlah 35 orang. Seluruh siswa tersebut dipilih menjadi sampel dalam penelitian
ini. Data diolah menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan uji korelasi product
moment. Berdasarkan analisis korelasi hasil perhitungan product moment diperoleh hasil
korelasi antara media pembelajaran (X) dan motivasi belajar (Y) yaitu (r) sebesar 0.345,
interprestasi nilai r berada pada 0.20 – 0.399 yang memiliki tingkat pengaruh rendah.
Koefisien determinasinya yaitu r 2 = 0.119 atau 11.9% yang berarti pengaruh media
pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa kelas XII jurusan IPA sebesar 11.9%,
sedangkan selisihnya 88.1% ditemukan di luar variabel media pembelajaran. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa media pembelajaran mempengaruhi motivasi belajar
siswa kelas XII jurusan IPA di Madrasah Aliyah Negeri 1 Ketapang, hubungan antara
media pembelajaran dan motivasi belajar siswa diperoleh pengaruh yang berada pada
kategori rendah. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa media pembelajaran
merupakan salah satu dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar
siswa. Penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
apabila dilakasanakan dengan baik, sehingga penelitian ini dapat dikembangkan untuk
mengetahui penggunaan media pembelajaran di sekolah.

Kata kunci: Media pembelajaran, motivasi belajar

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena
pendidikan bisa mempengaruhi kualitas hidup. Saat ini perkembangan teknologi terjadi
dengan begitu cepat, sehingga memaksa manusia harus bisa mengikuti perkembangan
zaman jika tidak ingin menjadi orang yang tertinggal.
Pendidikan yang didapatkan di bangku sekolah tidak semuanya dapat diterima
dengan baik oleh siswa, tidak semua siswa mempunyai pendapat, pemikiran, dan daya
tangkap yang sama terhadap materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Oleh karena
itu, guru yang merupakan komunikator dalam proses pembelajaran di dalam kelas harus
bisa menguasai kelas. Seorang guru harus bisa menciptakan suatu kondisi atau proses
yang mampu mengarahkan siswanya untuk melakukan aktivitas belajar. Karena hal ini,
seorang guru mempunyai peran yang sangat penting mengingat tugas seorang guru
sebagai motivator.
Untuk belajar dengan baik maka diperlukan motivasi yang baik pula. Siswa yang
mengikuti pelajaran tanpa adanya motivasi maka tidak akan mendapatkan hasil yang baik
dari proses belajar mengajar tersebut. Oleh karena itu, dapat di katakan bahwa motivasi
merupakan daya penggerak dari dalam diri siswa untuk dapat belajar, yang dapat
menjamin kelangsungan dari proses belajar mengajar dan memberikan arah pada kegiatan
belajar, sehingga tujuan yang akan dicapai dalam proses belajar dapat terwujud.
Penggunaan media dalam proses belajar merupakan salah satu cara yang dapat digunakan
untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, karena media merupakan satu di antara hal
mutlak yang ada dalam proses belajar. Oleh karena itu, sebisa mungkin guru harus bisa
menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar.
Media pembelajaran dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, karena pemilihan
media yang bervariasi menuntut seorang guru untuk bisa lebih terampil dalam memilih
media pembelajaran yang sesuai dengan materi dan metode pembelajaran yang akan
digunakan dalam mengajar, agar proses belajar dapat berlangsung dengan menyenangkan
dan siswa merasa termotivasi untuk mengikuti pelajaran. Namun kenyataannya, masih
terdapat sebagian guru melaksanakan proses pembelajaran tanpa menggunakan media
pembelajaran. Hal ini menyebabkan ketika proses pembelajaran berlangsung, banyak
siswa yang tidak berkonsentrasi dalam belajar. Jika sudah seperti itu, siswa tidak lagi
memperhatikan pelajaran yang disampaikan oleh guru dan siswa tidak termotivasi,
sehingga pelajaran yang disampaikan guru menjadi sia-sia.
Atas dasar pemikiran tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai
”Pengaruh Media Pembelajaran terhadap Motivasi Belajar Siswa Kelas XII Jurusan IPA
di Madrasah Aliyah Negeri 1 Ketapang”.

TINJAUAN PUSTAKA
Media Pembelajaran
Pengertian media mengarah pada sesuatu yang dapat meneruskan informasi antara
sumber dan penerima pesan. Media merupakan segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi (Arsyad, 2011). Kemp dan Dayton
(1985:3), mengemukakan bahwa peran media dalam proses komunikasi adalah sebagai
alat pengirim yang mentransmisikan pesan dari pengirim kepada penerima pesan atau
informasi. Sejalan dengan hal tersebut Munadi (2012), menyatakan bahwa media
merupakan segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari
sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
Media pembelajaran dapat dikatakan sebagai alat bantu pembelajaran, yaitu segala
sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemampuan atau keterampilan peserta didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses
belajar. Gagne dan Briggs (1975) dalam Arsyad (2011) mengemukakan bahwa media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik di gunakan untuk menyampaikan isi materi
pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, film, slide (gambar bingkai),
foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain, media adalah komponen
sumber belajar atau wahan fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan
siswa untuk belajar.
Beberapa pendapat ahli di atas maka dapat simpulkan bahwa media adalah salah satu
alternatif yang digunakan oleh seorang guru dalam menyampaikan sebuah materi di
depan kelas. Dengan menggunakan media seorang guru diharapkan bisa lebih mudah
dalam menyampaikan materi dan siswa juga dapat menerima pelajaran dengan baik dan
menyenangkan sehingga menimbulkan motivasi siswa untuk belajar.
Fungsi Media Pembelajaran
Dalam proses belajar-mengajar, media mempunyai fungsi penting. Secara umum,
media berfungsi sebagai penyampai pesan. Selain fungsi tersebut Hamalik (1994)
mengemukakan bahwa penggunaan media dalam proses belajar mengajar dapat
membangkitkan rasa ingin tahu dan minat, membangkitkan motivasi dan rangsangan
dalam proses belajar-mengajar, serta dapat mempengaruhi psikologi siswa. Penggunaan
media juga dapat membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman, menyajikan
materi/data dengan menarik, memudahkan menafsirkan data, dan memadatkan informasi.
Adapun fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut
mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh
guru.
Fungsi utama media pembelajaran adalah agar pesan atau informasi yang akan
disampaikan pemberi informasi (guru) dapat diserap secara maksimal oleh penerima
pesan (siswa). Dengan adanya media pembelajaran, informasi akan lebih epat dan mudah
diproses oleh para siswa tanpa harus melalui proses yang panjang yang akan
menjadikannya jenuh atau bosan.

Jenis-jenis Media Pembelajaran


Menurut Hamdani (2006), media dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu :
1. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra
pengelihatan. Jenis media inilah yang sering digunakan oleh para guru untuk
membantu menyampaikan isi materi pelajaran. Media visual terdiri atas media yang
tidak dapatkan diproyeksikan (non projected visual) dan media yang dapat di
proyeksikan (project visual).
2. Media Audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya
dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan
para siswa untuk mempelajari bahan ajar. Program kaset suara dan program radio
adalah bentuk media audio. Penggunaan media audio dalam pembelajaran pada
umumnya untuk menyampaikan materi pelajaran tentang mendengarkan.
3. Media Audio Visual
Media ini merupakan kombinasi audio dan visual atau biasa di sebut media
pandang-dengar. Audio visual akan menjadikan penjayajian bahan ajar kepada siswa
semakin lengkap dan optimal. Selain itu, media ini dalam batas-batas tertentu dapat
juga menggantikan peran guru. Sebab, penyajian materi bisa diganti oleh media, guru
bisa beralih menjadi fasiltatator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa
untuk belajar. Contoh media audio visual, diantaranya program video atau televisi,
video atau televisi intruksional, dan program slide suara (sound slide).

Prinsip-prinsip Pemilihan dan Penggunaan Media


Mengingat jenis media pembelajaran bervariatif, maka ketika suatu media akan
dipilih, ketika suatu media akan digunakan, ketika itulah ada beberapa prinsip yang perlu
guru perhatikan dan pertimbangkan. Menurut Nana Sudjana (2009) beberapa prinsip
pemilihan media, yaitu :
1. Menentukan jenis media dengan tepat waktu, sebaiknya guru memilih terlebih dahulu
media manakah yang sesuai dengan tujuan dan bahan pengajaran yang akan di
ajarkan.
2. Menetapkan atau memperhitungkan subjek dengan tepat, perlu diperhitungkan
apakah penggunaan medaia itu sesuai dengan tingkat kematangan/kemampuan anak
didik.
3. Menyajikan media dengan tepat, teknik dan metode penggunaan media dalam
pengaajaran haruslah disesuaikan dengan tujuan, bahan metode, waktu, dan sarana
yang ada.
4. Menempatkan atau memperlihatkan media pada waktu, tempat dan situasi yang tepat,
kapan dan dalam situasi mana pada waktu mengajar media digunakan. Tentu tidak
setiap saat atau selama proses belajar mengajar terus-menerus memeperlihatkan atau
menjelaskan sesuatu dengan media pengajaran.

Dasar Pertimbangan Pemilihan dan Penggunaan Media


Pemilihan media yang tepat akan membuat proses belajar semakin efektif dan hasil
yang di inginkan pasti akan tercapai. Menurut Haling (2005) sebagai pedoman pemilihan
media pembelajaran, antara lain dapat dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Sebelum memilih media pembelajaran, pembelajar harus menyadari bahwa tidak ada
satu pun yang paling baik untuk semua tujuan. Tiap media tertentu mempunyai
kebaikan dan kelemahan, serta keserasian tertentu guna mencapai tujuan pembelajaran
yang telah dirumuskan.
2. Pemilihan media hendaknya dilakukan secara objektif, artinya benar-benar digunakan
dengan dasar pertimbangan efektifivitas pembelajaran, bukan karena kesenangan
pembelajar atau sekedar selingan.
3. Pemilihan media hendaknya memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut :
a. Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan di capai
b. Sesuai dengan pebelajar yang belajar
c. Ketersediaan bahan media
d. Biaya pengadaan
e. Kualitas/mutu teknik.

Motivasi Belajar
Menurut W.S Winkel (2004) motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan belajar. Pendapat yang sama pun diungkapkan oleh
Muhibbin Syah (2003) yang menegaskan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan
daya penggerak yang ada di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan
menjamin kelangsungan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek
belajar dapat tercapai.
Berdasarkan pengertian motivasi belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
motivasi belajar adalah serangkaian dorongan atau daya penggerak yang berasal dari
dalam diri sendiri maupun dari luar untuk melakukan aktivitas belajar sehingga
menimbulkan perubahan sehingga apa yang menjadi tujuan yang dikehendaki oleh
subyek belajar dapat tercapai.

Fungsi Motivasi Belajar


Menurut Oemar Hamalik (2001) fungsi motivasi belajar adalah sebagai berikut :
1. Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau suatu perbuatan
Siswa yang awalnya tidak mempunyai keinginan untuk belajar, kemudian
terdorong oleh rasa ingin tahu siswa tentang berbagai macam ilmu pengetahuan.
2. Motivasi berfungsi sebagai pengarah
Motivasi mengarahkan perbuatan kepencapaian tujuan yang diinginkan. Motivasi
akan mengarahkan siswa pada perbuatan-perbuatan yang mendukung pada pencapaian
tujuan siswa sedanagkan perbuatan-perbuatan yang kurang mendukung akan
dikesampingkan.
3. Motivasi berfungsi sebagai penggerak
Motivasi diibaratkan sebagai sebuah mesin pada suatu mobil. Jika mesin baik
maka mobil akan melaju dengan cepat. Jika motivasi belajar siswa besar maka hasil
belajar yang didapat pun akan baik dan maksimal.

Macam-macam Motivasi Belajar


Motivasi belajar dibagi bermacam-macam, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Motivasi Intrinsik
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2002) motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak memerlukan rangsangan dari luar, karena dalam
diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Menurut A.M
Sardiman (1996) motivasi intrinsik adalah motivasi-motivasi yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar. Sobry Sutikno (2007) mengartikan
motivasi intrinsik sebagai motivasi yang timbul dari dalam diri individu sendiri tanpa
ada paksaan dorongan orang lain, tetapi atas dasar kemauan sendiri.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa bahwa motivasi intrinsik
adalah motivasi aktif yang muncul dari dalam diri seseorang tanpa memerlukan
rangsangan dari luar. Contohnya adalah seorang siswa yang sengaja belajar untuk
memperoleh ilmu dan pengetahuan. Tanpa ada dorongan dari orang lain siswa tersebut
sudah mempunyai kesadaran untuk mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh
gurunya. Rasa ingin tahunya lebih banyak terhadap materi pelajaran yang diberikan.
Siswa yang mempunyai motivasi intrinsik akan dengan sendirinya mengikuti
kegiatan belajar. Rasa ingin tahu siswa akan mendorongnya untuk melakukan kegiatan
belajar. Siswa tersebut akan merasa membutuhkan ilmu dan pengetahuan untuk
mencapai cita-citanya. Aktivitas tersebut muncul dari dalam diri siswa tanpa
memerlukan bantuan dari orang lain.
2. Motivasi Ekstrinsik
Menurut A.M Sardiman (2005) motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif
dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Rosjidan (2001) menganggap
motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang tujuannya terletak di luar pengetahuan, yakni
tidak terkandung didalam perbuatan itu sendiri. Sobry Sutikno (2007) berpendapat
bahwa motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul akibat pengaruh dari luar
individu, apakah karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain sehingga dengan
keadaan demikian seseorang mau melakukan sesuatu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan, motivasi ekstrinsik
adalah motivasi yang timbul dan berfungsi karena adanya pengaruh dari luar.
Contohnya yaitu siswa yang berangkat sekolah hanya karena takut dimarahi ibunya.
Contoh yang lain yaitu ketika seorang siswa yang mendapatkan prestasi atau peringkat
karena ingin mendapatkan sepeda dari orang tuanya. Sudah jelas bahwa kegiatan
belajar yang dilakukan bukan karena ingin mendapatkan ilmu dan pengetahuan.
Motivasi ekstrinsik akan sangat membantu ketika siswa merasa tidak semangat
belajar, tidak tertarik dengan pelajaran yang sedang diikuti dan lain sebagainya.
Dengan motivasi ekstrinsik yang diberikan oleh guru, orang tua atau pihak lain maka
akan membantu proses belajar mengajar. Motivasi ekstrinsik diwujudkan dalam
bentuk rangsangan dari luar yang bertujuan menggerakan individu untuk melakukan
suatu aktivitas yang membawa manfaat kepada individu tersebut.
Prinsip-prinsip Motivasi Belajar
Kenneth H. Hover dalam Oemar Hamalik (2003) mengemukakan prinsip-prinsip
motivasi adalah sebagai berikut :
1. Pujian akan lebih efektif daripada hukuman
2. Semua murid mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikologis (yang mendasar) tertentu
yang harus mendapat kepuasan
3. Motivasi yang berasal dari dalam individu akan lebih efektif daripada motivasi yang
dipaksakan dari luar
4. Motivasi itu mudah menjalar atau tersebar terhadap orang lain
5. Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang motivasi
6. Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih
besar untuk mengerjakannya daripada apabila tugas-tugas itu dipaksakan oleh guru
7. Teknik dan proses mengajar yang bermacam-macam adalah efektif untuk memelihara
minat murid
8. Kecemasan yang besar akan menimbulkan kesulitan belajar
9. Kecemasan dan frustasi yang lemah dapat membantu belajar, dapat juga lebih baik
10. Tekanan kelompok murid kebanyakan lebih efektif dalam motivasi dari pada
tekanan/paksaan dari orang dewasa.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar


Menurut Slameto (2003) ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar
adalah sebagai berikut :
1. Cita-cita atau Aspirasi
Cita-cita adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan target ini tidak sama
bagi semua siswa. Target ini diartikan sebagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu
kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang.
2. Kemampuan Belajar
Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi
beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa misalnya pengamatan, perhatian,
ingatan, daya pikir, dan fantasi.
3. Kondisi Siswa
Kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar berkaitan dengan kondisi
fisik, dan kondisi psikologis. Tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik,
karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi psikologis.
4. Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur dari luar diri siswa yaitu lingkungan
keluarga, sekolah, dan masyarakat. Bagi guru hal ini penting, karena guru terlibat
langsung dalam pembelajaran siswa. Guru harus berusaha mengelola kelas,
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan untuk memotivasi belajar siswa.
5. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya
dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah dan
bahkan hilang sama sekali khususnya kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional.
6. Upaya Guru Membelajarkan Siswa
Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam
membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik
perhatian siswa, mengevaluasi belajar siswa, dan lain-lain.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian
korelasional untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel media
pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa kelas XII Jurusan IPA di Madrasah Aliyah
Negeri 1 Ketapang. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XII Jurusan
IPA di Madrasah Aliyah Negeri 1 Ketapang yang berjumlah 35 siswa. Menurut
Suharsimi Arikunto (2006) bahwa Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti. Jika kurang dari 100, lebih baik semua populasi digunakan. Tetapi jika jumlah
populasi lebih dari 100, maka diambil 10-15 atau 20-25% atau lebih. Berdasarkan
pertimbangan tersbut, maka seluruh populasi dalam penelitian ini digunakan sebagai
subjek penelitian.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan sejumlah teknik yaitu
angket, merupakan teknik utama yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data pada
penelitian ini. Adapun jumlah responden yang akan mengisi angket pada penelitian ini
yaitu sebanyak 35 siswa. Instrumen penelitian ini menggunakan angket dengan model
check list dengan skala likert, dimana responden tinggal memberikan tanda centang
pada kolom jawaban yang terdiri dari 5 skala yaitu: 1) Selalu, 2) Sering, 3) Kadang-
kadang 4) Hampir Tidak Pernah, 5) Tidak Pernah. Selain angket, juga menggunakan
metode wawancara untuk mendapatkan data dari narasumber yang sangat berpengaruh
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel media pembelajaran terhadap
motivasi belajar, diantaranya kepala sekolah, guru dan beberapa siswa. Metode
dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data pendukung dalam penelitian ini yang
tidak bisa dilakukan dengan angket dan wawancara.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam mengembangkan instrumen yaitu: 1)
menyusun indikator variabel penelitian, 2) menyusun kisi-kisi instrumen, 3) melakukan
uji coba instrumen, 4) melakukan pengujian validitas dan reliabilitas. Teknik statistik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif dan statistik inferensial.
Instrumen yang digunakan untuk mengetahui bagaimana penggunaan media
pembelajaran untuk penelitian ini adalah menggunakan angket, dengan kisi pernyataan
angket yaitu: 1) penggunaan media visual, 2) penggunaan media audio, dan 3)
penggunaan media audio visual. Instrumen untuk mengukur motivasi belajar,
menggunakan kisi pernyataan: 1) Menggairahkan siswa, 2) Memberikan harapan
realistis, 3) Memberikan insentif, 4) Mengarahkan perilaku siswa.

HASIL
Untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran terhadap motivasi belajar kelas XII
Jurusan IPA di Madrasah Aliyah Negeri 1 Ketapang, digunakan angket sebagai teknik
pengumpulan data baik untuk variabel X maupun untuk variabel Y. Selanjutnya, dalam
hal pengujian hipotesis maka dilakukan uji kuantitatif menggunakan rumus statistik.
Nasil olah data variabel X dan Y adalah sebagai berikut:

Media Pembelajaran
Media Visual
Media visual perupakan satu media pembelajaran yang mengandalkan indera
pengelihatan siswa dalam menerima pelajaran, diharapkan dapat menarik motivasi belajar
siswa sehingga siswa akan lebih mudah dalam menerima pelajaran serta pelajaran dapat
berlangsung dengan lebih menyenangkan.
Penggunaan gambar untuk menarik minat belajar siswa dapat diketahui pada tabel
dibawah ini.
Tabel 1. Penggunaan Gambar Menarik Minat Belajar Siswa
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 4 11.43
b Sering 9 25.71
c Kadang-kadang 20 57.14
d Hampir Tidak Pernah 1 2.86
e Tidak Pernah 1 2.86
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah pada tabel 1 menunjukkan bahwa dari 35 responden sebanyak
4 responden atau 11.43% menyatakan selalu, 9 responden atau 25.71% menyatakan
sering, 20 responden atau 57.14% menyatakan kadang-kadang, 1 responden atau 2.86%
menyatakan hampir tidak pernah, dan 1 responden atau 2.86% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang kadang-kadang
menggunakan gambar dalam proses pembelajaran untuk menarik minat belajar siswa.

Penggunaan gambar memudahkan siswa dalam menerima pelajaran dapat diketahui


pada tabel dibawah ini.
Tabel 2. Penggunaan Gambar Memudahkan SIswa Menerima Pelajaran
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 10 28.57
b Sering 13 37.14
c Kadang-kadang 8 22.86
d Hampir Tidak Pernah 3 8.57
e Tidak Pernah 1 2.88
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 2 menunjukkan bahwa 10 responden atau
28.57% menyatakan selalu, 13 responden atau 37.14% menyatakan sering, 8 responden
atau 22.86% menyatakan kadang-kadang, 3 responden atau 8.57% menyatakan hampir
tidak pernah, 1 responden atau 2.86% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang sering menggunakan
gambar dalam proses pembelajaran untuk memudahkan siswa menerima pelajaran.

Penggunaan buku paket untuk menunjang proses belajar dapat diketahui pada tabel
dibawah ini.
Tabel 3. Penggunaan Buku Paket Menunjang Proses Belajar
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 26 74.29
b Sering 7 20.00
c Kadang-kadang 1 2.86
d Hampir Tidak Pernah 1 2.86
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 3 dari 35 responden sebanyak 26 responden
atau 74.29% menyatakan selalu, 7 responden atau 20.00% menyatakan sering, 1
responden atau 2.86% menyatakan kadang-kadang, 1 responden atau 2.86% menyatakan
hampir tidak pernah. Dan 0 responden atau 0.00% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu menggunakan
buku paket untuk menunjang proses belajar siswa.

Penggunaan buku paket relavan dengan materi yang diajarkan dapat diketahui pada
tabel dibawah ini.
Tabel 4. Penggunaan Buku Paket Relavan dengan Materi yang Diajarkan
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 19 54.29
b Sering 9 25.71
c Kadang-kadang 6 17.14
d Hampir Tidak Pernah 1 2.86
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah pada tabel 4 menunjukkan bahwa dari 35 responden sebanyak
19 responden atau 54.29% menyatakan selalu, 9 responden atau 25.71% menyatakan
sering, 6 responden atau 17.14% menyatakan kadang-kadang, 1 responden atau 2.86%
menyatakan hampir tidak pernah, dan 0 responden atau 0.00% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu menggunakan
buku paket yang relavan dengan materi yang di ajarkan.

Penggunaan modul dalam proses pembelajaran dapat diketahui pada tabel dibawah
ini.
Tabel 5. Penggunaan Modul dalam Proses Pembelajaran
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 15 42.86
b Sering 9 25.71
c Kadang-kadang 7 20.00
d Hampir Tidak Pernah 2 5.71
e Tidak Pernah 2 5.71
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 5 menunjukkan bahwa dari 35 responden
sebanyak 15 responden atau 42.86%menyatakan selalu, 9 responden atau 25.71%
menyatakan sering, 7 responden atau 20.00% manyatakan kadang-kadang, 2 responden
atau 5.71% manyatakan hampir tidak pernah, 2 responden atau 5.71% menyatakan tidak
pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu meggunakan
modul dalam proses pembeljaran.

Penggunaan modul membuat siswa lebih termotivasi belajar dapat diketahui pada
tabel dibawah ini.
Tabel 6. Penggunaan Modul Membuat Siswa Lebih Termotivasi Belajar
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 15 42.86
b Sering 8 22.86
c Kadang-kadang 9 25.71
d Hampir Tidak Pernah 1 2.86
e Tidak Pernah 2 5.71
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 6 menunjukkan bahwa 15 responden atau
42.86% dari 35 jumlah responden menyatakan selalu, 8 responden atau 22.86%
menyatakan sering, 9 responden atau 25.71% menyatakan kadang-kadang, 1 responden
atau 2.86% menyatakan hampir tidak pernah, dan 2 responden atau 5.71% menyatakan
tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu menggunakan
modul untuk membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar.
Penggunaan power point dalam proses pembelajaran dapat diketahui pada tabel
dibawah ini.
Tabel 7. Penggunaan Power Point dalm Proses Pembelajaran
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 8 22.86
b Sering 7 20.00
c Kadang-kadang 15 42.86
d Hampir Tidak Pernah 5 14.29
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 7 menunjukkan bahwa 8 dari 35 jumlah
responden atau 22.86% menyatakan selalu, 7 responden atau 20.00% menyatakan sering,
15 responden atau 42.86% menyatakan kadang-kadang, 5 responden atau 14.29%
menyatakan hampir tidak pernah, dan 0 responden atau 0,00% menyatakan tidak pernah.
Berdasarakan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang kadang-kadang
menggunakan power point dalam proses pembelajaran.

Penggunaan power point memudahkan siswa dalam menerima pelajaran dapat


diketahui pada tabel dibawah ini.
Tabel 8. Penggunaan Power Point Memudahkan Menerima Pelajaran
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 12 34.29
b Sering 8 22.86
c Kadang-kadang 11 31.43
d Hampir Tidak Pernah 3 8.57
e Tidak Pernah 1 2.86
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 8 menunjukkan bahwa 12 responden atau
34.29% menyatakan selalu, 8 responden atau 22.86% menyatakan sering, 11 responden
atau 31.43% menyatakan kadang-kadang, 3 responden atau 8.57% menyatakan hampir
tidak, dan 1 responden atau 2.86% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu menggunakan
power point untuk memudahkan siswa menerima pelajaran.

Media Audio
Media audio adalah salah satu media pembelajaran yang mengandalkan indera
pendengaran siswanya dalam memahami materi pelajaran.
Penggunaan radio dalam proses pembelajaran dapat diketahui pada tabel dibawah
ini.
Tabel 9. Penggunaan Radio dalam Proses Pembelajaran
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 8 22.86
b Sering 0 0.00
c Kadang-kadang 2 5.71
d Hampir Tidak Pernah 4 11.43
e Tidak Pernah 21 60.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah tabel 9 menunjukkan bahwa 8 responden atau 22.86%
menyatakan selalu, 0 responden atau 0.00% menyatakan kadang-kadang, 2 responden
atau 5.71% menyatakan kadang-kadang, 4 responden atau 11.43% menyatakan hampir
tidak pernah, 21 responden atau 60.00% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang tidak pernah
menggunakan radio dalam proses pembelajaran.

Penggunaan radio memudahkan dalam memahami materi pelajaran dapat diketahui


pada tabel dibawah ini.
Tabel 10. Penggunaan Radio Memudahkan Memahami Materi Pembelajaran
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 7 20.00
b Sering 4 11.43
c Kadang-kadang 3 8.57
d Hampir Tidak Pernah 3 8.57
e Tidak Pernah 18 51.43
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah pada tabel 10 menunjukkan bahwa dari 35 reponden
sebanyak 7 responden atau 20.00% menyatakan selalu, 4 responden atau 11.43%
menyatakan sering, 3 responden atau 8.57% menyatakan kadang-kadang, 3 responden
atau 8.57% menyatakan hampir tidak pernah, 18 responden atau 51.43% menyatakan
tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang tidak pernah
menggunakan radio untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran.

Penggunaan tape recorder dalam proses pembelajaran dapat diketahui pada tabel
dibawah ini.
Tabel 11. Penggunaan Tape Recorder dalam Proses Pembelajaran
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 4 11.43
b Sering 3 8.57
c Kadang-kadang 7 20.00
d Hampir Tidak Pernah 4 11.43
e Tidak Pernah 17 48.57
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 11 menunjukkan bahwa 4 responden atau
11.43% menyatakan selalu, 3 responden atau 8.57% menyatakan sering, 7 responden atau
20.00% menyatakan kadang-kadang, 4 responden atau 11.43% menyatakan hampir tidak
pernah, dan 17 responden atau 48.57% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang tidak pernah
menggunakan tape recorder dalam proses pembelajaran.

Penggunaan tape recorder dapat menarik minat belajar siswa dapat diketahui pada
tabel dibawah ini.
Tabel 12. Penggunaan Tape Recorder Menarik Minat Belajar
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 3 8.57
b Sering 5 14.29
c Kadang-kadang 5 14.29
d Hampir Tidak Pernah 4 11.43
e Tidak Pernah 18 51.43
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 12 menunjukkan bahwa dari 35 responden
sebanyak 3 responden atau 8.57% menyatakan selalu, 5 responden atau 14.29%
menyatakan sering, 5 responden atau 14.29% menyatakan kadang-kadang, 4 responden
atau 11.43% menyatakan hampir tidak pernah, dan 18 responden atau 51.43%
menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data, menunujukkan bahwa guru MAN 1 Ketapang tidak
pernah menggunakan tape recorder untuk menarik minat belajar siswa.

Media Audio Visual


Media audio visual adalah media yang menggunakan indera pengelihatan sekaligus
indera pendengaran dalam proses pembelajaran. Dengan media audio visual yang
bervariasi, maka dapat menarik minat belajar siswa dan meningkatkan motivasi belajar
siswa sehingga tujuan yang di harapkan dalam proses data tercapai.
Penggunaan video dalam proses pembelajaran dapat diketahui pada tabel dibawah
ini.
Tabel 13. Penggunaan Video dalam Proses Pembelajaran
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 7 20.00
b Sering 8 22.86
c Kadang-kadang 17 48.57
d Hampir Tidak Pernah 3 8.57
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 13 menunjukkan bahwa 7 responden atau
20.00% menyatakan selalu, 8 responden atau 22.86% menyatakan sering, 17 responden
atau 48.57% menyatakan kadang-kadang, 3 responden atau 8.57% menyatakan hampir
tidak pernah, dan 0 responden atau 0.00% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang kadang-kadang
menggunakan video dalam proses pembelajaran.

Penggunaan video dapat menarik minat belajar siswa dapat diketahui pada tabel
dibawah ini.
Tabel 14. Penggunaan Video Menarik Minat Belajar
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 11 31.43
b Sering 10 28.57
c Kadang-kadang 14 40.00
d Hampir Tidak Pernah 0 0.00
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 14 menunjukkan bahawa 11 responden atau
31.43% menyatakan selalu, 10 responden atau 28.57% menyatakan sering, 14 responden
atau 40.00% menyatakan kadang-kadang, 0 responden atau 0.00% menyatakan bahwa
guru hampir tidak pernah dan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang kadang-kadang
menggunakan video untuk menarik minat belajar siswa.
Motivasi Belajar
Menggairahkan siswa
Seorang guru dituntut untuk selalu manjaga minat belajar siswanya. Oleh karena itu
seorang guru haru bisa menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa
akan lebih bergairah untuk mengikuti pelajaran yang di ajarkan oleh guru.
Guru berupaya menarik minat belajar siswa dapat diketahui pada tabel dibawah ini.
Tabel 15. Guru Berupaya Menarik Minat Belajar
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 20 57.14
b Sering 7 20.00
c Kadang-kadang 7 20.00
d Hampir Tidak Pernah 1 2.86
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 18 menunjukkan bahwa dari 35 responden ada
20 responden atau 57.14% menyatakan selalu, 7 responden atau 20.00% menyatakan
sering, 7 responden atau 20.00% menyatakan kadang-kadang, 1 responden atau 2.86%
menyatakan hampir tidak pernah, dan 0 responden atau 0.00% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu berupaya menarik
minat belajar siswa dalam proses pembelajaran.

Guru menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan dapat diketahui pada tabel
dibawah ini.
Tabel 16. Guru Menciptakan Kondisi Belajar yang Menyenangkan
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 20 57.14
b Sering 8 22.86
c Kadang-kadang 5 14.29
d Hampir Tidak Pernah 2 5.71
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data tabel 16 menunjukkan dari 35 jumlah responden
sebanyak 20 responden atau 57.14% menyatakan selalu, 8 responden atau 22.86%
menyatakan sering, 5 responden atau 14.29% menyatakan kadang-kadang, 2 responden
atau 5.71% menyatakan hampir tidak pernah, dan 0 responden atau 0.00% menyatakan
tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu menciptakan
kondisi belajar yang menyenangkan dalam proses belajar.

Kondisi belajar yang menyenangkan membuat siswa bergairah mengikuti pelajaran


dapat diketahui pada tabel dibawah ini.
Tabel 17. Kondisi Belajar yang Menyenangkan Membuat Siswa Bergairah Mengikuti
Pelajaran
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 17 48.57
b Sering 12 34.29
c Kadang-kadang 3 8.57
d Hampir Tidak Pernah 3 8.57
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data tabel 17 menunjukkan bahwa 17 responden atau 48.57%
menyatakan selalu, 12 responden atau 34.29% menyatakan sering, 3 responden atau
8.57% menyatakan kadang-kadang, 3 responden atau 8.57% menyatakan hampir tidak
pernah, dan 0 responden atau 0.00% responden menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu menciptakan
kondisi belajar yang menyenangkan untuk membuat siswa lebih termotivasi dalam
belajar.

Memberikan harapan realistis


Seorang guru ingin membuat siswanya berhasil dengan memberikan harapan yang
realistis, misalnya guru memberi tahu bagaiamana caranya untuk berhasil dalam proses
pembelajaran tapi harapan yang di berikan harus sesuai dengan kenyataan supaya siswa
tidak merasa kecewa.
Guru berupaya membuat siswa berhasil dalam proses belajar dapat diketahui pada
tabel dibawah ini.
Tabel 18. Guru Berupaya Membuat Siswa Berhasil dalam Proses Belajar
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 20 57.14
b Sering 8 22.86
c Kadang-kadang 4 11.43
d Hampir Tidak Pernah 3 8.57
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 18 menunjukkan bahwa 20 responden atau
57.14% menyatakan selalu, 8 responden atau 22.86% menyatakan sering, 4 responden
atau 11.43% menyatakan kadang-kadang, 3 responden atau 8.57% menyatakan hampir
tidak pernah, 0 responden atau 0.00% memyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu berupaya membuat
siswa berhasil dalam proses pembelajaran.

Guru memberi harapan kepada siswa untuk membuat siswa berhasil dalam proses
belajar dapat diketahui pada tabel dibawah ini.
Tabel 19. Guru Memberi Harapan untuk Membuat Siswa Berhasil
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 22 62.86
b Sering 7 22.00
c Kadang-kadang 5 14.29
d Hampir Tidak Pernah 1 2.86
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 19 menunjukkan bahwa 22 responden atau
62.86% menyatakan selalu, 7 responden atau 20.00% menyatakan sering, 5 responden
atau 14.29% menyatakan kadang-kadang, 1 responden atau 2.86% menyatakan hampir
tidak pernah, dan 0 responden atau 0.00% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa. Guru MAN 1 Ketapang selalu memberikan
harapan untuk membuat siswa berhasil dalam proses pembelajaran.

Siswa dapat berhasil sesuai dengan yang di harapkan dapat diketahui pada tabel
dibawah ini.
Tabel 20. Siswa Berhasil Sesuai yang Diharapkan
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 15 42.86
b Sering 9 25.71
c Kadang-kadang 7 20.00
d Hampir Tidak Pernah 4 11.43
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data tabel 20 menunjukkan bahwa 15 responden atau 42.86%
menyatakan selalu, 9 responden atau 25.71% menyatakan sering, 7 responden atau
20.00% menyatakan kadang-kadang, 4 responden atau 11.43% menyatakan hampir tidak
pernah, dan 0 respoden atau 0.00% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu membuat siswa
berhasil sesuai yang diharapkan.

Memberikan insentif
Guru harus bisa memberikan insentif kepada siswanya yang memiliki prestasi,
insentif yang dimaksud dapat berupa pujian, nilai yang bagus, maupun hadiah yang dapat
membuat siswanya lebih termotivasi untuk belajar.
Guru memberikan pujia apabila siswa berhasil dalam proses belajar dapat diketahui
pada tabel dibawah ini.
Tabel 21. Guru Memberikan Pujian apabila Siswa Berhasil dalam Proses Belajar
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 19 54.29
b Sering 10 28.57
c Kadang-kadang 5 14.29
d Hampir Tidak Pernah 0 0.00
e Tidak Pernah 1 2.86
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data tabel 21 menunjukkan bahwa 19 responden atau 54.29%
menyatakan selalu, 10 responden atau 28.57% menyatakan sering, 5 responden atau
14.29% menyatakan kadang-kadang, 0 responden atau 0.00% menyatakan hampir tidak
pernah, dan 1 responden atau 2.86% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu memberikan pujian
apabila siswa berhasil dalam proses belajar.

Pujian yang diberikan oleh guru dapar membuat siswa lebih berprestasi dalam proses
belajar dapat diketahui pada tabel dibawah ini.
Tabel 22. Pujian Membuat Siswa Lebih Berprestasi dalam Belajar
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 16 45.71
b Sering 14 40.00
c Kadang-kadang 4 11.43
d Hampir Tidak Pernah 1 2.86
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 22 menunjukkan bahwa 16 responden atau
45.71% menyatakan selalu, 14 responden atau 40.00% menyatakan sering, 4 responden
atau 11.43% menyatakan kadang-kadang, 1 responden atau 2.86% menyatakan hampir
tidak pernah, dan 0 responden atau 0.00% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu memberikan pujian
untuk membuat siswa lebih berprestasi dalam belajar.

Guru memberikan nilai yang bagus apabila siswa berhasil dalam proses
pembelajaran dapat diketahui pada tabel dibawah ini.
Tabel 23. Guru Memberikan Nilai Bagus apabila Siswa Berhasil dalam Belajar
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 18 51.43
b Sering 9 25.71
c Kadang-kadang 5 14.29
d Hampir Tidak Pernah 3 8.57
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data tabel 23 menunjukkan bahwa dari 35 jumlah responden
sebanyak 18 responden atau 51.43% menyatakan selalu, 9 responden atau 25.71%
menyatakan sering, 5 responden atau 14.59 % menyatakan kadang-kadang, 3 responden
atau 8.57% menyatakan guru hampir tidak pernah, dan 0 responden atau 0.00%
menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu memberikan nilai
bagus apabila siswa berhasil dalam proses belajar.

Nilai yang bagus dapat membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar dapat
diketahui pada tabel dibawah ini.
Tabel 24. Nilai Baugs Membuat Siswa Termotivasi dalam Belajar
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 20 57.14
b Sering 9 25.71
c Kadang-kadang 5 14.29
d Hampir Tidak Pernah 1 2.86
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 24 menunjukkan bahwa dari 35 responden
sebanayak 29 responden atau 57.41% menyatakan selalu, 9 responden atau 25.71%
menyatakan sering, 5 responden atau 14.29% menyatakan kadang-kadang, 1 responden
atau 2.86% menyatakan hampir tidak pernah, dan 0 responden atau 0.00% menyatakan
tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu memberikan nilai
yang bagus untuk membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar.

Mengarahkan perilaku siswa


Seorang guru dituntut untuk memperhatikan semua siswanya dalam proses
pembelajaran, baik siswa yang aktif mauapun yang tidak aktif. Misalnya siswa yang tidak
aktif diberi perhatian khusus seperti teguran yang sifatnya mendidik dan diberi tugas
kemudian dibimbing.
Guru berupaya memberikan bimbingan kepada siswa dalam proses pembelajaran
dapat diketahui pada tabel dibawah ini.
Tabel 25. Guru Berupaya Memberikan Bimbingan kepada Siswa
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 20 57.14
b Sering 12 34.29
c Kadang-kadang 2 5.71
d Hampir Tidak Pernah 1 2.86
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 25 menunjukkan bahwa dari 35 responden
sebanyak 20 responden atau 57.14% menyatakan selalu, 12 responden atau 34.29%
menyatakan sering, 2 responden atau 5.71% menyatakan kadang-kadang, 1 responden
atau 2.86% menyatakan hampir tidak pernah, dan 0 responden atau 0.00% menyatakan
tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu berupaya
memberikan bimbingan dalam proses pembelajaran.

Bimbingan membuat siswa lebih termotivasi dalam belajar dapat diketahui pada
tabel dibawah ini.
Tabel 26. Bimbingan Membuat Siswa Lebih Termotivasi dalam Belajar
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 17 48.57
b Sering 12 34.29
c Kadang-kadang 2 5.71
d Hampir Tidak Pernah 3 8.57
e Tidak Pernah 1 2.86
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 26 menunjukkan bahwa 17 responden atau
48.57% menyatakan selalu, 12 responden atau 34.29% menyatakan sering, 2 responden
atau 5.71% menyatakan kadang-kadang, 3 responden atau 8.57% menyatakan hampir
tidak pernah, dan 1 responden atau 2.86% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu memberikan
bimbingan untuk membuat siswa lebih termotivasi belajar.

Guru meluangkan waktu apabila ada siswa yang membutuhkan bimbingan dapat
diketahui pada tabel dibawah ini.
Tabel 27. Guru Meluangkan Waktu apabila Siswa Membutuhkan Bimbingan
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 20 57.14
b Sering 10 28.57
c Kadang-kadang 4 11.43
d Hampir Tidak Pernah 1 2.86
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 27 menunjukkan bahwa dari 35 respponden
sebanyak 20 responden atau 57.14% menyatakan selalu, 10 responden atau 28.57%
menyatakan sering, 4 responden atau 11.43% menyatakan kadang-kadang, 1 responden
atau 2.86% menyatakan hampir tidak pernah, dan 0 responden atau 0.00% menyatakan
tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu meluangkan waktu
apabila ada siswa yang membutuhkan bimbingan.
Guru memberikan teguran apabila siswa tidak mengikuti pelajaran dengan baik dapat
diketahui pada tabel dibawah ini.
Tabel 28. Guru Memberikan Teguran apabila Siswa Tidak Mengikuti Pelajaran dengan
Baik
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 28 80.00
b Sering 3 8.57
c Kadang-kadang 2 5.71
d Hampir Tidak Pernah 1 2.86
e Tidak Pernah 1 2.86
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hsil olah data pada tabel 28 menunjukkan bahwa 28 responden atau
80.00% menyatakan selalu, 3 responden atau 8.57% menyatakan sering, 2 responden atau
5.71% menyatakan kadang-kadang, 1 responden atau 2.86% menyatakan hampir tidak
pernah, 1 responden atau 2.86% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu memberikan
teguran apabila siswa tidak mengikuti pelajaran dengan baik.

Teguran dapat membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar dapat diketahui pada
tabel dibawah ini.
Tabel 29. Teguran Membuat Siswa Lebih Termotivasi untuk Belajar
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 10 28.57
b Sering 12 34.29
c Kadang-kadang 10 28.57
d Hampir Tidak Pernah 3 8.57
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 29 menunjukkan bahwa dari 35 responden
sebanyak 10 responden atau 28.57% menyatakan selalu, 12 responden atau 34.29%
menyatakan sering, 10 responden atau 28.57% menyatakan kadang-kadang, 3 responden
atau 8.57% menyatakan hampir tidak pernah, dan 0 reponden atau 0.00% menyatakan
tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang sering memberikan
teguran untuk membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar.

Teguran yang diberikan guru sifatnya mendidik dapat diketahui pada tabel dibawah
ini.
Tabel 30. Teguran Yang Diberikan Guru Sifatnya Mendidik
Option Kategori Jawaban Frekuensi Persentase (%)
a Selalu 21 60.00
b Sering 8 24.86
c Kadang-kadang 4 11.43
d Hampir Tidak Pernah 2 5.71
e Tidak Pernah 0 0.00
Jumlah 35 100.00
Berdasarkan hasil olah data pada tabel 30 menunjukkan bahwa dari 35 responden, 21
responden atau 60.00% menyatakan selalu, 8 responden atau 22.86% menyatakan sering,
4 responden atau 11.43% menyatakan kadang-kadang, 2 responden 5.71% menyatakan
hampir tidak pernah, dan 0 responden atau 0.00% menyatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil olah data bahwa, guru MAN 1 Ketapang selalu memberikan
teguran yang sifatnya mendidik.

Analisis Data
Media Pembelajaran
Hasil analisis terhadap hasil rata-rata angket dari total jumlah siswa menunjukkan
valid, reliable dan terdistribusi normal. Kualitas jawaban responden akan dikategorikan
menjadi 5 bagian yaitu sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan tidak baik. Berikut
perhitungan deskripsi nilai dari penggunaan media pembelajaran di kelas:
Tabel 31. Hasil Nilai dari Angket Penggunaan Media Pembelajaran
No Indikator n N % Kategori
1 Media Visual 1097 1400 78.36 Baik
2 Media Audio 313 700 44.71 Cukup Baik
3 Media Audio Visual 261 350 74.57 Baik
Jumlah 1671 2450 68.20 Baik
Sebagai indikator media pembelajaran, media visual seperti penggunaan gambar,
buku paket, modul, dan power point berada pada kategori baik dengan tingkat persentase
78.36%. Media audio seperti radio dan tape recorder berada pada kategori cukup baik
dengan tingkat persentase 44.71%. Media audio visual seperti pemutaran video berada
pada kategori baik dengan tingkat persentase74.57%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media pembelajaran di MAN 1 Ketapang berada pada kategori baik dengan
tingkat persentase 68.20%.

Motivasi Belajar
Berdasarkan data yang telah diolah, kualitas jawaban responden akan dikategorikan
menjadi 5 bagian yaitu sangat tinggi, tinggi, cukup tinggi, rendah, dan sangat rendah.
Berikut perhitungan deskripsi nilai dari motivasi belajar di kelas:
Tabel 32. Hasil Nilai dari Angket Motivasi Belajar
No Indikator n N % Kategori
1 Menggairahkan Siswa 450 525 85.71 Sangat tinggi
Memberikan Harapan
2 445 525 84.76 Sangat tinggi
Realistis
3 Memberikan Insentif 601 700 85.86 Sangat tinggi
Mengarahkan Prilaku
4 903 1050 86.00 Sangat tinggi
Siswa
Jumlah 2399 2800 85.68 Sangat tinggi
Seorang guru bisa menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang
menyenangkan sehingga siswa bergairah dan termotivasi untuk mengikuti pelajaran
dengan baik. Menggairahkan siswa adalah salah satu indikator motivasi belajar yang
berada pada kategori sangat tinggi dengan tingkat persentase 85.71%. Memberikan
harapan realistis berada pada kategori sangat baik dengan tingkat persentase 84.76%.
Memberikan insentif berada pada kategori sangat tinggi dengan tingkat persentase
85.86%. Mengarahkan perilaku siswa berada pada kategori sangat tinggi dengan tingkat
persentase 86.00%. Jadi, dapat disimpulkan motivasi belajar siswa kelas XII jurusan IPA
di MAN 1 Ketapang berada pada kategori sangat tinggi dengan tingkat persentase sebesar
85.68%.
Uji Korelasi Product Moment
Uji korelasi product moment dimaksud untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
antara media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa kelas XII jurusan IPA di
MAN 1 Ketapang. Hasil uji korelasi product moment dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 33. Hasil Uji Korelasi Product Moment
Adjusted r Std Error Of The
Model R 𝑟2
Square Estime
1 0.345a 0.119 0.092 8.039

Berdasarkan analisis korelasi hasil perhitungan product moment diperoleh hasil


korelasi antara media pembelajaran (X) dan motivasi belajar (Y) yaitu (r) Sebesar 0.345,
setelah dikonsultasikan pada tabel 3, interprestasi nilai r berada pada 0.20 – 0.399 yang
memiliki tingkat pengaruh rendah. Koefisien determinasinya yaitu 𝑟2 = 0.119 atau
11.9% yang berarti pengaruh media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa kelas
XII jurusan IPA di MAN 1 Ketapang sebesar 11.9%, sedangkan selisinya 88.1%
ditemukan diluar variabel media pembelajaran.
Untuk mengetahui apakah korelasi hasil perhitungan tersebut signifikan atau tidak,
maka dibandingkan dengan nila r hitung sebesar 0.345 dengan r tabel menggunakan
signifikan 5 % dengan responden 35 orang, maka didapat 0.334 dari hasil yang telah
memenuhi persyaratan yaitu r hitung > r tabel, maka hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa adanya hubungan yang signifikan motivasi belajar siswa kelas XII jurusan IPA di
MAN 1 Ketapang.

PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media pembelajaran mempengaruhi
motivasi belajar siswa kelas XII jurusan IPA di MAN 1 Ketapang, korelasi atau
hubungan antara media pembelajaran dan motivasi belajar siswa di peroleh pengaruh
yang berada pada kategori rendah. Hal ini berarti terdapat hubungan korelasional yang
positif antara media pembelajaran dengan motivasi belajar. Media pembelajaran yang
digunakan oleh guru beragam diantaranya media visual seperti gambar, buku paket,
modul power point, media audio seperti, radio, tape recorder dan media audio visual
seperti video yang dapat mempengaruhi dan meningkatkan motivasi belajar siswa dalam
memahami dan menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan
hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran di MAN 1
Ketapang sudah baik, hal ini dapat dilihat dari penggunaan media visual, media audio dan
media audio visual yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi dalam proses
pembelajaran. Hal ini berarati para guru di MAN 1 Ketapang sudah mengupayakan dan
mengembangkan media pembelajaran demi meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih
baik bagi siswa.
Sedangkan motivasi belajar siswa kelas XII Jurusan IPA di MAN 1 Ketapang sudah
sangat tinggi, hal ini dapat dilihat dengan adanya keinginan siswa untuk selalu berusaha
berhasil dalam proses pembelajaran sehingga siswa dapat meraih prestasi yang baik.
Penggunaan media juga memberikan kontribusi dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa yang tergolong dalam kategori sangat tinggi ditinjau dari aspek diantaranya
menggairahkan siswa, memberikan insentif, memberikan harapan realistis dan
mengarahkan perilaku siswa. Dimana hal ini dapat diketahui dari pemberian meteri
pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, didukung
dengan media pembelajaran yang memadai yang dapat memotivasi siswa untuk berhasil
dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis, bahwa terdapat pengaruh variabel media
pembelajaran terhadap variabel motivasi belajar siswa kelas XII Jurusan IPA di MAN 1
Ketapang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran merupakan salah
satu dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Inti dari
penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa apabila dilakasanakan dengan baik, sehingga penelitian ini dapat di
kembangkan untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran di sekolah.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pemebahasan hasil penelitian mengenai pengaruh
media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa kelas XII jurusan IPA di Madrasah
Aliyah Negeri 1 Ketapang dapat disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran di
MAN 1 Ketapang berada pada kategori baik, hal ini dapat di lihat dari penggunaan media
visual seperti gambar, buku paket, modul, dan power point, media audio seperti radio dan
tape recorder, serta media audio visual yaitu video. Motivasi belajar siswa kelas XII
jurusan IPA di MAN 1 Ketapang berada pada kategori sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat
dari aspek menggairahkan siswa, memberikan harapan realistis, memberikan insentif dan
mengarahkan perilaku siswa. Adanya pengaruh yang positif media pembelajaran terhadap
motivasi belajar siswa kelas XII jurusan IPA di MAN 1 Ketapang dan tingkat
pengaruhnya tergolong rendah.
Bedasarkan data yang diperoleh, untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, maka
kepala sekolah MAN 1 Ketapang harus bisa menyediakan media pembelajaran yang
memadai, dan guru juga harus bmengusahakan menggunakan media pembelajaran yang
telah disediakan dengan baik dalam proses pembelajaran. Hal ini, untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa agar tujuan pembelajaran yang diinginkan dapat tercapai dengan
baik. Hal ini berarti bahwa jika dalam pembelajaran guru menggunakan secara maksimal
media pembelajaran, maka motivasi siswa dalam belajar akan tinggi. Sebaliknya jika
dalam penggunaan media minim, maka motivasi siswa akan rendah.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Rohani. 2010. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta
Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo
Djamarah, Syaiuful, Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Haling, Abdul, dkk. 2007. Perencanaan Pembelajaran. Makassar: UNM
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Hamdani 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Sardiman. 2016. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Sudjono. 1994. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai